• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PEMAHAMAN DAN KESENANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG DALAM PEMBELAJARAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CERAMAH, PETA KONSEP, DAN PEMUTARAN VIDEO PEMBELAJARAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINGKAT PEMAHAMAN DAN KESENANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG DALAM PEMBELAJARAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CERAMAH, PETA KONSEP, DAN PEMUTARAN VIDEO PEMBELAJARAN SKRIPSI"

Copied!
281
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PEM

T PEMAHAMAN DAN KESENANGAN

S X SMA NEGERI 1 REMBANG DALA

ARAN GELOMBANG ELEKTROMA

ENGGUNAKAN MODEL CERAMA

AN PEMUTARAN VIDEO PEMBELA

SKRIPSI

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Marcellina Anita Prisca Novela

NIM : 091424023

ROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

IKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGE

LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK

(2)

TINGKAT PEM

T PEMAHAMAN DAN KESENANGAN

S X SMA NEGERI 1 REMBANG DALA

ARAN GELOMBANG ELEKTROMA

ENGGUNAKAN MODEL CERAMA

AN PEMUTARAN VIDEO PEMBELA

SKRIPSI

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Marcellina Anita Prisca Novela

NIM : 091424023

ROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

IKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGE

LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Yang dulu tak ku mengerti, s’karang Kau buat mengerti

Kau singkapkan mataku dengan kasih-Mu

Yang tak pernah kupikirkan, sungguh Kau t’lah sediakan Kau curahkan berkat-Mu limpah dalam hidupku

T’rima kasih Yesus, t’rima kasih Yesus

kub’ri syukur hanya bagi-Mu ya Allahku, ya Tuhanku

t’rima kasih Yesus, t’rima kasih Yesus

kub’ri syukur hanya bagi-Mu, t’rima kasih Yesus

(Ir. Welyar Kauntu)

Karya ini kupersembahkan untuk: Bapak, dan ibuk tercinta, adikku Dionisius Kharisma Oktavian, keluarga besar dimana pun berada, sahabat, dan teman-teman.

(6)
(7)
(8)

vii

ABSTRAK

TINGKAT PEMAHAMAN DAN KESENANGAN SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG DALAM

PEMBELAJARAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CERAMAH, PETA

KONSEP, DAN PEMUTARAN VIDEO PEMBELAJARAN

Marcellina Anita Prisca Novela Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) model pembelajaran yang dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang diantara model ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik; (2) model pembelajaran yang lebih disenangi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang diantara model ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik; (3) model pembelajaran yang meningkatkan pemahaman siswa sekaligus disenangi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 s.d. 21 Mei 2013. Sampel penelitian adalah siswa kelas X5 s.d. X8 (rombel G s.d. L) SMA Negeri 1 Rembang. Jumlah siswa sampel penelitian adalah sebanyak 128 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pretest, posttest, dan angket. Data pretest dan

posttestdianalisis menggunakan SPSS 17 dengan taraf signifikannya adalah 0.05. Data angket tertutup dianalisis dengan penyekoran tiap nomor pernyataan. Data angket terbuka dianalisis dengan pengkodean.

(9)

viii

ABSTRACT

UNDERSTANDING THE LEVEL AND PLEASURE OF 10

th

STUDENTS IN SMA NEGERI 1 REMBANG ON

ELECTROMAGNETIC WAVES LEARNING USING

LECTURE, CONCEPT MAP, AND VIDEO LEARNING

MODELS

Marcellina Anita Prisca Novela Sanata Dharma University

2013

The purposes of this research are to find out: (1) learning model that most improves understanding of 10’th students in SMA Negeri 1 Rembang between lecture, concept maps, and video learning models on the electromagnetic waves; (2) learning model that most pleasures of 10’th students in SMA Negeri 1 Rembang between lecture, concept maps, and video learning models on the electromagnetic waves; (3) learning model that most improves understanding and pleasures of 10’th students in SMA Negeri 1 Rembang on the electromagnetic waves.

The research was conducted on May 6 until May 21, 2013. The samples of this reseacrh were 10’th5 and 10’th8 students (learning groups G until L) in SMA Negeri 1 Rembang. Amount sample of this research was 128 students. Instrument in this research used a pretest, posttest, and questionnaires. Pretest’sand posttest’s data were analyzed using SPSS 17 with the level of significance 0.05. Enclosed questionnaire’s data were analyzed by grouping the total score of each student into a frequency distribution table inteval pleasure level students. Open questionnaire’sdata were analyzed by coding.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tingkat Pemahaman dan Kesenangan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang dalam

Pembelajaran Gelombang Elektromagnetik dengan Menggunakan Model

Ceramah, Peta Konsep, dan Pemutaran Video Pembelajaran.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, saran, nasehat, semangat, dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar mengarahkan, memperhatikan, dan mendampingi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.

3. Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Pendidikan Fisika Angkatan 2009.

(11)

x

5. Bapak Sugeng, Bu Heni, dan Mas Arif (sekertaris JPMIPA) atas kesediaan dan kerjasamanya dalam memperlancar segala keperluan yang berkaitan dengan administrasi tugas-tugas studi.

6. Keuskupan Surabaya dan Otasa yang telah memberikan dana bagi penulis untuk dapat menempuh studi.

7. Bapak Drs. Setiya Purwoko, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Rembang yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Kristina Suprapti, S.Pd., selaku guru bidang studi fisika kelas X SMA Negeri 1 Rembang yang dengan sabar, dan semangat membantu dan mendukung penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Segenap guru, dan karyawan SMA Negeri 1 Rembang yang telah membantu dan mendukung penelitian.

10. Siswa kelas X5 s.d. X8 (Rombel G s.d. L) yang telah sudi membantu, mendukung, dan bekerjasama dalam penelitian mata pelajaran fisika pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik.

11. Bapak, ibuk, dan adik yang selalu memberikan doa, dukungan, dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi dengan lancar.

12. Teman-teman Pendidikan Fisika 2009 bimbingan Romo Paul: Ipin, Yustin, Audra, dan Nick yang telah bekerjasama, memberikan motivasi, dan dukungan selama bimbingan skripsi.

(12)

xi

14. Seluruh teman-teman Pendidikan Fisika 2009, atas kerjasama dan kebersamaan yang telah kita jalani bersama selama masa studi di Universitas Sanata Dharma.

15. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, arahan, dan doa kepada penulis selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun dan menjadikan penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 21 Agustus 2013 Penulis,

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……… vi

ABSTRAK ………. vii

ABSTRACT………viii

KATA PENGANTAR ……… ix

DAFTAR ISI……… xii

DAFTAR TABEL……… xv

DAFTAR GAMBAR……….xviii

DAFTAR LAMPIRAN………xix

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang………. 1

B. Rumusan Masalah……… 5

C. Tujuan……….. 5

D. Manfaat penelitian……… 6

BAB II. LANDASAN TEORI………. 7

A. Pemahaman……….. 7

B. Kesenangan Belajar……….. 9

C. Model Pembelajaran……… 12

1. Model ceramah……….. 12

2. Model konstruktivis ……….. 16

a. Model peta konsep ……….. 17

(14)

xiii

D. Gelombang Elektromagnetik……… 24

1. Penemuan dan besaran gelombang elektromagnetik………. 24

2. Spekturm gelombang elektromagnetik……….. 27

3. Karakteristik dan aplikasi gelombang elektromagnetik……… 28

BAB III. METODOLOGI………. 33

A. DesignPenelitian………. 33

B. Populasi dan Sampel……… 34

C. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 35

D. Treatment……….. 35

1. Pembelajaran pada rombel ceramah……….. 36

2. Pembelajaran pada rombel peta konsep…………. ……….... 39

3. Pembelajaran pada rombel video pembelajaran……… 42

E. Instrumen Penelitian……… 48

1. Instrumen tes ……… 48

2. Angket……… 52

F. Validitas Instrumen……….. 57

G. Metode Analisis Data……….. 57

1. PretestdanPosttest……… 57

2. Angket……… 60

BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA…….……… 63

A. Deskripsi Penelitian………. 63

1. Pelaksanaan penelitian rombel ceramah……… 65

2. Pelaksanaan penelitian rombel peta konsep……… 68

3. Pelaksanaan penelitian rombel video………. 70

B. Data dan Analisis Data Penelitian……… 73

1. Ujipretestdanposttest……….. 73

a. Ujipretestdanposttestrombel ceramah (uji-T dependen)……. 73

b. Ujipretestdanposttestrombel peta konsep (uji-T dependen)… 76 c. Ujipretestdanposttestrombel video (uji-T dependen)……….. 80

