• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan pesanan khusus dump besi studi kasus pada CV . Karoseri Fajar Mandiri.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan pesanan khusus dump besi studi kasus pada CV . Karoseri Fajar Mandiri."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

xii

ABSTRAK

EVALUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN PESANAN KHUSUS DUMP BESI Studi Kasus Pada CV . Karoseri Fajar Mandiri

Yohanes Unggul Setya Jati NIM : 092114073 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dalam penerimaan atau penolakan pesanan khusus berdasarkan teori. Penelitian ini dilakukan di perusahaan CV . Karoseri Fajar Mandiri, Yogyakarta.

Jenis Penelitian yang dilakukan yaitu studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan yaitu dengan metode komparasi, membandingkan teknik yang dilakukan oleh perusahaan dengan yang ada di dalam kajian teori dengan dasar teori analisis biaya relevan.

(2)

xiii

ABSTRACT

AN EVALUATION OF THE DECISION OF ACCEPTING OR REJECTING SPECIAL ORDER

A Case Study at CV . Karoseri Fajar Mandiri

Yohanes Unggul Setya Jati NIM : 092114073 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

The aim of this study is to evaluate the decision making process which has made by a company in accepting or rejecting special order. This study is done at CV. Karoseri Fajar Mandiri, Yogyakarta.

The type of the study is case study. The data was taken by having interviews and documentation. The technique used is the comparative method, comparing the technique conducted by the company and on the theories using relevant cost analysis.

(3)

EVALUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN PESANAN KHUSUS DUMP BESI Studi Kasus Pada CV . Karoseri Fajar Mandiri

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Yohanes Unggul Setya Jati NIM : 092114073

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

EVALUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN PESANAN KHUSUS DUMP BESI Studi Kasus Pada CV . Karoseri Fajar Mandiri

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Yohanes Unggul Setya Jati NIM : 092114073

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

JANGAN PATAH SEMANGAT WALAU APAPUN YANG

TERJADI, JIKA KITA MENYERAH MAKA HABISLAH

SUDAH

#TOP BEMILLIONER

KARENA CARA TERBAIK MEMBUAT “RASA YANG

SEMPURNA “ADALAH MENGERTI ORANG LAIN

#PANDUADITYA

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Bapak Sugeng Ismanto dan Ibu Isnanik anggit timur peni

Kakak mbak Lia dan Adek Okta dhamar,

(8)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt.,QIA.,C.A. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Lisia Apriani, S.E.,M.Si.,Akt.,QIA.,C.A. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing serta membantu selama belajar di Program Studi Akuntansi.

(9)

vi

6. Lisia Apriani, S.E.,M.Si.,Akt.,QIA.,C.A. selaku Dosen Penguji yang telah menilai dan memberi masukan terhadap skripsi ini.

7. Ir.Drs. Hansiadi Yuli H.,M.Si.,Ak.,QIA selaku Dosen Penguji yang telah menilai dan memberi masukan terhadap skripsi ini.

8. Segenap Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntasi yang telah memberikan bantuan selama penulis duduk di bangku kuliah. 9. Bapakku Alm.Vicensius Sugeng Ismanto dan Ibuku Maxsima Isnanik

Anggit Timur Peni yang selalu mendoakan, mendukung, memberi perhatian serta kasih sayang kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10.Kakakku Emiliana Ike Setya Wahyuni dan adikku Oktavianus Dhamar Setya Nugraha yang selalu mendukungku, memfasilitasiku dan dan memberikan semangat kepadaku.

11.Sahabatku terkasih sewaktu suka maupun duka , Pandu, Danang, Dion, Ndaru, Diki, Mas Pur, Shelin dan Coki yang selalu memberi semangat dan inspirasi.

(10)

vii

13.Teman-temanku MPT Ipus, Leo Yuyud, Hoho, Adit, Yuli, Yonas, Brian, Gaby, Felix atas diskusi, masukan, saran, kritik, selama menempuh mata kuliah MPT sampai akir proses penulisan skripsi ini.

14.Teman-teman Akuntansi angkatan 2009 yang turut memberi warna dan keistimewaan selama belajar akuntansi di kelas.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 29 Juni 2015

(11)

viii

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

EVALUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN PESANAN KHUSUS DUMP BESI Studi Kasus Pada CV . Karoseri Fajar Mandiri, dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 22 Juni 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 29 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

(12)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yohanes Unggul Setya Jati

Nomor Mahasiswa : 092114073

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EVALUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN PESANAN KHUSUS DUMP BESI Studi Kasus Pada CV . Karoseri Fajar Mandiri)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal29 Juni 2015 Yang menyatakan,

(13)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... viii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PUBLIKASI ... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... xiii

BABIPENDAHULUAN A.LatarBelakangMasalah... 1

B.RumusanMasalah... 2

C.TujuanPenelitian ... 3

D.ManfaatPenelitian... 3

E.SistematikaPenulisan... 3

BABIITINJAUANPUSTAKA A.Biaya... 5

B.Pengambilan keputusan taktis... 16

(14)

xi

B.WaktudanTempatPenelitian... 38

C.SubjekdanObjekPenelitian... 38

D.DatayangDiperlukan... 39

E.TeknikPengumpulanData... 40

F.TeknikAnalisisData... 40

BABVI GAMBARAN UMUM A.Sejarah Berdirinya Perusahaan... 42

B.Status CV . Karoseri Fajar Mandiri... 43

C.Struktur Organisasi... 43

D.TugasBagian Produksi... 46

E.Pemasaran... 47

F.Faktor Pengambilan Keputusan... 47

G.Varian Bak Truck... 48

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 49

B. Analisis Data ... 55

C.Pembahasan ... 66

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan Penelitian ... 70

C. Saran ... 71

(15)

xii

ABSTRAK

EVALUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENERIMAAN ATAU PENOLAKAN PESANAN KHUSUS DUMP BESI Studi Kasus Pada CV . Karoseri Fajar Mandiri

Yohanes Unggul Setya Jati NIM : 092114073 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dalam penerimaan atau penolakan pesanan khusus berdasarkan teori. Penelitian ini dilakukan di perusahaan CV . Karoseri Fajar Mandiri, Yogyakarta.

Jenis Penelitian yang dilakukan yaitu studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan yaitu dengan metode komparasi, membandingkan teknik yang dilakukan oleh perusahaan dengan yang ada di dalam kajian teori dengan dasar teori analisis biaya relevan.

(16)

xiii

ABSTRACT

AN EVALUATION OF THE DECISION OF ACCEPTING OR REJECTING SPECIAL ORDER

A Case Study at CV . Karoseri Fajar Mandiri

Yohanes Unggul Setya Jati NIM : 092114073 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

The aim of this study is to evaluate the decision making process which has made by a company in accepting or rejecting special order. This study is done at CV. Karoseri Fajar Mandiri, Yogyakarta.

