P E R A N A N
K E P A L A S E K O L A H D A N P E N G A W A S P E N D A I S D A L A M
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH DASAR
( Studi Kasus Tentang Pengembangan Kemampuan Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Sukamenak II dan
Sekolah Dasar Margahayu XIU, Kecamatan Margahayu - Kabupaten Bandung )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh : MINIPAH MM : 019506
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Tahap II
^
Pada Program Studi Administrasi Pendidikan
Pembirnjbing I
Prof. Dr. H. Tb. Arjin Svamsdddin Makmun, M. A
Pembimbing II
PERNYATAAN
Dengan ini sayamenyatakanbahwatesisdenganhjudul "KerjaSamaKepala
Sekolah dan Pengawas Pendais Dalam Pengembangan Kemampuan Profesional Guru
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar " ini beserta seluruh isinya adalah
benar-benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sangsi yangdijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.
Bandung, 7 November 2003
Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
Keberhasilan pendidikan agama Islam sebagian besar tergantung dari guru
ebagai pelaksana kuhkulum. Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) merupakan
enaga kependidikan yang berperan aktif dalam peningkatan keimanan dan
etaqwaan. Oleh karena itu, GPAI ditimtut memilki wawasan keguruan yang tepat
esuai dengan kebijakan pendidikan yang berlaku di Departemen Agama HI. dan
departemen Pendidikan Nasional Wawasan keguruan tersebut pada dasarnya
neliputi wawasan yang menyangkut dengan materi agama dengan wawasan yang
nenyangkut metodologi penyampaiannya yang sering disebut dengan wawasan
cependidikan.
Dalam rangka meningkatkan wawasan kependidikan guru agama, sejak tahun
1985 telah dilakukan kerja sama antara Dirjen Pendidikan Dasar danMenengah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Dirjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam Departemen Agama, bahwa secara operasionalpeningkatan wawasan
kependidikan tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan
Agama Islam (Pendais).
Atas dasar pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang peranan
kepala sekolah dan pengawas pendais dalam mengemhangkan kemampuan profesional
GPAI di sekolah dasar, dengan studi kasus di SDN Sukamenak IIdan SDNMargahayu
XIII. Penelitian terfokm kepada "Bagaimana peranan kepala sekolah dan pengawas
pendais dalam pengembangan kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam
(GPAI) di SDN Sukamenak II dan SDN Margahayu XIII, Kecamatan Margahayu,
Kabupalen Bandung ".
Metode penelitian yang digunakan adaiah metode deskritif analitik dengan
pendekatan kualitatif Dengan populasinya adaiah kepala SDN Sukamenak II, kepala
SDN Margahayu XIII, Pengawas Pendais Kec. Margahayu, Guru Pendidikan Agama
Islam SDN Sukamenak II dan Guru Pendidikan Agama Islam SDN Margahayu XIII.Dengan meneliti kegiatan kepala sekolah, kegiatan pengawas pendais, kegiatan
kerjasama kepala sekolah dengan Pengawas Pendais, dan respons tanggapan guru
pendidikan agama Islam atas kegiatan yang dilakukan kepala sekolah dan pengawas
pendais dalam pengembangan kemampuan profesional GPAI, maka dan hasil
penelitian tersebut dapat diungkapkan, bahwa kerja sama tersebut belum optimal, hal
tersebut dapat dilihat dan kinerja pengawas pendais yang terkesan ragu-ragu, dan
kepala sekolah yang tidak dapat berupaya mencairkan keragu-raguan tersebut, yang
berdampakpada tidakproduktifnya kerjasama tersebut.
Dalam meneliti masalah ini, terungkap temuan yang mesti disikapi dengan
positif oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam upaya pengembangan
kemampuan profesional GPAI ini yaitu, kurangnya koordinasi yang sistematis antara
inlansi terkail \>ang beriugas mengemhangkan kemampuan profesional
tenaga
kependidikan tersebut, serta belum (erealisasikannya SKB Meriteri Agama dan Meriteh
Pendidikan dalam segi pembinaan, pengawasan dan penilaian teknik Pendidikan Guru
Pendidikan Agama Islam.
Pengembangan kemampuan profesional GPAI dapat dijadikan kaftan yang
bermakna untuk menghasilkan suatu sistem pengembangan kemampuan profesional
bagi GPAI sesuai dengan kondisi lingkungannya. "Sistem Pembinaan Profesional"
vang dicanangkan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Margahayu dan didukung
penuh oleh Pokjawas Kundepag Kabupalen Bandung, yang hendak menyenluh guru
pendidikan agama Islam, diharapkan kebijakan tersebut bukan hanya propaganda
ABSTRACT
Efficacy of Islam education mostly depends on the teacher as the implementer
curriculum. Teacher of Islam Education represents human resources of education
hich have a big role in the enhancement of faith in God. Therefore, Teacher of Islam lucation is demanded to have a broad teachership knowledge as according to lucation policy which is going into effect in The Religion Department of Indonesia
id The Department of National Education. The Teachership Knowledge basically
>vers knowledge which is concerning on religion materials that focus on teaching
ethodologies. It is often referred as educational knowledge.
In order to improve educational knowledge of religion teacher, since 1985, the
operation between General Director of Basic and secondary, Department of
ducation and Culture with General Director Of Institutional Department of Islamic
eligion has been conducted and operationally the enhancement of educational
towledge is conducted by the Headmaster and Supervisor of Islam education.
Concern on cooperation between Headmaster and Supervisor of Islam
ducation in Based on that theoretical bases, the writer is interested in the research that ;veloping professional ability of the teacher in elementary school, with case study in
DN Sukamenak II and SDN Margahayu XIII. The research is focused on " How the
eadmaster and Supervisor of Islam Education Cooperate in the development of rofessional ability of-teacher of Islam education in SDN Sukamenak II and of SDN largahayu XIII, District Of Margahayu, Sub-Province of Bandung".
Research method used by the writer is the descriptive analytic method with
ualitative approach. The population is the Headmaster of SDN Sukamenak II, [eadmaster of SDN Margahayu XTTI, Supervisor of Tslam education of District of largahayu, and the Teacherof Islam Education of SDN Margahayu XIII.
By observing the activity of Headmaster, activity of Supervisor of Islam ducation, activity of Headmasters cooperation and the Teacher's response upon the ctivity conducted by Headmaster and Supervisor of Islam education in the
evelopment of professional ability, hence from the result of that research, it can be
;vea!ed that the cooperation has not been optimalized. It can be seen from the
erformance of the supervisor of Islam education that tend to be hesitate, the eadmaster who cannot cope with such doubtfulness., therefore it affect the quality of
lat cooperation.
In observing this problem, it can be found that there are some problems that aust be faced positively by various interested parties in the effort of development of irofessional ability. The problem are the lack of systematic coordination among
elevant institution which functions to develop ability ofeducational human resources,
nd also the SKB of Minister of Religious affairs and Minister of Hducation in
onstruction facet, observation and assessment of education technique of teacher of slam education .
The development of professional ability of Teacher of Islam Education can be brmed to become study that produce the development of professional ability system hat fit condition of its environment. "The Professional Construction system" which is
mnounced by Branch Head Of Department of Education Margahayu, that intended to
mprovc the quality of Teacher oflslam Education. It is expected that the policy not
nerely just discourse or propaganda. Therefore, the writer present it in the form of
DAFTAR ISI TA PENGANTAR FTAR ISr1 FTAR GAMBAR JFTAR LAMPIRAN STRAK BI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Masalah
1. Identifikasi Masalah 2. Perumusan Masalah C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Paradigma Penelitian
• in v vi vii 1 1 6 6
^'.'.'.'.'.".'.'.'.'.'.'.'.'.'.
