• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN ALAT TULIS KANTOR PADA PT. PELABUHAN INDONESIA 1 (PERSERO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN ALAT TULIS KANTOR PADA PT. PELABUHAN INDONESIA 1 (PERSERO)"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN ALAT TULIS KANTOR PADA PT. PELABUHAN INDONESIA 1

(PERSERO)

TUGAS AKHIR

Diajukan oleh :

MUHAMMAD ALDO AMANTA LUBIS 132101158

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

NAMA : MUHAMMAD ALDO AMANTA LUBIS

NIM : 132101158

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN

ALAT TULIS KANTOR PADA PT.

PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

Tanggal : ………….… 2016 DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Liasta Ginting, S.E., M.Si.

NIP.19590719 198703 1 003 Tanggal : ………….… 2016 KETUA PROGRAM STUDI

Dr. YeniAbsah, S.E., M.Si.

NIP.19741123 200012 2 001 Tanggal : ………….… 2016 DEKAN

Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S.

NIP.19580602 198803 1 001

(3)

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan serta kesehatan sehingga dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Diploma III Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian tugas akhir yang berjudul “Analisis Manajemen Persediaan Alat Tulis Kantor pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)”. Oleh

karena itu, penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun.

Saat penulis menyusun tugas akhir ini, penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi. Pada kesempatan ini penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada :

1. Sangat teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta Ayahanda Juara Lubis dan Ibunda Sri Rahayu Wirawati terima kasih telah memberikan semangat dan doanya, serta dorongan moril dan materil selama ini.

2. Buat adik-adikku tersayang, Noudika Aura Lubis, Fatimah Azzahra Lubis, Asyifa Humairah Lubis, Wildan Aulia Lubis dan seluruh keluarga besar, terima kasih atas kasih sayang dan perhatiannya.

(4)

Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Liasta Ginting, S.E., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Jurusan Keuangan. Penulis, terima kasih atas kesedian Bapak yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis selama tugas akhir.

6. Bapak/Ibu staf pengajar serta pegawai administrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Pimpinan dan seluruh staf pegawai pada kantor pusat PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) di Medan.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut.

Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi pendidikan dan masyarakat luas. Amin!

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Medan, ... Juli 2016 Penulis

(Muhammad Aldo Amanta Lubis)

(5)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 5

B. Logo PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) ... 8

C. Visi, Misi dan Motto Perusahaan ... 13

D. Struktur Organisasi ... 14

E. Uraian Pekerjaan ... 20

F. Kinerja Terkini ... 21

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Jenis Persediaan ... 22

B. Metode Pencatatan, Pengawasan dan Penilaian Persediaan ... 31

C. Analisis Manajemen Persediaan Alat Tulis Kantor Pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) ... 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(6)
(7)
(8)

A. Latar Belakang

Pada saat sekarang ini laju perkembangan ekonomi dunia semakin pesat, maka semakin banyak bermunculan perusahaan besar maupun kecil, baik dibidang barang atau jasa dalam skala nasional maupun internasional. Dimana tujuan utama dari perusahaan yaitu memperoleh laba sebesar-besarnya dan mengawasi jalannya perusahaan serta perkembangan kedepannya, maka oleh sebab itu yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan tersebut.

Dalam suatu perusahaan laporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil keputusan. Persediaan merupakan investasi yang paling besar dalam aktiva lancar pada suatu perusahaan yang secara terus menerus diperoleh atau diproduksi dan dijual. Oleh karena itu manajemen persediaan harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga perusahaan tidak mengalami hal-hal mengganggu jalannya operasional dalam perusahaan yang dapat berdampak buruk bagi perusahaan.

Laporan persediaan yang teliti dan relevan dianggap sangat penting untuk memberikan informasi yang berguna dalam laporan keuangan perusahaan. Selain itu juga penyajian nilai persediaan dalam laporan keuangan apabila mengikuti

(9)

standar akuntansi keuangan akan mempengaruhi kewajaran laporan keuangan tersebut.

Saat pimpinan perusahaan menjalankan aktivitas operasional perusahaan, banyak sekali permasalahan yang berhubungan dengan persediaan, dalam perusahaan jasa jika persediaan tidak ada dalam jumlah yang dibutuhkan, perusahaan tersebut terpaksa menghentikan kegiatannya dan ini akan mengalami kerugian pada perusahaan. Seperti penyediaan ATK (alat tulis kantor), bila persediaan kebutuhan ini tidak terpenuhi dengan segera maka banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan dan menyebabkan kerugian pada perusahaan. ATK merupakan kebutuhan pendukung yang penting dalam mengelola data-data perusahaan, tidak semua data-data tersebut diarsip ke dalam komputer secara keseluruhan, karena komputer terkadang mengalami kerusakan sistem yang dapat membuat data-data tersebut hilang, maka oleh sebab itu perusahaan menyediakan ATK (alat tulis kantor) seperti kertas dan map kertas sebagai alternatif pendukung pengarispan data-data perusahaan tersebut.

Pada umumnya sekitar 25% modal usaha ditanam dalam persediaan, dengan demikian pelaksanaannya harus dilakukan secermat mungkin. Manajer merupakan pihak yang menentukan perencanaan dan pengendalian persediaan. Manajer sangat berkepentingan dengan persoalan seperti memutuskan kapan harus melakukan pemesanan persediaan kembali dan berapa banyak persediaan yang akan dibeli setiap kali melakukan pemesanan.

(10)

Pengadaan persediaan yang terlalu besar dan tidak sesuai dengan kebutuhan akan memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan. Selain itu, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, sehingga semua ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Kemudian bila pengadaan persediaan terlalu sedikit akan menyebabkan terganggunnya operasional perusahaan.

Oleh karena itu persediaan memerlukan perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan yang baik dan benar sehingga tidak menjadi penimbunan persediaan yang berlebihan, serta tidak terjadi kekurangan persediaan yang dapat mengakibatkan terganggunya proses operasional atau aktivitas perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN ALAT TULIS KANTOR PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO).

B. Perumusan Masalah

Melihat kembali uraian diatas yang mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi laba perusahaan didalam laporan keuangan antara lain aktiva lancar, maka yang menjadi permasalahan adalah : “Apakah manajemen persediaan alat tulis kantor pada PT.PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) sudah efektif ?”

(11)

C. Tujuan Penelitian

1. Memahami secara jelas bagaimana kebijakan perusahaan dalam mengelola persediaan dan menganalisismasalah persediaan yang ada di perusahaan serta mengembangkannya dengan biaya yang timbul.