d. Ujipretestrombel ceramah, peta konsep, dan video (uji-F)…… 83

(15)

xiv

2. Angket……… 92

a. Angket langsung-tertutup………. 92

1) Rombel ceramah……… 92

2) Rombel peta konsep ……….. 98

3) Rombel video……….103

b. Angket langsung-terbuka……….112

1) Rombel ceramah………112

2) Rombel peta konsep ………..113

3) Rombel video……….114

3. Data di luarpretest,posttest, dan angket yang didapat di lapangan..116

C. Pembahasan……….121

D. Keterbatasan Penelitian………123

BAB V. PENUTUP……….126

A. Kesimpulan ……….126

B. Saran………126

DAFTAR PUSTAKA………..128

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kemampuan Internal dan Kata Kerja Operasional Perilaku

Pada Ranah Kognitif: Kategori Pemahaman……….. 8 Tabel 2.2 Langkah-Langkah dalam Membuat Peta Konsep………... 20 Tabel 2.3 Tabel Perbedaan Karakteristik antara Model Pembelajaran

Konvensional dan Konstruktivis………. 24 Tabel 2.4 Klasifikasi Gelombang Radio ……… 28 Tabel 3.1 Kegiatan Belajar Rombel Ceramah dan Alokasi Waktu…………. 36 Tabel 3.2 Kegiatan Belajar Rombel Peta Konsep dan Alokasi Waktu……… 39 Tabel 3.3 Kegiatan Belajar Rombel Video Pembelajaran dan Alokasi Waktu 42 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Penyusunan Pekerjaan Rumah (PR)……… 46 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Penyusunan SoalPretestdanPosttest………. 50 Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Langsung-Tertutup Pengukuran Kesenangan

Siswa pada Rombel Ceramah……….. 53 Tabel 3.7 Kisi-Kisi Angket Langsung-Tertutup Pengukuran Kesenangan

Siswa pada Rombel Peta Konsep……… 54 Tabel 3.8 Kisi-Kisi Angket Langsung-Tertutup Pengukuran Kesenangan

Siswa pada Rombel Video Pembelajaran……… 55 Tabel 3.9 Kisi-Kisi Angket Langsung-Terbuka Pengukuran Kesenangan

Siswa pada Rombel Ceramah, Peta Konsep, dan

Video Pembelajaran……… 56

Tabel 3.10 Aturan Penyekoran Tiap Butir Soal……… 58 Tabel 3.11 Penetapan Skor untuk Tiap Pertanyaan Angket ………... 60 Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Tingkat Kesenangan Siswa terhadap

Model Ceramah, Peta Konsep, dan Video Pembelajaran………… 62 Tabel 4.1 Jumlah Siswa Rombel G s.d. L kelas X SMA Negeri 1 Rembang . 63 Tabel 4.2 Pembagian Model Pembelajaran Tiap Rombel……….. 63 Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Rombel G s.d. L kelas X

(17)

xvi

Tabel 4.4 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Rombel Ceramah……….. 65

Tabel 4.5 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Rombel Peta Konsep…………. 68

Tabel 4.6 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Rombel Video ……….. 70

Tabel 4.7 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel Ceramah Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik ………... 73

Tabel 4.8a Output Bagian Pertama Uji-T Dependen NilaiPretest-PosttestRombel Ceramah………. 75

Tabel 4.8b Output Bagian Kedua Uji-T Dependen NilaiPretest-PosttestRombel Ceramah………. 75

Tabel 4.9 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel Peta Konsep Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 77

Tabel 4.10a Output Bagian Pertama Uji-T Dependen NilaiPretest-PosttestRombel Peta Konsep………... 78

Tabel 4.10b Output Bagian Kedua Uji-T Dependen NilaiPretest-PosttestRombel Peta Konsep……… 79

Tabel 4.11 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel Video Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik……… 80

Tabel 4.12a Output Bagian Pertama Uji-T Dependen NilaiPretest-PosttestRombel Video ………... 82

Tabel 4.12b Output Bagian Kedua Uji-T Dependen NilaiPretest-PosttestRombel Video………... 82

Tabel 4.13 NilaiPretestRombel Ceramah, Peta Konsep, dan Video pada Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 83

Tabel 4.14a Output Bagian Pertama Uji-F NilaiPretest……… 85

Tabel 4.14b Output Bagian Kedua Uji-F NilaiPretest………... 86

Tabel 4.15 NilaiPosttestSiswa Rombel Ceramah, Peta Konsep, dan Video pada Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik……… 87

Tabel 4.16a Output Bagian Pertama Uji-F NilaiPosttest ………. 89

Tabel 4.16b Output Bagian Kedua Uji-F NilaiPosttest ……… 89

(18)

xvii

Tabel 4.17 Data Angket Penelusuran Kesenangan Rombel Ceramah

terhadap Model Ceramah……… 92

Tabel 4.18 Daftar Peringkat Pernyataan Penelusuran Angket Kesenangan

Siswa Rombel Ceramah terhadap Model Ceramah……… 95 Tabel 4.19 Data Angket Penelusuran Kesenangan Rombel Peta Konsep

terhadap Model Peta Konsep ………... 98 Tabel 4.20 Daftar Peringkat Pernyataan Penelusuran Angket Kesenangan

Siswa Rombel Peta Konsep……… 101

Tabel 4.21 Data Angket Penelusuran Kesenangan Rombel Video

terhadap Model Pemutaran Video Pembelajaran………... 104 Tabel 4.22 Daftar Peringkat Pernyataan Penelusuran Angket Kesenangan

Siswa Rombel Video……….. 107

Tabel 4.23 Hasil Penelusuran Angket Tingkat Kesenangan Siswa

Rombel Ceramah terhadap Model Ceramah, Rombel Peta Konsep terhadap Model Peta Konsep, dan Rombel Video terhadap Model

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik ….. 21

Gambar 2.2 Gelombang Elektromagnetik yang Medan Listrik (E) dan Medan Magnetnya (B) Saling Tegak Lurus ……….. 26

Gambar 2.3 Perambatan Gelombang Elektromagnetik………. 27

Gambar 2.4 Rentang Spektrum Gelombang Elektromagnetik ……….. 28

Gambar 2.5 Oven Microwave……… 29

Gambar 2.6 Antena Radar……….. 29

Gambar 2.7 Hasil Citra Foto Inframerah terhadap Tubuh Manusia untuk Pemeriksaan Kesehatan……… 30

Gambar 2.8 Kabel Serat Optik untuk Percakapan Telepon……… 30

Gambar 2.9 Laser……… 30

Gambar 2.10a Kenampakan Uang Asli yang Disinari dengan Sinar UV…….. 31

Gambar 2.10b Kenampakan Uang Asli yang Disinari dengan Sinar UV…….. 31

Gambar 2.11 Hasil Citra Foto Tengkorakdengan Sinar-X……….. 32

Gambar 4.1 Contoh Peta Konsep yang Kurang Tepat……… 116

Gambar 4.2a Contoh Peta Konsep yang Kurang Tepat……… 117

Gambar 4.2b Contoh Peta Konsep yang Kurang Tepat……… 117

Gambar 4.3a Contoh Peta Konsep yang Kurang Tepat……… 118

Gambar 4.3a Contoh Peta Konsep yang Kurang Tepat……… 118

Gambar 4.4 Contoh Peta Konsep yang Tepat……… 120

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Melakukan Penelitian………. 133

