• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Tahunan. 2015: Jalan yang panjang dan berliku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Tinjauan Tahunan. 2015: Jalan yang panjang dan berliku"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

2015: Jalan yang panjang dan berliku

Tinjauan Tahunan

(2)

Daftar Isi

Daftar Isi Halaman

1. Surat kepada investor 3

2. Tinjauan Ekonomi 4-6

Meski pertumbuhan ekonomi global mengecewakan pada 2014 dikarenakan tertahannya pertumbuhan di Eropa dan melambatnya tren pertumbuhan China, kami memperkirakan di tahun 2015 akhirnya akan mulai menunjukan peningkatan. AS diperkirakan akan mendukung perbaikan ekonomi ini melalui peningkatan perdagangan.

3. Alokasi Aset 7

Strategi alokasi aset kami adalah memberikan bobot yang besar pada ekuitas, didukung oleh siklus ekonomi dan valuasi relatif.

4. Ekuitas 8-10

Perpaduan pertumbuhan yang solid, inflasi yang rendah dan likuiditas yang berlimpah memberikan kontribusi positif bagi pasar ekuitas.

5. Pendapatan Tetap 11-12

Kendati the Fed merencanakan memulai proses menaikkan suku bunga kembali ke tingkat yang lebih normal, imbal hasil obligasi diperkirakan tetap rendah pada mayoritas ekonomi.

6. Mata Uang 13-15

Mata uang Amerika yang lebih kuat yang mendominasi pasar mata uang global pada 2014 dan kemungkinan akan menentukan suasana tahun depan.

7. Komoditas 16-18

Tantangan akan permintaan bersamaan dengan meningkatnya pasokan komoditas dan menguatnya USD memberikan tekanan berkelanjutan pada berbagai macam harga komoditas sepanjang 2014. Kami memperkirakan pasar akan stabil di tahun 2015.

8. Sanggahan 19

(3)

Jalan yang panjang dan berliku

Kami memperkirakan tahun 2015 akan menjadi tahun dengan keuntungan moderat dalam pasar keuangan disertai peningkatan volatilitas terkait dengan pertumbuhan ekonomi global yang mulai meningkat.

Hal ini kembali pada apa yang terjadi pada 2014. Pertumbuhan ekonomi mengecewakan, dengan inflasi lebih rendah dari yang diperkirakan dan permasalahan geopolitik dari Rusia dan Timur Tengah. Kendati demikian, pasar keuangan membukukan hasil pengembalian yang lumayan baik dengan didukung oleh langkah-langkah stimulus yang dilakukan oleh berbagai bank sentral dunia.

Menyongsong 2015, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan naik kembali ke tingkat yang lebih normal, setelah berada di bawah rata-rata dalam tiga tahun terakhir. Pasar ekuitas diperkirakan akan membukukan keuntungan moderat lebih lanjut, tetapi masih dibawah rata-rata tingkat pengembalian obligasi. Tren menguatnya dolar Amerika Serikat diperkirakan akan berlanjut.

Membaiknya pertumbuhan global mencerminkan keberlanjutan manfaat suku bunga rendah, pemangkasan belanja pemerintah yang lebih kecil dan rendahnya harga minyak, yang mendongkrak daya beli konsumen dan profitabilitas bisnis. Satu hal penting, kami melihat perpaduan antara rendahnya harga komoditas dan kapasitas berlebih di sebagian besar dunia maju, seperti yang ditunjukkan oleh tingkat pengangguran yang terus tinggi, membuat inflasi tetap lemah.

Di tingkat negara, perekonomian AS merupakan lokomotif yang kemungkinan akan menarik negara-negara lain di dunia bersama dengannya. Ini akan menguntungkan Eropa dan Jepang, yang keduanya melemah pada 2014. Kendati pertumbuhan China bakal jauh lebih tinggi dibandingkan perekonomian negara maju, pertumbuhannya bagaimanapun juga akan jauh di bawah rata-rata dari dasawarsa sebelumnya, sebab China terus mengalihkan fokusnya dari ekspor dan investasi menuju konsumsi domestik. Perekonomian Australia dan Selandia Baru diperkirakan akan tumbuh mendekati laju tren, di mana harga komoditas yang lebih rendah menjadi tantangan bagi pertumbuhan.

Mencermati pasar finansial, perpaduan antara pertumbuhan yang solid, inflasi rendah dan likuiditas berlimpah menciptakan lingkungan positif bagi pasar ekuitas. Imbal hasil obligasi kemungkinan akan bergerak cukup tinggi di AS sebab Federal Reserve AS menaikkan suku bunga, meski pelonggaran kuantitatif kemungkinan akan membuat imbal hasil obligasi tetap mendekati titik terendahnya di zona euro dan Jepang.

Dolar AS akan menguat sebab investor mencari suku bunga yang meningkat. Penerima manfaat sebelumnya dari pencarian imbal hasil seperti pasar berkembang dan dolar Australia dan Selandia Baru kemungkinan akan mengalami tekanan, ditambah dengan turunnya harga komoditas dan melambatnya perekonomian Selandia Baru.

Meski penting untuk menyadari potensi hasil pengembalian yang lebih rendah dan volatilitas yang lebih tinggi, kami meyakini bahwa investor hendaknya tetap terpapar pada aset pertumbuhan – dengan fokus pada kualitas dan likuiditas.

Atas nama ANZ, saya dalam kesempatan ini mengucapkan semoga Anda diberkati dengan kesehatan dan kebahagiaan di tahun mendatang. Kami ucapkan terima kasih atas keberlanjutan dukungan Anda.

Stewart Brentnall Chief Investment Officer

Surat kepada investor

2 – 3

(4)

Tinjauan ekonomi

AS: Memimpin pergerakan

Pertumbuhan AS lebih rendah dari ekspektasi kami pada

tahun 2014 sebab cuaca buruk musim dingin membatasi aktivitas awal tahun ini. Ini menyelubungi menguatnya momentum mendasar sebab landasan ekspansi AS membaik dan meluas.

Kami memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan melaju ke 3,2% pada 2015. Pertumbuhan akan terus didukung oleh kebijakan bank sentral yang sangat menstimulasi dan belanja pemerintah yang lebih mendukung.

Selain itu, penurunan tajam pada harga minyak baru-baru ini, apabila terus berlanjut, diperkirakan akan memberikan dukungan yang signifikan bagi perekonomian. Bersama dengan berlanjutnya pertumbuhan tingkat tenaga kerja.

Melaju lebih cepat

Meski pertumbuhan ekonomi global mengecewakan pada 2014 dikarenakan tertahannya pertumbuhan di Eropa dan melambatnya tren pertumbuhan China, kami memperkirakan di tahun 2015 akhirnya akan mulai menunjukkan.

AS diperkirakan akan mendukung perbaikan ekonomi ini melalui peningkatan perdagangan.

Pemulihan dalam perekonomian global sejak krisis keuangan global telah mengecewakan dari segi resiliensi dan ukurannya. Untuk mempertahankan pemulihan yang lesu ini saja dibutuhkan stimulus luar biasa dari berbagai bank sentral utama dalam bentuk suku bunga pada tingkat rendah dan program pembelian aset yang belum pernah ada sebelumnya.

Penerimaan yang semakin luas kemudian muncul, menyusul penumpukan utang signifikan yang mendorong ekspansi perekonomian global dalam tiga dasawarsa terakhir, ‘tingkat normal baru’ berupa pertumbuhan yang lebih rendah kemungkinan akan tetap bertahan di tahun- tahun mendatang.

Sorotan

Tingkat normal baru

Faktor-faktor yang telah mendorong kuatnya pertumbuhan selama dua dasawarsa terakhir mulai berakhir. Ini mengakibatkan munculnya lingkungan pertumbuhan global baru yang kelihatannya akan menetap selama beberapa tahun ke depan.

Beberapa faktor akan terus membatasi potensi

pertumbuhan global setidaknya selama tahun-tahun yang tersisa dari dasawarsa ini:

• Akhir siklus utang, diperparah oleh kebutuhan untuk mengurangi tingkat utang (deleveraging) di dunia maju serta perekonomian berkembang utama termasuk China, akan mengurangi pertumbuhan;

• Faktor demografis (populasi yang semakin tua), satu faktor di Jepang selama beberapa tahun, membatasi pertumbuhan penawaran tenaga kerja di banyak perekonomian maju utama termasuk AS;

• Kurangnya investasi infrastruktur membatasi pertumbuhan produktivitas; dan

• Peralihan China menuju perekonomian yang lebih berbasis konsumen dan digerakkan pasar sejalan dengan tren pertumbuhan yang lebih rendah, terutama mengingat tantangan demografisnya sendiri.

Pada saat yang bersamaan, kapasitas berlebih dalam bentuk tingkat pengangguran yang tinggi di sebagian besar dunia maju terus membatasi inflasi. Berlanjutnya globalisasi tenaga kerja bakal membatasi pertumbuhan upah dan bersama dengan deleveraging global, berfungsi mempertahankan inflasi pada tingkat yang lebih rendah di tahun-tahun mendatang. Hal ini memastikan bahwa bank sentral di sebagian besar perekonomian maju akan mempertahankan suku bunga di tingkat yang lebih rendah untuk waktu yang lebih lama dibandingkan masa lalu.

Sumber: Riset Pasar & Perekonomian ANZ. Desember 2014.