2. Untuk mengetahui metode pencatatan persediaan barang yang dilakukan perusahaan.

D. Manfaat Penelitian :

1. Bagi penulis, untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai analisis manajemen persediaan dalam praktek sebenarnya dan membandingkannya dengan teori yang telah dipelajari sebelumnya.

2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukkan sekaligus tolok ukur untuk perusahaan-perusahaan terutama PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) dalam mengambil keputusan terhadap pengadaan persediaan dan sebagai bahan pertimbangan didalam memutuskan kebijakan yang diambil dimasa yang akan datang supaya dapat bekerja secara optimal.

3. Bagi lembaga pendidikan, agar kiranya bermanfaat sebagai masukan bagi yang membutuhkan.

(12)

A. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) merupakan Badan Usaha MilikNegara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan yang secara teknisoperasional berada di bawah lingkungan Departemen Perhubungan.

Dalamperkembangannya perusahaan ini, memiliki sejarah yang sangat panjang dimulaisejak Jaman Hindia- Belanda dengan nama “Haven Bedrijf Belawan Deli”.Haven Bedrijf memiliki pegawai lebih kurang 50 orang berstatus sebagai pegawaifederal. Nama ini digunakan hingga tahun 1950.

Periode 1951-1956 Haven Bedrijf berubah menjadi “Jawatan Pelabuhan”yang dipimpin oleh seorang Direktur Pelabuhan. Jawatan Pelabuhan berubahmenjadi “Perusahaan Pelabuhan Negara” pada periode 1956-1961 yang dipimpinoleh Direktur Perusahaan Pelabuhan Belawan. “Perusahaan Negara PelabuhanDaerah I” menggantikan Perusahaan Pelabuhan Negara berdasarkan PeraturanPemerintah No. 128 Tahun 1961. Selanjutnya pada tahun 1964 berdasarkanPeraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1964 terjadi perubahan dalam strukturkepelabuhanan dengan diperkenalkannya istilah “Komando Pelabuhan”

sebagaipenguasa Pelabuhan yang membawahi Syahbandar dan Perusahaan NegaraPelabuhan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1969 PenguasaPelabuhan berubah menjadi “Badan Pengusahaan Pelabuhan” (BPP).

(13)

Pemerintah kemudian mendirikan “Perusahaan Pelabuhan”

melaluiPeraturan pemerintah No. 14 Tahun 1983 sebagai respon meningkatnyakebutuhan akan sarana kepelabuhanan yang kemudian disempurnakan menjadi“Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan I” yang memiliki wilayah kerja meliputitiga propinsi Aceh, Sumatera Utara dan Riau melalui Peraturan Pemerintah No. 4Tahun 1985. Bentuk ini semakin disempurnakan melalui Peraturan PemerintahNo. 56 Tahun 1991 dengan Akta Notaris Imas Fatimah, Perusahaan UmumPelabuhan I secara resmi berubah menjadi “PT.

Pelabuhan Indonesia I (Persero)”yang selanjutnya disingkat menjadi PELINDO I.

Pada dasarnya, maksud dan tujuan dibentuknya PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalahuntuk menyediakan dan mengusahakan jasa kepelabuhanan guna menunjangkelancaran angkutan laut dalam rangka turut serta dalam pembangunan nasionalserta membuka usaha yang lebih luas dan dapat menjadi motor penggerakperkembangan sektor swasta dan koperasi.Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 tentangKepelabuhanan, fungsi pelabuhan adalah sebagai simpul jaringan transportasi dankegiatan alih moda transportasi darat dan laut yang merupakan pintu gerbangkegiatan perekonomian nasional dan internasional.

Berdasarkan Anggaran Dasar PT. Pelabuhan I, bidang usaha yangdilaksanakan dalam menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhanan yangmenunjang pencapaian tujuan perusahaan meliputi :

1. Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas pelayaran dan tempat-tempat berlabuhnya kapal;

(14)

2. Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaankapal;

3. Dermaga dan fasilitas lainuntuk tambat, bongkar muat barang termasukhewan dan fasilitas naik turunnya penumpang;

4. Gudang-gudang dan tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan;

5.Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung- gedung/bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaranangkutanlaut;

6. Penyediaan listrik, bahan bakar minyak, air minum dan instalasi limbahpembuangan;

7. Jasa terminal, kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan;

8. Jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengankepelabuhanan;

9. Usaha-usaha yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

(15)

B. Logo PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Gambar 2.1. Logo Pelindo I

Logo ini merupakan simbol Pelindo I yang bersemangat terus melakukan perubahan menjadi Global Company. Seiring dengan perubahan tersebut, Pelindo I terus mengembangkan bisnis di bidang logistik dan kepelabuhanan dengan berbasis value CIPTa dan nasionalisme yang menjadi spirit kerja Pelindo I.

a. Filosofi Bentuk

Lingkaran

Bentuk ini melambangkan arah perubahan Pelindo I, yaitu menuju Global Company, menjadi salah satu Pelabuhan yang mampu melayani pasar global dengan performa terbaik, menyeluruh, dan berdedikasi luhur.

Mata Panah

Terus melakukan perubahan dan bergerak ke depan (continue improving), melesat, menuju masa depan yang lebih baik.

(16)

Dynamic Movement

Gerakan dinamis yang bersinergi untuk terus memberikan multiplier effects di bisnis kepelabuhanan dan logistik.

b. Filosofi Logotype Konstruksi Huruf

Keteguhan dan semangat.

Capital Case

Kepercayaan diri.

Warna Merah Putih Nasionalisme kerja.

Nama Pelindo I

Identitas perusahaan dan semangat menjadi yang terdepan (nomor 1) di bisnis kepelabuhanan Indonesia.

Tagline Indonesia Gateway

Pintu menghubung Indonesia ke dalam dan ke luar gerbang pintu masuk Indonesia penghubung ke jalur perdagangan laut terdapat (Selat Malaka).

c. Color Concept

Sincere Green

Keterbukaan, Kebanggaan, dan Keseimbangan Emosi

(17)

Corporate Value

Warna hijau dapat menyeimbangkan emosi dan menciptakan keterbukaan antara perusahaan dan stakeholder. Warna ini menggambarkan visi Pelindo I untuk maju dengan lompatan bertahap/gradual leap namun jelas tujuannya, serta memiliki goodwill untuk menjalin komunikasi yang terbuka dan bangga melayani seluruh stakeholder sehubungan dengan pengembangan perusahaan kepelabuhanan dan logistik.

