• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) Dan Corporate Governance (GCG) Terhadap Citra (Image) Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) Dan Corporate Governance (GCG) Terhadap Citra (Image) Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung)."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) dan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Citra (Image) Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung)” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. I Nyoman Mahendra Yasa, SE., M.Si. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S. Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, SE., M.Si. sebagai Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Dr. I Made Artha Wibawa, SE., MM. sebagai Pembimbing Akademik. 5. Dr. Tjokorda Gede Raka Sukawati, SE., MM. selaku dosen pembimbing

atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama menyelesaikan skripsi ini.

6. Gede Suparna, SE., M.S. selaku dosen pembahas atas waktu dan masukan bagi penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

7. Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si dan I Made Jatra, SE., MM. selaku dosen penguji di dalam penelitian ini.

8. I Made Subarga Yasa, SE., MM. selaku Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung atas izin tempatnya didalam mengumpulkan data responden.

(2)

9. Para Responden yang dalam hal ini adalah pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung yang sudah memberikan jawaban kuesioner penelitian dengan jujur dan ikhlas.

10. Keluarga Tercinta Drs. Edy Asri dan Dra. Dwi Haryantie atas dukungan dan doanya yang selalu tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

11. Istri Tersayang Putu Antalis Denita, S.S. atas dukungannya selalu mendampingi saat susah maupun senang dan selalu ada didalam memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 22 Januari 2016

Penulis

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal :

Tim Penguji : Tanda

tangan

1. Gede Suparna, SE, MS

...

2. Dr. Tjokorda Gede Raka Sukawati, SE, MM ...

3. I Made Jatra, SE, MM

...

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen Pembimbing

(Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, SE, M.Si) (Dr. Tjokorda Gede Raka Sukawati SE, MM)

NIP. 196106011985032003 NIP. 19007161996101001

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau ditebitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiat, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, ...

Andana Ega Harsa Wijaya 0715251012

(5)

Judul : Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) dan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Citra (Image) Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung)

Nama : Andana Ega Harsa Wijaya

NIM : 0715251012

Abstrak

Citra (Image) perusahaan selalu menjadi sorotan bagi masyarakat yang menjadi pengguna jasanya. Kondisi ini merupakan sebuah tantangan sekaligus dilema yang berkepanjangan bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Sorotan tentang citra perusahaan juga diterima oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung.

Studi yang bertajuk pengaruh Customer Relationship Management (CRM) dan Good Corporate Governance (GCG) terhadap citra (image) perusahaan ini menggunakan 100 orang pelanggan aktif di Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung sebagai sampel penelitian. Alat uji yang digunakan menguji hipotesis adalah model regresi linear berganda dengan uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas sebagai asumsi klasiknya.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Customer Relationship Management (CRM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perusahaan, demikian pula dengan Good Corporate Governance (GCG) yang berpengaruh positif dan signifikan untuk meningkatkan citra perusahaan di Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung. Implementasi hasil uji tersebut tentunya adalah peningkatan didalam penerapan kedua aspek tersebut. Fokus peningkatan untuk customer relationship adalah pada peningkatan SDM, teknologi dan proses peningkatan pelayanan. Sedangkan peningkatan corporate governance diarahkan pada optimalisasi penerapan prinsip keadilan, transparansi dan akuntabilitas serta pertanggungjawaban perusahaan.

Kata kunci : customer relationship management, good corporate governance, citra (image) perusahaan

(6)

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

(8)

DAFTAR ISI

ISI Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah penelitian ... 12

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 13

1.5 Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 16

2.1.1 Customer Relationship Management (CRM) ... 16

2.1.2 Good Corporate Governance (GCG) ... 21

2.1.3 Citra (Image) Perusahaan ... 22

2.2 Hipotesis Penelitian ... 25

2.2.1 Hubungan Customer Relationship Manajemen (CRM) dengan Citra (Image) Perusahaan ... 25

2.2.2 Hubungan Good Corporate Governance (GCG) dengan Citra (Image) Perusahaan ... 26

BAB III KERANGKA BERFIKIR DAN METODE PENELITAN 3.1 Kerangka Berfikir ... 28

3.2 Kerangka Konseptual ... 29

(9)

3.3 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian .. 30

3.4 Variabel Penelitian ... 31

3.5 Identifikasi dan Pengukuran Variabel ... 31

3.6 Definisi Operasional Variabel ... 32

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.7.1 Jenis Data ... 35

3.7.2 Sumber Data ... 35

3.8 Populasi dan Sampel ... 36

3.9 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.10 Instrumen Penelitian ... 38

3.10.1 Skala Pengukuran ... 38

3.10.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

3.11 Analisis Data ... 40

3.11.1 Analisis Deskriptif ... 40

3.11.2 Uji Asumsi Klasik ... 41

3.11.3 Regresi Linear Berganda ... 42

BAB VI PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama Kabupaten Badung ... 45

4.2 Karakteristik Responden ... 47

4.3 Hasil Analisis Deskriptif ... 49

4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 55

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 56

4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 58

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

4.7.1 Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) terhadap Citra (Image) Perusahaan ... 60

4.7.2 Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Citra (Image) Perusahaan ... 63

