• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat pemahaman dan kesenangan siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang dalam pembelajaran gelombang elektromagnetik dengan menggunakan model ceramah, peta, konsep, dan pemutaran video pembelajaran.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat pemahaman dan kesenangan siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang dalam pembelajaran gelombang elektromagnetik dengan menggunakan model ceramah, peta, konsep, dan pemutaran video pembelajaran."

Copied!
283
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PEM

KELAS X

PEMBELAJAR

DENGAN MEN

KONSEP, DAN

Dia

PRO

JURUSAN PENDIDIKA

FAKULT

U

T PEMAHAMAN DAN KESENANGAN

S X SMA NEGERI 1 REMBANG DALA

ARAN GELOMBANG ELEKTROMA

ENGGUNAKAN MODEL CERAMA

AN PEMUTARAN VIDEO PEMBELA

SKRIPSI

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Marcellina Anita Prisca Novela

NIM : 091424023

ROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

IKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGE

LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

GAN SISWA

ALAM

OMAGNETIK

AH, PETA

BELAJARAN

t

ETAHUAN ALAM

(2)

TINGKAT PEM

KELAS X

PEMBELAJAR

DENGAN MEN

KONSEP, DAN

Dia

PRO

JURUSAN PENDIDIKA

FAKULT

U

i

T PEMAHAMAN DAN KESENANGAN

S X SMA NEGERI 1 REMBANG DALA

ARAN GELOMBANG ELEKTROMA

ENGGUNAKAN MODEL CERAMA

AN PEMUTARAN VIDEO PEMBELA

SKRIPSI

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Marcellina Anita Prisca Novela

NIM : 091424023

ROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

IKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGE

LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

GAN SISWA

ALAM

OMAGNETIK

AH, PETA

BELAJARAN

t

ETAHUAN ALAM

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Yang dulu tak ku mengerti, s’karang Kau buat mengerti

Kau singkapkan mataku dengan kasih-Mu

Yang tak pernah kupikirkan, sungguh Kau t’lah sediakan Kau curahkan berkat-Mu limpah dalam hidupku

T’rima kasih Yesus, t’rima kasih Yesus

kub’ri syukur hanya bagi-Mu ya Allahku, ya Tuhanku

t’rima kasih Yesus, t’rima kasih Yesus

kub’ri syukur hanya bagi-Mu, t’rima kasih Yesus

(Ir. Welyar Kauntu)

Karya ini kupersembahkan untuk:

(6)
(7)
(8)

vii

ABSTRAK

TINGKAT PEMAHAMAN DAN KESENANGAN SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG DALAM

PEMBELAJARAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CERAMAH, PETA

KONSEP, DAN PEMUTARAN VIDEO PEMBELAJARAN

Marcellina Anita Prisca Novela Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) model pembelajaran yang dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang diantara model ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik; (2) model pembelajaran yang lebih disenangi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang diantara model ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik; (3) model pembelajaran yang meningkatkan pemahaman siswa sekaligus disenangi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 s.d. 21 Mei 2013. Sampel penelitian adalah siswa kelas X5 s.d. X8 (rombel G s.d. L) SMA Negeri 1 Rembang. Jumlah siswa sampel penelitian adalah sebanyak 128 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pretest, posttest, dan angket. Data pretest dan

posttestdianalisis menggunakan SPSS 17 dengan taraf signifikannya adalah 0.05. Data angket tertutup dianalisis dengan penyekoran tiap nomor pernyataan. Data angket terbuka dianalisis dengan pengkodean.

(9)

viii

ABSTRACT

UNDERSTANDING THE LEVEL AND PLEASURE OF 10

th

STUDENTS IN SMA NEGERI 1 REMBANG ON

ELECTROMAGNETIC WAVES LEARNING USING

LECTURE, CONCEPT MAP, AND VIDEO LEARNING

MODELS

Marcellina Anita Prisca Novela Sanata Dharma University

2013

The purposes of this research are to find out: (1) learning model that most improves understanding of 10’th students in SMA Negeri 1 Rembang between lecture, concept maps, and video learning models on the electromagnetic waves; (2) learning model that most pleasures of 10’th students in SMA Negeri 1 Rembang between lecture, concept maps, and video learning models on the electromagnetic waves; (3) learning model that most improves understanding and pleasures of 10’th students in SMA Negeri 1 Rembang on the electromagnetic waves.

The research was conducted on May 6 until May 21, 2013. The samples of this reseacrh were 10’th5 and 10’th8 students (learning groups G until L) in SMA Negeri 1 Rembang. Amount sample of this research was 128 students. Instrument in this research used a pretest, posttest, and questionnaires. Pretest’sand posttest’s

data were analyzed using SPSS 17 with the level of significance 0.05. Enclosed questionnaire’s data were analyzed by grouping the total score of each student into a frequency distribution table inteval pleasure level students. Open questionnaire’sdata were analyzed by coding.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tingkat

Pemahaman dan Kesenangan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang dalam

Pembelajaran Gelombang Elektromagnetik dengan Menggunakan Model

Ceramah, Peta Konsep, dan Pemutaran Video Pembelajaran.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini,

penulis mendapat bimbingan, saran, nasehat, semangat, dan doa dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah sabar mengarahkan, memperhatikan, dan mendampingi penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Universitas Sanata Dharma.

3. Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik

Program Studi Pendidikan Fisika Angkatan 2009.

4. Seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah

(11)

x

5. Bapak Sugeng, Bu Heni, dan Mas Arif (sekertaris JPMIPA) atas kesediaan

dan kerjasamanya dalam memperlancar segala keperluan yang berkaitan

dengan administrasi tugas-tugas studi.

6. Keuskupan Surabaya dan Otasa yang telah memberikan dana bagi penulis

untuk dapat menempuh studi.

7. Bapak Drs. Setiya Purwoko, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1

Rembang yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan

penelitian.

8. Ibu Kristina Suprapti, S.Pd., selaku guru bidang studi fisika kelas X SMA

Negeri 1 Rembang yang dengan sabar, dan semangat membantu dan

mendukung penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Segenap guru, dan karyawan SMA Negeri 1 Rembang yang telah membantu

dan mendukung penelitian.

10. Siswa kelas X5 s.d. X8 (Rombel G s.d. L) yang telah sudi membantu,

mendukung, dan bekerjasama dalam penelitian mata pelajaran fisika pada

pokok bahasan gelombang elektromagnetik.

11. Bapak, ibuk, dan adik yang selalu memberikan doa, dukungan, dan semangat

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi dengan lancar.

12. Teman-teman Pendidikan Fisika 2009 bimbingan Romo Paul: Ipin, Yustin,

Audra, dan Nick yang telah bekerjasama, memberikan motivasi, dan

dukungan selama bimbingan skripsi.

13. Teman-teman di lain program studi: Cae (Pendidikan Matematika 2009) atas

(12)

xi

14. Seluruh teman-teman Pendidikan Fisika 2009, atas kerjasama dan

kebersamaan yang telah kita jalani bersama selama masa studi di Universitas

Sanata Dharma.

15. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, arahan, dan doa

kepada penulis selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini

masih jauh dari sempurna sehingga perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat

membangun dan menjadikan penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 21 Agustus 2013

Penulis,

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……… vi

ABSTRAK ………. vii

ABSTRACT………viii

KATA PENGANTAR ……… ix

DAFTAR ISI……… xii

DAFTAR TABEL……… xv

DAFTAR GAMBAR……….xviii

DAFTAR LAMPIRAN………xix

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang………. 1

B. Rumusan Masalah……… 5

C. Tujuan……….. 5

D. Manfaat penelitian……… 6

BAB II. LANDASAN TEORI………. 7

A. Pemahaman……….. 7

B. Kesenangan Belajar……….. 9

C. Model Pembelajaran……… 12

1. Model ceramah……….. 12

2. Model konstruktivis ……….. 16

a. Model peta konsep ……….. 17

(14)