7
10 10 143IITINJAUAN KEPUSTAKAAN
18
A. Kajian Konseptual
1. Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional
2. ManajemenPengembangan Sumber Daya Manusia
3. Penyelenggaraan Pendidikan Dasar Pennasalahan dan
Tantangannya
4. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan
5. Tenaga Kependidikan Islam
^
6 Pengembangan Kemampuan Profesional GPAI
7. Peranan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais Dalam Pengem
bangan Kemampuan Profesional GPAI
8. Pernanan Pengawas Pendidikan Agama Islam Dalam Pengcmbang
an Kemamapuan Profesional GPAI
^_
9. Teknik-teknik Pembinaan Profesionalisme GPAI
18 21 35 40 48 52 85 25 36
B. Tinjauan Hasil Penelitian Yang Relevan
3 111 PROSEDUR PENELT1AN
A. Metode Penelitian B. Lokasi Penelitian C. Subjek Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
143
143
146
151
E. Teknik Pengolahan dann Analisis Data
155
F. Memperoleh Tingkat Kepercayaan Hasil Penelitian
158
G. AnalisisData
j^j
4
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
154
1. Kegiatan Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kemampuan
Profesional GPAI 154
2. Kegiatan Pengawas Pendais Dalam Pengembangan Kemampuan
Profesional GPAI 175
3. Kegiatan Keijasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais
Dalam Pengembangan Kemamapuan Profesional GPA
...
191
4. Respons/ Tanggapan GPAI terhadap Kegiatan Keijasama Yang
Dilakukan Kepala Sekolah Dan Pengawas Pendais Dalam
Pengembangan Kemamapuan Profesional GPAI 195
B. Pembahasan Temuan Penelitian
205
1. Pokok-pokok Temuan Penelitian
205
2. Pembahasan Pokok-pokok Temuan Penelitian
215
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan 239
B. Implikasi
943
C. Rekomendasi
260
DAFTAR PUSTAKA
263
LAMPIRAN
266
DAFTAR GAMBAR
Nomor: Halaman :
1.1. Kiprah GPAI Dalam Pengembangan Kemampuan Profeional
15
2.1. Diagnosis Kebutuhan Pengembangan Personal
25
2.2. Model Pengembangan Personal
29
2.3. Tiga Deskripsi Tahap-tahap Karir
31
2.4. Kerangka KerjaDesain Format Program Pengembangan Personal
33
2.5. Matrik Tugas Kepala Sekolah
90
2.6. Model Hubungan Supervisi, Proses Belajar Mengajar dan Hasil Belajar ...
106
2.7. Model Supervisi Pendidikan Sebagai Bagian Dari Sistem Pengajaran
127
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor: Halaman :
01. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 263
02. Pedoman Wawancara 271
03. Angket
273
04. Catatan Hasil Wawancara 294
05. Catatan Hasil Observasi 302
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Faktor utama dalam tujuan pendidikan nasional adaiah " mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengemhangkan manusia Indonesia seuluhnya, yaitu
manusia vane beriman dan bertaawa kepada Tuhan Yane Maha Esa, dan berbudi
pekerti luhur
" (UUSPN, No 2, 1989)
Dalam tujuan tersebut menunjukanbetapapentingnya pendidikan agama,
kerena pendidikan agama berperan secara langsung dalam pembentukan kualitas
manusia yang beriman dan bertaqwa.
Anak usia sekolah dasar, merupakan usia signifikan untuk mendapatkan
nilai-nilai pendidikan agama. Karena dalam masa itu adaiah masa pembentukan
pribadi secara formal, setelah mendapat pendidikan agama di keluarga (in formal).
Penyelenggaraan Sekolah Dasar bertujuan "agar siswa memiliki
kamampuan dasar baca, tubs, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang
bermanfaat bagi siswa yang sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta
mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama".
(Kep. Mendiknas, Nomor 053 / U / 2001).
Kemampuan dasar pendidikan agama milah yang mesti ditanamkan
kepada siswa sekolah dasar oleh guru agama. Kemampuan ini bukan hanya
penyampaian materi yang berupa hafalan saja, tctapi pcnanaman keimanan dan
ketaqwaan pada jiwa siswa, yang hasilnya akan terlihat dari akhlak, budi pekerti,
Karena selama ini pendidikan dirasakan kurang bermakna bagi
pengembangan pribadi dan watak peserta didik, yang berakibat menurunnya
ke^ribadian dan kesadaran makna hakiki kehidupan. Mata pelajaran yang
berorientasi akhlak dan moralitas pendidikan agama kurang diberikan dalam
bentuk latihan-latihan pengamalan untuk menjadi corak kehidupan sehari-hari.
Karenanya masyarakat cenderung tidak memiliki kepekaan yang cukup untuk
membangun toleransi, kebersamaan, khususnya dengan menyadari keberadaan
masyarakat yang majemuk.
Sedangkan visi, misi, dan arah kebijakan dalam bidang pendidikan begitu
ideal, seperti yang tertulis dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik
Indonesia
Nomor
122/U/2001
Tentang
Rencana
Setrategis
Pembangunan Pendidikan tahun 2002 - 2004, adaiah sebagai berikut:
a. Visi
Visi Pendidikan Nasional adaiah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai. demokratis, herakhlak, berkeahlian. berdaya saing, maju dan sejahtera
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh
manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, hertaqwa, herakhlak mulia,
cinta tanah air berdasarkan hukum dan lingkungan, menguasai ilmu
pengetahuan, dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta disiplin.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi pendidikan nasional ditetapkan misi yang menjadi
sasaran pembangunan pendidikan nasional sebagai berikut:
Mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan
berkualitas guna mewujudkan bangsa yang herakhlak mulia, kreatif,
inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin,
bertanggungjawab, terampil, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis,
kreatif, dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.
1. Meningkatkan pengamalan ajaran agama dalam kehidujxin
kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan, dan mantapnya
persaudaraan antar umat beragama yang berakhlak mulia, toleran
rukun dan damai.
f
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang produktif
X
mandiri, mafu, berdaya saing, berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan dalam rangka memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional terutama pengusaha kecil,menengah dan koperasi.
Berdasarkan hal di atas, maka kualitas pengelolaan sekolah dasar harus
menjadi perhatian yang serius, termasuk usaha pembinaan dan pengawasan
kemampuan profesional guru, khususnya Guru Agama Islam (GAI).
Pengembangan profesional GAI, adaiah merupakan asalah satu tugas
Kepala Sekolah, hal ini sebagaimana dijelaskan dalam PP 28 Tahun 1990 bahwa
"Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan, pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana prasarana."
Dalam konteks ini tugas Kepala Sekolah adaiah selaku pembina, pengawas, dan penilai teknis admin islratif Karena pembina, pengawas, dan penilai teknis edukatif adaiah tugas pengawas pendidikan agama Islam (pendais) sebagai aparat dari Departemen Agama. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan
Bersama (SKB) dua Menteri antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan
Menteri Agama Norn or : 0198/U/1985, dan Nomor 35 tahun 1985 yang sampai
sekarang masih berlaku, yang menyatakan :
Pembinaan, pengawasan dan penilaian teknik edukatif pendidikan
dilakukan oleh Departemen Agama bekerja sama dengan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Pembinaan, pengawasan dan penilaian teknik administratif guru
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dibutuhkan kerjasama yang solid
dan produktif dari Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan
kemampuan profesional Guru Agama Islam, untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dalam penyampaian maten, dan selalumovatif dalam menentukan
metode yang tepat. Mengingat bahwa dunia begitu cepat berubah, apa lagi dengan
masuknya arus globalisasi. Dengan hal itu, segala informasi makin mudah
didapat. Maka tanpa penanaman nilai-nilai keagamaan, dikhawatirkan terjadinya
penyimpangan-penyimpangan yang tidak diharapkan. Karena anak usia sekolah
dasar adaiah masa-masa pembentukan watak yang tidak boleh terkontaminasi dan
terimajinasi oleh hal-hal yang negatif.
Program pengembangan tersebut secara khusus sejalan dengan berbagai
tuntutan kemampuan profesional tenaga guru sekolah dasar, khususnya GAI, yaitu
untuk memperkecil kesenjangan antara kemampuan nyata (aktual) dengan
kemampuan profesional yang diharapkan (ideal) dari seorang guru.
Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan pengembangan personil, maka
Dinas Pendidikan Kabupaten
melalui Kepala Sekolah dan Kantor Departemen
Agama Kabupaten melalui Pengawas Pendais memiliki program yang diarahkan
kepada upaya pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam. Dan
untuk kepentingan tersebut maka diperlukan kerja sama yang solid antara Kepala
Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional
GAI, agar para GAI mampu melaksanakan fungsi, tugas dan tanggungjawabnya
selaku pendidik pada jenjang sekolah dasar. Lebih jauh lagi, melalui program
yang dilakukan, para GAI mampu memahami tuntutan organisasi dan mampu
Berdasarkan temuan sementara, bahwa permasalahan yang dihadapi saat
ini adaiah tentang pelaksanaan Swat Keputusan Bersama tersebut di atas adaiah tefttang petunjuk pelaksaannya belum dapat diwujudkan, sehingga belum diperoleh kejelasan arah tentang batas golongan pejabat fungsional di lingkungan Departeman Agama, khususnya dalam tugas supervisi terhadap pelaksanaan tugas GAI pada Sekolah Dasar Negeri. Selain dari pada itu, ada sebagian dari GAI yang berpersepsi tidak mempunyai hubungan dengan Pengawas Pendais sebagai perpanjangan tangan dari Departemen Agama, karena penilaian DP 3 nya
dilakukan oleh oleh Kepala Sekolah yang disahkan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan. Yang mengakibatkan wewenang Pengawas Pendais tidak begitu dominan, sehingga menimbulkan kendala Pengawas Pendais dalam menghadapi tugasnya sebagai pembina, pengawas dan penilai GAI.
Berdasarkan dari kondisi tersebut, melalui penelitian ini akan diungkapkan
peranan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam di Sekolah Dasar Sukamenak II dan Sekolah Dasar Margahayu XIII Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.
Penelitian ini diharapkan bukan saja mampu memberikan sumbangan dalam
peningkatan kemampuan profesional GAI, melainkan juga dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam bidang-bidang lain yang terkait, yang bennanfat bagi Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kantor Departemen Agama Kabupaten Bandung, khususnya di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan
B. Masalah
1. Identifikasi Masalah
X Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun, 1989, pengelolaan sistem
pendidikan nasional adaiah tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Menteri Pendidikan Nasional), namun dalam penyelenggaraannya dapat dilakukan kerja sama dengan instansi pemerintah lainnya. Pembinaan terhadap pendidikan Agama Islam adaiah tanggung jawab Menteri Agama. Dan dalam kerja sama tersebut selalu diselenggarakan dengan keterpaduan, diantaranya yaitu, keterpaduan antara Departemen Agama dengan Departemen Pendidikan Nasional dalam bidang Kurikulum, Guru, sarana dan prasrana, evaluasi, pengendalian dan
pengawasan.
Beberapa isu pennasalahan sehubungan dengan peningkatan mutu melalui pembinaan dengan pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Sukamenak II dan Sekolah Dasar Negeri Margahayu XII Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung. Dikelompokan atas isu pihak Guru Agama Islam, Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais. maka dan penelitian pendahuluan ditemukan beberapa gejala yang mengarah kepada hal-hal seperti benkut ini :
I'ertama : masih terdapat sebagian Guru Agama Islam belum mendapat
kesempatan untuk mengembangkan diri (meningkatkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas).
Kedua : Masih terdapat juga Guru Agama Islam yang mengajar tidak
Ketiga : Wawasan guru pendidikan agama Islam tentang aplikasi materi
pendidikan agama Islam dengan materi umum terutama bidang exakta masih
dira"$akan minim. Disebabkan pengembangan kemampuan profersional yang
dilakukan selama ini belum menjurus ke arah sana.
Keempat : Persepsi dan pemahaman Pengawas Pendidikan Agama Islam
dan Kepala Sekolah tentang peranannya dalam pelaksanaan supervisi pengajaran kepada Guru Agama Islam dirasakan masih kurang.
Kelima Kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dan kewenangannya dalam penilaian DP 3 Guru Agama Islam, belum terealisasikan.
Kondisi di atas, menunjukan adanya kesenjangan antara kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Menteri Pendidikan Nasional) dengan Menteri Agama tentang pengembangan sumber daya manusia, khususnya pengembangan tenaga pengajar dan kemampuan profesional empiris yang dimiliki. Kebijakan tersebut yaitu pembinaan, pengawasan dan penilaian teknis edukatif tenaga kependidikan dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama.
2. Perumusan Masalah
Keputusan Menteri pendidikan Nasional Nomor : 066/U/2001 menurunkan kebijakan tentang pembinaan pendidikan dasar dalam bidang pendidikan agama
yaitu,
Membina pendidikan agama dengan mengemhangkan sarana dan metode belajar mengajar pendidikan agama di sekolah umum dan men/adikan
Berkaitan dengan hal tersebut, maka Kepala Sekolar
Pendais memiliki kewajiban untuk membina dan mengemhanpkVltlBigtan ^ jj
profesional GAL Karena tugas Kepala Sekolah sekolah seperti
No. 28 tahun 1990 (tentang Pendidikan Dasar) menetapkan bahwa " Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya ..." Begitujuga
dengan keberadaan pengawas dalam SK MENPAN No. 118/1996 dan SKB
Mendikbud No.0322/0/1996 dan Kepala BAKN No. 38 tahun 1996 telah
ditegaskan bahwa " Pengawas adaiah Pegawai Negari Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secarapenuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan pengawasan pendidikan agama di sekolah umum dan di madrasah
dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah." Dan
dipertegas lagi dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 381 Tahun 1999 Bahwa, " Kewajiban Pengawas Pendidikan Agama, adaiah melakukan pengawasan pendidikan Agama di sekolah / madrasah dan
mengemhangkan profesi guru ... ."
Berdasarkan asumsi tersebut jelaslah bahwa pengembangan kemampuan profesional GAI adaiah tanggung jawab Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais
baik sebagai Administrator maupun sebagai Supervisor. Oleh karena itu, maka
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adaiah: \ 1. Kemampuan profesional yang dimiliki GAI, yang digambarkan
sebagai jalinan terpadu yang unik antara penguasaan bahan ajaran, prinsip, strategi, dan teknologi keguruan kependidikan dan perancangan program secara situasional serta penyesuaian pelaksanaannya secara transaksional di dalam mengelola kegiatan belajar mengajar yang dilandasi wawasan kependidikan yang mantap, yang kesemuanya itu ditampilkan di dalam perbuatan mengajar yang mendidik, belum dikuasai GAI secara optimal
2. Untuk mengemhangkan kemampuan profesional tersebut adaiah tugas Pengawas Pendais dan Kepala Sekolah yang harus bekrjasama dengan solid dan produktif berdasarkan kebijakan SKB dua menteri, dalam segi pembinaan, pengawasan dan penilaian baik teknik edukatif dan
teknik administatif belum terealisasikan.
3. Belum tereaisasikannya SKB tersebut disebabkan oleh kurangnya
koordinasi antara instansi yang terkait dalam kegiatan pengembangan kemampuan profesional.
Berdasarkan rumusan-rumusan tersebut maka pertanyaan dalam penelitian
ini adaiah :
" Bagaimana Peranan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam Pengembangan Kemampuan Profesional Guru Agama Islam (GAI) di Sekolah
Dasar Negeri Sukamenak II dan Sekolah Dasar Negeri Margahayu XII, Dinas
C. Pertanyaan Penelitian
Secara lebih rinci permasalahan tersebut di atas dirumusl portanyaan penelitian seperti berikut ini
1. Bagaimana kegiatan yang dilakukan Kepala Sekolah dalam upaya
pengembangan kemampuan profesional GAI ?
2. Bagaimana kegiatan yang dilakukan Pengawas Pendais dalam pengembangan
kemampuan profesional GAI ?
3. Bagaimana kegiatan Kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional GAI ?
4. Bagaimana respons GAI atas kegiatan kerjasama yang diterapkan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional
tersebut ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Umum Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adaiah untuk memperoleh
gambaran nyata tentang peranan Dmas Pendidikan Kabupaten melalui para Kepala Sekolahnya dan Kantor Departemen Againa Kabupaten melalui Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional GAI, serta untuk mengetahui pula respon Guru Agama Islam terhadap pengembangan kemampuan profesional yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais tersebut.
b. Tujuan khusus Penelitian
terhadap kerjasama-kerjasama Kepala Sekolah sebagai administrator dan
supervisor.
