• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

51

4.1 Profile Responden

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Willson Surya Unggul adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang LMK (standar PLN). LMK merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi kabel untuk instalasi rumah tangga. PT. WILLSON SURYA UNGGUL mulai berdiri pada tahun 1989 yang didirikan oleh Bapak Irawan Santoso yang pada mulanya hanya memproduksi kabel-kabel biasa dan perusahaan ini berkembang sehingga memproduksi kabel-kabel untuk instalasi rumah yaitu LMK. Perusahaan ini mulai memproduksi kabel-kabel LMK pada tahun 2001.

PT. WILLSON SURYA UNGGUL yang mempunyai lokasi kantor di JL. Jelambar Baru Raya No. 11 JAKARTA 11460 dengan no NPWP = 6.015.781.5-031 dan no SIUP = 003/IUI.ILMFA.1/II/2001 sedangkan lokasi pabriknya di JL.Veteran No. 9A Kp. Cisereh Desa Kadu Jaya Kec. Curug TANGERANG 15810. Alasan pemilihan lokasi pabrik di daerah Tangerang adalah selain dekat dengan bahan baku seperti biji tembaga dan kawat tembaga, daerah Tangerang banyak sekali sumber tenaga kerjanya (berasal dari penduduk setempat) serta yang terpenting dekat dengan lokasi pasar.

Pendiri PT. WILLSON SURYA UNGGUL, Irawan Santoso pernah bekerja sebagai manajer pamasaran di Philips Coorporation yang memproduksi lampu listrik. Dari pengalaman yang didapat selama bekerja di Philips, Irawan Santoso dapat melihat peningkatan akan kebutuhan listrik baik dari industri-industri maupun dari

(2)

masyarakat yang mempunyai keinginan untuk hidup yang lebih mudah seperti menggunakan alat-alat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga.

Peningkatan permintaan akan kebutuhan listrik itu disebabkan tumbuhnya industri-industri baru dan juga terjadinya peningkatan taraf hidup masyarakat yang direalisasi dengan meningkatnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Berdasarkan pengamatan itu Irawan Santoso dapat melihat suatu peluang usaha yang cukup menguntungkan dengan mendirikan sebuah perusahaan yang memproduksi kabel listrik berbagai diameter. Kabel listrik diperlukan sebagai salah satu komponen penting untuk menjalankan alat-alat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga.

PT. WILLSON SURYA UNGGUL memiliki pangsa pasar sendiri. Pangsa pasar yang dituju pada tahun 2001 adalah Jakarta, Medan, Bandung, Pontianak, Pekanbaru, dan berkembang sehingga targetnya adalah seluruh Indonesia. Merek-merek yang diproduksi oleh PT.Willson Surya unggul adalah Denki, Willson, Premium, Tokiko, Master. Merek unggulan dari PT.Willson Surya Unggul adalah Master.

Jumlah pegawai yang dimiliki oleh PT. Willson Surya Unggul adalah sebagai berikut :

- Bagian produksi sebanyak 45 orang termasuk gudang

- Bagian pemasaran termasuk administrasi, service, training sebanyak 25 orang - Bagian keuangan dan akuntansi sebanyak 5 orang

- Bagian umum dan personalia sebanyak 12 orang termasuk keamanan pabrik 4

(3)

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi perusahaan adalah meningkatkan kualitas atau mutu produk dan dapat memajukan perusahaan di samping itu diharapakan para karyawan ikut untuk memajukan perusahaan.

Misi perusahaan adalah untuk meningkatkan permintaan akan kebutuhan listrik karena terjadinya peningkatan taraf hidup masyarakat yang direalisasi dengan meningkatnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat.

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber : PT. Willson Surya Unggul

Gambar 4.1 Struktur Organisasi DIREKTUR GENERAL MANAGER DIVISI MARKETING DIVISI AKUNTANSI & KEUANGAN DIVISI PABRIK BAGIAN GUDANG BAGIAN PRODUKSI STAFF STAFF STAFF STAFF

(4)

Uraian Pekerjaan

Dari struktur organisasi diatas, maka tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah :

a. Direktur

- Melakukan kegiatan pengolahan seluruh aktifitas perusahaan. - Melakukan pengawasan didalam perusahaan.

- Pemegang keputusan

- Menetapkan perencanaan jangka panjang

- Mengawasi jalannya perkembangan perusahaan secara keseluruhan - Menetapkan kebijakan umum perusahaan.

b. General Manager

- Mengawasi pekerjaan yang dilakukan bagian produksi, keuangan dan akuntansi, pemasaran, dan gudang.

- Melaporkan dan mempertanggungjawabkan segala aktifitas bagian-bagian tersebut ke direktur.

c. Bagian Produksi

- Melakukan aktifitas produksi sesuai dengan pesanan yang diterima oleh bagian pemasaran.

- Mengolah bahan baku menjadi barang jadi

d. Divisi Keuangan dan Akuntansi

- Membuat faktur pajak

- Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas. - membuat order pembelian bahan baku.

