• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Prinsip Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prinsip Prinsip Bisnis"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

Prinsip – Prinsip

Bisnis

Paket Keahlian Pemasaran

SMK/MAK Kelas XI Semester 1

(2)

Kontributor

Penyunting Materi : Rr. Indah Setyowati, S.E., M.M . Penelaah : Posman, S.E., M.M.

Desktop Publisher : Tim

Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Cetakan Ke-1, 2014

Disusun dengan huruf arial

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

(3)

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secarautuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran yang mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.

Pembelajaran kelas XI pada Sekolah Menengah Kejuruan untuk Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Tata Niaga, dan Paket Keahlian Pemasaran yang disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini berisi materi pembelajaran yang membekali siswadengan pengetahuan, keterampilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan abstrak, serta sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggungjawab.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terimakasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Depok, Nopember 2014

(4)

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

GLOSARIUM ... ix BAGIAN 1 : PENDAHULUAN ... 1 Deskripsi ... 1 Prasyarat ... 1 Petunjuk Penggunaan... 2 Tujuan Akhir ... 3

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 4

Peta Konsep... 6

BAGIAN 2 : PEMBELAJARAN ... 8

Bab I ... 8

Peran Dan Fungsi Bisnis Ritel ... 8

Kegiatan Belajar 1 : Pengertian , Peranan dan Fungsi Ritel ... 8

A. Tujuan Pembelajaran ... 8

B. Aktivitas Pembelajaran ... 8

C. Definisi Bisnis Ritel ... 11

D. Peran dan Gambaran Umum Bisnis Ritel ... 18

E. Inovasi dan Perkembangan Tehnologi dalam Ritel ... 26

F. Rangkuman ... 45

G. Tugas ... 45

H. Penilaian ... 46

Kegiatan Belajar 2 : Analisa Perilaku Konsumen ... 48

A. Tujuan Pembelajaran ... 48 B. Aktivitas Pembelajaran ... 48 C. Perilaku Konsumen ... 50 D. Bauran Pemasaran ... 54 E. Kepuasan Konsumen ... 58 F. Rangkuman ... 60 G. Tugas ... 61 H. Penilaian ... 61 I. Uji Kompetensi ... 62

(5)

Bab II ... 63

Ruang Lingkup Bisnis Ritel ... 63

Kegiatan Belajar 1 : Struktur Dasar Bisnis Ritel ... 63

A. Tujuan Pembelajaran ... 63

B. Aktivitas Pembelajaran ... 63

C. Aspek Dalam Bisnis Ritel ... 64

D. Karakteristik Dasar Ritel ... 66

E. Peluang Bisnis Ritel di Indonesia ... 67

F. Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Ritel ... 77

G. Rangkuman ... 79

H. Tugas ... 80

I. Penilaian ... 81

J. Uji Kompetensi ... 81

Kegiatan Belajar 2 : Kebijakan Bisnis ... 82

A. Tujuan Pembelajaran ... 82

B. Aktivitas Belajar Siswa ... 82

C. Tujuan Kebijakan Bisnis ... 84

D. Jenis Jenis Kebijakan Bisnis ... 91

E. Kelebihan Dan Kelemahan Kebijakan Bisnis Ritel ... 92

F. Peluang Dan Tantangan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean ... 99

G. Rangkuman ... 102

H. Tugas ... 103

I. Penilaian Diri ... 103

J. Uji Kompetensi ... 104

Bab III ... 105

Strategi Manajemen Ritel ... 105

Kegiatan Belajar 1 : Manajemen Bisnis Ritel ... 105

A. Tujuan Pembelajaran ... 105

B. Aktivitas Pembelajaran ... 105

C. Manajemen Bisnis Ritel ... 107

D. Syarat Mendirikan Bisnis Ritel ... 121

E. Display Barang Dagangan ... 128

F. Pelayanan Penjualan ... 130

G. Rangkuman ... 134

H. Tugas ... 136

I. Penilaian Diri ... 136

J. Uji Kompetensi ... 137

Kegiatan Belajar 2 : Strategi Pertumbuhan Ritel ... 138

A. Tujuan Pembelajaran ... 138

B. Aktivitas Pembelajaran ... 138

C. Proses Strategi Ritel ... 140

(6)

E. Rangkuman ... 146

F. Tugas ... 147

G. Penilaian Diri ... 149

H. Uji Kompetensi ... 149

Kegiatan Belajar 3 : Strategi bauran Eceran ( Ritel Mix ) ... 150

A. Tujuan Pembelajaran ... 150

B. Aktivitas Pembelajaran ... 150

C. Pengertian Bauran Eceran ( Ritel Mix ) ... 152

D. Faktor Bauran Ritel ... 155

E. Rangkuman ... 162 F. Tugas ... 163 G. Penilaian Diri ... 164 H. Uji Kompetensi ... 164 BAGIAN 3 : PENUTUP ... 165 DAFTAR PUSTAKA ... 171

(7)

Gambar 1 - Jenis-Jenis Kegiatan Retail ... 9

Gambar 2 - Format Ritel ... 13

Gambar 3 - Saluran Distribusi Bisnis Ritel ... 20

Gambar 4 - Distribusi Ritel Tradisional ... 22

Gambar 5 - Distribusi Ritel Modern ... 24

Gambar 6 - Supermarket ... 27

Gambar 7 - Pasar Tradisional... 27

Gambar 8 - Pelatihan / Training ... 28

Gambar 9 - Modal Usaha... 28

Gambar 10 - Distribusi ke Negara Lain ... 29

Gambar 11 - Kerjasama dengan Negara lain ... 29

Gambar 12 - Perilaku Konsumen ... 48

Gambar 13 - Pelayanan dalam Bisnis Retail ... 63

Gambar 14 - Demonstrasi ... 82

Gambar 15 - Organisasi APEC ... 83

Gambar 16 - Pasar Tradisional... 97

Gambar 17 - Toko Modern ... 98

Gambar 18 - ASEAN ... 99

Gambar 19 - Pasar Terapung ... 105

Gambar 20 - Lokasi Pertokoan ... 107

Gambar 21 - Eksterior Toko ... 108

Gambar 22 - Interior Toko ... 109

Gambar 23 - Brosur ... 110

Gambar 24 - Katalog ... 111

Gambar 25 - Pamflet ... 112

Gambar 26 - Cash Register ... 116

Gambar 27 - Barcode Scanner ... 118

Gambar 28 - Internet Retailing ... 120

Gambar 29 - Pasar Modern ... 121

Gambar 30 - Pekerja Profesional ... 122

Gambar 31 - Aneka Produk Lokal ... 122

Gambar 32 - Aneka Jasa ... 123

Gambar 33 - Aneka Discount ... 123

Gambar 34 - Tempat Parkir Kendaraan ... 125

Gambar 35 - Display Produk ... 128

Gambar 36 - Display Produk ... 138

(8)

Tabel 1 - Perilaku Konsumen dalam Retailing ... 52

Tabel 2 - Aspek-Aspek Pelayanan pada Konsumen ... 64

Tabel 3 - Indikator Bidang Usaha Ritel ... 67

(9)

Ritel adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis

Kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan

Peritel adalah orang atau badan yag melakukan usaha retail

Grosir adalah penjualan barang atau merchandise kepada pengecer, pengguna bisnis industri, komersial, institusi atau profesional, atau kepada penggrosir lainnya dan jasa terkait

Visibilitas adalah sejauh mana kegiatan sosial dapat diamati oleh para pemangku kepentingan perusahaan

Kompatible adalah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima

Efektif adalah melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang diinginkan (sesuai tujuan) dengan sumberdaya yang besar

Efisien adalah bekerja dengan menggunakan sumber daya dan energi yang sesuai tanpa pemborosan, namun efisiensi tidak melihat tujuan

Distribusi adalahkegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan)

Mailing list adalah grup diskusi di Internet di mana setiap orang bisa berlangganan dan berikutserta didalamnya

Delivery adalah transaksi di mana pembayaran untuk produk yang dipesan dilakukan saat pelanggan menerima produk.