CIPTA Value

Representasi dari value customerfocus.

Pure White

Kejujuran, Rendah Hati, dan Ketaatan Corporate Value

Warna putih menunjukkan kesederhanaan dan rendah hati sesuai dengan karakteristik Pelindo I yang humble. Warna putih juga menunjukkan basis kerja Pelindo I yang mengutamakan kejujuran dan religiusitas.

CIPTA Value

(18)

Representasi dari value integrity.

Brave Red

Semangat, Nasionalisme, dan Keberanian Corporate Value

Warna merah menunjukkan semangat dan memberikan energi dalam menyerukan gerakan ke arah perubahan. Sesuai dengan semangat Pelindo I untuk mewujudkan perusahaan yang mendunia dengan basis nasionalisme kerja. Merah juga menunjukkan keberanian perusahaan untuk meninggalkan image yang lama.

CIPTA Value

Representasi dari value professionalism.

Wise Blue

Kepercayaan, Fokus, dan Kebijaksanaan Corporate Value

(19)

Warna biru juga merupakan simbol fokus yang menunjukkan bahwa Pelindo I akan fokus pada tujuan untuk mencapai visinya melalui kerja tim yang solid dengan membangun kepercayaan di antara anggotanya melalui instruksi yang didasarkan pada kebijaksanaan.

CIPTA Value

Representasi dari value teamwork.

d. Color Harmony

Warna merah yang kuat memiliki sisi negatif karena identik dengan kekerasan dan kecemasan, dipadukan dengan warna biru muda untuk menjaga keseimbangannya. Artinya meskipun kuat, tetap bijaksana.

Perpaduan warna merah dan biru yang sudah seimbang didukung dengan warna hijau yang menunjukkan keterbukaan dan mampu menyeimbangkan emosi.

Artinya perpaduan ketiga warna ini merepresentasikan perusahaan yang kuat, namun tidak emosional serta mampu berkomunikasi dengan terbuka.

Keberadaan warna putih bagus untuk menekan warna lain (merah, biru, hijau) yang artinya seluruh kegiatan di Pelindo I untuk mencapai visi harus tetap berbasis pada kejujuran dan kerendahan hati (humble).

(20)

C. Visi, Misi dan Motto Perusahaan Visi Perusahaan

Menjadi Nomor Satu di Bisnis Kepelabuhanan di Indonesia.

Misi Perusahaan

Menyediakan Jasa Kepelabuhanan yang Terintegrasi, Berkualitas dan Bernilai Tambah untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi Wilayah.

Values Perusahaan ditetapkan sebagai berikut:

Customer Focus:

Proaktif dalam melayani dan membangun hubungan dengan pelanggan, melalui perilaku kunci: Proaktif dan Cepat Tanggap.

Integrity:

Mengutamakan perilaku terpuji sesuai dengan nilai, prinsip dan etika Perusahaan, melalui perilaku kunci: Jujur & Taat, serta Berani &

Bertanggung jawab.

Professionalism:

Penguasaan terhadap pekerjaan yang mencakup pengetahuan keterampilan dan sikap melalui perilaku kunci: Kompeten & Disiplin, serta Berkualitas.

Teamwork:

Keinginan yang tulus untuk bekerja sama dengan orang lain, melalui perilaku kunci: Berkolaborasi & Bersinergi, serta Tulus & Saling Menghargai.

(21)

Gambar 2.2. Logo Cipta Motto Perusahaan

Motto PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) yaitu “Menjadi Nomor Satu (To Be Number One)”

D. Struktur Organisasi

Pada umumnya perusahaan mempunyai struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan jenjang tanggung jawab dan wewenang orang-orang yang ada didalam perusahaan. Sehingga dengan struktur organisasi ini akan jelas bagi setiap anggota perusahaan mengenai pembagian kerja, hubungan wewenang antara orang-orang atau unit-unit didalam organisasi, berbagai tingkat aktifitas berkaitan satu sama lain bagaimana sistem komunikasinya ( hubunan pelapornya) dan span of control (jumlah orang yang dapat diawasi dengan efisien).

Pengertian struktur organisasi secara umum merupakan tata atau susunan dari suatu perusahaan mulai dari tingkatan yang paling atas sampai pada tingkat yang paling bawah, tentang jenjang pekerjaan pada perusahaan tersebut.

(22)

organisasi dengan suatu bagan organisasi yang menunjukkan fungsi departemen atau jabatan dalam organisasi serta menunjukkan hubungan mereka satu sama lain.

Organisasi dapat dilihat atau ditinjau dari beberapa sudut pandang, antara lain:

1. Organsiasi Sebagai Wadah.

Organisasi adalah merupakan suatu wahana kegiatan yang mencerminkan bahwa organisasi merupakan tempat beraktivitas saja yakni kegiatan administrasi dan manajemen. Dalam wadah kegiatan itu setiap orang harus jelas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, serta hubungan dan tata kerjanya. Pengertian demikian ini merupakan organisasi yang besifat “statis”

karena hanya melihat strukturnya saja. Dikatakan oleh Soewarno Handayaningrat (1980: 42) memberikan penjelasan sebagai wadah yang sifatnya statis, karena setiap orang dalam wadah itu harus jelas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya serta hubungan dan tata kerjanya. Oleh karena itu dalam organisasi yang dipandang sebagai wadah aktivitas maka pola struktur harus atas dasar landasan yang kuat serta pemikiran yang benar- benar berorientasi pada masa depan. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadi adanya perubahan dimasa datang misalnya perubahan tujuan, perubahan aktivitas yang menuntut adanya perubahan yang mendasar dan strukturnya tidak harus berubah.

(23)

2. Organisasi Sebagai Suatu Proses Pembagian Kerja.

Organisasi sebagai suatu proses pembagian kerja melihat bahwa adanya unsur-unsur yang saling berhubungan, yakni sekelompok orang atau individu, adanya kerjasama dan adanya tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Interaksi dalam organisasi akan terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Hubungan-hubungan ini terjadi karena adanya pembagian kerja yang telah jelas dalam suatu sistem.

