• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perspektif Nilai Individu, Hubungan Kerja dan Sistem Kerja Karyawan Generasi Y dan Generasi X di Indonesia T2 912014003 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perspektif Nilai Individu, Hubungan Kerja dan Sistem Kerja Karyawan Generasi Y dan Generasi X di Indonesia T2 912014003 BAB V"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

55

PENUTUP 5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran Perspektif Karyawan Generasi Y di Indonesia

Perspektif nilai individu pada karyawan generasi Y adalah memiliki

kreatifitas yang tinggi, menjunjung tinggi nilai etika dalam bekerja, mudah

beradaptasi pada perubahan, memilih untuk berpikir terlebih dahulu

sebelum melakukan tindakan dengan segera, sangat mementingkan makna

pekerjaan yang dilakukan, dan senang mempelajari suatu hal secara

bertahap.

Sedangkan perspektif hubungan kerja pada karyawan generasi Y,

mereka senang bekerja dalam kelompok, senang melakukan komunikasi

tatap muka, sangat senang dengan tipe kepemimpinan partisipatif dan

kurang loyal pada organisasi. Dan pada sistem kerja, generasi Y memiliki

perspektif bahwa mereka cukup senang menjalani pelatihan yang

menggunakan metode konvensional maupun yang menggunakan teknologi

audio visual, senang mendapatkan feedback secara langsung segera setelah

pekerjaan dilakukan, ingin mengerjakan pekerjaan menantang, bersedia

mendapatkan promosi pada waktu yang dianggap tepat oleh organisasi,

setuju dengan rotasi kerja, cukup puas dengan kompensasi yang didapat,

senang mendapatkan instruksi untuk mengerjakan suatu pekerjaan secara

bertahap, ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan manajemen,

sangat ingi menghabiskan waktu yang seimbang antara kehidupan di tempat

kerja dan bersama keluarga serta menyukai jam kerja yang fleksibel.

2. Gambaran Perspektif Karyawan Generasi X di Indonesia

Karyawan generasi X di Indonesia memiliki perspektif nilai individu

(2)

mudah beradaptasi pada perubahan, memilih untuk berpikir terlebih dahulu

sebelum melakukan tindakan, sangat mementingkan makna pekerjaan yang

dilakukan dan cukup senang belajar secara bertahap maupun belajar banyak

dalam waktu bersamaan.

Kemudian perspektif hubungan kerja adalah mereka senang bekerja

dalam kelompok, cukup senang melakukan komunikasi melalui proses tatap

muka, sangat senang dengan pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan

partisipatif, dan cukup loyal dengan organisasi. Sedangkan perspektif pada

sistem kerja adalah cukup senang dengan pelatihan yang menggunakan

metode konvensional maupun yang menggunakan kecanggihan teknologi,

senang mendapatkan feedback secara langsung segera setelah pekerjaan

dilakukan, ingin mengerjakan pekerjaan yang menantang, bersedia

mendapatkan promosi sesuai ketentuan organisasi, cukup setuju dengan

rotasi kerja, puas dengan kompensasi yang diberikan, senang mendapatkan

instruksi untuk melakukan suatu pekerjaan secara bertahap, cukup ingin

terlibat dalam pengambilan keputusan manajemen, sangat ingin

menghabiskan waktu yang seimbang antara keluarga dan pekerjaan dan

menyukai jam kerja yang fleksibel.

3. Perbedaan Perspektif Karyawan Generasi Y dan Karyawan Generasi X di

Indonesia

Karyawan generasi Y dan generasi X di Indonesia memiliki perspektif

yang sama pada kreatifitas, adaptasi, kecepatan kerja, makna pekerjaan,

teamwork, tipe kepemimpinan, pelatihan, feedback, job enrichment,

promosi, insturksi pekerjaan yang dilakukan, work-family balance, dan

fleksibilitas jam kerja. Namun memiliki perbedaan pada etika, learning

style, metode komunikasi, loyalitas, rotasi kerja, kompensasi, dan

(3)

5.2.Implikasi Penelitian

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disusun implikasi teoritis dan

implikasi terapan dari penelitin ini, yaitu:

5.2.1.Implikasi Teoritis

Sebagian besar penelitian menyatakan bahwa karyawan generasi Y

memiliki perbedaan dengan karyawan generasi X. Namun pada penelitian

ini terdapat pengaruh kultur dan budaya negara tertentu pada perspektif

karyawan generasi Y dan X yang menyebabkan tidak adanya perbedaan

perspektif antara karyawan generasi Y dan X.