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian……… 134

Lampiran 3 RPP………135

Lampiran 4 Pekerjaan Rumah (PR)………. 166

Lampiran 5 Kunci Jawaban Pekerjaan Rumah (PR)………167

Lampiran 6 SoalPretest……….. 169

Lampiran 7 Kunci Jawaban SoalPretest………. 171

Lampiran 8 Contoh Pengisian SoalPretestRombel G……… 173

Lampiran 9 Contoh Pengisian SoalPretestRombel J………. 177

Lampiran 10 Contoh Pengisian SoalPretestRombel I………. 181

Lampiran 11 Contoh Pengisian SoalPretestRombel L……… 185

Lampiran 12 Contoh Pengisian SoalPretestRombel H……… 189

Lampiran 13 Contoh Pengisian SoalPretestRombel K……… 193

Lampiran 14 SoalPosstest……… 197

Lampiran 15 Kunci Jawaban SoalPosttest……… 199

Lampiran 16 Contoh Pengisian SoalPosttestRombel G………. 201

Lampiran 17 Contoh Pengisian SoalPosttestRombel J……… 205

Lampiran 18 Contoh Pengisian SoalPosttestRombel I……… 209

Lampiran 19 Contoh Pengisian SoalPosttestRombel L……….. 213

Lampiran 20 Contoh Pengisian SoalPosttestRombel H……….. 217

Lampiran 21 Contoh Pengisian SoalPosttestRombel K……….. 221

Lampiran 22 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel G Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 225

Lampiran 23 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel J Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 226

(21)

xx

Lampiran 25 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel L

Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 228 Lampiran 26 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel H

Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 229 Lampiran 27 NilaiPretestdanPosttestSiswa Rombel K

Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik………. 230 Lampiran 28 Angket Untuk Rombel Ceramah………. 231 Lampiran 29 Contoh Pengisian Angket Penelusuran Kesenangan Siswa

Rombel Ceramah………. 232

Lampiran 30 Angket Untuk Rombel Peta Konsep……… 236 Lampiran 31 Contoh Pengisian Angket Penelusuran Kesenangan Siswa

Rombel Peta Konsep……… 237

Lampiran 32 Angket Untuk Rombel Video Pembelajaran……… 241 Lampiran 33 Contoh Pengisian Angket Penelusuran Kesenangan Siswa

Rombel Pemuataran Video Pembelajaran……… 242 Lampiran 34 Data Angket Penelusuran Kesenangan Siswa Rombel G

terhadap Model Pembelajaran………. 246 Lampiran 35 Data Angket Penelusuran Kesenangan Siswa Rombel J

terhadap Model Pembelajaran………. 248 Lampiran 36 Data Angket Penelusuran Kesenangan Siswa Rombel I

terhadap Model Pembelajaran………. 250 Lampiran 37 Data Angket Penelusuran Kesenangan Siswa Rombel L

terhadap Model Pembelajaran………. 252 Lampiran 38 Data Angket Penelusuran Kesenangan Siswa Rombel H

terhadap Model Pembelajaran………. 254 Lampiran 39 Data Angket Penelusuran Kesenangan Siswa Rombel K

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang ini teknologi, gaya hidup, dan pemikiran manusia berkembang dengan amat pesat. Keberadaan surat, telegram, dan kartu pos sebagai sarana komunikasi kini semakin terdesak dengan hadirnyahand phone

dan internet yang bisa dipunyai dan diakses oleh semua orang dari berbagai lapisan dan golongan. Gaya hidup praktis dan modern menjadi sebuah kebiasaan yang lazim di jaman ini. Pola pikir dan kemauan manusia untuk hidup lebih baik dan lebih maju semakin menciptakan inovasi yang tidak terkira banyaknya di segala sektor kehidupan.

(23)

diterapkan saat menyampaikan materi pembelajaran. Contohnya adalah model pembelajaran inquiri, discovery, diskusi kelompok, eksperimen, pemutaran video atau CD pembelajaran, role playing, simulasi komputer, games,

problem solving, problem making, model POE, kuis, peta konsep, demonstrasi, dsb.

Di tengah-tengah perkembangan berbagai model pembelajaran yang terjadi di dunia pendidikan, ternyata masih terdapat pelaku pendidikan yang belum bisa atau belum mampu mengikuti irama perkembangan yang sudah terjadi. Tidak banyak guru fisika menerapkan model pembelajaran konstruktivis dalam menyampaikan materi pembelajaran di dalam kelas. Kebanyakan guru masih berpikir bahwa siswa adalah suatu obyek yang tidak tahu apa-apa, dan tugas guru adalah memberikan materi pelajaran kepada siswa. Pada model pembelajaran konstruktivis siswa dianggap sudah memiliki gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan, dan peristiwa di sekitarnya. Pada model pembelajaran konstruktivis siswa dan guru saling bertukar informasi, pendapat, dan pengetahuan. Disinilah siswa diajak untuk ikut berpikir dan memecahkan persoalan sehingga tidak hanya sekedar menerima materi dari guru.

(24)

guru, dan siswa dapat mencapai keberhasilan tersebut diperlukan model pembelajaran yang pas untuk diterapkan kepada siswa, di mana model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan pemahaman dan disenangi siswa. Jika model pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan disenangi siswa maka akan membuat siswa tidak takut lagi pada pelajaran fisika, fisika akan semakin disenangi, dan semakin enjoy belajar fisika tanpa harus merasa bahwa fisika itu susah, menyeramkan, dan menegangkan.

Penelitian ini berjudulTingkat Pemahaman dan Kesenangan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang dalam Pembelajaran Gelombang

Elektromagnetik dengan Menggunakan Model Ceramah, Peta Konsep,

dan Pemutaran Video Pembelajaran. Pada saat penelitian siswa kelas X ditreatment dengan menggunakan tiga model pembelajaran yaitu model ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran pada pokok bahasan materi gelombang elektromagnetik.

(25)

secara berkelompok yang akan membuat peta konsepnya. Dengan demikian siswa tidak hanya terpaku dan sekedar menerima penjelasan dari guru dan buku pelajaran yang digunakan sebagai acuan belajar, tapi siswa juga diajak untuk mencari referensi materi dari berbagai sumber (internet atau buku acuan yang lain). Lewat peta konsep siswa diharapkan dapat berpikir kritis dan membangun kerangka berpikirnya sendiri. Pada model pemutaran video pembelajaran, siswa diajak untuk dapat melihat fenomena dan gambaran secara jelas lewat video yang akan diputar. Pada saat itu siswa akan secara jelas mengamati dengan indra penglihatan dan pendengaran mereka sehingga dapat membangun pengetahuannya secara nyata.

(26)

B. Rumusan Masalah

1. Di antara model pembelajaran ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran, model manakah yang dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik?

2. Di antara model pembelajaran ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran, model manakah yang lebih disenangi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik? 3. Apakah model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman juga

disenangi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik?

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Model pembelajaran yang dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang diantara model ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik.

(27)

3. Model pembelajaran yang meningkatkan pemahaman siswa sekaligus disenangi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru: guru lebih sering menggunakan model pembelajaran konstruktivis dalam proses belajar mengajarnya.

2. Bagi dunia penelitian: hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan untuk koleksi-koleksi penelitian dalam bidang pendidikan fisika.

(28)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemahaman

Winkel (2004) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran menjabarkan makna penting dari pemahaman. Menurut Winkel, pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan itu dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan; mengubah data yang disajikan dalam bentuk lain; membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu misalnya grafik. Sementara Sardiman (dalam Erni, 2012) mengartikan pemahaman sebagai menguasai sesuatu dengan pikiran. Pemahaman juga dapat diartikan sebagai kemampuan yang menggunakan pengetahuan untuk menguasai situasi (White, dalam Erni, 2012: 12). Dengan demikian, pemahaman dapat dipandang sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam ‘menguasai’ materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Menguasai tidak hanya sekedar menghafal materi pelajaran dari awal sampai akhir, tapi juga mempunyai berbagai kemampuan operasional yang lebih luas.