Kerjasama dalam suatu sistem yang teratur ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Louis Allen (1958: 57) mengemukakan tentang perlunya pembagian kerja sebagai berikut: “We can define organization as the process of denifying and grouping the work to be performed, defining and delegating responsibility and authority, and establishing relationships for the purposes of enabling people to work most effectively together in accomplisihing objectives” (kami dapat merumuskan organisasi sebagai proses menetapkan dan mengelompok-lompokkan pekerjaan yang akan dilakukan, merumuskan dan melimpahkan tanggung jawab dan wewenang serta menyusun hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara paling efektif dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pengelompokan orang-orang dalam suatu pekerjaan yang dilakukan akan memungkinkan terjadinya hubungan kerjasama yang formal sesuai dengan apa yang telah ditetapkan disamping itu dapat pula terjadi hubungan yang sifatnya informal antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok kerja yang lain, hal ini dapat

(24)

terjadi karena adanya kepentingan-kepentingan pribadi masing-masing individu dalam suatu organisasi.

3. Organisasi Sebagai Suatu Alat Dalam Mencapai Tujuan.

Manusia mendirikan suatu organisasi karena adanya beberapa tujuan dari individu dan hanya akan tercapai lewat tindakan yang harus dilakukan dengan adanya kesepakatan-kesepakatan atau adanya persetujuan bersama. Untuk melaksanakan kesepakatan tersebut maka dengan cara kerjasama akan dapat meringankan, mengefektifkan, mengefisiensikan dan mengoptimalkan pencapaian tujuan yang hendak dicapai bersama. Gibson, et. al (1993:3) dalam kaitannya dengan tujuan maka organisasi itu mengejar tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang dapat dicapai secara lebih efisien dan lebih efektif dengan tindakan yang dilakukan secara bersama-sama. Organisasi merupakan suatu alat dalam mencapai tujuan dan sangat diperlukan oleh masyarakat baik dalam bidang profit maupun jasa (pelayanan). Tujuan organisasi akan tercapai bilamana tiap-tiap individu yang ada dalam organisasi sadar akan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sehingga pada akhirnya tujuan organisasi akan tercapai.

Dengan adanya struktur organisasi yang telah dibuat akan lebih dahulu membantu memeriksa pengertian yang jelas bagaimana pembagian tugas yang ada dalam perusahaan dan otomatis setiap pekerjaan mengetahui darimana sumber-sumber perintah kerja yang akan diperoleh dan kepada siapa orang itu bertanggungjawab dalam perusahaan itu.

(25)

Kesatuan perintah (Unity Of Command) sangat penting dalam suatu organisasi untuk menjaga jangan sampai ada kesimpangsiuran atau kesalahan dari suatu atasan pada bawahan.

Adapun struktur organisasi PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah sebagai berikut :

(26)

Gambar 2.3. Struktur Organisasi

(27)

E. Uraian Pekerjaan Direktur Utama

Bertanggung jawab sebagai koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pemimpin, pengelola dan eksekutor dalam menjalankan dan memimpin perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero).

Direktorat Bisnis

Bertanggung jawab menjalankan perencanaan dan pengembangan usaha kepelabuhanan.

Direktorat Perencanaan dan Pengembangan

Bertanggung jawab melaksanakan dan mengoordinasikan pengembangan program perencanaan kerja dan pengembangan organisasi dan manajemen.

Direktorat Keuangan

Bertanggung jawab melaksanakan pengendalian internal keuangan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan usaha kepelabuhanan.

Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum

Bertanggung jawabatas pengendalian kepegawaian didalam perusahaan dan pelayanan terhadap pelanggan jasa kepelabuhanan.

(28)

F. Kinerja Terkini

Kinerja yang sedang dilaksanakan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) pada saat ini adalah percepatan pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung Batubara, agar akses tol laut selat malaka dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana pemerintah untuk mengefektifkan trasportasi laut di seluruh Indonesia.

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) juga membangun infrastruktur penunjang kinerja tol laut diseluruh pelabuhan yang menjadi tanggung jawab PT.

Pelabuhan Indonesia I (Persero) seperti penambahan crane container, galangan kapal dan sebagainya.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga ditingkatkan secara signifikan dimana sering diadakan pelatihan-pelatihan seperti kursus bahasa inggris, pemberian motivasi kerja dan sebagainya.

(29)

A. Pengertian dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan

Persediaan adalah bagian yang sangat penting dalam suatu bisnis.

Alasannya persediaan cenderung menyembunyikan persoalan. Dengan memecahkan masalah persediaan membuat permasalahan menjadi sederhana, namun demikian permasalah yang sering muncul adalah persediaan sangat mahal dikelola. Akibatnya kebijakan operasi yang bijaksana sangat diperlukan dalam mengelola persediaan, sehingga tingkat persediaan dapat ditekan sekecil mungkin.

Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah pengendalianpersediaan. Apabila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalampersediaan, hal ini akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, danmungkin mempunyai Opportunity cost.Demikian pula apabila perusahaan tidakmempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dariterjadinya kekurangan bahan (stockout cost).

Persediaan (Inventory) ditujukan untuk mengantisipasi kebutuhan permintaan.Permintaan ini meliputi, persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.Jenis persediaan ini seringdisebut dengan istilah persediaan keluaran produk (produck output).

(30)

Istilah persediaan memberi pengertian yang berbeda-beda tetapi padadasarnya maksud dan tujuannya adalah sama. Menurut Niswonger, Fess, dan Warren(2005:440);

Persediaan (inventory) adalah digunakan untuk mengindikasikan :

1. Barang dagang yang tersimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan.

2. Bahan yang terdapat dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan perusahaan.

Menurut (standar akuntansi keuangan, 1999)Istilah persediaan digunakan untuk menyatakan barang berwujud yang :

1. Tersedia untuk dijual (dalam kegiatan usaha normal) 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan

3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Persediaan menurut Sofjan Assauri (2004:169) adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang normal atau persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Sedangkan menurut Freddy Rangkuty (2004:1) persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

(31)

Dalam suatu perusahaan terdapat manfaat memiliki persediaan antara lain : a. Dapat menghindari kerugian penjualan.

Misalnya pelanggan mungkin melakukan pembelian produk kepada perusahaan lain (pesaing) karena mereka tidak mau menunggu.

Kemampuan perusahaan untuk memberi pelayanan yang cepat dan ketepatan pengiriman sangat tergantung pada manajemen persediaan yang baik.

b. Dapat memperuleh kuantiti diskon.