xiii

D. Gelombang Elektromagnetik……… 24

1. Penemuan dan besaran gelombang elektromagnetik………. 24

2. Spekturm gelombang elektromagnetik……….. 27

3. Karakteristik dan aplikasi gelombang elektromagnetik……… 28

BAB III. METODOLOGI………. 33

A. DesignPenelitian………. 33

B. Populasi dan Sampel……… 34

C. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 35

D. Treatment……….. 35

1. Pembelajaran pada rombel ceramah……….. 36

2. Pembelajaran pada rombel peta konsep…………. ……….... 39

3. Pembelajaran pada rombel video pembelajaran……… 42

E. Instrumen Penelitian……… 48

1. Instrumen tes ……… 48

2. Angket……… 52

F. Validitas Instrumen……….. 57

G. Metode Analisis Data……….. 57

1. PretestdanPosttest……… 57

2. Angket……… 60

BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA…….……… 63

A. Deskripsi Penelitian………. 63

1. Pelaksanaan penelitian rombel ceramah……… 65

2. Pelaksanaan penelitian rombel peta konsep……… 68

3. Pelaksanaan penelitian rombel video………. 70

B. Data dan Analisis Data Penelitian……… 73

1. Ujipretestdanposttest……….. 73

a. Ujipretestdanposttestrombel ceramah (uji-T dependen)……. 73

b. Ujipretestdanposttestrombel peta konsep (uji-T dependen)… 76 c. Ujipretestdanposttestrombel video (uji-T dependen)……….. 80

d. Ujipretestrombel ceramah, peta konsep, dan video (uji-F)…… 83

(15)

xiv

2. Angket……… 92

a. Angket langsung-tertutup………. 92

1) Rombel ceramah……… 92

2) Rombel peta konsep ……….. 98

3) Rombel video……….103

b. Angket langsung-terbuka……….112

1) Rombel ceramah………112

2) Rombel peta konsep ………..113

3) Rombel video……….114

3. Data di luarpretest,posttest, dan angket yang didapat di lapangan..116

C. Pembahasan……….121

D. Keterbatasan Penelitian………123

BAB V. PENUTUP……….126

A. Kesimpulan ……….126

B. Saran………126

DAFTAR PUSTAKA………..128

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kemampuan Internal dan Kata Kerja Operasional Perilaku

Pada Ranah Kognitif: Kategori Pemahaman……….. 8

Tabel 2.2 Langkah-Langkah dalam Membuat Peta Konsep………... 20

Tabel 2.3 Tabel Perbedaan Karakteristik antara Model Pembelajaran

Konvensional dan Konstruktivis………. 24

Tabel 2.4 Klasifikasi Gelombang Radio ……… 28

Tabel 3.1 Kegiatan Belajar Rombel Ceramah dan Alokasi Waktu…………. 36

Tabel 3.2 Kegiatan Belajar Rombel Peta Konsep dan Alokasi Waktu……… 39

Tabel 3.3 Kegiatan Belajar Rombel Video Pembelajaran dan Alokasi Waktu 42

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Penyusunan Pekerjaan Rumah (PR)……… 46

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Penyusunan SoalPretestdanPosttest………. 50 Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Langsung-Tertutup Pengukuran Kesenangan

Siswa pada Rombel Ceramah……….. 53

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Angket Langsung-Tertutup Pengukuran Kesenangan

Siswa pada Rombel Peta Konsep……… 54

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Angket Langsung-Tertutup Pengukuran Kesenangan

Siswa pada Rombel Video Pembelajaran……… 55

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Angket Langsung-Terbuka Pengukuran Kesenangan

Siswa pada Rombel Ceramah, Peta Konsep, dan

Video Pembelajaran……… 56

Tabel 3.10 Aturan Penyekoran Tiap Butir Soal……… 58

Tabel 3.11 Penetapan Skor untuk Tiap Pertanyaan Angket ………... 60

Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Tingkat Kesenangan Siswa terhadap

Model Ceramah, Peta Konsep, dan Video Pembelajaran………… 62

Tabel 4.1 Jumlah Siswa Rombel G s.d. L kelas X SMA Negeri 1 Rembang . 63

Tabel 4.2 Pembagian Model Pembelajaran Tiap Rombel……….. 63

Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Rombel G s.d. L kelas X

(17)

xvi

Tabel 4.4 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Rombel Ceramah……….. 65

Tabel 4.5 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Rombel Peta Konsep…………. 68

Tabel 4.6 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Rombel Video ……….. 70

Tabel 4.7 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel Ceramah Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik ………... 73

Tabel 4.8a Output Bagian Pertama Uji-T Dependen NilaiPretest-PosttestRombel Ceramah………. 75

Tabel 4.8b Output Bagian Kedua Uji-T Dependen NilaiPretest-PosttestRombel Ceramah………. 75

Tabel 4.9 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel Peta Konsep Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 77

Tabel 4.10a Output Bagian Pertama Uji-T Dependen NilaiPretest-PosttestRombel Peta Konsep………... 78

Tabel 4.10b Output Bagian Kedua Uji-T Dependen NilaiPretest-PosttestRombel Peta Konsep……… 79

Tabel 4.11 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel Video Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik……… 80

Tabel 4.12a Output Bagian Pertama Uji-T Dependen NilaiPretest-PosttestRombel Video ………... 82

Tabel 4.12b Output Bagian Kedua Uji-T Dependen NilaiPretest-PosttestRombel Video………... 82

Tabel 4.13 NilaiPretestRombel Ceramah, Peta Konsep, dan Video pada Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 83

Tabel 4.14a Output Bagian Pertama Uji-F NilaiPretest……… 85

Tabel 4.14b Output Bagian Kedua Uji-F NilaiPretest………... 86

Tabel 4.15 NilaiPosttestSiswa Rombel Ceramah, Peta Konsep, dan Video pada Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik……… 87

Tabel 4.16a Output Bagian Pertama Uji-F NilaiPosttest ………. 89

Tabel 4.16b Output Bagian Kedua Uji-F NilaiPosttest ……… 89

(18)

xvii

Tabel 4.17 Data Angket Penelusuran Kesenangan Rombel Ceramah

terhadap Model Ceramah……… 92

Tabel 4.18 Daftar Peringkat Pernyataan Penelusuran Angket Kesenangan

Siswa Rombel Ceramah terhadap Model Ceramah……… 95

Tabel 4.19 Data Angket Penelusuran Kesenangan Rombel Peta Konsep

terhadap Model Peta Konsep ………... 98

Tabel 4.20 Daftar Peringkat Pernyataan Penelusuran Angket Kesenangan

Siswa Rombel Peta Konsep……… 101

Tabel 4.21 Data Angket Penelusuran Kesenangan Rombel Video

terhadap Model Pemutaran Video Pembelajaran………... 104

Tabel 4.22 Daftar Peringkat Pernyataan Penelusuran Angket Kesenangan

Siswa Rombel Video……….. 107

Tabel 4.23 Hasil Penelusuran Angket Tingkat Kesenangan Siswa

Rombel Ceramah terhadap Model Ceramah, Rombel Peta Konsep

terhadap Model Peta Konsep, dan Rombel Video terhadap Model

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik ….. 21

Gambar 2.2 Gelombang Elektromagnetik yang Medan Listrik (E) dan Medan Magnetnya (B) Saling Tegak Lurus ……….. 26

Gambar 2.3 Perambatan Gelombang Elektromagnetik………. 27

Gambar 2.4 Rentang Spektrum Gelombang Elektromagnetik ……….. 28

Gambar 2.5 Oven Microwave……… 29

Gambar 2.6 Antena Radar……….. 29

Gambar 2.7 Hasil Citra Foto Inframerah terhadap Tubuh Manusia untuk Pemeriksaan Kesehatan……… 30

Gambar 2.8 Kabel Serat Optik untuk Percakapan Telepon……… 30

Gambar 2.9 Laser……… 30

Gambar 2.10a Kenampakan Uang Asli yang Disinari dengan Sinar UV…….. 31

Gambar 2.10b Kenampakan Uang Asli yang Disinari dengan Sinar UV…….. 31

Gambar 2.11 Hasil Citra Foto Tengkorakdengan Sinar-X……….. 32

Gambar 4.1 Contoh Peta Konsep yang Kurang Tepat……… 116

Gambar 4.2a Contoh Peta Konsep yang Kurang Tepat……… 117

Gambar 4.2b Contoh Peta Konsep yang Kurang Tepat……… 117

Gambar 4.3a Contoh Peta Konsep yang Kurang Tepat……… 118

Gambar 4.3a Contoh Peta Konsep yang Kurang Tepat……… 118

Gambar 4.4 Contoh Peta Konsep yang Tepat……… 120

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Melakukan Penelitian………. 133