(29)

Tabel 2.1 ini adalah penjabaran kemampuan internal dan kata kerja operasional perilaku yang dirumuskan oleh Winkel (2004):

Tabel 2.1. Kemampuan Internal dan Kata Kerja Operasional Perilaku pada

Ranah Kognitif: Kategori Pemahaman

Kemampuan internal Kata kerja operasional perilaku

Menerjemahkan Menjelaskan prinsip, kaitan antara fakta isi pokok

misalnya: tabel, grafik, bagan

Mendemonstrasikan Menarik kesimpulan

Meringkas Mengembangkan

Membuktikan

Penjabaran kemampuan internal dan operasional oleh Winkel yang tampak pada tabel 2.1, diuraikan kembali oleh Budi (dalam Kurniawan, 2011) lewat beberapa indikator, yaitu siswa dapat:

1. menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri;

(30)

3. menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum;

4. menerapkan konsep untuk menganalisis gejala-gejala alam, memecahkan masalah-masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis, memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi;

5. mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat;

6. membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan;

7. membedakan konsep yang benar dengan konsep yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.

Jika siswa sudah memenuhi indikator-indikator yang dijelaskan oleh Budi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa siswa sudah memahami materi dengan baik.

Berdasarkan uraian pemahaman yang telah dipaparkan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menguraikan, menjelaskan, merangkum, mengembangkan, menyimpulkan, menghubungkan, menerapkan, dan mengelompokkan dari bahan yang telah dipelajari.

B. Kesenangan Belajar

(31)

ukuran standar prestasi. Ketika nilai ujian atau nilai rapor tinggi, maka dikatakan bahwa seseorang tersebut memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi atau prestasi yang tinggi. Namun, menurut Goleman (1996), faktor penting yang mempengaruhi prestasi seseorang bukan hanya dengan kecerdasan intelektual melainkan juga dengan kecerdasan emosional. Darmansyah (2011) juga mempunyai pendapat yang sama dengan Goleman yaitu bahwa kecerdasan intelektual menjadi tidak berarti sama sekali jika tidak didukung oleh kecerdasan emosional yang memadai, dan kecerdasan emosional itulah yang memungkinkan seseorang mampu menikmati pembelajaran secara menyenangkan.

Menurut Goleman (1996), kecerdasan emosional yang dimaksud merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain; kemampuan memotivasi diri sendiri; dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Patton (dalam Hariyanto, 2010) mengemukakan kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk mengetahui emosi secara efektif guna mencapai tujuan, membangun hubungan yang produktif, dan dapat meraih keberhasilan. Emosi dapat berbentuk kesenangan, kebosanan, amarah, cinta, kejenuhan, kenyamanan, dll. Maka menjadi jelaslah bahwa kecerdasan emosional ternyata mempunyai peran penting untuk mencapai prestasi yang gemilang, dan sangat berperan dalam pembelajaran di sekolah.

(32)

siswa di sekolah dapat terjadi jika dalam proses pembelajarannya dibuat menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan dapat diciptakan ketika lingkungan belajar nyaman untuk proses pembelajaran, dan adanya interaksi dan komunikasi dengan guru. Pada bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor, Darmansyah menyebutkan bahwa interaksi antara guru dan siswa adalah faktor utama yang memicu kesenangan dalam belajar. Ketika terjadi interaksi antara guru dengan siswa, maka suasana belajar tidak akan lagi menegangkan. Hal tersebut yang membuat siswa lebihenjoyuntuk belajar.

Siswa akan lebih aktif dan kreatif secara mental dan fisik ketika tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan di sekolah. Keaktifan tersebut dijelaskan secara mendetail oleh Darmansyah (2011), yaitu ketika siswa merasa senang, siswa akan:

1. lebih aktif dan kreatif bertanya, berdiskusi, dan menjawab berbagai pertanyaan;

2. mengerjakan tugas-tugas dengan motivasi tinggi; 3. merasakan waktu pelajaran begitu singkat;

4. menantikan pertemuan-pertemuan berikutnya dengan penuh antusias dan penuh harapan; dan

(33)

Sebaliknya ketika guru tidak dapat menciptakan suasana belajar yang riang dan menyenangkan, siswa akan merasa bosan dan akan cenderung untuk:

1. stress, dan mengantuk; 2. hilang motivasi;

3. sering ijin keluar kelas;

4. mengobrol dengan sesama teman; dan 5. senang jika guru berhalangan hadir.

Berdasarkan paparan kesenangan belajar menurut para ahli yang telah disebutkan, maka dapat disimpulkan bahwa kesenangan belajar yang dialami oleh siswa merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran. Ketika siswa senang belajar, maka siswa akan semakin termotivasi untuk terus belajar tanpa mengenal bosan dan jenuh; selalu bersemangat; lebih aktif berdiskusi, mengemukakan pendapat, dan bertanya; selalu mengerjakan tugas; memperhatikan penjelasan guru; selalu mengukuti pelajaran tanpa sering-sering ijin keluar kelas; dan akan menantikan pertemuan pembelajaran yang selanjutnya dengan penuh antusias.

C. Model Pembelajaran

1. Model pembelajaran ceramah

(34)

untuk menyampaikan materi pembelajarannya di kelas. Taniredja dkk, (2011) menyatakan bahwa ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Ceramah juga merupakan sebuah kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata yang sering mengaburkan, dan kadang-kadang ditafsirkan salah (Sagala, dalam Taniredja dkk, 2011: 45). Dapat disimpulkan bahwa model ceramah merupakan model yang terkesan “otoriter” di mana pusat dari

segala proses pembelajaran adalah guru, dan siswa hanya menjadi pendengar yang baik.

Model ceramah sebagai model pembelajaran konvensional, mempunyai ciri-ciri atau karakteristik khusus, yaitu:

a. tidak memberikan kesempatan untuk berdiskusi dan memecahkan masalah sehingga proses penyerapan pengetahuan kurang tajam (Sagala, dalam Taniredja dkk, 2011: 47);

b. kurang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan keberanian mengemukakan pendapatnya (Sagala, dalam Taniredja dkk, 2011: 47);

c. pertanyaan lisan dalam ceramah kurang dapat ditangkap oleh pendengarnya, apalagi jika digunakan kata-kata asing (Sagala, dalam Taniredja dkk, 2011: 47);

(35)

e. murid seringkali memberi pengertian lain dari hal yang dimaksudkan guru (Suryosubroto, dalam Taniredja dkk, 2011: 48); f. peserta didik belajar secara individual (Surjadi, 2012: 154);

g. pembelajaran sangat abstrak (Surjadi, 2012: 154);

h. rumus ada dalam diri peserta didik yang harus dikembangkan, dihafalkan, dan latihan (Surjadi, 2012: 154);

i. peserta didik secara pasif menerima rumus/kaidah tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran (Surjadi, 2012: 154);

j. pengetahuan yang dimiliki peserta didik adalah penangkapan (Surjadi, 2012: 154);

k. tidak efektif menarik dan mempertahankan perhatian siswa (Eggen dan Kauchak, 2012: 402); dan

l. tidak memungkinkan guru memeriksa persepsi dan perkembangan pemahaman siswa (Eggen dan Kauchak, 2012: 402).

(36)

Menurut Surya (2004), agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka dalam pembelajarannya diharapkan:

a. berpusat pada siswa dengan tujuan untuk membantu proses perkembangan siswa;

b. ada interaksi edukatif antara guru dengan siswa;

c. suasana dalam kelas yang demokratis akan banyak mendorong siswa untuk berani mengembangkan gagasannya;

d. metode mengajar yang menyenangkan dari guru akan membuat siswa menjadi lebih senang dan bersemangat sehingga akan memberikan hasil yang memuaskan;

e. guru profesional yang memiliki keahlian memadai dalam bidangnya dan rasa tanggungjawab yang tinggi;

f. bahan yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku;

g. lingkungan pembelajaran yang dapat menunjang berbagai proses pembelajaran secara efektif; dan

h. sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.

(37)

2. Model pembelajaran konstruktivis

Pada teori belajar konstruktivis, proses belajar menekankan pada pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh siswa, dan bukan oleh guru atau bisa dikatakan bahwa pemahaman merupakan bentukan dari pribadi siswa sendiri. Glaserfeld, Bettencourt, dan Matthews (dalam Siregar dan Nara, 2011) mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil konstruksi (bentukan) orang itu sendiri. Asal mula pengetahuan adalah sebuah ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalamannya; proses pembentukan ini berjalan terus menerus dan setiap kali terjadi rekonstruksi karena adanya pemahaman yang baru (Piaget dalam Siregar dan Nara, 2011: 39). Dengan demikian, pengetahuan merupakan bentukan setiap pribadi manusia (siswa) yang kemudian mengalami evolusi atau perkembangan seiring dengan proses belajar yang dilakukan oleh siswa.