Jika perusahaan ingin mempunyai jumlah persediaan yang besar untuk suatu produk tertentu, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk membeli produk dalam jumlah besar sehingga perusahaan memperoleh kuantiti diskon.Dengan memanfaatkan kuantiti diskon, perusahaan dapat meningkatkan laba sepanjang biaya untuk pengadaan persediaan lebih kecil dari diskon yang diperoleh.

c. Dapat mengurangi biaya pesanan.

Setiap perusahaan menempatkan pesanan maka akan terjadi sejumlah biaya.Biaya variabel yang berkaitan dengan pesanan dapat dikurangi daripada seringkali memesan dalam jumlah kecil.

d. Dapat mencapai biaya produksi yang efisien.

Persediaan yang cukup dapat mengurangi kemungkinan kekurangan barang dan dapat mengganggu kegiatan proses produksi sehingga dalam jangka panjang perusahaan dapat mencapai produksi yang efisien.

(Syahyunan, 2015 : 82)

(32)

2. Jenis-jenis Persediaan

Jenis-jenis persediaan dalam suatu perusahaan menurut fungsinya dapat dibedakanatas:

1. Bath Stock/Lot Size Inventory

adalah persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahanbahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.

Keuntungannya:

a. Potongan harga pada harga pembelian.

b. Efisiensi produksi.

c. Penghematan biaya angkutan.

2. Fluctuation Stock

adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

3. Anticipation Stock

adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang meningkat.

Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolan yang berbeda, sehingga dapat dilihat dari jenis dan posisi barang. Persediaan menurut jenis dan posisi barang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:

(33)

1. Persediaan bahan mentah (raw material) yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang dugunakan dalam proses produksi.

2. Persediaan bagian produk atau komponen-komponen rakitan (purchased parts/components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahan lain yang secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

5. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.

Dalam Manajemen persediaan, barang-barang dapat dibagi menurut beberapa sudut pandang/pendekatan, yang antara lain dapat disampaikan sebagai berikut:

(34)

1. Menurut Jenis

a. Barang umum (general materials), barang jenis ini biasanya cukup banyak, pemakainnya tidak tergantung dari peralatan, harganya relatif lebih kecil. Dan penentuan kebutuhannya relatif gampang.

b. Suku cadang (spare parts), barang jenis ini macamnya sangat banyak, harganya biasanya lebih mahal, pemakaiannya tergantung dari peralatan, dan penentuan kebutuhannya lebih sulit.

2. Menurut harga

a. Barang berharga tinggi (high value items), barang ini biasanya berjumlah sekitar hanya 10% dari jumlah item persediaan, namun jumlah nilainya mewakili sekitar 70% dari seluruh nilai persediaan, dan oleh sebab itu memerlukan tingkat pengawasan yang tinggi.

b. Barang berharga menengah (medium value items), barang ini biasanya berjumlah kira-kira 20% dari jumlah item persediaan, dan jumlah nilainya juga sekitar 20% dari jumlah nilai persediaan, sehingga memerlukan tingkat pengawasan cukup saja.

c. Barang berharga rendah (low value items), berlawanan dengan barang berharga tinggi, jenis barang ini biasanya berjumlah kira-kira 70% dari seluruh pos persediaan, namun nilai harganya hanya mewakili 10% saja dari seluruh nilai barang persediaan, sehingga hanya menerlukan tingkat pengawasan rendah.

(35)

3. Menurut frekuensi penggunaan.

a. Barang yang cepat pemakaiannya atau pergerakannya (fast moving items), barang ini frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun lebih dari sekian bulan tertentu, misalnya lebih dari 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang lebih sering.

b. Barang lambat pemakaian atau pergerakannya (slow moving items), barang yang frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun kurang dari sekian bulan tertentu, misalnya dibawah 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang tidak sering.

4. Menurut tujuan penggunaan

a. Barang pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (MROmaterials), barang ini sifatnya habis pakai, digunakan untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan, atau reparasi dan operasi dan kalau pada suatu saat persediaan habis, operasi masih dapat berjalan sementara.

b. Barang program (program materials), barang yang sifatnya juga habis pakai, jumlah kebutuhannya sesuai dengan tingkat produksi/kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Dan kalau pada suatu saat persediaan habis, kegiatan peusahaan akan langsung berhenti.

5. Menurut jenis anggaran.

a. Barang Operasi (operating materials), barang yang digunakan untuk keperluan operasi biasa, yang dianggarkan dalam anggaran operasi, dan apabila digunakan sebagai biaya, dan proses persetujuan anggarannya biasanya lebih cepat dan sederhana.

(36)

b. Barang investasi (capital materials), barang yang biasanya berbentuk peralatan dan digunakan untuk penambahan, perluasan, dan pembangunan proyek, atau sebagai asset perusahaan, dianggarkan dalam anggaran investasi, bukan dalam anggaran operasi, dan dibukukan dalam akun aset perusahaan, sedangkan biayanya dihitung dengan metode penyusutan sesuai dengan metode perhitungan yang telah ditentukan, dan proses persetujuan anggarannya biasanya lebih sulit dan lama.

6. Menurut cara pembukuan perusahaan.

a. Barang persediaan (stock items), jenis barang yang setibanya barang tersebut dari proses pembelian, dibukukan dalam akun “persediaan barang perusahaan” dan barangnya sendiri disimpan digudang persediaan. Setelah barang tersebut digunakan oleh suatu bagian, baru dibebankan pada akun bagian yang bersangkutan. Penggunaan barang ini berulang-ulang, sehingga memang perlu disediakan digudang.

b. Barang dibebankan langsung (direct charged materials), jenis barang yang setelah dibeli langsung dikirimkan dan dibebankan kebagian yang akan menggunakan. Barang jenis ini memang biasanya tidak disediakan dalam persediaan, karena jarang sekali digunakan.

7. Menurut hubungannya dengan produksi

a. Barang Langsung (direct materials), jenis barang yang langsung digunakan dalam produksi, yang akan menjadi bagian dari produk akhir.

Jadi bahan mentah, bahan penolong, barang setengah jadi, dan barang komoditas (barang jadi) termasuk dalam kategori ini.

(37)

b. Barang tidak langsung (indirect materials), jenis barang yang tidak ada huungannya dengan proses produksi, namun diperlukan untuk memelihara mesin dan fasilitas yang digunakan dalam proses produksi. Yang termasuk dalam kategori ini adalah barang suku cadang, barang umum dan barang proyek.