Dan
keijasama
Pengawas Pendais sebagai supervisor dalam
mengemhangkan kemampuan profesional GAI khususnya di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung. Adapun hal-hal yang
dideskripsikan dan dinalisis adaiah seperti berikut ini:
(1)Kegiatan Kepala Sekolah dalam tugasnya mengemhangkan kemampuan
profesional guru di sekolahnya, khususnya Guru Agama Islam di SDN
Sukamenak II dan SDN Margahayu XIII, Kecamatan Margahayu,
Kabupaten Bandung
(2)Kegiatan
Pengawas
Pendais
dalam peranannya mengemhangkan
kemampuan profesional GAI di Sekolah DasarNegeri Sukamenak II
dan Sekolah Dasar Negeri Margahayu XIII, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung
(3)Kegiatan kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam
pengembangan kemampuan profesional GAI
yang ditugaskan di SD
Negeri Sukamenak III dan Sekolah Dasar Negeri Margahayu XIII,
Kecamatan Margahayu- Kabupaten Bandung.
(4)Respons/ tanggapan Guru Pendidikan Islam terhadap kegiatan kerjasama yang diterapkan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam.
c. Manfaat Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis yang sasaran
kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pegembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam (GAI), dengan harapan GAI mampu meftyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa
ini.
Sasaran lainnya adaiah untuk mengetahui sejauh mana keijasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam kerjasama pengembangan kemampuan profesional
GAI.
Penelitian yang bersifat deskriptif ini dapat mengungkapkan makna-makna baru yang berguna bagi peningkatan dan penyempumaan dalam kegiatan administrasi personil dan supervisi pembelajaran di sekolah dalam bentuk pengembangan profesional terhadap guru-Guru Agama Islam di Sekolah Dasar Sukamenak II dan Sekolah Dasar Margahayu XII, Kecamatan Margahayu. Disamping itu sebagai masukan bagi pihak yang berwenang dalam usaha pengembangan kemampuan profesional GAI dalam melaksanakan tugasnya. Manfaat penelitian ini dapat dilihat dan dua segi, yaitu manfaat teoritis dan
praktis.
1. Manfaat Teoritis
Dalam penelitian ini dikaji dan dianalisis manajemen Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal oleh Kepala Sekolah sebagai administrator dan supervisor pendidikan di sekolah, baik ditinjau dari segi pengadaan.
pelaksanaan, dan penjalinan hubungan kerja sama dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan GAI, pemberian motivasi sehingga mampu mengembangkan
kemampuannya. Selain itu dapat pula diketahui program yamg dilaksanakan oleh
Bandung dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan serta dorongan pada
guru-Guru Agama Islam untuk meningkatkan kemampuannya.
\ Begitu juga penelitian ini dapat memberikan masukan untuk
mengemhangkan personalia tenaga kependidikan, khususnya sebagai langkah
untuk mempersiapkan GAI di Sekolah Dasar yang profesional.
2. Manfaat Praktis
Dipandang dari aspek ini, maka masalah yang diteliti dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais
dalam pengembangan kemampuan profesional GAI di Sekolah Dasar.
Dalam kedudukannya Kepala Sekolah sebagai " manajer " pembelajaran di
sekolah, hasil penelitian ini mempunyai kegunaan seperti berikut ini :
Pertama, diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam usaha-usaha
yang dilakukan dalam membina dan membimbing GAI, sehingga GAI tersebut
dapat memiliki kemampuan profesional, yang pada akhirnya GAI tersebut mampu
melaksanakan tugasnya serta mampu mengatasi pennasalahan yang dianggap
mengganggu dalam melaksanakan tugasnya.
Kedua, sebagai masukan bagi pengawas pendidikan agama Islam Kantor
Departemen Agama Kabupaten Bandung dalam rangka penyempumaan dan
perbaikan pelayanan pemberian bantuan dan bimbingan kepada GAI agar dapat
meningkatkan kemampuan profesionalnya pada masa yang akan datang.
Keliga, sebagai masukan bagi pemerinlah ( instansi terkait ) sebagai
penanggung jawab teknis penilaian tenaga edukatif dan pengawasan materipendidikan agama Islam, Kepala Kantor Departemen Againa
Kabupaten
penyempumaan kegiatan koordinasi yang efektif, dan penyempumaan
kegiatan-kegiatan pembinaan profesional GAI khususnya.
X
Kedua segi manfaat tersebut perlu dikaji dan ditelaah secara ilmiah dalam
mencapai sasaran yang diharapkan untuk dapat menunjang terlaksananya
kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan
kemampuan profesional GAI.
E. Paradigma Penelitian
Pennasalahan pengembangan sumber daya manusia dapat terjadi dalam
setiap organisasi, tennasuk organisasi pendidikan. Dengan demikian masalah
pengembangan sumber daya manusia menjadi masalah yang sifatnya universal
dan kompleks karena melibatkan berbagai pihak dan kepentingan. Kebutuhan dan
pengembangan personalia organisasi ini erat kaitannya dengan tuntutan kebutuhan
organisasi sendin baik sifatnya internal maupun eksternal.
Guru Agama Islam ( GAI ) yang ditugaskan di sekolah dasar dituntut
untuk dapat menguasai kemampuan profesional tertentu yang sejalan dengan
tujuan institusi tersebut. Dalam
pengembangan kemampuan profesional GAI,
kerjasama
Kepala Sekolah dan pengawas pendidikan agama Islam sebagai
pejabat yang berwenang diharapkan
dapat melaksanakan tugas pengembangan
kemampuan profesional Guru Agama Islam, sehingga keahliannya terekspresikan
dan mempunyai pengaruh terhadap out put ( hasil ) pendidikan padajeniang
tersebut. Untuk lebih jelasnya penulis gambarkan paradigma penelitian ini seperti
PENGAWAS
PENDAIS
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
PARADIGMA PENELITIAN
PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN
DALAM JABATAN
PERSEPS1
GAI PROFESIONAL
KEPALA
SEKOLAH
[image:24.595.77.472.37.738.2]PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
Gambar 1.1
Kiprah GAI Terhadap
Paradigma penelitian tersebut, berangkat dari konsep fungsi administrasi
personil yang dikemukakan oleh William B Castetter (1996 :241) diantaranya
Jldalah development / pengembangan.
Pengawas Pendidikan Agama Islam adaiah sebagai tenaga profesional
yang telah dipersiapkan untuk bekerja sama dengan Kepala Sekolah yang secara
operasional bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan oleh GAI dengan peserta didik dalam kelas.
GAI adaiah faktor yang dominan dalam menentukan keberhasilan
proses belajar mengajar itu, oleh karenanya keberhasilan itu akan dicapai apabila
GAI
tersebut mempunyai kemampuan dalam kegiatan proses belajar
mengajarnya.
Eksistensi dan kerjasama yang solid Kepala Sekolah dan Pengawas
Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional GAI, dapat melahirkan
beberapa bentuk kegiatan dalam kerjasama
pengembangan kemampuan
profesional
GAI.
Dalam
penelitian ini
ingin diketahui
bentuk-bentuk
pengembangan apa yang dilaksanakan oleh Instansi terkait dalam pengembangan
kemampuan profesional GAI yaitu Dmas Pendidikan Kabupaten dan Kantor
Departemen Agama Kabupaten Bandung. Yaitu tujuan apa yang ingin dicapai,
materi apa yang diberikan, metode dan tehnik evaluasi apa yang digunakan, faktor
penunjang dan penghambat yang ditemukan, fasilitas yang diperlukan serta
bagaimana pemahaman Kepala Sekolah, pengawas dan Guru Agama Islam
terhadap kerjasama pengembangan kemampuan profesional itu. Bagaimana out
put dan proses pengembangan itu, apakah dapat memberikan kontribusi bagi GAI
Secara ideal kemampuan profesional Guru PAI adaiah seseorang yang
memiliki sifat-sifat kepribadian sebagai muslim yang bertaqwa kepada Allah
SWT dan sebagai warga negara Indonesia yang baik, serta cendikia, menguasai
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian dalam rangka penulisan tesis ini, yaitu metode penelitian,
lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik penumpulan data, tingkat kepercayaan
penelitian dan cara menganalisis data.A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode DeskriptifAnal.itik
dengan pendekatan kualitatif Proses penelitian berlangsung dalam latar belakang
alamiah, dimana peneliti merupakan sebagian instrumen utamanya, dan analisis data dilakukan dengan induktifkualitatif. Penggunaan metode dan pendekatan ini
berangkat dari tujuan pokok penelitian yaitu mendeskripsikan dan menganalisis
pelaksanaan kegiatan pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam
(GAI) di Sekolah Dasar Negeri Sukamenak II dan Sekolah Dasar Negeri
Margahayu XIII Cabang Dmas Pendidikan Kecamatan Margahavu. Kabupalen Bandung. Yang dilakukan secara kerjasama antara Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam.
