• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH TANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "APLIKASI PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH TANA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 Ahmad Yani1, Dr.Prantasi Harmi Tjahjanti.Ssi.,MT.2

1

Penelitian pembuatan papan partikel dari limbah tanam jamur dengan pengikat poliester tak jenuh sebagai bahan alternatif pembuatan box speaker

2

Pembimbing penelitian pembuatan papan partikel dari limbah tanam jamur dengan pengikat poliester tak jenuh

sebagai bahan alternatif pembuatan box speaker

Kebutuhan kayu yang terus meningkat harus diimbangi dengan penanaman kembali pohon – pohon yang dihutan yang telah dipotong guna memenuhi kebutuhan kayu di Indonesia ini, namun sayangnya kebutuhan kayu di Indonesia semakin hari semakin meningkat sehingga perlu adanya teknologi tepat guna agar kebutuhan kayu di Indonesia ini terpenuhi. Papan partikel merupakan salah satu teknologi yang mampu menggantikan peranan kayu di kehidupan sehari – hari .selain digunakan sebagai meja , kursi ataupun kusen. Papan partikel juga bisa dijadikan bahan alternative untuk pembuatan box speaker.

Dalam penelitian ini,dimaksudkan agar bisa memanfaatkan limbah tanam jamur agar bisa menambah nilai ekonomis dari limbah tersebut. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai koefisien absorbsi papan partikel yang terbuat dari limbah tanam jamur dengan pengikat resin polyester tak jenuh, dengan tiga presentase yang berbeda yaitu 70:30, 75:25, dan 80:20 % . dari penilitian ini didapatkan bahwan papan partikel dengan presentase limbah tanam jamur 70% dan resin polyester 30% memiliki koefisien yang lebih bagus.

Kata kunci ;Papan Partikel, Tabung Impedansi, Keofisien absorbsi

Ahmad Yani lulus tahun 2004 di sekolah menengah kejuruan SMKN 3

Buduran Sidoarjo dan kuliah di fakultas

teknik jurusan mesin universtas

Muhammadiyah sidoarjo. Dibawah

bimbingan Dr. Prantasi Harmi Tjahjanti, S.Si.,MT. Melakukan penelitian tentang sifat akustik dari papan partikel yang terbuat dari limbah tanam jamur

PENDAHULUAN

Kayu adalah faktor penting dalam kehidupan sehari – hari bisa di gunakan untuk berbagai macam kontruksi rumah meja, lemari jendela, box speaker maupun bahan bakar untuk memasak. Seiring berjalany jaman kebutuhan kayu semakin meningkat namun tidak di

imbangi dengan persediaan yang cukup. Itu

dikarenakan perdagangan kayu yang di perketat demi melindungi kelestarian alam dan ekosistem yang ada, disamping itu semaikin banyak hutan yang di tebangi secara liar tanpa menanam kembali sehingga lambat laun hutan akan gundul. Berdasarkan data kemetrian kehutanan tahun 2013 , kebutuhan kayu nasional adalah

49 juta m3, sedangkan pasokan dari hutan rakyat hanya

mencapai 23 juta m3 atau mencapai 46% (kontan.co.id).

Sehingga perlu adanya teknologi tepat guna sebagai pengganti kayu.Untuk memenuhi kebutuhan kayu yang terus meningkat perlu adanya pengganti kayu. Papan partikel dinilai mampu menggantikan peranan kayu. Papan partikel atau bahan komposit merupakan

gabungan dari dua material atau lebih (Rowell,1997), bagian yang paling dominan dalam komposit disebut matrik sedangkan yang tidak dominan penguat (rowell,1997), komposit merupakan material yang lebih di unggulkan di bandingkan material dari logam di era 2000an (S.Slamet,2013).

“Keunggulan yang dimiliki komposit yang tidak

dimiliki logam yaitu berat jenis yang ringan sesuai di

gunakan untuk material pendukung suatu kontruksi.