Untuk dapat mengetahui besarnya persediaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Besarnya persediaan pengaman (safety stock)

Menurut Freddy Rangkuti “persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan/barang (stock out)”.

Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan pengaman, yaitu:

a. Penggunaan bahan baku rata-rata. Hal ini perlu diperhatikan karena ketika kita mengadakan pemesanan pengganti maka pemenuhan permintaan dari langganan sebelum barang yang dipesan datang harus dapat dipenuhi dari stock yang ada atau yang disimpan.

b. Faktor waktu. Lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan yang dipesan sampai pada bahan diterima digudang pesediaan.

c. biaya-biaya yang digunakan

(38)

2. Economic Order Quantity (EOQ)

Jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pesan dengan biaya yang paling rendah. Menurut Bambang Riyanto “ EOQ adalah jumalh kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal ”. Dalam menentukan besarnya jumlah pembelian yang optimal ini kita hanya memperhatikan biaya variable dari penyediaan persediaan tersebut.

3. Reorder Point

Suatu titik dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus dilakukan kembali, sehubungan dengan adanya leadtime dan safety.Jenis persediaan yang terdapat pada perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah persediaan barang jadi (finished goods), dimana perusahaan ini bergerak dibidang jasa maka persediaan yang dibeli perusahaan dipakai kembali oleh perusahaan demi melancarkan operasional perusahaan.

B. Metode Pencatatan, Pengawasan dan Penilaian Persediaan Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Niswonger, Fess dan Warren (2005:447) dalam pencatatan tehadap persediaan dapat dilakukan dengan dua sistem umum yaitu :

1. Metode pencatatan periodik (Fhisical Inventory-Periodic Sytem)

Untuk mengetahui berapa saldo persediaan pada akhir periode, perusahaan harus melakukan perhitungan fisik langsung kegudang. Oleh sebab itu, maka metode ini disebut metode fisik.

(39)

Dengan sistem pencatatan fisik, saldo perkiraan persediaan dineraca saldo tetap merupakan saldo awal. Untuk mengetahui saldo akhir harus diadakan perhitungan fisik persediaan (stock opname). Hasil perhitungan fisik dikalikan dengan nilainya merupakan nilai persediaan akhir yang dilaporkan didalamlaporan keuangan pada akhir pembukuan.

Keuntungan dari penggunaan pencatatan fisik ini adalah metode yanglebih sederhana dalam pencatatan transaksi pembelian maupun penjualan dalam kartu persediaan.

Kerugian dari pencatatan periodik ini adalah :

1. Tidak terdapatnya indentifikasi terhadap barang-barang yang terjual dalamperiode akuntansi yang bersangkutan sehingga harga pokok penjualan tidak dapat diselenggarakan secara kontiniu.

2. Tidak dapat disusun laporan keuangan jangka pendek karena keharusan mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang yang membutuhkanwaktu yang cukup lama. Apabila jenis dan jumlah persediaan cukup banyak. Tidak ada alat kontrol atas persediaan sehingga jumlah persediaan mudah diselewengkan.

2. Metode Perfectual/Pencatatan Buku (Perfectual Inventory-Book Inventory) Sistem perfectual disebut juga metode buku, dimana setiap jenis persediaan mempunyai rekening sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan.

Perincian dalam buku pembantu persediaan bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat

(40)

persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, pamakaian serta saldo persediaan.

Keuntungan penggunaan metode ini adalah memudahkan penyusunan laporan laba rugi dan rencana jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir dengan memeriksa perkiraan kontrol persediaan. Walaupun neraca dan laporan laba rugi dapat disusun tanpa mengadakan perhitungan fisik, setidaknya selalu perlu diadakan pengecekan apakah barang dalam gudang sesuai dengan jumlah rekening saldo dalam buku.

Bila terdapat perbedaan atau selisih jumlah dapat diadakan penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya selisih itu. Apakah selisih itu normal dalam arti sesuai, rusak atau diselewengkan. Selisih persediaan yang terjadi dalam pemeriksaan haruslah benar-benar diperhatikan karena diantara selisih-selisih tersebut ada yang menambah harga pokok dan ada yang menambah biaya perusahaan. Dalam metode ini bagian pembukuan mencatat setiap ada transaksi persediaan pada perkiraan yang bersangkutan, sehingga setiap saat dapat diketahui jumlah dana nilai persediaan yang ada.

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)sistem pencatatan persediaan menggunakan sistem perfectual yaitu setiap ada penerimaan maupun pengeluaran persediaan dicatat dalam persediaan.

Metode Pengawasan Persediaan

Menurut Madura (2001;227) pengawasan adalah memonitor dan mengevaluasi tugas-tugas. Untuk mengevaluasi tugas, hendaknya mengukur

(41)

kinerja dibandingkan dengan standart dan harapan yang ditetapkan. Artinya,fungsi pengawasan menilai apakah rencana yang ditetapkan dalam perencanaan telah tercapai.

Dengan demikian pengawasan persediaan merupakan memonotor sertamengevaluasi tugas-tugas untuk menghasilkan persediaan yang baik bagi perusahaan sesuai dengan perencanaan persediaan yang dibuat oleh perusahaan, serta melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadi penyimpangan.

Pengawasan persediaan sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan mengingat pentingnya pengawasan tersebut, maka AICPA memberikan pengertian tentang pengendalian intern arti yang seluas-luasnya sebagai berikut :

Pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara sertaalat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dankebenaran dan distribusi, memajukan efisiensi didalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Masalah pengawasan dapat digolongkan pada tiga golongan, yaitu : 1. Pengawasan Fisik

Pengawasan fisik karena persediaan merupakan benda terwujud sehingga memerlukan tempat penyimpanan yang aman dari segala macam gangguan seperti pencurian, pengaru suhu dan lain-lain. Perusahaan yang baik akan menugaskan orang-orang yang dapat dipercaya untuk bertanggung jawab

(42)

terhadap keamanan dan serta mengasuransikan persediaan dari resiko kebakaran dan sebagainya.

2. Pengawasan Akuntansi

Pengawasan ini timbul karena adanya pemisah tigas dan wewenang serta tanggung jawab antara petugas dibidang pencatatan, penyimpanan dan pengoperasian.

Pengawasan akuntansi terhadap persediaan meliputi :

1. Perlindungan terhadap harta kekayaan perusahaan berupa persediaan, baik persediaan bahan baku maupun persediaan produksi.