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian……… 134

Lampiran 3 RPP………135

Lampiran 4 Pekerjaan Rumah (PR)………. 166

Lampiran 5 Kunci Jawaban Pekerjaan Rumah (PR)………167

Lampiran 6 SoalPretest……….. 169

Lampiran 7 Kunci Jawaban SoalPretest………. 171

Lampiran 8 Contoh Pengisian SoalPretestRombel G……… 173

Lampiran 9 Contoh Pengisian SoalPretestRombel J………. 177

Lampiran 10 Contoh Pengisian SoalPretestRombel I………. 181

Lampiran 11 Contoh Pengisian SoalPretestRombel L……… 185

Lampiran 12 Contoh Pengisian SoalPretestRombel H……… 189

Lampiran 13 Contoh Pengisian SoalPretestRombel K……… 193

Lampiran 14 SoalPosstest……… 197

Lampiran 15 Kunci Jawaban SoalPosttest……… 199

Lampiran 16 Contoh Pengisian SoalPosttestRombel G………. 201

Lampiran 17 Contoh Pengisian SoalPosttestRombel J……… 205

Lampiran 18 Contoh Pengisian SoalPosttestRombel I……… 209

Lampiran 19 Contoh Pengisian SoalPosttestRombel L……….. 213

Lampiran 20 Contoh Pengisian SoalPosttestRombel H……….. 217

Lampiran 21 Contoh Pengisian SoalPosttestRombel K……….. 221

Lampiran 22 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel G Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 225

Lampiran 23 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel J Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 226

(21)

xx

Lampiran 25 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel L

Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 228

Lampiran 26 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel H

Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 229

Lampiran 27 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel K

Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 230

Lampiran 28 Angket Untuk Rombel Ceramah………. 231

Lampiran 29 Contoh Pengisian Angket Penelusuran Kesenangan Siswa

Rombel Ceramah………. 232

Lampiran 30 Angket Untuk Rombel Peta Konsep……… 236

Lampiran 31 Contoh Pengisian Angket Penelusuran Kesenangan Siswa

Rombel Peta Konsep……… 237

Lampiran 32 Angket Untuk Rombel Video Pembelajaran……… 241

Lampiran 33 Contoh Pengisian Angket Penelusuran Kesenangan Siswa

Rombel Pemuataran Video Pembelajaran……… 242

Lampiran 34 Data Angket Penelusuran Kesenangan Siswa Rombel G

terhadap Model Pembelajaran………. 246

Lampiran 35 Data Angket Penelusuran Kesenangan Siswa Rombel J

terhadap Model Pembelajaran………. 248

Lampiran 36 Data Angket Penelusuran Kesenangan Siswa Rombel I

terhadap Model Pembelajaran………. 250

Lampiran 37 Data Angket Penelusuran Kesenangan Siswa Rombel L

terhadap Model Pembelajaran………. 252

Lampiran 38 Data Angket Penelusuran Kesenangan Siswa Rombel H

terhadap Model Pembelajaran………. 254

Lampiran 39 Data Angket Penelusuran Kesenangan Siswa Rombel K

terhadap Model Pembelajaran………. 256

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang ini teknologi, gaya hidup, dan pemikiran manusia

berkembang dengan amat pesat. Keberadaan surat, telegram, dan kartu pos

sebagai sarana komunikasi kini semakin terdesak dengan hadirnyahand phone

dan internet yang bisa dipunyai dan diakses oleh semua orang dari berbagai

lapisan dan golongan. Gaya hidup praktis dan modern menjadi sebuah

kebiasaan yang lazim di jaman ini. Pola pikir dan kemauan manusia untuk

hidup lebih baik dan lebih maju semakin menciptakan inovasi yang tidak

terkira banyaknya di segala sektor kehidupan.

Perkembangan dan kemajuan ini juga terjadi pada wajah pendidikan di

dunia, khususnya di Indonesia. Sebagai contohnya adalah peserta didik yang

semakin aktif, tanggap, dan kritis. Tidak hanya dari peserta didik,

perkembangan juga terjadi pada model pembelajaran yang semakin inovatif

dan variatif. Model pembelajaran jaman sekarang tidak hanya pada guru

memberi dan siswa menerima yang sering kita kenal dengan model

pembelajaran konvensional (ceramah), tapi juga bermunculan model

pembelajaran yang lebih mengasyikan, menyenangkan dan menantang siswa

untuk aktif dan berpikir kritis yang dikenal dengan model pembelajaran

(23)

diterapkan saat menyampaikan materi pembelajaran. Contohnya adalah model

pembelajaran inquiri, discovery, diskusi kelompok, eksperimen, pemutaran

video atau CD pembelajaran, role playing, simulasi komputer, games,

problem solving, problem making, model POE, kuis, peta konsep,

demonstrasi, dsb.

Di tengah-tengah perkembangan berbagai model pembelajaran yang

terjadi di dunia pendidikan, ternyata masih terdapat pelaku pendidikan yang

belum bisa atau belum mampu mengikuti irama perkembangan yang sudah

terjadi. Tidak banyak guru fisika menerapkan model pembelajaran

konstruktivis dalam menyampaikan materi pembelajaran di dalam kelas.

Kebanyakan guru masih berpikir bahwa siswa adalah suatu obyek yang tidak

tahu apa-apa, dan tugas guru adalah memberikan materi pelajaran kepada

siswa. Pada model pembelajaran konstruktivis siswa dianggap sudah memiliki

gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan, dan peristiwa di sekitarnya.

Pada model pembelajaran konstruktivis siswa dan guru saling bertukar

informasi, pendapat, dan pengetahuan. Disinilah siswa diajak untuk ikut

berpikir dan memecahkan persoalan sehingga tidak hanya sekedar menerima

materi dari guru.

Untuk mengetahui apakah siswa dapat menerima materi dengan baik

atau tidak dilakukan tes dan ulangan yang biasanya diadakan rutin oleh guru,

pihak sekolah, dan pemerintah. Hasil tes dan ulangan kemudian akan menjadi

bahan refleksi bagi guru, dan siswa akan keberhasilan guru dalam mengajar

(24)

guru, dan siswa dapat mencapai keberhasilan tersebut diperlukan model

pembelajaran yang pas untuk diterapkan kepada siswa, di mana model

pembelajaran tersebut dapat meningkatkan pemahaman dan disenangi siswa.

Jika model pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi

pelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan disenangi siswa maka akan

membuat siswa tidak takut lagi pada pelajaran fisika, fisika akan semakin

disenangi, dan semakin enjoy belajar fisika tanpa harus merasa bahwa fisika

itu susah, menyeramkan, dan menegangkan.

Penelitian ini berjudulTingkat Pemahaman dan Kesenangan Siswa

Kelas X SMA Negeri 1 Rembang dalam Pembelajaran Gelombang

Elektromagnetik dengan Menggunakan Model Ceramah, Peta Konsep,

dan Pemutaran Video Pembelajaran. Pada saat penelitian siswa kelas X

ditreatment dengan menggunakan tiga model pembelajaran yaitu model

ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran pada pokok bahasan

materi gelombang elektromagnetik.

Model pembelajaran ceramah, peta konsep, dan pemutaran video

pembelajaran sengaja dipilih sebagai model untuk menyampaikan pokok

bahasan gelombang elektromagnetik karena ketiganya mempunyai peran yang

berbeda dalam proses pembelajaran dan mempunyai perbedaan yang kontras.

Pada model ceramah penyampaian materi gelombang elektromagnetik

disampaikan secara lisan oleh guru kepada siswa, sehingga pemahaman siswa

tergantung pada apa yang dikatakan oleh guru, dan pada buku pelajaran yang

(25)

secara berkelompok yang akan membuat peta konsepnya. Dengan demikian

siswa tidak hanya terpaku dan sekedar menerima penjelasan dari guru dan

buku pelajaran yang digunakan sebagai acuan belajar, tapi siswa juga diajak

untuk mencari referensi materi dari berbagai sumber (internet atau buku acuan

yang lain). Lewat peta konsep siswa diharapkan dapat berpikir kritis dan

membangun kerangka berpikirnya sendiri. Pada model pemutaran video

pembelajaran, siswa diajak untuk dapat melihat fenomena dan gambaran

secara jelas lewat video yang akan diputar. Pada saat itu siswa akan secara

jelas mengamati dengan indra penglihatan dan pendengaran mereka sehingga

dapat membangun pengetahuannya secara nyata.