4.8 Implikasi Hasil Penelitian ... 65

4.9 Keterbatasan Penelitian ... 66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 67

52 Saran ... 67

DAFTAR RUJUKAN ... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 74

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya IPTEK di era globalisasi dewasa ini memungkinkan adanya

suatu persaingan yang sangat kompleks antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya

terutama di dunia bisnis. Oleh karena itu, suatu perusahaan semakin hari semakin dituntut dalam

meningkatkan kinerja dan pelayanannya untuk menghasilkan keuntungan atau laba yang

maksimum. Dalam suatu perusahaan, tidak ada satupun perusahaan di muka bumi ini yang

sukses dan berhasil tanpa adanya kinerja yang baik dari manajemennya serta pelayanan yang

sempurna dari para karyawan atau pegawainya. Seperti diketahui bahwa harga sebuah

kesempurnaan dan kepuasan pelanggan menjadi sebuah nilai intrinsik yang sulit di dapat bagi

para konsumen, hal tersebut tidak terkecuali terjadi di industri pelayanan jasa yang mana

mengkaitkan suatu pelayanan prima dan citra perusahaan yang baik sehingga menjadi magnet

yang mampu menggaet konsumen. Salah satu perusahaan yang menaungi industri pelayanan jasa

adalah PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).

Sebagai suatu Perusahaan daerah yang bergerak di bidang jasa penyedia air bersih,

khususnya (PDAM) Tirta Mangutama Kabupaten Badung merupakan perusahaan yang sangat

mengedepankan etos kerja dan pelayanan yang prima serta citra perusahaan yang baik.

Umumnya, suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa terutama dalam kapasitasnya sebagai

penyedia air minum, pelayanan yang prima khususnya hubungan antara perusahaan dan

pelanggan menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk menjamin terciptanya hubungan

yang harmonis antara pelanggan dan perusahaan itu sendiri. Disamping itu, kebutuhan akan air

(11)

pasal 33 disebutkan bahwa “bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di bumi pertiwi ini

dikuasai oleh Negara, sedangkan pemanfaatannya adalah untuk kemakmuran masyarakat

[image:11.612.108.504.210.314.2]

Indonesia”.

Tabel 1.1

Laporan Kinerja PDAM Tirta Mangutama Kab. Badung Aspek Pelayanan Wilayah Tahun 2014

Aspe k Pe layanan Kondisi

1. Cakupan Pelayanan 66,00%

2. Pertumbuhan Pelanggan 5,00%

3. Tingkat Penyelesaian Pengaduan 100,00%

4. Kualitas Air Pelanggan 100,00%

5. Konsumsi Air Domestik 18,9%

Bobot Kinerja - Aspek Pelayanan 0,90

Sumber: Laporan audit kinerja BPKP (Keuangan audit oleh KAP), 2014

Seperti kebanyakan perusahaan daerah lainnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

sebagai perusahaan ber-plat merah memiliki hak untuk memonopoli pengelolaan dan distribusi

air bersih, sehingga perusahaan banyak mengesampingkan keluhan-keluhan dari pelanggan serta

menggangap citra perusahaan hanyalah suatu hal yang tidak begitu penting bagi perusahaan

tersebut. Perusahaan yang demikian biasanya menggangap bahwa hubungan dengan pelanggan

hanyalah suatu yang buang-buang waktu saja, apalagi di zaman yang semakin modern dengan

kecanggihan teknologi pelanggan dengan cepat akan mengetahui seberapa mampu dan kredibel

perusahaan tersebut di dalam menangani keluhan pelanggan.

Keluhan-keluhan yang masuk di perusahaan tersebut biasanya tidak lepas dari bagaimana

perusahaan tersebut melakukan manajemen dengan pelanggannya, tidak adanya persaingan yang

ketat di industri jasa ini membuat tuntutan pelanggan sangat kompleks. Oleh sebab itu,

manajemen hubungan pelangan atau Customer Relationship Management (CRM) memiliki

(12)

memberikan kesan perusahaan kepada pelanggan (Ekawati, 2012). Jika Customer Relationship

Management (CRM) dilaksanakan dengan baik maka dapat meminimalisir banyaknya keluhan

dari pelanggan. Reinartz et al (2004) mengatakan bahwa bagaimana mengelola manajemen

hubungan pelanggan yang baik dan efektif telah menjadi topik hangat bagi para akademisi dan

praktisi selama beberapa tahun belakangan ini.

Kamakura et al (2002) mengatakan bahwa Customer Relationship Management (CRM)

memiliki hubungan yang erat terhadap kepuasan pelanggan, dimana kepuasan pelanggan

merupakan salah satu indikator perusahaan telah melaksanakan Customer Relationship dengan

baik. dengan puasnya pelanggan terhadap kinerja dan pelayanan perusahaan tersebut

mengindikasikan bahwa perusahanan tersebuat memiliki kapabilitas didalam melaksanakan

Customer Relationship management (CRM). Di zaman modern sekarang ini banyak perusahaan

yang telah mengetahui manfaat dari Customer Relationship Management (CRM) yang sangat

besar namun tidak semua perusahaan mampu melaksanakan customer relationship dengan baik,

bahkan banyak perusahaan yang melakukan atau melaksanakan customer relationship dengan

pengetahuan seadanya, masalah ini sering dijumpai terutama pada perusahaan-perusahaan

pemerintah yang ada di Indonesia. Alasan klasik yang sering dijumpai adalah lemahnya sumber

daya yang dimiliki serta ketatnya anggaran didalam penerapan dan implementasi teknologi di

dalam perusahaan. Alasan klasik ini bukanlah penghadang yang baik, karena penerapan

Customer Relationship Management (CRM) sangat mudah dilakukan dan diaplikasikan dengan

kemauan serta tekad kerjasama yang baik diantara elemen perusahaan.