Proyeksi pertumbuhan PDB (%)

2014F 2015F

Dunia 3.3 3.9

AS 2.3 3.2

Zona euro 0.8 1.3

Jepang 0.5 1.6

China 7.5 7.0

Bagan: Anualisasi pertumbuhan tenaga kerja (%)

Sumber: Persatuan Bangsa-Bangsa, Kekayaan Global ANZ

1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 3.0%

2.0%

1.0%

0.0%

-1.0%

-2.0%

Australia Europe Japan

China United States

(5)

Tinjauan ekonomi

yang mantap, ini mempertegas perbaikan dalam pertumbuhan belanja konsumen.

Seiring dengan menguatnya belanja konsumen, investasi bisnis pada akhirnya akan membaik: survei bisnis memang mengarah pada membaiknya rencana investasi. Ini bakal mengakibatkan berkembangnya siklus pertumbuhan positif yang memperkuat diri, yang akan menguntungkan perekonomian global melalui peningkatan impor AS.

Dengan tingkat pengangguran yang bakal turun di bawah estimasi Federal Reserve AS (the Fed) dari tingkat netral jangka panjangnya pada 2015, the Fed kemungkinan pada akhirnya akan memulai proses menaikkan suku bunga ke tingkat yang lebih normal. Akan tetapi, dengan rendahnya inflasi global dan rapuhnya pertumbuhan di negara lainnya, kemungkinannya kecil bagi suku bunga untuk dinaikkan terlalu tinggi atau terlalu cepat. Tantangan bagi the Fed tetap pada kejelasan dalam gambaran kebijakannya agar tidak merongrong keyakinan dan bersamanya pemulihan..

Eropa: Perlahan namun pasti

2014 merupakan satu lagi tahun yang menantang bagi perekonomian zona euro dikarenakan tertahannya

pertumbuhan. Rendahnya tingkat inflasi saat ini di kawasan ini telah kembali memicu risiko terperosok ke dalam deflasi apabila pertumbuhan ternyata sulit dicapai.

Ada beberapa alasan untuk sedikit optimis pada 2015:

- Bank Sentral Eropa (ECB) telah memulai program

pelonggaran kuantitatifnya, dengan janji untuk bertindak lebih bila perlu;

- Nilai tukar euro telah turun, sehingga meningkatkan daya saing kawasan ini;

- Rampungnya uji stres ECB telah memberikan keyakinan kepada bank untuk menyalurkan pinjaman, dengan standar pemberian pinjaman mulai melonggar; dan - Perekonomian periferal pada akhirnya mendapatkan

keuntungan dari deleveraging yang menyakitkan dan proses reformasi struktural dalam beberapa tahun terakhir, dengan rebound yang solid

Akan tetapi, tidak semuanya indah. Kebutuhan akan reformasi struktural dalam perekonomian inti dipadukan dengan kurangnya koordinasi kebijakan di antara pemerintahan kawasan ini akan terus membatasi pertumbuhan. Selain itu, masih perlu dilihat apakah tentangan terhadap pembelian obligasi pemerintah akan menghalangi ECB memenuhi komitmennya untuk melakukan ‘apa pun yang diperlukan’

untuk mendukung pertumbuhan. Inflasi tetap merupakan risiko utama sebab dengan tingkat yang mendekati nol, kawasan ini dapat dengan mudah terperosok ke dalam deflasi.

Jepang: “Apa pun yang diperlukan” dalam praktik Tahun ini diawali dengan mantap sebab Bank of Japan (BoJ) berhasil mendorong yen turun. Akan tetapi, naiknya tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada bulan April mendorong perekonomian kembali ke dalam resesi secara teknis. Ini menegaskan dikotomi antara sektor produsen yang menguat dan konsumen yang rapuh.

Kami memperkirakan pertumbuhan pada 2015 akan didukung oleh rendahnya harga minyak dan kuatnya komitmen BoJ untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mendorong perekonomian keluar dari deflasi. Berlanjutnya ekspansi neracanya kemungkinan akan mendorong yen turun.

Pengumuman penundaan kenaikan PPN berikutnya dan potensi stimulus pemerintah jangka pendek lebih lanjut juga berdampak positif bagi tinjauan pertumbuhan.

Kendati demikian, bila ada pelajaran yang diperoleh dari dua tahun terakhir, itu adalah inflasi yang berkelanjutan tidak dapat dicapai melalui mata uang yang lebih rendah.

Memang, kenaikan inflasi tanpa perbaikan upah hanya akan menggerogoti daya beli rumah tangga, dan bersamanya pertumbuhan. Masih banyak yang harus dilakukan dari segi reformasi struktural untuk mendongkrak penawaran tenaga kerja dan upah agar dapat memperoleh keyakinan pada prospek jangka panjang Jepang. Pemerintah harus memajukan agenda reformasi ini pada 2015.

4 – 5

(6)

Tinjauan ekonomi

Australia: Masih dalam peralihan

Pertumbuhan total tetap solid pada 2014 kendati turunnya investasi pertambangan sebab volume ekspor sumber daya melonjak. Akan tetapi, lemahnya pertumbuhan pendapatan nasional akibat penurunan tajam dalam harga komoditas dan lemahnya keyakinan konsumen menyusul Anggaran Persemakmuran Mei menghambat peralihan ekonomi menuju permintaan non-tambang yang lebih kuat. Ini mengakibatkan naiknya tingkat pengangguran secara bertahap.

Kami memperkirakan peralihan ekonomi akan berlanjut pada 2015 sebab rendahnya dolar Australia (AUD) mendongkrak daya saing. Kita bakal melihat peralihan memperoleh traksi lebih lanjut dari pertumbuhan yang lebih kuat dari perekonomian negara maju. Dengan tingginya tingkat simpanan rumah tangga, segala perbaikan dalam keyakinan konsumen bakal membantu perbaikan dalam konsumsi serta berlanjutnya pertumbuhan dalam pembangunan perumahan.

Bagaimanapun juga, kemajuan kemungkinan akan lambat, sebab jatuhnya harga komoditas tetap merupakan tantangan yang signifikan bagi pendapatan nasional dalam jangka pendek. Ini dapat mengakibatkan tingkat pengangguran naik lebih tinggi, sehingga membatasi segala perbaikan dalam keyakinan konsumen. Kami meyakini diperlukan AUD yang lebih rendah lagi untuk mendukung peralihan ini.

Sementara itu, kurangnya perbaikan dalam tingkat pengangguran dan inflasi yang terhambat akan membuat Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga kas pada tingkat rendah saat ini sepanjang paling tidak tahun 2015, bila bukan seluruhnya.

Asia: Optimis namun harus waspada

Pemulihan tak merata dalam ekspor kemungkinan akan berlanjut pada 2015. Meski membaiknya belanja konsumen dan investasi bisnis di AS bakal mendongkrak permintaan akan ekspor Asia, pertumbuhan yang lemah dan di bawah tren di Eropa dan China akan mengingkari sebagian manfaatnya.

Harga komoditas yang lebih rendah memberikan titik terang bagi Asia. Karena sebagian besar perekonomian Asia merupakan importir bersih besar untuk komoditas dan minyak, berlanjutnya periode harga komoditas yang rendah dapat berpotensi meningkatkan saldo neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan. Rendahnya harga minyak juga dapat berarti subsidi energi yang lebih kecil bagi pemerintah dan penghasilan siap pakai yang lebih tinggi bagi konsumen.

India khususnya merupakan penerima manfaat dari dinamika yang menguntungkan ini, dan bintangnya mungkin bersinar lebih terang sejalan dengan prospek bagi reformasi serius yang membaik di tahun 2015.

Yang terakhir, tekanan harga yang terbatas juga membuka pintu bagi pemangkasan suku bunga, bila diperlukan. Kendati sikap kebijakan di kawasan ini mungkin perlu tetap restriktif guna meredam kejutan naiknya suku bunga AS, siklus kenaikan suku bunga yang menyakitkan mungkin telah berlangsung sebagaimana mestinya bagi sebagian besar perekonomian Asia.

China: Tren melemah

Perekonomian China menderita “growing pains” di tahun 2014 sehubungan peralihan panjang menuju model pertumbuhan digerakkan konsumen terus berlanjut. Kerangka kerja ekonomi

“tingkat normal baru” ini akan membuat China terus bergeser dari pertumbuhan tinggi menuju lintasan pertumbuhan yang lebih rendah.

Selain melambatnya laju potensi pertumbuhan China, hasrat untuk memperlambat ekspansi kredit dan

perbankan bayangan kemungkinan akan terus membebani perekonomian pada 2015. Di pasar obligasi lokal, jumlah utang yang signifikan diperkirakan akan jatuh tempo pada awal 2015. Ini perlu diperpanjang, yang mungkin akan terbukti sangat sulit apabila pertumbuhan terus melambat. Lemahnya pasar properti juga akan menghambat perekonomian; hingga saat ini, pasar properti belum secara meyakinkan menanggapi dukungan KPR yang lebih besar dan longgarnya pembatasan kepemilikan dari pemerintah.

Sebagian pelonggaran pajak transaksi pada pasar perumahan juga tampak memiliki kemungkinan untuk dilakukan.

Tidak mengherankan, risiko deflasi meningkat dengan latar pertumbuhan yang lesu ini. Meski pemerintah lebih memilih menggunakan langkah pelonggaran yang lebih tertarget pada 2014, kami tidak mengesampingkan langkah-langkah pro-pertumbuhan dengan basis yang lebih luas seperti pemangkasan lebih lanjut terhadap suku bunga atau rasio persyaratan cadangan terutama apabila pertumbuhan mulai melambat tajam pada 2015. Kapasitas bagi perumus kebijakan untuk menanggapi dengan stimulus yang lebih meluas berarti risiko penurunan yang lebih tajam tetap rendah pada 2015.

