• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS PENDAIS DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR : Studi Kasus Tentang Pengembangan Kemampuan Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Sukamenak II dan Sekola

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS PENDAIS DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR : Studi Kasus Tentang Pengembangan Kemampuan Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Sukamenak II dan Sekola"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

P E R A N A N

K E P A L A S E K O L A H D A N P E N G A W A S P E N D A I S D A L A M

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH DASAR

( Studi Kasus Tentang Pengembangan Kemampuan Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Sukamenak II dan

Sekolah Dasar Margahayu XIU, Kecamatan Margahayu - Kabupaten Bandung )

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh : MINIPAH MM : 019506

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA

(2)

Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Tahap II

^

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Pembirnjbing I

Prof. Dr. H. Tb. Arjin Svamsdddin Makmun, M. A

Pembimbing II

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini sayamenyatakanbahwatesisdenganhjudul "KerjaSamaKepala

Sekolah dan Pengawas Pendais Dalam Pengembangan Kemampuan Profesional Guru

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar " ini beserta seluruh isinya adalah

benar-benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sangsi yangdijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

saya ini.

Bandung, 7 November 2003

Yang membuat pernyataan

(4)

ABSTRAK

Keberhasilan pendidikan agama Islam sebagian besar tergantung dari guru

ebagai pelaksana kuhkulum. Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) merupakan

enaga kependidikan yang berperan aktif dalam peningkatan keimanan dan

etaqwaan. Oleh karena itu, GPAI ditimtut memilki wawasan keguruan yang tepat

esuai dengan kebijakan pendidikan yang berlaku di Departemen Agama HI. dan

departemen Pendidikan Nasional Wawasan keguruan tersebut pada dasarnya

neliputi wawasan yang menyangkut dengan materi agama dengan wawasan yang

nenyangkut metodologi penyampaiannya yang sering disebut dengan wawasan

cependidikan.

Dalam rangka meningkatkan wawasan kependidikan guru agama, sejak tahun

1985 telah dilakukan kerja sama antara Dirjen Pendidikan Dasar danMenengah

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Dirjen Pembinaan Kelembagaan

Agama Islam Departemen Agama, bahwa secara operasionalpeningkatan wawasan

kependidikan tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan

Agama Islam (Pendais).

Atas dasar pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang peranan

kepala sekolah dan pengawas pendais dalam mengemhangkan kemampuan profesional

GPAI di sekolah dasar, dengan studi kasus di SDN Sukamenak IIdan SDNMargahayu

XIII. Penelitian terfokm kepada "Bagaimana peranan kepala sekolah dan pengawas

pendais dalam pengembangan kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam

(GPAI) di SDN Sukamenak II dan SDN Margahayu XIII, Kecamatan Margahayu,

Kabupalen Bandung ".

Metode penelitian yang digunakan adaiah metode deskritif analitik dengan

pendekatan kualitatif Dengan populasinya adaiah kepala SDN Sukamenak II, kepala

SDN Margahayu XIII, Pengawas Pendais Kec. Margahayu, Guru Pendidikan Agama

Islam SDN Sukamenak II dan Guru Pendidikan Agama Islam SDN Margahayu XIII.

Dengan meneliti kegiatan kepala sekolah, kegiatan pengawas pendais, kegiatan

kerjasama kepala sekolah dengan Pengawas Pendais, dan respons tanggapan guru

pendidikan agama Islam atas kegiatan yang dilakukan kepala sekolah dan pengawas

pendais dalam pengembangan kemampuan profesional GPAI, maka dan hasil

penelitian tersebut dapat diungkapkan, bahwa kerja sama tersebut belum optimal, hal

tersebut dapat dilihat dan kinerja pengawas pendais yang terkesan ragu-ragu, dan

kepala sekolah yang tidak dapat berupaya mencairkan keragu-raguan tersebut, yang

berdampakpada tidakproduktifnya kerjasama tersebut.

Dalam meneliti masalah ini, terungkap temuan yang mesti disikapi dengan

positif oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam upaya pengembangan

kemampuan profesional GPAI ini yaitu, kurangnya koordinasi yang sistematis antara

inlansi terkail \>ang beriugas mengemhangkan kemampuan profesional

tenaga

kependidikan tersebut, serta belum (erealisasikannya SKB Meriteri Agama dan Meriteh

Pendidikan dalam segi pembinaan, pengawasan dan penilaian teknik Pendidikan Guru

Pendidikan Agama Islam.

Pengembangan kemampuan profesional GPAI dapat dijadikan kaftan yang

bermakna untuk menghasilkan suatu sistem pengembangan kemampuan profesional

bagi GPAI sesuai dengan kondisi lingkungannya. "Sistem Pembinaan Profesional"

vang dicanangkan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Margahayu dan didukung

penuh oleh Pokjawas Kundepag Kabupalen Bandung, yang hendak menyenluh guru

pendidikan agama Islam, diharapkan kebijakan tersebut bukan hanya propaganda

(5)

ABSTRACT

Efficacy of Islam education mostly depends on the teacher as the implementer

curriculum. Teacher of Islam Education represents human resources of education

hich have a big role in the enhancement of faith in God. Therefore, Teacher of Islam lucation is demanded to have a broad teachership knowledge as according to lucation policy which is going into effect in The Religion Department of Indonesia

id The Department of National Education. The Teachership Knowledge basically

>vers knowledge which is concerning on religion materials that focus on teaching

ethodologies. It is often referred as educational knowledge.

In order to improve educational knowledge of religion teacher, since 1985, the

operation between General Director of Basic and secondary, Department of

ducation and Culture with General Director Of Institutional Department of Islamic

eligion has been conducted and operationally the enhancement of educational

towledge is conducted by the Headmaster and Supervisor of Islam education.

Concern on cooperation between Headmaster and Supervisor of Islam

ducation in Based on that theoretical bases, the writer is interested in the research that ;veloping professional ability of the teacher in elementary school, with case study in

DN Sukamenak II and SDN Margahayu XIII. The research is focused on " How the

eadmaster and Supervisor of Islam Education Cooperate in the development of rofessional ability of-teacher of Islam education in SDN Sukamenak II and of SDN largahayu XIII, District Of Margahayu, Sub-Province of Bandung".

Research method used by the writer is the descriptive analytic method with

ualitative approach. The population is the Headmaster of SDN Sukamenak II, [eadmaster of SDN Margahayu XTTI, Supervisor of Tslam education of District of largahayu, and the Teacherof Islam Education of SDN Margahayu XIII.

By observing the activity of Headmaster, activity of Supervisor of Islam ducation, activity of Headmasters cooperation and the Teacher's response upon the ctivity conducted by Headmaster and Supervisor of Islam education in the

evelopment of professional ability, hence from the result of that research, it can be

;vea!ed that the cooperation has not been optimalized. It can be seen from the

erformance of the supervisor of Islam education that tend to be hesitate, the eadmaster who cannot cope with such doubtfulness., therefore it affect the quality of

lat cooperation.

In observing this problem, it can be found that there are some problems that aust be faced positively by various interested parties in the effort of development of irofessional ability. The problem are the lack of systematic coordination among

elevant institution which functions to develop ability ofeducational human resources,

nd also the SKB of Minister of Religious affairs and Minister of Hducation in

onstruction facet, observation and assessment of education technique of teacher of slam education .

The development of professional ability of Teacher of Islam Education can be brmed to become study that produce the development of professional ability system hat fit condition of its environment. "The Professional Construction system" which is

mnounced by Branch Head Of Department of Education Margahayu, that intended to

mprovc the quality of Teacher oflslam Education. It is expected that the policy not

nerely just discourse or propaganda. Therefore, the writer present it in the form of

(6)

DAFTAR ISI TA PENGANTAR FTAR ISr1 FTAR GAMBAR JFTAR LAMPIRAN STRAK BI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Masalah

1. Identifikasi Masalah 2. Perumusan Masalah C. Pertanyaan Penelitian

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

E. Paradigma Penelitian

in v vi vii 1 1 6 6

^'.'.'.'.'.".'.'.'.'.'.'.'.'.'.