Mengutip dari Reinartz and Kumar (2000) yang mengatakan bahwa Customer

Relationship Management (CRM) sangat bermanfaat bagi perusahaan, karena dapat membuat

(13)

Verhoef (2003) yang mengatakan bahwa Customer Relationship Management (CRM) dapat

membuat pelanggan semakin setia dan loyal terhadap perusahaan. Menurut Wijaya Tunggal

(2008:10) dalam bukunya bahwa Customer Relationship Management (CRM) memiliki beberapa

manfaat bagi perusahaan, yaitu:

a) Meningkatkan pendapatan, CRM menyediakan informasi untuk meningkatkan

pendapatan dan keuntungan perusahaan perhotelan. Dengan CRM, kita dapat melakukan

penjualan, pemasaran, dan pelayanan melalui internet, sehingga peluang dari penjualan

secara global tanpa perlu menyediakan upaya khusus untuk mendukung penjualan,

pemasaran, dan pelayanan.

b) Mendorong loyalitas pelanggan, Aplikasi CRM memungkinkan perusahaan untuk

mendayagunakan informasi dari semua titik kontak dengan konsumen atau pelanggan,

baik via web, call centre, ataupun lewat staff pemasaran dan pelayanan di lapangan.

Konsistensi dan aksepsibilitas informasi ini memungkinkan penjualan dan pelayanan

yang lebih baik dengan berbagai informasi penting mengenai konsumen atau pelanggan

itu.

c) Mengurangi biaya, Perekrutan konsumen atau pelanggan baru memerlukan biaya.

Dengan CRM juga memungkinkan penjualan, pemasaran, atau pelayanan dengan biaya

lebih murah dalam sebuah skema program pemasaran yang spesifik dan terfokus. Tertuju

ke konsumen atau pelanggan yang tepat dan pada waktu yang tepat pula.

d) Meningkatkan efisiensi operasional, Dengan CRM memungkinkan penghilangan sekat

birokrasi karena CRM memungkinkan terjadinya otomatisasi transaksi, sehingga

(14)

e) Peningkatan time to market, CRM memungkinkan kita membawa produk ke pasar

dengan lebih cepat dengan informasi konsumen atau pelanggan yang lebih baik.

Pemasaran melalui internet dapat mengurangi hambatan waktu dan geografis.

Krasnikov et al (2009) mengatakan bahwa dalam beberapa tahun belakangan ini, banyak

perusahaan menerapkan dan mengimplementasikan Customer Relationship Management (CRM)

dengan membangun seperangkat teknologi dan mengedepankan proses informasi perusahaan

yang memungkinkan perusahaan membina hubungan dengan pelanggan. Bagaimana CRM dapat

memberikan efek kepada performa perusahaan?. Secara umum, banyak literatur pendidikan

mengatakan CRM dapat memberikan keuntungan didalam strategi perusahaan, antara lain seperti

meningkatnya loyalitas dan kepuasan pelanggan dan meningkatnya publisitas word of mouth.

Secara keseluruhan, terdapat makna yang kuat bagaiman CRM dengan mudah dapat

meningkatkan performa perusahaan di dalam menggaet serta mempertahankan pelanggan. graf et

al (2012) bahkan mengatakan bahwa perusahaan kecil dan menengah lebih mementingkan

menginvestasikan modalnya untuk menerapkan Customer Relationship Management (CRM)

daripada berkompetisi dengan perusahaan besar, ini mengindikasikan bahwa CRM dapat

dijadikan pondasi bagi perusahaan-perusahaan berkembang untuk bisa menggaet pelanggan.

Chen and Popovich (2003) menyebutkan bahwa Customer Relationship Management

(CRM) terdiri dari tiga (3) komponen yaitu: sumber daya manusia (SDM), proses dan teknologi.

Ketiga komponen tersebut bersinergi agar proses implementasi hubungan antara perusahaan dan

pelanggan dapat berjalan dengan baik. Jika salah satu komponen tersebut ada yang terganggu,

maka dapat dipastikan bahwa manajemen hubungan pelaggan tidak akan berjalan dengan baik.

Dengan kata lain ketiga komponen tersebut harus bahu membahu di dalam sebuah sistem

(15)
[image:15.612.124.460.158.224.2]

Gambar 1.1

Tiga (3) komponen CRM menurut Injazz J. Chen dan Karen Popovich

Sumber: Business Process Management Journal Vol.9 No.5 2003

Selain Customer Relationship Management (CRM), hal yang perlu diperhatikan didalam

menciptakan citra perusahaan adalah penerapan Good Corporate Governance (GCG) atau tata

kelola perusahaan yang baik. Semakin baik dan bagus cara mengelola suatu perusahaan, semakin

baik pula citra yang ditampilkan oleh perusahaan tersebut kepada pelanggan.

Suka Negara (2015) menyatakan bahwa keuntungan dari penerapan Good Corporate

Governance (GCG) bagi perusahaan antara lain adalah untuk meningkatkan performa bisnis,

meningkatkan keuntungan laba perusahaan dan memiliki pengaruh yang bagus terhadap harga

jual saham. Menurut Suka Negara (2015) lagi bahwa penerapan Good Corporate Governance

(GCG) mendorong perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien didalam operasional perusahaan

karena pemilik perusahaan tahu peran dari masing-masing pemangku jabatan di perusahaan

tersebut. Anggiriawan dan Wirakusuma (2015) juga sependapat bahwa Good Corporate

Governance (GCG) dapat berdampak pada kinerja organisasi.

Retno dan Priantinah (2012) menyatakan bahwa latar belakang banyak perusahaan

menerapkan GCG didasarkan atas kebutuhan, dilihat dari pengalaman banyak perusahaan di

Amerika Serikat yang harus bangkrut akibat market crash pada tahun 1929, dari sinilah timbul

implementasi GCG. Implementasi GCG diharapkan bermanfaat untuk menambah dan SDM

(16)

memaksimalkan nilai perusahaan. Good Corporate Governance (GCG) diharapkan mampu

mengusahakan keseimbangan antara berbagai kepentingan yang dapat memberikan keuntungan

bagi perusahaan secara menyeluruh. Pernyataan dari Retno dan Priantinah (2012) tentang

manfaat implementasi GCG sangat diperlukan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia

terutama bagi perusahaan yang dinaungi oleh pemerintah.

Menurut pernyataan Dewayanto (2010) yang dikutip dari Oktapiyani (2009) mengatakan

Good Corporate Governance (GCG) masih menjadi masalah besar selama pasca-periode krisis

keuangan di pasar yang berkembang di Asia seperti Indonesia. Terutama, perusahaan-perusahaan

yang telah menerapkan reformasi tata kelola perusahaan untuk meningkatkan perlindungan

kepentingan para pemilik perusahaan dan stakeholder. Menurut sebuah kajian yang

diselenggarakan oleh Bank Dunia, lemahnya implementasi sistem tata kelola perusahaan atau

yang biasa dikenal dengan istilah Corporate Governance merupakan salah satu faktor penentu

parahnya krisis yang terjadi di Asia Tenggara (The World Bank, 1998). Kelemahan tersebut

antara lain terlihat dari minimnya pelaporan kinerja keuangan, kurangnya pengawasan atas

aktivitas manajemen oleh Dewan Komisaris dan Auditor, serta kurangnya intensif eksternal

untuk mendorong terciptanya efisiensi di perusahaan melalui persaingan yang fair. Lemahnya

penerapan corporate governance inilah yang menjadi pemicu utama terjadinya berbagai skandal

keuangan pada bisnis perusahaan. Banyak pihak yang mulai berpikir bahwa penerapan corporate

governance menjadi suatu kebutuhan di dunia bisnis sebagai barometer akuntabilitas dari suatu

perusahaan. Guna dan Herawaty (2010) menyatakan bahwa keberhasilan penerapan GCG dapat

terwujud bila ada saling keterbukaan dan kepercayaan di antara stakeholder dan shareholder

(17)

Menurut Rustiarini (2012) ada beberapa hal yang dapat menyebabkan GCG berpengaruh

terhadap nilai perusahaan, yaitu: (1) tingginya kesadaran perusahaan untuk menerapkan GCG

sebagai suatu kebutuhan, (2) manajemen perusahaan tertarik manfaat jangka panjang GCG, (3)

keberadaan dewan komisaris dan komite audit dalam perusahaan dapat memantau perusahaan

dalam melaksanakan GCG, (4) unsur budaya yang berkembang di lingkungan usaha sangat

menunjang perkembangan penerapan GCG. Menurut Martha (2004) menjelaskan bahwa Good

Corporate Governance (GCG) memiliki empat (4) prinsip yang disadur dari Organization for

Economic and Development (OECD), yaitu: Keadilan, Transparansi, Akuntabilitas dan

Pertanggungjawaban. Keempat prinsip inilah yang menjadi penyangga agar tata kelola

perusahaan dapat berjalan dengan baik. Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa jika GCG dapat

dikelola dengan baik dan bijaksana di sebuah perusahaan maka GCG diharapkan memiliki

kemampuan untuk merubah citra perusahaan.

Citra perusahaan pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai oleh

perusahaan untuk membantu perusahaan dalam bertumbuh kembang. Tanpa bantuan citra,

konsumen kesulitan dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk barang atau jasa.

Pelanggan kehilangan kemampuan sikap irasional, mereka tidak familiar dengan segala pilihan

di pasar. Mereka tidak aware pada ciri-ciri setiap produk. Keinginan sebuah perusahaan untuk

mempunyai citra yang baik pada pelanggan berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra

(18)

Gambar 1.2

Empat (4) pilar prinsip GCG menurut Organization for Economic and Development (OECD)

Sumber: Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 1 pp. 61-79; 2004

Terdapat tiga (3) hal penting dalam citra, yaitu: (1) kesan obyek, (2) proses terbentuknya

citra, (3) sumber terpercaya. Obyek meliputi individu maupun perusahaan yang terdiri dari

sekelompok orang didalamnya. Citra dapat terbentuk dengan memproses informasi yang tidak

menutup kemungkinan terjadi perubahan citra pada obyek dari adanya penerimaan informasi

setiap waktu. Besarnya kepercayaan obyek terhadap sumber informasi memberikan dasar

penerimaan atau penolakan informasi. Sumber informasi dapat berasal dari perusahaan secara

langsung dan atau pihak-pihak lain secara tidak langsung. Citra perusahaan menunjukkan kesan

obyek terhadap perusahaan yang terbentuk dengan memproses informasi setiap waktu dari

berbagai sumber informasi terpercaya.