Peta konsep dan pemutaran video pembelajaran adalah merupakan

contoh dari model pembelajaran yang konstruktivis. Kedua model

pembelajaran tersebut mengajak siswa untuk dapat membangun kerangka

berpikir dan pengertiannya sendiri sehingga konsep yang tertanam akan selalu

diingat dan dipahami. Model pembelajaran konstruktivis memberikan banyak

konstribusi positif. Namun, tidak semua model pembelajarannya sesuai

dengan karakteristik siswa. Dapat terjadi bahwa model pembelajaran

konstruktivis yang satu lebih baik untuk meningkatkan pemahaman siswa

dibandingkan dengan model konstruktivis yang lain. Maka penelitian ini

dibuat tidak hanya melihat perbandingan antara model konvensional dan

konstruktivis, tapi juga melihat perbandingan antara model konstruktivis itu

sendiri dengan parameter perbandingannya adalah tingkat pemahaman dan

(26)

B. Rumusan Masalah

1. Di antara model pembelajaran ceramah, peta konsep, dan pemutaran video

pembelajaran, model manakah yang dapat lebih meningkatkan

pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang pada pokok bahasan

gelombang elektromagnetik?

2. Di antara model pembelajaran ceramah, peta konsep, dan pemutaran video

pembelajaran, model manakah yang lebih disenangi siswa kelas X SMA

Negeri 1 Rembang pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik?

3. Apakah model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman juga

disenangi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang pada pokok bahasan

gelombang elektromagnetik?

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Model pembelajaran yang dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa

kelas X SMA Negeri 1 Rembang diantara model ceramah, peta konsep,

dan pemutaran video pembelajaran pada pokok bahasan gelombang

elektromagnetik.

2. Model pembelajaran yang lebih disenangi siswa kelas X SMA Negeri 1

Rembang diantara model ceramah, peta konsep, dan pemutaran video

(27)

3. Model pembelajaran yang meningkatkan pemahaman siswa sekaligus

disenangi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang pada pokok bahasan

gelombang elektromagnetik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru: guru lebih sering menggunakan model pembelajaran

konstruktivis dalam proses belajar mengajarnya.

2. Bagi dunia penelitian: hasil dari penelitian ini dapat memberikan

sumbangan untuk koleksi-koleksi penelitian dalam bidang pendidikan

fisika.

3. Bagi calon guru dan mahasiswa/i pendidikan fisika: penelitian ini

diharapkan memberikan referensi yang dapat berguna untuk

(28)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemahaman

Winkel (2004) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran

menjabarkan makna penting dari pemahaman. Menurut Winkel, pemahaman

mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang

dipelajari. Adanya kemampuan itu dinyatakan dalam menguraikan isi pokok

dari suatu bacaan; mengubah data yang disajikan dalam bentuk lain; membuat

perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu misalnya

grafik. Sementara Sardiman (dalam Erni, 2012) mengartikan pemahaman

sebagai menguasai sesuatu dengan pikiran. Pemahaman juga dapat diartikan

sebagai kemampuan yang menggunakan pengetahuan untuk menguasai situasi

(White, dalam Erni, 2012: 12). Dengan demikian, pemahaman dapat

dipandang sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam

‘menguasai’ materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Menguasai tidak

hanya sekedar menghafal materi pelajaran dari awal sampai akhir, tapi juga

mempunyai berbagai kemampuan operasional yang lebih luas.

Oleh Winkel, berbagai kemampuan operasional yang lebih luas selain

menghafal dijabarkan secara mendetail beserta dengan kemampuan internal

yang dicapai siswa ketika siswa benar-benar telah memahami materi dengan

(29)

Tabel 2.1 ini adalah penjabaran kemampuan internal dan kata kerja

operasional perilaku yang dirumuskan oleh Winkel (2004):

Tabel 2.1. Kemampuan Internal dan Kata Kerja Operasional Perilaku pada Ranah Kognitif: Kategori Pemahaman

Kemampuan internal Kata kerja operasional perilaku

Menerjemahkan Menjelaskan

Menafsirkan Menguraikan

Memperkirakan Merumuskan

Menentukan…

misalnya: metode, prosedur

Merangkum

Mengubah

Memberikan contoh tentang

Memahami…

misalnya: konsep, kaidah,

prinsip, kaitan antara fakta isi

pokok

Menyadur

Meramalkan

Menyimpulkan

Memperkirakan

Menerangkan

Mengaitkan/menginterpretasikan…

misalnya: tabel, grafik, bagan

Mendemonstrasikan

Menarik kesimpulan

Meringkas

Mengembangkan

Membuktikan

Penjabaran kemampuan internal dan operasional oleh Winkel yang

tampak pada tabel 2.1, diuraikan kembali oleh Budi (dalam Kurniawan, 2011)

lewat beberapa indikator, yaitu siswa dapat:

1. menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan

kalimat sendiri;

(30)

3. menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum;

4. menerapkan konsep untuk menganalisis gejala-gejala alam,

memecahkan masalah-masalah fisika baik secara teoritis maupun

secara praktis, memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan

terjadi dalam suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi;

5. mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat;

6. membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling

berkaitan;

7. membedakan konsep yang benar dengan konsep yang salah, dan dapat

membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok

bahasan.

Jika siswa sudah memenuhi indikator-indikator yang dijelaskan oleh

Budi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa siswa sudah memahami materi

dengan baik.

Berdasarkan uraian pemahaman yang telah dipaparkan oleh para ahli,

maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan yang dimiliki

oleh siswa dalam menguraikan, menjelaskan, merangkum, mengembangkan,

menyimpulkan, menghubungkan, menerapkan, dan mengelompokkan dari

bahan yang telah dipelajari.

B. Kesenangan Belajar

Belajar biasanya dikaitkan dengan kecerdasan kognitif atau kecerdasan

(31)

ukuran standar prestasi. Ketika nilai ujian atau nilai rapor tinggi, maka

dikatakan bahwa seseorang tersebut memiliki kecerdasan intelektual yang

tinggi atau prestasi yang tinggi. Namun, menurut Goleman (1996), faktor

penting yang mempengaruhi prestasi seseorang bukan hanya dengan

kecerdasan intelektual melainkan juga dengan kecerdasan emosional.

Darmansyah (2011) juga mempunyai pendapat yang sama dengan Goleman

yaitu bahwa kecerdasan intelektual menjadi tidak berarti sama sekali jika tidak

didukung oleh kecerdasan emosional yang memadai, dan kecerdasan

emosional itulah yang memungkinkan seseorang mampu menikmati

pembelajaran secara menyenangkan.

Menurut Goleman (1996), kecerdasan emosional yang dimaksud

merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang

lain; kemampuan memotivasi diri sendiri; dan kemampuan mengelola emosi

dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Patton

(dalam Hariyanto, 2010) mengemukakan kecerdasan emosi sebagai

kemampuan untuk mengetahui emosi secara efektif guna mencapai tujuan,

membangun hubungan yang produktif, dan dapat meraih keberhasilan. Emosi

dapat berbentuk kesenangan, kebosanan, amarah, cinta, kejenuhan,

kenyamanan, dll. Maka menjadi jelaslah bahwa kecerdasan emosional ternyata

mempunyai peran penting untuk mencapai prestasi yang gemilang, dan sangat

berperan dalam pembelajaran di sekolah.

Salah satu bentuk kecerdasan emosional yang ditekankan oleh

(32)

siswa di sekolah dapat terjadi jika dalam proses pembelajarannya dibuat

menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan dapat diciptakan ketika

lingkungan belajar nyaman untuk proses pembelajaran, dan adanya interaksi

dan komunikasi dengan guru. Pada bukunya yang berjudul Strategi

Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor, Darmansyah menyebutkan

bahwa interaksi antara guru dan siswa adalah faktor utama yang memicu

kesenangan dalam belajar. Ketika terjadi interaksi antara guru dengan siswa,

maka suasana belajar tidak akan lagi menegangkan. Hal tersebut yang

membuat siswa lebihenjoyuntuk belajar.

Siswa akan lebih aktif dan kreatif secara mental dan fisik ketika

tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan di sekolah. Keaktifan

tersebut dijelaskan secara mendetail oleh Darmansyah (2011), yaitu ketika

siswa merasa senang, siswa akan:

1. lebih aktif dan kreatif bertanya, berdiskusi, dan menjawab berbagai

pertanyaan;

2. mengerjakan tugas-tugas dengan motivasi tinggi;

3. merasakan waktu pelajaran begitu singkat;

4. menantikan pertemuan-pertemuan berikutnya dengan penuh antusias

dan penuh harapan; dan

(33)

Sebaliknya ketika guru tidak dapat menciptakan suasana belajar yang

riang dan menyenangkan, siswa akan merasa bosan dan akan cenderung

untuk:

1. stress, dan mengantuk;

2. hilang motivasi;

3. sering ijin keluar kelas;

4. mengobrol dengan sesama teman; dan

5. senang jika guru berhalangan hadir.