7

10 10 14

3IITINJAUAN KEPUSTAKAAN

18

A. Kajian Konseptual

1. Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional

2. ManajemenPengembangan Sumber Daya Manusia

3. Penyelenggaraan Pendidikan Dasar Pennasalahan dan

Tantangannya

4. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan

5. Tenaga Kependidikan Islam

^

6 Pengembangan Kemampuan Profesional GPAI

7. Peranan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais Dalam Pengem

bangan Kemampuan Profesional GPAI

8. Pernanan Pengawas Pendidikan Agama Islam Dalam Pengcmbang

an Kemamapuan Profesional GPAI

^_

9. Teknik-teknik Pembinaan Profesionalisme GPAI

18 21 35 40 48 52 85 25 36

B. Tinjauan Hasil Penelitian Yang Relevan

3 111 PROSEDUR PENELT1AN

A. Metode Penelitian B. Lokasi Penelitian C. Subjek Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

143

143

146

151

(7)

E. Teknik Pengolahan dann Analisis Data

155

F. Memperoleh Tingkat Kepercayaan Hasil Penelitian

158

G. AnalisisData

j^j

4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

154

1. Kegiatan Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kemampuan

Profesional GPAI 154

2. Kegiatan Pengawas Pendais Dalam Pengembangan Kemampuan

Profesional GPAI 175

3. Kegiatan Keijasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais

Dalam Pengembangan Kemamapuan Profesional GPA

...

191

4. Respons/ Tanggapan GPAI terhadap Kegiatan Keijasama Yang

Dilakukan Kepala Sekolah Dan Pengawas Pendais Dalam

Pengembangan Kemamapuan Profesional GPAI 195

B. Pembahasan Temuan Penelitian

205

1. Pokok-pokok Temuan Penelitian

205

2. Pembahasan Pokok-pokok Temuan Penelitian

215

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan 239

B. Implikasi

943

C. Rekomendasi

260

DAFTAR PUSTAKA

263

LAMPIRAN

266

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor: Halaman :

1.1. Kiprah GPAI Dalam Pengembangan Kemampuan Profeional

15

2.1. Diagnosis Kebutuhan Pengembangan Personal

25

2.2. Model Pengembangan Personal

29

2.3. Tiga Deskripsi Tahap-tahap Karir

31

2.4. Kerangka KerjaDesain Format Program Pengembangan Personal

33

2.5. Matrik Tugas Kepala Sekolah

90

2.6. Model Hubungan Supervisi, Proses Belajar Mengajar dan Hasil Belajar ...

106

2.7. Model Supervisi Pendidikan Sebagai Bagian Dari Sistem Pengajaran

127

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor: Halaman :

01. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 263

02. Pedoman Wawancara 271

03. Angket

273

04. Catatan Hasil Wawancara 294

05. Catatan Hasil Observasi 302

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Faktor utama dalam tujuan pendidikan nasional adaiah " mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengemhangkan manusia Indonesia seuluhnya, yaitu

manusia vane beriman dan bertaawa kepada Tuhan Yane Maha Esa, dan berbudi

pekerti luhur

" (UUSPN, No 2, 1989)

Dalam tujuan tersebut menunjukanbetapapentingnya pendidikan agama,

kerena pendidikan agama berperan secara langsung dalam pembentukan kualitas

manusia yang beriman dan bertaqwa.

Anak usia sekolah dasar, merupakan usia signifikan untuk mendapatkan

nilai-nilai pendidikan agama. Karena dalam masa itu adaiah masa pembentukan

pribadi secara formal, setelah mendapat pendidikan agama di keluarga (in formal).

Penyelenggaraan Sekolah Dasar bertujuan "agar siswa memiliki

kamampuan dasar baca, tubs, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang

bermanfaat bagi siswa yang sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta

mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama".

(Kep. Mendiknas, Nomor 053 / U / 2001).

Kemampuan dasar pendidikan agama milah yang mesti ditanamkan

kepada siswa sekolah dasar oleh guru agama. Kemampuan ini bukan hanya

penyampaian materi yang berupa hafalan saja, tctapi pcnanaman keimanan dan

ketaqwaan pada jiwa siswa, yang hasilnya akan terlihat dari akhlak, budi pekerti,

(11)

Karena selama ini pendidikan dirasakan kurang bermakna bagi

pengembangan pribadi dan watak peserta didik, yang berakibat menurunnya

ke^ribadian dan kesadaran makna hakiki kehidupan. Mata pelajaran yang

berorientasi akhlak dan moralitas pendidikan agama kurang diberikan dalam

bentuk latihan-latihan pengamalan untuk menjadi corak kehidupan sehari-hari.

Karenanya masyarakat cenderung tidak memiliki kepekaan yang cukup untuk

membangun toleransi, kebersamaan, khususnya dengan menyadari keberadaan

masyarakat yang majemuk.

Sedangkan visi, misi, dan arah kebijakan dalam bidang pendidikan begitu

ideal, seperti yang tertulis dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

Republik

Indonesia

Nomor

122/U/2001

Tentang

Rencana

Setrategis

Pembangunan Pendidikan tahun 2002 - 2004, adaiah sebagai berikut:

a. Visi

Visi Pendidikan Nasional adaiah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai. demokratis, herakhlak, berkeahlian. berdaya saing, maju dan sejahtera

dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh

manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, hertaqwa, herakhlak mulia,

cinta tanah air berdasarkan hukum dan lingkungan, menguasai ilmu

pengetahuan, dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta disiplin.

b. Misi

Untuk mewujudkan visi pendidikan nasional ditetapkan misi yang menjadi

sasaran pembangunan pendidikan nasional sebagai berikut:

Mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan

berkualitas guna mewujudkan bangsa yang herakhlak mulia, kreatif,

inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin,

bertanggungjawab, terampil, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis,

kreatif, dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.

1. Meningkatkan pengamalan ajaran agama dalam kehidujxin

(12)

kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan, dan mantapnya

persaudaraan antar umat beragama yang berakhlak mulia, toleran

rukun dan damai.

f

2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang produktif

X

mandiri, mafu, berdaya saing, berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan dalam rangka memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional terutama pengusaha kecil,

menengah dan koperasi.

Berdasarkan hal di atas, maka kualitas pengelolaan sekolah dasar harus

menjadi perhatian yang serius, termasuk usaha pembinaan dan pengawasan

kemampuan profesional guru, khususnya Guru Agama Islam (GAI).

Pengembangan profesional GAI, adaiah merupakan asalah satu tugas

Kepala Sekolah, hal ini sebagaimana dijelaskan dalam PP 28 Tahun 1990 bahwa

"Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,

administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan, pendayagunaan serta

pemeliharaan sarana prasarana."

Dalam konteks ini tugas Kepala Sekolah adaiah selaku pembina, pengawas, dan penilai teknis admin islratif Karena pembina, pengawas, dan penilai teknis edukatif adaiah tugas pengawas pendidikan agama Islam (pendais) sebagai aparat dari Departemen Agama. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan

Bersama (SKB) dua Menteri antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan

Menteri Agama Norn or : 0198/U/1985, dan Nomor 35 tahun 1985 yang sampai

sekarang masih berlaku, yang menyatakan :

Pembinaan, pengawasan dan penilaian teknik edukatif pendidikan

dilakukan oleh Departemen Agama bekerja sama dengan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Pembinaan, pengawasan dan penilaian teknik administratif guru

(13)

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dibutuhkan kerjasama yang solid

dan produktif dari Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan

kemampuan profesional Guru Agama Islam, untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dalam penyampaian maten, dan selalumovatif dalam menentukan

metode yang tepat. Mengingat bahwa dunia begitu cepat berubah, apa lagi dengan

masuknya arus globalisasi. Dengan hal itu, segala informasi makin mudah

didapat. Maka tanpa penanaman nilai-nilai keagamaan, dikhawatirkan terjadinya

penyimpangan-penyimpangan yang tidak diharapkan. Karena anak usia sekolah

dasar adaiah masa-masa pembentukan watak yang tidak boleh terkontaminasi dan

terimajinasi oleh hal-hal yang negatif.

Program pengembangan tersebut secara khusus sejalan dengan berbagai

tuntutan kemampuan profesional tenaga guru sekolah dasar, khususnya GAI, yaitu

untuk memperkecil kesenjangan antara kemampuan nyata (aktual) dengan

kemampuan profesional yang diharapkan (ideal) dari seorang guru.

Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan pengembangan personil, maka

Dinas Pendidikan Kabupaten

melalui Kepala Sekolah dan Kantor Departemen

Agama Kabupaten melalui Pengawas Pendais memiliki program yang diarahkan

kepada upaya pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam. Dan

untuk kepentingan tersebut maka diperlukan kerja sama yang solid antara Kepala

Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional

GAI, agar para GAI mampu melaksanakan fungsi, tugas dan tanggungjawabnya

selaku pendidik pada jenjang sekolah dasar. Lebih jauh lagi, melalui program

yang dilakukan, para GAI mampu memahami tuntutan organisasi dan mampu

(14)

Berdasarkan temuan sementara, bahwa permasalahan yang dihadapi saat

ini adaiah tentang pelaksanaan Swat Keputusan Bersama tersebut di atas adaiah tefttang petunjuk pelaksaannya belum dapat diwujudkan, sehingga belum diperoleh kejelasan arah tentang batas golongan pejabat fungsional di lingkungan Departeman Agama, khususnya dalam tugas supervisi terhadap pelaksanaan tugas GAI pada Sekolah Dasar Negeri. Selain dari pada itu, ada sebagian dari GAI yang berpersepsi tidak mempunyai hubungan dengan Pengawas Pendais sebagai perpanjangan tangan dari Departemen Agama, karena penilaian DP 3 nya

dilakukan oleh oleh Kepala Sekolah yang disahkan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan. Yang mengakibatkan wewenang Pengawas Pendais tidak begitu dominan, sehingga menimbulkan kendala Pengawas Pendais dalam menghadapi tugasnya sebagai pembina, pengawas dan penilai GAI.

Berdasarkan dari kondisi tersebut, melalui penelitian ini akan diungkapkan

peranan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam di Sekolah Dasar Sukamenak II dan Sekolah Dasar Margahayu XIII Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.

Penelitian ini diharapkan bukan saja mampu memberikan sumbangan dalam

peningkatan kemampuan profesional GAI, melainkan juga dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam bidang-bidang lain yang terkait, yang bennanfat bagi Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kantor Departemen Agama Kabupaten Bandung, khususnya di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan

(15)

B. Masalah

1. Identifikasi Masalah

X Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun, 1989, pengelolaan sistem

pendidikan nasional adaiah tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Menteri Pendidikan Nasional), namun dalam penyelenggaraannya dapat dilakukan kerja sama dengan instansi pemerintah lainnya. Pembinaan terhadap pendidikan Agama Islam adaiah tanggung jawab Menteri Agama. Dan dalam kerja sama tersebut selalu diselenggarakan dengan keterpaduan, diantaranya yaitu, keterpaduan antara Departemen Agama dengan Departemen Pendidikan Nasional dalam bidang Kurikulum, Guru, sarana dan prasrana, evaluasi, pengendalian dan

pengawasan.

Beberapa isu pennasalahan sehubungan dengan peningkatan mutu melalui pembinaan dengan pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Sukamenak II dan Sekolah Dasar Negeri Margahayu XII Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung. Dikelompokan atas isu pihak Guru Agama Islam, Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais. maka dan penelitian pendahuluan ditemukan beberapa gejala yang mengarah kepada hal-hal seperti benkut ini :

I'ertama : masih terdapat sebagian Guru Agama Islam belum mendapat

kesempatan untuk mengembangkan diri (meningkatkan kemampuannya dalam

melaksanakan tugas).

Kedua : Masih terdapat juga Guru Agama Islam yang mengajar tidak

(16)

Ketiga : Wawasan guru pendidikan agama Islam tentang aplikasi materi

pendidikan agama Islam dengan materi umum terutama bidang exakta masih

dira"$akan minim. Disebabkan pengembangan kemampuan profersional yang

dilakukan selama ini belum menjurus ke arah sana.

Keempat : Persepsi dan pemahaman Pengawas Pendidikan Agama Islam

dan Kepala Sekolah tentang peranannya dalam pelaksanaan supervisi pengajaran kepada Guru Agama Islam dirasakan masih kurang.

Kelima Kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dan kewenangannya dalam penilaian DP 3 Guru Agama Islam, belum terealisasikan.

Kondisi di atas, menunjukan adanya kesenjangan antara kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Menteri Pendidikan Nasional) dengan Menteri Agama tentang pengembangan sumber daya manusia, khususnya pengembangan tenaga pengajar dan kemampuan profesional empiris yang dimiliki. Kebijakan tersebut yaitu pembinaan, pengawasan dan penilaian teknis edukatif tenaga kependidikan dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama.

2. Perumusan Masalah

Keputusan Menteri pendidikan Nasional Nomor : 066/U/2001 menurunkan kebijakan tentang pembinaan pendidikan dasar dalam bidang pendidikan agama

yaitu,

Membina pendidikan agama dengan mengemhangkan sarana dan metode belajar mengajar pendidikan agama di sekolah umum dan men/adikan

(17)

Berkaitan dengan hal tersebut, maka Kepala Sekolar

Pendais memiliki kewajiban untuk membina dan mengemhanpkVltlBigtan ^ jj

profesional GAL Karena tugas Kepala Sekolah sekolah seperti

No. 28 tahun 1990 (tentang Pendidikan Dasar) menetapkan bahwa " Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya ..." Begitujuga

dengan keberadaan pengawas dalam SK MENPAN No. 118/1996 dan SKB

Mendikbud No.0322/0/1996 dan Kepala BAKN No. 38 tahun 1996 telah

ditegaskan bahwa " Pengawas adaiah Pegawai Negari Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secarapenuh oleh pejabat yang berwenang untuk

melakukan pengawasan pendidikan agama di sekolah umum dan di madrasah

dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah." Dan

dipertegas lagi dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 381 Tahun 1999 Bahwa, " Kewajiban Pengawas Pendidikan Agama, adaiah melakukan pengawasan pendidikan Agama di sekolah / madrasah dan

mengemhangkan profesi guru ... ."

Berdasarkan asumsi tersebut jelaslah bahwa pengembangan kemampuan profesional GAI adaiah tanggung jawab Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais

baik sebagai Administrator maupun sebagai Supervisor. Oleh karena itu, maka

(18)

tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adaiah: \ 1. Kemampuan profesional yang dimiliki GAI, yang digambarkan

sebagai jalinan terpadu yang unik antara penguasaan bahan ajaran, prinsip, strategi, dan teknologi keguruan kependidikan dan perancangan program secara situasional serta penyesuaian pelaksanaannya secara transaksional di dalam mengelola kegiatan belajar mengajar yang dilandasi wawasan kependidikan yang mantap, yang kesemuanya itu ditampilkan di dalam perbuatan mengajar yang mendidik, belum dikuasai GAI secara optimal

2. Untuk mengemhangkan kemampuan profesional tersebut adaiah tugas Pengawas Pendais dan Kepala Sekolah yang harus bekrjasama dengan solid dan produktif berdasarkan kebijakan SKB dua menteri, dalam segi pembinaan, pengawasan dan penilaian baik teknik edukatif dan

teknik administatif belum terealisasikan.

3. Belum tereaisasikannya SKB tersebut disebabkan oleh kurangnya

koordinasi antara instansi yang terkait dalam kegiatan pengembangan kemampuan profesional.

Berdasarkan rumusan-rumusan tersebut maka pertanyaan dalam penelitian

ini adaiah :

" Bagaimana Peranan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam Pengembangan Kemampuan Profesional Guru Agama Islam (GAI) di Sekolah

Dasar Negeri Sukamenak II dan Sekolah Dasar Negeri Margahayu XII, Dinas

(19)

C. Pertanyaan Penelitian

Secara lebih rinci permasalahan tersebut di atas dirumusl portanyaan penelitian seperti berikut ini

1. Bagaimana kegiatan yang dilakukan Kepala Sekolah dalam upaya

pengembangan kemampuan profesional GAI ?

2. Bagaimana kegiatan yang dilakukan Pengawas Pendais dalam pengembangan

kemampuan profesional GAI ?

3. Bagaimana kegiatan Kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional GAI ?

4. Bagaimana respons GAI atas kegiatan kerjasama yang diterapkan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional

tersebut ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Umum Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adaiah untuk memperoleh

gambaran nyata tentang peranan Dmas Pendidikan Kabupaten melalui para Kepala Sekolahnya dan Kantor Departemen Againa Kabupaten melalui Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional GAI, serta untuk mengetahui pula respon Guru Agama Islam terhadap pengembangan kemampuan profesional yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais tersebut.

b. Tujuan khusus Penelitian

(20)

terhadap kerjasama-kerjasama Kepala Sekolah sebagai administrator dan

supervisor.

Dan

keijasama

Pengawas Pendais sebagai supervisor dalam

mengemhangkan kemampuan profesional GAI khususnya di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung. Adapun hal-hal yang

dideskripsikan dan dinalisis adaiah seperti berikut ini:

(1)Kegiatan Kepala Sekolah dalam tugasnya mengemhangkan kemampuan

profesional guru di sekolahnya, khususnya Guru Agama Islam di SDN

Sukamenak II dan SDN Margahayu XIII, Kecamatan Margahayu,

Kabupaten Bandung

(2)Kegiatan

Pengawas

Pendais

dalam peranannya mengemhangkan

kemampuan profesional GAI di Sekolah DasarNegeri Sukamenak II

dan Sekolah Dasar Negeri Margahayu XIII, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung

(3)Kegiatan kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam

pengembangan kemampuan profesional GAI

yang ditugaskan di SD

Negeri Sukamenak III dan Sekolah Dasar Negeri Margahayu XIII,

Kecamatan Margahayu- Kabupaten Bandung.