Jadi citra disini memiliki suatu kekuatan tak terlihat bagi perusahaan untuk menciptakan

nilai perusahaan, tergantung dari perusahaan tersebut bagaimana mengelola sumber-sumber

informasi yang membentuk citra tersebut. Kotler (1997:460) mengemukakan sebuah pendapat

bahwa perusahaan harus mensurvey publiknya untuk mengetahui citra produknya. Menurut

Harisson (dalam Iman, 2010) terdapat empat (4) elemen di dalam pendekatan informasi untuk GCG

Keadilan

Transparansi

Akuntabilitas

(19)

menciptakan citra perusahaan, yaitu: Kepribadian, Personality, Nilai Perusahaan dan Identitas

[image:19.612.82.465.261.359.2]

Perusahaan.

Gambar 1.3

Empat (4) elemen informasi pencipta citra perusahaan menurut Harrison

Sumber: Management Analysis Journal Vol. 1 pp: 1-7: 2010

Bagaimana implementasi penerapan Customer Relationship Management (CRM) dan

kinerja Good Corporate Governance (GCG) dapat membangun sebuah citra perusahaan di

zaman modern ini, yang mana setiap detail selalu dilirik oleh pelanggan merupakan topik yang

menarik untuk diperbincangkan dan yang mana citra perusahaan merupakan representasi dari

pelanggan itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan serta dijelaskan sebagai berikut: Citra Perusahaan

(20)

1) Apakah Customer Relationship Management (CRM) berpengaruh terhadap citra

(image) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama Kabupaten

Badung?

2) Apakah Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap citra (image)

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama Kabupaten Badung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Customer Relationship Management (CRM)

terhadap citra (image) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama

Kabupaten Badung.

2) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG)

terhadap citra (image) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama

Kabupaten Badung.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Secara akademik penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi

ilmu pengetahuan manajemen., khususnya manajemen pemasaran yang berkaitan

(21)

yang ada selama ini khususnya variabel Customer Relationship Management

(CRM), Good Corporate Governance (GCG) dan Citra (Image) Perusahaan.

2) Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih

bagi pembaca atau masyarakat dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian sejenis

dan hasil penelitian ini dapat dijadikan jurnal dan koleksi perpustakaan di Fakultas

Ekonomi Universitas Udayana sehingga bisa dibaca oleh banyak mahasiswa dan

adik-adik kelas.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab

yang lainnya dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk memberi gambaran yang jelas

dan mempermudah pembahasan tentang penelitian ini. Adapun pola umum sistematika

penyusunan skripsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam

(22)

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab ini memuat teori-teori yang berasal dari berbagai literatur yang dianggap

relevan dengan permasalahan yang ada agar dapat diakomodasikan sebagai

argumentasi yang akurat sesuai dengan pokok permasalahan dan hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, obyek

penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber

data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian yang diperoleh setelah dianalisis dengan

menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu

dalam laporan penelitian ini disajikan pula hasil pengujian hipotesis yang

selanjutnya dilakukan pembahasan atas semua hasil penelitian dan pengujian

hipotesis dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang

digunakan sebagai acuan dan hasil penelitian sebelumnya.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian akhir dari laporan penelitian ini. Bab ini menjelaskan

tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran-saran yang

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Customer Relationship Management (CRM)

CRM bukanlah konsep yang dapat diterima atau tidak. CRM bukan pula konsep yang

baru ditemukan oleh para konsultan dunia. CRM merupakan paradigma mendasar bagaimana

memandang konsumen atau pelanggan dan bagaimana lebih memuaskan konsumen atau

pelanggan melalui hubungan yang harmonis dan berkualitas. CRM adalah strategi penjualan,

pemasaran, dan pelayanan terintegrasi yang bergantung pada aksi terkoordinasi seluruh

perusahaan (Xu Yurong, 2002).

Customer Relationship Management (CRM) dalam bahasa Indonesia sering disebut

dengan Manajemen Hubungan Pelanggan. Customer Relationship Management (CRM) adalah

suatu jenis manajemen yang secara khusus membahas teori mengenai penanganan hubungan

antar perusahaan dengan pelanggannya dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan di mata

konsumen atau pelanggannya. Sementara itu, salah satu pengertian CRM yang dikemukakan

oleh Newell (dalam Wijaya Tunggal, 2008:8), yang mengatakan bahwa Customer Relationship

Management (CRM) adalah proses mengubah prilaku konsumen atau pelanggan dari waktu ke

waktu dan belajar dari setiap interaksi, menyesuaikan perbaikan pelanggan, dan memperkuat

ikatan antar pelanggan dan perusahaan.

