• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINAN PEMANFAATAN PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN OLEH PESERTA PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) TAHUN 2020 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DETERMINAN PEMANFAATAN PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN OLEH PESERTA PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) TAHUN 2020 SKRIPSI"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

WIDYA ANISA NIM. 161000142

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

WIDYA ANISA NIM. 161000142

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

Departemen : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Tanggal Lulus: 4 September 2020

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Dr. Juanita, S.E., M.Kes.

Anggota : 1. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H.

2. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes.

(6)

“Determinan Pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, September 2020

Widya Anisa

(7)

JKN masih tergolong rendah, khususnya pemanfaatan puskesmas oleh peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI). Hal ini dapat terlihat dari jumlah kunjungan peserta PBI Januari – Desember tahun 2018 yaitu hanya mencapai 8.082 kunjungan (22,53%) dari jumlah keseluruhan peserta PBI yang terdaftar sebesar 35.867 jiwa (89,13%). Jenis penelitian yang digunakan adalah survei dengan tipe explanatory research untuk menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi (pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan biaya transportasi), faktor sosiopsikologi (pengetahuan, sikap dan kondisi kesehatan) dan faktor provider (informasi) terhadap pemanfaatan puskesmas oleh peserta PBI. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta PBI yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Terjun sebanyak 35.867 jiwa. Sampel berjumlah 96 orang diambil dengan tehnik stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 39 responden (40,6%) memanfaatkan puskesmas dan 69 responden (69,7%) tidak memanfaatkan Puskesmas Terjun. Berdasarkan uji bivariat menunjukkan bahwa variabel penghasilan (p=0,015), pengetahuan (p=0,001), sikap (p=0,015), kondisi kesehatan (p=0,001), informasi (p=0,002) dan biaya transportasi (p=0,037) ada hubungan terhadap pemanfaatan Puskesmas Terjun oleh peserta PBI, sedangkan berdasarkan uji multivariat variabel pengetahuan mempunyai nilai Exp (B) 13,091. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam menentukan determinan pemanfaatan Puskesmas Terjun oleh peserta PBI.

Diharapkan kepada pemberi pelayanan kesehatan agar terus mempertahankan pelayanan yang sudah baik untuk menjaga dan meningkatkan pandangan yang baik dari masyarakat terhadap sistem pelayanan kesehatan yang tersedia.

Kata kunci: Pemanfaatan, peserta PBI, puskesmas

(8)

relatively low, especially the utilization of health center by participating Contribution Beneficiaries (PBI) This can be seen from the number of visits by PBI participants from January – December 2018 which only reached 8.082 visits (22,53%) of the total number of registered PBI participants by 35.867 people (89,13%). The type of research used is a survey with the type of explanatory research to explain the influence of socioeconomic factors (education, job, income and transportation costs), sociopsychology factors (knowledge, attitude and health conditions) and provider factor (information) on the utilization of health center by PBI participants. The population of this study was all PBI participants who resided in the working area of Puskesmas Terjun as many as 35.867 people. A sample of 96 people was taken with a stratified random sampling technique. Data were gathered by using questionnaire and analyzed by using logistic regression test. The results of the study showed that as many as 39 respondents (40,6%) utilize of public health center and 57 respondents (59,4%) did not utilize of Puskesmas Terjun. Based on the bivariate test the results show that the variable of income (p=0,015), knowledge (p=0,001), attitude (p=0,015), health conditions (p=0,001), information (p=0,002), and transportation costs (p=0,037) there is correlation on the utilization of Puskesmas Terjun by PBI participants, while based on the multivariate test the variable of knowledge has Exp (B) value of 13,091. It is show that knowledge variable is the most influence variable to identify the determinants of the utilization of Puskesmas Terjun by PBI participants. It is expected that health service providers will continue to maintain good services to maintain and increase a good view of the publicon available health.

Keywords: Utilization, PBI participants, health center

(9)

yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Determinan Pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes. selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) FKM USU dan selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Dr. Juanita, S.E., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

(10)

telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

7. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah diajarkan selama ini kepada penulis.

8. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus Departemen AKK yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan dan juga terkhusus Pak Hendro pegawai Departemen AKK yang telah banyak membantu.

9. Kepala UPT Puskesmas Terjun dan Staf Puskesmas yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan kemudahan selama melakukan penelitian.

10. Teristimewa untuk orang tua (Kusbianto dan Herawaty) yang telah memberikan kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam mendidik dan memberi dukungan kepada penulis.

11. Terkhusus untuk saudara dan saudari (Kartika Angga Kuswara, Teguh Dwi Putra, Reza Maulana, dan Dwi Tika) yang telah memberikan semangat kepada penulis.

12. Teman-teman terdekat (Muthia, Mutiara, Dita, Ica, Nisa, Magda, Natasha, Ruth, Nurul, Firza, Mutia dan Jihan) yang telah menyemangati dan mendukung penulis.

(11)

14. Seluruh pihak yang membantu dan memberikan kontribusinya dalam penyelasaian skripsi ini. Terimakasih untuk segala sesuatunya penulis ucapkan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi pembaca.

Medan, September 2020

Widya Anisa

(12)

Halaman Persetujuan i

Halaman Penetapan Tim Penguji ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xii

Daftar Gambar xiv

Daftar Lampiran xv

Daftar Istilah xvi

Riwayat Hidup xvii

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 8

Tujuan Penelitian 9

Tujuan umum 9

Tujuan khusus 9

Manfaat Penelitian 10

Tinjauan Pustaka 11

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 11

Pengertian JKN 11

Prinsip JKN 11

Manfaat JKN 12

Pelayanan JKN 13

Kepesertaan JKN 14

Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) 17

Puskesmas 18

Pengertian puskesmas 18

Upaya kesehatan puskesmas 19

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 21

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan

Kesehatan 21

Landasan Teori 23

Kerangka Konsep 24

Hipotesis Penelitian 25

(13)

Metode Pengumpulan Data 30

Metode Pengukuran 30

Metode Analisis Data 31

Hasil Penelitian 32

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 32

Deskripsi Responden Berdasarkan Karakteristik 33 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang JKN 34 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Peserta PBI 36

Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan Peserta

PBI 38

Distribusi Responden Berdasarkan Biaya Transportasi 39 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi tentang JKN 41 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas 43 Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Pemanfaatan Puskesmas

oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 44 Tabulasi Silang Pendidikann dengan Pemanfaatan Puskesmas

oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 45 Tabulasi Silang Penghasilan dengan Pemanfaatan Puskesmas

oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 46 Tabulasi Silang Pengetahuan tentang JKN dengan Pemanfaatan

Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 46 Tabulasi Silang Sikap Peserta PBI dengan Pemanfaatan

Puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 47

Tabulasi Silang Kondisi Kesehatan Peserta PBI dengan

Pemanfaatan Puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 48 Tabulasi Silang Biaya Transportasi dengan Pemanfaatan

Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 49 Tabulasi Silang Informasi tentang JKN dengan Pemanfaatan

Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 49

Ringkasan Hasil Uji Statistic Chi-square 50

Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda 51

Pembahasan 53

Pemanfaatan Puskesmas Terjun oleh Peserta PBI 53 Pengaruh Faktor Sosioekonomi terhadap Pemanfaatan Puskesmas 55 Pengaruh pendidikan terhadap pemanfaatan puskesmas 55 Pengaruh pekerjaan terhadap pemanfaatan puskesmas 57 Pengaruh penghasilan terhadap pemanfaatan puskesmas 60 Pengaruh biaya transportasi terhadap pemanfaatan puskesmas 62

(14)

puskesmas 69 Pengaruh Faktor Provider terhadap Pemanfaatan Puskesmas 70

Pengaruh informasi tentang JKN terhadap pemanfaatan

puskesmas 70

Keterbatasan Penelitian 73

Kesimpulan dan Saran 74

Kesimpulan 75

Saran 75

Daftar Pustaka 76

Lampiran 79

(15)

1 Distribusi Sampel Menurut Populasi di Wilayah Kerja

Puskesmas Terjun 28

2 Aspek Pengukuran Variabel Dependen 30

3 Aspek Pengukuran Variabel Independen 31

4 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Wilayah Kerja

Puskesmas Terjun Tahun 2020 34

5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang JKN di

Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Tahun 2020 35

6 Distribusi Kategori Berdasarkan Pengetahuan tentang JKN 36 7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Peserta terhadap JKN

PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Tahun 2020 37 8 Distribusi Kategori Berdasarkan Sikap Peserta PBI terhadap JKN 37 9 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan Peserta PBI

di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Tahun 2020 38 10 Distribusi Kategori Berdasarkan Kondisi Kesehatan Peserta PBI 39 11 Distribusi Responden Berdasarkan Biaya Transportasi di Wilayah

Kerja Puskesmas Terjun Tahun 2020 40

12 Distribusi Kategori Berdasarkan Biaya Transportasi 41 13 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi tentang JKN di Wilayah

Kerja Puskesmas Terjun Tahun 2020 42

14 Distribusi Kategori Informasi tentang JKN 43

15 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas di

Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Tahun 2020 43

16 Distribusi Kategori Berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas 44

(16)

19 Tabulasi Silang Penghasilan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh

Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 46 20 Tabulasi Silang Pengetahuan tentang JKN dengan Pemanfaatan

Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 47 21 Tabulasi Silang Sikap Peserta PBI terhadap JKN dengan Pemanfaatan

Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 48 22 Tabulasi Silang Kondisi Kesehatan Peserta PBI dengan Pemanfataan

Puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 48 23 Tabulasi Silang Biaya Transportasi dengan Pemanfaatan Puskesmas

oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 49 24 Tabulasi Silang Informasi tentang JKN dengan Pemanfaatan

Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 50 25 Hasil Uji Bivariat antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat 50

26 Hasil Uji Regresi Logistik Berganda 51

(17)

1 Skema pemanfaatan pelayanan kesehatan 24

2 Kerangka konsep penelitian 25

(18)

1 Kuesioner 79 2 Jumlah Kunjungan dan Non Kunjungan Peserta PBI dan Non

PBI di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 84

3 Jumlah Kunjungan dan Non Kunjungan Peserta PBI dan Non

PBI di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 85

4 Jumlah Kunjungan Peserta PBI dan Non PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan Januari 2018 –

Desember 2018 86

5 Master Data 87

6 Output SPSS 94

7 Surat Izin Penelitian 112

8 Surat Selesai Penelitian 113

9 Dokumentasi 114

(19)

BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial FKTP Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(20)

merupakan anak keempat dari empat bersaudara pasangan Ayahanda Kusbianto dan Ibunda Herawaty. Penulis beragama Islam dengan bersuku bangsa Jawa.

Penulis bertempat tinggal di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Pendidikan formal penulis dimulai dari SD Swata Melati lulus pada Tahun 2010, pendidikan tingkat SMP sederajat selama 3 (tiga) tahun di SMP Negeri 20 Medan lulus pada Tahun 2013, dan pendidikan tingkat SMA sederajat selama 3 (tiga) tahun di SMA Negeri 3 Medan lulus pada Tahun 2016. Tahun 2016, penulis melanjutkan jenjang S1 di Universitas Sumatera Utara pada Fakultas Kesehatan Masyarakat peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan sampai Tahun 2020.

Medan, September 2020

Widya Anisa

(21)

`Pendahuluan

Latar Belakang

Pelayanan kesehatan yang baik merupakan suatu kebutuhan masyarakat dan sering kali menjadi ukuran dalam keberhasilan pembangunan. Menyadari bahwa pelayanan kesehatan menjadi kebutuhan setiap warga negara maka pemerintah berupaya dari waktu ke waktu untuk menghasilkan program-program yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Salah satu program yang diselenggarakan oleh Pemerintah adalah Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Menurut UU Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

JKN sudah dimulai per 1 Januari 2014. Jaminan kesehatan ini merupakan bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari sistem jaminan sosial nasional yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) (Kemenkes,2019). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang

(22)

Pedoman Pelaksanaan Program JKN, peserta program JKN terdiri atas dua kelompok yaitu peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan dan peserta bukan PBI jaminan kesehatan. Peserta PBI jaminan kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Peserta bukan PBI jaminan kesehatan adalah pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, pekerja bukan penerima upahdan anggota keluarganya, serta bukan pekerja dan anggota keluarganya.

Salah satu fasilitas tingkat pertama yang melayani kesehatan peserta JKN adalah Pusat Kesehatan Masyatakat (Puskesmas). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019, Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memiliki peran penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan. Puskesmas merupakan sarana untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menyukseskan program jaminan sosial nasional. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya.

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018, jumlah penduduk Indonesia sebesar 261.890.900 jiwa. Jumlah kepesertaan program JKN di Indonesia terjadi peningkatan sebesar 7,85% yaitu dari 187.982.949 (71,59%) jiwa pada tahun 2017 menjadi 208.054.199 jiwa (79,44%) pada tahun 2018.

Peserta JKN pada tahun 2018 terdiri dari peserta PBI yang berjumlah 121.980.981

(23)

jiwa (58,63%) dan peserta Non PBI yang berjumlah 86.073.218 jiwa (41,37%).