Prospek bisnis adalah kemampuan seseorang atau pebisnis untuk melihat adanya kesempatan berbisnis dari lingkungan sekitarnya

Order adalah pesanan untuk membeli atau menjual pada harga tertentu

Suplai adalah melakukan pengriman barang dan jasa sesuai permintaan

Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya

Eksport adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain

Import adalah transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan.

(10)

Licencing adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten kepada pihak lain berdasarkan perjanjian pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Paten yang diberikan perlindungan dalam jangka waktu dan syarat tertentu.

Negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal

Promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variable - variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.

Makelar adalah orang yang bertindak sebagai penghubung antara 2 belah pihak yang berkepentingan

Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan

Reality adalah sesuai kenyataan

Big box retailer adalah bisnis retail yang berisi lenih dari satu jenis usaha

Appliances adalah konsep solusi bisnis dalam bentuk hardware yang sudah memiliki fungsi lengkap dan dapat dipergunakan secara instant

Spesialisasi adalah sebuah cara yang penting untuk menghasilkan pengetahuan proposisional, dengan menerapkan pengetahuan umum

e-retailing adalah kegiatan retail (pengecer) atau menawarkan barang yang dilakukan dengan cara membuat situs-situs Retailing di internet

Right product adalah produk yang tepat / sesuai

Right Quantity adalah jumlah produk yang sesuai

Right price adalah harga yang bagus / murah

Right time adalah tepat waktu

Right service adalah pelayanan yang bagus

Right place adalah lokasi yang tepat

Display produk adalah suatu cara penataan produk terutama produk barang yang diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen

Shelf talker adalah jenis cetakan yang juga biasa digunakan di bisnis retail, seperti di pasar swalayan atau mini market

Standing poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar dan biasanya diletakan berdiri

(11)

Signange adalah setiap jenis tampilan grafik dimaksudkan untuk menyampaikan informasi dan data dijadikan media promosi

Waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak darikekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa

Publisitas adalah Segala kegiatan yang dilakukan untuk mengenalkan suatu perusahaan atau produk kepada masyarakat melalui media massa

Merchandise adalah produk yang biasa digunakan oleh suatu usaha, komunitas, group olahraga, musik, artis, penyanyi, dan lain sebagainya sebagai bentuk promosi, mempertahankan komunitas

Strategi pemasaran ritel adalah pernyataan yang menjelaskan beberapa hal sebagai berikut: a. Pemilihan segmen pasar

b. Penentuan format Ritel

c. Pengembangan keunggulan bersaing

Marketing mix adalah Bauran Pemasaran, sedangkan menurut istilah marketing Mix adalah strategi pemasaran yang di laksanakan secara terpadu atau strategi pemasaran yang di lakukan secara bersamaan dalam menerapkan elemen strategi yang ada dalam marketing Mix itu sendiri.

Ritel Mix adalah kombinasi aspek ritel dari satu atau lebih dari 6 P. Setiap pengecer berusaha untuk menemukan kombinasi unik dari faktor-faktor ini dengan tujuan menjadi unggul di pasar sesuai target mereka.

Produk masal adalah produksi secara besar-besaran seperti contohnya produksi semen dan pupuk.

Grosir adalah sebagai penjualan barang atau merchandise kepada pengecer, pengguna bisnis industri, komersial, institusi atau profesional, atau kepada penggrosir lainnya dan jasa terkait.

Audit adalah evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

Pramuniaga adalah sebuah profesi yang bergerak di bidang pelayanan atau membantu pelanggan untuk menemukan tujuan dalam hal ini barang dan jasa yang di inginkan , contoh seperti pelayan toko / departement store / supermarket

Demografis ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.

Geografis adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein ("tulisan", atau "menjelaskan").

(12)

Roadmap atau peta jalan adalah rencana kerja rinci yang menggambarkan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

Mercusuar adalah sebuah bangunan menara dengan sumber cahaya di puncaknya untuk membantu navigasi kapal laut. Sumber cahaya yang digunakan beragam mulai dari lampu sampai lensa dan (pada zaman dahulu) api.

Multi sektor adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melinatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.

Profit adalah Profit yaitu laba atau keuntungan. Dalam dunia bisnis maka profit adalah keuntungan atau nilai lebih yang diperoleh pelaku setelah dikurangi modal serta biaya lainnya.

(13)

BAGIAN 1 : PENDAHULUAN

Deskripsi

Bahan ajar ini merupakan pedoman bagi siapapun yang berminat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan penghasilan dengan cara Bisnis Ritel. Bisnis Ritel merupakan bisnis yang dapat dijalankan oleh siapapun tanpa harus memerlukan waktu dan tenaga yang banyak. wirausaha dan sebagainya tetapi juga merupakan keahlian / profesi yang dibutuhkan banyak pihak. Keberhasilan mengelola usaha Bisnis Ritel sangat tergantung dari kerjasama, proses komunikasi dimana di dalamnya ada penyampaian gagasan, penyamaan persepsi atas gagasan, persuasi dan kesepakatan (understanding) yang konstruktif dan produktif. Masing-masing pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut merupakan tim yang secara efektif sangat menentukan untung/rugi yang akan diperoleh oleh suatu usaha..

Materi bahan ajar dengan judul Prinsip-PrinsipBisnis Ritel pada semester ganjil ini merupakan dasar dalam mengelola Bisnis Ritel. Bagaimana caranya mengetahui Prinsip-Prinsip Bisnis dan Apa saja yang harus ada dalam bisnis ritel.

Prasyarat

Sebelum mempelajari bahan ajar ini sebaiknya sudah dipelajari dan dipahami terlebih dahulu mata pelajaran C1 dan C2.. Pelajaran tersebut adalah :

 Prinsip Ekonomi

 Analisa dan Riset Pasar  Perencanaan Pemasaran  Pengelolaan Usaha Pemasaran  Strategi Pemasaran

(14)

Petunjuk Penggunaan

Bagi Peserta Didik

Dalam mempelajari bahan ajar ini sebaiknya dilakukan hal-hal sebagai berikut:  Bacalah bahan ajar ini sebelum proses pembelajaran berlangsung dengan benar

dan teliti.

 Jika praktek kerja di lapangan , boleh menggunakan bahan ajar ini sebagai petunjuk untuk belajar dan materi ini dapat dipraktekkan dalam situasi saat belajar.  Peserta didik harus sering mempraktekkan dengan teman sejawat.

 Peserta didik yang tidak mengerti dapat bertanya atau konsultasi kepada guru.  Apabila sudah menguasai materi ini maka mintalah kepada guru untuk mengujinya.  Apabila belum dapat menguasai bahan ajar ini maka tidak dapat melanjutkan ke

bahan ajar berikutnya.

Bagi Guru

Berilah bahan ajar ini sebelum proses pembelajaran dimulai.

 Bimbing dan berikan arahan agar kepada peserta didik agar tidak mendapat kesulitan dalam mempelajari bahan ajar ini.

 Jika peserta didik tidak praktek kerja lapangan, peserta didik perlu bimbingan yang intensif untuk dapat menguasai kompetensi ini, sehingga peserta didik dapat mempraktekkan di sekolah masing-masing.

 Persiapkan semua fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran bahan ajar ini untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

 Berilah kesempatan bertanya kepada peserta didik.  Manfaatkan audio-visual aids jika tersedia.

 Siapkan bahan-bahan untuk evaluasi untuk menilai kemajuan peserta didik belajar.  Berikan saran kepada yang membutuhkan.

 Bagilah peserta didik dalam beberapa kelompok belajar.