Limbah masih menjadi masalah yang sangat serius di

negeri ini perlu adanya pemanfaataan untuk

mengurangi dampak dari limbah tersebut,seperti penelitian limbah serbuk gergaji kayu dengan resin urea formaldehida yang di jadikan bahan utama pembuatan boxs speaker (S. Slamet,2013). Limbah

media tanam jamur puith atau di sebut juga baglog

menjadimasalah para budidaya jamur tiram. Salah satu

pemanfaatan limbah media tanam jamur bisa digunakan sebagai tambahan pupuk organik tanaman kacang tanah (Firman Hidayat Dkk,2010). Untuk

meningkatkan nilai ekonomi dari limbah baglog adalah

dengan menjadikan limbah tersebut sebagai bahan alternatif pembuatan papan partikel yang nantinya bisa di gunakan sebagai bahan utama pembuatan box speaker.

Untuk mengetahui sifat mekanik papan partikel yang di jadikan sebagai bahan alternative pembuatan box speaker perlu adanya penelitian untuk mengetahui daya Ketangguhan komposit terhadap beban impak/kejut

karenamerupakan

APLIKASI PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH TANAM JAMUR

DENGAN PENGIKAT POLIESTER TAK JENUH SEBAGAI

BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN BOX SPEAKER

(2)

salah satu beban yang dominan untuk aplikasi panel sebagai sekat ruangan/dinding adalah beban impak getaran suara yang ditimbulkan dari speaker (Maryani,2010). Papan partikel akan diuji juga kemampuan untuk menyerap bunyi dengan melakukan pengujian akustik sesuai standart ASTM C384/ISO 10534. Papan partikel juga harus di uji densitasnya karena bahan yang semakin rendah dinsitasnya memiliki memiliki akustik yang rendah beitupun sebaliknya (S.Slamet,2013).

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

- Serbuk Limbah Tanam Jamur - Hot press machine

- Resin Poliester Tak Jenuh - Timbingan Digital - Gelas Ukur - Tabung Impedansi - Speaker 6” - Amplifier 150 Watt - USB Player - Accelerator -UHT CV- 700

Dalam Metodologi penelitian yang akan

dikerjakan akan di mulai dengan study literatur tentang material komposit. Komposit yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah komposit yang terbuat dari limbah tanam jamur. Dari pemilihan material selanjutnya akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian akustik dan pengujian hardnes dengan tujuan untuk mendapatkan material akustik yang baik dan kuat terhadap getaran yang disebabkan oleh speaker. Setelah mendapatkan hasil dari kedua pengujian tersebut dan memenuhi atau setara dengan papan partikel yang ada dipasaran, kemudian dipilih dari tiga campuran yang terbaik dari campuran resin polyester 20%,25% dan 30% akan di buat sebuah design box speaker yang nantinya akan di beri peredam Dacron dan akan di bandingkan dengan Box speaker dengan design yang sama dan peredam yang pasaran bergetar karena getaran yang di akibatkan oleh bunyi speaker,semua ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana papan partikel yang terbuat dari limbah tanam jamur yang akan di buat sebagai bahan untuk box speaker dalam menghasilkan suara. Setelah semua pengujian selesai dilakukan proses selanjutnya yaitu menghitung semua biaya proses produksi kemudian di bandingkan dengan harga bos

speaker yanga ada di lapangan. Secara lengkap, metodologi penelitian ini juga digambarkan dalam

flow chart yang secara umum menerangkan alur pengerjaan disertasi ini. bisa dilihat dalam gambar 1.

Gambar 1: diagram alir penelitian Kesimpulan

Uji Akustik Uji Hardnes

(3)

3 MACAM PENGUJIAN

• Pengujian Akustik

Pengujian akustik dikakun men Dalam pengujian akustik menggunakan dua metode yaitu metode dengan menggunakan tabung inpedansi dan metode

dengan menggunakan ruang dengung. Dalam

penelitian ini metode yang digunakan adalah metode dengan menggunakan tabung impedansi terlihat pada gambar 2, yang dilakukan di ITS Fakultas Fisika Lab Akustik.