Peserta PBI terdiri dari peserta dengan iuran yang bersumber dari APBN berjumlah 92.107.598 jiwa (75,51%) dan yang bersumber dari APBD berjumlah 29.873.383 jiwa (24,49%). Peserta Non PBI terdiri dari Pekerja Penerima Upah yang berjumlah 49.833.095 jiwa (57,9%), Pekerja Bukan Penerima Upah yang berjumlah 31.100.248 jiwa (36,13%), dan Bukan Pekerja yang berjumlah 5.139.875 jiwa (5,97%) (Kemenkes RI, 2018).

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018, Sumatera Utara memiliki jumlah penduduk sebesar 14.262.100 jiwa. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang berada di posisi ke-18 (delapan belas) dengan jumlah kepesertaan JKN yaitu sebesar 10.367.363 jiwa (72,69%) yang terdiri dari peserta PBI yang berjumlah 5.695.468 jiwa (54,94%) dan peserta Non PBI yang berjumlah 4.671.895 jiwa (45,06%). Peserta PBI terdiri dari peserta PBI APBN berjumlah 4.362.311 jiwa (76,6%) dan peserta PBI APBD berjumlah 1.333.157 jiwa (23,4%). Peserta Non PBI terdiri dari Pekerja Penerima Upah berjumlah 2.299.856 jiwa (49,23%), Pekerja Bukan Penerima Upah berjumlah 2.062.724 jiwa (44,15%), dan Bukan Pekerja berjumlah 309.315 jiwa (6,62%) (Kemenkes RI, 2018).

Berdasarkan data BPJS Kesehatan Tah0un 2018, jumlah non kunjungan peserta JKN ke FKTP di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 91.663 jiwa (87,18%) yang terdiri dari peserta PBI berjumlah 40.346 jiwa (44,02%) dan peserta non PBI berjumlah 51.317 jiwa (55,98%). Jumlah kunjungan peserta JKN ke FKTP yaitu hanya sebesar 13.472 jiwa (12,82%) yang terdiri dari peserta PBI

(24)

berjumlah 2.719 jiwa (20,18%) dan peserta non PBI berjumlah 10.753 jiwa (79,82%) (BPJS Kesehatan, 2018).

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 menunjukkan jumlah penduduk Kota Medan berjumlah 2.264.145 jiwa. Kota Medan merupakan salah satu dari 33 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki jumlah kepersertaan JKN sebanyak 1.795.624 jiwa (79%) yang terdiri dari peserta PBI berjumlah 683.943 (38,08%) dan peseta Non PBI berjumlah 1.111.681 (61,92%). Peserta PBI terdiri dari peserta PBI APBN berjumlah 482.605 jiwa (70,56%) dan peserta PBI APBD berjumlah 201.338 jiwa (29,44%).

Peserta Non PBI terdiri dari peserta Pekerja Penerima Upah berjumlah 675.080 jiwa (60,73%), Pekerja Bukan Penerima Upah berjumlah 312.846 jiwa (28,14%), peserta Bukan Pekerja berjumlah 123.755 jiwa (11,13%) (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2018).

Berdasarkan data BPJS Kesehatan Tahun 2018, jumlah non kunjungan peserta JKN ke FKTP di Kota Medan yaitu sebesar 10.398 jiwa (85,43%) yang terdiri dari peserta PBI berjumlah 1.958 jiwa (18,83%) dan peserta non PBI berjumlah 8.440 jiwa (81,17%). Jumlah kunjungan peserta JKN ke FKTP yaitu hanya sebesar 1.774 jiwa (14,57%) yang terdiri dari peserta PBI berjumlah 145 jiwa (8,17%) dan peserta non PBI berjumlah 1.629 jiwa (91,83%) (BPJS Kesehatan, 2018).

Kota Medan terdiri atas 21 kecamatan dan memiliki puskesmas sebanyak 41 (empat puluh satu) unit yang meliputi 28 (dua puluh delapan) puskesmas non perawatan dan 13 (tiga belas) puskesmas perawatan. Kecamatan Medan Marelan

(25)

adalah salah satu dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan yang berada di posisi ke-2 (dua) yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 172.456 jiwa (7,62%) yang tersebar di 5 kelurahan. Kecamatan ini memiliki 2 (dua) Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Pemerintah/Puskesmas yaitu Puskesmas Terjun yang menaungi 3 kelurahan yaitu Kelurahan Paya Pasir, Kelurahan Terjun, dan Kelurahan Labuhan Deli dan Puskesmas Rengas Pulau yang menaungi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Rengas Pulau dan Kelurahan Tanah Enam Ratus.

Puskesmas Terjun merupakan salah satu dari dua puskesmas yang ada di Kecamatan Medan Marelan dengan jumlah penduduk pada tahun 2018 yaitu 72.378 jiwa (65,97%). Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Terjun adalah 59 orang dengan jumlah 9 dokter umum, 4 dokter gigi, 14 perawat, 20 bidan , 4 tenaga SKM, 4 kefarmasian, 2 gizi dan 2 ahli teknologi laboraturium medik.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Terjun Tahun 2018 diketahui jumlah peserta JKN mencapai 40.159 jiwa (55,48%) yang terdiri atas peserta PBI yang berjumlah 35.867 jiwa (89,31%) dan peserta Non PBI yang berjumlah 4.292 jiwa (10,69%). Peserta PBI terdiri dari peserta PBI APBN berjumlah 21.449 jiwa (59,8%) dan peserta PBI APBD berjumlah 14.418 jiwa (40,2%). Peserta Non PBI terdiri dari Pekerja Penerima Upah berjumlah 2.637 jiwa (61,44%), Pekerja Bukan Penerima Upah berjumlah 1.174 jiwa (27,35%), dan Bukan Pekerja berjumlah 481 jiwa (11,21%).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa masih rendahnya pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat yang

(26)

tinggal di wilayah kerja Puskesmas Terjun khususnya bagi peserta PBI. Jumlah kunjungan peserta PBI dan Non PBI di wilayah kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan januari – desember 2018 menunjukkan bahwa jumlah kunjungan peserta Non PBI yaitu 3.246 kunjungan (75,62%) dari jumlah keselurahan peserta Non PBI yang terdaftar sebesar 4.292 jiwa dan jumlah kunjungan peserta PBI hanya mencapai 8.082 kunjungan (22,53%) dari seluruh jumlah peserta PBI yang terdaftar yaitu 35.867 jiwa.

Menurut Donabedian dalam Dever (1984) faktor- faktor yang dapat memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah (1) faktor sosiokultural yaitu teknologi dan norma atau nilai yang ada di masyarakat, (2) faktor organisasional yaitu ketersediaan sumber daya, akses sosial, akses geografis, karakteristik dari stuktur perawatan dan proses, (3) faktor konsumen yaitu kebutuhan yang dirasakan (perceived need) dan diagnosa klinis (evaluated need), (4) faktor produsen yaitu tipe pelayanan kesehatan, petugas, kemudahan informasi, serta fasilitas yang dimiliki oleh pelayanan kesehatan yang bersangkutan.

Berdasarkan penelitian Susi (2016) didapatkan bahwa variabel informasi, keterjangkauan dan variabel sikap petugas memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan puskesmas dan menunjukkan bahwa variabel informasi, merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tandang Buhit Kecamatan Balige oleh peserta PBI. Penelitian Munawar (2017) tentang faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas

(27)

Barrang Lompo Kota Makassar menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, pendidikan, dan keluhan sakit dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian Nova (2018) tentang determinan pemanfaatan Puskesmas Melati oleh peserta PBI di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang menunjukkan bahwa pendidikan, pengetahuan, sikap, informasi dan keterjangkauan merupakan faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas oleh peserta JKN dan faktor yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan puskesmas adalah faktor pengetahuan.

Berdasarkan penelitian Hidayat dan Pokhrel (2010) yang menganalisis tentang dampak Askes dan Jamsostek menyebutkan bahwa efek pemanfaatan rawat jalan positif terutama pada fasilitas swasta. Hasil penelitian Sparrow dkk (2013) yang mengevaluasi tentang program jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin (Askeskin) menyebutkan bahwa efek pemanfaatan positif pada pasien rawat jalan. Hasil Penelitian Vidyattama dkk (2014) yang mengevaluasi tentang Askeskin menggunakan data set yang berbeda, mendapatkan hasil bahwa pemanfaatan berpengaruh positif dalam perawatan rawat jalan.

Berdasarkan Data BPS Tahun 2018, pendidikan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan yaitu tidak bersekolah (17,6%), SD (32,9%), SMP (26,8%), SMA (12,3%) dan perguruan tinggi (10,4%).

Data ini menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Terjun masih banyak yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah karena sebagian besar hanya menamatkan pendidikan sekolah dasar. Faktor kondisi kesehatan dan sikap dari peserta PBI juga mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

(28)

Sikap masyarakat miskin cenderung berobat di tempat pelayanan kesehatan ketika penyakit yang mereka derita itu sudah mengganggu aktivitas mereka atau tingkat keparahan penyakit sudah tinggi. Jika penyakit tersebut tidak mengganggu aktivitas mereka maka mereka tidak akan memeriksa atau mengobati penyakit tersebut. Masyarakat menganggap dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu betul-betul sehat. Beragam respon masyarakat miskin dalam menghadapi penyakit, namun dalam hal menggunakan pelayanan kesehatan modern merupakan tindakan terakhir yang mereka lakukan jika usaha yang dilakukan sebelumnya sudah tidak berhasil.

Diasumsikan rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Terjun juga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan informasi akan hak atas pelayanan kesehatan yang diperoleh lewat kepemilikan kartu JKN. Biaya transportasi juga menjadi alasan bagi peserta PBI untuk tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan, mereka beranggapan bahwa uang mereka lebih baik digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang lebih penting dibandingkan untuk kesehatan mereka sendiri.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Determinan Pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(29)

1. Bagaimana pengaruh faktor sosioekonomi (pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan biaya transportasi) terhadap pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020.

2. Bagaimana pengaruh faktor sosiopsikologi (pengetahuan, sikap dan kondisi kesehatan) terhadap pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020.

3. Bagaimana pengaruh faktor provider (informasi) terhadap pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi (pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan biaya transportasi), faktor sosiopsikologi (pengetahuan, sikap dan kondisi kesehatan) dan faktor provider (informasi) terhadap pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020.

Tujuan khusus. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan dan menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi (pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan biaya transportasi) terhadap pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020.

2. Mengidentifikasikan dan menjelaskan pengaruh faktor sosiopsikologi

(30)

(pengetahuan, sikap dan kondisi kesehatan) terhadap pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020.

3. Mengidentifikasikan dan menjelaskan pengaruh faktor provider (informasi) terhadap pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020.

Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan mengenai sejauh mana pemanfaatan puskesmas oleh peserta PBI sehingga dapat mengambil suatu kebijakan dan membuat program yang sesuai untuk meningkatkan pemanfaatan puskesmas oleh peserta PBI.

2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Puskesmas Terjun mengenai determinan pemanfaatan puskesmas oleh peserta PBI.

3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman tentang determinan pemanfaatan Puskesmas Terjun oleh peserta PBI serta kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh di peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.

4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi bagi peserta PBI dalam menggunakan pelayanan kesehatan di puskesmas.

5. Sebagai bahan bacaan dan informasi yang dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang lebih lanjut.

(31)

Tinjauan Pustaka

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Pengertian JKN. Jaminan Kesehatan Nasional adalah jaminan perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran jaminan kesehatan atau iuran jaminan kesehatannya dibayar oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah (Perpres Nomor 82 Tahun 2018 Pasal 1 ayat 1).

Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah suatu program pemerintah dan masyrakat/rakyat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera. Tujuan penyelenggaraan JKN ini adalah untuk memberikan manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan akan pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan (UU No.40 Tahun 2004 Pasal 19 ayat 2).

Prinsip JKN. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN pada Pasal 19 ayat 1 dan bagian penjelasan, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas.

1. Prinsip asuransi sosial meliputi :

a. Kegotongroyongan antara peserta kaya dan miskin, yang sehat dan sakit, yang tua dan muda, serta beresiko tinggi dan rendah.

(32)

b. Iuran berdasarkan persentase upah/penghasilan untuk peserta penerima upah atau suatu jumlah nominal tertentu untuk peserta yang tidak menerima upah.

c. Dikelola dengan prinsip nirlaba, artinya pengelolaan dana digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta dan setiap surplus akan disimpan sebagai dana cadangan dan untuk peningkatan manfaatdan kualitas layanan.

2. Prinsip ekuitas yaitu kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis yang tidak terkait dengan besaran iuran yang telah dibayarkan.

Manfaat JKN. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2013 menyebutkan bahwa manfaat JKN terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitastif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan :

1. Penyuluhan kesehatan perseorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

(33)

2. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis B (DPTHB), Polio, dan Campak.

3. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasespsi dasar, vasektomi, dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

4. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.

Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif masih ada manfaat yang tidak dijamin meliputi :

1. Tidak sesuai prosedur.

2. Pelayanan di luar Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS.

3. Pelayanan bertujuan kosmetik

4. General checkup, pengobatan alternatif.

5. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi.

6. Pelayanan kesehatan pada saat bencana.

7. Pasien bunuh diri/penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa diri sendiri/bunuh diri/narkoba.

Pelayanan JKN. Pelayanan kesehatan yang dimaksud di sini sesuai dengan Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Tahun 2013 sebagai berikut :

(34)

1. Jenis Pelayanan : Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh peserta JKN, yaitu berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan ambulans (manfaat non medis).

2. Prosedur Pelayanan : Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama- tama harus memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. Bila peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis.

3. Kompensasi Pelayanan : Bila di suatu daerah belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi.

4. Penyelenggara Pelayanan Kesehatan : penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua fasilitas kesehatan yang menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan milik Pemerintah, Pemerintah daerah, dan Swasta yang memenuhi persyaratan melalui proses kredensialing dan rekredensialing.

Kepesertaan JKN. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Peserta tersebut meliputi: Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan bukan PBI JKN dengan rincian sebagai berikut:

a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.

(35)

b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas :

1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu : a. Pegawai Negeri Sipil

b. Anggota TNI c. Anggota Polri d. Pejabat Negara

e. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri f. Pegawai Swasta

g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang menerima Upah.

2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

a. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri

b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima upah

c. Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

3) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas : a. Investor

b. Pemberi Kerja c. Penerima Pensiun d. Veteran

e. Perintis Kemerdekaan

(36)

f. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang mampu membayar iuran.

4) Penerima pensiun terdiri atas :

a. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun

b. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pension c. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pension

d. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d yang mendapat hak pensiun.

5) WNI di Luar Negeri

Jaminan kesehatan bagi pekerja WNI yang bekerja di luar negeri diatur dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri.

6) Hak dan Kewajiban Peserta

Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak mendapatkan Identitas peserta dan manfaat pelayaan kesehatan di Fasilitas Kesehatan yang berkerja sama dengan BPJS Kesehatan.

7) Prosedur Pendaftaran Peserta

a. Pemerintah mendaftarkan PBI JKN sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

b. Pemberi kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat mendaftarkan diri sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

c. Bukan pekerja dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

(37)

Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS kesehatan berkewajiban untuk membayar iuran dan melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS kesehatan dengan menunjukkan identitas peserta pada saat pindah domisili danatau pindah kerja. Masa berlaku kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional berlaku selama yang bersangkutan membayar Iuran sesuai dengan kelompok peserta dan status kepesertaan akan hilang bila Peserta tidak membayar Iuran atau meninggal dunia. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama mulai 1 Januari 2014, kepersetaannya paling sedikit meliputi: PBI Jaminan Kesehatan, anggota TNI/PNS di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganya, anggota Polri/PNS di lingkungan Polri dan anggota keluarganya, peserta asuransi kesehatan PT Askes (Persero) beserta anggota keluarganya, serta peserta jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek dan anggota keluarganya. Selanjutnya tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.

Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantun Iuran Jaminan Kesehatan, Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. Orang tidak mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata pencaharian, gaji atau upah, yang

(38)

hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar yang layak namun tidak mampu membayar iuran bagi dirinya dan keluarganya.

Peserta PBI adalah penduduk miskin dan tidak mampu yang mendapat bantuan iuran dari Pemerintah yang tadinya dikelola oleh Kemenkes atau Pemda diserahkan pengelolaannya kepada BPJS Kesehatan. Peserta PBI tidak membayar iuran, tetapi mendapat bantuan iuran dari pemerintah yang dibayarkan pemerintah kepada BPJS. BPJS wajib memberikan informasi tentang hak dan kewajiban kepada peserta JKN baik PBI maupun Non PBI untuk mengikuti ketentuan yang berlaku. Artinya BPJS Kesehatan secara transparan dan aktif melakukan sosialisasi. Tidak ada peserta yang tidak memahami dan tidak menggunakan haknya. Setiap peserta PBI dan Non PBI berhak memperoleh manfaat dan informasi tentang pelaksanaan program jaminan sosial yang diikutinya. Manfaat JKN yang bersifat komprehensif sudah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 dan beberapa Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur JKN, termasuk Permenkes yang mengatur tarif kapitasi dan CBG (Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2012).

Puskesmas

Pengertian puskesmas. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes, 2019).

(39)

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja. Pengertian puskesmas terdapat beberapa aspek, yaitu: (a) sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional, (b) pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal, (c) puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuannya, dan (d) secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi dua (Permenkes, 2019).

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, keduanya ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan (Permenkes, 2019).

Upaya kesehatan puskesmas. Puskesmas menyelenggarakan upaya

(40)

kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan yang dimaksud harus dilaksanakan secara terintegritasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi :

a. Pelayanan promosi kesehatan b. Pelayanan kesehatan lingkungan

c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana d. Pelayanan gizi

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan sedangkan upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing puskesmas. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk :

a. Rawat jalan

b. Pelayanan gawat darurat

c. Pelayanan satu hari (one day care) d. Home care

e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

(41)

Pendanaan di puskesmas bersumber dari : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) c. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Menurut Levey dan Loomba (1973) dalam Azwar (2012) yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya untuk dilaksanakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Donabedian dalam Dever (1984), ada beberapa faktor- faktor yang dapat memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, yaitu :

1. Faktor Sosiokultural a. Teknologi

Kemajuan teknologi dapat memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, dimana kemajuan dibidang teknologi disatu sisi dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti transplantasi organ, penemuan organ- organ artifisial, serta kemajuan dibidang radiologi. Kemajuan teknologi juga dapat menurunkan pemanfaatan pelayanan kesehatan, sebagai contoh dengan ditemukannya berbagai vaksin untuk pencegahan penyakit menular akan

(42)

mengurangi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

b. Norma dan nilai yang ada di masyarakat.

Norma, nilai sosial dan keyakinan yang ada di masyarakat akan memengaruhi seseorang dalam bertindak, termasuk dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.

2. Faktor Organisasi

Faktor yang berhubungan dengan organisasi meliputi ada tidaknya fasilitas pelayanan kesehatan, kemudahan secara geografis, acceptability, affordability, struktur organisasi, dan proses pelayanan kesehatan.

3. Faktor yang berhubungan dengan konsumen

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah interaksi antara konsumen dengan provider (penyedia pelayanan). Tingkat kesakitan atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen berhubungan langsung dengan pengunaan atau permintaan terhadap pelayanan kesehatan. Kebutuhan, terdiri atas kebutuhan yang dirasakan (perceived need) dan diagnosa klinis (evaluated need). Kebutuhan yang dirasakan (perceived need) ini dipengaruhi oleh :

a. Faktor sosiodemografis yang terdiri dari umur, jenis kelamin, ras, suku bangsa, status perkawinan, jumlah keluarga.

b. Faktor sosiopsikologi terdiri dari persepsi, sikap dan kepercayaan terhadap pelayanan medis atau dokter.

c. Faktor sosioekonomi terdiri dari pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jarak tempat tinggal dengan pusat pelayanan kesehatan dan biaya transportasi.

(43)

4. Faktor yang berhubungan dengan produsen

Faktor yang berhubungan dengan produsen, yaitu faktor ekonomi konsumen tidak sepenuhnya memiliki referensi yang cukup akan pelayanan yang diterima, sehingga mereka menyerahkan hal ini sepenuhnya ketangan provider.

Karakteristik provider, yaitu tipe pelayanan kesehatan, petugas, kemudahan informasi serta fasilitas yang dimiliki oleh pelayanan kesehatan yang bersangkutan.

Landasan Teori

Pemanfaatan puskesmas oleh peserta PBI di Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mengacu kepada konsep pemanfaatan pelayanan kesehatan yang dikemukakan oleh Donabedian (1973) dalam Dever (1984) bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor sosiokultural, faktor organisasi, faktor konsumen, dan faktor produsen.

Secara skematis konsep pemanfaatan pelayanan kesehatan digambarkan sebagai berikut :

(44)

Gambar 1. Skema pemanfaatan pelayanan kesehatan Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan konsep skematis tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di atas. Kerangka konsep untuk

Faktor Sosiokultural a. Teknologi

b. Norma dan nilai keyakinan

Faktor Organisasi a. Ketersediaan sumber daya b. Akses geografis

c. Akses sosial

d. Karakteristik dari stuktur perawatan dan proses

Pemanfaatan Puskesmas Faktor Konsumen

Tingkat kesakitan dan kebutuhan yang dirasakan

a. Faktor sosiodemografis b. Faktor sosiopsikologi c. Faktor sosioekonomi d. Diagnosa klinis

Faktor Produsen a. Sikap petugas

b. Keahlian petugas c. Kemudahan informasi d. Fasilitas yang dimiliki

(45)

penelitian ini yang akan dibuat adalah dengan melihat beberapa variabel dependen yaitu faktor sosioekonomi (pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan biaya transportasi), faktor sosiopsikologi (pengetahuan, sikap dan kondisi kesehatan) dan faktor provider (informasi) terhadap pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020. Secara sederhana dapat dilihat dalam kerangka konsep berikut ini :

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2. Kerangka konsep penelitian Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka konsep, maka hipotesis penelitian ini terdapat pengaruh faktor sosioekonomi (pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan biaya transportasi), faktor sosiopsikologi (pengetahuan, sikap dan kondisi kesehatan) dan faktor provider (informasi) terhadap pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020.

Faktor Sosiopsikologi 1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Kondisi kesehatan

Pemanfaatan Puskesmas

Faktor Provider 1. Informasi

Faktor Sosioekonomi 1. Pendidikan

2. Pekerjaan 3. Penghasilan 4. Biaya transportasi

(46)

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan pendekatan explanatory research atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi (pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan biaya transportasi), faktor sosiopsikologi (pengetahuan, sikap dan kondisi kesehatan) dan faktor provider (informasi) terhadap pemanfaatan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Tahun 2020.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan yang terdiri atas 3 (tiga) kelurahan yaitu Kelurahan Paya Pasir, Kelurahan Terjun, dan Kelurahan Labuhan Deli. Adapun alasan memilih lokasi ini yaitu berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti bahwa jumlah kunjungan peserta PBI dalam pemanfaatan Puskesmas Terjun masih rendah yaitu 8.082 peserta (22,53%) dari jumlah keseluruhan peserta PBI yang terdaftar sebesar 35.867 jiwa dalam memenuhi kebutuhan kesehatan dasarnya serta belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di lokasi ini.

Waktu penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2020 sampai bulan April 2020. Waktu yang digunakan adalah untuk pengambilan data, pengolahan data dan analisa data serta penyusunan hasil penelitian.

(47)

Populasi dan Sampel

Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta PBI yang terdaftar di Puskesmas Terjun yaitu sebanyak 35.867 dari 3 kelurahan di Kecamatan Medan Marelan.

Sampel. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian jumlah peserta PBI yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Terjun. Untuk mengetahui besarnya sampel, peneliti menggunakan rumus Lemeshow :

Keterangan : n : Besar sampel

N : Besar populasi (35.867)

: Proporsi pemanfaatan tahun 2017 (52,1% = 0,52) Z : Tingkat kepercayaan (1,96)

d : Galat pendugaan (0,1)

Maka, hasil dari penentuan sampel data penelitian ini adalah :

Berdasarkan rumus di atas, besar sampel pada penelitian ini adalah sebesar

(48)

96 peserta.

Sampel diambil dengan teknik proportionate stratified random sampling yaitu suatu teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan bersifat berstrata secara proporsional (Sugiyono,2011). Jadi jumlah sampel berdasarkan per kelurahan/desa dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1

Distribusi Sampel Menurut Populasi di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Desa / Kelurahan Jumlah Peserta Perhitungan Sampel

Terjun 13.752 37

Labuhan Deli 12.846 34

Paya Pasir 9.269 25

Jumlah 35.867 96

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel terikat (dependen). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemanfaatan puskesmas oleh peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yakni suatu perbuatan dan tindakan yang dilakukan dalam 1 tahun terakhir untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan. Memanfaatkan adalah jika responden pernah mengalami sakit dalam satu tahun terakhir dan berobat ke Puskesmas Terjun dan dikatakan tidak memanfaatkan adalah jika responden pernah mengalami sakit tetapi tidak berobat ke Puskesmas Terjun.

Variabel bebas (independen). Variabel bebas (variabel independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau

(49)

timbulnya variabel dependen atau terikat (sugiyono, 2013). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1. Pendidikan adalah jenjang sekolah formal yang pernah diikuti responden berdasarkan ijazah terakhir. Pendidikan dibagi kedalam tiga kategori :

a. Pendidikan rendah : jika pendidikan terakhir tidak tamat SD dan tamat SD.

b. Pendidikan menengah : jika pendidikan terakhir tamat SLTP/Sederajat dan tamat SLTA/Sederajat.

c. Pendidikan tinggi : jika pendidikan terakhir perguruan tinggi.