Dalam jangka panjang, pendorong pertumbuhan baru seperti inovasi perkembangan industri peralatan kelas atas serta berlanjutnya program urbanisasi bakal membantu China mencapai pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan kualitas yang lebih tinggi. Akan tetapi, “growing pains” tidak dapat dihindari dalam waktu dekat. Kami memperkirakan pertumbuhan akan memoderat pada 2015.

Proyeksi pertumbuhan PDB Asia Pasifik di luar Jepang (%)

2014F 2015F 2014F 2015F

Australia 3.1 2.9 Selandia Baru 3.1 3.0

China 7.5 7.0 Filipina 6.0 6.1

Hong Kong 1.9 3.9 Singapura 2.9 3.2

India* 5.0 6.2 Korea Selatan 3.6 3.5

Indonesia 5.0 5.4 Taiwan 3.6 3.7

Malaysia 5.8 5.3 Thailand 0.9 4.2

Sumber: Riset Pasar & Perekonomian ANZ. Desember 2014.

Proyeksi tingkat suku bunga kebijakan bank sentral (%)

Current Dec-15 Current Dec-15

AS 0.25 1.25 Inggris 0.50 1.25

Zona euro 0.05 0.05 Australia 2.50 3.00

Jepang 0.00-0.10 0.00-0.10 Selandia Baru 3.50 3.75 Perekonomian Berkembang Asia

China 5.60 5.60 Filipina 4.00 4.75

HK 0.50 1.50 Korea Selatan 2.00 1.75

India 8.00 7.75 Taiwan 1.875 2.375

Indonesia 7.75 7.25 Thailand 2.00 2.00

Malaysia 3.25 3.25

Sumber: Riset Pasar & Perekonomian ANZ. Desember 2014.

(7)

Tinjauan alokasi aset

Tinjauan Alokasi Aset 2015

Kelas aset Tinjauan

Ekuitas pasar maju Bobot besar

Ekuitas pasar berkembang Bobot kecil Obligasi grade non-investasi Bobot kecil Obligasi grade investasi Bobot kecil

Perpaduan pertumbuhan solid, inflasi rendah dan likuiditas berlimpah menciptakan lingkungan positif bagi pasar ekuitas.

Dengan valuasi sekitar nilai wajar, kami memperkirakan keuntungan moderat lebih lanjut dalam pendapatan untuk mendukung kemajuan lebih lanjut.

Sebaliknya, valuasi pendapatan tetap mahal dari perspektif jangka panjang, dengan hasil pengembalian diantisipasi berada di bawah rata-rata pada 2015. Kendati demikian, berlanjutnya laju inflasi rendah, suku bunga rendah dan tren deleveraging berkelanjutan akan membatasi lingkup segala aksi jual. Dengan dolar AS (USD) yang mengalami tren naik, kami memberikan bobot yang kecil pada penerima manfaat pencarian imbal hasil seperti dolar Australia dan Selandia Baru.

Penting untuk diperhatikan bahwa seiring the Fed bergerak mengembalikan pengaturan kebijakannya ke tingkat yang lebih normal, hasil pengembalian kemungkinan akan menjadi lebih moderat dan lebih volatil dibandingkan beberapa tahun terakhir. Seraya kita mendekati awal kenaikan suku bunga AS, kita juga menyadari adanya risiko yang berkembang dalam siklus investasi, khususnya terkait ilikuiditas. Fokus kita tetap pada aset pertumbuhan berkualitas sementara membatasi paparan terhadap risiko yang lebih tinggi dan aset yang kurang likuid seperti ekuitas dan utang pasar berkembang.

Ekuitas

Preferensi kami ada pada ekuitas pasar maju global yang divaluasi dengan wajar dan diperkirakan akan memperoleh keuntungan terbesar dari ekspansi global. Kami memberikan bobot yang kecil pada ekuitas Australia yang memiliki valuasi kurang menarik dan menghadapi tantangan dari lemahnya harga komoditas. Meski ekuitas pasar berkembang murah, rendahnya valuasi ini terutama terpusat di China dan Rusia, yang keduanya memiliki serangkaian tantangan tersendiri.

Selain itu, pasar berkembang rentan terhadap kenaikan suku bunga the Fed yang bakal terjadi. Di dalam pasar berkembang, kami memiliki preferensi untuk Asia di luar Jepang di mana fundamentalnya relatif lebih positif.

Pendapatan Tetap

Bobot yang besar pada ekuitas didanai dari bobot yang kecil pada pendapatan tetap, yang tergolong mahal dibandingkan ekuitas. Obligasi mengalami rally pada 2014 berkat lemahnya data ekonomi, keresahan geopolitik, tinjauan netral atas suku bunga AS dan meningkatnya stimulus oleh ECB. Penilaian ulang atas ekspektasi pasar untuk inflasi di dunia maju juga memiliki peran. Meski menurut kami inflasi yang lebih rendah akan menetap untuk waktu yang lebih lama, mengarah pada imbal hasil obligasi yang lebih rendah dibandingkan hasil prediksi sebelumnya, ini tampaknya sejalan dengan rentannya imbal hasil berdurasi lebih panjang jika ekspektasi inflasi akhirnya terangkat. Dengan tingkat pengangguran AS yang berada di bawah 6% dan anggota the Fed meningkatkan ekspektasi mereka akan kenaikan suku bunga, kenaikan kecil sekalipun dalam inflasi AS mendekati target 2% akan mendukung imbal hasil yang agak lebih tinggi.

Meski kami hanya memperkirakan pertumbuhan moderat dan inflasi rendah untuk menjaga imbal hasil obligasi terkendali, risiko tetap terarah pada kenaikan imbal hasil obligasi (penurunan harga) yang akan mengakibatkan aset pendapatan tetap berkinerja di bawah aset defensif lain pada tahun depan. Di dalam pendapatan tetap, kami memiliki preferensi untuk penghasilan tetap global, yang akan terus memperoleh manfaat dari stimulus bank sentral di Eropa dan Jepang, yang akan menahan imbal hasil mendekati titik terendahnya.

Di dalam obligasi grade investasi, kami memiliki preferensi untuk obligasi korporat dibandingkan pemerintah dikarenakan adanya imbal hasil (penghasilan) tambahan, sementara sebaran dihargai sewajarnya. Kami memberikan bobot yang kecil pada obligasi grade non-investasi sebab sebaran untuk imbal hasil tinggi dan obligasi pasar berkembang berada di bawah rata-rata dan rentan terhadap peningkatan volatilitas sewaktu the Fed mulai mengembalikan suku bunga ke tingkat yang lebih normal.

6 – 7

Preferensi untuk ekuitas dibandingkan aset defensif

Strategi alokasi aset kami adalah memberikan bobot yang besar pada ekuitas, didukung oleh siklus ekonomi dan valuasi relatif.

(8)

Ekuitas

Masih banyak yang dinantikan

Perpaduan pertumbuhan solid, inflasi rendah dan likuiditas berlimpah menciptakan lingkungan positif bagi pasar ekuitas.

Indikator utama yang berguna untuk pasar ekuitas global adalah rasio revisi pendapatan. Rasio ini mengukur jumlah perusahaan di mana para analis “bottom-up” telah merevisi naik estimasi pendapatan perusahaan di masa mendatang relatif dibandingkan perusahaan yang pendapatannya direvisi turun. Tingkat rasio revisi pendapatan di atas 1 menandakan optimisme yang lebih besar di kalangan analis terhadap pertumbuhan pendapatan mendatang yang umumnya positif bagi pasar ekuitas.

Rasio revisi pendapatan akhir-akhir ini menceritakan kisah yang berlainan untuk pasar ekuitas. Di AS, tren selama sebagian besar 2014 untuk revisi pendapatan adalah positif sebab perusahaan terus menumbuhkan pendapatan melalui pengurangan biaya, penguatan ekonomi AS secara bertahap dan USD yang lebih rendah. Belakangan ini, rasio ini telah turun sebab perusahaan menghadapi margin yang lebih sempit dan USD yang lebih tinggi. Kendati naiknya USD akan membebani pendapatan pada 2015, berlanjutnya perekonomian AS yang kuat akan mendukung momentum tingkat pendapatan yang wajar.

Revisi pendapatan amat sangat positif di Jepang sebab para analis merevisi naik ekspektasi setelah diterapkannya kebijakan ekspansi Perdana Menteri Abe. Berlanjutnya pendapatan positif membutuhkan keberlanjutan reformasi struktural dan yen yang lebih rendah.

Sangat bertolak belakang dengan hal itu, revisi pendapatan di Eropa tergolong buruk, yang mencerminkan lingkungan

Sorotan

Revisi pendapatan menyoroti peluang dan ketidakpastian

Jepang perlu reformasi dan yen yang lebih rendah untuk menaikkan pendapatan sementara pendapatan Eropa mendapatkan manfaat dari basis yang lebih rendah.

AS: Relatif mahal namun cukup beralasan

Ekuitas AS terus memimpin rally di pasar ekuitas global sebab pertumbuhan pendapatan telah terbukti memiliki pijakan yang stabil. Ini telah mengakibatkan harga bergerak sedikit mendahului pendapatan. Akan tetapi, dengan bukti bahwa AS tetap berada di jalur laju pertumbuhan ekonomi di atas tren, dan dengan inflasi yang terkendali, kami masih nyaman dengan pandangan bahwa laba korporat akan naik secara stabil pada 2015.

Kendati menunjukkan gambaran yang cukup jinak, ini tidak serta-merta tanpa risiko. Pada 2015, ekspektasi perbaikan lebih lanjut di pasar tenaga kerja AS disertai dengan meningkatnya tekanan untuk upah yang lebih tinggi. Hal ini, dipadukan dengan pandangan kami bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga di pertengahan tahun, akan menciptakan ketidakpastian bagi investor. Suku bunga dan upah yang lebih tinggi kemungkinan akan memiliki dampak Hasil Pengembalian Pasar Ekuitas Regional (2014)

Sumber: Bloomberg. Kekayaan Global ANZ. Hasil pengembalian adalah per 30 November 2014 dan dalam USD. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja mendatang.

Sumber: Bloomberg, Kekayaan Global ANZ

ekonomi yang rapuh dan ketidakseimbangan struktural di kawasan ini. Memandang ke depan, apabila pertumbuhan di kawasan ini membaik seperti yang kami perkirakan, maka revisi pendapatan akan membaik yang dapat memberikan dorongan bagi ekuitas Eropa.

Yang terakhir, revisi pendapatan di pasar berkembang juga negatif. Beberapa faktor berperan dalam hal ini, termasuk lemahnya pertumbuhan global, anjloknya harga komoditas dan naiknya USD. Seiring the Fed bergerak menaikkan suku bunga dan USD terus bergerak naik, pendapatan untuk pasar berkembang kemungkinan akan tetap terancam.

Bagan: Rasio revisi pendapatan di pasar-pasar utama

16%

14%

12%

10%

8%

6%

4%

2%

0%

-2%

-4%

MSCI Japan MSCI

Europe MSCI BRIC MSCI EM MSCI Asia ex Japan MSCI

World MSCI US -2.6% -1.5%

2.9% 2.9%

7.1% 7.2%

13.7%

Emerging Markets Europe

US 3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0

2010 2011 2012 2013 2014

Japan

(9)

negatif terhadap margin korporat dan menguatnya USD juga akan mengacaukan penerimaan offshore.

Kendati demikian, perusahaan AS dengan tingkat utang yang rendah dan arus kas bebas yang kuat menempati posisi yang mantap untuk mempertahankan hasil pengembalian mereka kepada pemegang saham. Kami memperkirakan ekuitas AS akan mempersembahkan hasil pengembalian yang wajar tahun ini, namun mungkin terdapat peluang yang relatif lebih baik di kawasan lain, meski hal itu disertai dengan kepastian pendapatan yang lebih kecil.

Eropa: Peluang di tempat yang tepat

Dalam 12 bulan terakhir, pertumbuhan ekonomi di zona euro terus berada di bawah prediksi pakar ekonomi dan deflasi telah menjadi risiko yang sangat nyata. Sudah tidak diragukan lagi bahwa perumus kebijakan harus bertindak.

Meski kemauan tampaknya sudah ada, namun tidak jelas apakah ECB memiliki mandat untuk menyampaikan apa yang investor ekuitas yakini diperlukan untuk mendorong aktivitas perekonomian. Apa pun cara yang diambil, perekonomian kemungkinan akan terus berkinerja di bawah kawasan lain, yang akan membatasi pendapatan korporat.

Para analis terus merevisi turun proyeksi pendapatan zona euro, dan hingga perekonomian kawasan ini memperoleh traksi, pasar ekuitas akan terus bergumul.

Kendati demikian, tidak semuanya merupakan kabar buruk bagi semua perusahaan di kawasan ini. Perusahaan multinasional kualitas tinggi bakal mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi di tempat lainnya di dunia dan melemahnya euro. Sentimen investor terhadap kawasan ini berada pada tingkat yang rendah dan valuasi tergolong menarik relatif dibandingkan AS dan sekarang Jepang, berdasarkan ekspektasi pendapatan ke depan. Hal ini mempersiapkan pasar untuk menghadapi periode kejutan pendapatan dan perekonomian positif jika ECB memang mengambil tindakan dan euro terus terdepresiasi. Ini bakal mendorong aliran kembali ke dalam ekuitas Eropa.

Jepang: Jangan menentang BoJ

Sejalan dengan pepatah, ‘Jangan menentang the Fed’, kami yakin bahwa tindakan BoJ untuk meningkatkan pelonggaran kuantitatif dan memperlemah yen Jepang, akan memantapkan komitmen perumus kebijakan untuk mengakhiri deflasi untuk selama-lamanya. Selain itu, Perdana Menteri Shinzo Abe telah menunda kenaikan tarif PPN yang dijadwalkan untuk tahun depan dan apabila sukses dalam pemilu mendatang, ia akan memiliki mandat baru untuk merampungkan reformasi struktural yang diperlukan.

Tindakan tersebut memiliki pengaruh positif terhadap tinjauan ekspektasi pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pendapatan untuk sektor berorientasi ekspor. Terdapat beberapa risiko jangka pendek di mana para analis telah merevisi naik proyeksi laba mereka. Valuasi berdasarkan ekspektasi tersebut juga berada di atas tingkat rata-rata. Akan tetapi, tahun depan kami enggan menebak-nebak resolusi perumus kebijakan. Meski fundamental lemah dan masih ada tingkat ketidakpastian yang tinggi perihal kemampuan

Ekuitas

perumus kebijakan untuk sukses dalam jangka panjang, potensi kenaikan cukup signfikan apabila mereka berhasil.

Kami mempertahankan pandangan positif terhadap ekuitas Jepang.

Australia: Keseimbangan yang lirih

Pasar ekuitas Australia mengalami tekanan pada 2014 menyusul melambatnya pertumbuhan China dan penurunan tajam dalam harga komoditas. Kami memperkirakan tantangan ini akan berlanjut memasuki 2015, meski penurunan AUD akhir-akhir ini bakal sedikit mengimbanginya. Kendati pasar Australia tampak dihargai dengan wajar atas dasar harga terhadap pendapatan historis, pasar tidak kelihatan benar- benar siap menghadapi potensi penurunan pendapatan di luar sektor sumber daya sebab anjloknya nilai tukar perdagangan membatasi pendapatan nasional. Pada tingkat minimum, dengan siklus super komoditas dan utang yang kini melewati puncaknya, nilai relatif ekuitas Australia terhadap ekuitas global menjadi semakin tidak jelas.

Pasar Berkembang: Asia masih lebih disukai Pertumbuhan ekonomi di pasar berkembang terus mengecewakan, dan pertumbuhan kemungkinan akan tetap berada di bawah tren ke depannya mengingat kendala struktural di sejumlah perekonomian besar. Kendati demikian, tinjauan makro kemungkinan akan menjadi semakin divergen di dalam pasar tersebut. Negara yang memiliki hubungan dagang yang kuat dengan AS mungkin akan memperoleh keuntungan dari resiliensi perekonomian AS. Sementara itu, lemahnya harga komoditas akan menguntungkan importir komoditas di Asia, sebab inflasi yang lebih rendah memberikan ruang bagi perumus kebijakan untuk menahan atau dalam sebagian kasus bahkan memangkas suku bunga.

Di sisi lain, perekonomian yang telah meregulasi harga energi atau mata uang yang telah melemah tajam dalam beberapa bulan terakhir mungkin akan melihat peningkatan suku bunga pada bulan-bulan mendatang.

Mengingat profil pertumbuhan secara keseluruhan, kita kemungkinan tidak akan melihat kenaikan yang signifikan dalam pendapatan untuk pasar tersebut dalam waktu dekat.

Meski valuasi secara keseluruhan terlihat murah, di luar China dan Rusia, valuasi di pasar-pasar utama saat ini netral hingga mahal. Seraya pasar berfokus pada potensi kenaikan suku bunga AS pada 2015, pasar berkembang rentan mengalami peningkatan volatilitas dan aliran modal keluar. Kami lebih menyukai ekuitas Asia di luar Jepang mengingat fundamental kawasan ini yang lebih baik.

Tinjauan Pasar Ekuitas 2015*

Pasar Tinjauan

Global Positif

Amerika Serikat Positif

Eropa Positif

Jepang Positif

Australia Netral

Pasar Berkembang Netral

*Tinjauan mengacu pada ekspektasi hasil pengembalian mutlak.

8 – 9

(10)

Ekuitas

China: Tak ada perbaikan cepat

Tinjauan pertumbuhan China akan terus terlihat menantang pada tahun depan, dan volatilias pasar dapat meningkat pada 2015 sebab obligasi korporat dalam jumlah yang signifikan diperkirakan akan jatuh tempo dan harus diperpanjang.

Setelah merangkul laju pertumbuhan yang lebih rendah secara struktural, pemimpin China kemungkinan akan mengalihkan fokus mereka untuk melakukan reformasi yang diperlukan. Meski valuasi pasar yang murah mungkin cukup beralasan mengingat tinjauan pertumbuhan yang tidak pasti, berita terkait reformasi dapat memicu luapan rasa optimisme di pasar. Akan tetapi, rally berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan yang sukses dalam prakarsa reformasi.

Hong Kong: Peluang terpilih

Saat laporan ini ditulis, upaya pemerintah Hong Kong untuk menyingkirkan penghalang jalan yang dibuat oleh para pemrotes telah ditanggapi dengan perlawanan keras. Apabila demostrasi terus berlanjut, ini dapat berdampak negatif terhadap pariwisata serta keyakinan bisnis dan konsumen.

Suku bunga yang lebih tinggi di AS juga dapat menimbulkan tantangan bagi harga rumah hunian. Peluncuran Shanghai- Hong Kong Stock Connect agak mengecewakan dalam jangka pendek, meski sektor-sektor tertentu di Hong Kong terus diperdagangkan dengan diskon yang signifikan terhadap imbangan saham A mereka.