Gambar 2. tabung impedansi

Papan partikel yang sudah jadi di potong berbentuk persegi dengan ukuran 10 x 10 x 1,5 cm sesuai standart ASTM C384/ISO 10534 sebanyak 3 bahan uji dengan presentase berbeda yaitu 70:30, 75:25 dan 80:20 seperti terlihat pada gambar 3

Gambar 3. Bahan uji akustik

untuk mencari koefisien absorsi menggunakan persamaan seperti di bawah ini :

1 –

Dimana :

= Faktor penyerapan bunyi

= Kecepatan Perambatan bunyi (Hz) = Waktu dengung awal

= Waktu dengung

• Pengujian Hardnes

Hardness dilakukan di lab mesin Universitas

Muhammadiyah sidoarjo. Menggunakan universal

hardness tester CV-700, yang ditunjukkan pada gambar 3.22. Bahan uji yang di pakai adalah bahan yang di gunakan untuk uji akustik sebelumnya. Pada uji hardness ini dilakukan di tiga titik setiap bahan yang di uji. Dengan menggunakan bola identor 5 mm dan gaya 306 N selama 12 detik. Set lampu ke brinnel terlihat pada gambar 3.23. setelah itu set gaya 306 N kemudian taruh bahan uji dan Set penekan identor sampai garis set seperti terlihat pada gambar 4.

Gambar 4. UHT CV-700

Untuk mencari hardnes brinnel masukkan data-data tersebut ke dalam persamaan di bawah ini :

!" #

( 6 )

Dimana :

BHN = Brinell Hardness Number P = Beban yang diberikan (kgf) D = Diameter indentor (mm)

d = Diameter lekukan rata-rata hasil indentasi

• Pengujian Getaran

Setelah box speaker selesai di buat maka

pengujian terakhir adalah uji getaran. untuk

(4)

Gambar 4. alat accelerator

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jika di misalkan :

A= Spesimen papan partikel yang ada di pasaran

B= Spesimen papan partikel dg perbandingan 70:30 %

C= Spesimen papan partikel dg perbandingan 75:25 %

D= Spesimen papan partikel dg perbandingan 80:20 %

• Hasil uji Akustik

Tabel 1 Tabel nilai absorbs ke empat specimen

A B C D

125 0,103 0,223 0,124 0,176

250 0,119 0,198 0,100 0,173

500 0,053 0,130 0,090 0,233

1000 0,128 0,169 0,030 0,115

2000 0,228 0,303 0,149 0,237

Nilai absorbsi Fre kue nsi

(Hz)

Jika buat grafik maka akan terlihat seperti gambar 5 di bawah ini.

Gambar 5. Grafik Perbandigan Nilai Absorbsi

• Uji Hardness

Tabel 2. Nilai rata – rata hardnes masing –

masing bahan

Panjang Diagonal ( mm )

Tabe l Panjang Diagonal ( mm )

Tabe l Panjang Diagonal

( mm ) Tabe l

Papan partikel yang ada di pasaran 3.16 15.5 3.48 13.4 3.23 14.9 14.60 Papan partikel dari limbah tanah

jamur dengan poliester 30 % 3.60 11.9 3.57 12.1 3.62 11.7 11.90

Papan partikel dari limbah tanah

jamur dengan poliester 25 % 3.01 17.2 3.32 14 3.36 13.7 14.97

Papan partikel dari limbah tanah

jamur dengan poliester 20 % 3.51 12.6 3.52 12.6 3.36 13.7 12.97

Rata - Rata Titik ke 1 Titik ke 2 Titik ke 3 BAHAN

Dari tabel diatas dibuat sebuah grafik untuk mengetahui nilai hardness paling tinggi yang terlihat pada gambar 6. di bawah ini .

Gambar 6. Gambar grafik hasil nilai hardnes

• Uji Getaran

Hasil uji getaran berupa frekuensi netral seperti terlihat pada gambar 7 dan 8 di bawah ini .

Gambar 7 Grafik Frekuensi Natural Bahan A

Gambar 8 Grafik Frekuensi Natural Bahan B

Kualitas dari bahan peredam suara ditunjukkan

dengan harga α (koefisien penyerapan bahan terhadap

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

125 250 500 1000 2000

Nilai Absorbsi

(5)

5

bunyi), semakin besar α maka semakin baik digunakan

sebagai peredam suara. Nilai α berkisar dari 0 sampai 1.

Jika α bernilai 0, artinya tidak ada bunyi yang diserap

sedangkan jika α bernilai 1, artinya 100% bunyi yang

datang diserap oleh bahan.

Dari hasil pengujian untuk masing – masing bahan bahan didapat hasil yang berebeda bisa dilihat pada gambar 5 Hal ini bisa disebabkan karena perbedaan dari komposisi spesimen tersebut yang menyebabkan perbedaan kerapatan ataupun proses pencampuran yang kurang merata sehingga berdampak kepada angka koefisien absorbs dari masing – masing bahan.