Berhubung penelitian pengembangan kemampuan profesional GAI ini
terpusat di SDN Sukamenak II dan SDN Margahavu XIII. vang didalamnva
inelibatkan GAI. Kepala Sekolah, dan Pengawas Pendais yang peneliti anggap
sebagai satu kesatuan. maka jenis metode deskriptif vang dipakai adaiah Studi
Kasus. Ilal ini berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad,
Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensifdan
mendetail. Subjek yang di selidiki terdiri dari satu unit (atau satu kesatuan
unit) yang dipandang sebagai kasus. Karena sifat yang mendalam dan
mendetail itu, studi kasus umumnya menghasilkan gambaran yang
"longitudinar, yakni hasil pengumpulan dan analisa data kasus dalam satu
j angka waktu.
Peneliti akan memperhatikan segala sesuatu yang mempunyai arti dalam
riwayat kasus pengembangan profesional GAI di SDN Sukamenak II dan SDN
Marghayu XIII ini, misalnya peristiwa terjadinya, perkembangannya, dan
pembahan-pembahannya. Sehingga diharapkan akhimya dari studi kasus tersebut
memperlihatkan kebulatan dan keselumhan kasus, tennasuk di dalamnya
konsistensi tentang pengembangan profesional tersebut dan keselumhan interaksi
faktor-faktor yang terlibat dalam pengembangan profesional tersebut.
Metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data
saja,
tetapi meliputi analisis dan interpretasai tentang arti
data itu,
membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu. Lebih jelas lagi
Winarno Surakhmad, (1998:147), mengemukakan, " Metode desknptip
membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual.
dengan
jalan
mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasinya,
menganalisa dan menginterpretasikannya. "
Penelitian
kualitatif
sering
disebut
metode
etnografi, metode
fenomenologis atau metode naturalistik,interaksionis, simbolik, perspektif ke
mempunyai karaktenstik seperti dikemukakan oleh Bog dan Biklen (1982:27-29), dalam Lexy J. Meleong, (2002:2) seperti berikut ini:
(1 )Data diambil langsung dari setting alami,
(2)Penentuan sampel secara purposive, (3)Peneliti sebagai instrumen pokok,
(4)Lebih menekankan pada proses dari pada produk sehingga bersifat deskriptif analitik,
(5)Analisis data secara induktif atau interpretasi bersifat idiografik, dan
(6)Mengutamakan makna dibalik data.
Dengan demikian karakteristik-karakteristik itulah yang dijadikan acuan bagi selumh proses penelitian ini. Pernyataan di atas didukung oleh tulisan Lexy
Moleong, (2002:27), yang menyatakan bahwa :
Penelitian kualitatif berakar pada latar belakang alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memenfaatkan
metode kualitatif, dan mengadakan analisis data secara induktuf. Sasaran penelitian diarahkan kepada usaha menemukan teori-teori dasar. Penelitian
bersifat deskriptif lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi
studi dengan fokus, memiliki separangkat knteria untuk keabashan data
dan hasil penelitian disepakati oleh kedua belah pihak yakni peneliti dan
subjek penelitian.
Selanjutnya Moleong mengemukakan bahwa dasar teoritis penelitian
bertumpu pada pendekatan fenomologis. interaksi simbolik. kebudavaan dan etnometodologis. Pendekatan fenomologis bcrusaha memehami subiek dan segi
pandangan mereka sendiri. Interaksi simbolik mendasarkan diri atas pengalaman
manusia yang ditengahi dengan penafsiran; segala sesuatu tidak memiliki
pengertian sendiri. sedangkan pengertian itu dikenakan padanya oleh seseorang
Dari ungkapan di atas, maka dalam penelitian ini, peneliti berfungsi
sebagai instrumen penelitian dan peneliti mengkonsentrasikan perhatian dalam memahami perilaku, sikap, pendapat, persepsi dan sebagainya berdasarkan pandangan subyek yang diteliti tersebut.
Oleh karena itu, pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui kontak langsung dengan subyek yang diteliti dengan cara mendeskripsikan dasar dan kebijaksanaan usaha pembinaan dan atau pengembangan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais untuk mengembangkan kemampuan profesional GAI di Sekolah Dasar Negeri Sukamenak II dan Sekolah Dasar
Negeri Margahayu XIII..
B. Lokasi Penelitian
Sesuai dengan yang diungkapkan di bab terdahulu, bahwa penelitian ini terfokus kepada peranan yang dilakukan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam mengembangkan kemampuan profesional GAI di Sekolah Dasar Negeri
Sukamenak II dan Sekolah Dasar Margahayu XII Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung. Sehubungan dengan hal tersebut maka lokasi yang akan dijadikan obyek penelitian adaiah :
/. Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung
mengundang pemikiran baru dalam pengelolaan sektor-sektor pemerintahan
(layanan publik), tennasuk sektor pendidikan. Keharusan tersebut semakin konkrit
dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Kantor Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, adaiah Instansi yang berkompeten
untuk dimintai informasi dan keterangan.
Pada Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Margahayu, peneliti
akan meminta dan mencari informasi / data tentang perkembangan pendidikan,
usaha-usaha,
dan
hambatan-hambatan yang dihadapa,
dalam
membina
kemampuan profesional GAI di sekolah dasar. Kemudian, pada kepala Cabang
Dmas Pendidikan juga akan meminta informasi dan data tentang pelaksanaan
tugasnya sebagai atasan langsung Kepala Sekolah SDN Sukamenak II dan SDN
Margahayu XIII dalam kerjasama membantu GAI memngkatakan kemampuan
profesionalnya Dan meninta keterangan informasi tentang faktor penunjang
yang dihadapi
Kepala Cabang Dinas Pendidikan dalam upaya pengembangan
kemampuan profesional GAI. di lokasi penelitian.
2. Kepala Sekolah Dasar Negeri Sukamenak II dan Kepala Sekolah Dasar
Negeri Margahayu XIII.Kepala Sekolah memiliki tanggungjawab bagi semangat personel dan piga
bagi sikap umum masyarakat terhadap kegiatan pendidikan di lembaga vang
dipimpmnya. la mengepalai bukan hanya bangunan lisik yang besar tetapi harus
mampu menciptakan dan mengembangkan kemampuan profesionalnya, yaitu para
Di dalam fungsinya, Kepala Sekolah adaiah orang yang mendflrj^
puncak terhadap keseluruhan kegiatan sekolah dan bertanggurifea
sekolah yang dipimpinnya, sehingga dalam istilah adipinistrasi pe|dil%^^la *"
Sekolah dalam tugasnya berperan sebagai administrator, manajer, su^e^sor^dL
pemimpin pendidikan.
Dalam peranannya sebagai Supervisor, menempatkan Kepala Sekolah
pada posisi penting dalam proses belajar mengajar. Ia adaiah pengembang
sekaligus pemelihara nilai-nilai budaya sekolah sebagai suatu kelompok
masyarakat yang memiliki keunikan. Kepala Sekolah sebagai supervisor hams
dapat bertindak sebagai patner bagi gum, sehingga guru merasa mempunyai
tempat untuk mengumukakan permasalahannya dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Kepala Sekolah juga sebagai orang yang berwenang dan tempat
para personel sekolah bergantung, hendaknya dapat membaca dan mengatasi
permasalahan yang dihadapi gum, sehingga terlepas dan terhindar dari kemelut
yang dapat mempengamhi tugasnya, yang dampak akhir akan mempengaruh,
mutu sekolah dan siswa.
Berdasarkan hal tersebut, maka dan Kepala Sekolah tersebut akan diminta
informasi tentang peranannya sebagai administrator, manajer, supervisor, dan
pemimpin pendidikan.