India: Ruang bagi perbaikan

Kendati valuasi tidaklah murah, kami meyakini bahwa pendapatan dapat mengejar ketertinggalan seiring terangkatnya pertumbuhan ekonomi pada 2015. Reformasi dapat membantu meningkatkan produktivitas sementara kembalinya keyakinan konsumen dan bisnis dapat mendongkrak permintaan. Di sisi reformasi, prospek kini semakin baik dan kemajuan telah dicapai dengan deregulasi baru-baru ini terhadap harga solar dan program divestasi pemerintah.

Harga komoditas yang rendah kemungkinan akan menjinakkan tekanan inflasi, sehingga memberikan ruang bagi Reserve Bank of India untuk memangkas suku bunga pada tahun baru. Satu hal penting, melemahnya harga minyak juga dapat membatasi tingkat memburuknya neraca transaksi berjalan jika impor mulai meningkat berkat perbaikan dalam investasi. Bagaimanapun juga, investor tetap harus bersiap- siap menghadapi peningkatan volatilitas pada saat-saat kenaikan suku bunga pertama the Fed.

Korea: Tren menurun dalam pendapatan terus berlanjut Tren menurun dalam proyeksi pendapatan yang kita lihat pada 2014 terus berlanjut dan para analis mulai merevisi turun angka pendapatan 2015. Kendati pasar Korea secara historis mendapatkan keuntungan dari kuatnya perekonomian AS, prospeknya terlihat lebih suram menyusul penurunan tajam yen Jepang. Dibandingkan negara Asia lainnya, ekspor Korea paling banyak tumpang tindih dengan ekspor dari Jepang, terutama di sektor pembuatan kapal, elektronik dan otomotif.

Pasar agak sedikit mahal dan pemerintah kemungkinan akan menerapkan lebih banyak stimulus fiskal pada tahun baru untuk mendukung permintaan domestik, yang mungkin menguntungkan bagi sektor terkait domestik.

Taiwan: Momentum pendapatan merupakan kuncinya Setelah setahun mengalami peningkatan pendapatan yang cemerlang, momentum pendapatan, meski positif, kini memoderat. Kecuali pertumbuhan melaju di luar AS, dibutuhkan peluncuran produk baru yang sukses untuk mempertahankan momentum yang kuat dalam pendapatan dan ekspor teknologi. Partai KMT yang berkuasa menderita kekalahan telak dalam pemilu di tingkat kota pada November 2014 yang berpotensi menempatkan partai oposisi Partai Progresif Demokratik (DPP) dalam posisi yang kuat untuk pemilu presiden berikutnya pada awal 2016. Traksi yang lebih besar oleh partai DPP dapat mengarahkan investor asing untuk menilai ulang risiko politik di pasar Taiwan. Setelah semuanya dipertimbangkan, kami memiliki pandangan positif namun tetap waspada terhadap pasar pada 2015 sebab valuasi masih wajar, meski kami terus memantau momentum pendapatan secara saksama.

ASEAN: Rentan akan aksi ambil untung

Kami memperkirakan pasar ASEAN akan didera aksi ambil untung pada 2015 sebab pasar ekuitas di Thailand, Indonesia dan Filipina dinilai terlalu tinggi. Di Indonesia, naiknya harga bahan bakar baru-baru ini dan peningkatan suku bunga sebagai langkah preventif oleh Bank Indonesia dapat membebani sektor terkait domestik. Meski rendahnya harga minyak global dan potensi belanja infrastruktur oleh pemerintahan baru dapat mendongkrak pertumbuhan, hal ini mungkin diimbangi oleh lemahnya pendapatan dari batu bara. Kami memperhatikan bahwa para analis kini merevisi turun proyeksi pendapatan 2015.

Kendati pasar Malaysia sebaliknya dinilai murah,

perekonomian sedang mengalami penurunan siklis dengan pengetatan lebih lanjut terhadap kebijakan fiskal dan moneter. Melemahnya harga komoditas kemungkinan juga akan membebani konsumsi swasta. Memburuknya tinjauan pertumbuhan juga tercermin dalam proyeksi pendapatan 2015, yang saat ini mengalami penurunan peringkat yang signifikan.

Pasar Singapura juga dinilai murah namun prospeknya kemungkinan akan tertahan oleh pemulihan tak merata dalam perekonomian maju di luar AS. Sembari kita bergerak mendekati awal peningkatan suku bunga the Fed pada 2015, kekhawatiran tentang tingginya tingkat utang rumah tangga kemungkinan akan mencuat. Ini mungkin akan membebani bank dan sektor properti .

Tinjauan Pasar Ekuitas Asia 2015*

Pasar Tinjauan*

China Netral

Hong Kong Netral

India Positif

Korea Selatan Netral

Taiwan Positif

Asean Negatif

*Tinjauan mengacu pada ekspektasi hasil pengembalian mutlak dalam mata uang lokal.

(11)

Pendapatan Tetap

Lebih rendah lagi untuk waktu yang lebih lama

Kendati the Fed bakal memulai proses menaikkan suku bunga kembali ke tingkat yang lebih normal, imbal hasil obligasi diperkirakan akan tetap rendah dalam perekonomian utama.

Sorotan:

Apakah imbal hasil telah anjlok terlalu jauh?

Tingkat normal baru untuk pertumbuhan dan inflasi tampaknya telah diperhitungkan sepenuhnya dalam pasar obligasi.

Apabila pertumbuhan membaik seperti yang kami perkirakan, maka risiko atas imbal hasil obligasi menjadi lebih tinggi.

Pasar pendapatan tetap berkinerja mantap pada 2014 sebab meningkatnya pengakuan akan tingkat normal baru untuk pertumbuhan global dan inflasi mengakibatkan anjloknya imbal hasil obligasi (harga naik). Kendati membaiknya pertumbuhan global akan membatasi penurunan lebih lanjut dalam imbal hasil obligasi, peningkatan signifikan dalam imbal hasil kemungkinannya juga kecil untuk saat ini.

Latar belakang tetap mendukung utang korporat kualitas tinggi sebab menguatnya pertumbuhan menjaga tingkat gagal bayar tetap rendah. Sebaran utang korporat saat ini tergolong menarik, namun kami menyarankan agar tidak turun terlalu jauh dalam spektrum risiko kredit mengingat risiko likuiditas yang lebih rendah di sektor ini sewaktu the Fed mulai menaikkan suku bunga.

Hasil Pengembalian Pasar Obligasi Global (2014)

Sumber: Bloomberg. Kekayaan Global ANZ. Hasil pengembalian adalah per 30 November 2014 dan tidak terlindung nilai dalam USD. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja mendatang.

US High

Yields Global Aggregate

Index

Global Investment

Grade

Global

Sovereigns Global EM

Bonds Asian High Grade 10%

8%

6%

4%

2%

0%

3.6%

7.0% 7.3% 7.6%

8.6% 9.0%

Unsur utama dalam pandangan kami adalah tingkat normal baru untuk pertumbuhan dan inflasi akan menjaga suku bunga tetap rendah untuk waktu yang lebih lama. Pertanyaan kunci untuk pasar obligasi adalah apakah pandangan ini telah sepenuhnya tercermin dalam penetapan harga pasar setelah penurunan tajam imbal hasil yang terlihat pada 2014.

Dengan membandingkan imbal hasil obligasi 5 tahun dan 10 tahun dan disesuaikan dengan sebaran rata-rata antara obligasi lima tahun dan suku bunga kas memungkinkan kita untuk mengkaji tingkat suku bunga kas rata-rata tersirat yang diperkirakan oleh investor dalam waktu 5 tahun untuk 5 tahun ke depan. Ini menunjukkan bahwa suku bunga dana the Fed dalam periode 5 tahun mulai dari akhir 2019 rata- ratanya diperkirakan tepat di atas 2%. Dengan menggunakan ekspektasi pasar untuk inflasi, ini menyiratkan suku bunga riil sebesar ½%, jauh lebih rendah dibandingkan sebagian besar estimasi potensi pertumbuhan di AS sekitar 2%.

Sementara itu, imbal hasil obligasi Jerman menyiratkan suku bunga kas rata-rata dalam periode yang sama kurang dari 1%, yang menyiratkan sedikit sekali pemulihan dalam perekonomian zona euro dalam satu dasawarsa ke depan.

Untuk Australia, pasar saat ini memperhitungkan suku bunga kas jangka panjang sekitar 3%. Ini lebih rendah dari tingkat 3,50-3,75% yang kami anggap sebagai suku bunga netral baru untuk Australia mengingat melebarnya sebaran antara suku bunga pinjaman bank dan suku bunga kas sejak bermulanya krisis finansial global.

Analisis ini menunjukkan bahwa tema tingkat normal baru kini telah sepenuhnya diperhitungkan dalam pasar. Apabila pertumbuhan membaik seperti yang kami perkirakan, maka risiko atas imbal hasil obligasi hanya bergerak menuju satu arah – lebih tinggi. Akan tetapi, menurut kami pergerakan ini akan terjadi secara bertahap, dengan imbal hasil tetap berada di bawah tingkat sebelumnya selama beberapa tahun.