- membuat cek atas pembayaran yang terjadi didalam perusahaan. - Membuat omset penjualan perbulan.

(5)

- Mengecek bank mengenai cek-cek yang diterima ataupun yang dikeluarkan oleh perusahaan (rekonsiliasi bank).

- Membuat order penjualan.

- Membuat retur penjualan ataupun pembeliaan.

• Laporan harga pokok penjualan.

• Laporan laba kotor.

• Laporan rugi – laba.

• Laporan neraca.

e. Divisi Marketing

- Menawarkan produk yang dihasilkan perusahaan kepada konsumen. - Mengawasi semua pesanan yang diterima.

- Membuat catatan atas pesanan-pesanan yang diterima dan mengikuti

pengirimannya sehingga dapat diketahui pesanan-pesanan mana yang belum dipenuhi.

- Menentukan tanggal pengiriman atas pesanan-pesanan konsumen. - Mengawasi pengiriman barang untuk contoh atau sampel.

- Membuat catatan atau bukti memorial atas barang-barang yang di retur /

dikembalikan oleh pembeli.

- Menetapkan target penjualan. f. Bagian gudang

- Menyimpan barang-barang yang dihasilkan oleh bagian produksi. - Mengeluarkan barang-barang sesuai dengan surat pesanan. - Membuat surat jalan pengiriman barang kepada konsumen. - Membuat laporan atas barang-barang yang masuk dan keluar. - Melakukan pemeriksaan persediaan barang.

(6)

4.1.4 Kondisi Bisnis Perusahaan

PT. WILLSON SURYA UNGGUL bergerak di bidang pembuatan kabel. Produk kabel ini dikhususkan untuk konsumen rumah tangga di mana fungsi kabel ini sebagai intalasi atau penyambungan pada kabel-kabel listrik di perumahan. Pelanggan PT. WILLSON SURYA UNGGUL yaitu distributor terdapat di berbagai daerah di antaranya adalah distributor di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan lain sebagainya. Bisnis ini memiliki beberapa pesaing di antaranya adalah PT. PENOLIC. PT. PENOLIC merupakan pesaing utama, yang juga merupakan market leader sehingga seluruh perusahaan yang ada di bawahnya harus mengikuti harga yang dikeluarkan oleh PT. PENOLIC. Selain itu bisnis ini merupakan one level distribution yaitu dari produsen disalurkan ke distributor kemudian barulah sampai ke pengguna akhir yaitu konsumen.

Kekuatan tawar-menawar pemasok PT.WILLSON SURYA UNGGUL rendah karena terdapat beberapa pemasok yang dibedakan menjadi dua yaitu pemasok kawat dan pemasok kulit. Sedangkan untuk distribusinya dilakukan melalui sales, toko, suplier dan pabrikan. Kondisi bisnis perusahaan pada saat ini, untuk penjualan kabel tahun 2006 mengalami penurunan sebanyak 25% dari tahun 2005. Penurunan penjualan yang terjadi diakibatkan karena kondisi ekonomi Indonesia yang tidak stabil sehingga secara tidak langsung mengakibatkan penurunan pendapatan para konsumen.

(7)

Lima elemen kekuatan persaingan Porter pada PT. WILLSON SURYA UNGGUL :

Sumber : ( Fred R. David, Manajemen Strategis “ konsep”, 2004 , p 129 )

Gambar 4.1.4 Lima Elemen Kekuatan Persaingan Porter

Pendatang Baru

PT. JEMBO CABEL

Pesaing-pesaing

dalam industri

sejenis

PT, PENOLIC

( Kabel Eterna )

Kekuatan

Pemasok

Pemasok bahan

baku kawat yaitu

PT.INDOKAWAT

dan PT. KAWAT

MAS

Pemasok bahan

baku kulit yaitu

PT. SURYA

PLASTIC, PT.

SETIA KAWAN,

PT. RAPINDO

Kekuatan

pembeli

Konsumen

Rumah Tangga

Ancaman

barang pengganti

( tidak ada )

(8)

Analisis Porter :

Menurut Tjiptono ( 2001, p76 ), terdapat lima elemen kekuatan persaingan Porter yaitu : 1. Persaingan antara perusahaan sejenis dalam industri ( rivalry among existing firms )

Dalam persaingan PT. WILLSON SURYA UNGGUL memiliki beberapa pesaing, diantaranya adalah PT. PENOLIC. PT. PENOLIC merupakan pesaing utama dimana produk-produk yang ditawarkan PT. PENOLIC sudah dikenal oleh masyarakat. PT. PENOLIC juga merupakan market leader, sehingga seluruh perusahaan yg dibawahnya harus mengikuti harga yang dikeluarkan oleh PT. PENOLIC

2. Ancaman barang pengganti ( Threat of substituation ) Tidak terdapat barang pengganti untuk produk kabel.

3. Ancaman pendatang baru ( Threat of new entrant )

Ancaman pendatang baru bagi PT. WILLSON SURYA UNGGUL salah satunya adalah PT. JEMBO CABEL. Perusahaan ini sudah memberikan hambatan untuk pendatang baru yang akan masuk yaitu sistem pemasaran yang terintegrasi dan memiliki kualitas standar PLN.