(15)

Tujuan Akhir

Setelah mempelajari bahan ajar ini, peserta didik secara umum mampu mengelola prinsip prinsip bisnis di Indonesia dengan baik dan benar sesuai SOP dan peraturan yang berlaku saat ini

Kinerja yang diharapkan setelah mempelajari bahan ajar dan mengikuti pembelajaran peserta didik dapat menyelesaikan pembelajaran antara lain :

a. Mampu mendiskripsikan mendiskripsikan pengertian, peran dan fungsi bisnis ritel dan mempresentasikan pengertian, peran dan fungsi bisnis ritel

b. Mampu mendiskripsikan ruang lingkup bisnis ritel dan mengevaluasi ruang lingkup bisnis ritel

(16)

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN PROGRAM KEAHLIAN : TATA NIAGA

KOMPETENSI KEAHLIAN : PEMASARAN

MATA PELAJARAN : PRINSIP-PRINSIP BISNIS

KELAS : XI, XII

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1. Memahami nilai-nilai keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya

1.2. Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagai sumber energi di alam

1.3. Mengamalkan nilai-nilai keimanan sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari

2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi

2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi

melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

(17)

3. Memahami,menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1. Mendiskripsikan pengertian, peran dan fungsi bisnis ritel. 3.2. Mendeskripsikan ruang lingkup bisnis ritel

3.3. Mendeskripsikan strategi bisnis ritel. 3.4. Mengindetifikasi jenis-jenis bisnis

ritel

3.5. Mendeskripsikan riset pemasaran dalam bisnis ritel

3.6. Mengindentifikasi lembaga pembiayaan waralaba

3.7 Mengindentifikasi perijinan Bisnis ritel.

3.8 Mengidentifikasi pengertian, karakteristik dan bentuk penjualan langsung

3.9 Mendeskripsikan Ruang lingkup penjualan langsung

3.10 Mengidentifikasi Jenis penjualan langsung

3.11 Mendeskripsikan penjualan berasaskan basis data

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1. Mempresentasikan pengertian, peran dan fungsi bisnis ritel

4.2. Mengevaluasi ruang lingkup bisnis ritel 4.3. Mengevaluasi strategi bisnis ritel 4.4. Mengklasifikasi jenis-jenis bisnis ritel 4.5. Mempresentasikan riset pemasaran

dalam bisnis ritel

4.6. Menentukan lembaga pembiayaan waralaba

4.7. Menerapkan peraturan dan per undang-undangan bisnis ritel

4.8. Menganalisis, karakteristik dan bentuk penjualan langsung

(18)

4.9. Mengevaluasi ruang lingkup penjualan langsung

4.10. Mengklasifikasi Jenis penjualan langsung

4.11. Mengelola penjualan berasaskan basis data

Peta Konsep

1. Peta Konsep Prinsip Bisnis Retail Kelas XI semester 1

Prinsip Bisnis

Pengertian, peran, dan fungsi Bisnis Retail

Ruang Lingkup & Kebijakan Bisnis Retail

Strategi Bisnis Retail - Pengertian bisnis retail - Format retail di Indonesia - Peran dan gambaran umum bisnis retail - Perilaku konsumen - Analisa konsumen - Kepuasan konsumen - Aspek dalam bisnis retail - Karakteristik dasar bisnis retail - Peluang bisnis retail di Indonesia - Faktor Penunjang dan penghambat bisnis retail - Kelebihan dan kekurangan bisnis retail - Kebijakan bisnis retail - Tujuan kebijakan bisnis retail - Izin yang perlu dipenuhi dalam pendirian bisnis retail - Jenis-jenis kebijakan bisnis retail - Kelebihan dan - Manajemen bisnis retail - Syarat mendirikan bisnis retail - Display barang dagangan - Pelayanan penjualan

(19)

2. Peta Konsep Prinsip Bisnis Retail Kelas XI semester 2

3. Peta Konsep Prinsip Bisnis Retail Kelas XII semester 1

4. Peta Konsep Prinsip Bisnis Retail Kelas XII semester 2 Prinsip Bisnis

Jenis – jenis bisnis retail

Riset Pemasaran dalam Bisnis Retail Lembaga Pembiayaan Waralaba - Klasifikasi retail - Jenis-jenis retail - In store dan non store retailing

- Strategi bauran Eceran (Ritel Mix)

- Pengertian bauran retail - Faktor bauran retail - Pengertian promosi dan

bauran promosi - Komunikasi pemasaran - Lokasi pemasaran Prinsip Bisnis Jenis penjualan langsung

Karakteristik dan bentuk penjualan langsung Ruang lingkup penjualan langsung Prinsip Bisnis Perijinan bisnis retail Penjualan berasaskan basis data

(20)

BAGIAN 2 : PEMBELAJARAN

Bab I

Peran Dan Fungsi Bisnis Ritel

Kegiatan Belajar 1 : Pengertian , Peranan dan Fungsi Ritel

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi pengertian, fungsi dan peranan bisnis ritel. 2. Menganalisis perilaku konsumen

B. Aktivitas Pembelajaran

Pada kegiatan Belajar 1 ini anda akan mempelajari mengenai peran dan fungsi bisnis ritel, sebelum memasuki materi coba anda cermati dulu gambar berikut ini

(21)

Gambar 1 - Jenis-Jenis Kegiatan Retail

Lembar Kerja 1

Kegiatan Individu

Ikutilah petunjuk yang diberikan dengan cermat dan teliti. Mintalah bantuan teman atau guru dikelasmu jika merasa belum jelas. Tuliskan pada format berikut ini

(22)

Pertanyaan Jawaban

Cermatilah gambar diatas satu persatu, temukan nilai nilai yang terkandung dalam kegiatan ritel tersebut ?

Bagaimana perasaanmu setelah mengamati gambar diatas

(23)

C. Definisi Bisnis Ritel

Pengertian Bisnis Ritel

Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti memotong atau memecah sesuatu.Retail atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis.Sering kali orang-orang beranggapan bahwa ritel hanya menjual produk-produk di toko. Tetapi retail (ritel) juga melibatkan pelayanan jasa layanan antar (delivery services) ke rumah-rumah. Tidak semua ritel dilakukan ditoko. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis retail (ritel) adalah menjual berbagai produk, jasa atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Produsen menjual produk-produknya kepada peretail maupun peritel besar (wholesaler).Peritel besar ini juga kerap disebut sebagai grosir atau pedagang partai besar.

Perbedaan bisnis ritel

International Finance Corporation (IFC) mencatatkan sekira 80 persen penjualan ritel di Indonesia merupakan hasil dari penjualan ritel tradisional, dengan nilai sekira USD138 juta.IFC juga mencatat, peritel tradisional juga mampu menyerap 21 persen tenaga kerja di indonesia,

Tapi ada kesenjangan dalam operasional yang dialankan selama ini dimana kesenjangan terjadi karena terdapat di sisi pembayaran, peritel modern telah mengadopsi pembayaran secara digital (e-money) sedangkan peritel tradisional belum.

Saat ini kesenjangan antara peritel modern dan peritel tradisional adalah, peritel modern memiliki rantai distribusi yang terintegrasi secara digital sehingga menciptakan sinergi di antara penggunanya. Standar bersama membuat informasi yang mengalir lebih efektif di antara pemasok, peritel dan bank untuk meningkatkan visibilitas, efisiensi dan proses otomasisasi.

Sedangkan peritel tradisional, biasanya berbasis uang tunai dan mempunyai keterbatasan integrasi dengan pemasok atau bank untuk mengelola pembelanjaan, persediaan dan pembayaran.Tanpa teknologi yang kompatibel, mereka hanya mendapatkan sedikit keuntungan dari standar dan infrastruktur yang digunakan oleh pelaku bisnis yang lebih besar dalam rantai distribusi ini.

Contohnya dengan data yang dimiliki bersama antara peritel modern bersama dengan perbankan membuat peritel modern lebih mudah untuk melakukan pinjaman keperbankan untuk ekspansinya.