Pada gambar 5 bahan A ( papan dipasaran) memilki kemampuan penyerapan yang paling bagus pada frekuensi tinggi yaitu frekuensi 2000 Hz, dan mengalami penurunan penyerapan suara sampai pada frekuensi medium yaitu frekuensi 500, pada frekuensi 250 Hz nilai penyerapan bunyi kembali naik dan turun kembali di frekuensi rendah yaitu frekuensi 125 Hz. Nilai absorbsi yang paling bagus adalah bahan B ( 70:30 ) terutama pada frekuensi 2000 Hz, namun kemampuan penyerapan suara berkurang dan kembali bagus pada frequensi rendah yaitu pada frekuensi 125 Hz. Pada bahan C ( 75:25) Nilai terendah untuk penyerapan bunyi terjadi pada frekuensi 1000 Hz dan nilai tertinggi pada frekuensi 2000 Hz pada frekuensi 500 Hz nilai penyerapan bunyi mengalami kenaikkan samapi frekuensi rendah yaitu pada frekuensi 125 Hz. Bahan D ( 80:20 ) memiliki nilai penyerapan yang paling baik pada frekuensi medium ( 500 Hz ) dan memiliki nilai penyerapan yang paling bagus pada frekuensi tinggi yaitu 2000 Hz.

Dari hasil pengujian keempat bahan uji ini diketahui bahwa bahan yang ada di pasaran lebih rendah dalam kemampuan menyerap suara, bahan yang paling bagus dalam menyerap suara adalah bahan B. yang selanjutnya di ikuti dengan bahan D. untuk nilai yang terendah terletah pada bahan C.

Dari tabel 2 diatas diketahui bahwa nilai hardness tertinggi adalah bahan C (75:25), sedangkan bahan yang hardnesnya lebuh rendah yaitu bahan dengan campuran 70:30 % ( Bahan B ). Dari data di atas ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak kandungan limbah tanam jamur didalam papan partikel akan membuat papan partikel semakin keras meskipun pada bahan D ( 80:20 ) mengalami penurunan hardnes. Akan tetapi tidak serendah nilai yang di hasilkan oleh bahan dengan campuran 70:30 %.

Kesimpulan dari kedua pengujian adalah semakin tinggi tingkat kekerasan bahan akan membuat nilai penyerapan suara semakin rendah itu disebabkan karena semakin rendah kekerasan suatu material maka akan semakin banyak rongga yang ada didalamnya

seperti yang terlihat pada gambar 9 menunjukkan nilai penyerapan suara yang tinggi terdapat pada bahan – bah an yang memiliki rongga banyak dan sifatnya cinderung lunak.

Gambar 9. Grafik Perbandingan Koefisien Serap Bunyi Bahan Bangunan

(Sumber: Jurnal R. Hari Setyanto, Ilham Priyadithama, Natalia Maharani )

Dari gambar diatas , bahwa nilai koefisien serap bunyi yang paling baik adalah yang berwarna

merah yang artinya material tersebut adalah

glasswool. Glasswool sendiri merupakan bahan yang lunak biasa digunakan untuk peredam suara. Dari pengujian koefisien dan hardnes maka untuk penbuatan box speaker bahan yang di gunakan adalah bahan B yaitu bahan dengan presentase limbah tanam jamur 70% dan resin polyester + katalis 30%.

Pada grafik diatas bisa diketahui bahwa frekuensi netral arah sumbu Z papan partikel yang terbuat dari limbah tanam jamur lebih bagus dari pada bahan A yaitu bahan papan partikel yang ada di pasaran. Di karenakan amplitudo getaran yang di dapat lebih tinggi dan pada sumbu x dan Y jarak antar gelombang jauh yang artinya bahan B sedikit mengalami getaran karena bahan B sifatnya lebih solid.

Pada pengujian getaran ini banyak factor yang mempengaruhi hasil yang diperoleh mulai dari posisi bahan uji, design box speaker maupun gaya saat memukul box speaker. Kesimpulan yang bisa diambil dari pengujian getaran diatas adalah papan yang terbuat dari limbah tanam jamur lebih diunggulkan dibandingkan papan yang ada di pasaran.