4. Kekuatan tawar-menawar pemasok ( Bargaining power of supplier )

Kekuatan tawar-menawar pemasok bagi PT. WILLSON SURYA UNGGUL adalah rendah karena terdapat beberapa pemasok, yang dibedakan menjadi dua yaitu pemasok kawat dan pemasok kulit. Beberapa pemasok kawat di antaranya adalah PT. INDOKAWAT dan PT. KAWAT MAS sedangkan untuk pemasok kulit adalah PT. SURYA PLASTIC, PT. SETIA KAWAN dan PT. RAPINDO.

(9)

5. Kekuatan tawar-menawar pembeli ( Bargaining power of buyer )

Kekuatan tawar-menawar pembeli dari pelanggan PT. WILLSON SURYA UNGGUL adalah rendah karena tidak ada biaya untuk beralih ke barang subsitusi. Pembeli ini ditujukan untuk konsumen rumah tangga.

Dilihat dari hasil analisis Porter diatas dapat disimpulkan bahwa kabel merek Master yang diproduksi oleh PT. WILLSON SURYA UNGGUL memiliki pesaing utama yaitu kabel merek Eterna yang diproduksi oleh PT. PENOLIC dan memiliki ancaman pendatang baru yang cukup potensial serta tidak memiliki barang subtitusi. Dengan rendahnya ancaman kekuatan pemasok dan kekuatan tawar menawar pembeli menyebabkan perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan keunggulan kompetitif sehingga perusahaan dapat terus bertahan dalam menghadapi persaingan.

4.1.5 Sistem Yang Berjalan

Prosedur yang berjalan pada PT. WILLSON SURYA UNGGUL adalah dengan cara sales menawarkan produk kabel ke distributor atau toko-toko instalasi kabel. Sales menjelaskan tentang produk kabel dan keunggulan-keunggulan kabel tersebut. Jika terjadi kesepakatan untuk memesan produk maka sales akan melaporkan ke Supervisor kemudian dilanjutkan ke General Manager dan General manager meminta persetujuan Direktur. Setelah disetujui oleh Direktur maka General Manager dapat meminta bagian pabrik untuk membuat kabel yang disetujui oleh pihak perusahaan dengan pihak distributor. Setelah itu, administrasi membuat faktur dan tanda terima pembayaran, kemudian faktur dan tanda terima telah selesai maka diberikan kepada sales untuk dikirim ke konsumen untuk meminta persetujuan distributor dan distributor harus membayar DP sebesar 30% dan kemudian diberikan kepada bagian

(10)

keuangan dan tanda terima pembayaran diserahkan ke bagian administrasi. Kemudian dalam jangka waktu dua sampai tiga hari maka barang yang setelah disetujui sudah selesai akan langsung dikirim kepada distributor yang telah memesan barang.

PT. WILLSON SURYA UNGGUL bergerak di bidang pembuatan kabel. Produk kabel ini dikhususkan untuk konsumen rumah tangga di mana fungsi kabel ini sebagai intalasi atau penyambungan pada kabel-kabel listrik diperumahan. Bahan baku yang tersedia dipasok dari beberapa pemasok, di mana pemasok dibagi dua yaitu pemasok kawat seperti PT. INDOKAWAT dan PT. KAWAT MAS. Dan Pemasok kulit kabel seperti PT. SURYA PLASTIK, PT. SETIA KAWAN dan PT. RAPINDO. Kemudian kabel diproduksi oleh PT. WILLSON SURYA UNGGUL. PT. WILLSON SURYA UNGGUL juga melakukan pengembangan produk dari produk yang sudah ada yaitu dengan merubah bentuk dan tampilannya menjadi lebih menarik untuk meningkatkan kualitas produk yang sudah ada dan memberikan kepuasan konsumen. Setelah barang jadi, barang dijual ke para pelanggan yaitu distributor kabel yang terdapat diberbagai daerah seperti di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera dan lain sebagainya. Setelah itu barang didistribusikan melalui jalur sales, toko, distributor dan juga melalui PD BOROBUDUR. Promosi dilakukan dengan memberikan sales promotion, pembagian brosur, sponsor, memberikan potongan harga atau diskon dan juga pemberian kaos atau souvenir. Barulah akhirnya, produk sampai ke pengguna akhir yaitu konsumen.

(11)

4.2 Uraian Hasil Pengambilan Data dan Analisisnya 4.2.1 Matrix profil Kompetitif Faktor Kualitas

Dalam rangka menguji suatu keunggulan bersaing pada PT. WILLSON

SURYA UNGGUL yang memasarkan produk kabel merek MASTER dengan PT. PENOLIC merek ETERNA sebagai competitor. Pebandingan tersebut dapat dilihat dalam Matrix Profil Kompetitif dari segi kualitas yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1 Matrix Profile Kompetitif Faktor Kualitas PT. WILLSON SURYA UNGGUL (MASTER) PT. PENOLIC (ETERNA) Faktor sukses kritis Bobot

Peringkat Nilai Peringkat Nilai

Daya tahan produk 0.275 3 0.825 3 0.825

Kinerja produk 0.225 3 0.675 3 0.675 Kemudahan operasi 0.125 2 0.25 1 0.125 Perbaikan produk 0.175 3 0.525 4 0.7 Ketepatan produk 0.2 3 0.6 2 0.4 JUMLAH 1 2.875 2.775

Sumber : PT. WILLSON SURYA UNGGUL

1. Keterangan

i. Peringkat 4 : kekuatan utama. ii. Peringkat 3 : kekuatan minor. iii. Peringkat 2 : kelemahan minor. iv. Peringkat 1 : kelemahan utama.