The type of the study is case study. The data was taken by having interviews and documentation. The technique used is the comparative method, comparing the technique conducted by the company and on the theories using relevant cost analysis.

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap perusahaan selalu memiliki tujuan yang bermacam-macam, antara lain penguasaan pasar, kembalinya modal dalam jangka waktu tertentu, pencapaian volume penjualan, dan yang terakhir adalah pencapaian laba yang optimal. Dari tujuan perusahaan di atas, tujuan perusahaan yang utama adalah mencapai laba yang optimal.

Biaya merupakan hal yang paling penting bagi perusahaan dalam mencapai laba yang optimal. Seorang manajer membutuhkan informasi yang akurat terutama dalam pengambilan keputusan, supaya mampu menghasilkan laba yang optimal. Dalam pengambilan keputusan, manajemen perlu menentukan harga pokok suatu barang. Penentuan harga pokok suatu barang sangat bermanfaat bagi manajemen dalam menyajikan data yang relevan. Apabila seorang pimpinan salah dalam mengambil keputusan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan.

(18)

Menggunanan pengambilan keputusan pesanan khusus salah satu caranya adalah menggunakan dan memanfaatkan kapasitas barang dan tenaga yang menganggur.

Biaya digolongkan menjadi biaya relevan dan biaya tidak relevan, sehingga dapat diketahui biaya relevan yang sesungguhnya. Setelah biaya dipisah maka ditentukan dengan analisis biaya relevan, berapa biaya diferensialnya dan berapa pendapatan diferensial yang diperoleh perusahaan jika menerima pesanan khusus.

Keputusan penerimaan atau penolakan pesanan khusus adalah alternatif yang harus dihadapi manajemen. Pesanan khusus ini terjadi ketika dalam perusahaan terdapat kapasitas menganggur dan terdapat permintaan dengan harga jual dibawah harga pokok produksi. Jika perusahaan memenuhi pesanan khusus dengan harga sebesar harga pokok produksi, maka perusahaan tidak mendapat laba yang diharapkan. Oleh karena itu manajemen harus mengambil keputusan yang tepat apakah akan menerima atau menolak pesanan khusus dengan analisa biaya relevan.

B. Rumusan Masalah

(19)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai pengambilan keputusan pesanan khusus yang dilakukan oleh perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan CV . Karoseri Fajar Mandiri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh CV. Karoseri Fajar Mandiri untuk dijadikan sebagai masukan kepada perusahaan dalam mempetimbangkan pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai peranan analisis biaya relevan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa serta bahan petimbangan dan acuan untuk penelitian.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

(20)

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas mengenai Biaya, pengambilan keputusan, analisis biaya relevan, pesanan khusus.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, obyek dan subyek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini membahas mengenai sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan, produk perusahaan, pemasaraan produk dan sistem pengambilan keputusan pesanan khusus pada perusahaan CV . Karoseri Fajar Mandiri.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai system pengambilan keputusan pesanan khusus dump truk pada perusahaan CV . Karoseri Fajar Mandiri, menghitung kapasitas menganggur yang terjadi di dalam perusahaan, menggolongkan biaya-biaya ke dalam biaya relevan dan biaya tidak relevan dan hasil penelitian system pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus dalam perusahaan CV . Karoseri Fajar Mandiri.

Bab VI Penutup

(21)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Biaya

1. Pengertian Biaya

Mursyidi (2008: 14) menyatakan bahwa : “Biaya diartikan

sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.”

Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas, terdapat 4 (empat) unsur pokok, yaitu:

a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi b. Diukur dalam satuan uang

c. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Istilah biaya dalam akuntansi, didefinisikan sebagai pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa, pengorbanan mungkin diukur dalam kas, aktiva yang ditransfer, jasa yang diberikan dan lain-lain, hal ini diperkuat oleh pendapat Witjaksono (2006: 6) mengemukakan bahwa: “Biaya adalah suatu pengorbanan sumber daya

(22)

Berdasar dari definisi-definisi di atas tentang biaya maka digunakan akumulasi data biaya untuk keperluan penilaian persediaan dan untuk penyusunan laporan-laporan keuangan di mana data biaya jenis ini bersumber pada buku-buku dan catatan perusahaan. Tetapi, untuk keperluan perencanaan analisis dan pengambilan keputusanan, sering harus berhadapan dengan masa depan dan berusaha menghitung biaya terselubung (imputed cost), biaya deferensial, biaya kesempatan (opportunity cost) yang harus di dasarkan pada sesuatu yang lain dari biaya masa lampau. Oleh sebab itu merupakan persyaratan dasar bahwa biaya harus diartikan dalam hubungannya dengan tujuan dan keperluan penggunaannya sehingga suatu permintaan akan data biaya harus disertai dengan penjelasan mengenai tujuan dan keperluan penggunaannya, karena data biaya yang sama belum tentu dapat memenuhi semua tujuan dan keperluan.

2. Klasifikasi Biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut,

Menurut Mulyadi (2005 : 13), biaya dapat digolongkan menurut : a. Objek pengeluaran.

b. Fungsi pokok dalam perusahaan.

(23)

d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

e. Jangka waktu manfaatnya”.

Uraian dari masing-masing penggolongan biaya adalah sebagai berikut:

a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “Biaya Bahan Bakar”. Contoh penggolongan

biaya atas dasar objek pengeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut : biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, dan biaya zat warna.

b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :

1) Biaya produksi.

(24)

menjadi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan istilah biaya konversi (convertion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi

(mengubah) bahan baku menjadi produk jadi. 2) Biaya pemasaran.

Merupakan biaya-biaya yeng terjadi untuk melaksanakan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian- bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample).

3) Biaya administrasi dan umum.

(25)

c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayainya. Biaya dikelompokkan menjadi dua golongan :

1) Biaya langsung.

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen (direct departemental cost) adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu. 2) Biaya tidak langsung.

(26)

d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi :

1) Biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya semivariabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. 3) Biaya semifixed. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk

tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya dari biaya tetap adalah biaya gaji.

e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua :

(27)

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures). Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut.

Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Penggolongan biaya ini didasarkan pada hubungan biaya dengan : objek pengeluaran; fungsi pokok perusahaan yaitu, biaya produksi, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum; sesuatu yang dibiayai yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung; volume kegiatan yaitu biaya variable, biaya semivariabel, biaya semifixed, biaya tetap; dan jangka waktu manfaatnya yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. 3. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil kegiatan produksi, sehingga memerlukan perhatian yang lebih, baik dalam perencanaannya maupun dalam pengendaliannya. a. Pengertian Biaya Produksi

(28)

mengatakan Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Sedangkan menurut Mulyadi (2001 : 51)” mengemukakan bahwa Biaya produksi meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

b. Jenis-jenis Biaya Produksi

Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar unsur-unsur biaya produksi terdiri dari : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.

1) Biaya bahan baku

(29)

proses produksi, untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya dijual”.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya bahan baku adalah semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah dimana biaya bahan baku ini tidak hanya berupa harga tercantum dalam faktur pembelian saja. Tetapi ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.

2) Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah jasa yang diberikan kepada tenaga kerja langsung oleh perusahaan. Pengertian biaya tenaga kerja langsung menurut Soemarso S. R (2004 : 271) Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya untuk tenaga kerja langsung yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi. Sedangkan menurut M.Munandar (2002 : 25), Biaya tenaga kerja langsung (direct labour) adalah upah yang dibayarkan perusahaan kepada para

tenaga kerja yang secara langsung memproses bahan mentah untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual.

(30)

produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi yang nantinya akan dijual.

3) Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (Soemarso S.R , 2004 : 271). Sedangkan menurut M.Munandar (2002 : 25) Biaya overhead (factory overhead) adalah semua biaya yang terdapat

serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses mengubah bahan mentah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual. Dari uraian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang secara tidak langsung diidentifikasikan pada suatu objek biaya.

4. Metode Penentuan Biaya Produksi

Metode penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi, terdapat dua pendekatan a. Full Costing

Full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang

(31)

maupun tetap. Dengan demikian biaya produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx Biaya overhead pabrik tetap xx

Biaya produksi xx

Biaya produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

b. Variable Costing

Variable costing merupakan metode penentuan biaya produksi

yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian biaya produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx

(32)

B. Pengertian Volume Penjualan

Volume penjualan merupakan bagian dari hasil penjualan produk yang terjual dibandingkan dengan produk yang tersedia. Volume penjualan biasanya berbentuk data numeric atau deretan angka, dimana deretan angka tersebut sering disebut unit.

Menurut Swastha (2001 : 11) Volume penjualan adalah jumlah barang dan atau jasa yang terjual dalam proses pertukaran. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa volume penjualan adalah jumlah barang yang terjual dibanding jumlah barang yang tersedia, sehingga dapat dihasilkan deret angka atau numerik yang dinamakan volume penjualan. Volume penjualan merupakan hasil dari kegiatan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya mencapai sasaran perusahaan yaitu laba. 1. Penjualan

Perusahaan dapat bertahan hidup dari keuntungan yang diperolehnya melalui kegiatan penjualan. Penjualan ini merupakan urat nadi perusahaan yang harus mendapatkan perencanaan dan pengendalian yang baik.

Menurut Swastha (2001 : 7) Penjualan adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.

(33)

penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat sejumlah uang sebagai alat tukar produk tersebut, sebesar harga jual yang disepakati.

Penjualan juga dapat dikatakan sebagai suatu tugas memperkenalkan, mempengaruhi dan memberikan petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan produk barang atau jasa yang ditawarkan, serta mengadakan transaksi atau perjanjian mengenai harga yang menguntungkan kedua belah pihak. Jadi, dalam penjualan tercipta suatu proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dan pembeli. Didalam perekonomian kita, seseorang yang menjual sesuatu akan mendapatkan imbalan berupa uang. Dengan alat tukar berupa uang, orang akan lebih mudah memenuhi segala keinginannya, dan penjualan menjadi lebih mudah dilakukan.

Secara sederhana, transaksi penjualan dapat dilihat sebagai proses pertukaran seperti gambar berikut :

Barang dan Jasa

Uang

Gambar 2.1 Transaksi Penjualan 2. Klasifikasi Transaksi

Menurut Mulyadi (2002 : 457) Penjualan tunai adalah penjualan yang dilaksanakan perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli

(34)

melaksanakan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Selain itu ada beberapa macam klasifikasi transaksi penjualan, menurut La Midjan (2001 : 170 ): a. Penjualan secara tunai, yaitu penjualan yang bersifat cash dan carry.

Pada umumnya terjadi secara konstan, dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan yang dianggap konstan.

b. Penjualan secara kredit, yaitu penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.

c. Sistem tender, yaitu penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memenuhi permintaan pihak pembeli yang membuka tender tersebut. Untuk memenangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur yaitu pemenuhan dokumen tender berupa jaminan tender dan lain-lain, juga harus dapat bersaing dengan pihak lainnya. d. Eksport, yaitu penjualan yang dilakukan dengan pihak pembeli luar

negeri yang mengimpor barang tersebut. Biasanya penjualan eksport memanfaatkan Letter Of Credit (L/C).

e. Penjualan secara konsinyasi, yaitu menjuala barang secara “titipan” kepada pembeli yang juga sebagai penjual. Apabila barang tersebut tidak laku, maka akan kembali ke penjual.

(35)

Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penjualan tunai merupakan penjualan secara kontan, yaitu pembeli wajib melaksanakan pembayaran lebih dahulu sebelum barang atau jasa diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.

3. Dokumen Penjualan

Dokumen yang digunakan dalam aktivitas penjualan menurut Zaki Baridwan (2001 : 8):

a. Order penjualan

Merupakan penghubung antara beragam fungsi, yang diperlukan untuk memproses langganan dengan menyiapkan pesanan penjualan.

b. Nota penjualan barang

Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen bagi pelanggan

c. Perintah penyerahan barang

Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk diserahkan kepada pelanggan setelah adanya pencocokan rangkap slip.

d. Faktur penjualan

(36)

4. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Volume Penjualan

Setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut merupakan faktor yang sangat menentukan akan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Untuk memperolehnya perusahaan harus menciptakan suatu produk yang dapat bersaing dipasaran dan akan digunakan untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan, kegiatan tersebut dinamakan dengan penjualan.

Berhasil atau tidaknya suatu penjualan dikaitkan dengan besar kecilnya biaya produksi. Dalam perusahaan industri biaya produksi merupakan sumber biaya yang paling besar sehingga penekanan biaya dan efisiensi produksi sangat penting agar dapat meningkatkan volume penjualan. Volume penjualan akan berubah jika unsur-unsur biaya produksi mengalami perubahan. Jadi, semakin kecil biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan, semakin besar volume penjualan yang diperoleh perusahaan. Dan sebaliknya semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan maka semakin kecil volume penjualan yang diperoleh perusahaan. Sehingga dikatakan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap volume penjualan.

f. Pengambilan keputusan Taktis

(37)

normal untuk memanfaatkan kapasitas menganggur dan meningkatkan laba tahun ini merupakan suatu contoh. Jadi, beberapa keputusan taktis cenderung bersifat jangka pendek. Namun, harus diperhatikan bahwa keputusan jangka pendek sering kali mengandung konsekuensi jangka panjang. Mari kita pertimbangkan contoh ke dua. Misalkan suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memproduksi suatu komponen daripada membelinya dari para pemasok. Tujuannya adalah untuk menekan biaya pembuatan produk utama dengan segera. Namun keputusan taktis ini mungkin merupakan sebagian kecil dari keseluruhan strategi perusahaan dalam meraih keunggulan biaya. Jadi, keputusan taktis sering kali berupa tindakan berskala kecil yang bermanfaat untuk tujan jangka panjang

Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis (strategic decision making) adalah untuk memilih strategi alternatif sehingga

keunggulan kompetitif jangka panjang dapat tercapai. Pengambilan keputusan taktis harus mendukung tujuan keseluruhan ini, meskipun tujuan langsungnya berjangka pendek (menerima satu pesanan khusus untuk meningkatkan laba) atau berskala kecil (memproduksi sendiri daripada membeli komponen). Jadi, pengambilan keputusan taktis yang tepat berarti bahwa keputusan yang dibuat mencapai tidak hanya tujuan terbatas tetapi juga berguna untuk jangka panjang.

(38)

taktis yang sesuai dengan tujuan strategisnya adalah Hyatt Hotel Corporation. Pada awal tahun 1990-an, biaya yang tinggi telah mengganggu sejumlah kontrak manajemen Hyatt. Karena itu, perlu mengurangi struktur biaya dengan segera. Namun, Hyatt hanya memangkas biaya yang tidak terlalu menjadi perhatian para tamu (misalnya, layanan kamar tidu dan sebutir permen ditaruh diatas bantal). Pelayanan yang menjadi perhatian para tamu bisnis diperluas (misalnya, menyediakan mesin faximil dalam kamar).

1. Model Pengambilan Keputusan Taktis

Bagaimana perusahaan membuat keputusan taktis yang baik? Kita dapat menguraikan dekatan umum bagi pengambilan keputusan taktis. Keenam langkah yang menggambarkan proses pengambilan keputusan yang direkomendasi adalah sebagai berikut:

a. Kenali dan tetapkan masalah

b. Identifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang layak atas masalah tersebut; eliminasi alternatif yang secara nyata tidak layak.

c. Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dnegan setiap alternatif yang layak. Klasifikasi biaya dan manfaat sebagai relevan atau tidak relevan serta eliminasilah biaya dan manfaat yang tidak relevan dari pertimbangan.

d. Hitunglah total biaya dan manfaat relevan masing-masing alternatif inilailah faktor-faktor- kualitatif.

(39)

Keenam langkah ini mendefinisikan model pengambilan keputusan sederhana. model keputusan (decision model) adalah serangkaian prosedur yang, bila diikuti akan membawa kepada suatu keputusan Tabel 2.1 Model Pengambilan Keputusan untuk Masalah Ruangan

Langkah Analisis Keterangan

1 Tetapkan Masalah Meningkatkan kapasitas gudang dan produksi

2 Identifikasi alternatif

1. Membangun fasilitas 2. Sewa fasilitas tambahan 3. Sewa ruang untuk gudang 3 Identifikasi biaya

dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak

Alternatif 4:

Biaya produksi variabel Rp 3.450.000.000

Sewa gudang Rp 1.350.000.000 Alternatif 5: Harga beli Rp 4.600.000.000

5 Nilai faktor-faktor 1. Kualitas pemasok eksternal 2. Realibilitas pemasok eksternal 3. Stabilitas harga

4. Hubungan ketenagakerjaan dan citra masyarakat

6 Buat keputusan Sewa gudang Sumber: Hansen dan Mowen (2005: 268)

Keterangan:

1) Langkah 1: Menetapkan Masalah

(40)

Tidwell mengakui kebutuhan tambahan ruangan untuk gudang, kantor, dan produksi cetakan plastik. Luas ruangan yang dibutuhkan, alasan kebutuhan, dan bagaimana tambahan ruangan itu akan dimanfaatkan merupakan dimensi penting dari masalah tersebut. Namun, masalah utamanya adalah bagaimana memperoleh tambahan ruangan tersebut.

2) Langkah 2: Mengidentifikasi Alternatif

Langkah kedua adalah membuat daftar dan mempertimbangan solusi yang layak. Tidwell products mengidentifikasi solusi berikut:

a) Membangun fasilitas sendiri dengan kapasitas yang cukup untuk mengatasi kebutuhan saat ini dan yang dapat diperkirakan.

b) Sewa fasilitas yang lebih besar

c) Sewa fasilitas tambahan yang mirip dengan yanga ada saat ini d) Sewa gedung tambahan yang akan dimanfaatkan sebagai

gudang, dengan demikian menyediakan ruang untuk ekspansi produksi.

e) Memanfaatkan ruangan yang tersedia untuk mengatasi masalah ruangan.

(41)

Pada langkah ketiga, biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak diidentifikasi. Pada tahap ini, berbagai biaya yang benar-benar tidak relevan dapat dieliminasi dari pertimbangan. Akuntan manajemen bertanggungjawab atas pengumpulan data yang diperlukan.

4) Langkah 4: Menghitung Total Biaya dan Manfaat yang Relevan untuk Setiap Alternatif yang Layak

Kita sekarang tahu bahwa alternatif 4, yaitu terus memproduksi secara internal dan melease ruangan tambahan dan sementara alternatif 5 yaitu membeli dari luar dan memanfaatkan ruangan sendiri.

5) Langkah 5: Menilai Faktor-faktor Kualitatif

Meskipun biaya dan pendapatan yang berhubungan dengan laternatif adalah penting, namun keduanya belum mampu menjelaskan secara keseluruhan. Faktor-faktor kualitatif dapat secara nyata mempengaruhi keputusan manajer. Faktor-faktor kualitatif merupakan faktor yang sulit dinyatakan dalam angka. 6) Langkah 6: Membuat Keputusan

(42)

2. Aplikasi Pengambilan Keputusan a. Keputusan Membuat atau Membeli

Manager seringkali dihadapkan dengan keputusan apakah harus membuat atau membeli komponen yang digunakan dalam produksi. Sesungguhnya, manajemen secara periodik harus mengevaluasi keputusan masa lalu yang berkaitan dengan produksi. Kondisi-kondisi yang menjadi dasar pembuatan keputusan sebelumnya mungkin telah berubah dan akibatnya pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan Tentu saja, evaluasi periodik bukanlah satu-satunya sumber dari keputusan membuat atau membeli.

Masalah dan alternatif yang layak telah dapat diidentifikasi. Karena jangkauan keputusan hanya satu periode maka tidak diperlukan perhatian terhadap biaya pemulihan secara periodik. Kalkulasi biaya relevan secara khusus dapat berguna untuk analisis jangka pendek. Kita hanya perlu mengidentifikasi biaya relevan, menjumlahkannya, dan menetapkan pilihan.

b. Keputusan Meneruskan atau Menghentikan

(43)

segement. Namun, sementara laporan segment menyediakan informasi berharga untuk keputusan meneruskan ataua mengehentikan, kalkulasi biaya relevan menggambarkan bagaimana informasi tersebut harus digunakan agar sampai pada suatu keputusan.

c. Keputusan Menjual atau Memproses Lebih Lanjut

Produk gabungan (joint products) memiliki proses yang umum dan biaya produksi sampai pada titik split off. Pada titik tersebut, mereka dapat dibedakan. Sebagai contoh, mineral tertentu seperti tembaga dan emas mungkin terkandung dalam suatu biji besi tertentu. Biji besi tersebut harus ditambang, dihancurkan, dan diolah sebelum tembaga dan emas dipisahkan. Saat pemisahan inilah yang disebut titik split off. Biaya penambangan, penghancuran, dan pengolahan berlaku untuk kedua produk.

d. Keputusan Pesanan Khusus

Keputusan Khusus Manajer meliputi beraneka ragam bidang dan jangka waktu. Menurut definisi keputusan khusus akan terjadi kurang teratur dibandingkan dengan keputusan rutin

Keputusan pada analisis ini bertujuan mengambil keputusan pada pesanan khusus. Pesanan khusus adalah pesanan yang mempunyai harga jual lebih rendah jika dibandingkan dengan harga jual produk yang sama kepada pelanggan umum

(44)

Pesanan-pesanan seperti ini sering kali menarik, khususnya ketika perusahaan sedang beroperasi dibawah kapasitas produktif maksimumnya.

Sebagai contoh, misalkan sebuah perusahaan ice cream sedang beroperasi pada tingkat 80% dari kapasitas produktifnya. Perusahaan tersebut memiliki kapasitas 20 juta unit galon ukuran setengah. Perusahaan hanya memproduksi ice cream premium. Total biaya yang berkaitan dengan pembuatan dan penjualan 16 Juta unit adalah sebagai berikut pada Tabel 2.2 hal 22.

Tabel 2.2 Total Biaya Perusahaan Es Krim

Biaya variable: Total ($) Biaya perunit ($)

Komposisi susu 11.200 0,7

Total biaya variabel 24.000 1,5

Biaya Tetap

(45)

Suatu distributor es krim wilayah lain yang biasanya tidak dilayani oleh perusahaan menawarkan pembelian 2 juta unit dengan harga $1,55 per unit. Distributor tersebut akan menggunakan label mereknya sendiri. Distributor juga setuju untuk membayar biaya transportasi. Karena distributor berhubungan langsung ke perusahaan, maka tidak ada komisi penjualan. Sebagai manajer perusahaan es krim tersebut, apakah akan menerima pesanan ini atau menolaknya?

Penawaran harga sebesar $1,55 ini berada di bawah harga jual normal sebesar $2 kenyataannya, harga tersebut bahkan berada dibawah total biaya per unit. Walaupun demikian, menerima pesanan tersebut mungkin menguntungkan. Perusahaan memiliki kapasitas menganggur, dan pesanan tersebut tidak akan mengganti unit-unit lain yang sedang diproduksi untuk dijual dengan harga normal. Selain itu, banyak dari biaya tersebut yang tidak relevan; biaya tetap akan selalu muncul tanpa memperhatikan apakah pesanan diterima atau ditolak.

(46)

Analisis biaya relevan dapat diikhtisarkan sebagai berikut: Tabel 2.3 Perbandingan Perhitungan Rugi-Laba yang diramalkan.

Menerima Menolak Manfaat

Diferensial Bila Menerima

Pendapatan $3.100.000 - $3.100.000

Komposisi susu -1.400.000 - -1.400.000

Gula -200.000 - -200.000

Sumber: Hansen and Mowen (2005: 283)

Kita melihat bahwa untuk perusahaan ini, menerima pesanan khusus akan menaikan laba sebesar $200.000 ($0,10 x 2.000.000). 1) Hansen dan Mowen (2005: 282-283) menjelaskan bahwa

langkah-langkah dalam mengambil keputusan pesanan khusus yaitu; a) Penentuan total kapasitas menganggur

Cara untuk menentukan total kapasitas menganggur yaitu volume produksi normal selama satu bulan dikurangi volume produksi yang sesungguhnya. Contoh, pada umumnya perusahaan membangun pabriknya dengan kapasitas yang mampu memenuhi permintaan pasar tertinggi beberapa tahun yang akan datang.

(47)

memiliki kapasitas menganggur, yang seringkali mendorong manajemen puncak untuk mempertimbangkan penetapan harga jual dibawah harga jual normal. Tentu saja penetapan harga jual yang demikian hanya diterapkan pada pesanan khusus yang tidak berdampak terhadap penjualan yang reguler.

b) Penentuan biaya relevan dan tidak relevan 1. Biaya Relevan

Biaya relevan menurut RA. Supriyono (2002:389) meliputi semua biaya yang akan terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan, karena itu biaya tersebut harus dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan tertentu.”. Data-data historis

atau data masa lalu tidak punya hubungan langsung dengan keputusan. Data historis mungkin bisa`membantu dalam merumuskan ramalan, tetapi angka-angka masa lalu sama sekali tidak relevan dengan keputusan itu sendiri, karena angka-angka tersebut bukanlah data yang diharapkan di waktu mendatang, yang harus digunakan oleh manajer dalam membuat keputusan yang jitu. Keputusan akan mempengaruhi masa depan.

(48)

sebagai pedoman untuk meramal, namun data tersebut tidaklah relevan dengan keputusan itu sendiri. Namun hasil ramalan ini menjadi masukan atau input pada model keputusan, yaitu metoda untuk membuat pilihan

Analisis ini secara implisit menggunakan biaya masa lalu untuk mengestimasi biaya masa depan. Meskipun biaya masa lalu tidak pernah menjadi biaya relevan, biaya-biaya tersebut seringkali digunakan untuk memprediksi jumlah biaya masa depan (Hansen dan Mowen, 2005: 339).

Terdapat dua kriteria penting agar suatu jenis biaya dapat dikelompokan sebagai biaya relevan (Rudiyanto, 2006: 65) yaitu:

a. Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan

Biaya relevan bukanlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan di masa lalu atau biaya historis, tetapi merupakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa datang. Dalam memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa datang perusahaan bisa menggunakan biaya historis.

(49)

proyek tertentu dan biaya historis itu sendiri tidak relevan dengan keputusan yang diambil. Karena itu, sunk cost yaitu biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah dengan keputusan apapun, baik saat ini maupun yang akan datang tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan.

b. Biaya tersebut berbeda diantara sejumlah alternative Biaya yang akan dikeluarkan di masa datang harus merupakan biaya yang berbeda di antara berbagai alternatif. Jika biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa datang tidak memberikan perbedaan di antara berbagai alternatif yang ada maka biaya tersebut tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan, misalnya biaya deperesiasi aktiva tetap untuk bulan depan dimana proyek akan dilaksanakan.

2. Biaya Tidak Relevan

Biaya tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.

a. Biaya Masa Lalu

(50)

b. Biaya Terbenam

Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat kembali. Contoh: kelebihan nilai buku atas nilai sisa, supervisor pabrik, penyusutan.

c. Biaya masa depan yang diharapkan yang tidak berbeda c) Penentuan Total Pendapatan Diferensial, Biaya Diferensial,

Laba Diferensial Pesanan Khusus (special order pricing) dengan Menggunakan Analisis Biaya Relevan

Dalam fungsi manajemen pembuat keputusan merupakan salah satu fungsi pokok, sehingga memerlukan informasi untuk pembuat keputusan, atau lebih khusus lagi untuk menentukan dampak terhadap laba yang akan diakibatkan oleh setiap alternatif.

Informasi yang relevan penting bagi manajer untuk melakukan analisis diferensial. Analisis diferensial adalah proses estimasi atas konsekuensi dari tindakan-tindakan alternatif yang diambil oleh pengambil keputusan.

1) Pendapatan Diferensial

(51)

berbagai alternatif yang mungkin dipilih bukan pendapatan diferensial.

Tabel 2.4 Perbedaan Pendapatan Diferensial dan Bukan Pendapatan Diferensial Bukan Pendapatan

Diferensial

Sumber: Hansen and Mowen (2005: 280) 2) Laba Diferensial

Menurut Supriyono (2000:275) Laba diferensial adalah laba yang akan datang yang berbeda diantara berbagai macam alternatif yang mungkin dipilih. Perusahaan terkadang berada dalam posisi untuk menerima pesanan khusus, perusahaan akan memproduksi produk yang dimodifikasi dan dijual dengan harga lebih murah dari produk biasa namun tetap melebihi biaya diferensialnya. Biaya diferensial dari suatu pesanan biasanya dihitung pada biaya variabelnya saja, namun tidak semua biaya variabel dikeluarkan untuk menghasilkan pesanan khusus sehingga biaya tersebut menjadi tidak relevan dalam pengambilan keputusan.

(52)

relevan dan akan dipertimbangkan dalam proses analisis jika biaya tetap tersebut diperkirakan akan meningkat di masa depan. Jika pesanan khusus meningkatkan aktifitas ke level dimana dibutuhkan tambahan pengawasan, gedung pabrik, peralatan dan perlengkapan, asuransi, pajak properti, maka biaya tetap menjadi relevan.

Secara umum, pesanan khusus dapat diterima apabila: 1. Tambahan penghasilan melebihi tambahan biaya 2. Terdapat fasilitas menganggur yang lebih

menguntungkan jika digunakan

3. Pesanan khusus tidak akan mengganggu pasar produk regular.

(53)

Tabel 2.5 perbandingan perhitungan Rugi-Laba yang Diramalakan dengan Menggunakan Analisis Biaya Relevan

Perusahaan X

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember20XX keterangan Tanpa

Sumber: Hansen and Mowen (2005: 283)

(54)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian di “CV. Karoseri Fajar Mandiri tahun 2014” sehingga hasil penelitian dan kesimpulan yang dibuat hanya berlaku bagi “CV. Karoseri

Fajar Mandiri”.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu mulai dari bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di “CV. Karoseri Fajar Mandiri” yang

beralamat di jalan wonosari km 10 Sampaan Tegaltirto Berbah Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subyek yang diteliti

(55)

e) Manajer

2. Obyek yang akan diteliti : a. Biaya variabel b. Biaya Tetap c. Biaya semivariabel d. Total volume produksi e. Total pesanan khusus f. Harga pokok produksi g. Pengambilan keputusan

D. Data yang Diperlukan

1. Data gambaran umum perusahaan 2. Proses pengambilan keputusan

3. Data pesanan khusus dalam satu bulan 4. Data volume produksi dalam satu bulan 5. Data biaya produksi selama satu bulan 6. Data biaya non produksi selama satu bulan

(56)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan kepada pihak-pihak yang terkait untuk memperoleh data mengenai gambaran umum perusahaan. Seperti data pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan yang lalu.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh data dari sumber catatan atau arsip perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Seperti data pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan yang lalu.

F. Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode komparasi. Menurut Basirun (2011:1) Penelitian komparasi adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui dan atau menguji perbedaan dua kelompok atau lebih. Penelitian komparasi bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian antara dua kelompok penelitian.

(57)

oleh perusahaan dengan yang ada di teori sebagai berikut: 1. Membandingkan penentuan total kapasitas menganggur 2. Membandingkan penentuan biaya relevan dan tidak relevan

3. Membandingkan penentuan total pendapatan diferensial dan biaya diferensial pesanan khusus (special order pricing) dengan Analisis Biaya Relevan

4. Pengambilan keputusan yang dibuat oleh perusahaan dikatakan tepat jika pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan sama dengan yang ada di dalam teori

(58)

42

BAB IV

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan CV. KAROSERI FAJAR MANDIRI

CV. Karoseri Fajar Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan bak truck. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2000 oleh Bp. Jakup Wangsonegoro. Awal CV. Karoseri Fajar Mandiri beralamat di jalan wonosari km 10 Sampaan Tegaltirto Berbah Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekarang CV. Karoseri Fajar Mandiri hanya memproduksi varian Bak Truck. Seiring berjalannya waktu, ditahun 2002 mulai berkembang dengan pembuatan bak terbuka untuk kendaraan kecil seperti pick up. Di tahun 2003 dilakukan variasi baru pembuatan bak truck kayu untuk kendaraan truck yang memuat pasir/kayu.

Pada tahun 2005 lokasi CV. Karoseri Fajar Mandiri memperluas lahan menjadi 1.250m. Kemajuan perusahaan ini terus meningkat yang ditandai dengan berbagai macam produk yang dihasilkan CV. Karoseri Fajar Mandiri yaitu variasi bak truck, pembuatan bak terbuka untuk kendaraan kecil seperti pick up, bak truck kayu dan produksi bak truck varian besi. Keberhasilan CV. Karoseri Fajar Mandiri tidak berhenti sampai disini saja, pada tahun 2007 sampai sekarang ini produksi barang bertambah dengan pembuatan box, dump truck, bak engkel untuk mengangkut gas lpg.

(59)

masa. Selain itu perusahaan ini juga menerima pesanan-pesanan khusus, seperti dump truk ukuran Kalimantan, dump truck pengangkut ayam, dump truck pengangkut lpg dan dump truk dengan segala ukuran dan variasinya.

B. Status CV . Karoseri Fajar Mandiri

Dari data perijinan yang saya peroleh CV . Karoseri Fajar Mandiri merupakan perusahaan yang berstatus kantor tunggal. Perusahaan ini tidak memiliki anak cabang dikarenakan untuk menjaga citra CV . Karoseri Fajar Mandiri agar tetap baik dan dipercaya oleh konsumen. CV . Karoseri Fajar Mandiri adalah perusahaan perseorangan dengan penanggung jawab Bp. Jakup Wongsonegoro. Adapun kegiatan utama yaitu karoseri bak truck. Selain itu CV . Karoseri Fajar Mandiri sudah dapat rekomendasi karoseri dari dinas LLAJR Prop.DIY no. 551/2548. Hal tersebut membuktikan bahwa CV . Karoseri Fajar Mandiri adalah perusahaan legal sehingga apa yang dilakukan oleh CV . Karoseri Fajar Mandiri dapat dipertanggung jawabkan ke badan hukum. Berarti bahwa masyarakat tidak perlu ragu lagi untuk menjadi calon konsumen CV . Karoseri Fajar Mandiri.

C. Struktur Organisasi CV . Karoseri Fajar Mandiri

CV. Karoseri Fajar Mandiri mempunyai struktur Organisasi yaitu:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi CV. Karoseri Fajar Mandiri DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR

MANAJER PEMASARAN MANAJER PRODUKSI

SEKRETARIS

(60)

Sumber: CV. Karoseri Fajar Mandiri

Tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam struktur organisasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Direktur

Direktur adalah orang yang berwenang merumuskan dan menetapkan suatu kebijaksanaan program umum perusahaan atau organisasi sesuai dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan yang serupa seperti dewan komisaris.

Tugas Direktur:

a. memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan

b. memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer)

c. menyetujui anggaran tahunan perusahaan

d. menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan

2. Wakil Direktur

(61)

Tugas Wakil Direktur:

a. Mengkoordinasi manajer-manajer bidang dalam menjalankan fungsinya

b. Mengkoordinasi Manajer pengkaderan dalam peningkatan kualitas dan kuantitas anggota

c. Membantu Direktur dalam menjalankan tugas-tugasnya d. Menjadi teladan yang baik bagi pengurus

e. Memotivasi pengurus yang lain. 3. Sekretaris

Sekretaris adalah orang yang mempunyai tugas yang sangat berkaitan dengan kegiatan tulis menulis, atau kegiatan catat-mencatat dari suatu kegiatan perkantoran atau perusahaan.

Tugas sekretaris:

a. Mengonsep surat perjanjian kerjasama dengan relasi atau instansi luar

b. Menyusun surat rahasia (confidential) c. Menyusun acara pertemuan bisnis. 4. Manajer Pemasaran

(62)

Tugas Manajer Pemasaran:

a. Mendapatkan pelanggan atau konsumen b. Mempertahankan pelanggan seumur hidup

c. Menanggapi perubahan lingkungan termasuk persaingan. 5. Manajer Produksi

Manajer Produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan.

Tujuan Manajer Produksi:

a. Merancang system produksi

b. Mengoperasikan suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan.

D. Tugas bagian Produksi CV . Karoseri Fajar Mandiri

Tugas masing-masing bagian Produksi CV. Karoseri Fajar Mandiri tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagian Desain

Pembuatan rencana atau desain produk yang akan di produksi dalam skala besar atau pun kecil serta pesanan-pesanan khusus.

2. Bagian PPIC (Production Planning Inventory Control)

(63)

Melakukan pembuatan produk sesuai perencanaan dengan cara pengelasan untuk pembuatannya sebelum diserahkan pada bagian pengecatan.

4. Bagian Pengecatan

Melakukan persiapan pengecatan, mulai dari pendempulan, pengampelasan, pengecatan, sampai pengomponan, sehingga siap diserahkan pada bagian finising.

5. Bagian Finising

Mempersiapkan kendaraan yang akan keluar dalam kondisi yang rapi dan bersih, melakukan pengetesan fungsi dari produk yang dihasilkan, melakukan pemasangan pada kendaraan, membantu menjaga kebersihan tempat kerja.

E. Wilayah Pemasaran CV . Karoseri Fajar Mandiri

CV. Karoseri Fajar Mandiri ini memasarkan produksinya di daerah - daerah terdekat yaitu:

1. Yogyakarta 2. Jawa Tengah

F. Faktor Pengambilan Keputusan CV . Karoseri Fajar Mandiri

CV. Karoseri Fajar Mandiri ini mempunyai faktor – faktor dalam pengambilan keputusan dalam menghadapi produk pesanan yaitu:

(64)

5. System pembayaraan 6. Tenaga kerja

G. Varian Bak Truck CV . Karoseri Fajar Mandiri

1. CV. Karoseri Fajar Mandiri mempunyai varian bak truck yaitu:

Gambar 3.1 Varian Bak Truck CV. Karoseri Fajar Mandiri Sumber: CV. Karoseri Fajar Mandiri

2. Macam – macam varian bak truck a. Bak truck kayu

1) Bak truck rangka kayu 2) Bak truck rangka besi b. Dump truck besi

1) Dump truck angkutan pasir

(65)

49

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Diskriptif data

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus sudah tepat dalam studi kasus pada CV. Karoseri Fajar Mandiri. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis mengumpulkan informasi mengenai langkah-langkah pengambilan keputusan yang terjadi di dalam perusahaan seperti di bawah ini. Manajemen CV. Karoseri Fajar Mandiri secara terus menerus menghadapi masalah mengklasifikasian biaya relevan dan tidak relefan dalam pengambilan keputusan, salah satunya mengenai keputusan menerima atau menolak pesanan khusus.

1. Kapasitas Mengaggur

Pada bulan April 2014 perusahaan Karoseri Fajar Mandiri mendapatkan tawaran pesanan khusus sebuah toko. Perusahaan mendapatkan 2 pesanan khusus berupa dump besi besar, seperti tabel 5.1 dibawah ini.

Tabel 5.1 Harga Pesanan Khusus Pada bulan April 2014

Bulan Jumlah pesanan Harga

April 2 Rp. 50.000.000,

Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri

(66)

berada dibawah harga pesanan reguler. Perusahaan melihat data-data volume produksi yang terjadi diperusahaan seperti tabel dibawah ini;

Tabel 5.2 Volume Produksi Normal dan Produksi Sesungguhnya Pada Bulan April 2014

Bulan Vol Prod Normal (unit)

Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri

Jika perusahaan memiliki kapasitas menganggur dalam bulan April 2014, maka perusahaan mempertimbangkan pesanan khusus tersebut untuk diterima.

2. Biaya-biaya yang Digunakan oleh Perusahaan

Setelah melihat kapasitas menganggur yang terjadi diperusahaan, manajer perusahaan melihat biaya yang terjadi diperusahaan selama sebulan, karena harga yang diminta oleh toko tersebut berada dibawah harga pasar atau pesanan reguler. Jadi manajer melihat data biaya produksi dan non produksi sebagai bahan pertimbangan kedua bagi manajer perusahaan. Seperti didalam tabel dibawah ini;

a. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku diartikan oleh perusahaan sebagai biaya tetap. Semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak biaya bahan baku yang dikeluarkan. Adapun biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan Rp 33.750.000 per unit sehingga pada bulan April 2014 sebesar Rp 135.000.000.

(67)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung diartikan oleh perusahaan sebagai pembayaran upah karyawan yang terkait langsung dengan kegiatan produksi. Biaya tenaga kerja langsung ini dimasukan oleh perusahaan ke dalam biaya tetap. Semakin banyak produk yang dihasilkan, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja langsung juga semakin banyak. Upah tenaga kerja dibayarkan sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan oleh karyawan Rp 4.950.000 per unit. Adapun biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan pada bulan April 2014 yaitu sebesar Rp 19.800.000.