Berdasarkan paparan kesenangan belajar menurut para ahli yang telah

disebutkan, maka dapat disimpulkan bahwa kesenangan belajar yang dialami

oleh siswa merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran. Ketika

siswa senang belajar, maka siswa akan semakin termotivasi untuk terus belajar

tanpa mengenal bosan dan jenuh; selalu bersemangat; lebih aktif berdiskusi,

mengemukakan pendapat, dan bertanya; selalu mengerjakan tugas;

memperhatikan penjelasan guru; selalu mengukuti pelajaran tanpa

sering-sering ijin keluar kelas; dan akan menantikan pertemuan pembelajaran yang

selanjutnya dengan penuh antusias.

C. Model Pembelajaran

1. Model pembelajaran ceramah

Model pembelajaran ceramah merupakan model pembelajaran

yang kuno atau konvensional. Disebut demikian karena model

(34)

untuk menyampaikan materi pembelajarannya di kelas. Taniredja dkk,

(2011) menyatakan bahwa ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui

penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Ceramah

juga merupakan sebuah kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata

yang sering mengaburkan, dan kadang-kadang ditafsirkan salah (Sagala,

dalam Taniredja dkk, 2011: 45). Dapat disimpulkan bahwa model

ceramah merupakan model yang terkesan “otoriter” di mana pusat dari

segala proses pembelajaran adalah guru, dan siswa hanya menjadi

pendengar yang baik.

Model ceramah sebagai model pembelajaran konvensional,

mempunyai ciri-ciri atau karakteristik khusus, yaitu:

a. tidak memberikan kesempatan untuk berdiskusi dan memecahkan

masalah sehingga proses penyerapan pengetahuan kurang tajam

(Sagala, dalam Taniredja dkk, 2011: 47);

b. kurang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan keberanian mengemukakan pendapatnya (Sagala,

dalam Taniredja dkk, 2011: 47);

c. pertanyaan lisan dalam ceramah kurang dapat ditangkap oleh

pendengarnya, apalagi jika digunakan kata-kata asing (Sagala,

dalam Taniredja dkk, 2011: 47);

d. guru sukar mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti

(35)

e. murid seringkali memberi pengertian lain dari hal yang

dimaksudkan guru (Suryosubroto, dalam Taniredja dkk, 2011: 48);

f. peserta didik belajar secara individual (Surjadi, 2012: 154);

g. pembelajaran sangat abstrak (Surjadi, 2012: 154);

h. rumus ada dalam diri peserta didik yang harus dikembangkan,

dihafalkan, dan latihan (Surjadi, 2012: 154);

i. peserta didik secara pasif menerima rumus/kaidah tanpa

memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran (Surjadi,

2012: 154);

j. pengetahuan yang dimiliki peserta didik adalah penangkapan

(Surjadi, 2012: 154);

k. tidak efektif menarik dan mempertahankan perhatian siswa (Eggen

dan Kauchak, 2012: 402); dan

l. tidak memungkinkan guru memeriksa persepsi dan perkembangan

pemahaman siswa (Eggen dan Kauchak, 2012: 402).

Berdasarkan ciri-ciri model ceramah yang telah dipaparkan oleh

beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa model ceramah tidak dapat

berlangsung secara efektif jika diterapkan terus menerus dalam proses

pembelajaran karena pembentukan pengetahuan hanya berasal dari guru,

bukan dari siswa. Pembelajaran yang berpusat kepada guru, dianggap

(36)

Menurut Surya (2004), agar pembelajaran dapat berlangsung

secara efektif, maka dalam pembelajarannya diharapkan:

a. berpusat pada siswa dengan tujuan untuk membantu proses

perkembangan siswa;

b. ada interaksi edukatif antara guru dengan siswa;

c. suasana dalam kelas yang demokratis akan banyak mendorong

siswa untuk berani mengembangkan gagasannya;

d. metode mengajar yang menyenangkan dari guru akan membuat

siswa menjadi lebih senang dan bersemangat sehingga akan

memberikan hasil yang memuaskan;

e. guru profesional yang memiliki keahlian memadai dalam

bidangnya dan rasa tanggungjawab yang tinggi;

f. bahan yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang

sedang berlaku;

g. lingkungan pembelajaran yang dapat menunjang berbagai proses

pembelajaran secara efektif; dan

h. sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.

Untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif

seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka perlu dilakukan

pendekatan konstruktivis dengan menggunakan model pembelajaran yang

(37)

2. Model pembelajaran konstruktivis

Pada teori belajar konstruktivis, proses belajar menekankan pada

pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh siswa, dan bukan oleh guru

atau bisa dikatakan bahwa pemahaman merupakan bentukan dari pribadi

siswa sendiri. Glaserfeld, Bettencourt, dan Matthews (dalam Siregar dan

Nara, 2011) mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang

merupakan hasil konstruksi (bentukan) orang itu sendiri. Asal mula

pengetahuan adalah sebuah ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari

pengalamannya; proses pembentukan ini berjalan terus menerus dan setiap

kali terjadi rekonstruksi karena adanya pemahaman yang baru (Piaget

dalam Siregar dan Nara, 2011: 39). Dengan demikian, pengetahuan

merupakan bentukan setiap pribadi manusia (siswa) yang kemudian

mengalami evolusi atau perkembangan seiring dengan proses belajar yang

dilakukan oleh siswa.

Menurut teori konstruktivis, satu prinsip yang paling penting

adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada

siswa, tapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam

benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan dalam proses ini dengan

memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan

ide-ide mereka sendiri.

Model pembelajaran konstruktivis yang dapat diterapkan pada

proses belajar mengajar, salah satunya adalah dengan menggunakan model

(38)

a. Model peta konsep

Untuk dapat memecahkan suatu masalah/problem dalam belajar,

seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan berdasar pada

konsep yang diperolehnya. Dahar (2011) menyatakan bahwa jika siswa

dibiarkan terus maju dengan konsep-konsep yang tidak tepat, hal itu akan

berpengaruh pada belajarnya di masa yang akan datang. Jadi perlulah

membangun konsep yang benar pada awalnya untuk memudian dihasilkan

pondasi yang kokoh bagi pengetahuan selanjutnya.

Perlu bantuan dari guru untuk dapat membangun konsep yang

benar bagi siswa. Pada tahap membangun konsep siswa, guru diharapkan

tidak hanya menguasai pengetahuan tapi juga mempunyai berbagai

pendekatan dan strategi pembelajaran untuk mengajarkan konsep-konsep

tersebut. Ausubel (dalam Dahar, 2011) juga menekankan agar para guru

mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa supaya belajar

bermakna dapat berlangsung. Sayangnya, Ausubel belum menemukan cara

dan alat yang tepat yang dapat dipergunakan oleh guru untuk dapat

mencapai tujuan yang dimaksud. Akhirnya, Novak pada tahun 1974

menemukan alat yang dapat membantu guru untuk mengetahui sejauh

mana konsep yang telah dipahami siswa, yaitu dengan menggunakan peta

konsep.

Peta konsep menurut Suparno (2006) adalah suatu gambaran

skematis untuk mempresentasikan suatu rangkaian konsep dan kaitan antar

(39)

antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta

konsep juga dapat dipakai sebagai salah satu indikasi taraf pemahaman

siswa akan konsep-konsep yang dipelajari (Budi, 1990: 63). Menurut

pandangan Martin (dalam Trianto, 2010) peta konsep adalah ilustrasi

grafis kongkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal

dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Lewat peta

konsep, pengetahuan dapat dibangun dan disusun berdasarkan

pengelompokan-pengelompokan yang khusus. Berlembar-lembar materi

pelajaran yang terkadang malas dibaca oleh siswa, kini menjadi lebih

praktis dalam bangunan sebuah peta konsep sehingga kegiatan

pembelajaran akan lebih menyenangkan.