Menurut teori konstruktivis, satu prinsip yang paling penting adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan dalam proses ini dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri.

(38)

a. Model peta konsep

Untuk dapat memecahkan suatu masalah/problem dalam belajar, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan berdasar pada konsep yang diperolehnya. Dahar (2011) menyatakan bahwa jika siswa dibiarkan terus maju dengan konsep-konsep yang tidak tepat, hal itu akan berpengaruh pada belajarnya di masa yang akan datang. Jadi perlulah membangun konsep yang benar pada awalnya untuk memudian dihasilkan pondasi yang kokoh bagi pengetahuan selanjutnya.

Perlu bantuan dari guru untuk dapat membangun konsep yang benar bagi siswa. Pada tahap membangun konsep siswa, guru diharapkan tidak hanya menguasai pengetahuan tapi juga mempunyai berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran untuk mengajarkan konsep-konsep tersebut. Ausubel (dalam Dahar, 2011) juga menekankan agar para guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa supaya belajar bermakna dapat berlangsung. Sayangnya, Ausubel belum menemukan cara dan alat yang tepat yang dapat dipergunakan oleh guru untuk dapat mencapai tujuan yang dimaksud. Akhirnya, Novak pada tahun 1974 menemukan alat yang dapat membantu guru untuk mengetahui sejauh mana konsep yang telah dipahami siswa, yaitu dengan menggunakan peta konsep.

(39)

antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta konsep juga dapat dipakai sebagai salah satu indikasi taraf pemahaman siswa akan konsep-konsep yang dipelajari (Budi, 1990: 63). Menurut pandangan Martin (dalam Trianto, 2010) peta konsep adalah ilustrasi grafis kongkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Lewat peta konsep, pengetahuan dapat dibangun dan disusun berdasarkan pengelompokan-pengelompokan yang khusus. Berlembar-lembar materi pelajaran yang terkadang malas dibaca oleh siswa, kini menjadi lebih praktis dalam bangunan sebuah peta konsep sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih menyenangkan.

Munthe (2009) memandang bahwa peta konsep mempunyai karakteristik yang khas, yaitu bahwa peta konsep:

1) mempunyai konsep atau ide-ide pokok yang sifatnya adalah utama (central);

2) memiliki hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya;

3) mempunyai label yang membunyikan arti hubungan yang mengaitkan antara konsep-konsep; dan

(40)

Manfaat dalam menggunakan model peta konsep untuk pembelajaran menurut Suparno (2007), Munthe (2009), dan Dahar (2011) adalah:

1) siswa dapat mengerti garis besar inti dari suatu topik dan mengerti konsep dasarnya karena peta konsep dengan jelas menunjukkan konsep pokok dari suatu topik dan bagaimana relasi dan hubungan antara konsep-konsep yang ada;

2) dapat digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi siswa;

3) menyelidiki sejauh mana pengetahuan yang telah dicapai dan dimengerti oleh siswa;

4) sebagai alat evaluasi;

5) dapat digunakan sebagai cara siswa dalam mencatat pelajaran sewaktu guru menerangkan di kelas; dan

6) membantu meningkatkan daya ingat siswa dalam belajar, apalagi ketika siswa sendiri yang membuat peta konsepnya.

(41)

Arends (dalam Trianto, 2010) menguraikan langkah-langkah singkat dan mudah dalam membuat peta konsep, terutama bagi siswa yang baru saja belajar membuat peta konsep. Tabel 2.2 menjelaskan langkah-langkah dalam membuat peta konsep, yaitu:

Tabel 2.2. Langkah-Langkah dalam Membuat Peta Konsep

Langkah Keterangan

Langkah 1

Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. Contoh: Gelombang.

Langkah 2

Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama. Contoh: gelombang elektromagnetik, teori Maxwell, radio, inframerah, dll.

Langkah 3 Menempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta konsep.

Langkah 4

Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide-ide utama..

(42)

terdiri dari

terbentuk dari

Dijelaskan dalam

menemukan

menghasilkan

Gambar 2.1. Peta Konsep pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik

b. Model pemutaran video pembelajaran

E-learning (Electronic learning) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan bantuan media elektronik. Media elektronik yang dimaksudkan adalah telpon, audio, videotape, transmisi satelit atau komputer (Siregar dan Nara, 2011: 103). Pemutaran video

MIKROWAVE S. INFRAMERAH CAHAYA TAMPAK S. GAMMA S. UV S. X GELOMBANG

GELOMBANG MEKANIK GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

MEDAN MAGNET MEDAN LISTRIK

(43)

pembelajaran juga merupakan salah satu bentuk dari e-learning. Pemutaran video pembelajaran tidak hanya diputar melalui DVD atau CD player, tapi menggunakan video-video pembelajaran yang dapat didownload dari berbagai situs-situs internet, contohnya dari youtube.com. Nugroho dan Fatchur (2010) menyebutkan bahwa video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Video sendiri sangat erat kaitannya dengan motion

& sound, seperti pada video analog dan video digital. Video sering digunakan di dalam e-learning sebagai cara untuk menambah kekayaan pengalaman pembelajaran daripada sekedar menggunakan teks untuk mendorong motivasi belajar (Mason dan Rennie, 2009: 10).

Penggunaan video, film, dan CDRoom mirip dengan simulasi komputer yaitu siswa belajar konsep fisika dengan melihat dan mengamati gambar atau peristiwa lewat gambar yang ditayangkan. Meskipun demikian, tidak semua video, film, dan CDRoom dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan video, film, dan CDRoom menurut Suparno (2007), yaitu:

1) Menerangkan prisip fisika.

2) Program tidak terlalu panjang karena dapat membosankan, kecuali bila itu tentang sejarah atau penemuan fisika.

(44)

4) Program sebaiknya yang berwarna dan disiapkan yang menarik. Gambar harus jelas dan tidak kabur saat ditayangkan.

5) Ada baiknya dalam satu program memang hanya satu konsep yang mau ditekankan.

Kelebihan menerapkan model pemutaran video pembelajaran adalah kejadiannya dapat diulang atau diputar berkali-kali sehingga siswa dapat terus mengulangi sampai mengerti konsepnya.

Kelemahan menerapkan model pemutaran video pembelajaran adalah siswa tidak mungkin untuk melakukan perubahan-perubahan data seperti simulasi. Siswa hanya mengamati, melihat, lalu setelah itu mendiskusikannya.

Berdasarkan teori-teori dan model-model pembelajaran yang telah disebutkan yaitu model ceramah yang merupakan model pembelajaran konvensional, dan peta konsep dan pemutaran video pembelajaran yang merupakan model pembelajaran yang konstruktivis, tampak bahwa terdapat perbedaan yang kontras diantara kedua corak pembelajaran tersebut.

(45)

Tabel 2.3. Tabel Perbedaan Karakteristik antara Model Pembelajaran

Konvensional dan Konstruktivis

No. Konvensional Konstruktivis

1.

Kurikulum disajikan dari

bagian-bagian menuju keseluruhan dengan

menekankan pada

keterampilan-keterampilan dasar.

Kurikulum disajikan mulai dari

keseluruhan menuju ke

bagian-bagian, dan lebih mendekatkan pada

konsep-konsep yang lebih luas.

2. Pembelajaran sangat taat pada kurikulum yang telah ditetapkan.

Pembelajaran lebih menghargai

kepada pemunculan pertanyaan dan

ide-ide siswa.

3.

Kegiatan kurikuler lebih banyak

mengandalkan pada buku teks dan

buku kerja.

Kegiatan kurikuler lebih banyak

mengandalkan pada sumber-sumber

data primer dan manipulasi bahan.

4.

Siswa dipandang sebagai kertas

kosong yang dapat digoresi

informasi oleh guru, dan guru pada

umumnya menggunakan cara

didaktik dalam menyampaikan

informasi kepada siswa.