(12)

2. Analisa

Berdasarkan tabel matrix profil kompetitif di atas, dapat dilihat bahwa untuk produk kabel merek MASTER memiliki total nilai yang dibobot sebesar 2.875 dibandingkan dengan merek ETERNA yang memiliki total nilai yang dibobot sebesar 2.775. Hal ini menunjukkan bahwa produk kabel merek MASTER dan merek ETERNA berada diatas rata-rata (>2.5) dalam kekuatan internal keseluruhan yang ada pada faktor sukses kritis. Sehingga PT. WILLSON SURYA UNGGUL memiliki posisi internal yang kuat dalam memasarkan produk kabel merek MASTER. Sedangkan untuk produk kabel merek ETERNA juga memiliki posisi internal yang kuat karena total nilai yang dibobotnya berada di atas rata-rata yaitu sebesar 2.775. Akan hal ini produk merek MASTER, dalam faktor kualitas masih memiliki keunggulan bersaing dengan merek ETERNA.

3. Cara perhitungan pembobotan

i. Data awal persentase MASTER dan ETERNA berdasarkan sukses kritis dari faktor kualitas, sebagai berikut :

Tabel 4.2 persentase MASTER dan ETERNA berdasarkan sukses kritis dari faktor kualitas

Faktor Sukses Kritis Persentase MASTER Persentase ETERNA

Daya tahan produk 30% 25%

Kinerja produk 20% 25%

Kemudahan operasi 10% 15%

Perbaikan produk 20% 15%

Ketepatan produk 20% 20%

Total persentase 100% 100%

(13)

ii. Rumus pembobotan faktor sukses kritis, yaitu :

Faktor sukses kritis =

2 100% ETERNA Persentase 100% MASTER Persentase

+

Maka, perhitungan untuk pembobotan masing-masing faktor sukses kritis, antara lain : - Daya Tahan = 2 100% 25% 100%

30%

+ = 2

3

,

0

25

,

0

+

= 2

55

,

0

= 0,275 - Kinerja Produk = 2 100% 25% 100%

20%

+ = 2

2

,

0

25

,

0

+

= 2

45

,

0

= 0,225

(14)

- Kemudahan Operasi = 2 100% 15% 100%

10%

+ = 2

1

,

0

15

,

0

+

= 2

25

,

0

= 0,125 - Perbaikan Produk = 2 100% 15% 100% 20%

+ = 2

2

,

0

15

,

0

+

= 2

35

,

0

= 0,175 - Ketepatan Produk = 2 100% 20% 100% 20%

+ = 2

2

,

0

2

,

0

+

= 2

4

,

0

= 0,2

(15)

4.2.2 Deskriptif Analisis

Di bawah ini adalah tahapan-tahapan dan hambatan-hambatan yang ditemukan pada proses pengembangan produk yang dihadapi oleh PT. WILLSON SURYA UNGGUL adalah

1. Penggalian ide

Penggalian ide untuk mengembangkan produk, sumber berasal dari dalam perusahaan dan juga dari luar perusahaan, yaitu :

• Sumber dari dalam perusahaan.

Informasi yang didapat berasal dari karyawan dan salesman perusahaan dalam menghadapi keunggulan bersaing.

• Sumber dari luar perusahaan.

Gagasan yang diperoleh dari distributor yang informasinya didapat dari sales perusahaan, dan ide ini didapat dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan pesaing.

Tidak adanya hambatan yang ditemukan oleh perusahaan dalam penggalian ide

2. Penyaringan ide

Setelah gagasan yang dikumpulkan dari sumber dalam perusahaan dan luar perusahaan oleh PT. WILLSON SURYA UNGGUL, perlu diadakan penyaringan terlebih dahulu supaya dapat diketahui dan disingkirkan gagasan-gagasan yang kurang baik sedini mungkin sebelum gagasan tersebut dilaksanakan. Dalam tahap penyaringan ada dua jenis kesalahan yang harus dihindari, yaitu :

• Kesalahan membuang ( drop error )

Kesalahan ini terjadi jika perusahaan ternyata membuang gagasan yang sebenarnya baik untuk dikembangkan.

(16)

• Kesalahan jalan terus ( go error )

Kesalahan ini terjadi jika perusahaan meloloskan gagasan yang tidak baik ketahap pengembangan hingga tahap kegiatan komersial.