Munthe (2009) memandang bahwa peta konsep mempunyai

karakteristik yang khas, yaitu bahwa peta konsep:

1) mempunyai konsep atau ide-ide pokok yang sifatnya adalah utama

(central);

2) memiliki hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang

lainnya;

3) mempunyai label yang membunyikan arti hubungan yang

mengaitkan antara konsep-konsep; dan

4) desainnya berwujud sebuah diagram atau peta yang merupakan

satu bentuk representasi konsep-konsep atau materi bahan ajar

(40)

Manfaat dalam menggunakan model peta konsep untuk

pembelajaran menurut Suparno (2007), Munthe (2009), dan Dahar (2011)

adalah:

1) siswa dapat mengerti garis besar inti dari suatu topik dan mengerti

konsep dasarnya karena peta konsep dengan jelas menunjukkan

konsep pokok dari suatu topik dan bagaimana relasi dan hubungan

antara konsep-konsep yang ada;

2) dapat digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi siswa;

3) menyelidiki sejauh mana pengetahuan yang telah dicapai dan

dimengerti oleh siswa;

4) sebagai alat evaluasi;

5) dapat digunakan sebagai cara siswa dalam mencatat pelajaran

sewaktu guru menerangkan di kelas; dan

6) membantu meningkatkan daya ingat siswa dalam belajar, apalagi

ketika siswa sendiri yang membuat peta konsepnya.

Begitu banyak manfaat dari peta konsep yang berguna, terutama

bagi para siswa. Belajar akan menjadi sangat mudah dan tak perlu

susah-susah untuk menghapal seluruh teks buku cetak. Langkah yang diperlukan

hanyalah membuat peta konsep kemudian menguraikan peta konsep satu

(41)

Arends (dalam Trianto, 2010) menguraikan langkah-langkah

singkat dan mudah dalam membuat peta konsep, terutama bagi siswa yang

baru saja belajar membuat peta konsep. Tabel 2.2 menjelaskan

[image:41.595.99.520.229.604.2]

langkah-langkah dalam membuat peta konsep, yaitu:

Tabel 2.2. Langkah-Langkah dalam Membuat Peta Konsep

Langkah Keterangan

Langkah 1

Mengidentifikasi ide pokok atau

prinsip yang melingkupi sejumlah

konsep. Contoh: Gelombang.

Langkah 2

Mengidentifikasi ide-ide atau

konsep-konsep sekunder yang

menunjang ide utama. Contoh:

gelombang elektromagnetik, teori

Maxwell, radio, inframerah, dll.

Langkah 3 Menempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta konsep.

Langkah 4

Mengelompokkan ide-ide sekunder

di sekeliling ide utama yang secara

visual menunjukkan hubungan

ide-ide tersebut dengan ide-ide utama..

Berdasarkan langkah-langkah dalam membuat peta konsep

seperti yang diuraikan oleh Arends, terdapat contoh peta konsep pada

pokok bahasan gelombang elektromagnetik, yang terlihat pada gambar

(42)

terdiri dari

terbentuk dari

Dijelaskan dalam

menemukan

[image:42.595.87.559.97.572.2]

menghasilkan

Gambar 2.1. Peta Konsep pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik

b. Model pemutaran video pembelajaran

E-learning (Electronic learning) merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran dengan menggunakan bantuan media elektronik. Media

elektronik yang dimaksudkan adalah telpon, audio, videotape, transmisi

satelit atau komputer (Siregar dan Nara, 2011: 103). Pemutaran video

MIKROWAVE S. INFRAMERAH CAHAYA TAMPAK S. GAMMA S. UV S. X GELOMBANG

GELOMBANG MEKANIK GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

MEDAN MAGNET MEDAN LISTRIK

TEORI MAXWELL

CAHAYA SEBAGAI GEL. ELEKTROMANETIK

SPEKTRUM ELEKTROMAGNETIK

ENERGI PADA GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

APLIKASI

(43)

pembelajaran juga merupakan salah satu bentuk dari e-learning.

Pemutaran video pembelajaran tidak hanya diputar melalui DVD atau CD

player, tapi menggunakan video-video pembelajaran yang dapat

didownload dari berbagai situs-situs internet, contohnya dari youtube.com.

Nugroho dan Fatchur (2010) menyebutkan bahwa video adalah teknologi

untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata

ulang gambar bergerak. Video sendiri sangat erat kaitannya denganmotion

& sound, seperti pada video analog dan video digital. Video sering

digunakan di dalam e-learning sebagai cara untuk menambah kekayaan

pengalaman pembelajaran daripada sekedar menggunakan teks untuk

mendorong motivasi belajar (Mason dan Rennie, 2009: 10).

Penggunaan video, film, dan CDRoom mirip dengan simulasi

komputer yaitu siswa belajar konsep fisika dengan melihat dan mengamati

gambar atau peristiwa lewat gambar yang ditayangkan. Meskipun

demikian, tidak semua video, film, dan CDRoom dapat digunakan sebagai

media pembelajaran.

Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan video,

film, dan CDRoom menurut Suparno (2007), yaitu:

1) Menerangkan prisip fisika.

2) Program tidak terlalu panjang karena dapat membosankan, kecuali

bila itu tentang sejarah atau penemuan fisika.

[image:43.595.96.515.257.693.2]
(44)
[image:44.595.100.513.267.608.2]

4) Program sebaiknya yang berwarna dan disiapkan yang menarik.

Gambar harus jelas dan tidak kabur saat ditayangkan.

5) Ada baiknya dalam satu program memang hanya satu konsep

yang mau ditekankan.

Kelebihan menerapkan model pemutaran video pembelajaran

adalah kejadiannya dapat diulang atau diputar berkali-kali sehingga siswa

dapat terus mengulangi sampai mengerti konsepnya.

Kelemahan menerapkan model pemutaran video pembelajaran

adalah siswa tidak mungkin untuk melakukan perubahan-perubahan data

seperti simulasi. Siswa hanya mengamati, melihat, lalu setelah itu

mendiskusikannya.

Berdasarkan teori-teori dan model-model pembelajaran yang telah

disebutkan yaitu model ceramah yang merupakan model pembelajaran

konvensional, dan peta konsep dan pemutaran video pembelajaran yang

merupakan model pembelajaran yang konstruktivis, tampak bahwa terdapat

perbedaan yang kontras diantara kedua corak pembelajaran tersebut.

Siregar dan Nara (2011) membuat perbedaan karakteristik antara

pembelajaran yang konvensional dengan konstruktivis, yaitu yang tampak

(45)
[image:45.595.100.526.139.630.2]

Tabel 2.3. Tabel Perbedaan Karakteristik antara Model Pembelajaran Konvensional dan Konstruktivis

No. Konvensional Konstruktivis

1.

Kurikulum disajikan dari

bagian-bagian menuju keseluruhan dengan

menekankan pada

keterampilan-keterampilan dasar.

Kurikulum disajikan mulai dari

keseluruhan menuju ke

bagian-bagian, dan lebih mendekatkan pada

konsep-konsep yang lebih luas.

2. Pembelajaran sangat taat pada kurikulum yang telah ditetapkan.

Pembelajaran lebih menghargai

kepada pemunculan pertanyaan dan

ide-ide siswa.

3.

Kegiatan kurikuler lebih banyak

mengandalkan pada buku teks dan

buku kerja.

Kegiatan kurikuler lebih banyak

mengandalkan pada sumber-sumber

data primer dan manipulasi bahan.

4.

Siswa dipandang sebagai kertas

kosong yang dapat digoresi

informasi oleh guru, dan guru pada

umumnya menggunakan cara

didaktik dalam menyampaikan

informasi kepada siswa.

Siswa dipandang sebagai pemikir

yang dapat memunculkan teori-teori

tentang dirinya.

5.

Penilaian hasil belajar dan

pengetahuan siswa dipandang

sebagai bagian dari pembelajaran,

dan biasanya dilakukan pada akhir

pembelajaran dengan cara testing.

Pengukuran proses dan hasil belajar

siswa terjalin dalam kesatuan

kegiatan pembelajaran, dengan cara

guru mengamati hal-hal yang sedang

dilakukan siswa serta melalui

tugas-tugas pekerjaan.

6. Siswa bekerja sendiri-sendiri tanpa ada grup proses dalam belajar.

Siswa banyak belajar dan bekerja di

dalam grup proses.

D. Gelombang elektromagnetik

1. Penemuan dan besaran gelombang elektromagnetik

Teori klasik oleh Newton (dalam Kanginan, 2007) mengatakan

(46)

tidak bermassa dan tidak dipengaruhi oleh gravitasi ke segala arah.

Namun, penelitian yang dibuat oleh Thomas Young mengenai celah ganda

yang menghasilkan interferensi cahaya gelap-terang. Augustin Frensel

yang melakukan percobaan mirip celah ganda Young, menggagalkan teori

partikel cahaya Newton dimana teori Newton tidak bisa menjelaskan pola

interferensi cahaya. Kemudian Young dan Frensel mengemukakan teori

gelombang transversal cahaya yaitu bahwa cahaya sebagai gelombang

transversal yang merambat melalui suatu medium.