2. Melakukan pencatatan yang pantas dan wajar untuk menerima dan memakai atau penjualan persediaan-persediaan serta menjaga agar arus barang berjalan dengan sebaik-baiknya, yang imulai dari proses produksi sampai menjadi barang yang jadi siap untuk dijual.

3. Pengawasan jumlah yang dibutuhkan

Pengawasan ini penting agar perusahaan terhindar dari resiko kekurangan dan kelebihan jumlah persediaan. Kekurangan persediaan akan menyebabkan terganggunya operasi perusahaan, sedangkan persediaan yang terlampau besar menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi pula.

Pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) menggunakan pengawasan fisik, pengawasan akuntansi dan pengawasan jumlah yang dibutuhkan.

Dengan adanya sistem pengawasan persediaan yang baik terhadap persediaan didalam suatu perusahaan maka resiko-resiko yang dapat memakan keuntungan

(43)

perusahaan dapat dihindarkan, seperti penyelewengan, pemborosan dan kehilangan dari persediaan itu sendiri. Berhubung karena hal tersebut maka pengawasan persediaan sangat diperlukan didalam suatu perusahaan.

Dari keterangan diatas dapatlah dikatakan bahwa tujuan pengawasan persediaan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas yang tepat dari bahan-bahan atau barang-barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan biaya-biaya yang minimum untuk keuntungan perusahaan. Dengan perkataan lain pengawasan persediaan untuk menjamin terdapatnya persediaan pada tingkat yang optimal agar kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik dan persediaan yang minimal. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pengawasan persediaan perlu mengadakan perencanaan bahan-bahan yang dibutuhkan baik dalam jumlah maupun kualitasnya yang sesuai dengan kebutuhan untuk perusahaan serta kapan pesanan dilakukan dan berapa besarnya yang dapat diperkenankan. Selain itu juga pengawasan terhadap jumlah, macam dan kualitas, komposisi dari persediaan apakah sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh pimpinan perusahaan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan.

Metode Penilaian Persediaan

Penilaian persediaan adalah menentukan persediaan yang dicantumkan dalam daftar keuangan. Penentuan harga dari persediaan akhir dan harga pembelian merupakan bagian dalam laporan keuangan, baik bagi perusahaan yang menggunakan pencatatan periodik maupun perfectual. Dalam keadaan demikian,

(44)

perusahaan dapat memilih berbagai metode penilaian untuk menentukan harga pembelian.

Menurut Smith, dan Skousen (2001) adapun perusahaan dalam melakukan penilaian persediaan yang mengunakan tiga metode antara lain adalah :

1. Metode FIFO (First In First Out Method)

Cara ini didasarkan atas anggapan bahwa harga barang yang sudah terpakai dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan demikian persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang akhir masuk.

Kelebihan menggunakan metode FIFO ini adalah perusahaan tidak memerlukan identifikasi khusus atau waktu khusus karena asumsi yang diberikan berdasarkan nilai yang berlaku tanggal neraca saat itu juga. Hal ini juga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya manipulasi nilai persediaan (transaksi ditulis sesuai dengan urutan).

Dari studi kasus di atas yang dilakukan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) diketahui bahwa pengadaan persediaan yang dilakukan oleh perusahaan adalah dalam waktu satu bulan sekali, oleh karena itu metode penilian terhadap persediaan didalam perusahaan juga dilakukan dalam waktu satu bulan sekali.

Berikut ini adalah tabel pemakaian dan pembelian Alat Tulis Kantor (ATK) pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) :

(45)

Tabel 3.1.

Bulan Januari 2016

6 JANUARI PMO Belawan atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Sari

6 JANUARI Peralatan atk57 Tinta Canon 810 black for Canon Buah 1 232.000 Fiona Batubara

6 JANUARI Peralatan atk58 Tinta Cannon 811 Colour Kotak 1 291.500 Fiona Batubara

6 JANUARI PMO Selat Malaka atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Jhon Elliot

6 JANUARI Perencanaan & Pengembangan SDM atk21 Isi Hekter Besar No. 3 Dos 2 144.000 Melda

6 JANUARI Umum atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 2 76.000 Voni

6 JANUARI Startegic Manajemen Operasi atk152 Kertas Concorde Rim 2 Jhon

7 JANUARI PMO Belawan atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000

7 JANUARI Bina Usaha atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000

7 JANUARI Sekretaris Dirut atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Gadis

7 JANUARI Kemitraan dan Bina Lingkungan atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Syawal

7 JANUARI Kesejahteraan SDM atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Bambang

11 JANUARI Perencanaan & Pengembangan SDM atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Melda

11 JANUARI Umum atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Voni

11 JANUARI Kesejahteraan SDM atk45 Rautan Pinsil Meja Buah 1 85.500 Rozi

11 JANUARI Akuntansi Keuangan atk28 Kertas HVS 55 gram Uk. F4 merk Sinar Dunia w. KuningRim 2 101.000 Rina 11 JANUARI Akuntansi Keuangan atk29 Kertas HVS 55 gram Uk. F4 merk Sinar Dunia w. Merah JambuRim 2 101.000 Rina

11 JANUARI Akuntansi Keuangan atk22 Isi Hekter Kecil No. 10 Dos 2 60.000 Rina

11 JANUARI Akuntansi Keuangan atk01 Balpoint Pilot Balliner uk. M.0.8 mm W. Hitam Lusin 2 328.000 Rina

11 JANUARI Akuntansi Keuangan atk39 Map Biasa Buah 10 5.000 Rina

11 JANUARI Akuntansi Keuangan atk18 Hekter Kecil No. 10 Buah 2 33.000 Rina

11 JANUARI Akuntansi Keuangan atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 2 76.000 Rina

11 JANUARI Sekretaris Dirkeu atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 2 76.000 Wenny

11 JANUARI Peralatan atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Fiona

TGL BULAN BIDANG KODE BARANG JENIS PERMINTAAN SATUAN JUMLAH BIAYA KETERANGAN

5 JANUARI Peralatan atk17 Hekter Besar No. 3 Buah 1 18.500 Fiona Batubara

5 JANUARI Peralatan atk18 Hekter Kecil No. 10 Buah 1 16.500 Fiona Batubara

5 JANUARI Satuan Pengawasan Intern atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 2 76.000 Yanti

5 JANUARI Satuan Pengawasan Intern atk57 Tinta Canon 810 black for Canon Kotak 1 232.000 Yanti

5 JANUARI Satuan Pengawasan Intern atk115 TiP-Exx Jumbo Kotak 1 9.500 Yanti

5 JANUARI satuan Pengawasan Intern atk158 Amplop Besar Lembar 20 - Yanti

5 JANUARI Perbendaharaan atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000

5 JANUARI Pelayanan Kapal & Barang atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Ida 5 JANUARI PMO Anak Perusahaan atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Sri Hendari 5 JANUARI Balai Pendidikan & Latihan atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Wiwik