2. Pekerjaan adalah jenis kegiatan rutin yang dilakukan responden untuk memperoleh penghasilan agar dapat memenuhi kebutuhan sehari - hari.

3. Penghasilan adalah pendapatan atau upah yang diperoleh peserta PBI sebagai kompensasi dari upayanya bekerja yang dilihat dari UMK yaitu jika berada ≤ UMK (Rp. 3.222.556) dan ≥ UMK (Rp.3.222.556).

4. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden terkait puskesmas, JKN dan PBI.

5. Sikap adalah pendapat atau pandangan responden terhadap pelayanan kesehatan dan program JKN.

6. Kondisi Kesehatan adalah keadaan kesehatan anggota keluarga yang membutuhkan pelayanan kesehatan di puskesmas dalam satu tahun terakhir.

(50)

7. Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk mencapai puskesmas diluar biaya pengobatannya.

8. Informasi adalah sumber pengetahuan yang diperoleh responden baik melalui tenaga kesehatan di puskesmas, media elektronik, media cetak, keluarga, teman dan berbagai sumber lainnya tentang pelayanan kesehatan puskesmas dan JKN.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung kepada Peserta PBI di wilayah kerja Puskesmas Terjun yang berpedoman kepada instrumen penelitian berupa kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya agar diperoleh informasi yang relevan dengan penelitian.

Metode Pengukuran

Pengukuran variabel terikat (dependen). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemanfaatan Puskesmas Terjun oleh peserta PBI.

Pengukuran variabel terikat didasarkan pada kategori sebagai berikut : Tabel 2

Aspek Pengukuran Variabel Dependen Variabel Jumlah Kategori

Jawaban

Kriteria Skala Ukur Pemanfaatan

Puskesmas

1 Ya

Tidak

Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan

Nominal

Pengukuran variabel bebas (independen). Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap,

(51)

kondisi kesehatan, informasi, dan biaya transportasi. Skala pengukurannya secara rinci sebagai berikut :

Tabel 3

Aspek Pengukuran Variabel Independen Variabel Jlh Kategori

Jawaban

Kriteria Skor Skala Ukur

Pendidikan 1 - 1. Rendah

2. Menengah 3. Tinggi

- Ordinal

Pekerjaan 1 - 1.Tidak bekerja

2. Bekerja

- Nominal

Penghasilan 1 - 1. ≤ UMK

2. ≥ UMK

- Ordinal

Pengetahuan 10 Benar Salah

Baik

Kurang baik

5-10 0-4

Ordinal

Sikap 5 Setuju

Tidak Setuju

Setuju Tidak Setuju

3-5 0-2

Ordinal

Kondisi Kesehatan

4 Ya

Tidak

Baik

Kurang baik

2-4 0-1

Ordinal

Informasi 10 Pernah Tidak Pernah

Baik

Kurang baik

5-10 0-4

Ordinal

Biaya Transportasi

5 Ya

Tidak

Tidak Terjangkau Terjangkau

3-5 0-2

Ordinal

Metode Analisis Data

Analisa data pada penelitian ini adalah menggunakan uji regresi logistik berganda untuk mengetahui variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen. Tujuannya adalah untuk mendapatkan model yang paling baik dan sederhana untuk menentukan determinan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sebelum melakukan uji regresi logistik berganda, peneliti mendeskripsikan seluruh variabel-variabel penelitian.

(52)

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Medan Marelan adalah salah satu dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan yang berada di posisi ke-2 (dua) yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 172.456 jiwa (7,62%). Puskesmas Terjun merupakan salah satu pelayanan kesehatan tingkat pertama yang ada di Kecamatan Medan Marelan yang menaungi 3 (tiga) kelurahan yaitu Kelurahan Paya Pasir, Kelurahan Terjun, dan Kelurahan Labuhan Deli. Puskesmas Terjun terletak di Jalan Kapten Rahmadbuddin Kecamatan Medan Marelan. Luas wilayah kerja Puskesmas Terjun sebanyak 4,447 Ha. Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Terjun adalah 59 orang dengan jumlah 9 dokter umum, 4 dokter gigi, 14 perawat, 20 bidan , 4 tenaga SKM, 4 kefarmasian, 2 gizi dan 2 ahli teknologi laboraturium medik.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Terjun yaitu 72.378 jiwa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Terjun Tahun 2018 diketahui jumlah peserta JKN mencapai 40.159 jiwa (55,48%) yang terdiri atas peserta PBI yang berjumlah 35.867 jiwa (89,31%) dan peserta Non PBI yang berjumlah 4.292 jiwa (10,69%). Peserta PBI terdiri dari peserta PBI APBN berjumlah 21.449 jiwa (59,8%) dan peserta PBI APBD berjumlah 14.418 jiwa (40,2%). Peserta Non PBI terdiri dari Pekerja Penerima Upah berjumlah 2.637 jiwa (61,44%), Pekerja Bukan Penerima Upah berjumlah 1.174 jiwa (27,35%), dan Bukan Pekerja berjumlah 481 jiwa (11,21%).

(53)

Deskripsi Responden Berdasarkan Karakteristik

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan, terdapat beberapa variabel yang dilakukan peneliti berdasarkan karakteristik sosiodemografi responden. Variabel tersebut yaitu jenis kelamin, suku, status perkawinan, jumlah anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan.

Berdasarkan hasil penelitian dari 96 responden sebanyak 36 responden (37,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 60 responden (62,5%) berjenis kelamin perempuan. Suku responden mayoritas berasal dari Suku Jawa yaitu sebanyak 51 responden (53,1%) dan yang paling sedikit berasal dari Suku Mandailing yaitu sebanyak 9 responden (9,4%). Berdasarkan status perkawinan responden, terdapat 80 responden (83,3%) berstatus menikah dan mayoritas responden memiliki jumlah anggota keluarga 1-4 orang yaitu sebanyak 74 responden (77,1%).