Gagasan Young-Frensel kemudian menuai banyak tanda tanya.

Jika cahaya memerlukan suatu medium untuk merambat lalu

bagaimanakah dengan cahaya matahari yang sampai ke Bumi? Tidak dapat

dipercaya bahwa medium (eter) memenuhi ruang angkasa dimana banyak

orang tahu bahwa di ruang angkasa planet-planet dapat bergerak melalui

suatu vakum yang tidak ada hambatannya sama sekali. Untuk dapat

memecahkan persoalan tersebut, James Maxwell mengemukakan teori

elektromagnetiknya. Oersted (dalam Kanginan, 2007) menemukan

fenomena bahwa arus listrik (medan listrik) dapat menimbulkan medan

magnetik. Sementara Faraday (dalam Widodo, 2009) menemukan bahwa

perubahan medan magnetik dapat menimbulkan arus listrik. Berdasarkan

fenomena ini, Maxwell (dalam Kanginan, 2007) mengemukakan sebuah

hipotesis: karena perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan

listrik, maka perubahan medan listrik pun akan dapat menimbulkan

(47)

menerangkan terjadinya gelombang elektromagnetik yang medan listrik

dan medan magnetiknya selalu tegak lurus. Gambar 2.2 memperlihatkan

bentuk gelombang elektromagnetik yang medan listrik dan medan

magnetnya saling tegak lurus yang membentuk gelombang transversal:

Gambar 2.2. Gelombang Elektromagnetik yang Medan Listrik (E) dan Medan Magnetnya (B) Saling Tegak Lurus

Maxwell (dalam Kanginan, 2007) juga menemukan bahwa cepat

rambat gelombang dinyatakan oleh:

=

keterangan: c = cepat rambat gelombang magnetik (m/s)

= permeabilitas vakum (4π x 10-7Wb/A m) = permetivitas vakum (8,85418 x 10-12C2/N m2) Kemudian dengan memasukkan nilai dari dan maka

didapatkan hasil bahwa c = 3 x 108 m/s, yang tepat sama dengan cepat rambat cahaya dalam vakum (tanpa ada medium).

Beberapa tahun setelah Maxwell meninggal dunia, Heinrich

(48)

yang dapat menunjukkan gejala perambatan gelombang elektromagnetik.

Dalam percobaan Hertz, digunakan alat yang serupa dengan induktor

Ruhmkoff sebagai penghasil gelombang, yang tampak pada gambar 2.3:

Gambar 2.3. Perambatan Gelombang Elektromagnetik

Jika P digetarkan, maka terjadi getaran pada rangkaian kawat Q

yang nampak sebagai loncatan bunga api di A. Jika kawat B yang tidak

bermuatan didekatkan dengan A ternyata di B terjadi juga loncatan bunga

api. Ini menunjukkan bahwa ada pemindahan energi (perambatan)

elektromagnetik dari A ke B.

2. Spektrum gelombang elektromagnetik

Spektrum gelombang elektromagnetik terdiri dari berbagai jenis

gelombang yang dibedakan berdasarkan frekuensi dan panjang

gelombangnya, yang tampak pada gambar 2.4:

(49)

Semua gelombang elektromagnetik yang merambat dalam vakum

mempunyai cepat rambat yang sama yaitu c = 3 x 108m/s.

Untuk semua gelombang elektromagnetik yang merambat dalam

vakum, berlaku persamaan dasar gelombang, yaitu:

=

keterangan: c = cepat rambat gelombang magnetik (m/s)

f = frekuensi gelombang (Hz)

λ = panjang gelombang (m)

3. Karakteristik dan aplikasi (penerapan) gelombang elektromagnetik

a. Gelombang Radio

Gelombang radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang

dipercepat melalui kawat-kawat penghantar. Muatan-muatan ini

dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut osilator.

Berdasarkan lebar frekuensinya, gelombang radio dibedakan menjadi

beberapa bagian seperti pada tabel 2.4:

Tabel 2.4. Klasifikasi gelombang radio

Lebar frekuensi Panjang gelombang

tertentu Beberapa penggunaan

Low(LF)

30 kHz–300 kHz

Low wave

1500 m

Radio gelombang panjang dan komunikasi

melalui jarak jauh

Medium(MF)

300 kHz–3 MHz

Medium wave

300 m

Gelombang medium lokal dan radio jarak

jauh

High(HF)

3 MHz–30 MHz

Short wave

30 m

Radio gelombang pendek dan komunikasi,

radio amatir, dan CB

Very High(VHF)

30 MHz–300 MHz

Very short wave

(50)

Ultrahigh(UHF)

300 MHz–3 GHz

Ultra short wave

30 cm TV (jalur 4 dan 5)

Super high(SHF)

Diatas 3 GHz

Microvawes

3 cm

Radar, komunikasi satelit, telepon, dan

saluran TV

Gelombang mikro dihasilkan oleh peralatan elektronik khusus,

misalnya dalam tabung Klystron. Gelombang ini dimanfaatkan dalam

alatmicrowave, sistem komunikasi radar, dan analisis struktur molekul

dan atomik. Gambar 2.5 dan 2.6 merupakan dua contoh dari aplikasi

gelombang radio.

Gambar 2.5. Oven Microwave Gambar 2.6. Antena Radar

b. Sinar Inframerah

Sinar inframerah dihasilkan oleh getaran atom-atom dalam

suatu molekul. Getaran ini akan memancarkan gelombang

elektromagnetik pada frekuensi-frekuensi yang khas dalam daerah

inframerah. Sinar inframerah ini diaplikasikan pada TV, AC, VCD,

remote control,alarm pencuri, pencitraan foto inframerah pada gambar

2.7 (yang kemudian dapat digunakan untuk mendiagnosa suatu

penyakit, dan Mendeteksi masalah sirkulasi,radang sendi,arthritis,dan

kanker). Sinar inframerah juga dapat digunakan sebagai sumber panas

(51)

Gambar 2.7. Hasil Citra Foto Inframerah terhadap Tubuh Manusia untuk Pemeriksaan Kesehatan

c. Cahaya Tampak

Cahaya tampak merupakan radiasi gelombang

elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia.

Bayangan benda yang yang dihasilkan oleh cahaya tampak

yang dapat dideteksi oleh retina. Beberapa penggunaan cahaya

ini terdapat pada serat optik seperti yang terlihat pada gambar

2.8, dan laser pada gambar 2.9.

Gambar 2.8. Kabel Serat Optik Gambar 2.9. Laser untuk Percakapan Telepon

d. Sinar UV

Sinar ultraviolet (UV) dihasilkan akibat perubahan

tingkat energi elektron dalam atom. Sinar UV membantu

(52)

sinar UV dapat membunuh bakteri serta virus maka sinar ini

digunakan untuk mensterilkan ruang operasi, peralatan operasi,

disinfektan dalam pengolahan air minum, dan menghilangkan

berbagai mikroorganisme yang terdapat dalam makanan.

Dalam bidang perekonomian atau perbankan, sinar UV

dimanfaatkan sabagai alat pendeteksi keaslian uang karena

sinar UV dapat memendarkan bahan (fosfor) pada uang

sehingga menghasilkan warna tertentu. Pendaran warna inilah

yang menunjukkan apakah uang itu asli atau palsu. Hasil

penyinaran sinar UV pada uang asli terlihat pada gambar 2.10a

dan 2.10b.

Gambar 2.10a, dan 2.10b. Kenampakan Uang Asli yang Disinari dengan Sinar UV

e. Sinar-X

Sinar-X dihasilkan oleh elektron-elektron yang berada dibagian

dalam kulit elektron suatu atom, atau pancarannya terjadi

karena elektron dengan kelajuan besar menumbuk logam.

Sinar-X dapat melintas melalui banyak materi sehingga

digunakan dalam bidang medis dan industri. Dalam bidang

(53)

Dalam bidang kesehatan, sinar-X digunakan untuk pengobatan

kangker, dan rontgen seperti pada gambar 2.11. Untuk

kepentingan umum, dapat digunakan untuk menganalisis

struktur materi. Kerugian menggunakan sinar-X adalah

sinarnya dapat merusak rantai DNA dan menyebabkan kanker

[image:53.595.100.510.251.595.2]

dan mutasi genetik.