(4)Respons/ tanggapan Guru Pendidikan Islam terhadap kegiatan kerjasama yang diterapkan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam.

c. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis yang sasaran

(21)

kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pegembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam (GAI), dengan harapan GAI mampu meftyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa

ini.

Sasaran lainnya adaiah untuk mengetahui sejauh mana keijasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam kerjasama pengembangan kemampuan profesional

GAI.

Penelitian yang bersifat deskriptif ini dapat mengungkapkan makna-makna baru yang berguna bagi peningkatan dan penyempumaan dalam kegiatan administrasi personil dan supervisi pembelajaran di sekolah dalam bentuk pengembangan profesional terhadap guru-Guru Agama Islam di Sekolah Dasar Sukamenak II dan Sekolah Dasar Margahayu XII, Kecamatan Margahayu. Disamping itu sebagai masukan bagi pihak yang berwenang dalam usaha pengembangan kemampuan profesional GAI dalam melaksanakan tugasnya. Manfaat penelitian ini dapat dilihat dan dua segi, yaitu manfaat teoritis dan

praktis.

1. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini dikaji dan dianalisis manajemen Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal oleh Kepala Sekolah sebagai administrator dan supervisor pendidikan di sekolah, baik ditinjau dari segi pengadaan.

pelaksanaan, dan penjalinan hubungan kerja sama dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan GAI, pemberian motivasi sehingga mampu mengembangkan

kemampuannya. Selain itu dapat pula diketahui program yamg dilaksanakan oleh

(22)

Bandung dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan serta dorongan pada

guru-Guru Agama Islam untuk meningkatkan kemampuannya.

\ Begitu juga penelitian ini dapat memberikan masukan untuk

mengemhangkan personalia tenaga kependidikan, khususnya sebagai langkah

untuk mempersiapkan GAI di Sekolah Dasar yang profesional.

2. Manfaat Praktis

Dipandang dari aspek ini, maka masalah yang diteliti dapat memberikan

gambaran yang jelas tentang kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais

dalam pengembangan kemampuan profesional GAI di Sekolah Dasar.

Dalam kedudukannya Kepala Sekolah sebagai " manajer " pembelajaran di

sekolah, hasil penelitian ini mempunyai kegunaan seperti berikut ini :

Pertama, diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam usaha-usaha

yang dilakukan dalam membina dan membimbing GAI, sehingga GAI tersebut

dapat memiliki kemampuan profesional, yang pada akhirnya GAI tersebut mampu

melaksanakan tugasnya serta mampu mengatasi pennasalahan yang dianggap

mengganggu dalam melaksanakan tugasnya.

Kedua, sebagai masukan bagi pengawas pendidikan agama Islam Kantor

Departemen Agama Kabupaten Bandung dalam rangka penyempumaan dan

perbaikan pelayanan pemberian bantuan dan bimbingan kepada GAI agar dapat

meningkatkan kemampuan profesionalnya pada masa yang akan datang.

Keliga, sebagai masukan bagi pemerinlah ( instansi terkait ) sebagai

penanggung jawab teknis penilaian tenaga edukatif dan pengawasan materi

pendidikan agama Islam, Kepala Kantor Departemen Againa

Kabupaten

(23)

penyempumaan kegiatan koordinasi yang efektif, dan penyempumaan

kegiatan-kegiatan pembinaan profesional GAI khususnya.

X

Kedua segi manfaat tersebut perlu dikaji dan ditelaah secara ilmiah dalam

mencapai sasaran yang diharapkan untuk dapat menunjang terlaksananya

kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan

kemampuan profesional GAI.

E. Paradigma Penelitian

Pennasalahan pengembangan sumber daya manusia dapat terjadi dalam

setiap organisasi, tennasuk organisasi pendidikan. Dengan demikian masalah

pengembangan sumber daya manusia menjadi masalah yang sifatnya universal

dan kompleks karena melibatkan berbagai pihak dan kepentingan. Kebutuhan dan

pengembangan personalia organisasi ini erat kaitannya dengan tuntutan kebutuhan

organisasi sendin baik sifatnya internal maupun eksternal.

Guru Agama Islam ( GAI ) yang ditugaskan di sekolah dasar dituntut

untuk dapat menguasai kemampuan profesional tertentu yang sejalan dengan

tujuan institusi tersebut. Dalam

pengembangan kemampuan profesional GAI,

kerjasama

Kepala Sekolah dan pengawas pendidikan agama Islam sebagai

pejabat yang berwenang diharapkan

dapat melaksanakan tugas pengembangan

kemampuan profesional Guru Agama Islam, sehingga keahliannya terekspresikan

dan mempunyai pengaruh terhadap out put ( hasil ) pendidikan padajeniang

tersebut. Untuk lebih jelasnya penulis gambarkan paradigma penelitian ini seperti

(24)

PENGAWAS

PENDAIS

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

PARADIGMA PENELITIAN

PENGEMBANGAN

PENDIDIKAN

DALAM JABATAN

PERSEPS1

GAI PROFESIONAL

KEPALA

SEKOLAH

[image:24.595.77.472.37.738.2]

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

Gambar 1.1

Kiprah GAI Terhadap

(25)

Paradigma penelitian tersebut, berangkat dari konsep fungsi administrasi

personil yang dikemukakan oleh William B Castetter (1996 :241) diantaranya

Jldalah development / pengembangan.

Pengawas Pendidikan Agama Islam adaiah sebagai tenaga profesional

yang telah dipersiapkan untuk bekerja sama dengan Kepala Sekolah yang secara

operasional bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang

dilaksanakan oleh GAI dengan peserta didik dalam kelas.

GAI adaiah faktor yang dominan dalam menentukan keberhasilan

proses belajar mengajar itu, oleh karenanya keberhasilan itu akan dicapai apabila

GAI

tersebut mempunyai kemampuan dalam kegiatan proses belajar

mengajarnya.

Eksistensi dan kerjasama yang solid Kepala Sekolah dan Pengawas

Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional GAI, dapat melahirkan

beberapa bentuk kegiatan dalam kerjasama

pengembangan kemampuan

profesional

GAI.

Dalam

penelitian ini

ingin diketahui

bentuk-bentuk

pengembangan apa yang dilaksanakan oleh Instansi terkait dalam pengembangan

kemampuan profesional GAI yaitu Dmas Pendidikan Kabupaten dan Kantor

Departemen Agama Kabupaten Bandung. Yaitu tujuan apa yang ingin dicapai,

materi apa yang diberikan, metode dan tehnik evaluasi apa yang digunakan, faktor

penunjang dan penghambat yang ditemukan, fasilitas yang diperlukan serta

bagaimana pemahaman Kepala Sekolah, pengawas dan Guru Agama Islam

terhadap kerjasama pengembangan kemampuan profesional itu. Bagaimana out

put dan proses pengembangan itu, apakah dapat memberikan kontribusi bagi GAI

(26)

Secara ideal kemampuan profesional Guru PAI adaiah seseorang yang

memiliki sifat-sifat kepribadian sebagai muslim yang bertaqwa kepada Allah

SWT dan sebagai warga negara Indonesia yang baik, serta cendikia, menguasai

(27)
(28)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan penelitian dalam rangka penulisan tesis ini, yaitu metode penelitian,

lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik penumpulan data, tingkat kepercayaan

penelitian dan cara menganalisis data.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode DeskriptifAnal.itik

dengan pendekatan kualitatif Proses penelitian berlangsung dalam latar belakang

alamiah, dimana peneliti merupakan sebagian instrumen utamanya, dan analisis data dilakukan dengan induktifkualitatif. Penggunaan metode dan pendekatan ini

berangkat dari tujuan pokok penelitian yaitu mendeskripsikan dan menganalisis

pelaksanaan kegiatan pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam

(GAI) di Sekolah Dasar Negeri Sukamenak II dan Sekolah Dasar Negeri

Margahayu XIII Cabang Dmas Pendidikan Kecamatan Margahavu. Kabupalen Bandung. Yang dilakukan secara kerjasama antara Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam.