KESIMPULAN

Papan partikel yang terbuat dari limbah tanam jamur jika dibandingkan dengan papan partikel yang ada di pasaran sudah memenuhi dari segi sifat akustik maupun sifat kekerasan dan getaran, sehingga bisa di jadikan bahan alternatif untuk pembuatan box speaker. Terutama bahan dengan presentase 70 % limbah tanam jamur 30% resin polyester. Namun demikian perlu diperhatikan juga sifat – sifat fisis dan mekanik dari bahan tersebut apakah sudah memnuhi standart yang di tentukan.

(6)

Suara yang dihasilkan dari design box speaker retroaktif horn kurang memuaskan di karenakan suara tidak mampu pada frekuensi tinggi, di karenakan ruang dalam box speaker terlalu kecil untuk udara sehingga suara yang di keluarkan terkurung di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Firman, Untung Sugiarti, Ari Dwi Wicaksono 2010, Pemanfaatan Limbah Media Jamur Tiram Putih (pleurotus florida) Sebagai

Tambahan Pupuk Organik Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah, Universitas Widyagama, Malang

Rachman Eko A, 2014, Pembuatan Kotak Sound System Dari Bahan Komposit Dengan Menggunakan Penguat Limbah Serbuk Kayu Meida Tanam Jamur, Universitas Muhammadiyah, Sidoarjo

Balitbang. 2005. Metode Pengujian Penyerapan Bunyi Pada Bahan Akustik Dengan Metode Tabung. Jakarta . Balitbang PU Departemen Pekerjaan Umum

Slamet S, 2013, Komposit Partikel Serbuk Gergaji

Kayu (Sawdust) Dengan Resin Urea

Formaldehid Sebagai Bahan Baku Utama Box Speaker, Universitas Muria Kudus, Kudus

Maryani, 2010, Pengaruh Faktor Jenis Kertas, Janis Perekat dan Kerapatan Komposit Panel Serap Bising Berbahan Dasar Limbah

Kertas, Universitas Sebelas Maret,

Surakarta

Nogroho S. W, Kuncoro Diharjo, Dwi Haries H.S , 2013, Investigasi Material Penyerap Suara Dari Bahan Limbah Tongkol Jagung, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Jaatinen J, 2011, Alternative Methods of Measuring

Acustic Absorption, School Of Electrical Enineering, Espoo

Sacco M, Endy Daniyanto. 2010. Jenis Kotak Akustik.

Diambil dari:

https://kursusaudio.wordpress.com/2010/0

9/16/9-12-jenis-kotak-akustik/. (22

Februari 2015)

Malezones, ‘8 Jenis Subwoofer Box Dengan

Kualitas Audio Optimal

‘,Malezones, 17 Juni

2012, <http://malezones.com/artik

el/8-jenis-subwoofer-box-dengan-kualitas-audio-optimal.html >

[diakses 22 Februari 2015]

Tobing Mona .Pemerintah permudah

sertifikasi kayu skala rakyat

‘,Kontan, 15 Juni

2014, <http://nasional.kontan.co.id

/news/pemerintah-permudah-sertifikasi-kayu-skala-rakyat >

Gambar

Gambar 1: diagram alir penelitian
Gambar 4. UHT CV-700
Tabel 2. Nilai rata – rata hardnes masing –
Gambar 9. Grafik Perbandingan Koefisien

Referensi

Dokumen terkait

Jadi model pendidikan inklusif terfokus pada setiap kelebihan yang dibawa anak ke sekolah daripada kekurangan mereka yang terlihat, dan secara khusus melihat pada bidang

[r]

bahwa dalam melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut, Penetapan Baku Mutu Air

[r]

OpHrs = jumlah jam operasional per tahun, jam/tahun 1 000 000 = faktor konversi, mg/kg.. pengambilan sampel dan pengukuran kuantitas air limbah. Sedangkan hasil perkiraan

Tingkat kehilangan hasil Padi dan Jagung pada saat panen turun 0,25% pertahun, meningkatnya mutu hasil dari penanganan pasca panen dan pengolahan hasil, serta jumlah

Dalam pelaksanaan PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) sudah ada kesediaan dari para implementor untuk menyelesaikan kebijakan publik tersebut. 1) Petugas sudah

Berbicara tentang evaluasi atau penilaian, sngatlah kompleks permasalahan di negeri ini, penilaian semestinya tugas guru dan lembaga, tetapi karena kepentingan politik