Tidak adanya hambatan yang ditemukan oleh perusahaan dalam penyaringan ide

3. Pengembangan dan pengujian konsep

Perusahaan melakukan pengembangan produk sesuai dengan selera konsumen yang didapat informasi dari distributor yang secara langsung berinteraksi dengan konsumen. Serta mengantisipasi kondisi persaingan yang akan dihadapi oleh produk baru nantinya dipasar. Konsep ini dapat diuji melalui sekelompok konsumen sasaran, yang didapat untuk mengetahui konsep manakah yang terbaik.

Adanya hambatan yang ditemukan oleh perusahaan dalam pengembangan dan pengujian konsep yaitu tingkat kesulitan meyakinkan konsumen bahwa dengan melakukan pengembangan produk, maka produk akan menjadi lebih baik.

Perusahaan masih merasa kesulitan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen, karena sebagian konsumen memiliki pemikiran bahwa sebuah produk yang telah mengalami proses pengembangan merupakan produk yang berasal dari produk-produk gagal. Dan perusahaan mengalami kesulitan untuk meyakinkan kepada konsumen bahwa suatu produk yang telah mengalami proses pengembangan produk akan menjadi produk yang lebih baik lagi.

(17)

4. Pengembangan strategi pemasaran

Perusahaan perlu menetapkan strategi pemasaran yang tepat bagi produk baru yang akan diperkenalkan. Biasanya keputusan pengembangan strategi pemasaran ini mencakup hal-hal berikut :

• Rencana penempatan ( product posisioning ) dan hasil yang diharapkan dari penjualan.Bagian pasar serta sasaran keuntungan jangka panjang.

• Rencana penetapan harga produk. Penyalurannya dan anggaran pemasaran yang dicadangkan

• Sasaran jangka panjang dalam penjualan dan keuntungan serta strategi bauran pemasarannya.

Tidak adanya hambatan yang ditemukan oleh perusahaan dalam pengembangan strategi pemasaran

5. Analisis bisnis

Masing-masing gagasan yang telah terpilih dalam tahap penyaringan perlu dianalisa segi bisnisnya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan gagasan tersebut menghasilkan laba. Kemudian mengembangkannya menjadi sebuah usulan bisnis yang nyata dengan cara :

ƒ Mengidentifikasi ciri-ciri produk tersebut

ƒ Memperkirakan permintaan pesat dan kemampuan produk menghasilkan laba

ƒ Menetapkan tanggung jawab untuk studi lebih lanjut kemudian pelaksanaan produk.

(18)

Adanya hambatan yang ditemukan oleh perusahaan dalam analisis bisnis yaitu

Terbatasnya bahan baku yang berkualitas menyebabkan harga bahan baku menjadi mahal.

Bahan baku untuk membuat produk kabel ini terbatas jumlahnya karena PT. WILLSON SURYA UNGGUL ingin membuat produk dengan kualitas yang baik dan tidak mau mengecewakan konsumennya. Akan tetapi, perusahaan terhambat oleh keterbatasan mendapatkan bahan baku yang berkualitas dari pemasoknya. Seandainya pun perusahaan mendapatkan bahan baku yang berkualitas, harga bahan baku yang ada pun akan semakin mahal.

• Sedikitnya pemasok.

Sedikitnya pemasok bahan baku berkualitas menjadi hambatan dalam melakukan pengembangan produk pada perusahaan ini karena jika pemasok jumlahnya sedikit maka akan berpengaruh pada mudah atau tidaknya suatu bahan baku produksi yang didapatkan untuk digunakan dalam proses produksi. 6. Pengembangan produk

Gagasan yang telah masuk analisis bisnis dan dinyatakan layak dari segi bisnis kemudian diwujudkan ke dalam produk nyata. Pada tahap inilah nilai penanaman modal akan terasa makin meningkat dibandingkan tahap-tahap sebelumnya. Karena akan dapat dibuktikan apakah gagasan produk yang baik dapat berlangsung dengan baik pula. Jika semua itu tidak terbukti maka penanaman modal tadi akan sia-sia saja. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk ini, yaitu :

(19)

ƒ Rancangan produk seharusnya tidak hanya dilihat dari segi kegunaanya saja tapi perlu juga diperhatikan bagaimana cara mengomunikasikan segi-segi psikologi produk melalui apa yang disebut isyarat-isyarat fisik.

ƒ Perlu dilakukan pengujian fungsional baik laboratorium maupun dalam keadaan sesungguhnya. Sehingga dapat dipastikan bahwa produk tersebut efektif dan aman. Kemudian dilakukan pengujian penetapan produk di rumah konsumen yang dilakukan selama beberapa waktu dan konsumen diwajibkan melaporkan kesannya.

Adanya hambatan yang ditemukan oleh perusahaan dalam pengembangan produk yaitu

Kurang ketelitian dalam proses produksi.

Dalam memproduksi kabel pada PT. WILLSON SURYA UNGGUL, faktor ketelitian menjadi faktor utama dalam proses produksi, karena perusahaan menganggap bahwa jika suatu produk diproduksi dengan mengutamakan ketelitian maka akan mendapatkan hasil yang maksimal dan dapat memuaskan konsumen yang menggunakan produk-produk yang ada pada PT. WILLSON SURYA UNGGUL

Teknologi yang kurang mendukung.