5 JANUARI Biro Hukum atk135 Toner Merk Cannon No. 303 A for LBP 2900 Kotak 1 974.500

6 JANUARI Pemasaran atk68 Tinta Cannon CL 726 M for Canon 6560 Kotak 1 181.000 Nuri

6 JANUARI Pemasaran atk159 Tinta canon 726 Black Kotak 1 - Nuri

6 JANUARI Sekretaris Dirpp atk41 Paper Clip merk ATOM Dos 2 42.000 Maria

(46)

13 JANUARI Peralatan atk55 Tinta Cannon 740 Black for mx397 dll Kotak 1 224.000 Fiona

13 JANUARI Peralatan atk36 Klip Kaleng Uk. Sedang Kotak 1 7.500 Fiona

13 JANUARI Peralatan atk35 Klip Kaleng Uk. Kecil Kotak 1 3.000 Fiona

13 JANUARI Akuntansi Keuangan atk161 Tinta HP 285 A Kotak 1 - Ando

13 JANUARI Akuntansi Keuangan atk14 FlasDisk merk Kingstone uk. 8 GB bertutup Buah 1 101.000 Ando 13 JANUARI Startegic Manajemen Operasi atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Ayu

13 JANUARI Startegic Manajemen Operasi atk162 Tinta HP Laserjet 85 A Kotak 1 - Ayu

13 JANUARI Bek Dinas atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Valcon

14 JANUARI Pemasaran atk41 Paper Clip merk ATOM Dos 5 105.000 Enike

14 JANUARI Pemasaran atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Enike

14 JANUARI Fasilitas atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Ori

14 JANUARI Fasilitas atk39 Map Biasa Buah 6 3.000 Ori

14 JANUARI PMO Hukum atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Adi

14 JANUARI Biro Hukum atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Ane

14 JANUARI Biro Hukum atk17 Hekter Besar No. 3 Buah 1 18.500 Ane

14 JANUARI Biro Hukum atk21 Isi Hekter Besar No. 3 Dos 1 72.000 Ane

14 JANUARI Perencanaan & Pengembangan SDM atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Melda 14 JANUARI Perencanaan & Pengembangan SDM atk163 Cetakan Blanko Surat Rim 1 - Melda 14 JANUARI Perencanaan & Pengembangan SDM atk164 Cetakan Blanko Lampiran Rim 1 - Melda

14 JANUARI Biro Logistik atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Vina

14 JANUARI Umum atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 3 114.000 Ade

14 JANUARI Umum atk165 Paper Bag Buah 50 - Ade

14 JANUARI Umum atk34 Klip Kaleng Uk. Besar Kotak 1 17.500 Ade

14 JANUARI Umum atk25 Isolasiban Hitam uk. 1 inci Roll 5 37.500 Ade

14 JANUARI Umum atk166 Post It Buah 2 - Ade

14 JANUARI Umum atk167 Sign Here Buah 1 - Ade

14 JANUARI Umum atk36 Klip Kaleng Uk. Sedang Kotak 5 37.500 Ade

14 JANUARI Umum atk12 Cutter L-500 Buah 4 60.000 Ade

14 JANUARI Umum atk22 Isi Hekter Kecil No. 10 Dos 3 90.000 Ade

14 JANUARI Umum atk21 Isi Hekter Besar No. 3 Dos 2 144.000 Ade

14 JANUARI Umum atk41 Paper Clip merk ATOM Dos 1 21.000 Ade

14 JANUARI Umum atk17 Hekter Besar No. 3 Buah 2 37.000 Ade

14 JANUARI Umum atk168 Spidol Snowman Kotak 3 - Ade

14 JANUARI Umum atk02 Balpoint Uni-ball Boxi Broad UB-105 uk.0,5 mm w. HitamLusin 2 168.000 Ade

14 JANUARI Umum atk18 Hekter Kecil No. 10 Buah 3 49.500 Ade

14 JANUARI Umum atk169 Paper Clip Kecil Kotak 3 - Ade

14 JANUARI Umum atk38 Lem Vopinal Uk. Sedang Botol 1 3.500 Ade

14 JANUARI Umum atk49 Stabilo Boss Warna Warni Buah 6 675.000 Ade

14 JANUARI Umum atk170 Tinta Cannon 325 Kotak 2 - Ade

14 JANUARI Umum atk171 Tinta Epson T6641 Black Botol 2 - Ade

14 JANUARI Umum atk172 Tinta Epson T6642 Cyan Botol 2 - Ade

14 JANUARI Umum atk173 Tinta Epson T6643 Magenta Botol 2 - Ade

14 JANUARI Umum atk174 Tinta Epson T6644 Yellow Botol 2 - Ade

14 JANUARI Fasilitas atk14 FlasDisk merk Kingstone uk. 8 GB bertutup Buah 1 101.000 Ade

15 JANUARI PMO Belawan atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Nova

15 JANUARI Pemasaran atk31 Kertas HVS 70 gram Uk. A4 merk Paper One Rim 1 38.000 Soraya

15 JANUARI Pemasaran atk39 Map Biasa Buah 3 1.500 Soraya

Gambar

Gambar 2.3. Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Adapun kesimpulannya adalah dari hasil analisis yang telah dilakukan, pada proses alur Prosedur Pengolahan Persediaan Barang Alat Tulis Kantor pada Dinas Olahraga

barang Perlengkapan ( Supplier Stock ) Yaitu persediaan barang-barang atau bahan- bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi

Gelflex Indonesia sudah berjalan baik di antaranya dalam mengadakan persediaan bahan baku atau pengorderan barang bagian persediaan dan pembelian barang sudah

Dengan adanya sistem monitoring persediaan barang yang mampu menciptakan laporan yang cepat dan akurat sehingga mengurangi keterlambatan waktu dan kesalahan

stock ) yaitu persediaan barang – barang atau bahan – bahan yang diperlukan dalam proses produksi atau yang digunakan dalam proses produksi untuk.. membantu

Kemudian manajemen persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi

Persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi perlu diproses lebih lanjut

Jadi dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi,