• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perencanaan Agregat untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Genteng Victoria Multiline pada PT. CISANGKAN di Cijerah-Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perencanaan Agregat untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Genteng Victoria Multiline pada PT. CISANGKAN di Cijerah-Bandung."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Perencanaan agregat merupakan faktor penunjang yang sangat penting untuk kelancaran produksi. Dengan adanya perencanaan agregat yang baik, diharapkan proses produksi dapat berjalan dengan lancar, permintaan produk perusahaan akan dapat terpenuhi sesuai permintaan, dan menghindari pemborosan biaya, terutama biaya tenaga kerja dan persediaan. Dengan demikian, maka sebuah perusahaan harus mempunyai perencanaan produksi yang baik sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Perusahaan sebaiknya memiliki suatu perencanaan produksi dikarenakan jumlah permintaan produk yang berfluktuasi. Sebelum menetapkan suatu rencana produksi, perusahaan harus melakukan peramalan permintaan pada masa yang akan datang. Metode peramalan yang sesuai pada penulisan skripsi ini adalah trend linier. Hal ini dikarenakan dengan metode trend linier, tingkat pengukuran kesalahan peramalannya paling kecil dibandingkan dengan metode peramalan yang lain.

Penelitian ini dilakukan di PT. CISANGKAN untuk memberi gambaran mengenai penerapan strategi perencanaan agregat dalam meningkatkan efisiensi produksi genteng, khususnya produksi genteng Victoria Multiline. Salah satu tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui, apakah kebijakan yang dilakukan perusahaan selama ini dalam melakukan produksi itu sudah dengan biaya yang minimal, atau adakah alternatif lain yang dapat menghasilkan biaya yang lebih kecil, sehingga dapat dicapai efisiensi biaya dalam proses produksi.

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ………i

Kata Pengantar………ii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel………x

Daftar Gambar...………..xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…...…………...………1

1.2 Identifikasi Masalah…..………..……….5

1.3 Tujuan Penelitian………...………...7

1.4 Keguanaan Penelitian………...………8

1.5 Kerangka Pemikiran………...………..9

1.6 Metode Penelitian………...………16

1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian………..…………...17

1.8 Sistematika Pembahasan………..………..17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi………20

(3)

2.3 Pengertian dan Perencanaan Agregat……….22

2.3.1 Pengertian Agregat……….22

2.3.2 Pengertian Perencanaan Agregat………23

2.3.3 Tujuan Perencanaan Agregat………..24

2.3.4 Karakteristik Perencanaan Agregat………25

2.3.5 Strategi Perencanaan Agregat……….26

2.3.6 Komponen Biaya dalam Perencanaan Agregat………..27

2.4 Hubungan Perencanaan Produksi dan Perencanaan Kapasitas…………...…29

2.5 Peramalan………31

2.5.1 Pengertian Peramalan……….31

2.5.2 Teknik Peramalan………...32

2.5.3 Pengukuran Ketelitian dalam Peramalan………37

BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan………40

3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas………42

3.2.1 Struktur Organisasi……….42

3.2.2 Uraian tugas………44

3.3 Produk Perusahaan………..49

3.4 Proses Produksi………...…51

3.5 Kegiatan Lain Perusahaan………..59

(4)

3.5.2 Sumber Daya Manusia………....60

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 4.1 Data Penjualan Produk………....62

4.2 Data Jam Kerja Normal………..67

4.3 Data Hari Kerja Normal………..68

4.4 Data Lain-Lain………69

4.5 Biaya-Biaya Perencanaan Agregat……….69

4.6 Peramalan Data Penjualan………..71

4.6.1 Moving Average 3 Bulan………71

4.6.2 Single Exponential Smoothing α = 0.5………75

4.6.3 Trend Linier……………….78

4.6.4 Pengukuran Kesalahan Peramalan………..80

4.6.5 Perencanaan Agregat dengan Kebijakan Perusahaan……….83

4.7 Penyusunan Perencanaan Agregat………..87

4.7.1 Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Strategi Angkatan Tenaga Kerja Merata dan Persediaan Awal Sama dengan Persediaan akhir………..………...88

4.7.2 Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Strategi Angkatan Kerja Merata dan Memperhatikan Safety Stock………….92

(5)

4.7.4 Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Strategi Pengejaran dan Persediaan Awal Sama dengan Persediaan Akhir..………...100 4.7.5 Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Strategi Pengejaran

dan Memperhatikan Safety Stock………………..104 4.8 Analisis Perncanaan Agregat dalam Upaya Meminimalkan Biaya………..108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………...110 5.2 Saran...………..111 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN  

 

 

 

 

 

 

 

 

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Produksi dan Permintaan tahun 2007……….6

Tabel 4.1 Permintaan Genteng Tahun 2007-2008………62

Tabel 4.2 Indeks Musim………...…65

Tabel 4.3 Jam Kerja Normal per Hari………...67

Tabel 4.4 Hari Kerja Normal Tahun 2009………68

Tabel 4.5 Peramalan dengan Metode Moving Average 3 bulan………...72

Tabel 4.6 Peramalan dengan Metode Single Eksponential Smoothing dengan α = 0,5……….75

Tabel 4.7 Peramalan dengan Metode Trend Linear……….78

Tabel 4.8 Pengukuran Kesalahan Peramalan………81

Tabel 4.9 Hasil Peramalan Tahun 2009 dengan Metode Trend Linear…………82

Tabel 4.10 Keseluruhan Biaya Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Strategi Tenaga Kerja Merata yang Selama Ini Dijalankan Perusahaan………...…85

(7)

Tabel 4.12 Keseluruhan Biaya Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Strategi Tenaga Kerja Merata dan Persediaan Awal Sama Dengan Persediaan Akhir………..90 Tabel 4.13 Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Strategi Tenaga Kerja

Merata dan Persediaan Awal Sama Dengan Persediaan Akhir………...91 Tabel 4.14 Keseluruhan Biaya Perencanaan Agregat dengan Menggunakan

Strategi Angkatan Kerja Merata dan Memperhatikan Safety Stock…….94 Tabel 4.15 Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Strategi Angkatan Kerja Merata dan Memperhatikan Safety Stock………..95 Tabel 4.16 Keseluruhan Biaya Perencanaan Agregat dengan Menggunakan

Strategi Tenaga Kerja Merata dan Memakai Persediaan Awal………...98 Tabel 4.17 Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Strategi Tenaga Kerja

Merata dan Memakai Persediaan Awal………...99 Tabel 4.18 Keseluruhan Biaya Perencanaan Agregat dengan Menggunakan

Strategi Pengejaran dan Persediaan Awal Sama Dengan Persediaan Akhir.……….102 Tabel 4.19 Perencanaa Agregat dengan Menggunakan Strategi Pengejaran dan

Persediaan Awal Sama dengan Persediaan Akhir……….103 Tabel 4.20 Keseluruhan Biaya Perencanaan Agregat dengan Menggunakan

(8)
(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran……….15

Gambar 2.1 Hirarki Keputusan Kapasitas...29

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. CISANGKAN………...43

Gambar 3.2 Flow Process Chart PT. CISANGKAN………..58

Gambar 4.1 Diagram Garis Permintaaan (dalam pieces) Tahun 2007-2008……64

Gambar 4.2 Diagram Garis Peramalan Permintaan Tahun 2009 Dengan Metode Moving Average 3 Bulan……….74

Gambar 4.3 Diagram Gambar Peramalan Permintaan Tahun 2009 dengan Metode Single Exponential Smoothing dengan α = 0,5………77

Gambar 4.4 Diagram Garis Peramalan Penjualan Tahun 2009 dengan Metode Trend Linier……….80

(10)

Bab I Pendahuluan   

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG MASALAH

Manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan

dengan penciptaan atau pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya,

melalui transformasi dari masukan sumber daya produksi menjadi

keluaran yang diinginkan. Kegiatan produksi dan operasi merupakan

kegiatan kompleks. Tidak saja mencakup pelaksanaan fungsi manajemen

dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan atau bagian dalam mencapai

tujuan operasi, tetapi juga mencakup kegiatan teknis untuk menghasilkan

suatu produk yang memenuhi spesifikasi yang diinginkan, dengan proses

produksi yang efisien dan efektif serta dengan mengantisipasi

perkembangan teknologi dan kebutuhan konsumen di masa datang.

(Herjanto, 2001).

Untuk mencapai efisiensi di bidang produksi, maka suatu

perusahaan harus dapat mengatur kegiatan produksi dengan baik. Cara

(11)

Bab I Pendahuluan   

membuat perencanaan agregat, yang tujuannya menyusun rencana

produksi untuk menghadapi permintaan konsumen yang berfluktuasi.

Perencanaan agregat berkaitan dengan pengimbangan antara

pasokan (supply) dan permintaan akan keluaran (output) dalam jangka

waktu menengah sampai dengan lebih kurang 12 bulan ke depan.

(Schroeder, 2000). Perencanaan agregat merupakan jantung dari

perencanaan jangka menengah. Tujuan perencanaan agregat untuk

mengembangkan suatu rencana produksi secara menyeluruh yang fisibel

dan optimal. Fisibel berarti dapat memenuhi permintaan pasar dan sesuai

dengan kapasitas yang ada, sedangkan optimal berarti menggunakan

sumber daya sebijaksana mungkin dengan pengeluaran biaya serendah

mungkin. Meskipun merupakan faktor penting yang menjadi perhatian,

biaya tidak satu-satunya pertimbangan. Faktor lain yang juga perlu

menjadi perhatian, antara lain kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan,

pesaing, dan mutu produk yang dihasilkan.

Selain itu, dengan adanya perencanaan produksi agregat ini

diharapkan ketidakefisienan penggunaan jumlah tenaga kerja langsung

dapat ditekan. Ketidakefisienan ini antara lain disebabkan oleh

penggunaan tenaga kerja langsung melalui perekrutan dan pemberhentian

(12)

Bab I Pendahuluan   

penyimpanan persediaan dalam jumlah besar yang tidak sesuai dengan

perputaran produk.

PT. CISANGKAN merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang produksi genteng, paving block, kanstein, concrete block, rooster,

concrete tile dan sandstein, pearlstone, replika batu alam, dan buis beton. Sedangkan proses produksinya berdasarkan pesanan (job order) sehingga

perusahaan dituntut untuk memenuhi pesanan dengan tepat waktu, agar

pelanggan dapat merasakan pelayanan terbaik yang diberikan oleh

perusahaan disertai dengan kualitas yang baik. PT. CISANGKAN sangat

berperan penting bagi daerah sekitarnya karena sebagian besar

karyawannya adalah penduduk setempat. Dengan kata lain PT.

CISANGKAN membantu pemerintah dalam menyediakan lapangan

pekerjaan.

Perencanaan agregat yang tepat harus dilakukan oleh PT.

CISANGKAN agar dapat berproduksi dengan optimal, guna mencapai

efisiensi, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Adapun kebijakan

perencanaan perusahaan yang digunakan oleh perusahaan sampai saat ini

adalah dengan menggunakan strategi tenaga kerja merata, dimana jumlah

tenaga kerja tetap baik dalam permintaan tinggi maupun rendah. Namun

(13)

Bab I Pendahuluan   

disebabkan oleh sulitnya mendapatkan bahan baku, seperti pasir

berkualitas tinggi, yang langsung berdampak pada kenaikan harga bahan

baku, serta upah tenaga kerja yang kadang terlalu banyak dikeluarkan saat

permintaan rendah.

Kendala lain yang dihadapi perusahaan adalah penurunan jumlah

produksi yang disebabkan oleh umur mesin yang sudah tua,

mengakibatkan penambahan biaya dan sedikitnya persediaan barang di

gudang tidak sesuai dengan perputaran produk. Dengan diterapkannya

perencanaan agregat pada PT. CISANGKAN diharapkan hasil produksi

cukup dan upah karyawan dapat ditekan sehingga efisiensi biaya produksi

dapat tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk memilih

topik tentang perencanaan agregat pada PT. CISANGKAN serta untuk

meneliti bagaimana hubungan antara perencanaan agregat dengan efisiensi

biaya produksi. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk membuat

penelitian dengan judul: “ANALISIS PERENCANAAN AGREGAT

UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI

(14)

Bab I Pendahuluan   

1.2 IDENTIFIKASI

MASALAH

PT. CISANGKAN merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang produksi genteng, paving block, kanstein, concrete block, rooster,

concrete tile dan sandstein, pearlstone, replika batu alam, dan buis beton. Tetapi dalam penelitian ini, penulis membatasi, lingkup produksi genteng

saja jenis Victoria dengan tipe Victoria Multiline, karena produk tersebut

memiliki permintaan tinggi dibandingkan permintaan genteng tipe lain,

selain itu tipe genteng ini menghadapi permintaan yang berfluktuasi pada

setiap bulannya. Di bawah ini adalah data produksi, genteng pecah dan

(15)

Bab I Pendahuluan   

Tabel 1.1

Data Produksi, Permintaan, Genteng Pecah dan Kelebihan Produksi Bulan Januari – Desember Tahun 2008

BULAN

Februari 167.800 33 165.307 33.375

Maret 152.603 - 108.518 77.460

April 95.163 11 139.859 32.753

Mei 86.913 856 107.503 11.307

Juni 147.278 1.420 127.386 29.779

Juli 141.278 2.030 123.957 45.070

Agustus 101.090 2.580 134.781 8.799

September 143.412 2.136 91.720 58.355

Oktober 163.824 1.981 90.270 46.755

November 131.806 2.114 127.429 49.018

Desember 110.896 1.488 105.971 52.455

Sumber: Data Perusahaan

Dari data produksi dan penjualan tahun 2008 tersebut, dapat

terlihat bahwa jumlah produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan

jumlah permintaan yaitu terjadi kelebihan hasil produksi yang disebabkan

jumlah persediaan yang terlalu banyak. Hal tersebut menunjukkan

perusahaan menunjukkan perusahaan kurang baik dalam melakukan

(16)

Bab I Pendahuluan   

Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan tersebut, maka

penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi perencanaan agregat yang selama ini dijalankan

oleh PT. CISANGKAN pada produksi genteng dalam rangka

memenuhi permintaan yang berfluktuasi?

2. Strategi perencanaan agregat apa yang sebaiknya digunakan dalam

produksi genteng di PT. CISANGKAN?

3. Bagaimana peranan perencanaan agregat dalam meminimalkan biaya

produksi di PT. CISANGKAN?

1.3

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah:

1. Mengetahui srategi perencanaan agregat yang selama ini

dijalankan oleh PT. CISANGKAN dalam rangka memenuhi

permintaan yang berfluktuasi, khususnya pada produksi genteng.

2. Mengetahui strategi perencanaan agregat perencanaan agregat

yang sebaiknya digunakan dalam produksi genteng di PT.

(17)

Bab I Pendahuluan   

3. Mengetahui peranan perencanaan agregat dalam meminimalkan

biaya produksi di PT. CISANGKAN.

1.4 KEGUNAAN

PENELITIAN

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengalaman

penulis dalam memperdalam ilmu manajemen operasi khususnya

tentang materi perencanaan agregat.

2. Bagi perusahaan

Dapat memberi solusi-solusi yang berguna untuk perusahaan,

khususnya mengenai perencanaan agregat, dalam rangka

meningkatkan efesiensi biaya produksi demi mencapai tujuan

perusahaan.

3. Bagi pihak lain

Memberi masukan bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa

pada khususnya, untuk mempelajari dan melakukan penelitian

dibidang manajemen operasi khususnya tentang perencanaan

(18)

Bab I Pendahuluan   

1.5 KERANGKA

PEMIKIRAN

Heizer dan Render (2006) mengemukakan definisi manajemen

operasi sebagai berikut:

“Operations management is the set of activities that created value in the form of goods and services by transforming inputs into outputs”

yang dapat diartikan sebagai berikut: “Manajemen operasi didefinisikan

sebagai serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk

barang dan jasa dengan cara mengubah input menjadi output”

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam manajemen operasi

adalah perencanaan agregat. Perencanaan agregat perlu disusun sebaik

mungkin untuk menjamin ketersediaan sumber daya yang diperlukan

perusahaan.

Pengertian perencanaan agregat menurut Schroeder (2000) adalah

sebagai berikut:

“Aggregate Planning is concerned with matching supply and demand of output over the medium time range, up to approximately 12 month in to the future”

Artinya: “Perencanaan agregat berkaitan dengan pengimbangan antara

pasokan (supply) dan permintaan akan keluaran (outputs) dalam jangka

(19)

Bab I Pendahuluan   

Sebelum membuat perencanaan agregat, langkah awal yang perlu

dilakukan yaitu membuat peramalan penjualan untuk masa yang akan

datang. Data penjualan masa lalu melakukan dasar untuk melakukan

peramalan.

Pengertian peramalan menurut Heizer dan Render (2006) adalah

sebagai berikut:

“Forecasting is the art and science of predicting future events” yang dapat diartikan sebagai berikut: “Peramalan adalah seni memprediksi

peristiwa-peristiwa masa depan”.

Metode peramalan digunakan untuk mengukur atau menaksir

keadaan di masa yang akan datang. Dalam setiap perusahaan, bagian yang

satu selalu memiliki keterkaitan dengan bagian yang lain, sehingga

peramalan yang baik atau buruk akan mempengaruhi perusahaan secara

keseluruhan.

Metode-metode peramalan menurut Heizer dan Render (2006)

adalah sebagai berikut:

1. Quantitative forecasts

Merupakan peramalan yang sebagian besar menggunakan berbagai

(20)

variabel-Bab I Pendahuluan   

variabel kausal untuk melakukan peramalan permintaan di masa

yang akan datang.

2. Qualitative forecasts

Peramalan yang sebagian besar terdiri dari masukan yang sifatnya

dipengaruhi oleh intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem

nilai.

Qualitative forecasts menurut Krajewski, Ritzman, dan Malhotra (2007) dikelompokkan dalam dua kategori yaitu:

1. Time-series Models

Beberapa metode peramalan Time Series yang dikenal sebagai

berikut:

Simple Moving Average

Weighted Moving Average Exponential Smoothing

(21)

Bab I Pendahuluan   

2. Associative Models

Model asosiatif atau kausal, terdiri dari regresi linier, memasukkan

variabel-variabel dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

peramalan.

Dalam penelitian ini, metode peramalan yang akan digunakan

adalah moving average, exponential smoothing, dan trend linier.

Setelah melakukan peramalan, perusahaan akan menyusun

perencanaan agregat dan akan menyesuaikannya dengan kapasitas yang

dimiliki selama ini. Dengan memperhitungkan perencanaan kapasitas

maka perusahaan dapat menetapkan perencanaan produksi dengan baik.

Jadi setelah diketahui kapasitas sebuah perusahaan, maka dapat ditentukan

perencanaan produksi yang paling optimal.

Kunci bagi perkembangan dan kelanggengan organisasi adalah

kemampuan organisasi tersebut dalam menyesuaikan strateginya di

lingkungan yang berubah dengan cepat. Hal ini menuntut manajemen

untuk secara tepat mengantisipasi kejadian di masa yang akan datang.

Harga yang dibayar perusahaan akan sangat mahal jika sampai terjadi

kesalahan peramalan.

Tujuan perencanaan agregat adalah menggunakan sumber daya

(22)

Bab I Pendahuluan   

menunjukkan bahwa perencanaan dilakukan di tingkat kasar dan

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan total seluruh produk dengan

menggunakan seluruh sumber daya manusia dan peralatan yang ada pada

fasilitas produksi tersebut. (Kusuma, 2004)

Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan dalam perencanaan agreagat

adalah sebagai berikut:

1. Hiring and layoff costs

2. Overtime and undertime costs 3. Inventory-carryng costs 4. Subcontracting costs 5. Part-time labor costs

6. Cost of stockout or backorder (Schroeder, 2000)

Sedangkan strategi-strategi yang digunakan dalam perencanaan

agregat sebagai berikut:

1. Angkatan kerja merata (level workforce)

Gunakan sediaan untuk memenuhi permintaan puncak.

2. Angkatan kerja merata plus lembur (level workforce plus overtime)

Gunakan lembur bersamaan dengan sediaan, jika perlu, untuk

(23)

Bab I Pendahuluan   

3. Strategi pengejaran (chase strategy)

Pekerjakan dan pecat pekerja setiap bulan jika diperlukan, guna

memenuhi permintaan.

(Schroeder, 2000)

Dengan perencanaan agregat baik, diharapkan jumlah yang

diproduksi perusahaan sesuai dengan permintaan dan semua barang dapat

terjual habis tanpa adanya persediaan yang melimpah, sehingga pada

akhirnya akan meminimalkan biaya atau mengurangi pengeluaran

perusahaan.

Untuk lebih jelas, kerangka pemikiran ini akan dijabarkan secara

(24)

Bab I Pendahuluan   

Gambar 1.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Sumber: Analisis Penulis

Data penjualan masa  lalu

Peramalan penjualan yang akan datang 

Rencana  produksi 

Strategi perencanaan  agregat 

Level workforce plus  overtime 

Menghitung biaya masing‐masing alternatif 

Analisis alternatif strategi yang ada dengan membandingkan semua  biaya 

Pilih strategi yang menghasilkan biaya terndah  Kapasitas 

yang tersedia 

Level 

workforce 

Chase 

(25)

Bab I Pendahuluan   

1.6 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam riset ini adalah metode

analisis deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengumpulkan,

menyajikan, dan menganalisis data yang diperoleh sehingga dapat

memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti, disertai

dengan penelaahan dan interprestasi untuk dianalisis dan dicarikan jalan

pemecahannya.

Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan sebagai berikut:

1. Teknik Observasi, merupakan teknik atau pendekatan untuk

mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek

datanya.

2. Teknik Wawancara, adalah komunikasi dua arah untuk

mendapatkan data dari responden.

3. Studi Pustaka, meliputi data yang dikumpulkan kembali untuk

digunakan dalam kerangka penelitian yang berbeda.

(26)

Bab I Pendahuluan   

1.7

LOKASI DAN LAMANYA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang

bergerak di bidang produksi genteng, paving block, kanstein, concrete

block, rooster, concrete tile dan sandstein, pearlstone, replika batu alam, dan buis beton, yaitu PT. CISANGKAN yang berlokasi di Jl. Cijerah-H.

Alpi 107 Bandung 40212 – Indonesia. Penelitian ini dilakukan selama

enam bulan (Februari-Juli 2009).

1.8 SISTEMATIKA

PEMBAHASAN

Penulisan laporan penelitian ini disusun menjadi 5 bab, yaitu:

• BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dikemukakan mengenai alasan-alasan mengapa

perencanaan agregat penting bagi perusahaan, masalah-masalah

apa saja yang terjadi di perusahaan tersebut sehingga harus dicari

proses penyelesaiannya yang pada akhirnya dapat berguna untuk

(27)

Bab I Pendahuluan   

• BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dikemukakan landasan teori yang dapat mendukung

laporan penelitian ini dalam menyelesaikan masalah-masalah yang

terjadi dalam perencanaan agregat.

• BAB III OBJEK PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukakan mengenai sejarah singkat perusahaan,

struktur organisasi beserta uraian tugasnya dan kegiatan

perusahaan yang dijadikan objek penelitian.

• BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

Dalam bab ini dikemukakan analisis penulis terhadap

permasalahan yang ada di perusahaan tersebut dalam rangka

menetapkan strategi perencanaan agregat yang tepat bagi

(28)

Bab I Pendahuluan   

• BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan yang didapat dari

hasil penelitian yang dilakukan dan saran yang mungkin

(29)

Bab V Kesimpulan dan Saran    

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh

penulis, disertai perhitungan seperti yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. CISANGKAN selama ini belum menggunakan strategi

perencanaan agregat yang baku. Perencanaan agregat yang

dilakukan perusahaan sampai saat ini adalah perencanaan agregat

dengan tingkat tenaga tetap sebesar 15 tenaga kerja.

2. Strategi yang paling cocok untuk digunakan oleh perusahaan

adalah dengan menggunakan strategi pengejaran dan

memperhatikan safety stock. Strategi ini dapat dilakukan karena

tenaga kerja merupakan tenaga kerja dari lingkungan sekitar

perusahaan, sehingga bila terjadi perubahan dalam produksi, para

tenaga kerja dapat memahami kondisi yang terjadi. Strategi ini

(30)

Bab V Kesimpulan dan Saran    

3. Dengan menggunakan stategi di atas, PT. CISANGKAN dapat

melakukan penghematan biaya sebesar Rp 18.983.367,25,-

3.2

SARAN

Beberapa saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai

berikut:

1. Dalam menghasilkan produknya, sebaiknya perusahaan mengacu

pada perencanaan agregat, oleh sebab itu sebaiknya perusahaan

mulai mempelajari perencanaan agregat. Hal ini dikarenakan

dalam perencanaan agregat terdapat berbagai macam metode

peramalan dan strategi-strategi perencanaan agregat, yang dapat

digunakan perusahaan untuk meningkatkan efisisensi biaya

produksi. Peramalan penting dilakukan sebelum melakukan

perencanaan produksi, karena data masa permintaan lalu diolah

sedemikian rupa dengan metode-metode peramalan, yang akan

menghasilkan data permintaan di masa yang akan datang dengan

pengukuran kesalahan yang paling kecil.

2. Perusahaan sebaiknya mengalihkan jumlah tenaga kerja yang ada

(31)

Bab V Kesimpulan dan Saran    

kurang efisien. Tetapi apabila hal ini sulit dilakukan, maka

perusahaan dapat lebih meningkatkan kegiatan lain, misalnya

pemasaran sehingga jumlah produksi meningkat dan tenaga kerja

yang ada bisa lebih efisien

3. Perusahaan sebaiknya lebih memberi perhatian pada

genteng-genteng yang pecah. Hal ini dikarenakan tiap tahunnya banyak

terdapat genteng pecah, hal ini tentu saja merugikan perusahaan

karena menambah jumlah biaya produksi.

4. Agar penerapan metode yang diusulkan dapat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan, maka perlu kerjasama dan dukungan dari

seluruh pihak terkait. Hal ini penting, karena kegiatan produksi

(32)

 

DAFTAR PUSTAKA

Heizer, jay. and Render, Barry, “Operations Management”, Pearson

International Edition, Prentice-Hall.Inc, New Jersey, 2006.

Jogiyanto, Dr., “Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman”, Yogyakarta, BPFE, 2007.

Krajewski, Lee J. and Ritzman, Larry P, Malhotra, Manoj, “Operations

Management: Startegy and Analysis”, International Edition,

Addison-Wesley Publishing Company Inc., New York, 2007.

Kusuma, Hendra, “Perencanaan dan Pengendalian Produksi”, Edisi III,

Andi Offset, Yogyakarta, 2004.

Nahmias, Steven, “Production and Operations Analysis”, Fourth Edition

McGraw-Hill International Edition, 2001.

Russel R. S. and Bernard W. Taylor, “Operations Management: Quality

and Competitiveness in a Global Enviroment”, Fifth Edition.

2005.

Schroeder, Roger G.,”Operations Management: Contempory Concepts

and Cases”, International Editions, McGraw-Hill, New York,

Gambar

Tabel 1.1 Data Produksi, Permintaan, Genteng Pecah dan Kelebihan Produksi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian apakah minyak zaitun dapat menurunkan kadar kolesterol LDL pada tikus

Tiga cara penghijauan secara vertikal yang dapat dilakukan untuk menanaman pohon pada bagian dinding luar bangunan, penanaman pohon pada beberapa bagian lantai bangunan tinggi

Kabupaten Wonogiri yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2016 sampai.. dengan 15 September 2016 di UPT SKB

maka akan lebih berisiko hipertensi dari pada yang tidak memiliki.

DALAM KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK KHUSUS HIPERTENSI RSUP.

Seluruh tanggung jawab IBM untuk semua klaim yang terkait dengan perjanjian tidak akan melebihi jumlah kerusakan langsung aktual yang dikeluarkan oleh klien

Sejak muncul dan berkembangnya pengaruh Hindu di Kalimantan Timur terjadi banyak perubahan dalam tata pemerintahan, yaitu dari kepala suku menjadi kerajaan yang dipimpin oleh

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa pada tahap pengujian data uji dihasilkan persentase