Berhubung penelitian pengembangan kemampuan profesional GAI ini

terpusat di SDN Sukamenak II dan SDN Margahavu XIII. vang didalamnva

inelibatkan GAI. Kepala Sekolah, dan Pengawas Pendais yang peneliti anggap

sebagai satu kesatuan. maka jenis metode deskriptif vang dipakai adaiah Studi

Kasus. Ilal ini berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad,

(29)

Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensifdan

mendetail. Subjek yang di selidiki terdiri dari satu unit (atau satu kesatuan

unit) yang dipandang sebagai kasus. Karena sifat yang mendalam dan

mendetail itu, studi kasus umumnya menghasilkan gambaran yang

"longitudinar, yakni hasil pengumpulan dan analisa data kasus dalam satu

j angka waktu.

Peneliti akan memperhatikan segala sesuatu yang mempunyai arti dalam

riwayat kasus pengembangan profesional GAI di SDN Sukamenak II dan SDN

Marghayu XIII ini, misalnya peristiwa terjadinya, perkembangannya, dan

pembahan-pembahannya. Sehingga diharapkan akhimya dari studi kasus tersebut

memperlihatkan kebulatan dan keselumhan kasus, tennasuk di dalamnya

konsistensi tentang pengembangan profesional tersebut dan keselumhan interaksi

faktor-faktor yang terlibat dalam pengembangan profesional tersebut.

Metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data

saja,

tetapi meliputi analisis dan interpretasai tentang arti

data itu,

membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu. Lebih jelas lagi

Winarno Surakhmad, (1998:147), mengemukakan, " Metode desknptip

membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual.

dengan

jalan

mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasinya,

menganalisa dan menginterpretasikannya. "

Penelitian

kualitatif

sering

disebut

metode

etnografi, metode

fenomenologis atau metode naturalistik,interaksionis, simbolik, perspektif ke

(30)

mempunyai karaktenstik seperti dikemukakan oleh Bog dan Biklen (1982:27-29), dalam Lexy J. Meleong, (2002:2) seperti berikut ini:

(1 )Data diambil langsung dari setting alami,

(2)Penentuan sampel secara purposive, (3)Peneliti sebagai instrumen pokok,

(4)Lebih menekankan pada proses dari pada produk sehingga bersifat deskriptif analitik,

(5)Analisis data secara induktif atau interpretasi bersifat idiografik, dan

(6)Mengutamakan makna dibalik data.

Dengan demikian karakteristik-karakteristik itulah yang dijadikan acuan bagi selumh proses penelitian ini. Pernyataan di atas didukung oleh tulisan Lexy

Moleong, (2002:27), yang menyatakan bahwa :

Penelitian kualitatif berakar pada latar belakang alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memenfaatkan

metode kualitatif, dan mengadakan analisis data secara induktuf. Sasaran penelitian diarahkan kepada usaha menemukan teori-teori dasar. Penelitian

bersifat deskriptif lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi

studi dengan fokus, memiliki separangkat knteria untuk keabashan data

dan hasil penelitian disepakati oleh kedua belah pihak yakni peneliti dan

subjek penelitian.

Selanjutnya Moleong mengemukakan bahwa dasar teoritis penelitian

bertumpu pada pendekatan fenomologis. interaksi simbolik. kebudavaan dan etnometodologis. Pendekatan fenomologis bcrusaha memehami subiek dan segi

pandangan mereka sendiri. Interaksi simbolik mendasarkan diri atas pengalaman

manusia yang ditengahi dengan penafsiran; segala sesuatu tidak memiliki

pengertian sendiri. sedangkan pengertian itu dikenakan padanya oleh seseorang

(31)

Dari ungkapan di atas, maka dalam penelitian ini, peneliti berfungsi

sebagai instrumen penelitian dan peneliti mengkonsentrasikan perhatian dalam memahami perilaku, sikap, pendapat, persepsi dan sebagainya berdasarkan pandangan subyek yang diteliti tersebut.

Oleh karena itu, pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui kontak langsung dengan subyek yang diteliti dengan cara mendeskripsikan dasar dan kebijaksanaan usaha pembinaan dan atau pengembangan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais untuk mengembangkan kemampuan profesional GAI di Sekolah Dasar Negeri Sukamenak II dan Sekolah Dasar

Negeri Margahayu XIII..

B. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan yang diungkapkan di bab terdahulu, bahwa penelitian ini terfokus kepada peranan yang dilakukan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam mengembangkan kemampuan profesional GAI di Sekolah Dasar Negeri

Sukamenak II dan Sekolah Dasar Margahayu XII Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung. Sehubungan dengan hal tersebut maka lokasi yang akan dijadikan obyek penelitian adaiah :

/. Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung

(32)

mengundang pemikiran baru dalam pengelolaan sektor-sektor pemerintahan

(layanan publik), tennasuk sektor pendidikan. Keharusan tersebut semakin konkrit

dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Kantor Cabang Dinas Pendidikan

Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, adaiah Instansi yang berkompeten

untuk dimintai informasi dan keterangan.

Pada Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Margahayu, peneliti

akan meminta dan mencari informasi / data tentang perkembangan pendidikan,

usaha-usaha,

dan

hambatan-hambatan yang dihadapa,

dalam

membina

kemampuan profesional GAI di sekolah dasar. Kemudian, pada kepala Cabang

Dmas Pendidikan juga akan meminta informasi dan data tentang pelaksanaan

tugasnya sebagai atasan langsung Kepala Sekolah SDN Sukamenak II dan SDN

Margahayu XIII dalam kerjasama membantu GAI memngkatakan kemampuan

profesionalnya Dan meninta keterangan informasi tentang faktor penunjang

yang dihadapi

Kepala Cabang Dinas Pendidikan dalam upaya pengembangan

kemampuan profesional GAI. di lokasi penelitian.

2. Kepala Sekolah Dasar Negeri Sukamenak II dan Kepala Sekolah Dasar

Negeri Margahayu XIII.

Kepala Sekolah memiliki tanggungjawab bagi semangat personel dan piga

bagi sikap umum masyarakat terhadap kegiatan pendidikan di lembaga vang

dipimpmnya. la mengepalai bukan hanya bangunan lisik yang besar tetapi harus

mampu menciptakan dan mengembangkan kemampuan profesionalnya, yaitu para

(33)

Di dalam fungsinya, Kepala Sekolah adaiah orang yang mendflrj^

puncak terhadap keseluruhan kegiatan sekolah dan bertanggurifea

sekolah yang dipimpinnya, sehingga dalam istilah adipinistrasi pe|dil%^^la *"

Sekolah dalam tugasnya berperan sebagai administrator, manajer, su^e^sor^dL

pemimpin pendidikan.

Dalam peranannya sebagai Supervisor, menempatkan Kepala Sekolah

pada posisi penting dalam proses belajar mengajar. Ia adaiah pengembang

sekaligus pemelihara nilai-nilai budaya sekolah sebagai suatu kelompok

masyarakat yang memiliki keunikan. Kepala Sekolah sebagai supervisor hams

dapat bertindak sebagai patner bagi gum, sehingga guru merasa mempunyai

tempat untuk mengumukakan permasalahannya dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar. Kepala Sekolah juga sebagai orang yang berwenang dan tempat

para personel sekolah bergantung, hendaknya dapat membaca dan mengatasi

permasalahan yang dihadapi gum, sehingga terlepas dan terhindar dari kemelut

yang dapat mempengamhi tugasnya, yang dampak akhir akan mempengaruh,

mutu sekolah dan siswa.

Berdasarkan hal tersebut, maka dan Kepala Sekolah tersebut akan diminta

informasi tentang peranannya sebagai administrator, manajer, supervisor, dan

pemimpin pendidikan.

Terutama dalam peranannya dalam pengembangan

kemampuan profesional Guru Agama Islam. Yang meliputi faktor penunjang dan

penghambat dalam uapaya pengembangan profesional tersebut. Serta bagaimana

kerjasamanya dengan pengawas pendidikan agama Islam. Dan persepsinya

(34)

3. Pengawas Pendidikan Agama Islam Kecamatan Margahayu

Pembinaan, pengawasan, dan penilaian teknis GAI adaiah menjadi

wewenang

Pengawas Pendais. Karena salah satu faktor keberhasilan pendidikan

agama Islam ditentukan oleh mutu guru agama. Maka meningkatkan kemampuan

profesional tenaga pengajar sesuai tuntutan dan perkembangan ilmu pengetahuan

serta pembangunan bangsa merupakan kerjasama yang harus dilaksanakan secara

terns menems, yaitu kegiatan pendidikan dan pelatihan, penataran, diskusi dan

seminar tentang peningkatan kualitas belajar.