Terutama dalam peranannya dalam pengembangan
kemampuan profesional Guru Agama Islam. Yang meliputi faktor penunjang dan
penghambat dalam uapaya pengembangan profesional tersebut. Serta bagaimana
kerjasamanya dengan pengawas pendidikan agama Islam. Dan persepsinya
3. Pengawas Pendidikan Agama Islam Kecamatan Margahayu
Pembinaan, pengawasan, dan penilaian teknis GAI adaiah menjadi
wewenang
Pengawas Pendais. Karena salah satu faktor keberhasilan pendidikan
agama Islam ditentukan oleh mutu guru agama. Maka meningkatkan kemampuan
profesional tenaga pengajar sesuai tuntutan dan perkembangan ilmu pengetahuan
serta pembangunan bangsa merupakan kerjasama yang harus dilaksanakan secara
terns menems, yaitu kegiatan pendidikan dan pelatihan, penataran, diskusi dan
seminar tentang peningkatan kualitas belajar.
Pengawas Pendais mempunyai tanggung jawab terhadap GAI dalam hal
mengadakan pembinaan yang meliputi:
a. Membimbing, mengarahkan, dan membina GAI di Sekolah Dasar,
b. Membantu memperlancar pelaksanaan pendidikan againa Islam di Sekolah
Dasar,
c. Membantu mengatasi hambatan yang ditemui GAI dan mencarikan jalan
keluarnya.
d. Mengembangkan profesional GAI dengan cara meningkatkan pengetahuan
dan wawasan mengenai kepengawasan ( PPPAI : 1996 )."
Selain tanggung jawab tersebut di atas. kegiatan Pengawas Pendais dalam
pengawasan pada sekolah dapat dirinci seperti berikut ini. antara lain :
1. Menyusun program pengawasan sekolah
2. Menilai hasil belajar siswa dan kemampuan guru
3. Mengumpulan dan mengolah data sumber daya pendidikan. proses belajar
mengajar. dan bimbingan di lingkungan sekolah.4. Menganalisa hasil belajar siswa, guru, dan sumber daya pendidikan.
5. Melaksanakan pembinaan kepada guru dan tenaga lain.
6. Menyusun evaluasi dan laporan hasil pengawasan.
7. Memberikan pembinaan lain selain PBM.
8. Melaksanakan tugas di daerah terpencil.
( Ditjen Binbaga Islam. 2001: 23)Dan pengawas ini peneliti akan meminta informasi tentang persepsi
iungsmya
sebagai
pembina, pengawas dan penilai
kemampuan GAI,
profesional GAI, serta kegiatan-kegiatan apa saja yang telah dilakukan dalam
pengembangan kemampuan profesional GAI.
4. Guru Agama Islam SDN Sukamenak II dan SDN Margahayu XIII
Gum adaiah ujung tombak dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,
dengan posisinya inilah GAI dituntut untuk profesional dalam melaksanakan
tugasnya. Karena seorang profesional dituntut tidak hanya menyampaikan
informasi kepada peserta didik, melainkan dituntut pula untuk merencanakan,
mengelola, mendiagnosis, menilai proses dan hasil proses belajar mengajar.
(Soedijarto, 1993:99).
Dan sebagai seorang profesional, GAPI hams selalu meningkatkan
pengetahuan,
sikap,
dan
keterampilannya secara terus menems. Sasaran
penyikapan itu meliputi penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi
profesi. teman sejawat, peserta didik, pimpinan dan pekerjaan.
Guru Againa Islam sebagai jabatan vang harus menjawab tantangan
perkembangan masyarakat.
jabatan GAI harus selalu dikembangkan dan
dimutakhirkan. Dalam bersikap GAI harus selalu mengadakan pembaharuan
sesuai dengan tuntutan tugasnya. (Soetjipto & Raflis Kosasi, 1994 : 51)
Dan GAI ini, peneliti akan meminta informasi tentang kerjasama yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais
dalam upaya
pengembangan kemampuan profesional GAI. Yaitu
persepsi GAI tentane
pengembangan profesional. peran Kepala Sekolah. peran Pengawas Pendais.
upaya pengembangan profesional,
faktor hambatan dan penuti|ang yang
Adapun Sekolah Dasar Negeri yang menjadi lokasi penelitian adaiah
sebagai beriktut ini:
1. Sekolah Dasar Negeri Sukamenak II, Cabang Dinas Pendidikan Kec.
Margahayu.
2. Sekolah Dasar Negeri Margahayu XIII, Cab. Dinas Pendidikan Kec.
Margahayu.
C. Subjek Penelitian
Pengawas Pendidikan Agama Islam dan Kepala Sekolah adaiah unsur
yang menentukan maju dan mundumya sebuah lembaga pendidikan. Dari Kepala
Sekolah ini akan meminta keterangan yang berhubungan dengan masalah kegiatan
pembinaan GAI, sejauh mana peranan Kepala Sekolah dengan Pengawas Pendais
serta koordinasi anatara Kandepag Kabupaten dengan Kantor Cabang Dinas
Pendidikan Kecamatan dalam kerjasama pengembangan kemampuan profesional
GAI.
Kepala Sekolah yang dalam sebagian dari perannya adaiah membina tenaga kependidikan, terutama yaitu GAI agar memiliki kemampuan Profesional seperti yang diharapkan. Maka dari Kepala Sekolah ini juga akan diminta
berbagai data dan infonnasi faktor penunjang dan penghambat dalam kerjasama
tersebut.
Penelitian ini memusatkan perhatian pada Kepala Sekolah dan Pengawas
Sukamenak II dan kapala sekolah Margahayu XII dan Pengawas Pendais yang
ditugaskan di Keamatan Margahayu.
Informasi lain penulis gali dari Guru Agama Islam, Kepala Seksi
pendidikan agama Islam Depag Kabupaten Bandung, dan Kepala Kantor Cabang
Dinas Pendidikan
Kecamatan Margahayu, dokumen sekolah, meliputi data
kepegawaian guru, aktivitas sekolah dan administrasi GAI.
Dalam penelitian kualitatifjumlah responden tidak ditentukan sebelumnya,
yang penting dimulai dengan asumsi bahwa konteks lebih penting daripada
jumlah. Hal ini sesuai dengan pendapat Subino Hadisubroto (1988:12) dalam
Suklani, yaitu "...penelitian kualitatif tidak akan memulai dengan menghitung
dan memperkirakan banyaknya populasi dan kemudian menghitung proporsi
sampelnya sehingga dipandang sebagai yang telah representatif "
Sedangkan menurut S.Nasution (1992:32-33) bahwa :
Untuk memeperoleh infonnasi tertentu sampling dapat diteruskan sampai
dicapai taraf redudancv, ketuntasan atau kejenuhan, artinya bahwa dengan
menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh
tambahan informasi baru yang berarti.Lebih lanjut S. Nasution. (2002: 101) Mengemukakan, bahwa "Tidak ada aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipersyaratkan untuk suatu
penelitian dari populasi yang tersedia, juga tidak ada batasan yang jelas apa yang
dimaksud dengan sampel yang besar dan yang kecil"
Dalam
menentukan sampling ini peneliti akan mcmakai sampling
purposive, yaitu sampel yang dipilih dengan cermat hmgga relevan dengan desain
penelitian. ( S. Nasution, 2002:98). Sampling purposive dilakukan dengan
yang dimiliki oleh sampel itu. Dan sampel yang diambil dalam penelitian ini telah
dikemukakam di atas.
Dari kedua pendapat di atas, dapatlah disimpulkan bahwa ketentuan
besarnya sampel tergantung pada besarnya informasi yang diberikan responden.
Apabila informasi sudah dianggap cukup memadai, respondennya tidak perlu lagi
diperbesar, dengan demikian Kepala Sekolah, guru, pangawas dan fasilitas serta
fasilitator yang dipilih sebagai subjek penelitian yaitu mereka yang dianggap
dapat memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti sendiri. Peneliti langsung
terjun ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan
berkenaan dengan kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam
mengembangkan kemampuan profesional GAI di sekolah dasar, hal ini ditempuh
agar dapat memahami kenyataan yang terjadi di lapangan sesuai konteksnya.
Dalam hal ini S.Nasution (1992:9-10) mengatakan bahwa : " Salah satu cm
penelitian naluralistik adaiah mengutamakan data langsung atau first hand.