Bagan: Suku bunga kas rata-rata jangka panjang tersirat (%)

Sumber: Bloomberg, Kekayaan Global ANZ

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 7

6

5

4

3

2

1

0

Australia Japan

Europe US

New Zealand

(12)

Pendapatan Tetap

Tahun depan bakal menyaksikan perkembangan lebih lanjut menuju AUD yang lebih rendah. Meski risiko pemangkasan suku bunga telah muncul, kasus dasar kami adalah bahwa RBA bakal mempertahankan suku bunga untuk memfasilitasi peralihan ke perekonomian yang lebih seimbang. Langkah- langkah makro-prudensial tertarget seperti pembatasan rasio pinjaman terhadap valuasi (LVR) pada pinjaman perumahan investor diperkirakan akan diperkenalkan dalam perangkat kebijakan RBA untuk menyingkirkan risiko gelembung perumahan investor.

Kendati demikian, pasar obligasi telah sepenuhnya

mempertimbangkan kemungkinan pemangkasan lebih lanjut terhadap suku bunga kas RBA. Dengan demikian, menurut kami imbal hasil obligasi Australia, khususnya dengan jatuh tempo yang lebih pendek, akan bergerak naik dari sini sejalan dengan suku bunga AS. Namun permintaan yang kuat akan obligasi Australia mengingat imbal hasil yang relatif lebih tinggi dan fundamental yang kuat bakal membatasi kenaikan pada obligasi dengan jatuh tempo lebih panjang.

Imbal hasil tinggi: Risiko ilikuiditas

Sebaran imbal hasil tinggi telah mengetat secara signifikan pada beberapa tahun terakhir menjadi di bawah rata-rata jangka panjangnya. Terdapat aksi jual baru-baru ini dalam obligasi imbal hasil tinggi kendati pertumbuhan ekonomi yang mantap di AS sebab telah muncul kekhawatiran bahwa likuiditas dan volatilitas di sektor ini akan terkena dampak kenaikan suku bunga the Fed pada akhirnya. Kami meyakini bahwa kekhawatiran ini beralasan. Rekor penerbitan dan memburuknya kualitas juga merupakan masalah yang harus diperhatikan. Karena alasan ini, fokus kami tetap pada aset pertumbuhan berkualitas dan membatasi paparan terhadap risiko yang lebih tinggi dan aset yang kurang likuid seperti utang berimbal hasil tinggi. Kami memperkirakan hasil pengembalian yang lumayan positif dari sektor ini pada 2015.

Utang pasar berkembang: Di bawah tekanan

Utang pasar berkembang diperkirakan akan menghadapi tinjauan yang serupa dengan imbal hasil tinggi. Pasar berkembang telah mendapatkan keuntungan dari

membaiknya perekonomian global dan pencarian baru akan imbal hasil, dengan sektor yang mengalami aliran masuk yang kuat. Akan tetapi, ini menutupi fundamental yang buruk di banyak negara, yang mencerminkan menurunnya harga komoditas dan dalam beberapa kasus, defisit neraca transaksi berjalan dan fiskal yang besar serta naiknya utang domestik.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kekuatan tinjauan ekonomi, mengimbangi dampak positif dari peningkatan moderat dalam perdagangan global. Valuasi saat ini terhadap obligasi pasar berkembang berdenominasi USD sedikit agak mahal kendati adanya pelebaran sebaran akhir-akhir ini.

Utang pasar berkembang juga rentan terhadap peningkatan volatilitas sebab the Fed mulai menaikkan suku bunga.

Tinjauan Penghasilan Tetap 2015*

Pasar Tinjauan

Global Positif

Amerika Serikat Netral

Eropa Positif

Jepang Positif

Australia Positif

Pasar Berkembang Positif

Imbal hasil tinggi Positif

*Tinjauan mengacu pada ekspektasi hasil pengembalian mutlak dalam USD

AS: Hanya dengan kenaikan suku bunga yang rendah Imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan jatuh tempo yang lebih panjang mengalami penurunan tajam pada 2014 kendati turunnya tingkat pengangguran, yang mencerminkan meningkatnya penerimaan akan tingkat normal baru untuk pertumbuhan global, inflasi dan selanjutnya suku bunga.

Dengan tingkat pengangguran AS yang bakal turun di bawah estimasi the Fed pada tingkat di mana inflasi mulai naik pada tahun depan, pertanyaannya menjadi kapan, bukan apakah the Fed akan mulai menaikkan suku bunga. Kami meyakini bahwa langkah pertama kemungkinan akan dilakukan sekitar pertengahan 2015.

Meski peralihan dari suku bunga nol dana the Fed akan menjadi peristiwa penting bagi pasar finansial, fokus bagi pasar pendapatan tetap adalah bagaimana cara the Fed mengkomunikasikan ekspektasi atas kembalinya suku bunga dan neraca ke tingkat yang lebih normal pada akhirnya. Kami memperkirakan the Fed akan menganut siklus kenaikan suku bunga yang rendah dan perlahan sebab the Fed tidak ingin mengambil risiko membahayakan perekonomian dengan mendorong lonjakan tajam yang lebih tinggi dalam imbal hasil obligasi.

Kami memperkirakan bahwa langkah kebijakan the Fed pada 2015 akan berkenaan dengan kalibrasi ulang kebijakan untuk mempersiapkan jalan bagi keberlanjutan ekspansi dalam perekonomian AS. Ini bakal membatasi kenaikan dalam imbal hasil obligasi dengan jatuh tempo yang lebih panjang.

Sementara itu, dengan neraca the Fed yang kemungkinan akan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk kembali ke tingkat pra-krisis, kepemilikan obligasi kumulatif the Fed akan terus memberikan tekanan turun pada suku bunga jangka panjang.

Eropa dan Jepang: Lebih banyak stimulus

Meski the Fed bakal menentukan arah pergerakan semua pasar, kondisi domestik juga akan memiliki peran yang sangat penting bagi sebagian pasar.

Pertumbuhan yang mengecewakan dan lemahnya inflasi pada 2014 membuat bank sentral di zona euro dan Jepang mengumumkan atau meningkatkan ukuran program pembelian aset. Selama satu tahun ke depan, pengaturan kebijakan moneter akan menjadi tidak begitu sinkron sebab tekanan tetap ada pada bank sentral tersebut untuk memberikan stimulus lebih lanjut guna memperkuat perekonomian yang rapuh dan melindunginya dari risiko deflasi. Kami memperkirakan adanya kenaikan kecil, apabila memang ada kenaikan dalam imbal hasil obligasi di zona euro dan Jepang selama satu tahun ke depan.

Sejauh ini, Presiden ECB Mario Draghi belum diuji perihal janjinya untuk melakukan apa pun yang diperlukan, dengan keyakinan pasar pada ECB untuk melakukan peningkatan besar. Kendati kami relatif positif dengan tinjauannya,

pertanyaan kritisnya adalah apakah kemauan politik ada untuk melakukan pembelian obligasi pemerintah berskala penuh apabila timbul kebutuhan akan hal itu.

Australia: Suku bunga dipertahankan

RBA telah mendapati diri berada dalam posisi yang sulit pada 2014. Di dunia yang ideal, pejabat RBA pasti lebih memilih bauran berbeda dari kondisi keuangan yang menyajikan nilai tukar yang lebih rendah dan suku bunga yang sedikit lebih tinggi dibandingkan keadaan saat ini.

(13)

Mata Uang

Naik dan naiknya USD

Dolar AS yang lebih kuat telah mendominasi pasar mata uang global pada 2014 dan kemungkinan akan menentukan suasana tahun depan.

Hasil Pengembalian Mata Uang G10 (2014)

Sumber: Bloomberg. Kekayaan Global ANZ. Hasil pengembalian adalah per 30 November 2014 dan terhadap USD. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja mendatang.

Kenaikan DXY baru-baru ini (yang mewakili USD terhadap mitra dagang utamanya) relatif dibandingkan 12 bulan terakhir tampak signifikan. Kendati demikian, apabila kami mengkaji kinerja dalam jangka waktu yang jauh lebih panjang, tampak jelas bahwa DXY hanya kembali ke tingkat yang terlihat pada 2008 dan 2010. Sebelum 2006, DXY rutin diperdagangkan di tingkat yang jauh lebih tinggi.

Misalnya, USD naik dengan kuat di sepanjang akhir 1990- an, masa di mana AS memimpin pertumbuhan dunia.

Akhirnya, selama gelembung dot com USD dinilai berlebih hingga gelembung meletus, yang mengakibatkan resesi dan depresiasi USD besar-besaran. Tren ini berlanjut menyusul GFC seiring the Fed melakukan pelonggaran kuantitatif untuk merangsang perekonomian. Selama periode ini, investor juga mempertanyakan peran USD sebagai mata uang cadangan global mengingat kekhawatiran atas defisit ganda perdagangan dan pemerintah serta risiko finansial yang ditimbulkannya.

Akhir-akhir ini, perekonomian AS telah menguat, terutama relatif dibandingkan Eropa dan Jepang. Sekarang negara- negara ini pada gilirannya harus menstimulasi perekonomian mereka dengan cara yang sama dengan AS, dengan euro dan yen yang lebih lemah sebagai bagian dari programnya.

Dengan kata lain, seperti pada pertengahan 1990-an, AS sekali lagi bergerak maju untuk memimpin pertumbuhan global.

Sorotan

Perjalanan USD masih panjang

Kekuatan relatif perekonomian AS dan status USD sebagai mata uang cadangan global dapat mendorong berlanjutnya masa penguatan USD.

Pada saat yang bersamaan, kekhawatiran terhadap Eropa dan China berarti USD kemungkinan akan mempertahankan status mata uang cadangan global untuk beberapa waktu ke depan. Faktor-faktor ini memiliki potensi untuk mendorong berlanjutnya masa penguatan USD.