(24)

Lembar Kerja 2

Setelah membaca diatas , coba kemukakan apa saja yang kalian ketahui tentang bisnis ritel, tuliskan dalam format dibawah ini !

Nama kelompok :

Anggota :

Kelas :

Materi :

Apa yang anda ketahui tentang pengertian bisnis ritel ?

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………. ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… …….

(25)

Format Ritel di Indonesia

Gambar 2 - Format Ritel

Menurut Asep ST Sujana (2005:16) mengklasifikasikan tipe bisnis ritel berdasarkan: a. Ownership (kepemilikan bisnis),

 Single-store Retailer; merupakan tipe binis retail yang paling banyak jumlahnya dengan ukuran toko umumnya dibawah 100 m2 mulai dari kios atau toko dipasar tradisional sampai dengan minimarket modern; dengan kepemilikan secara individual.

 Toko Retail; adalah toko retail dengan banyak (lebih dari satu) cabang dan biasanya dimiliki oleh institusi bisnis bukan perorangan.melainkan dalam bentuk perorangan (company owned retail chain).Bentuknya mulai dari rantai toko minimarket sampai dengan mega hyperstore.contoh nyata yang umum adalah seperti Hero Supermarket, Sogo, Dept,Store & Supermarket, Matahari, Ramayana, dan sebagainya.

(26)

 Toko Waralaba (Franchise Stores); adalah toko retail yang di bangun berdasarkan kontrak kerja waralaba (bagi hasil)antara terwaralaba (franchisee) yakni pengusaha investor perseorangan (independent business person)dengan pewaralaba (franchisor)yang merupakan pemegang lisen bendera/nama toko,sponsor,dan pengelola usaha)

b. Merchandise category (kategori barang dagangan),

 Special store (Toko Khas) merupakan toko retail yang menjual satu jenis kategori barang atau suatu rentang kategori barang (merchandise category) yang relatif sempit/art-shop (pasar seni), jewelry store (toko perhiasan),toko buku,dan sebagainya.

 Grocery store (Toko Serba Ada, Toserba) merupakan toko ritel yang menjual sebagian besar kategori barangya adalah barang groceries (kebutuhan sehari-hari; freshfood perishable, dry-food ,beverages, cleanings dan cosmetics,serta household items.Umumya toko retail modern yang sudah mapan adalah berbasis sebagai grocery retailers di mana mereka jual lebih dari 60% dari assortment (bauran produk) adalah merupakan kebutuhan pokok (basic needs)harian pribadi, keluarga,atau rumah tangga.contohya Carrefour,Makro,Hero,Lion Superindo, dan tip top

 Department Store sebagian besar dari assortments yang di jual adalah merupakan non-basic items (bukan kebutuhan pokok), fashionables,dan branded items(bermerek) dengan lebih dari 80%(konsinyasi). Contohya,Ramayana,Borobudur,Sogo,Dept store, Matahari galleria dan Pasaraya

 Hyperstore menjual barang-barang dalam rentang kategori barang yang sangat luas.menjual hampir semua jenis barang kebutuhan setiap lapisan konsumen,mulai dari barang grocery,household,textile,appliance,opticaldan lainnya dengan konsep one-stop-shopping (everything-in-oneroof),bahkan ganti oli, dang anti ban mobil dapat di layani di dalam toko ritel sejenis ini.paling tidak di butuhkan sedikitya 10.000 m persegi luasan sales area.toko-toko retail di Indonesia tampakya belum ada yang dapat dikategorikan dalam tipe hyperstore,bahkan Carrefour sekalipun.Meskipun di negarya (Perancis), Carrefour juga telah mengoperasikan model ini.

(27)

c. Luas sales area (area pejualan),

 Small Store/Kiosk;sebuah toko kecil (kios) yang umumnya merupakan toko ritel traditional,dioperasikan sebagai usaha kecil dengan sales area dari 100 m2

 Minimarket;dioperasikan dengan luasn sales area antara 100 sampai dengan 1.000 m2.

 Supermarket;dioperasikan dengan luasan sales area antara 1.000 sampai dengan 5.000 m2.

 Hypermarket;dioperasikan dengan luasan sales area lebih dari 5.000 m2 d. Non-store retailer (retailer tanpa toko).

 Multi-Level-Marketing (MLM); adalah suatu model penjualan barang secara langsung (direct selling) dengan system komisi penjualan berperingkat berdasarkan status keanggotaan dalam distribution lines (jalur atau peringkat distribusi).Kemudian karena marketing policy-nya untuk tidak melakukan above the line promotion (advertising) dan tidak di perbolehkannya marketing budget-nya di kompensasikan ke dalam bentuk Point Value (PV) dan Benerfit Value (BV) bagi para direct distributor.Contoh nyata model ini adalah Amway,CNI, dan lain-lain

 Mail & Phone Order Retailer; bentuk lain dari non-store retailer adalah Mail & Phone Order Retailer atau bisa di sebut sebagai “ toko pesan antar “,yakni perusahaan yang melakukan penjualan berdasarkan pesanan melalui surat dan atau telepon .Contoh dari model non-store retailer in,antara lain TV Media DRTV, dan sebagaiya.dalamperkembangannya.contoh retailer tipe inipun tidak lagi murni non-store retailer dengan di bukanya showroom-showroom (konter) di hampir seluruh kota besar.

 Internet/Online Store (e-Commerce);perkembangan teknologi informasi khususnya internet,telah memukinkan berkembangnya “toko retail” di dunia maya.Adopsi teknologi internet ke dalam bentuk online retailing (tail-ing, e-commerce) begitu memukau sehingga banyak yang gagal karena over-estimate atau over-self-confidence walaupun ada pula yang berhasil seperti Amazon.com,dan Walmart.com.proses follow-up antara lain melalui penyedian pusat layanan informasi dan konsumen,serta system layanan pesan-antar yang memadai

(28)

Lembar Kerja 3

Kegiatan Kelompok

1. Amati bagan diatas dengan teliti 2. Jawablah pertanyaan dengan benar 3. Tuliskan pada format dibawah ini

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Ritel di Indonesia terbagi menjadi brapa bagian ?

2 Apakah masing masing bagian memiliki fungsi yang berbeda ?

3 Dapatkah kalian memberi contoh masing masing bagian tersebut ?

(29)

Lembar Kerja 4

Diskusikan bersama kelompokmu

Apakah perbedaan bisnis ritel modern dan ritel tradisional sertakan pula gambar yang mendukung masing masing bisnis tersebut? Telusuri informasi tersebut menggunakan media yang tersedia di sekolah. Buatlah kesimpulannya menggunakan format dibawah ini. Tempelkan di dinding kelasmu.

Perbedaan Ritel Modern Ritel Tradisional

Bidang Usaha Pengelolaan Keuangan Karyawan Pembinaan Contoh Gambar

(30)

D. Peran dan Gambaran Umum Bisnis Ritel

Selain trend ekonomi , kebijakan pemerintah dan gaya belanja ternyata industri ritel memiliki trend trend tertentu dengan prinsip mencari tahu perkembangan yang ada selama ini.Di ibukota propinsi ada bebrapa daerah yang memilki rubric khusus tentang dunia ritel, misalkan tentng tenologi yang berkaitan dengan produk yg sedang trend, format toko yang baru, pelayanan pelanggan, internet , delivery , mailing list dan lain-lain.

Pengelolaan ritel di Indonesia memang memilki prospek yang baik karena potensi pasarnya yang sanagt besar . Hukum alam sellu ada jika ada ritel yang berkembang dengan cepat otomatis akan banyak pesaing baru yang bermunculan. Tinggi rendahnya persaingan akan berpengaruh muus tidaknya bisnis ritelyang dijalankan oleh setiap peritel. Mereka yang memiliki informasi adalah mereka yang akhirnya dapat menjadi pemenangnya sehingga bisnisnya tetap dapat berjalan. Dalam suatu channel distribusi, retailing memainkan suatu peranan penting sebagai penengah antara para produsen, agen dan para konsumen akhir.