Untuk itu peneliti sendiri terjun ke lapangan untuk mengadakan observasi dan
wawancara.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adaiah
pengamalan (observasi), wawancara dan studi dekumentasi. Ketiga teknik tersebut
digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi untuk memperoleh data yang
diperlukan. Sedangkan sumber data yang diperlukan diklasifikasikan menjadi
Data primer bersumber dari wawancara dan observasi dengan Kepala
Sekolah, pengawas serta GAI yang telah menerima pembinaan. Data primer ini didukung oleh informasi dari berbagi pihak yang terkait, baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui pelaksanaan pengembangan kemampuan profesional GAI.
Adapun data skunder diambil dari berbagai dokumen, seperti jumlah GAI
dari SDN Sukamenak II dan SDN Margahyu XII, jumlah GAI yang mendapat
kesempatan penataran atau pembinaan serta kegiatan-kegiatan sekolah lainnya yang berhubungan dengan materi penelitian yang mendukung data primer.
1. Observasi (Pengamalan)
Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung kondisi sekolah, seperti situasi personil di sekolah, kehadiran personil, fasilitas sekolah, penataan. keberhasilan, sarana dan prasarana keagamaan, kegiatan ekstra kurikuler, ruang
perpustakaan, ruang UKS dan laboraturium.
2. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk menggali dan memperoleh data atau informasi
yang lebih mendalam dan relevan dengan masalah yang diteliti. Wawancara
dilakukan dengan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kec. Margahayu. Kepala Sekolah SDN Sukamenak II dan SDN Margahayu XII, Pengawas Pendais, dan GAI.. Teknik wawancara pada dasarnya dilakukan dalam dua bentuk, yaitu
3. Studi Dokumentasi 0
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang
pelaksanaan tugas Kepala Sekolah dan pengawas tentang usahanya melaksanakan
pembinaan kemampuan profesional guru, seperti program kerja dari Kepala
Sekolah dan Pengawas Pendais, kerja sama antara Kepala Sekolah dan pengawas
dalam kegiatan pengembangan kemampuan profesional GAI dan
dokumen-dokumen lain yang ada kaitannya dengan kegiatan pengembangan tersebut.
E. Teknis Pengolahan dan Analisis Data
1. Tahap Orientasi
Pada tahap ini, langkah pertama yang peneliti lakukan adaiah pemahaman
leteratur terhadap
langkah-langkah peningkatan mutu pendidikan melalui
kerjasama pengembangan kemampuan profesonal GAI. Peneliti teriebih dahulu
mengadakan konsultasi dengan Pengawas Pendais, Kepala Seksi Pendidikan
Agama Islam Depag Kabupaten Bandung tentang kerjasama pengembangan
kemampuan profesional GAI dengan beberapa permasalahannya.
Tahap berikutnya adaiah peneliti mencoba mendeskripsikannya dalam
desain penelitian dan berusaha untuk mempertajam permasalahan tersebut yang
ditinjau dari sudut pandang administrasi pendidikan.Dan memfokuskan pada
pengembangan yang dilakukan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais untuk
meningkatkan kemampuan profesional GAI.
Setelah mengumpulkan berbagai teori yang mendukung, data-data mentah
berkaitan dengan karakteristik yang diteliti, maka peneliti
pradesain penelitian.
Kegitan ini penulis lakukan ketika mempersiapkan semii
penelitian. Yang dilakukan mulai bulan Desember 2002. Selanjutnya penulis
mengadakan konsultasi dengan Dosen Pembimbing secara intensif dari bulan
April 2003 sampai dengan bulan Mei 2003.
Setelah itu penulis diperkenankan terjun kelapangan dengan surat izin Dari
Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung No. 070/4545-Disdik/2002 dan Surat Izin
dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Bandung No. Mi.l5/I/PP.
01.1/1248/2002 dan pada bulan
Mei peneliti mulai kegiatan penelitian di
lapangan.
2. Tahap Eksplorasi
Setelah melakukan kegiatan orientasi, peneliti melanjutkan dengan
kegiatan pengumpulan data. Pelaksanaan pengumpulan data telah penulis lakukan
mulai dan bulan April sampai Agustus 2003. Adapun pengumpulan data yang
akan peneliti lakukan adaiah sebagai berikut :
(l)Melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri
Sukamenak II dan Sekolah Dasar Negan Margahayu XI. Fokus wawancara
adaiah tentang kerjasama Kepala Sekolah dalam mengembangkan kemampuan
profesional GAI, fasilitas yang disediakan, peluang yang diberikan dan
hambatan yang dihadapi dalam kegiatan tersebut. Kepada guru ditanyakan
kemampuan profesional guru, fasilitas, kesempatan berhubungan antara**
Kepala Sekolah dengan GAI.
(2)Melakukan wawancara dengan Gum Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri
Sumenak II dan Sekolah Dasar Negeri Margahayu XII. Fokus wawancara
adaiah tentang kerjasama Kepala Sekolah dalam mengembangkan kemampuan
profesional GAI, fasilitas yang disediakan, peluang yang diberikan dan
hambatan yang dihadapi dalam kegiatan tersebut. Kepada gum ditanyakan
tentang bentuk kegiatan yang diberikan Kepala Sekolah dalam pengembangan
kemampuan profesional guru, fasilitas, kesempatan berhubungan antara
Kepala Sekolah dengan GAI.
(3)Melakukan wawancara dengan Pengawas Pendais Kecamatan Margahayu
untuk mendapatkan infonnasi tentang tugasnya, persepsi fungsinya sebagai
pengawas, kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan kemampuan
profesional Guru Agama Islam dalam kerjasama dengan Kepala Sekolah dan
hubungan antara Pengawas Pendais dengan GAI
(4)Melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (Kasi
Pendais) Kantor Depag Kabupaten Bandung, sebagai aparat yang bertanggung
jawab dalam perkembangan pendidikan agama Islam.
(5) Melakukan wawancara dengan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan
Margahayu, sebagai penanggungiawab pelaksanaan kegitan operasional
Sekolah Dasar Negeri Sukamenek II dan SDN Margahayu XIII, terutama
dalam pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam. Dan pihak
dilakukan, tujuan yang ditetapkan, materi yang diberikan, metode dan evaluasi
yang digunakan.
(6) Selain wawancara, peneliti melakukan pengamatari secara langsung untuk
melihat tentang kegitan GAI, dan melihat dokumen-dokumen yang ada
hubungannya dengan pengembangan kemampuan profesional
GAI, baik
dokumen itu di pihak Kepala Sekolah maupun di pihak pengawas jugadi
pihak guru. Selanjutnya agar pengumpulan data itu dapat berjalan lancar,
maka peneliti menggunakan pedoman wawancara dan observasi, tape recoder
dan sejumlah dokumen sekolah yang berkaitan dengan pokok permasalahan
penelitian ini.
3. Tahap Member Check
Kegiatan member check dilakukan dengan maksud dapat menguji
validitas. reliabilitas dan objektivitas data yang diperoleh melalui eksplorasi.
Data-data yang telah terkumpul dipelajari dan akan dilanjutkan dengan penulisan dalam bentuk laporan lapangan. kemudian dikomunikasikan kepada responden
untuk dibaca dan diteliti kesesuaiannya dengan informasi vang diberikan atau
kenyataan yang ada. Untuk data dokumentasi dilakukan '" audite trail " dengan
maksud mencheck keabsahan data dengan sunber aslinya. Pada pengelolaan lebih lanjut, senantiasa dilakukan trianggulasi untuk mendapatkan ketepatan penafsiran.
F. Memperoleh Tingkat Kepercayaan Hasil Penelitian
memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian dan sekaligus menjadi kriteria
mengenai keabsahan temuan penelitian, yaitu kredibilitas (validitas internal),
transferahilitas ( validitas eksternal ), dependabilitas ( realibilitas ), dan
konfirmabilitas ( obyektivilas ) S. Nasution (2002: 85).
/. Kredibilitas Data
Pemeriksaan kredibilitas terhadap temuan penelitian berarti
mempersoalkan tentang seberapa jauh suatu temuan peneliti itu memiliki
kebenaran yang dapat dipercaya. Prof DR. Drs. Burhan Bungin, M.Si.(2003: 59)
menyatakan bahwa agar pemelitiankualitatifmemiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi sesuai dengan fakta di lapangan (informasi yang digali dari subyek atau
pertisipan yang diteliti), perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1) Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data di
lapangan. Hal ini mengingat karena dalam penelitian kualitatif, peneliti
merupakan instrumen utama penelitian. Dengan semakin lamanya peneliti
terlibat dalam pengumpulan data, akan akan semakin memungkinkan
meningkatnya derajat kepercayaan yang dikumpulkan.