Perusahaan ini dalam melakukan pengembangan produk membutuhkan teknologi yang mendukung, seperti mesin untuk memproduksi bahan baku menjadi barang jadi. Dalam hal ini teknologi sangat penting untuk memprodksi kabel dengan kualitas yang baik. Akan tetapi PT. WILLSON SURYA UNGGUL belum memiliki teknologi yang mendukung dalam memproduksi kabel.

(20)

7. Pemasaran uji coba

Pemasaran uji coba ini dilakukan di daerah geografis tertentu untuk memastikan terlaksananya program pemasaran dalam skala penuh. Dalam tahap ini desain dan variabel produk dapat disesuaikan menurut uji pemasaran. Sasaran pokok uji pemasaran ini adalah pengkajian atas tanggapan konsumen dan penyalur terhadap masalah-masalah perlakuan, penggunaan dan pembelian ulang produk senyatanya dan pengkajian atas seberapa luas pasar sesungguhnya. Masalah yang luas sering dijumpai pada tahap ini karena para pesaing berusaha mengagalkan penelitian tersebut untuk memperkenalkan produk baru mereka.

Tidak adanya hambatan yang ditemukan oleh perusahaan dalam pemasaran uji coba

8. Komersialisasi

Dalam tahap ini, program pemasaran dan produksi dalam skala penuh direncanakan dan produkpun mulai diluncurkan serta memasuki daur hidup.

Menyatakan bahwa ada 4 keputusan yang harus diambil sebelum memasarkan produk yaitu :

ƒ Kapan ( penentuan waktu )

Menentukan kapan saat yang tepat untuk memasarkan produk baru.

ƒ Di mana ( strategi geografis )

Menentukan apakah produk tersebut akan dipasarkan secara regional, nasional atau internasional.

ƒ Kepada siapa ( target pasar )

Menentukan kelompok pembeli potensial mana yang akan dijadikan sasaran promosi dan distribusi.

(21)

ƒ Bagaimana ( strategi perkenalan pasar )

Menyusun suatu rencana tindakan akan action plan dalam perkenalan pasar-pasar tersebut.

Tidak adanya hambatan yang ditemukan oleh perusahaan dalam komersialisasi

(22)

4.2.3 Matrix Profil Kompetitif Faktor Promosi

Tabel 4.3 Matrix Profil kompetitif Faktor promosi

Sumber PT. WILLSON SURYA UNGGUL

1. Keterangan

i. Peringkat 4 : kekuatan utama. ii. Peringkat 3 : kekuatan minor. iii. Peringkat 2 : kelemahan minor. iv. Peringkat 1 : kelemahan utama.

MASTER Eterna Faktor sukses kritis BOBOT

Peringkat Nilai Peringkat Nilai

Strategi pengeluaran promosi

0,125 2 0.25 2 0.25

Strategi bauran promosi 0.125 2 0.25 2 0.25

Strategi pemilihan media 0.15 1 0.15 3 0.45

Strategi copy iklan 0.15 2 0.3 2 0.3

Strategi penjualan 0.275 4 1.1 3 0.825

Strategi motivasi dan persediaan tenaga

penjual

0.175 2 0.35 3 0.525

(23)

2. Analisa

Berdasarkan tabel matrix profil kompetitif di atas, dapat dilihat bahwa untuk produk kabel merek MASTER memiliki total nilai yang dibobot sebesar 2.4 dibandingkan dengan merek ETERNA yang memiliki total nilai yang dibobot sebesar 2.6. Hal ini menunjukkan bahwa produk kabel merek MASTER di bawah rata-rata (<2.5) dan merek ETERNA berada diatas rata-rata (>2.5). Sehingga PT. WILLSON SURYA UNGGUL memiliki posisi internal yang lemah dalam memasarkan produk kabel merek MASTER yaitu karena total nilai bobotnya di bawah rata-rata sebesar 2.4. Sedangkan untuk produk kabel merek ETERNA memiliki posisi internal yang kuat karena total nilai yang dibobotnya berada di atas rata-rata yaitu sebesar 2.6. dengan demikian dalam keunggulan bersaing produk kabel merek MASTER masih di bawah merek ETERNA.

(24)

3. Cara perhitungan pebobotan

i.Data awal persentase MASTER dan ETERNA berdasarkan sukses kritis dari faktor promosi, sebagai berikut :

Tabel 4.4 persentase MASTER dan ETERNA berdasarkan sukses kritis dari faktor promosi

Faktor sukses kritis MASTER ETERNA

Strategi pengeluaran promosi 15% 10%

Strategi bauran promosi 15% 10%

Strategi pemilihan media 10% 20%

Strategi copy iklan 15% 15%

Strategi penjualan 30% 25%

Strategi motivasi dan persediaan tenaga penjual

15% 20%

Total persentase 100% 100%

Sumber : PT. WILLSON SURYA UNGGUL

ii.Rumus pembobotan faktor sukses kritis, yaitu :

Faktor sukses kritis =

2 100% ETERNA Persentase 100% MASTER Persentase

+

Maka, perhitungan untuk pembobotan masing-masing faktor sukses kritis, antara lain :

(25)

- Strategi Pengeluaran promosi = 2 100% 10% 100%

15%

+ = 2

1

,

0

15

,

0

+

= 2

25

,

0

= 0,125

- Strategi Bauran Promosi =

2 100% 10% 100%

15%

+ = 2

1

,

0

15

,

0

+

= 2

25

,

0

= 0,125

- Strategi pemilihan media =

2 100% 20% 100%

10%

+ = 2

2

,

0

1

,

0

+

= 2

3

,

0

= 0,15

(26)

- Strategi Copy Iklan = 2 100% 15% 100% 15%

+ = 2

15

,

0

15

,

0

+

= 2

30

,

0

= 0,15 - Strategi Penjualan = 2 100% 25% 100% 30%

+ = 2

25

,

0

3

,

0

+

= 2

55

,

0

= 0,275

- Strategi Motivasi dan Persediaan Tenaga Penjual =

2 100% 20% 100%

15%

+ = 2

20

,

0

15

,

0

+

= 2

35

,

0

= 0,175

(27)

(Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman) dari perusahaan dan membuat strategi baru untuk mengatasi ancaman tersebut. Didalam analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Strength (Kekuatan) dan Opportunity (Peluang), namun secara bersamaan dapat meminimalkan Weakness (Kelemahan) dan Threat (Ancaman) tersebut. Disamping itu, analisis SWOT juga membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan.

Berikut ini dijabarkan Analisis SWOT pada PT. WILLSON SURYA UNGGUL :

¾ Strength (Kekuatan)

9 Memiliki sumber daya manusia yang ahli

9 Meyediakan kualitas yang baik

9 Meyelesaikan proyek sesuai rencana yang telah dijadwalkan

9 Menawarkan produk yang inovatif dan mengikuti trend

¾ Weakness (Kelemahan)

9 Teknologi yang kurang canggih dan masih sederhana

9 Strategi promosi yang rendah

9 Pemasok yang menyediakan kualitas rendah

¾ Opportunity (Peluang)

9 Pada saat ini pembangunan di Indonesia sedang berkembang dengan begitu pesatnya sehingga peminat yang membutuhkan produk kabel semakin banyak.

9 Adanya kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya dengan memasarkan produk di kot-kota lain

¾ Threat (Ancaman)

9 Banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang yang sama

9 Kondisi politik, sosial dan ekonomi yang tidak stabil sehingga dapat mempengaruhi daya beli masyarakat

(28)

matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternative strategis.

Tabel 4.5 Matriks SWOT

Internal eksternal Strength (S)

1. memiliki sumber daya manusia yang ahli

2. menyediakan kualitas yang baik

3. menyelesaikan proyek sesuai rencana yang dijadwalkan

4. menawarkan produk yang

inovatif dan mengikuti trend.

Weakness (W)

1. teknologi yang kurang canggih dan masih sederhana

2. strategi promosi yang masih rendah 3. pemasok yang menyediakan kualitas rendah. Opportunity (O)

1. pada saat ini

pembangunan di Indonesia sedang berkembang dengan begitu pesatnya sehingga peminta yang membutuhkan produk kabel semakin banyak.

2. adanya kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya dengan memasarkan produknya di kota-kota lain

Strategy SO

1. memperluas penjualan produk

kabel dengan memasarkannya di kota-kota besar di indonesia

2. memperkenalkan keunggulan

dari produk-produk yang digunakan

3. memproduksi kabel sesuai

standarisasi dari PLN

Strategy WO

1. Menyediakan teknologi

yang lebih canggih dan modern

2. memperluas jaringan

pemasaran dengan melakukan berbagai strategi promosi.

3. Memilih pemasok yang

berkualitas sehingga tidak menghasilkan produk yang rendah kualitas.

Threat (T )

1. banyaknya perusahaan

yang bergerak di bidang yang sama

2. kondisi politik, sosial, dan ekonomi yang tidak stabil sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat.

Strategy ST

1. Meningkatkan mutu kinerja perusahaan

2. meningkatkan kualitas barang maupun service sehingga dapat memberikan nilai kepuasan terhadap pelanggan 3. Menetapkan strategi harga

yang tepat Strategy WT 1. Meningkatkan suatu manajemen yang berpengalaman dan profesional 2. Meminimalisasi biaya operasional perusahaan sehingga perusahaan dapat menawarkan harga yang bersaing

(29)

perusahaan dan kesempatan-ancaman yang dihadapi adalah sebagai berikut: 1. Strategi SO (kekuatan–peluang)

Pada strategi Kekuatan-Peluang, alternatif yang diambil adalah memperluas penjualan produk kabel di kota-kota besar di Indonesia, memperkenalkan keunggulan dari produk-produk kabel yang digunakan, memproduksi kabel sesuai standarisasi dari PLN. Alternatif ini diambil berdasarkan kekuatan perusahaan yang memanfaatkan peluang yang ada dengan semaksimal mungkin.