Siswa dipandang sebagai pemikir

yang dapat memunculkan teori-teori

tentang dirinya.

5.

Penilaian hasil belajar dan

pengetahuan siswa dipandang

sebagai bagian dari pembelajaran,

dan biasanya dilakukan pada akhir

pembelajaran dengan cara testing.

Pengukuran proses dan hasil belajar

siswa terjalin dalam kesatuan

kegiatan pembelajaran, dengan cara

guru mengamati hal-hal yang sedang

dilakukan siswa serta melalui

tugas-tugas pekerjaan.

6. Siswa bekerja sendiri-sendiri tanpa ada grup proses dalam belajar.

Siswa banyak belajar dan bekerja di

dalam grup proses.

D. Gelombang elektromagnetik

1. Penemuan dan besaran gelombang elektromagnetik

(46)

tidak bermassa dan tidak dipengaruhi oleh gravitasi ke segala arah. Namun, penelitian yang dibuat oleh Thomas Young mengenai celah ganda yang menghasilkan interferensi cahaya gelap-terang. Augustin Frensel yang melakukan percobaan mirip celah ganda Young, menggagalkan teori partikel cahaya Newton dimana teori Newton tidak bisa menjelaskan pola interferensi cahaya. Kemudian Young dan Frensel mengemukakan teori gelombang transversal cahaya yaitu bahwa cahaya sebagai gelombang transversal yang merambat melalui suatu medium.

(47)

menerangkan terjadinya gelombang elektromagnetik yang medan listrik dan medan magnetiknya selalu tegak lurus. Gambar 2.2 memperlihatkan bentuk gelombang elektromagnetik yang medan listrik dan medan magnetnya saling tegak lurus yang membentuk gelombang transversal:

Gambar 2.2. Gelombang Elektromagnetik yang Medan Listrik (E) dan

Medan Magnetnya (B) Saling Tegak Lurus

Maxwell (dalam Kanginan, 2007) juga menemukan bahwa cepat rambat gelombang dinyatakan oleh:

=

keterangan: c = cepat rambat gelombang magnetik (m/s) = permeabilitas vakum (4π x 10-7Wb/A m)

= permetivitas vakum (8,85418 x 10-12C2/N m2) Kemudian dengan memasukkan nilai dari dan maka didapatkan hasil bahwa c = 3 x 108 m/s, yang tepat sama dengan cepat rambat cahaya dalam vakum (tanpa ada medium).

(48)

yang dapat menunjukkan gejala perambatan gelombang elektromagnetik. Dalam percobaan Hertz, digunakan alat yang serupa dengan induktor Ruhmkoff sebagai penghasil gelombang, yang tampak pada gambar 2.3:

Gambar 2.3. Perambatan Gelombang Elektromagnetik

Jika P digetarkan, maka terjadi getaran pada rangkaian kawat Q yang nampak sebagai loncatan bunga api di A. Jika kawat B yang tidak bermuatan didekatkan dengan A ternyata di B terjadi juga loncatan bunga api. Ini menunjukkan bahwa ada pemindahan energi (perambatan) elektromagnetik dari A ke B.

2. Spektrum gelombang elektromagnetik

Spektrum gelombang elektromagnetik terdiri dari berbagai jenis gelombang yang dibedakan berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya, yang tampak pada gambar 2.4:

(49)

Semua gelombang elektromagnetik yang merambat dalam vakum mempunyai cepat rambat yang sama yaitu c = 3 x 108m/s.

Untuk semua gelombang elektromagnetik yang merambat dalam vakum, berlaku persamaan dasar gelombang, yaitu:

=

keterangan: c = cepat rambat gelombang magnetik (m/s) f = frekuensi gelombang (Hz)

λ = panjang gelombang (m)

3. Karakteristik dan aplikasi (penerapan) gelombang elektromagnetik

a. Gelombang Radio

Gelombang radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut osilator. Berdasarkan lebar frekuensinya, gelombang radio dibedakan menjadi beberapa bagian seperti pada tabel 2.4:

Tabel 2.4. Klasifikasi gelombang radio

Lebar frekuensi Panjang gelombang

tertentu Beberapa penggunaan

Low(LF)

30 kHz–300 kHz

Low wave

1500 m

Radio gelombang panjang dan komunikasi

melalui jarak jauh

Medium(MF)

300 kHz–3 MHz

Medium wave

300 m

Gelombang medium lokal dan radio jarak

jauh

High(HF)

3 MHz–30 MHz

Short wave

30 m

Radio gelombang pendek dan komunikasi,

radio amatir, dan CB

Very High(VHF)

30 MHz–300 MHz

Very short wave

(50)

Ultrahigh(UHF)

Radar, komunikasi satelit, telepon, dan

saluran TV

Gelombang mikro dihasilkan oleh peralatan elektronik khusus, misalnya dalam tabung Klystron. Gelombang ini dimanfaatkan dalam alatmicrowave, sistem komunikasi radar, dan analisis struktur molekul dan atomik. Gambar 2.5 dan 2.6 merupakan dua contoh dari aplikasi gelombang radio.

Gambar 2.5. Oven Microwave Gambar 2.6. Antena Radar

b. Sinar Inframerah

Sinar inframerah dihasilkan oleh getaran atom-atom dalam suatu molekul. Getaran ini akan memancarkan gelombang elektromagnetik pada frekuensi-frekuensi yang khas dalam daerah inframerah. Sinar inframerah ini diaplikasikan pada TV, AC, VCD,

(51)

Gambar 2.7. Hasil Citra Foto Inframerah terhadap Tubuh Manusia

untuk Pemeriksaan Kesehatan

c. Cahaya Tampak

Cahaya tampak merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Bayangan benda yang yang dihasilkan oleh cahaya tampak yang dapat dideteksi oleh retina. Beberapa penggunaan cahaya ini terdapat pada serat optik seperti yang terlihat pada gambar 2.8, dan laser pada gambar 2.9.

Gambar 2.8. Kabel Serat Optik Gambar 2.9. Laser

untuk Percakapan Telepon

d. Sinar UV

(52)

sinar UV dapat membunuh bakteri serta virus maka sinar ini digunakan untuk mensterilkan ruang operasi, peralatan operasi, disinfektan dalam pengolahan air minum, dan menghilangkan berbagai mikroorganisme yang terdapat dalam makanan. Dalam bidang perekonomian atau perbankan, sinar UV dimanfaatkan sabagai alat pendeteksi keaslian uang karena sinar UV dapat memendarkan bahan (fosfor) pada uang sehingga menghasilkan warna tertentu. Pendaran warna inilah yang menunjukkan apakah uang itu asli atau palsu. Hasil penyinaran sinar UV pada uang asli terlihat pada gambar 2.10a dan 2.10b.

Gambar 2.10a, dan 2.10b. Kenampakan Uang Asli

yang Disinari dengan Sinar UV

e. Sinar-X

(53)

Dalam bidang kesehatan, sinar-X digunakan untuk pengobatan kangker, dan rontgen seperti pada gambar 2.11. Untuk kepentingan umum, dapat digunakan untuk menganalisis struktur materi. Kerugian menggunakan sinar-X adalah sinarnya dapat merusak rantai DNA dan menyebabkan kanker dan mutasi genetik.

Gambar 2.11. Hasil Citra Foto Tengkorak

dengan Sinar-X

f. Sinar Gamma

(54)

33

BAB III

METODOLOGI

A. DesignPenelitian

Design penelitian yang digunakan adalah menggunakan riset gabungan kuantitatif dan kualitatif. Termasuk ke dalam riset kuantitatif karena data yang diperoleh berupa skor atau angka, dan dalam analisisnya digunakan statistik. Riset kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap pokok bahasan gelombang elektromagnetik, dan tanggapan siswa (senang atau tidak) terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran. Termasuk ke dalam riset kualitatif karena data yang diperoleh berupa kata-kata. Riset kualitatif ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa (senang atau tidak) terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran.

(55)

B. Populasi dan Sampel

Populasi :

Siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang. Sampel :

Sampel penelitian ini tidak digunakan siswa dalam kelompok kelas seperti pada umumnya. Namun, menggunakan rombel (rombongan belajar). Sistem ini mengikuti sistem yang telah ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Rembang.