Retailer mengumpulkan berbagai jenis barang dan jasa dari berbagai sumber dan menawarkannya kepada konsumen.Retailing tidak harus melibatkan suatu toko.Mail order atau telepon order, penjualan langsung ke konsumen di rumah-rumah dan kantor, mesin-mesin penjaja termasuk dalam scope retailing.

Bisnis Retail merupakan salah satu bisnis yang tumbuh cukup baik di seluruh dunia terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia.Jumlah penduduk yang cukup banyak menunjang perputaran uang yang tinggi terutama untuk kebutuhan konsumsi. Produsen menjual produknya kepada grosir (wholesaler). Kemudian grosir menjualnya kepada pedagang eceran / ritel ( pengecer / peritel). Pengecer / peritel adalah orang-orang atau toko yang kegiatan utamanya mengecerkan barang. Pemasaran ritel ini sangat penting artinya bagi produsen karena melalui usaha ritel, produsen dapat memperoleh informasi berharga mengenai produknya. Produsen dapat mewawancarai peritel mengenai pendapat konsumen mengenai bentuk, rasa, daya tahan, harga dan segala sesuatu mengenai produknya.Selain itu juga dapat diketahui mengenai kondisi perusahaan pesaing.Produsen dan peritel dapat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.Produsen dapat memasang iklan, mengadakan undian, atau memberi hadiah kepada konsumen melalui toko-toko peritel. Kadang kala ada produsen yang langsung memberikan bonus kepada peritel.

(31)

Lembar Kerja 5

Kegiatan Individu

Pernahkah kalian melihat gambar atau tayangan tentang bisnis ritel ? Adakah peran dan fungsi yang bias kalian temukan dalam kegiatan ritel tersebut ?

Nama :

Kelas :

Materi :

No Pertanyaan

1 Peran Kegiatan ritel adalah

……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

2 Fungsi kegiatan ritel dalam perdagangan adalah

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

(32)

Usaha ritel memberikan kegunaan bagi pelanggan melalui lima cara, antara lain:

a. Memberikan suplai / pasokan barang dan jasa pada saat dan ketika dibutuhkan konsumen/pelanggan dengan sedikit atau tanpa penundaan. Usaha ritel biasanya berlokasi didekat rumah pelanggan, sehingga pelanggan bisa dengan segera mendapatkan suatu produk tanpa perlu menunggu lama.

b. Memudahkan konsumen/pelanggan dalam memilih atau membandingkan bentuk, kualitas, dan barang serta jasa yang ditawarkan. Pelanggan mungkin hanya ingin lebih dari sekedar mendapatkan barang yang diinginkan pada tempat yang nyaman.Mereka hampir ingin selalu belanja di mana bisa mendapatkan kemudahan memilih, membandingkan kualitas, bentuk, dan harga dari produk yang diinginkan. Dalam menarik dan memuaskan pelanggan, para peritel biasanya akan berusaha menciptakan suasana belanja yang nyaman.

c. Menjaga harga jual tetap rendah agar mampu bersaing dalam memuaskan pelanggan. d. Membantu meningkatkan standar hidup masyarakat. Produk yang dijual dalam usaha

ritel, tergantung pada apa yang dibeli dan dikonsumsi oleh masyarakat. Upaya promosi yang dilakukan, tidak hanya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai beragam produk barang dan jasa, tetapi juga dapat meningkatkan keinginan pelanggan untuk membeli.Hasil akhirnya adalah peningkatan standar hidup dan penjualan produk. e. Adanya usaha ritel juga memungkinkan dilakukannya produksi besar-besaran (produksi

massal). Produksi massal tidak akan dapat dilakukan tanpa sistem pengecer yang efektif dalam mendistribusikan produk yang dibuat secara massal bagi pelanggan. Peran ritel dalam kehidupan perekonomian secara keseluruhan, yaitu sebagai pihak akhir (final link) dalam suatu rantai produksi, yang dimulai dari pengolahan bahan baku, sampai dengan distribusi barang (dan jasa ) ke konsumen akhir.

(33)

Lembar Kerja 6

Berdasarkan gambar gambar dan bacaan diatas buatlah 3 pertanyaan tentang

saluran distribusi ritel, tuliskan pada table dibawah ini kemudian sampaikan kepada teman dikelasmu!

Format Isian Pertanyaan

Contoh pertanyaan :

Bagaimanakah saluran distribusi pedagang besar. 1

2.

3

Memperhatikan model tradisional saat ini, terlihat bahwa model ini melibatkan jaringan distribusi yang cukup panjang untuk bisa sampai ke konsumen. Potensi panjangnya distribusi menjadi salah satu tidak efisiennya produk Indonesia. Dalam model tersebut, produk yang dihasilkan dari produsen (pabrik/manufaktur, maupun petani/pertanian) akan melalui perusahaan distribusi, yang kemudian juga melalui sub distribusi, lalu melibatkan grosir, bahkan semi grosir sebelum akhirnya sampai ke peritel.

(34)

Coba perhatikan bagan dibawah ini :

Gambar 4 - Distribusi Ritel Tradisional

Lembar Kerja 7

Petunjuk Kegiatan Kelompok

1. Amatilah gambar 4

2. Berdasarkan gambar 4, jawablah beberapa pertanyaan dibawah ini! a) Ada berapa saluran distribusi pedagang ritel dalam gambar diatas? b) Identifikasilah kegiatan distribusi ritel diatas beserta contohnya ?

3. Tulis jawaban kalian pada kertas (lihat format dibawah ini ) dan ungkapkan dalam kegiatan pembelajaran

Distributor

Grosir

Semi Grosir

Sub Distributor

P&D, Toko, Warung, Kaki Lima

(35)

Nama Kelompok :

Kelas :

Materi :

Jawaban

1. Jumlah Saluran distribusi pada gambar tersebut sebanyak…….

2. Kegiatan saluran distribusi tersebut adalah :

a. Saluran distribusi langsung yaitu produsen ke konsumen

Contohnya : Warung Tegal, Tukang Bakso, Penjahit dan lain-lain

b. ……… Contohnya : c. ……… Contohnya : d. ……… Contohnya :

(36)

Sementara itu gambaran model distribusi yang dilakukan oleh ritel modern saat ini terlihat sangat efisien sebagaimana terlihat dalam model distribusi dilakukan secara langsung dari produsen/manufaktur atau distributor ke pusat distribusi peritel modern untuk kemudian secara langsung didistribusikan ke gerai/toko-toko mereka. Terlihat dalam model ini betapa efisiennya alur distribusi yang dicapai.

Gambar 5 - Distribusi Ritel Modern

Lembar Kerja 8

Kegiatan Kelompok

Untuk memperdalam materi diatas, sebaiknya kalian menjawab pertanyaan dibawah ini dengan mencermati bagan tersebut, kemudian diskusikan bersama kelompokmu dan tuliskan kesimpulan kalian pada format yang sudah disediakan.

Dari gambar diatas apakah perbedaannya yang kalian bisa cermati antara model distribusi modern dan distribusi tradisional, tuliskan dalam format dibawah ini .

Manufaktur

Hypermarket,

supermarket,

minimarket,special,

outlet

Konsumen

(37)

Nama Kelompok :

Kelas :

Materi :

Fungsi Bisnis Ritel

Dalam alur proses bisnis ritel merupakan akhir proses distribusi dengan dilakukan penjual langsung pada konsumen akhir,dimana bisnis retail merupakan suatu fungsi atau mata rantai proses distribusi sebagai perantara antara distributor (wholesaler,ataupun importer) dengan kosumen akhir.