Sedangkan menurut Graf (2013) Customer Relationship Management (CRM) adalah

aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan interaksi secara langsung antara

(24)

dengan pelanggannya secara terus menerus menggunakan teknologi ataupun dengan karyawan

perusahaan yang terlibat secara langsung di dalam setiap interaksi dengan pelanggan. Di dalam

proses CRM melibatkan hubungan perseorangan secara langsung ataupun dengan teknologi

perusahaan yang berbasis pada interaksi perusahaan dengan pelanggan tersebut (Reinartz et al,

2004).

Kemudian, Nguyen et al (2007) mendefinisikan Customer Relationship Management

(CRM) sebagai sebuah sistem informasi yang menyimpan record interaksi hubungan pelanggan

dengan perusahaan sehingga memungkinkan bagi perusahaan untuk menyimpan

informasi-informasi penting pelanggan yang nantinya dijadikan senjata untuk menarik pelanggan tersebut.

Menurut Ekawati (2012) mengatakan bahwa manajemen hubungan pelanggan atau lebih

dikenal dengan Customer Relationship Management (CRM) dalam perkembangannya

didefinisikan sebagai sebuah istilah industri TI untuk metodologi, strategi, perangkat lunak

(software) atau aplikasi berbasis web lainnya yang mampu membantu sebuah perusahaan untuk

mengelola hubungan dengan para pelanggannya. Menurutnya juga manajemen hubungan

pelanggan ini adalah suatu proses usaha sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga

pelanggan (agar tidak lari ke pesaing) dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi pelanggan

baik itu lewat telefon, email, atau hasil pembicaraan dengan karyawan perusahaan. Customer

Relationship Management (CRM) merupakan salah satu sarana untuk menjalin hubungan yang

berkelanjutan antara perusahaan dengan para stakeholder dan shareholdernya. Dengan

memanfaatkan CRM, perusahaan akan mengetahui apa yang diharapkan dan diperlukan

pelanggannya sehingga tercipta ikatan emosional yang mampu menciptakan hubungan yang erat

(25)

Menurut Payne (dalam Kubina, 2010) mengatakan bahwa Customer Relationship

Management (CRM) adalah sebuah strategi yang lahir dari sebuah keprihatinan dengan

menciptakan peningkatan nilai pemilik perusahaan yang kemudian peningkatan itu akan

meningkatkan hubungan antara pelanggan kunci dan segmen pelanggan tersebut. Dari pendapat

yang diutarakan ini bagian CRM yang sangat berpotensi meningkatkan keuntungan perusahaan

dan memperlama ikatan emosional dengan pelanggan adalah teknologi informasi dan strategi

hubungan pemasaran.

Menurut Swift (dalam Ngai, 2009) mendefinisikan Customer Relationship Managemen

(CRM) sebagai sebuah pendekatan perusahaan untuk mengerti dan mempengaruhi kebiasaan

pelanggan melalui komunikasi dua arah yang penuh arti untuk meningkatkan penerimaan

pelanggan, ingatan pelanggan, kesetiaan pelanggan dan profitabilitas pelanggan. Lain halnya

dengan Kincaid (2003:41) yang melihat CRM sebagai suatu strategi yang menggunakan

informasi, proses, teknologi, dan SDM untuk mengelola hubungan pelanggan dengan perusahaan

membentang secara utuh seperti daur hidup pelanggan.

Iyer (2004) mengemukakan fakta terbaru mengenai beberapa kegagalan di dalam

mengadopsi dan meng-implementasikan program dari CRM. Dari beberapa kasus kegagalan di

dalam menerapkan CRM tersebut terjadi karena perusahaan terlalu percaya terhadap teknologi,

kesalahan asumsi tersebut mengatakan bahwa semakin tinggi teknologi canggih yang

dipergunakan oleh suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula kontribusi yang didapat dari

CRM tersebut. Namun nyatanya adalah jika CRM tidak didukung oleh sumber daya manusia

yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maka CRM tidak akan berjalan dengan baik (Levitt and

(26)

Relationship Management (CRM) atau manajemen hubungan pelanggan terdiri dari tiga (3)

komponen (Chan and Popovich, 2003), yaitu:

a) Sumber Daya Manusia (People)

Manusia adalah faktor nomer satu, karena CRM sebenarnya adalah bagaimana

mengelola hubungan atau relasi antar manusia sehingga diperlukan personal touch

atau sentuhan-sentuhan pribadi dan manusiawi. Diperlukan attitude dan semangat dari

dalam manajemen untuk lebih proaktif menggali dan mengenal konsumen atau

pelanggannya lebih dalam agar dapat lebih memuaskan mereka. Perusahaan yang

menerapkan CRM harus memiliki pimpinan yang dapat menjelaskan dan

menanamkan nilai-nilai yang benar mengenai pentingnya loyalitas pelanggan dengan

jelas, tepat, dan akurat. Dalam CRM diperlukan tim-tim kecil untuk menyederhanakan

tanggung jawab dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan sehingga sangat

diperlukan kehati-hatian dalam pemilihan karyawan untuk mendapatkan hasil yang

terbaik. Disamping itu, karyawan juga perlu diberikan kesempatan untuk

menyampaikan kritik, masukan atau saran-saran dan pandangan-pandangan mereka

secara obyektif tentang CRM karena karyawan sebagai salah satu penggerak utama di

dalam pelaksanaan dan peng-aplikasian CRM.

b) Proses (Process)

Disamping itu dibutuhkan proses yaitu sistem dan prosedur yang membantu pihak

manajemen perusahaan untuk dapat menjalin hubungan dekat dengan konsumen

atau pelanggan. Struktur organisasi, kebijakan operasional, serta sistem reward

punishment harus dapat mencerminkan apa yang akan dicapai dengan CRM.