Berdasarkan status pendidikan mayoritas responden adalah tidak tamat SD yaitu sebanyak 34 responden (35,4%). Berdasarkan status pekerjaan mayoritas responden adalah tidak bekerja (IRT/ pengangguran) yaitu sebanyak 34 responden (35,4%) dan berdasarkan penghasilan mayoritas responden memiliki penghasilan

≤ Rp. 3.222.556 yaitu sebanyak 59 responden (61,5%). Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

(54)

Tabel 4

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Tahun 2020

Variabel n %

Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan

36 60

37,5 62,5 Suku

a. Jawa b. Melayu c. Mandailing

51 36 9

53,1 37,5 9,4 Status Perkawinan

a. Menikah b. Belum menikah c. Janda/duda

80 5 11

83,3 5,2 11,5 Jumlah anggota keluarga

a. 1-4 orang b. > 4 orang

74 22

77,1 22,9 Pendidikan

a. Tidak tamat SD b. Tamat SD c. SMP/sederajat d. SMA/sederajat e. Akademi/PT

34 28 13 11 10

35,4 29,2 13,5 11,5 10,4 Pekerjaan

a. Tidak bekerja (IRT/pengangguran) b. Pedagang

c. Petani d. Nelayan e. Lain-lain

34 19 13 11 19

35,4 19,8 13,5 11,5 19,8 Penghasilan

a. ≤3.222.556 b. ≥3.222.556

59 37

61,5 38,5

Jumlah 96 100,0

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang JKN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan, terdapat 10 pertanyaan yang dilakukan oleh peneliti kepada responden. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

(55)

Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang JKN di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Tahun 2020

Pertanyaan Tahu Tidak tahu Jumlah

n % n % n %

Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) adalah 22 22,9 74 77,1 96 100,0

Sejak kapan program JKN

diberlakukan di puskesmas ? 20 20,8 76 79,2 96 100,0

Puskesmas adalah 46 47,9 50 52,1 96 100,0

Dimanakah letak Puskesmas

Terjun ? 63 65,6 33 34,4 96 100,0

Peserta JKN adalah 45 46,9 51 53,1 96 100,0

Peserta Penerima Bantuan Iuran

(PBI) adalah 60 62,5 36 37,5 96 100,0

Bagaimana prosedur untuk mendapatkan layanan JKN di puskesmas ?

35 36,5 61 63,5 96 100,0 Pelayanan yang tidak ditanggung

oleh layanan JKN adalah 52 54,2 44 45,8 96 100,0 Manfaat pelayanan promotif dan

preventif di puskesmas yang bisa didapatkan oleh peserta PBI adalah

30 31,3 66 68,8 96 100,0

Jenis pelayanan yang bisa diperoleh sebegai peserta JKN di puskesmas berupa

22 22,9 74 77,1 96 100,0

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 22 responden (22,9%) yang mengetahui apa itu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sebanyak 20 responden (20,8%) yang tahu kapan program JKN diberlakukan di puskesmas, sebanyak 46 responden (47,9%) yang mengetahui apa itu puskesmas, sebanyak 63 responden (65,6%) yang mengetahui letak Puskesmas Terjun, sebanyak 45 responden (46,9%) yang mengetahui siapa saja peserta JKN, sebanyak 60 responden (62,5%) yang mengetahui apa itu peserta PBI, sebanyak 35 responden (36,5%) yang mengetahui bagaimana prosedur untuk mendapatkan layanan JKN

(56)

di puskesmas, sebanyak 52 responden (54,2%) yang mengetahui pelayanan yang tidak ditanggung oleh layanan JKN, sebanyak 30 responden (31,3%) yang mengetahui manfaat pelayanan promotif dan preventif di puskesmas yang bisa didapatkan oleh peserta PBI, dan sebanyak 22 responden (22,9%) yang mengetahui jenis pelayanan yang bisa diperoleh sebagai peserta JKN di puskesmas.

Tabel 6

Distribusi Kategori Berdasarkan Pengetahuan tentang JKN

Pengetahuan n %

Baik 34 35,4

Kurang baik 62 64,6

Jumlah 96 100,0

Berdasarkan pengkategorian pengetahuan diketahui bahwa dari 96 responden kategori tertinggi dalam berpengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 62 responden (64,6%) dan berpengetahuan baik sebanyak 34 responden (35,4%).

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Peserta PBI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai sikap, terdapat 5 pertanyaan yang dilakukan oleh peneliti kepada responden. Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 40 responden (41,7%) yang selalu memanfaatkan pelayanan puskesmas dengan memakai kartu PBI yang dimilikinya dan ada sebanyak 70 responden (72,9%) yang setuju bahwa penggunaan kartu PBI sangat membantu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Sebanyak 72 responden (75,0%) setuju dengan adanya diberlakukan program JKN. Sebanyak 74 responden (77,1%) setuju dengan program JKN diberlakukan seterusnya dan

(57)

ada sebanyak 42 responden (43,8%) yang menyarankan keluarga, tetangga, atau kerabat untuk memanfatkan puskesmas daripada praktek swasta. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Peserta PBI terhadap JKN di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Tahun 2020

Pertanyaan Setuju Tidak Setuju Jumlah

n % n % n %

Apakah Bapak/Ibu selalu memanfaatkan pelayanan puskesmas dengan kartu Penerima Bantuan Iuran ?

40 41,7 56 58,3 96 100,0

Menurut Bapak/Ibu

penggunaan kartu PBI ini sangat membantu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas ?

70 72,9 26 27,1 96 100,0

Apakah Bapak/Ibu setuju dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional ?

72 75,0 24 25,0 96 100,0 Apakah Bapak/Ibu setuju

program JKN ini dilakukan untuk berkelanjutan ?

74 77,1 22 22,9 96 100,0

Apakah Bapak/Ibu

menyarankan keluarga, tetangga atau kerabat untuk memanfaatkan puskesmas daripada praktek swasta ?

42 43,8 54 56,3 96 100,0

Tabel 8

Distribusi Kategori Berdasarkan Sikap Peserta PBI terhadap JKN

Sikap n %

Setuju 74 77,1

Tidak setuju 22 22,9

Jumlah 96 100,0

Berdasarkan pengkategorian sikap diketahui bahwa dari 96 responden

Gambar

Gambar 1. Skema pemanfaatan pelayanan kesehatan  Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2. Kerangka konsep penelitian  Hipotesis Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kepuasan antara pasien umum dengan pasien Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran (JKN – PBI) terhadap

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kepuasan antara pasien umum dengan pasien Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran (JKN – PBI)

Persepsi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) tentang mutu pelayanan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan di Puskesmas Kedai Durian Kota Medan tahun 2015

Judul : Pelayanan Kesehatan bagi anggota Penerima Bantuan Iuran (PBI) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Rumah Sakit Dr.R Soedarsono Kota Pasuruan..

Persepsi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) tentang mutu pelayanan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan di Puskesmas Kedai Durian Kota Medan tahun 2015

Persepsi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) tentang mutu pelayanan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan di Puskesmas Kedai Durian Kota Medan tahun 2015

101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Pasal 1 ayat 1 menetapkan bahwa yang dimaksud dengan Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa

Faktor yang menyebabkan masyarakat mampu bisa menjadi peserta BPJS penerima bantuan iuran yaitu karena tidak dilakukan pendataan peserta yang akan dijadikan peserta BPJS penerima