5.2.2.Implikasi Terapan

1. Organisasi perlu mengetahui apa perspektif generasi Y dan

generasi X di Indonesia pada nilai individu, hubungan kerja dan

sistem kerja agar dapat diketahui sistem manajemen apa yang

perlu diterapkan pada karyawan tersebut demi memajukan kinerja

mereka.

2. Pada saat ini karyawan generasi Y dan X di Indonesia dapat

dikelola dengan cara yang sama karena memiliki perspektif yang

sama. Namun terdapat kemungkinan dimana perspektif mereka

akan berubah, baik berubah bersama pada kedua generasi atau

hanya berubah pada generasi tertentu. Organisasi disarankan terus

meninjau perubahan kultur, situasi, budaya, dan lingkungan di

Indonesia, khususnya di organisasi atau tempat kerja, karena

perubahan tersebut akan terjadi yang tentu akan membawa dampak

pada berubahnya perspektif karyawan generasi Y dan generasi X

di Indonesia.

3. Melalui penelitian ini, karyawan generasi Y dan X di Indonesia

diharapkan dapat lebih mengenal perspektif terhadap nilai

(4)

diri mereka. Dengan lebih mengenal perspektif diri, diharapkan

karyawan generasi Y dan X di Indonesia dapat meningkatkan

kesadaran akan kelebihan dan kekurangan apa yang dimiliki,

sehingga dapat mengetahui bagaimana cara mengelola diri sendiri.

Dengan mengetahui cara mengelola diri sendiri, diharapkan

kualitas diri karyawan dapat ditingkatkan, hubungan kerja dapat

terjalin dengan baik dan sistem kerja dapat dijalankan dengan

optimal.

4. Karyawan generasi Y dan generasi X di Indonesia diharapkan

dapat menyesuaikan diri dengan kondisi dan tujuan organisasi dan

tidak hanya terpaku kaku pada perspektif yang dimiliki. Bila

karyawan generasi Y dan generasi X di Indonesia dapat turut

menyesuiakan diri dengan kondisi dan tujuan organisasi, interaksi

dua arah akan terjalin, sehingga dapat meningkatkan kinerja

karyawan dan kinerja organisasi. Kinerja yang baik diharapkan

dapat membawa organisasi menuju tujuan yang diraih yang

tentunya akan membawa dampak yang positif pula pada diri

karyawan.

5.3.Agenda Penelitian Mendatang

1. Melakukan penelitan eksplorasi yang lebih dalam agar dapat diketahui

lebih lanjut tentang perspektif karyawan generasi Y dan X di Indonesia

terhadap nilai individu yang dimiliki, hubungan kerja dengan karyawan lain

dan sistem kerja yang dibentuk organisasi.

2. Penelitian ini ditujukan pada karyawan generasi Y dan X di Indonesia dari

semua sektor pekerjaan. Sedangkan penelitan sebelumnya cenderung lebih

sering menyorot karyawan generasi Y dan generasi X pada sektor tertentu.

Untuk penelitian selanjutnya, sektor pekerjaan harap dipertimbangkan,

(5)

yang berbeda sesuai dengan kebutuhan sektor pekerjaan tersebut. Misalnya

pada sektor kesehatan, kreatifitas tidak terlalu dibutuhkan, sehingga

karyawan pada sektor tersebut kurang kreatif. Sedangkan pada sektor

pariwisata, kreatifitas sangat diperlukan untuk menarik para konsumen

yang berwisata untuk berkunjung, sehingga karyawan pada sektor ini

Referensi

Dokumen terkait

Sistem jaringan di SMK Tarunatama memiliki tingkat keamanan yang berbeda dengan jaringan lainya (terbuka maupun tertutup). Sistem otentikasi konvensional

Perancangan Aplikasi Sistem Akademik Terpadu Berbasis Web Pada Poltekes Kemenkes Sorong menggunakan metode prototype seperti teknologi yang digunakan untuk

Pada analisis data menggunakan uji julur path dan metode sobel.Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa lingkungan kerja, dan variabel kepuasan kerja masing-masing

22 Dalam pekerjaan di kantor ini, saya merasa senang dengan jumlah beban kerja atau tanggung jawab yang saya miliki dalam pekerjaan ini.. 23 Seandainya ada pilihan, saya

1) Kepuasan terhadap gaji, yaitu senang atau tidak senang karyawan akan gaji yang diterima. 2) Kepuasan dengan promosi, yaitu sikap senang atau tidak senang

yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara pelatihan kerja

Aplikasi simulasi perhitungan kredit akan dibangun menggunakan teknologi smartphone Android , sistem ini mampu menghitung bunga kredit dengan 3 (tiga) metode perhitungan

Nah efek media pembelajaran yang baik, baik itu yang menggunakan teknologi atau konvensional, itu akan memicu membuat siswa nggak bosan dan menyenangi apa