Jumlah kelas X di SMA Negeri 1 Rembang adalah sebanyak 8 kelas, dengan jumlah siswa disetiap kelasnya adalah 32 siswa. Tidak semua kelas X pada setahun penuh mendapatkan mata pelajaran fisika. 8 kelas tersebut dibagi menjadi 2 untuk mengikuti mata pelajaran fisika setiap semesternya. Pada semester 1 yang mendapatkan mata pelajaran fisika adalah kelas X1 s.d. X4. Sedangkan pada semester 2 yang mendapatkan mata pelajaran fisika adalah kelas X5 s.d. X8. Jadi, materi pelajaran yang seharusnya diterima dalam 1 tahun dimampatkan menjadi 1 semester.

(56)

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012-2013 maka sampel yang diteliti adalah kelas X5 s.d. X8 (rombel G s.d. L), dengan jumlah sebanyak 128 siswa.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : SMA Negeri 1 Rembang, Jawa Tengah. Waktu : 6 s.d. 21 Mei 2013.

D. Treatment

(57)

1. Pembelajaran pada rombel ceramah

Kegiatan pembelajaran pada rombel ceramah diuraikan pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1. Kegiatan Belajar dan Alokasi Waktu Rombel G dan J

NO. KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

PERTEMUAN I 2 x 45 menit

1.

Guru membagikan lembar soal kepada siswa (pretest).

Setelah 35 menit, lembar jawaban dan lembar soal dikumpulkan kepada guru.

Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada siswa untuk memancing perhatian dan rasa ingin tahu siswa.

Guru menerangkan kepada siswa mengenai apa itu gelombang elektromagnetik, perbedaannya dengan gelombang mekanik, dan sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan apersepsi dan motivasi pada awal pembelajaran.

Guru menjelaskan konsep-konsep yang mendasari teori gelombang elektromagnetik oleh para ahli (Coulomb, Biot-savart, Faraday, Maxwell, dan Hertz).

Guru menuliskan di papan tulis dan menjelaskan persamaan cepat rambat yang ditemukan oleh Maxwell.

Guru memberikan contoh soal beserta penyelesaian contoh soal matematis persamaan gelombang elektromagnetik di papan tulis.

(58)

dipelajari pada pertemuan I dan kembali menjelaskan materi jika ada siswa yang bertanya dan belum paham akan materi.

PERTEMUAN II 2 x 45 menit

1.

Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada siswa untuk memancing perhatian dan rasa ingin tahu siswa

Guru menerangkan kepada siswa mengenai apa itu spektrum gelombang elektromagnetik sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan motivasi dan apersepsi pada awal pembelajaran.

Guru menjelaskan rentang spektrum gelombang elektromagnetik berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya.

Guru menjelaskan persamaan dasar gelombang dan memberikan contoh soal serta cara mengerjakannya di depan kelas.

Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan II dan kembali menjelaskan materi jika ada siswa yang bertanya dan belum paham akan materi.

Guru membagikan lembar PR kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan di rumah sebagai latihan.

PERTEMUAN III 2 x 45 menit

1.

2.

3.

Guru membahas satu persatu jawaban dari soal PR pada pertemuan sebelumnya.

Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada siswa untuk memancing perhatian dan rasa ingin tahu siswa.

(59)

4.

5.

gelombang radio, sinar inframerah, dan cahaya tampak pada kehidupan sehari-hari sambil menayangkan slide power poin.

Guru menjelaskan pengelompokan gelombang radio berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan III dan kembali

menjelaskan materi jika ada siswa yang bertanya dan belum paham akan materi.

PERTEMUAN IV 2 x 45 menit

1.

2.

3.

4.

5.

Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada siswa untuk memancing perhatian dan rasa ingin tahu siswa.

Guru menjelaskan kepada siswa mengenai aplikasi karakteristik sinar UV, sinar-X, dan sinar gamma pada kehidupan sehari-hari sambil menayangkan slide power poin.

Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan IV dan kembali

menjelaskan materi jika ada siswa yang bertanya dan belum paham akan materi.

Guru membagikan lembar soal kepada siswa (posttest) dan angket.

(60)

2. Pembelajaran pada rombel peta konsep

Kegiatan pembelajaran pada rombel peta konsep diuraikan pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2. Kegiatan Belajar dan Alokasi Waktu Rombel I dan L

NO. KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

PERTEMUAN I 2 x 45 menit

1.

Guru membagikan lembar soal kepada siswa (pretest).

Setelah 35 menit, lembar jawaban dan lembar soal dikumpulkan kepada guru.

Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada siswa untuk memancing perhatian dan rasa ingin tahu siswa.

Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok. Guru memberikan perintah kepada siswa untuk membuat peta konsep secara kasar pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik.

Siswa membaca materi yang ada di buku-buku pegangan siswa, danbrowsinginternet.

Guru berkeliling memantau tiap kelompok siswa.

PERTEMUAN II 2 x 45 menit

1.

2.

3.

Siswa duduk dalam kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya.

(61)

4.

5.

6.

7.

- dalam membuat peta konsep, tidak boleh

menjiplak persis dari berbagai buku yang terdapat tampilan peta konsep;

- peta konsep hanya berisi konsep singkat saja, bukan tulisan-tulisan yang panjang (berupa kalimat);

- setiap kelompok wajib mempresentasikan peta konsep yang telah dibuat;

- setiap siswa dalam kelompok, wajib

mempresentasikan peta konsep kelompoknya pada bagian yang telah disepakati.

Siswa dalam kelompok membuat peta konsep berdasarkan rancangan peta konsep pada pertemuan sebelumnya. Jika dirasa butuh perubahan, maka siswa dapat melakukan perubahan seperlunya.

Secara acak, satu kelompok yang nama kelompoknya terpilih akan memulai presentasi.

Kelompok siswa maju ke depan kelas dan

menjelaskan peta konsepnya di depan kelas. Setiap kelompok diberikan waktu 15 menit untuk presentasi. Selagi kelompok mempresentasikan hasil peta

konsepnya, siswa yang lain mendengarkan secara saksama.

PERTEMUAN III 2 x 45 menit

1.

2.

Siswa duduk berkelompok seperti pada pertemuan sebelumnya.

Siswa yang sebelumnya sudah presentasi, memilih gambar yang muncul di slidepowerpoint. Gambar itu akan muncul nama kelompok yang akan maju

(62)

4.

5.

6.

7.

melakukan presentasi peta konsepnya selama 15 menit. Sementara siswa yang tidak presentasi mendengarkan dengan tenang.

Undian dilakukan lagi dengan cara yang sama untuk 3 kelompok lain yang belum mendapatkan giliran presentasi.

Nama kelompok siswa yang muncul melakukan presentasi peta konsepnya selama 15 menit.

Sementara siswa yang tidak presentasi mendengarkan dengan tenang.

Setelah semua kelompok mempresentasikan peta konsepnya guru meralat hal-hal yang kurang tepat pada peta konsep.

Guru membagikan lembar PR kepada siswa untuk dikerjakan di rumah.

PERTEMUAN IV 2 x 45 menit

1.

Siswa mengerjakan soal PR di papan tulis

Siswa bersama dengan guru mengoreksi jawaban di papan tulis.

Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik.

Guru kembali menjelaskan materi jika ada siswa yang bertanya dan belum paham akan materi.

Guru membagikan lembar soal (posttest) dan angket kepada siswa.

(63)

3. Pembelajaran pada rombel video

Kegiatan pembelajaran pada rombel video diuraikan pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3. Kegiatan Belajar dan Alokasi Waktu Rombel H dan K

NO. KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

PERTEMUAN I 2 x 45 menit

1.

Guru membagikan lembar soal kepada siswa (pretest).

Setelah 35 menit, lembar jawaban dan lembar soal dikumpulkan kepada guru.

Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada siswa untuk memancing perhatian dan rasa ingin tahu siswa.

Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok.

Siswa mengatur posisi duduknya di dalam kelompok. Guru menayangkan video pembelajaran di depan kelas dan siswa memperhatikan dengan saksama video pembelajaran yang ditayangkan guru.