Pengawas Pendais mempunyai tanggung jawab terhadap GAI dalam hal

mengadakan pembinaan yang meliputi:

a. Membimbing, mengarahkan, dan membina GAI di Sekolah Dasar,

b. Membantu memperlancar pelaksanaan pendidikan againa Islam di Sekolah

Dasar,

c. Membantu mengatasi hambatan yang ditemui GAI dan mencarikan jalan

keluarnya.

d. Mengembangkan profesional GAI dengan cara meningkatkan pengetahuan

dan wawasan mengenai kepengawasan ( PPPAI : 1996 )."

Selain tanggung jawab tersebut di atas. kegiatan Pengawas Pendais dalam

pengawasan pada sekolah dapat dirinci seperti berikut ini. antara lain :

1. Menyusun program pengawasan sekolah

2. Menilai hasil belajar siswa dan kemampuan guru

3. Mengumpulan dan mengolah data sumber daya pendidikan. proses belajar

mengajar. dan bimbingan di lingkungan sekolah.

4. Menganalisa hasil belajar siswa, guru, dan sumber daya pendidikan.

5. Melaksanakan pembinaan kepada guru dan tenaga lain.

6. Menyusun evaluasi dan laporan hasil pengawasan.

7. Memberikan pembinaan lain selain PBM.

8. Melaksanakan tugas di daerah terpencil.

( Ditjen Binbaga Islam. 2001: 23)

Dan pengawas ini peneliti akan meminta informasi tentang persepsi

iungsmya

sebagai

pembina, pengawas dan penilai

kemampuan GAI,

(35)

profesional GAI, serta kegiatan-kegiatan apa saja yang telah dilakukan dalam

pengembangan kemampuan profesional GAI.

4. Guru Agama Islam SDN Sukamenak II dan SDN Margahayu XIII

Gum adaiah ujung tombak dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,

dengan posisinya inilah GAI dituntut untuk profesional dalam melaksanakan

tugasnya. Karena seorang profesional dituntut tidak hanya menyampaikan

informasi kepada peserta didik, melainkan dituntut pula untuk merencanakan,

mengelola, mendiagnosis, menilai proses dan hasil proses belajar mengajar.

(Soedijarto, 1993:99).

Dan sebagai seorang profesional, GAPI hams selalu meningkatkan

pengetahuan,

sikap,

dan

keterampilannya secara terus menems. Sasaran

penyikapan itu meliputi penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi

profesi. teman sejawat, peserta didik, pimpinan dan pekerjaan.

Guru Againa Islam sebagai jabatan vang harus menjawab tantangan

perkembangan masyarakat.

jabatan GAI harus selalu dikembangkan dan

dimutakhirkan. Dalam bersikap GAI harus selalu mengadakan pembaharuan

sesuai dengan tuntutan tugasnya. (Soetjipto & Raflis Kosasi, 1994 : 51)

Dan GAI ini, peneliti akan meminta informasi tentang kerjasama yang

dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais

dalam upaya

pengembangan kemampuan profesional GAI. Yaitu

persepsi GAI tentane

pengembangan profesional. peran Kepala Sekolah. peran Pengawas Pendais.

upaya pengembangan profesional,

faktor hambatan dan penuti|ang yang

(36)

Adapun Sekolah Dasar Negeri yang menjadi lokasi penelitian adaiah

sebagai beriktut ini:

1. Sekolah Dasar Negeri Sukamenak II, Cabang Dinas Pendidikan Kec.

Margahayu.

2. Sekolah Dasar Negeri Margahayu XIII, Cab. Dinas Pendidikan Kec.

Margahayu.

C. Subjek Penelitian

Pengawas Pendidikan Agama Islam dan Kepala Sekolah adaiah unsur

yang menentukan maju dan mundumya sebuah lembaga pendidikan. Dari Kepala

Sekolah ini akan meminta keterangan yang berhubungan dengan masalah kegiatan

pembinaan GAI, sejauh mana peranan Kepala Sekolah dengan Pengawas Pendais

serta koordinasi anatara Kandepag Kabupaten dengan Kantor Cabang Dinas

Pendidikan Kecamatan dalam kerjasama pengembangan kemampuan profesional

GAI.

Kepala Sekolah yang dalam sebagian dari perannya adaiah membina tenaga kependidikan, terutama yaitu GAI agar memiliki kemampuan Profesional seperti yang diharapkan. Maka dari Kepala Sekolah ini juga akan diminta

berbagai data dan infonnasi faktor penunjang dan penghambat dalam kerjasama

tersebut.

Penelitian ini memusatkan perhatian pada Kepala Sekolah dan Pengawas

(37)

Sukamenak II dan kapala sekolah Margahayu XII dan Pengawas Pendais yang

ditugaskan di Keamatan Margahayu.

Informasi lain penulis gali dari Guru Agama Islam, Kepala Seksi

pendidikan agama Islam Depag Kabupaten Bandung, dan Kepala Kantor Cabang

Dinas Pendidikan

Kecamatan Margahayu, dokumen sekolah, meliputi data

kepegawaian guru, aktivitas sekolah dan administrasi GAI.

Dalam penelitian kualitatifjumlah responden tidak ditentukan sebelumnya,

yang penting dimulai dengan asumsi bahwa konteks lebih penting daripada

jumlah. Hal ini sesuai dengan pendapat Subino Hadisubroto (1988:12) dalam

Suklani, yaitu "...penelitian kualitatif tidak akan memulai dengan menghitung

dan memperkirakan banyaknya populasi dan kemudian menghitung proporsi

sampelnya sehingga dipandang sebagai yang telah representatif "

Sedangkan menurut S.Nasution (1992:32-33) bahwa :

Untuk memeperoleh infonnasi tertentu sampling dapat diteruskan sampai

dicapai taraf redudancv, ketuntasan atau kejenuhan, artinya bahwa dengan

menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh

tambahan informasi baru yang berarti.

Lebih lanjut S. Nasution. (2002: 101) Mengemukakan, bahwa "Tidak ada aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipersyaratkan untuk suatu

penelitian dari populasi yang tersedia, juga tidak ada batasan yang jelas apa yang

dimaksud dengan sampel yang besar dan yang kecil"

Dalam

menentukan sampling ini peneliti akan mcmakai sampling

purposive, yaitu sampel yang dipilih dengan cermat hmgga relevan dengan desain

penelitian. ( S. Nasution, 2002:98). Sampling purposive dilakukan dengan

(38)

yang dimiliki oleh sampel itu. Dan sampel yang diambil dalam penelitian ini telah

dikemukakam di atas.

Dari kedua pendapat di atas, dapatlah disimpulkan bahwa ketentuan

besarnya sampel tergantung pada besarnya informasi yang diberikan responden.

Apabila informasi sudah dianggap cukup memadai, respondennya tidak perlu lagi

diperbesar, dengan demikian Kepala Sekolah, guru, pangawas dan fasilitas serta

fasilitator yang dipilih sebagai subjek penelitian yaitu mereka yang dianggap

dapat memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti sendiri. Peneliti langsung

terjun ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan

berkenaan dengan kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam

mengembangkan kemampuan profesional GAI di sekolah dasar, hal ini ditempuh

agar dapat memahami kenyataan yang terjadi di lapangan sesuai konteksnya.

Dalam hal ini S.Nasution (1992:9-10) mengatakan bahwa : " Salah satu cm

penelitian naluralistik adaiah mengutamakan data langsung atau first hand.

Untuk itu peneliti sendiri terjun ke lapangan untuk mengadakan observasi dan

wawancara.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adaiah

pengamalan (observasi), wawancara dan studi dekumentasi. Ketiga teknik tersebut

digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi untuk memperoleh data yang

diperlukan. Sedangkan sumber data yang diperlukan diklasifikasikan menjadi

(39)

Data primer bersumber dari wawancara dan observasi dengan Kepala

Sekolah, pengawas serta GAI yang telah menerima pembinaan. Data primer ini didukung oleh informasi dari berbagi pihak yang terkait, baik secara langsung

maupun tidak langsung melalui pelaksanaan pengembangan kemampuan profesional GAI.

Adapun data skunder diambil dari berbagai dokumen, seperti jumlah GAI

dari SDN Sukamenak II dan SDN Margahyu XII, jumlah GAI yang mendapat

kesempatan penataran atau pembinaan serta kegiatan-kegiatan sekolah lainnya yang berhubungan dengan materi penelitian yang mendukung data primer.

1. Observasi (Pengamalan)

Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung kondisi sekolah, seperti situasi personil di sekolah, kehadiran personil, fasilitas sekolah, penataan. keberhasilan, sarana dan prasarana keagamaan, kegiatan ekstra kurikuler, ruang

perpustakaan, ruang UKS dan laboraturium.

2. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk menggali dan memperoleh data atau informasi

yang lebih mendalam dan relevan dengan masalah yang diteliti. Wawancara

dilakukan dengan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kec. Margahayu. Kepala Sekolah SDN Sukamenak II dan SDN Margahayu XII, Pengawas Pendais, dan GAI.. Teknik wawancara pada dasarnya dilakukan dalam dua bentuk, yaitu

(40)

3. Studi Dokumentasi 0

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang

pelaksanaan tugas Kepala Sekolah dan pengawas tentang usahanya melaksanakan

pembinaan kemampuan profesional guru, seperti program kerja dari Kepala

Sekolah dan Pengawas Pendais, kerja sama antara Kepala Sekolah dan pengawas

dalam kegiatan pengembangan kemampuan profesional GAI dan

dokumen-dokumen lain yang ada kaitannya dengan kegiatan pengembangan tersebut.

E. Teknis Pengolahan dan Analisis Data

1. Tahap Orientasi

Pada tahap ini, langkah pertama yang peneliti lakukan adaiah pemahaman

leteratur terhadap

langkah-langkah peningkatan mutu pendidikan melalui

kerjasama pengembangan kemampuan profesonal GAI. Peneliti teriebih dahulu

mengadakan konsultasi dengan Pengawas Pendais, Kepala Seksi Pendidikan

Agama Islam Depag Kabupaten Bandung tentang kerjasama pengembangan

kemampuan profesional GAI dengan beberapa permasalahannya.

Tahap berikutnya adaiah peneliti mencoba mendeskripsikannya dalam

desain penelitian dan berusaha untuk mempertajam permasalahan tersebut yang

ditinjau dari sudut pandang administrasi pendidikan.Dan memfokuskan pada

pengembangan yang dilakukan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais untuk

meningkatkan kemampuan profesional GAI.

Setelah mengumpulkan berbagai teori yang mendukung, data-data mentah

(41)

berkaitan dengan karakteristik yang diteliti, maka peneliti

pradesain penelitian.

Kegitan ini penulis lakukan ketika mempersiapkan semii

penelitian. Yang dilakukan mulai bulan Desember 2002. Selanjutnya penulis

mengadakan konsultasi dengan Dosen Pembimbing secara intensif dari bulan

April 2003 sampai dengan bulan Mei 2003.

Setelah itu penulis diperkenankan terjun kelapangan dengan surat izin Dari

Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung No. 070/4545-Disdik/2002 dan Surat Izin

dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Bandung No. Mi.l5/I/PP.

01.1/1248/2002 dan pada bulan

Mei peneliti mulai kegiatan penelitian di

lapangan.

2. Tahap Eksplorasi

Setelah melakukan kegiatan orientasi, peneliti melanjutkan dengan

kegiatan pengumpulan data. Pelaksanaan pengumpulan data telah penulis lakukan

mulai dan bulan April sampai Agustus 2003. Adapun pengumpulan data yang

akan peneliti lakukan adaiah sebagai berikut :

(l)Melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri

Sukamenak II dan Sekolah Dasar Negan Margahayu XI. Fokus wawancara

adaiah tentang kerjasama Kepala Sekolah dalam mengembangkan kemampuan

profesional GAI, fasilitas yang disediakan, peluang yang diberikan dan

hambatan yang dihadapi dalam kegiatan tersebut. Kepada guru ditanyakan

(42)

kemampuan profesional guru, fasilitas, kesempatan berhubungan antara**

Kepala Sekolah dengan GAI.

(2)Melakukan wawancara dengan Gum Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri

Sumenak II dan Sekolah Dasar Negeri Margahayu XII. Fokus wawancara

adaiah tentang kerjasama Kepala Sekolah dalam mengembangkan kemampuan

profesional GAI, fasilitas yang disediakan, peluang yang diberikan dan

hambatan yang dihadapi dalam kegiatan tersebut. Kepada gum ditanyakan

tentang bentuk kegiatan yang diberikan Kepala Sekolah dalam pengembangan

kemampuan profesional guru, fasilitas, kesempatan berhubungan antara

Kepala Sekolah dengan GAI.

(3)Melakukan wawancara dengan Pengawas Pendais Kecamatan Margahayu

untuk mendapatkan infonnasi tentang tugasnya, persepsi fungsinya sebagai

pengawas, kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan kemampuan

profesional Guru Agama Islam dalam kerjasama dengan Kepala Sekolah dan

hubungan antara Pengawas Pendais dengan GAI

(4)Melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (Kasi

Pendais) Kantor Depag Kabupaten Bandung, sebagai aparat yang bertanggung

jawab dalam perkembangan pendidikan agama Islam.

(5) Melakukan wawancara dengan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan

Margahayu, sebagai penanggungiawab pelaksanaan kegitan operasional

Sekolah Dasar Negeri Sukamenek II dan SDN Margahayu XIII, terutama

dalam pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam. Dan pihak

(43)

dilakukan, tujuan yang ditetapkan, materi yang diberikan, metode dan evaluasi

yang digunakan.

(6) Selain wawancara, peneliti melakukan pengamatari secara langsung untuk

melihat tentang kegitan GAI, dan melihat dokumen-dokumen yang ada

hubungannya dengan pengembangan kemampuan profesional

GAI, baik

dokumen itu di pihak Kepala Sekolah maupun di pihak pengawas jugadi

pihak guru. Selanjutnya agar pengumpulan data itu dapat berjalan lancar,

maka peneliti menggunakan pedoman wawancara dan observasi, tape recoder

dan sejumlah dokumen sekolah yang berkaitan dengan pokok permasalahan

penelitian ini.

3. Tahap Member Check

Kegiatan member check dilakukan dengan maksud dapat menguji

validitas. reliabilitas dan objektivitas data yang diperoleh melalui eksplorasi.

Data-data yang telah terkumpul dipelajari dan akan dilanjutkan dengan penulisan dalam bentuk laporan lapangan. kemudian dikomunikasikan kepada responden

untuk dibaca dan diteliti kesesuaiannya dengan informasi vang diberikan atau

kenyataan yang ada. Untuk data dokumentasi dilakukan '" audite trail " dengan

maksud mencheck keabsahan data dengan sunber aslinya. Pada pengelolaan lebih lanjut, senantiasa dilakukan trianggulasi untuk mendapatkan ketepatan penafsiran.

F. Memperoleh Tingkat Kepercayaan Hasil Penelitian

(44)

memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian dan sekaligus menjadi kriteria

mengenai keabsahan temuan penelitian, yaitu kredibilitas (validitas internal),

transferahilitas ( validitas eksternal ), dependabilitas ( realibilitas ), dan

konfirmabilitas ( obyektivilas ) S. Nasution (2002: 85).

/. Kredibilitas Data

Pemeriksaan kredibilitas terhadap temuan penelitian berarti

mempersoalkan tentang seberapa jauh suatu temuan peneliti itu memiliki

kebenaran yang dapat dipercaya. Prof DR. Drs. Burhan Bungin, M.Si.(2003: 59)

menyatakan bahwa agar pemelitiankualitatifmemiliki tingkat kepercayaan yang

tinggi sesuai dengan fakta di lapangan (informasi yang digali dari subyek atau

pertisipan yang diteliti), perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1) Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data di

lapangan. Hal ini mengingat karena dalam penelitian kualitatif, peneliti

merupakan instrumen utama penelitian. Dengan semakin lamanya peneliti

terlibat dalam pengumpulan data, akan akan semakin memungkinkan

meningkatnya derajat kepercayaan yang dikumpulkan.

2) Melakukan observasi secara terus menerus dan sungguh-sungguh, sehingga

peneliti semakin mendalami fenomena sosial yang diteliti seperti apa adanya.

Teknik observasi boleh dikatakan merupakan keharusan dalam pelaksanaan

penelitian kualitatif.

3) Melakukan trigulasi, baik tngulasi metode (menggunakan lintas metode

pengumpulan data), trigulasi sumber data (memilih berbagai sumber data yang

(45)

data secara terpisah). Dengan trigulasi ini memungkinkan diperoleh variasi

informasi seluas-luasnya atau selengkap-lengkapnya.

4) Melibatkan teman sejawat (yang tidak ikut melakukan penelitian) untuk

berdiskusi, memberikan masukan, bahkan kritik mulai awal kegiatan proses

penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian (peerdebriefing).

5) Melakukan analisis atau kajian kasus negatif, yang dapat dimanfaatkan

sebagai kasus pembanding atau bahkan sanggahan terhadap hasil penelitian.

6) Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis data.

7) Mengecek bersama-sama dengan anggota penelitian yang terlibat dalam

proses pengumpulan data. (Burhan Bungin, 2003: 60)

2. Transferrabilitas

Standar ini merupakan modifikasi validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Pada prinsipnya, standar transferahilitas ini merupakan pertanyaan

empirik yang tidak dapat dijawab oleh peneliti kualitatif itu sendiri, tetapi dijawab

dan dinilai oleh para pembaca laporan penelitian. Hasil penelitian kualitatif

memiliki standar transferahilitas yang tinggi bilamana para pembaca laporan

penelitian ini memperoleh gambaran dan pemahaman yangjelas tentang konteks

dan fokus penelitian. ( Burhan Bungin, 2003 : 61)

Untuk hal ini peneliti memberikan laporan kepada Kepala Cabang Dinas

Pendidikan Margahayu agar memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus penelitian, yaitu tentang kerjasama Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais dalam pengembangan kemampuan profesional Guru Agama

(46)

3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas

Standar dependabilitas ini

boleh dikatakan mirip dengan standar

realiabilitas. Adanya pengecekan atau penilaian akari ketepatan peneliti dalam

mengkonseptualkan apa yang diteliti mempakan cerminan dari kemantapan dan

ketepatan menumt standar reabilitas penelitian. Sedangkan konfirmabilitas ini

lebih terfokus pada udit (pemeriksaan) kualitas dan kepastian hasil penelitian, apa

benar berasal dari pengumpulan data di lapangan. (Burhan Bungin, 2003 : 61)

Sehubungan dengan penelitian ini, cara yang dilakukan peneliti adaiah

mendiskusikan dan meminta pertimbangan kepada para dosen pembimbing untuk

menilai dan mengoreksi, memberikan saran perbaikan. Dengan menyiapkan

bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan penelitian, seperti : rancangan

instrumen, deskripsi data, hasil interpertasi data, kesimpulan sementara dan

rambu-rambu kegiatan yang akan dilakukan peneliti, baik dalam tahap orientasi,

eksplorasi maupun dalam pengampbilan kesimpulan dan verifikasi.

Selain

dengan

cara

diatas

untuk

menilai

dependabilitas

dan

konfirmabilitas adaiah Penulis juga meminta bantuan pada auditor yang

independent dalam hal ini adaiah Ketua Cabang PGRI Kecamatan Margahayu.

Untuk melakukan review terhadap hasil penelitian tentang pengembangan

kemampuan profesional Guru Agama Islam yang dilakukan oleh Kepala Sekolah

dan

Pengawas Pendais, dalam binaan Kepala Cabang Dinas Pendidikan

(47)

G. Analisis Data

Analisis adaiah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyususun

data berarti menggolongkannya dalam pola, thema atau kategori ( S. Nasution, 1992:126). Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Moleong (1990:103) bahwa "analisis data adaiah proses mengatur umtan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar". Berdasarkan dua pendapat di atas, bahwa dalam menganalisis data kualitatif sangat diperlukan daya kreatif dari seorang peneliti untuk mengolah data tersebut sehingga mempunyai makna.

Pada hakekatnya dalam penelitian kualitatif belum ada prosedur yang sudah baku untuk dijadikan pedoman dalam menganalisis data. Hal-hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Subino Hadisubroto (1988:20) dalam Suklani bahwa :

...dalam analisis data kuantitatif itu metodenya sudah jelas danpasti,

sedangkan dalam analisis data kualitatif metode seperti belum tersedia.

Penelitilah berkewajiban mencipta sendiri. Oleh karena itu ketajaman dan

ketepatan analisis data kualitatif ini sangat tergantung ketajaman melihat

data oleh peneliti serta kekayaan pengalaman dan pengetahuan yang telah

dimiliki oleh peneliti.

Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti untuk selanjutnya akan

menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam proses menganalisis

data adaiah seperti berikut ini :

1) Menganalisis setiap infonnasi atau data yang diperoleh baik melalui observasi.

wawancara maupun studi dokumentasi;

2) Di dalam setiap melakukan analisis, diikuti interpretasi data untuk menemukan makna yang terkandung di dalamnya;

3) Membuat kategorisasi data, agar data mentah yang terkuumpul dapat

ditransformasikan dengan sistematis, kemudian peneliti menjelaskan

(48)

4) Melakukan triangulasi, yaitu peneliti bemsaha untuk memeriksa dan membandingkan kebenaran informasi atau data yang diperoleh melalui berbagai teknik dan berbagai responden;

5) Mengadakan "member check" dengan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais, Kepala Cabang Dinas pendidikan Kecamatan Margahayu sebagai sumber informasi yang primer. Kegiatan ini peneliti lakukan pada setiap selesai mengadakan observasi dan wawancara dengan responden. Adapun kegiatan member check terakhir dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara

keselumhan.

(49)
(50)

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pertama, Pengembangan kemampuan profesional Guru Agama Islam

secara umum telah dilaksanakan secara rutin. Misalnya, pembinaan dalam rapat

dinas rutin oleh kepala SDN Sukamenak II dan kepala SDN Margahayu XIII

setiap bulan. Berupa penyampaian infonnasi yang didapat dari Rapat dinas yang

diselenggarakan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan dalam upaya pembinaan

dan pengembangan kemampuan profesional.

Pengembangan kamampuan profesional Guru Agama Islam secara khusus

oleh kepala SDN Sukamenak II dan kepala SDN Margahayu XIII dipriontaskan

dan tidak dibedakan dengan guru mata pelajaran lain (guru kelas). Kepala Sekolah

membenkan motivasi. peluang dan dukungan moril maupun materiel kepada GAI atzar mau mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat mengembangkan kemampuan

profesionai. Seperti

mengikutsertakan penataran PWKGAI yang dilaksanakan

oleh insianv van-..' hcvwcnang baik di lingkat propmsi maupun tingkat daerar menuikiitsenakan daiam kegiatan seminar atau diskusi ilmiah vang

diselenggarakan oleh instansi lain, membenkan i/.in untuk mengikuti studi lanjin

dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya vang bersifat pengembangan kemampuan

profesional Jan membentuk guru vang berkompctent

Dan pnonias pembinaan vang diberikan Kepala Sekolah kepada (IA! mi.

berhubung pembinaan vang dibenkan oleh Pengawas Pendais belum optimal

Dengan asumsi bahwa Kepala Sekolah juga adaiah supervisor di lembaga vaug

(51)

yang datang ke sekolah pada saat tahun ajaran baru, ulangan umum dan ujian

akhir sekolah kurang menyentuh pembinaan sacara individual dan menyeluruh.

Kedua, Pengawas Pendais telah berusaha semaksimal mungkin untuk

mengoptimalkan usahanya dalam mengembangkan kemampuan profesional Guru

Agama Islam di SDN Sukamenak II dan SDN Margahayu XIII. Upaya teserbut

dapat dilihat dari aktifitas Guru Agama Islam di kedua sekolah dasar tersebut,

eksisitensi mereka begitu baik, kreatifitas yang mereka lakuk

Gambar

Gambar 1.1Kiprah GAI Terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama (IKU), Penjelasan IKU, Target, Program/Kegiatan, Capaian Kinerja Impact/Outcome , dan Bukti pendukung. Disiapkan oleh Unit

"arena kapasitas mata untuk menahan atau menyimpan cairan dan salep terbatas, pada umumnya obat mata diberikan dalam +olume yang kecil. Preparat cairan

MOCHAMAD MU'IZZUDDIN, M.Pd... SITI

Pemberian ransum dengan ekstrak daun murbei yang difermentasi dengan cairan rumen (0,06% dan 0,12%) mampu mengurangi pengaruh negatif senyawa DNJ dalam menghambat

Gambar 14 Tampilan Hasil kompresi Mp3 Keterangan: Setelah proses dekompresi selesai, maka akan muncul pesan konfirmasi bahwa proses kompresi telah selesai dengan

Metode pengujian sample menggunakan alat Digital Formaldehyde Meter didapatkan dari sumber referansi khususnya perlakuan pada sensor yang sesuai dengan data sheet (Figaro,

Dalam penulisan skripsi ini, unit variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) yaitu: “Dengan disepakatinya Merida Initiative antara Amerika Serikat - Meksiko.”

Penelitian ini bertujuan pertama Mengetahui Toleransi Antar Umat Beragama Di SMA N 1 Bolangitang Barat kedua Bagaimana Upaya Guru PAI Dalam Menanamkan Nilai-Nilai