Retail juga berperan sebagai penghimpun berbagai kategori atau jenis barang yang menjadi kebutuhan konsumen sehingga konsumen menjadi toko retail sebagai tempat rujukan untuk mendapatkan (to choose,to find) barang yang dibutuhkannya. Lebih lanjut binis ritel berperan sebagai penentu eksistensi barang dari manufacture di pasar konsumsi (consumption market), dan dengan demikian manufacture dan distributor memiliki ketergantungan yang besar terhadap entitas bisnis ritel

Perbedaan antara model distribusi tradisional dan model distribusi modern ……… ……… ……… ……….……… ……… ……….……… ……… Apa yang kalian rasakan pada saat mengamati ke dua bagan saluran distribusi diatas ? ……….… ……… ……… ……… ……….……… ……… ……….……… ………

(38)

Keuntungan dari proses distribusi barang/jasa,ritel juga sangan tergantung pada pasokan (supply) barang dari manufacture dan atau distributor.tinggkat ke untungan yang maksimum dari retailer merupakan hasil dari positioning yang optimum retailer di pasar konsumen dan di pasar sumber barang/jasa (resources market),dan dari kemampuannya untuk beroperasi seefisien mungkin dalam keseimbangan proses distibusi menurut Asep ST Sujana (2005:

Fungsi usaha ritel dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan antara lain : 1. Melakukan kegiatan usahanya di lokasi yang nyaman dan musdah di akses pelanggan

seperti di sekitar rumah rumah penduduk.

2. Memberikan beragam produk sehingga memungkinkan pelanggan bias memilih produk yang diinginkan

3. Membagi produk yang besar sehingga dapat dijual dalam kemasan / ukuran yang kecil 4. Mengubah produk menjadi bentuk yang lebih menarik. Adakalanya untuk meningkatkan

penjualan, peritel menggunakan promosi beli satu gratis satu.

Dalam hal ini, produk dikemas secara menarik sehingga pelanggan tertarik untuk : a. Menyimpan produk agar tetap tersedia pada harga yang relatif tetap,

b. Membantu terjadinya perubahan (perpindahan) kepemilikan barang, dari produsen ke konsumen,

c. Mengakibatkann perpindahan barang melalui sistem distribusi,

d. Memberikan informasi, tidak hanya ke pelanggan, tapi juga ke pemasok,

e. Memberikan jaminan produk, layanan purna jual, dan turut menangani keluhan pelanggan,

f. Memberikan fasilitas kredit dan sewa.Contohnya, jasa penyewaan mobil yang kegiatan usahanya menyewakan mobil, atau toko komputer yang menyediakan fasilitas pembelian komputer jinjing (laptop) secara kredit

E. Inovasi dan Perkembangan Tehnologi dalam Ritel

Industri ritel berkembang dengan cepat dan ada beberapa perubahan yang perlu kita cermati seperti :

1. Pasar domestik yang melemah

Ritel adalah sektor industri yang sudah ada sejak jaman dahulu kala, dan industri ini sudah turun temurun dilakukan oleh nenek moyang kita. Industri semakin popular setelah masuknya peritel asing ke negeri ini seperti Indomart dan Alfamart yang berdiri di setiap pinggiran jalan hanya berjarak beberapa ratus meter saja khususnya diwilayah Indonesia bagian barat.

(39)

Gambar 6 - Supermarket

Gambar 7 - Pasar Tradisional

Perilaku masuknya peritel asing membuat peritel tradisional menjadi kolaps tak berdaya.Apalagi kebanyakan peritel tradisional hanya memiliki ketrampilan yang minim karena usahanya hanya dijalankan secara turun temurun saja.Peritel tradisional merasa sudah nyaman dengan posisi saat itu sehingga mereka lengah tidak menyadari ada pesaing luar yang bermain di industri eceran.

(40)

2. Meningkatnya keahlian industri

Pada perusahaan Ritel posisi perusahaan dapat dibangun pada beberapa area seperti akutansi, promosi, tehnologi informasi, distribusi dan sumber daya manusia. Bisnis ritel memerlukan berbagai ketrampilan dalam penguasaaan sistim manajemen. Dengan adanya pelatihan kompetensi para staf maka produktivitas makin meningkat pula

Gambar 8 - Pelatihan / Training

3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan Tehnologi

Menurut Alfin Tofler dikatakan semua kegiatan bisnis berpondasikan kekuatan sumber daya manusia dan bukan semata mata hanya sumber daya alamnya saja.

(41)

Maka perubahan berawal dari manusia,perubahan struktur dan perubahan tehnologi, Artinya pengusaha harus menyadari bahwa disamping modal organisasi, modal informasi dan modal manusia diperlukan juga modal psikologi, modal intelektual dan modal social.

4. Globalisasi

Saat ini konsep ritel yang berhasil dalam sebuah Negara telah berkembang secara global , mengapa sebagian ritel dapat berjalan mengikuti arus globalisasi sementara sebagian tidak bisa. Pertanyaan dan masalah yang selalu menghantui para pengusaha nasional skala menengah maupun skala besar adalah bagaimana bias memasuki ranah bisnis internasional? Para Pakar menemukan beberapa konsep antara lain :

Stephen P Robbins dan Mary Coulter (2014 : 108) mengatakan bahwa ada 3 langkah utama yang wajib dilakukan seperti :

1. Global sourching : suatu perusahaan melakukan sentralisasi manajemen dan keputusan lainnya dikantor pusat dan dinegara asal dengan maksud menjajaki bisnisnya

2. Kegiatan eksport import, licencing dan franchising.

3. Strategic alliance yaitu kerjasama dalam bentuk usaha patungan dan kegiatan membuka kantor cabang di luar negeri.

Gambar 10 - Distribusi ke Negara Lain

(42)

"Usaha apa yang paling dicari oleh orang di MEA 2015 ini ?" Menjelang Masyarakat Ekonomi Asean yang akan disambut di tahun 2015 mendatang, banyak orang yang mulai mencari peluang yang bisa dimaksimalkan untuk menghadapi MEA. Mulai dari modal untuk membuka usaha atau bisnis hingga pengembangan bisnis tersebut. Perusahaan Bisnis Impor - Ekspor juga sudah mulai mempersiapkan diri, ini berarti yang masuk ke Indonesia bukan hanya Berdirinya Perusahaan, namun Barang dan Jasa dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Thailand, China, Filipina. Bahkan sudah ada perusahaan Expor - Impor dari Selandia Baru yang akan dibangun di Surabaya Jawa - Timur. Jika memang kesulitan untuk memulai membuka bisnis baru, anda bisa mencari alternatif solusi lainnya.Yaitu Peluang Bisnis Online.Dengan perkembangan teknologi sekarang ini pasti semua transaksi MEA 2015 menggunakan media Online.Kamu bisa membuka Toko Online, Jasa Jual Beli dan lain-lain.

Perlu diketahui bahwa pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 bukanlah sebuah proyek ”mercusuar” tanpa roadmap yang jelas. MEA 2015 adalah proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN dengan visi yang kuat.

MEA 2015 hanyalah salah satu pilar dari 10 visi mewujudkan ASEAN Community. Kesepuluh pilar visi ASEAN Community tersebut adalah outward looking, economic integration, harmonious environment, prosperity, caring societies, common regional identity, living in peace, stability, democratic, dan shared cultural heritage (Kementerian Luar Negeri, 2014). Dengan kata lain, keliru bila ada anggapan bahwa MEA 2015 adalah ambisi Indonesia dari pemerintah yang tidak jelas arahnya. Sejak dulu Indonesia memang sangat aktif memperjuangkan ASEAN sebagai masyarakat yang ”satu”.