(27)

proses usaha yang melibatkan konsumen atau pelanggan secara langsung maupun

tidak.

c) Teknologi (Technology)

Setelah manusia dan prosesnya dipersiapkan, teknologi diperkenalkan untuk lebih

membantu mempercepat dan mengoptimalkan faktor manusia dan proses dalam aktifitas

CRM sehari-hari. Perlu disadari bahwa teknologi adalah sebagai alat penunjang dalam

melengkapi nilai tambah CRM. Apakah peran teknologi dalam CRM?, Pertama adalah

membangun database konsumen atau pelanggan mulai dari awal berhubungan dengan

perusahaan sampai seterusnya, mulai dari sistem operasi hingga transaksi yang dilakukan

konsumen atau pelanggan biasanya disebut Operational CRM. Kedua adalah

menganalisis siapa konsumen atau pelanggan yang paling potensial, program yang sering

diikuti, frekuensi pembelian, tempat pembelian, dan lainnya. Termasuk didalamnya

customer profitability, trend analysis, segmentation propensity modeling dan sebagainya

yang disebut dengan Analysis CRM. Ketiga adalah melaksanakan aktifitas selling,

marketing, dan customer service dengan menyatukan saluran komunikasi berbeda disebut

dengan Collaborative CRM.

Pentingnya menyelidiki dan memahami Customer Relationship Management (CRM) dari

pengertian hingga komponennya karena adanya hubungan yang sangat strategis antara CRM

dengan citra perusahaan. Secara umum jika dirujuk dari beberapa definisi maka CRM dapat

berpengaruh terhadap citra dari suatu perusahaan.

2.1.2 Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Brigham and Erhardt (2005:70) mendefinisikan Good Corporate Governance

(28)

menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis nilai. Nilai yang dimaksud disini adalah empat

(4) pilar dari tata kelola perusahaan itu sendiri, yaitu: keadilan, transparansi,

pertanggungjawaban, dan akuntabilitas. Sedangkan Sulistyanto dan Wibisono (2003)

mendefinisikan Good Corporate Governance (GCG) sebagai suatu sistem yang mengatur dan

mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi setiap stakeholders. Ada dua

hal yang ditekankan dalam mekanisme ini, yaitu: pertama, pentingnya hak pemegang saham

dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Badung sebagai pemilik perusahaan untuk

memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya, dan yang kedua,

kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara akurat, tepat waktu dan transparan

terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder kepada khalayak

masyarakat umum.

Kemudian, Retno dan Priantinah (2012) menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara

Good Corporate Governance (GCG) dengan nilai perusahaan dan mengungkapkan bahwa

semakin baik perusahaan tersebut menerapkan tata kelola perusahaan maka semakin tinggi pula

nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan tingginya nilai saham perusahaan tersebut di bursa

efek.

2.1.3 Citra (Image) Perusahaan

Menurut Diyanthini dan Seminari (2013) citra perusahaan dinilai penting bagi setiap

perusahaan karena merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk di benak masyarakat tentang

perusahaan. Citra dapat berhubungan dengan nama bisnis, arsitektur, variasi produk, tradisi,

idiologi dan kesan pada kualitas komunikasi yang merupakan interaksi antara konsumen dengan

(29)

Atmaja, 2011) yang menyatakan bahwa citra perusahaan merupakan penilaian yang menyeluruh

kepada perusahaan oleh konsumen yang dipercaya memberi pengaruh kepuasan. Perusahaan

diharapkan mengkomunikasikan secara jelas tentang bagaimana perusahaan memenuhi

keinginan dan kebutuhan pasar yang berorientasi pada pelanggan sehingga dapat mengarahkan

masyarakat dalam mencitrakan perusahaan secara positif. Keinginan sebuah organisasi untuk

mempunyai citra yang baik kepada publik berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra

sebagai stimulus adanya pengelolaan sebuah perusahaan yang baik.

Haque et al (2006) di dalam penelitiannya juga mengatakan bahwa citra perusahaan

merupakan gambaran dari sebuah keakraban dan kepercayaan konsumen terhadap sebuah produk

perusahaan dan sejarah perusahaan. Secara umum, keakraban dan kepercayaan terjadi ketika ada

sejarah transaksi yang baik antara konsumen dan perusahaan serta kepuasan menggunakan

produk sebelumnya.

Menurut Sutisna (2001:83) mengatakan bahwa citra perusahaan berada di benak dan

perasaan konsumen itu sendiri, dimana sumber tersebut didapat dari pengalaman dan komunikasi

yang pernah didapat konsumen dari perusahaan tersebut. Pentingnya citra perusahaan

dikemukakan oleh Sutisna (2001:332), sebagai berikut:

a) Menceritakan harapan bersama kampanye pemasaran eksternal. Citra positif memberikan

kemudahan perusahaan untuk berkomunikasi dan mecapai tujuan secara efektif

sedangkan citra negatif sebaliknya.

b) Sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan. Citra positif

menjadi pelindung terhadap kesalahan kecil. Kualitas secara teknis atau fungsional

(30)

c) Sebagai fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen atas kualitas pelayanan

perusahaan.

d) Mempunyai pengaruh penting terhadap manajemen atau dampak internal. Citra

perusahaan yang kurang jelas dan nyata mempengaruhi sikap karyawan terhadap

perusahaan.