3. Biaya Overhead Pabrik

(68)

Dari ketiga biaya overhead pabrik diatas dapat dilihat dalam tabel 5.3 dibawah ini:

Tabel 5.3 Biaya Overhead Pabrik Bulan April 2014

Bulan

Jumlah

produksi Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya listrik Biaya penyusutan mesin Januari 6 Rp 500,000.00 Rp 4,450,200.00 Rp 200,000.00 Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri

4. Biaya Pemasaran

Menurut perusahaan komponen yang termasuk dalam biaya pemasaran yaitu biaya promosi dan biaya pameran. Disini perusahaan memasukan semua biaya kedalam biaya variable. Total biaya administrasi sebesar Rp 800.000 pada bulan April 2014 sehingga biaya per unit yaitu Rp 200.000.

5. Biaya Administrasi

(69)

sehingga biaya per unit yaitu sebesar Rp 825.000. Dari kelima biaya diatas dapat dilihat dalam tabel 5.4 dibawah ini:

Tabel 5.4 Biaya Produksi Bulan April 2014

Biaya Produksi:

Biaya Bahan Baku Rp 135,000,000.00

Biaya Tenaga Kerja Langsung:

Tabel 5.5 Biaya Non Produksi Bulan April 2014

Biaya Non Produksi: Jumlah

Biaya Adm dan Umum: Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri

(70)

Tabel 5.6. Perbandingan Antara Harga Pokok Produksi, Harga Normal, dan Harga yang Dikenakan Pada Pesanan Khusus Bulan April 2014

Bulan

Pesanan Khusus Harga normal per unit Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri

Setelah itu perusahaan melakukan perhitungan biaya jika seandainya perusahaan menerima pesanan khusus tersebut.

Dalam tahap ini perusahaan menerima pesanan khusus karena berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan harga per unit dump besi masih dibawah harga pesanan khusus oleh karena itu perusahaan menerima pesanan khusus. Seperti yang dilihat dalam tabel 5.7 di bawah ini.

Tabel 5. 7

Perhitungan Biaya Per Unit Selama Bulan April 2014

Biaya Produksi: Per Unit Per Bulan

Biaya Bahan Baku Rp 33,750,000.00 Rp 135,000,000.00

Biaya Tenaga Kerja Langsung:

(71)

Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri

Harga pesanan khusus yang ditawarkan oleh toko tersebut pada bulan April 2014 sebesar Rp 50.000.000 yang masih berada di atas biaya per unit yang telah dihitung oleh perusahaan ini yang dijadikan pertimbangan terakhir oleh perusahaan untuk menerima atau menolak pesanan khusus.

Setelah melihat dari ketiga pertimbangan diatas, perusahaan akhirnya menerima pesanan khusus tersebut karena harga per unit dump besi yang diminta masih dibawah harga pesanan khusus.

B. Analisis Data

Dengan menggunakan teknik komparasi, maka peneliti menilai pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus yang terjadi di perusahaan dengan teori Hansen dan Mowen (2005: 282-283) dengan cara membandingkan langkah-langkah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dengan yang ada di teori sebagai berikut:

1. Penentuan Total Kapasitas Menganggur a. Berdasarkan teori

(72)

b. Berdasarkan yang Terjadi di Perusahaan

Setiap bulannya perkembangan volume penjualan selalu berubah, hanya saja jumlah tersebut masih dibawah jumlah kapasitas penuh yang dimiliki oleh perusahaan. Terlihat dalam tabel 5.8 dibawah ini:

Tabel 5.8 Volume Produksi Normal dan Produksi Sesungguhnya pada Bulan April 2014

Bulan Vol Prod Normal (unit)

Vol Prod Sesungguhnya (unit)

April 6 4

Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri

(73)

Seperti dalam tabel 5.9 dibawah ini:

Tabel 5.9 Perhitungan Total Kapasitas Menganggur Pada Bulan April 2014 Bulan Vol Prod Normal

(unit)

Sumber : CV. Karoseri Fajar Mandiri

Perusahaan masih memiliki kapasitas menganggur yang langkah pertama yang diambil oleh perusahaan dengan menghitung total kapasitas menganggur yaitu sama dengan teori.

2. Penentuan Biaya Relevan dan Tidak Relevan a. Berdasarkan Teori

(74)

masing-biaya masa depan terdapat pada lebih dari satu alternatif, maka biaya tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya demikian disebut biaya tidak relevan.

Biaya dipisahkan ke dalam biaya relevan dan tidak relevan, karena ini akan memudahkan dalam melakukan analisa. Biaya relevan inilah yang akan berbeda apabila ada pesanan khusus didalam perusahaan. Biaya relevan adalah biaya yang akan berubah pada alternatif keputusan yang berbeda.

Terdapat dua kriteria penting agar suatu jenis biaya dapat dikelompokan sebagai biaya relevan (Rudiyanto, 2006: 65) yaitu:

1) Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan 2) Biaya tersebut berbeda diantara sejumlah alternatif

Biaya yang terjadi pada CV. Karoseri Fajar Mandiri tahun 2014 dapat digolongkan berdasarkan perilakunya menjadi biaya tetap dan biaya variabel:

1) Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku merupakan biaya relevan karena biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan.

Gambar

Gambar 2.1  Transaksi Penjualan
Tabel 2.1 Model Pengambilan Keputusan untuk Masalah Ruangan
Tabel 2.2 Total Biaya Perusahaan Es Krim
Tabel 2.3 Perbandingan Perhitungan Rugi-Laba yang diramalkan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Analisis biaya diferensial, khususnya pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, menunjukkan bahwa biaya

Perusahaan dapat menggunakan analisis biaya relevan untuk membantu dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus.. Keputusan perusahaan untuk menolak

Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus Dengan Menggunakan Biaya Relevan Sebagai Upaya Meningkatkan Laba Perusahaan keputusan atas beberapa pesanan

Tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah untuk melakukan analisis penetapan harga dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus pada UMKM

Walaupun perusahaan menerima pesanan khusus dari pelanggan tertentu, hendaknya dalam pengambilan keputusan tetap menggunakan alat bantu seperti analisis biaya

Pemisahan biaya ini diperlukan dalam mempertimbangkan suatu keputusan terutama yang berkaitan dengan biaya, dalam memperhitungkan untuk menerima atau menolak suatu pesanan khusus

Ada kalanya perusahaan memperoleh pesanan penjualan dengan harga khusus (missal lebih rendah dari harga jual normal). Untuk mengambil keputusan menerima atau menolah pesanan

Selama ini perusahaan tidak mempunyai perhitungan khusus ketika memutuskan untuk menerima atau menolak pesanan khusus, maka dalam mengatasi masalah