2) Melakukan observasi secara terus menerus dan sungguh-sungguh, sehingga
peneliti semakin mendalami fenomena sosial yang diteliti seperti apa adanya.
Teknik observasi boleh dikatakan merupakan keharusan dalam pelaksanaan
penelitian kualitatif.
3) Melakukan trigulasi, baik tngulasi metode (menggunakan lintas metode
pengumpulan data), trigulasi sumber data (memilih berbagai sumber data yang
data secara terpisah). Dengan trigulasi ini memungkinkan diperoleh variasi
informasi seluas-luasnya atau selengkap-lengkapnya.
4) Melibatkan teman sejawat (yang tidak ikut melakukan penelitian) untuk
berdiskusi, memberikan masukan, bahkan kritik mulai awal kegiatan proses
penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian (peerdebriefing).
5) Melakukan analisis atau kajian kasus negatif, yang dapat dimanfaatkan
sebagai kasus pembanding atau bahkan sanggahan terhadap hasil penelitian.
6) Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis data.
7) Mengecek bersama-sama dengan anggota penelitian yang terlibat dalam
proses pengumpulan data. (Burhan Bungin, 2003: 60)
2. Transferrabilitas
Standar ini merupakan modifikasi validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Pada prinsipnya, standar transferahilitas ini merupakan pertanyaan
empirik yang tidak dapat dijawab oleh peneliti kualitatif itu sendiri, tetapi dijawab
dan dinilai oleh para pembaca laporan penelitian. Hasil penelitian kualitatif
memiliki standar transferahilitas yang tinggi bilamana para pembaca laporan
penelitian ini memperoleh gambaran dan pemahaman yangjelas tentang konteks
dan fokus penelitian. ( Burhan Bungin, 2003 : 61)
Untuk hal ini peneliti memberikan laporan kepada Kepala Cabang Dinas
Pendidikan Margahayu agar memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus penelitian, yaitu tentang kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional Guru Agama
3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas
Standar dependabilitas ini
boleh dikatakan mirip dengan standar
realiabilitas. Adanya pengecekan atau penilaian akari ketepatan peneliti dalam
mengkonseptualkan apa yang diteliti mempakan cerminan dari kemantapan dan
ketepatan menumt standar reabilitas penelitian. Sedangkan konfirmabilitas ini
lebih terfokus pada udit (pemeriksaan) kualitas dan kepastian hasil penelitian, apa
benar berasal dari pengumpulan data di lapangan. (Burhan Bungin, 2003 : 61)
Sehubungan dengan penelitian ini, cara yang dilakukan peneliti adaiah
mendiskusikan dan meminta pertimbangan kepada para dosen pembimbing untuk
menilai dan mengoreksi, memberikan saran perbaikan. Dengan menyiapkan
bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan penelitian, seperti : rancangan
instrumen, deskripsi data, hasil interpertasi data, kesimpulan sementara dan
rambu-rambu kegiatan yang akan dilakukan peneliti, baik dalam tahap orientasi,
eksplorasi maupun dalam pengampbilan kesimpulan dan verifikasi.
Selain
dengan
cara
diatas
untuk
menilai
dependabilitas
dan
konfirmabilitas adaiah Penulis juga meminta bantuan pada auditor yang
independent dalam hal ini adaiah Ketua Cabang PGRI Kecamatan Margahayu.
Untuk melakukan review terhadap hasil penelitian tentang pengembangan
kemampuan profesional Guru Agama Islam yang dilakukan oleh Kepala Sekolah
dan
Pengawas Pendais, dalam binaan Kepala Cabang Dinas Pendidikan
G. Analisis Data
Analisis adaiah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyususun
data berarti menggolongkannya dalam pola, thema atau kategori ( S. Nasution, 1992:126). Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Moleong (1990:103) bahwa "analisis data adaiah proses mengatur umtan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar". Berdasarkan dua pendapat di atas, bahwa dalam menganalisis data kualitatif sangat diperlukan daya kreatif dari seorang peneliti untuk mengolah data tersebut sehingga mempunyai makna.
Pada hakekatnya dalam penelitian kualitatif belum ada prosedur yang sudah baku untuk dijadikan pedoman dalam menganalisis data. Hal-hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Subino Hadisubroto (1988:20) dalam Suklani bahwa :
...dalam analisis data kuantitatif itu metodenya sudah jelas danpasti,
sedangkan dalam analisis data kualitatif metode seperti belum tersedia.
Penelitilah berkewajiban mencipta sendiri. Oleh karena itu ketajaman dan
ketepatan analisis data kualitatif ini sangat tergantung ketajaman melihat
data oleh peneliti serta kekayaan pengalaman dan pengetahuan yang telah
dimiliki oleh peneliti.
Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti untuk selanjutnya akan
menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam proses menganalisis
data adaiah seperti berikut ini :
1) Menganalisis setiap infonnasi atau data yang diperoleh baik melalui observasi.
wawancara maupun studi dokumentasi;
2) Di dalam setiap melakukan analisis, diikuti interpretasi data untuk menemukan makna yang terkandung di dalamnya;
3) Membuat kategorisasi data, agar data mentah yang terkuumpul dapat
ditransformasikan dengan sistematis, kemudian peneliti menjelaskan
4) Melakukan triangulasi, yaitu peneliti bemsaha untuk memeriksa dan membandingkan kebenaran informasi atau data yang diperoleh melalui berbagai teknik dan berbagai responden;
5) Mengadakan "member check" dengan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais, Kepala Cabang Dinas pendidikan Kecamatan Margahayu sebagai sumber informasi yang primer. Kegiatan ini peneliti lakukan pada setiap selesai mengadakan observasi dan wawancara dengan responden. Adapun kegiatan member check terakhir dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara
keselumhan.
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Pertama, Pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam
secara umum telah dilaksanakan secara rutin. Misalnya, pembinaan dalam rapat
dinas rutin oleh kepala SDN Sukamenak II dan kepala SDN Margahayu XIII
setiap bulan. Berupa penyampaian infonnasi yang didapat dari Rapat dinas yang
diselenggarakan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan dalam upaya pembinaan
dan pengembangan kemampuan profesional.
Pengembangan kamampuan profesional Guru Agama Islam secara khusus
oleh kepala SDN Sukamenak II dan kepala SDN Margahayu XIII dipriontaskan
dan tidak dibedakan dengan guru mata pelajaran lain (guru kelas). Kepala Sekolah
membenkan motivasi. peluang dan dukungan moril maupun materiel kepada GAI atzar mau mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat mengembangkan kemampuan
profesionai. Seperti
mengikutsertakan penataran PWKGAI yang dilaksanakan
oleh insianv van-..' hcvwcnang baik di lingkat propmsi maupun tingkat daerar menuikiitsenakan daiam kegiatan seminar atau diskusi ilmiah vang
diselenggarakan oleh instansi lain, membenkan i/.in untuk mengikuti studi lanjin
dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya vang bersifat pengembangan kemampuan
profesional Jan membentuk guru vang berkompctent
Dan pnonias pembinaan vang diberikan Kepala Sekolah kepada (IA! mi.
berhubung pembinaan vang dibenkan oleh Pengawas Pendais belum optimal
Dengan asumsi bahwa Kepala Sekolah juga adaiah supervisor di lembaga vaug
yang datang ke sekolah pada saat tahun ajaran baru, ulangan umum dan ujian
akhir sekolah kurang menyentuh pembinaan sacara individual dan menyeluruh.
Kedua, Pengawas Pendais telah berusaha semaksimal mungkin untuk
mengoptimalkan usahanya dalam mengembangkan kemampuan profesional Guru
Agama Islam di SDN Sukamenak II dan SDN Margahayu XIII. Upaya teserbut
dapat dilihat dari aktifitas Guru Agama Islam di kedua sekolah dasar tersebut,
eksisitensi mereka begitu baik, kreatifitas yang mereka lakuk