2. Strategi WO (kelemahan-peluang)

Pada strategi Kelemahan-Peluang, alternatif yang harus diambil adalah menyediakan teknologi yang lebih canggih dan modern, memperluas jaringan pemasaran dengan melakukan berbagai strategi promosi, memilih pemasok yang berkualitas sehingga tidak menghasilkan produk yang rendah kualitas. Alternatif ini diambil berdasarkan pada peluang PT. WILLSON SURYA UNGGUL yaitu pembangunan di Indonesia sedang berkembang dengan begitu pesatnya sehingga peminta yang membutuhkan produk kabel semakin banyak, adanya kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya dengan memasarkan produknya di kota-kota lain.

3. Strategi ST (kekuatan-ancaman)

Pada strategi Kekuatan-Ancaman, alternatif yang diambil adalah meningkatkan mutu kinerja perusahaan, meningkatkan kualitas barang maupun service sehingga dapat memberikan nilai kepuasan terhadap pelanggan, Menetapkan strategi harga yang tepat. Alternatif ini diambil berdasarkan pada

(30)

4. Strategi WT (kelemahan-ancaman)

Pada strategi Kelemahan-Ancaman, alternatif yang diambil adalah meningkatkan suatu manajemen yang berpengalaman dan profesional, Meminimalisasi biaya operasional perusahaan sehingga perusahaan dapat menawarkan harga yang bersaing. Alternatif ini diambil berdasarkan adanya ancaman persaingan dalam pasar kabel.

(31)

menggunakan metode CPM terbukti bahwa, produk kabel merek MASTER dari sisi faktor kualitas masih lebih unggul dari pada pesaingnya yaitu produk kabel merek ETERNA yang diproduksi oleh PT. PENOLIC.

Dalam permasalahan ini juga dapat diketahui bahwa, PT. WILLSON SURYA UNGGUL dalam melakukan pengembangan produk mengalami beberapa hambatan yaitu sulitnya bahan baku berkualitas yang didapat dari pemasok, sehingga menimbulkan harga bahan baku yang berkualitas menjadi mahal dan biaya produksi menjadi meningkat. PT. WILLSON SURYA UNGGUL mengalami beberapa kesulitan lainnya yaitu teknologi yang kurang mendukung karena mesin yang bagus sangat mahal.

PT. WILLSON SURYA UNGGUL dari segi promosi mengalami kendala permasalahan dalam menghadapi pesaingnya. Dari hasil analisis yang penulis dapatkan PT. WILLSON SURYA UNGGUL tingkatan promosi masih berada dibawah pesaingnya yaitu dengan nilai bobot 2.4 sedangkan nilai bobot pesaingnya adalah 2.6 yang berada diatas rata-rata (>2.5).

Setelah melakukan analisa dari permasalahan yang ada pada PT. WILLSON SURYA UNGGUL dalam melakukan pengembangan produk dalam mengahadapi persaingan, PT. WILLSON SURYA UNGGUL perlu meningkatkan kualitas, pengembangan produk dan strategi promosi yang lebih tepat. Sehingga dapat mengalahkan pesaing dan dapat meningkatkan penjualan.

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Gambar 4.1.4 Lima Elemen Kekuatan Persaingan Porter
Tabel 4.1 Matrix Profile Kompetitif  Faktor Kualitas  PT. WILLSON SURYA  UNGGUL (MASTER)  PT
Tabel 4.2 persentase MASTER dan ETERNA   berdasarkan sukses kritis dari faktor kualitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berikut adalah biaya pemesanan barang oleh perusahaan melalui jasa penggangkutan bahan baku diangkut pada saat bersamaan karena proses produksinya dilakukan pada saat yang

Selisih antara target costing dan realisasi target costing pada bahan baku sebesar 3.112.400 rupiah, dengan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan

Bahan baku merupakan bahan dasar yang menjadi dasar utama dalam pembuatan produk kuliner. Adapun bahan baku biasanya dapat didapat langsung dari alam maupun beli di

Gambar 4.10 merupakan desain dari form laporan bahan baku masuk yang digunakan untuk melihat laporan data bahan baku masuk yang telah disimpan. Laporan bahan baku

Aliran finansial merupakan aliran uang yang mengalir dari setiap anggota kepada seluruh anggota pemasok. Dalam rantai pasok uang pembayaran tersebut didapat atas

Hambatan lainnya yang sering ditemui dalam kegiatan media relations adalah sulitnya menjamin kehadiran wartawan yang diharapkan public relationsbisa mengkomunikasikan

Data kriteria lingkungan pemasok tersebut selanjutnya akan dilakukan pengelompokkan untuk menentukan warna pemasok menjadi hitam, merah, kuning dan hijau menggunakan

Selain itu, Kalisani Coffee Shop UNAND juga dapat menjalin kemitraan dengan pemasok lokal untuk memperoleh bahan baku yang berkualitas dengan harga yang lebih stabil.Metode yang dapat