Upaya perusahaan sebagai sumber informasi terbentuknya citra perusahaan memerlukan

keberadaan secara lengkap. Informasi yang lengkap dimaksudkan sebagai informasi yang dapat

menjawab kebutuhan dan keinginan obyek sasaran. Harrison (dalam Iman, 2010) mengatakan

informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan meliputi empat (4) elemen, sebagai berikut:

a) Kepribadian (Personality)

Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti perusahaan

yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial.

b) Nama Baik (Reputation)

Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan

pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi sebuah bank.

c) Nilai (Value)

Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti

sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan yang cepat tanggap terhadap

permintaan maupun keluhan pelanggan.

(31)

Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap

perusahaan seperti logo, warna dan slogan.

Pengalaman yang baik dari konsumen atas penggunaan produk dan jasa yang dihasilkan

perusahaan akan menghasilkan persepsi yang baik terhadap citra perusahaan tersebut, dan pada

saat itulah akan terbentuk apa yang disebut citra korporasi atau citra perusahaan.

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Hubungan Customer Relationship Management (CRM) dengan Citra (Image)

Perusahaan

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang relevan seperti teori Customer

Relationship Management (CRM) yang dihubungkan dengan kepuasan pelanggan dan performa

bisnis oleh Kamakura et al (2002). Kemudian Penelitian yang dilakukan oleh Reinartz and

Kumar (2000) yang meneliti hubungan Customer Relationship Management (CRM) terhadap

kesetiaan pelanggan dan keuntungan perusahaan kemudian penelitian yang dilakukan oleh

Verhoef (2003) yang meneliti tentang Customer Relationship Management (CRM) yang

dihubungkan dengan program kesetiaan pelanggan menunjukkan CRM memiliki pengaruh yang

positif terhadap variabel pendukung pembentuk citra perusahaan. Dalam penelitian terbaru yang

dilakukan oleh Graf et al (2012) bertopik tentang penerimaan Customer Relationship

Management (CRM), implikasi terhadap kepuasan konsumen memperoleh hasil yang positif dari

hipotesis pertamanya yaitu pengaruh modal yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menerapkan

Customer Relationship Management (CRM) terhadap kecenderungan konsumen menerima

Customer Relationship Management (CRM).

(32)

H1: Customer Relationship Management (CRM) berpengaruh positif signifikan terhadap Citra

(Image) Perusahaan di PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung.

2.2.2 Hubungan Good Corporate Governance (GCG) dengan Citra (Image) Perusahaan

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang relevan seperti penelitian yang

dikemukakan oleh Anggiriawan dan Wirakusuma (2015) dimana Good Corporate Governance

(GCG) memiliki hubungan yang positif terhadap gaya kepemimpinan dan budaya organisasi,

dimana gaya kepemimpinan dan budaya organisasi termasuk bagian indikator persepsi pelanggan

terhadap citra perusahaan. Kemudian ada penelitian yang dilakukan oleh Retno (2012) yang

menghubungkan Good Corporate Governance (GCG) terhadap nilai perusahaan menemukan

hasil bahwa tata kelola perusahaan yang baik berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2: Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh positif signifikan terhadap Citra (Image)

Gambar

Tabel 1.1 Laporan Kinerja PDAM Tirta Mangutama Kab. Badung Aspek Pelayanan Wilayah Tahun
Gambar 1.1 Tiga (3) komponen CRM menurut Injazz J. Chen dan Karen Popovich
Gambar 1.3 Empat (4) elemen informasi pencipta citra perusahaan menurut Harrison

Referensi

Dokumen terkait

Seni kolase berlawanan sifatnya dengan seni lukis, pahat atau cetak di mana karya yang dihasilkan tidak lagi memperlihatkan bentuk asal material yang dipakai.Pada seni

Bagaimana bentuk dan gaya pengolahan bahasa digunakan dalam penyampaian wacana kartun editorial hingga menghasilkan implikatur perbualan atau maksud tersirat dalam perbualan

hipotesis bahwa self-assessment mahasiswa sebanding dengan examiner examination sehinnga dapat digunakan sebagai salah satu metode penilaian dalam dalam pembelajaran

Oleh sebab itu penulis ingin menggunakan sarana media televisi untuk menyajikan informasi lunak seputar otomotif yang tentunya disajikan secara menarik dalam

dampak yang di harapkan sudah sesuai dengan apa yang selama ini di harapkan oleh kelompok sasaran yaitu dengan adanya pembangunan rumah majapahit ini dinilai sudah

Tujuan dalam penelitian untuk menjelaskan secara empiris tentang faktor- faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak yaitu kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan

Aspek 4 : Aplikasi Pengetahuan Meningkatkan Kecergasan (Domain Kognitif) Standard Kandungan 4.1 Mengaplikasikan konsep kecergasan semasa. melakukan aktiviti kecergasan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: motivasi belajar dalam menulis huruf dan angka anak usia