Sejarah menunjukkan bahwa mata uang Asia bergerak mengikuti DXY. Ini menunjukkan bahwa mata uang Asia akan terus terdepresiasi terhadap USD sebab kami memperkirakan DXY akan bergerak naik pada 2015.

0%

-2%

-4%

-6%

-8%

-10%

12%

-14% -12.6%

-9.4%

-5.5% -4.6% -4.5%

JPY EUR GBP AUD NZD

Bagan: Indeks DXY terhadap Indeks Dolar Asia

Sumber: Bloomberg, Kekayaan Global ANZ 130

120 110 100 90 80 70 60 50

90

95

100

105

110

115

120

1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

DXY

ADXY (RHS; inverted)

USD: Perjalanan masih panjang

Kami mempertahankan bias USD yang kuat untuk 2015 berdasarkan kekuatan relatif perekonomian AS dibandingkan kawasan utama lainnya, khususnya Eropa dan Jepang.

Pandangan ini terutama mengandalkan perspektif kami terhadap Jepang dan Eropa di mana bank sentral akan terus mempertahankan sikap melakukan “apa pun yang diperlukan”. Sebaliknya, the Fed kini telah menyelesaikan program pelonggaran kuantitatifnya dan kemungkinan akan menjalankan peningkatan suku bunga pada 2015.

(14)

Mata Uang

tidak meniadakan fakta bahwa utang harus dikurangi dan produktivitas harus ditingkatkan. Tanpa stimulus moneter tambahan oleh ECB, situasi dapat memburuk dan euro pun dapat melemah lebih jauh.

JPY: Depresiasi memang perlu

Situasi perekonomian Jepang jauh dari dambaan setelah kembali terperosok ke dalam resesi menyusul kenaikan PPN yang mencekik konsumsi. Meski yen tidaklah mahal relatif dibandingkan USD, depresiasi lebih lanjut terhadap yen merupakan komponen teramat penting dalam rencana Perdana Menteri Abe untuk benar-benar “mengakhiri deflasi”. Mungkin diperlukan satu generasi untuk mengubah persepsi yang telah mendarah daging akan sebuah negara yang lebih memilih berhemat daripada berbelanja dengan alasan barang dan jasa akan lebih murah di masa mendatang dibandingkan saat ini.

BoJ telah menegaskan komitmennya terhadap pembelian aset berskala besar dengan meningkatkan ukuran

programnya. Ini akan mempertahankan tekanan turun pada mata uang Jepang, kendati mungkin terjadi secara terputus- putus sebab pasar menantikan porsi likuiditas selanjutnya dari BoJ.

AUD: Terhubung kembali dengan fundamental

AUD terus turun pada 2014 terhadap USD sebab pendorong fundamental seperti harga komoditas dan selisih suku bunga mengarah pada tren menurun. Hal ini terutama didorong oleh lemahnya harga komoditas akibat meningkatkan pasokan, lambatnya pertumbuhan ekonomi China dan lemahnya sektor properti China. Tinjauan atas kenaikan suku bunga bertahap di AS pada 2015 juga semakin memberikan tekanan turun lebih lanjut pada AUD.

Terdapat beberapa risiko jangka pendek dalam pandangan ini mengingat sentimen dan pemosisian spekulatif dengan mantap mendukung USD yang lebih kuat - kami khawatir pandangan kami terlalu sejalan dengan konsensus. Tetapi risiko ini tidak sebanding dengan kenyataan bahwa USD hanya sedikit terangkat dari titik terendah jangka panjang dan perjalanannya masih panjang sebelum kembali ke titik tertinggi sebelumnya. Episode penguatan USD sebelumnya telah ditahan oleh kekhawatiran baru bahwa menguatnya USD mungkin akan mengacaukan pemulihan ekonomi AS yang mengarah pada turunnya ekspektasi suku bunga. Kami yakin kali ini berbeda di mana perekonomian AS memiliki pijakan yang jauh lebih mantap dan the Fed bersedia menerima bahwa kondisi moneter yang lebih ketat sudah sepatutnya.

EUR: Tekanan turun

Bertolak belakang dengan AS, perekonomian zona euro terus bergumul dengan tingkat utang yang tinggi dan kekhawatiran geopolitik yang membebani keyakinan bisnis.

Selain itu, dengan tingginya risiko deflasi, semakin besar kemungkinannya bagi ECB untuk meningkatkan “ukuran, laju dan komposisi” pembelian asetnya di atas tingkat yang telah diumumkan. Mengingat kedua faktor ini, euro kemungkinan akan tetap berada di bawah tekanan turun terhadap USD.

Dalam jangka pendek, terdapat kemungkinan rally siklis dengan stabilisasi dalam beberapa indikator utama yang disukai di kawasan ini. Selain itu, kawasan ini secara keseluruhan memiliki surplus neraca transaksi berjalan, berkat Jerman. Lagi pula, pemangkasan belanja pemerintah mungkin tidak akan seekstrem di negara periferal, sehingga memberikan dorongan jangka pendek bagi keyakinan bisnis dan aktivitas perekonomian. Akan tetapi, hal ini

(15)

Mata Uang

AUD kemungkinan akan didukung terhadap euro dan yen sebab program pelonggaran kuantitatif di Eropa dan Jepang memberikan tekanan turun pada mata uang mereka. Di dalam negeri, RBA kemungkinan akan bertahan hampir di sepanjang tahun sebab RBA mendukung peralihan menuju perekonomian yang lebih seimbang. Dengan peralihan yang hanya berlangsung secara perlahan, pengaruh jangka pendek dari kondisi domestik terhadap AUD relatif teredam.

NZD: Turun namun tidak berakhir

RBNZ berhasil menaikkan suku bunga dan mendepresiasi mata uang di penghujung 2014, yang merupakan unsur teramat penting untuk memastikan pertumbuhan lebih seimbang. Ini terbantu oleh penurunan tajam harga produk susu.

NZD bakal terus terdepresiasi lebih lanjut terhadap USD secara bertahap sebab pertumbuhan ekonomi dan selisih suku bunga menyokong AS. Tetap saja, kita hendaknya tidak terlalu bearish dalam tinjauan untuk NZD. Suku bunga berada pada tingkat yang menarik dan perekonomian diperkirakan akan terus berekspansi dengan laju yang wajar.

Selain itu, neraca perdagangan dan fiskal Selandia Baru bukanlah tidak wajar. Relatif dibandingkan kawasan lainnya seperti Eropa dan Jepang, Selandia Baru merupakan tempat yang menarik untuk berinvestasi.

ASIA: Profil yang lebih lunak

Mata uang Asia diperkirakan akan terdepresiasi terhadap USD pada 2015 sebab the Fed mulai menaikkan suku bunga, meski renminbi China mungkin akan berkinerja di atas mata uang Asia lainnya. Secara keseluruhan, kami

Hasil Pengembalian Mata Uang Asia (2014)

tidak memprediksi adanya koreksi berlebih seperti yang terlihat pada 2013 sebab bank sentral di India dan Indonesia telah menaikkan suku bunga secara agresif dalam 12 bulan terakhir dan mengambil langkah untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan mereka.

Lemahnya yen Jepang kemungkinan akan memberikan tekanan turun pada mata uang Asia di mana bank-bank sentral di Asia kemungkinan akan mentolerir pelemahan mata uang yang lebih besar guna mempertahankan daya saing ekspor. Kendati meningkatnya likuiditas dari Jepang dapat mendatangkan keuntungan bagi pasar aset Asia, analisis aliran portofolio keluar Jepang pada 2013 menunjukkan bahwa aliran portofolio ke dalam Asia kemungkinan akan sangat selektif dan memiliki dampak terbatas pada sebagian besar mata uang. Setelah semuanya dipertimbangkan, dampak tingginya likuiditas Jepang kemungkinan akan terkikis oleh dampak negatif dari kenaikan suku bunga AS.

Tinjauan Mata Uang 2015*

Mata Uang Tinjauan

USD Positif

EUR Negatif

JPY Negatif

AUD Negatif

NZD Negatif

Indeks mata uang Asia (ADXY) Negatif

*Tinjauan mengacu pada ekspektasi hasil pengembalian mutlak. ADXY adalah indeks tertimbang likuiditas dan perdagangan mata uang Asia.

Sumber: Bloomberg. Kekayaan Global ANZ. Hasil pengembalian adalah per 30 November 2014 dan terhadap USD. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja mendatang.

0%

-1%

-2%

-3%

-4%

-5%

-6%

KRW TWD MYR SGD CNY PHP THB INR IDR

-5.5%

-3.9%

-3.3% -3.3%

-1.5%

-1.2%

-0.4% -0.4% -0.3%

(16)

Tinjauan komoditas

Harga komoditas bakal membasis namun tidak naik

Tantangan akanz permintaan bersama dengan meningkatnya pasokan komoditas dan menguatnya USD memberikan tekanan turun berkelanjutan pada berbagai macam harga komoditas sepanjang 2014. Kami memperkirakan pasar akan stabil pada 2015.

Hasil Pengembalian Komoditas (2014)

Sumber: Bloomberg. Kekayaan Global ANZ. Hasil pengembalian adalah per 30 November 2014 dalam USD. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja mendatang.

Siklus super komoditas telah berakhir. Mengendurnya permintaan dan meningkatnya penawaran telah mengakibatkan harga anjlok dari puncak tertingginya pada 2011. Akan tetapi, kami memperkirakan pasar akan stabil sepanjang 2015 pada pertumbuhan global yang sedikit membaik dan harga yang lebih rendah meski hal ini kemungkinan akan diimbangi oleh penawaran solid berkelanjutan. Risiko siklis utama yang akan mendorong penurunan tajam lebih lanjut dalam harga komoditas sepanjang 2015 adalah dampak dari kemungkinan peralihan dalam suku bunga AS yang mungkin akan mengangkat USD.