Gambar 2.11. Hasil Citra Foto Tengkorak dengan Sinar-X

f. Sinar Gamma

Sinar ini membawa energi dalam jumlah besar dan

dapat menembus logam dan beton. Sinar ini sangat berbahaya

dan dapat membunuh sel hidup, merusak DNA, dan

menyebabkan luka bakar. Akibat yang lebih buruk lagi adalah

ketika sinar gamma dengan tingkat tinggi yang dilepaskan oleh

reaksi nuklir maka dapat mengakibatkan ledakan bom nuklir.

Meskipun berbahaya, jika sinar ini dikontrol maka dapat

digunakan untuk membunuh sel-sel kanker, mengawetkan dan

menyeterilkan makanan, bahan senjata nuklir, dan

(54)

33

BAB III

METODOLOGI

A. Design Penelitian

Design penelitian yang digunakan adalah menggunakan riset gabungan

kuantitatif dan kualitatif. Termasuk ke dalam riset kuantitatif karena data yang

diperoleh berupa skor atau angka, dan dalam analisisnya digunakan statistik.

Riset kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman

siswa terhadap pokok bahasan gelombang elektromagnetik, dan tanggapan

siswa (senang atau tidak) terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan

model ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran. Termasuk

ke dalam riset kualitatif karena data yang diperoleh berupa kata-kata. Riset

kualitatif ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa (senang atau tidak)

terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model ceramah, peta

konsep, dan pemutaran video pembelajaran.

Data-data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah data pemahaman

awal siswa yang dilakukan sebelum pelaksanaan treatment (data diperoleh

dari pretest), data pemahaman akhir siswa yang dilakukan sesudah

pelaksanaan treatment (data diperoleh dari posttest), dan data kesenangan

siswa terhadap model pembelajaran (data diperoleh dari angket terbuka dan

(55)

B. Populasi dan Sampel

Populasi :

Siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang.

Sampel :

Sampel penelitian ini tidak digunakan siswa dalam kelompok

kelas seperti pada umumnya. Namun, menggunakan rombel

(rombongan belajar). Sistem ini mengikuti sistem yang telah

ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Rembang.

Jumlah kelas X di SMA Negeri 1 Rembang adalah sebanyak 8

kelas, dengan jumlah siswa disetiap kelasnya adalah 32 siswa. Tidak

semua kelas X pada setahun penuh mendapatkan mata pelajaran fisika.

8 kelas tersebut dibagi menjadi 2 untuk mengikuti mata pelajaran

fisika setiap semesternya. Pada semester 1 yang mendapatkan mata

pelajaran fisika adalah kelas X1 s.d. X4. Sedangkan pada semester 2

yang mendapatkan mata pelajaran fisika adalah kelas X5 s.d. X8. Jadi,

materi pelajaran yang seharusnya diterima dalam 1 tahun dimampatkan

menjadi 1 semester.

Pada proses pembelajarannya, 4 kelas di setiap semester dibagi

lagi menjadi 6 rombongan belajar (rombel) yang setiap rombelnya

terdapat antara 21 s.d. 22 siswa. Untuk kelas X1 s.d. X4, rombelnya

adalah A s.d. F. Sementara untuk kelas X5 s.d. X8, rombelnya adalah

(56)

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran

2012-2013 maka sampel yang diteliti adalah kelas X5 s.d. X8 (rombel

G s.d. L), dengan jumlah sebanyak 128 siswa.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : SMA Negeri 1 Rembang, Jawa Tengah.

Waktu : 6 s.d. 21 Mei 2013.

D. Treatment

Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan model ceramah, peta konsep, dan pemutaran video

pembelajaran. Pada proses pembelajarannya model ceramah digunakan pada

rombel G dan J (kemudian akan disebut sebagai rombel ceramah), model peta

konsep digunakan pada rombel I dan L (kemudian akan disebut sebagai

rombel peta konsep), dan model pemutaran video pembelajaran digunakan

pada rombel H dan K (kemudian akan disebut sebagai rombel video).

Pembelajaran pada tiap-tiap rombel berlangsung sebanyak 8 jam pelajaran

(4 kali pertemuan). Waktu penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan silabus

(57)

1. Pembelajaran pada rombel ceramah

Kegiatan pembelajaran pada rombel ceramah diuraikan pada tabel 3.1

berikut:

Tabel 3.1. Kegiatan Belajar dan Alokasi Waktu Rombel G dan J

NO. KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

PERTEMUAN I 2 x 45 menit

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Guru membagikan lembar soal kepada siswa

(pretest).

Setelah 35 menit, lembar jawaban dan lembar soal

dikumpulkan kepada guru.

Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada

siswa untuk memancing perhatian dan rasa ingin tahu

siswa.

Guru menerangkan kepada siswa mengenai apa itu

gelombang elektromagnetik, perbedaannya dengan

gelombang mekanik, dan sekaligus menjawab

pertanyaan-pertanyaan apersepsi dan motivasi pada

awal pembelajaran.

Guru menjelaskan konsep-konsep yang mendasari

teori gelombang elektromagnetik oleh para ahli

(Coulomb, Biot-savart, Faraday, Maxwell, dan

Hertz).

Guru menuliskan di papan tulis dan menjelaskan

persamaan cepat rambat yang ditemukan oleh

Maxwell.

Guru memberikan contoh soal beserta penyelesaian

contoh soal matematis persamaan gelombang

elektromagnetik di papan tulis.

(58)

dipelajari pada pertemuan I dan kembali menjelaskan

materi jika ada siswa yang bertanya dan belum paham

akan materi.

PERTEMUAN II 2 x 45 menit

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada

siswa untuk memancing perhatian dan rasa ingin tahu

siswa

Guru menerangkan kepada siswa mengenai apa itu

spektrum gelombang elektromagnetik sekaligus

menjawab pertanyaan-pertanyaan motivasi dan

apersepsi pada awal pembelajaran.

Guru menjelaskan rentang spektrum gelombang

elektromagnetik berdasarkan frekuensi dan panjang

gelombangnya.

Guru menjelaskan persamaan dasar gelombang dan

memberikan contoh soal serta cara mengerjakannya

di depan kelas.

Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari pada pertemuan II dan kembali menjelaskan

materi jika ada siswa yang bertanya dan belum paham

akan materi.

Guru membagikan lembar PR kepada masing-masing

siswa untuk dikerjakan di rumah sebagai latihan.

PERTEMUAN III 2 x 45 menit

1.

2.

3.

Guru membahas satu persatu jawaban dari soal PR

pada pertemuan sebelumnya.

Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada

siswa untuk memancing perhatian dan rasa ingin tahu

siswa.

(59)

4.

5.

gelombang radio, sinar inframerah, dan cahaya

tampak pada kehidupan sehari-hari sambil

menayangkan slide power poin.

Guru menjelaskan pengelompokan gelombang radio

berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya

beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari pada pertemuan III dan kembali

menjelaskan materi jika ada siswa yang bertanya dan

belum paham akan materi.

PERTEMUAN IV 2 x 45 menit

1.

2.

3.

4.

5.

Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada

siswa untuk memancing perhatian dan rasa ingin tahu

siswa.

Guru menjelaskan kepada siswa mengenai aplikasi

karakteristik sinar UV, sinar-X, dan sinar gamma

pada kehidupan sehari-hari sambil menayangkan slide

power poin.

Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari pada pertemuan IV dan kembali

menjelaskan materi jika ada siswa yang bertanya dan

belum paha

Gambar

Tabel 2.2. Langkah-Langkah dalam Membuat Peta Konsep
Gambar 2.1. Peta Konsep pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik
gambar atau peristiwa lewat gambar yang ditayangkan. Meskipun
Gambar harus jelas dan tidak kabur saat ditayangkan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN MODEL INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION (ICI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG Universitas Pendidikan Indonesia |

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur melalui model pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model konsep kalimat terhadap kemampuan menulis paragraf deskripsi oleh siswa kelas X SMA negeri 1 Delitua

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep materi kubus dan balok siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Purwareja Klampok melalui model pembelajaran

Tesis yang berjudul “ Model Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman dan Daya Tarik Pembelajaran Aksara Jawa Kelas X di SMA Negeri 3 Ponorogo ” ini adalah karya

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1)motivasi siswa kelas X-1 SMA Negeri Gondangrejo pada pembelajaran menulis teks argumentasi melalui model pembelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Gallery of learning dapat meningkatkan sikap ilmiah dan pemahaman konsep siswa kelas X MIPA 5 SMA N 2 Boyolali pada