Ini antara lain dapat diidentifikasi dari pidato Presiden Soeharto pada pembukaan Sidang Umum MPR, 16 Agustus 1966 yang mengatakan, ”Indonesia perlu memperluas kerja sama Maphilindo untuk menciptakan Asia Tenggara menjadi kawasan yang memiliki kerja sama multisektor seperti ekonomi, teknologi, dan budaya. Dengan terintegrasinya kawasan Asia Tenggara, kawasan ini akan mampu menghadapi tantangan dan intervensi dari luar, baik secara ekonomi maupun militer,” CPF Luhulima, Jakarta Post, 7 Februari 2013.Dapat dikatakan bahwa Indonesia adalah inisiator dari terbentuk integrasi kawasan ASEAN. Hanya, perjalanan setiap negara dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ASEAN yang terintegrasi ini berbeda- beda. Ada negara yang dengan cepat bisa mempersiapkan diri, namun ada juga negara yang terlambat.Karakteristik, ukuran ekonomi, dan permasalahan yang dihadapi setiap negara yang berbeda juga turut memengaruhi kecepatan setiap negara dalam mempersiapkan diri menghadap MEA 2015. Singapura

(43)

Meski tidak yang paling tertinggal, Indonesia masih perlu kerja ekstra untuk menghadapi MEA 2015 ini.Ini mengingat dalam beberapa hal strategis, Indonesia relatif tertinggal.

Lembar Kerja 9

Untuk lebih memahami topik diatas, kalian diminta untuk menjawab pertanyaan dibawah ini:

Pertanyaan Jawaban

1. Jelaskan beberapa perubahan yang menyebabkan kemajuan industri ritel

2. Apa yang dimaksud dengan MEA

3. Siapa saja anggota Masyarakat Ekonomi Asean ?

(44)

Prinsip Bisnis Ritel

Banyak sebagian orang begitu awam dengan makna ritel, sehingga mereka berfikir ritel hanya menjual produknya di toko padahal tidak semua kegiatan ritel dilakukan di dalam toko .Ritel juga melibatkan unsur pelayanan jasa seperti delivery order ke rumah konsumen. Kadang produsen menjual produknya kepada pengecer atau pedagang besar yang kita kenal grosir atau agen.Secara garis besar, usaha ritel yang berfokus pada penjualan barang sehari-hari terbagi dua, yaitu usaha ritel tradisional dan usaha ritel modern.

Ciri-ciri usaha ritel tradisional adalah sederhana, tempatnya tidak terlalu luas, barang yang dijual tidak terlalu banyak jenisnya, sistem pengelolaan / manajemennya masih sederhana, tidak menawarkan kenyamanan berbelanja dan masih ada proses tawar-menawar harga dengan pedagang, serta produk yang dijual tidak dipajang secara terbuka sehingga pelanggan tidak mengetahui apakah peritel memiliki barang yang dicari atau tidak. Sedangkan usaha ritel modern adalah sebaliknya, menawarkan tempat yang luas, barang yang dijual banyak jenisnya, sistem manajemen terkelola dengan baik,

menawarkan kenyamanan berbelanja, harga jual sudah tetap (fixed price) sehingga tidak ada proses tawar-menawar dan adanya sistem swalayan/pelayanan mandiri, serta pemajangan produk pada rak terbuka sehingga pelanggan bisa melihat, memilih, bahkan mencoba produk terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli.

Masing masing industri ritel membidik

segmen pasar yang berbeda mulai dari segmen terendah sampai tertinggi. Ritelmemiliki fungsi utama dalam meningkatkan nilai barang dan jasa yang dijual sehingga tujuan yang diinginkan produsen dapat tercapai. Ritel adalah bagian dari aktivitas bisnis dengan menambahkan nilai layanan terhadap produk dan layanan kepada konsumen akhir.

Ritel juga memiliki layanan jasa jasa purna jual tetapi tidak semua ritel mempunyai toko biasanya kita kenal dengan penjualan langsung ataupun melalui penjualan online. Menurut Stanton (1998.8) dkatakan bahwa pedagang eceran adaah mengumpulkan atau mengkonsentrasikan aneka ragam produk dari berbagai produsen.Mengkelompokan produk tersebut dengan jumlah yang tersedia untuk disebarkan sebagai alat pemuas kebutuhan konsumen. Di lain pihak pedagang eceran dapat bertransaksi kepada pembeli industri misalnya restoran,lembaga pemerintah dan lain-lain.

Kiat Peritel Yang Sukses Peritel yang berhasil adalah peritel yang bisa menyesuaikan barang dan jasanya dengan permintaan Semua elemen seperti produk, kwantitas, harga, tempat, pelayanan dan kwaitas harus tepat

(45)

Usaha ritel/eceran tidak hanya terbatas dalam penjualan barang, seperti sabun, minuman ataupun deterjen, tetapi juga layanan jasa seperti jasa potong rambut, ataupun penyewaan mobil.Usaha ritel/eceran pun tidak selalu dilakukan ditoko, tapi juga bisa dilakukan melalui telepon atau internet, disebut juga dengan eceran/ritel non-toko.Untuk menjaga kelangsungan hidup serta kemajuan dan keunggulan dalam bisnis eceran yang semakin kompetitif, maka pengelola bisnis tersebut harus berupaya menerapkan strategi berupa program bauran penjualan eceran yang diharapkan memunculkan minat konsumen.

Komponen produk, harga, tempat, dan promosi atau lebih dikenal dengan 4P (product, price, place, and promotion) dengan menitikberatkan perhatian yang berbeda-beda pada keempat variabel tersebut karena tergantung kepada sipembuat keputusan pemasarannya untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang cenderung berubah-ubah yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mencapai tujuan perusahaan, dimana konsep tersebut berlaku bagi bisnis eceran dengan penekanan pada faktor yang berlainan (McCarthy, 1993)

Prinsip dasar pada ritel modern yang terdiri dari 4 P:

a. Product (Produk)

Produk menurut Kotler and Armstrong (2001) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikomsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Porter (1996), keunggulan suatu produk agar dapat diterima dan bertahan dipasar ditentukan oleh ciri khas atau keunikan produk tersebut dibandingkan dengan produk yang lain yang ada dipasar (Porter, 1996).

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas prodak dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.

b. Price (Harga)

Strategi dalam penetapan harga bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya : Harga bundling, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga berorientasi pasar, harga premium, harga psikologis, harga dinamis (Kotler and Armstrong, 2010). Ada tiga pihak yang menjadi dasar pertimbangan dalam penetapan harga oleh sebuah perusahaan ritel yaitu konsumen, dirinya sendiri, dan pesaing.

(46)

Tujuan Penetapan Harga

1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.

2. Mempertahankan perusahaan.

Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.

3. Menggapai ROI (Return on Investment).

Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / ROI.

4. Menguasai Pangsa Pasar.

Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran. 5. Mempertahankan status quo.

Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.

Menurut Ma’ruf (2005) , impementasi strategi harga antara lain :

 Penetapan harga secara tetap untuk periode waktu tertentu dan harga yang ditetapkan secara variatif sesuai fluktuasi tingkat permintaan konsumen.

 Penetapan harga ganjil, seperti Rp. 99.000, Rp. 199.000, Rp. 749.000 Menurut Ma’ruf (2005), impementasi strategi harga antara lain :

 Penetapan harga secara tetap untuk periode waktu tertentu dan harga yang ditetapkan secara variatif sesuai fluktuasi tingkat permintaan konsumen.

 Penetapan harga ganjil, seperti Rp. 99.000, Rp. 199.000, Rp. 749.000

 Leader pricing, penetapan harga dimana profit marginnya lebih rendah daripadatingkat yang biasa diraih bertujuan untuk menarik konsumen yang lebih banyak.

 Penetapan harga paket, yaitu harga yang didiskon untuk penjualan lebih dari satu unit per itemnya.

 Harga bertingkat, ini diberlakukan untuk produk yang mempunyai banyak model dan harga yang beragam.

(47)

Harga merupakan komponen penting atas suatu produk, karena akan berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga juga menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli, sehingga perlu pertimbangan khusus untuk menentukan harga tersebut.