Logam Dasar: Stabil dengan risiko naik

Selain peningkatan kuat dalam aluminium, nikel dan seng, rata- rata harga logam dasar sepanjang 2014 melemah. Kendati nikel kemungkinan akan melambung kuat menyusul penurunan tajam akhir-akhir ini, secara keseluruhan kami memperkirakan harga logam dasar bakal stabil pada 2015. Relatif terhadap pandangan ini, risiko tampaknya condong ke arah kenaikan moderat dalam harga didorong oleh tembaga, timah dan timbal. Kami memperkirakan aluminium akan mempertahankan keuntungan yang solid sepanjang 2015.

Seperti halnya sejumlah besar pasar komoditas lainnya, siklus super bijih besi telah berakhir. Harga bijih besi turun hampir 50% pada 2014 menjadi sekitar USD70 per ton.

Faktor yang sangat penting adalah peningkatan tajam dalam pasokan bijih besi global menyusul investasi tambang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama di Australia. Selain itu, permintaan China telah melemah yang mencerminkan beberapa faktor. Dalam jangka pendek, penumpukan persediaan baja dan bijih besi pada 2013 telah terurai. Selain itu, pertumbuhan jangka menengah dari China juga telah melemah yang mencerminkan perpaduan antara tren pertumbuhan lambat dalam perekonomian dan peraturan lingkungan yang lebih ketat.

Laba luar biasa tinggi yang dinikmati oleh sektor bijih besi selama empat tahun sebelumnya telah berakhir dan produsen terlemah akan terlempar keluar sebab anjloknya harga akan mengakibatkan pemangkasan pasokan. Memang, produksi bijih besi China yang berbiaya tinggi dan berkualitas rendah telah ditutup dalam beberapa bulan terakhir. Alhasil, impor bijih besi China tetap kuat, naik sekitar 16% sepanjang tahun sampai Oktober 2014. Ini juga menunjukkan bahwa total permintaan China untuk bijih besi tidak ambruk namun malah stabil.

Sorotan

Terpuruknya bijih besi merupakan penyesuaian yang diperlukan

Harga bijih besi kemungkinan tidak akan naik di atas USD100 per ton dalam waktu dekat, di mana kisaran USD70-90 per ton kemungkinan akan bertahan selama beberapa waktu.

Bagan: Harga baja berjangka dan bijih besi China

Sumber: Riset ANZ, Bloomberg, Kekayaan Global ANZ.

Secara keseluruhan, harga bijih besi kemungkinan tidak akan naik di atas USD100 per ton dalam waktu dekat, di mana kisaran USD70-90 per ton kemungkinan akan bertahan selama beberapa waktu. Perpaduan antara pengurangan pasokan dan berakhirnya pengurangan stok baja kemungkinan akan menstabilkan harga.

5400 4900 4400 3900 3400 2900 2400

200 180 160 140 120 100 80 60

RMB/tonne

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Steel prices 3 month Iron ore price (RHS)

USD/tonne

0%

-5%

-10%

-15%

-20%

-25%

-30%

-35%

-40%

Bulk

Commodities S&P GSCI

Energy S&P GSCI

Agriculture Gold Bullion

S&P GSCI Industrial Metals

-37.5%

-30.3%

-10.2%

-3.2% -3.2%

(17)

Tinjauan komoditas

Energi dan Minyak: Shale oil meledak atau melempem?

Harga minyak mengalami penurunan tajam dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan ini mencerminkan pasokan shale oil AS yang jauh lebih kuat serta tinjauan permintaan yang lebih lemah dalam perekonomian maju dan juga berkembang, khususnya China. Lingkungan ini telah memberikan tekanan pada OPEC untuk memangkas pasokan guna memulihkan harga ke tingkat USD95-100/bbl yang diperlukan untuk setidaknya menstabilkan posisi fiskal mereka.

Akan tetapi, OPEC belum mengurangi produksi untuk menahan lonjakan shale oil AS dan harga telah turun lebih jauh. Kelayakan shale oil AS terancam oleh

harga minyak di bawah USD75 per barel. Sepanjang 2015, kami memperkirakan stabilisasi dalam permintaan akan mendukung harga di sekitar kisaran saat ini.

Komoditas Lunak: Datar

Harga gandum dan jagung mengalami penurunan yang stabil sejak 2012, sementara harga kapas dan kacang kedelai baru-baru ini terpuruk. Seperti halnya komoditas lain, menguatnya USD dan melemahnya permintaan telah memperlemah harga. Untuk 2015, kami memperkirakan harga rata-rata untuk sebagian besar komoditas lunak umumnya akan datar, meski harga kapas dan kacang kedelai dapat terus melonggar. Tanda- tanda terbentuknya El Nino di pesisir timur Australia dapat memangkas produksi gandum Australia pada 2015.

Logam Mulia: Konsolidasi

Harga logam mulia (emas dan platinum) telah mengalami penurunan sejak 2012 berkat menguatnya USD dan revisi turun yang stabil terhadap ekspektasi inflasi dan pertumbuhan global. Kami menganggap penyesuaian ini relatif matang. Harga yang lebih rendah kemungkinan akan stabil sepanjang 2015 sebab investor menjadi tertarik dengan rendahnya harga. Untuk emas, tanda-tanda muncul bahwa anjloknya harga mendorong penyetokan kembali oleh China di penghujung 2014.

Komoditas Curah: Stabil namun berisiko turun

Setelah penyimpangan yang mengejut dari pelemahan yang terlihat pada harga komoditas curah lain sepanjang 2013, harga bijih besi akhirnya terpuruk pada 2014. Keterpurukan ini mengakibatkan harga bijih besi akhirnya menyusul penurunan stabil dalam harga baja dan batu bara sejak 2011.

Secara keseluruhan, kami memperkirakan penurunan tajam dalam harga komoditas curah kemungkinannya mendekati akhir, di mana harga kemungkinan akan secara umum datar sepanjang 2015, meski bijih besi dapat tertinggal. Harga batu bara telah mengalami penurunan selama beberapa tahun.

Kendati batu bara metalurgis dapat stabil bersama bijih besi, batu bara termal mungkin akan tetap berada di bawah tekanan turun yang kecil.

(18)

Tinjauan komoditas

Produk Susu: Perbaikan masih lama

Harga produk susu mengalami penurunan pada 2014 di mana sanksi Rusia dan masih kuatnya pasokan susu merupakan dua hantaman terbesar terhadap harga dalam beberapa bulan terakhir. Meski ada kesan bahwa harga mungkin akan mulai mencapai titik terbawah, awal musim yang mantap bagi produksi susu Belahan Bumi Selatan (terutama Selandia Baru), sanksi Rusia dan menumpuknya persediaan bagi eksportir utama berarti perbaikan kemungkinan masih lama dan tidak sekuat yang diantisipasi, atau diperlukan. Masuknya kembali pembelian China yang lebih kuat kemungkinan akan menjadi katalis perbaikan, namun mereka memiliki lebih banyak opsi dari Eropa dan juga AS.

Tinjauan kami adalah bahwa harga akan tetap berada pada tingkat saat ini untuk 2015 dengan risiko penurunan sebelum akhirnya membaik pada 2016. Ini menyertakan perbaikan dalam harga internasional dan NZD/USD yang lebih rendah.

Tinjauan Komoditas 2015*

Komoditas Tinjauan

Logam Dasar Netral

Logam Mulia Netral

Komoditas Curah Netral

Energi dan Minyak Netral

Komoditas Lunak Netral

Produk Susu Netral

*Tinjauan mengacu pada ekspektasi hasil pengembalian mutlak.

Referensi

Dokumen terkait

xvii PENGARUH PERBEDAAN OPINI INVESTOR, TINGKAT LIKUIDITAS, COUPON RATE , PERIODE JATUH TEMPO, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP. HARGA OBLIGASI KORPORASI YANG TERDAFTAR DI

Risiko obligasi diperoleh dari risiko tingkat suku bunga yang berubah-ubah, waktu jatuh tempo dan risiko gagal bayar (default risk) yang ada pada setiap obligasi.. Risiko-risiko

Pada model Merton, kebangkrutan hanya dapat terjadi pada saat jatuh tempo ketika nilai aset kurang dari nilai face value obligasi.. 2.3 Model Keseimbangan

Durasi mempakan indikator yang lebih baik dari sekedar melihat waktu jatuh tempo obligasi. Durasi digunakan untuk membantu mengendalikan resiko akibat pembahan suku bunga, karena

Suku bunga implisit yang sama dengan total kas yang dibayarkan ($10.000 pada jatuh tempo) untuk nilai sekarang dari arus kas masa depan ($7.721,80 kas yang dihasilkan pada

Dengan demikian untuk obligasi yang memberikan kupon yang tinggi atau waktu jatuh tempo yang panjang, asumsi bahwa investor akan melakukan reinvestasi atas semua pendapatan

Pada model Merton, kebangkrutan hanya dapat terjadi pada saat jatuh tempo ketika nilai aset kurang dari nilai face value obligasi.. 2.3 Model Keseimbangan

Asumsinya sebagai berikut, jika tingkat suku bunga Bank Indonesia naik, namun tingkat kupon obligasi masih di atas kenaikkan tersebut, waktu jatuh tempo lama, dan Net Profit Margin NPM