Siswa mendiskusikan video pembelajaran yang telah ditayangkan selama 10 menit.

Siswa dalam kelompok maju ke depan kelas untuk menceritakan video yang dilihat di depan kelas. Siswa dan guru berdiskusi tentang video

pembelajaran.

Guru menjelaskan persamaan matematis cepat rambat dan memberikan contoh soal.

(64)

akan materi.

PERTEMUAN II 2 x 45 menit

1.

Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada siswa untuk memancing perhatian dan rasa ingin tahu siswa.

Siswa mengatur posisi duduknya di dalam kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya.

Guru menayangkan video pembelajaran mengenai spektrum gelombang elektromagnetik di depan kelas dan siswa memperhatikan dengan saksama video pembelajaran yang ditaynagkan guru.

Siswa mendiskusikan video pembelajaran yang telah ditayangkan selama 10 menit.

Siswa dalam kelompok maju ke depan kelas untuk menceritakan video yang dilihat di depan kelas. Guru memberikan sedikit ulasan mengenai video dan menerangkan persamaan gelombang elektromagnetik. Siswa bersama dengan guru berlatih mengenai

persamaan-persamaan dalam pokok bahasan gelombang elektromagnetik.

Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan II dan kembali menjelaskan materi jika ada siswa yang bertanya dan belum paham akan materi.

Guru membagikan lembar PR pada siswa untuk dikerjakan di rumah.

PERTEMUAN III 2 x 45 menit

(65)

2.

3.

4.

5.

6.

Siswa menulis jawabn PR di papan tulis; dan kemudian siswa bersama dengan guru bersama mengoreksi.

Guru mengatur tempat duduk siswa berbentuk setengah lingkaran.

Guru menayangkan video pembelajaran mengenai gelombang radio, inframerah, dan cahaya tampak Siswa bersama dengan guru mendiskusikan video yang telah ditonton. Dalam diskusi, siswa dapat bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan III dan kembali

menjelaskan materi jika ada siswa yang bertanya dan belum paham akan materi.

PERTEMUAN IV 2 x 45 menit

1.

Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada siswa untuk memancing perhatian dan rasa ingin tahu siswa.

Guru mengatur tempat duduk siswa berbentuk setengah lingkaran.

Guru menayangkan video pembelajaran mengenai sinar UV, sinar X, dan sinar gamma.

Siswa bersama dengan guru mendiskusikan video yang telah ditonton. Dalam diskusi, siswa dapat bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan IV dan kembali

menjelaskan materi jika ada siswa yang bertanya dan belum paham akan materi.

(66)

7.

kepada siswa.

Setelah 40 menit, lembar soal & angket dikumpulkan.

Sebagai pedoman penelitian dalam proses belajar mengajar maka dibuatlah RPP pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik untuk rombel ceramah, peta konsep, dan video pembelajaran. RPP terlampir pada halaman 135 s.d. 165

Untuk menunjang proses pembelajaran, dibuat lembar Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan kepada semua siswa yang diteliti. PR ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa akan materi yang telah diajarkan. Pembuatan soal PR berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang digunakan oleh SMA Negeri 1 Rembang.

(67)

46 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Penyusunan Pekerjaan Rumah (PR)

Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar Materi Indikator Soal

Nomor dengan panjang gelombang 3500 A merambat di udara. Berapakah frekuensi gelombang

elektromagnetik tersebut?

3

Frekuensi dari sebuah gelombang elektromagnetik yang merambat di ruang hampa adalah 12x1012Hz. Hitunglah panjang gelombangnya!

Sebutkanlah rentang frekuensi dan panjang gelombang dari

gelombang elektromagnetik ini: a. gelombang radio;

b. sinar infra merah; c. cahaya tampak;

(68)

47

frekuensinya beserta karakteristik masing-masing gelombang elektromagnetik

d. sinar UV; e. sinar X;

f. dan sinar gamma.

(69)

E. Instrumen Penelitian.

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian; bentuk instrumen dapat berupa tes tertulis, angket, wawancara, dokumentasi, dan observasi (Suparno, 2007: 56). Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah berupa instrumen tes, dan angket.

1. Instrumen tes

Instrumen tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pokok bahasan gelombang elektromagnetik yang disampaikan dengan menggunakan tiga model pembelajaran yang berbeda yaitu ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran. Bentuk instrumen yang dipakai dalam penelitian adalah tes tertulis yang berisi 5 butir soal uraian yang dibuat sendiri oleh peneliti. Instrumen tes ini diberikan kepada siswa melalui dua tahap, yaitu:

a. Pretest

(70)

b. Posttest

Posttestmerupakan tes akhir yang diberikan pada siswa setelah

treatment selesai diberikan. Sama halnya dengan pretest, posttest ini disusun berdasarkan indikator, dan konsep-konsep yang berkaitan dengan pokok bahasan gelombang elektromagnetik. Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai pokok bahasan gelombang elektromagnetik setelah ditreatment.

(71)

50 Tabel 3.5. Kisi-Kisi Penyusunan SoalPretestdanPosttest

Alokasi waktu : 30 menit

Jumlah Soal : 5 soal

Bentuk Soal : Esay

Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar Materi Indikator Soal

Nomor

Siswa dapat menjelaskan apa itu gelombang sinar UV pada panjang

gelombang 400–450 nm? 2 Spektrum

Salah satu macam gelombang elektromagnetik yaitu sinar inframerah, sinar UV, sinar gamma, dan sinar X.

Urutkanlah macam gelombang elektromagnetik tersebut dari yang paling besar ke yang

(72)

51 sinar UV, sinar X dan sinar gamma pada kehidupan

Siswa dapat membedakan dan mengelompokkan

penggunaan rentang frekuensi dan panjang gelombang pada gelombang radio.

(73)

2. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2007: 61). Informasi yang ingin diketahui dari penelitian ini adalah tanggapan siswa (senang atau tidak) terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model ceramah, peta konsep, dan pemutaran video pembelajaran.

Angket yang digunakan adalah angket tertutup, terbuka, dan langsung. Maksud dari angket tertutup adalah responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan pada angket. Maksud dari angket terbuka adalah dalam menjawab pertanyaan angket, responden menjawab dengan kalimat yang disusunnya sendiri. Sementara maksud dari angket langsung adalah responden menjawab pertanyaan-pertanyaan angket tentang dirinya sendiri, bukan tentang orang lain.

Bentuk angket langsung tertutup yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa 15 pernyataan dengan 4 kriteria jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Responden tinggal memilih dengan cara mencheklist pada kolom kriteria yang sesuai dengan pendapat responden.

Gambar

Tabel 4.20 Daftar Peringkat Pernyataan Penelusuran Angket Kesenangan
grafik. Sementara Sardiman (dalam Erni, 2012) mengartikan pemahaman
Tabel 2.1. Kemampuan Internal dan Kata Kerja Operasional Perilaku pada
Tabel 2.2. Langkah-Langkah dalam Membuat Peta Konsep
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan koefisien determinasi (R 2 ) menyatakan bahwa faktor biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja dan harga jual produksi

Petunjuk Teknis Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Siswa Madrasah Berbasis Riset Tahun 2016 Page 2 Untuk menghidupkan kegiatan penelitian di kalangan siswa Madrasah Tsanawiyah

Hasil penelitian secara serempak menunjukkan bahwa pendelegasian wewenang dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan perum bulog

menahan diri untuk tidak memukul sebisa mungkin juga merupakan sunnah Nabi SAW, karena Rasulullah tidak pernah memukul istri maupun pembantu beliau kecuali dengan pukulan ringan

Pada KTT ASEAN Ke-12, para pemimpin ASEAN menegaskan komitmen yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 sejalan dengan Visi ASEAN 2020 dan BALI

Unversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP SANTO ALOYSIUS TURI SLEMAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PADA

Menimbang : bahwa dengan adanya perubahan indikator kinerja yang dapat mengukur peranan data statistik dalam pembangunan nasional, maka perlu mengubah Peraturan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis kesalahan yang dialami siswa sangat terkait dengan kemampuan mengidentifikasi besaran satuan, kemampuan menggambarkan diagram