Dalam menentukan kebijakan penetapan harga,perusahaan mengikuti prosedur enam langkah.perusahaan memilih tujuan penetapan harganya. perusahaan memperkirakan kurva permintaan,kemungkinan kuantitas yang akan mereka jual pada setiap harga yang mungkin. Perusahaan memperkirakan bagaimana biayanya bervariasi pada tinggkat output yang berbeda,pada tingkat pengalaman produksi terakumulasi yang berbeda,dan untuk penawaran pemasaran yang terdiferensiasi. Perusahaan mampelajari biaya,harga,dan penawaran bersaing.perusahaan memilih metode penetapan harga. perusahaan memilih harga akhir

Lembar Kerja 10

Kegiatan Kelompok

Coba diskusikan pertanyaan dibawah ini. Untuk memperdalam informasi tentang harga , coba kalian temukan bersama kelompok pertanyaaan di bawah ini dan tuliskan pada format dibawah ini dan presentasikanlah di depan kelas, gunakan media yang tresedia di sekolah.

Nama Kelompok :

Kelas :

Materi :

Pertanyaan

1. Harga Bundling adalah

(48)

2. Harga Predatory adalah

Contohnya :

3. Harga cost plus adalah

Contohnya :

4. Harga Premium adalah

Contohnya :

5. Harga Psikologis adalah

(49)

6. Harga Dinamis adalah

Contohnya :

c. Promotion (Promosi)

Menurut Philip Kotler (1997, p.153) proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran promosi yang meliputi periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (public relation) dan publisitas(publicity), promosi penjualan (sales promotion), dan pemasaran langsung (direct marketing) adalah bagian dari rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan.

Menurut Schoell (1993, p.424), Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan.

Tujuan promosi

Tujuan promosi di antaranya adalah:

1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial 2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba

3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan 4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar

5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing 6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, promosi penjualan dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yaitu :

1. Customer promotion, yaitu penjualan yang bertujuan untuk mendorong pelanggan untuk membeli.

(50)

2. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk memperdagangkan barang dan jasa dari sponsor.

3. Sales – force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual.

4. Business promotion, yaitu promosi penjualan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan.

Namun yang jelas apapun jenis kebutuhan yang akan diprogramkan untuk dipengaruhi, tetap pada perencanaan bagaimana agar perusahaan tetap eksis dan berkembang. Apalagi jika perusahaan tersebut mempunyai lini produk lebih dari satu macam.

Secara keseluruhan teknik-teknik promosi penjualan merupakan taktik pemasaran yang berdampak jangka pendek. Malah kadang – kadang penjualan hanya meningkat selama kegiatan promosi penjualan berlangsung. Promosi penjualan juga tidak mampu meruntuhkan loyalitas pelanggan terhadap produk lain, bahkan promosi penjualan yang terlalu sering dapat menurunkan citra kualitas barang atau jasa tersebut, karena pelanggan bisa menginterpretasikan bahwa barang atau jasa tersebut kualitas rendah atau termasuk kategori murahan. Meskipun demikian diakui bahwa promosi penjualan menghasilkan tanggapan yang lebih cepat daripada iklan.

Jenis kegiatan promosi diatas :

a. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.

b. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian atau kegiatan mempromosikan suatu produk dengan cara mendatangi ke tempat konsumen berada, oleh seorang wiraniaga/salesperson. c. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan

atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah) atau merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non personal yang bersifat komersial.

(51)

d. Promosi Penjualan (Sales Promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Promosi penjualan menawarkan suatu produk dengan cara memberikan perangsang supaya membeli. Perangsang ini bisa berupa uang, barang atau pelayanan tambahan lainya yang biasanya tak disertakan bersama produk tersebut. -

Lembar Kerja 11

Kegiatan Kelompok

Bersama kelompok carilah jenis kegiatan promosi dibawah ini melalui media yang ada disekolahmu dan presentasikan di depan kelas dengan contoh gambar masing masing jenis promosi, teman lain boleh menanggapi dengan positif

Pertanyaan Gambar

1. Jelaskan apa yang dimaksud Periklanan (Advertising)

2. Jelaskan apa yang dimaksud Penjualan Tatap Muka (Personal Selling),

3. Jelaskan apa yang dimaksud Publisitas (Publisity)

(52)

Kiat Strategi Promosi Efektif

1. Media Sosial

Di era yang serba mobile ini, media sosial sudah menjadi suatu hal yang wajib dimiliki brand Anda. Melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter.

2. Lomba

Dengan menampilkan logo anda pada kontes atau perlombaan tersebut, maka brand yang akan anda promosikan akan di kenal oleh peserta lomba.

3. Bagi-bagi Produk

Jika Brand anda sedang ingin memperkenalkan produk atau varian baru dari produk yang pernah dikeluarkannya, maka salah satu strategi promosi yang cocok untuk dilakukan adalah dengan memberikan produk langsung kepada Target Market. Pembagian produk ini bisa di berikan secara cuma-cuma dalam bentuk sample / tester. 4. Jelaskan apa yang dimaksud

(53)

4. Mendata Pelanggan/ Target Market

Mengumpulkan data pelanggan merupakan yang disarankan, pastikan mendapatkan data pelanggan sesuai dengan kebutuhan sehingga akan berguna untuk strategi promosi maupun rencana perusahaan berikutnya.

5. Berikan Insentif untuk Setiap Rekomendasi

Insentif dapat diberikan dalam wujud yang berbeda, seperti kupon diskon, sejumlah uang, atau produk anda sendiri. Dengan cara tersebut, pelanggan setia, anda akan terus menggunakan dan semakin semangat untuk merekomendasikan produk anda.

6. Tempatkan Produk di Tempat yang Tepat

Letakan diantara 2 jenis produk lain yang merupakan komplementer dari jenis produk yang ditawarkan, bisa juga menempatkan produk yang dipasarkan pada ujung gang tokonsehingga mudah untuk di temukan, dengan memanfaatkan segi letak produk dalam toko, tentunya ini menjadi strategi

promosiyang jitu, Bukan ?

7. Lakukan Kegiatan Amal/CSR (Corporate Social Responsibility)

Salah satu strategi promosi lainnya yang sedang trend adalah dengan menunjukn rasa peduli brand terhadap isu disekitar masyarakat / target market yang biasa ditunjukan melalui kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) sambil

mempromosikan brand atau produk tertentu yang ingin di promosikan.

Gambar

Gambar 1 - Jenis-Jenis Kegiatan Retail
Gambar 2 - Format Ritel
Gambar 3 - Saluran Distribusi Bisnis Ritel
Gambar 4 - Distribusi Ritel Tradisional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pada strategi push meliputi pendataan target konsumen, menghubungi konsumen melalui telepon dan mendatangi langsung konsumen.. Serta memberikan penawaran

Strategi priotitas pada posisi ini adalah strategi defensif yang meliputi; pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, dan integrasi (kedepan, kebelakang,

Usaha kuliner atau makanan kemasan memiliki peluang besar untuk  memperluas pasar karena usaha kuliner merupakan sebuah usaha yang dibutuhkan setiap hari oleh konsumen dan di

Metode pemasaran barang dan/atau jasa dari system Penjualan Langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan

Pertumbuhan retail di Indonesia mencapai 10-15% per tahun, Pada tahun 2007, jumlah usaha ritel di Indonesia sebanyak.. 10.365 gerai, kemudian pada tahun 2011 mencapai 18.152 gerai

menjelaskan dengan baik dan benar tentang aspek-aspek hukum perlindungan konsumen yang meliputi perbuatan yang dilarang oleh pelaku usaha dan penyelesaian sengketa

Strategi-strategi yang digunakan oleh Bank Muamalat untuk mencapai pasar sasaran adalah dengan menerapkan variabel-variabel dalam bauran pemasaran meliputi strategi produk

Usaha rental mobil memilki target pasar yang sangat luas, oleh karena itu diperlukan variasi produk yang dapat menjangkau semua jenis konsumen. Disamping itu persaingan dalam