• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PEMBERIAN LATIHAN HAMSTRING CURL ON SWISS BALLDENGANLATIHAN LYING LEG CURL TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN FUTSAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN PEMBERIAN LATIHAN HAMSTRING CURL ON SWISS BALLDENGANLATIHAN LYING LEG CURL TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN FUTSAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Perbedaan Pemberian Latihan Hamstring Curl On Swiss Ball Dengan Latihan Lying Leg Curl Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Hamstring Pada Pemain Futsal

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 2, Oktober 2014   

97

PERBEDAAN PEMBERIAN LATIHAN HAMSTRING CURL ON SWISS

BALLDENGANLATIHAN LYING LEG CURL TERHADAP PENINGKATAN

KEKUATAN OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN FUTSAL

 

 

Khoiriyah R Fisioterapis, Fitnes First Pluit Jakarta Utara

khoiriyah.ft@ymail.com Abstrak

Latar Belakang: Saat ini teknologi sudah sangat berkembang sehingga memudahkan semua kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic), seperti contohnya tehnologi saat ini yang memudahkan manusia dalam kegiatannya yaitu penggunaan remotecontrol, komputer, lift, escalator. Sehingga aktifitas fisik menjadi berkurang dan akan menimbulkan berbagai masalah bagi anggota gerak, padahal bergerak merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat melakukan kegiatan sehari-hari juga berinteraksi serta beradaptasi dengan lingkungan. Gerak merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga sebagai tuntutan lingkungan hidup terhadap dirinya, untuk dapat melakukan aktifitas dengan menggunakan kapasitas individu yang dimiliki antara lain kemampuan untuk melakukan gerak, aktifitas fungsional, aktifitas fisik.Tujuan: untuk mengetahui perbedaan pemberian latihan hamstring curl on swissball dengan latihan lying leg curl terhadap peningkatan kekuatann otot hamstring pada pemain futsal. Metode : penelitian ini bersifat quasi experiment dengan pre test-post testdesigncontrol group dimana peningkatan kekuatan otot hamstring dengan latihan hamstring curl on swissball dan latihan lying leg curl yang diukur dengan dynamometer. Sample terdiri dari 20 orang pemain futsal dari ukm futsal universitas esa unggul dan dipilih berdasarkan teknik purposive sampling dengan membagikan quisioner yang telah dibuat. Sample dikelompokan menjadi dua kelompok perlakuan, kelompok perlakuan 1 terdiri dari 10 sample dengan latihan yang diberikan adalah hamstring curl on swissball dan kelompok perlakuan 2 yang terdiri dari 10 sample dengan latihan yang diberikan adalah lying leg curl. Hasil: uji normalitas dengan shapiro wilk test didapatkan data berdistribusi normal dan ada yang berdistribusi tidak normal sedangkan uji homogenitas dengan levene’s test didapatkan data memiliki varian yang homogen. Hasil uji hipotesis pada kelompok perlakuan 1 dengan t-Test Related didapatkan nilai p=0,000 yang berarti latihan hamstring curl on swissball dapat meningkatkan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal. Pada kelompok perlakuan 2 dengan Wilcoxon Matched Pairs Test nilai p=0,005 yang berarti latihan lying leg curl dapat meningkatkan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal. Pada hasil t-Test Independent menunjukannilaip=0,001 yang berarti ada perbedaan pengaruh yang signifikan peningkatan kekuatan otot hamstring antara kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2. Kesimpulan: adanya perbedaan pemberian latihan hamstring curl on swissball dengan latihan lying leg curl terhadap peningkatan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal. Kata kunci: kekuatan otot hamstring, hamstring curl on swiss ball, lying leg curl

Abstract

Background: Currently, the technology has been highly developed to facilitate all activities, so that makes people become less mobile (hypokinetic), for example the current technologies that enable people in activities that use remote control, computers, elevators, escalators. So that physical activity be reduced and will cause many problems for members of the motion, whereas movement is a basic human need to be able to perform daily activities also interact and adapt to the environment. Motion is a basic human need and also the demands of the environment against him, to be able to perform activities using individual capacity owned by, among others, the ability to perform the motion, functional activity, physical activity.Objective: To determine differences in the provision of training on hamstring curl

(2)

Perbedaan Pemberian Latihan Hamstring Curl On Swiss Ball Dengan Latihan Lying Leg Curl Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Hamstring Pada Pemain Futsal

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 2, Oktober 2014   

98

swissball with lying leg curl exercises to increase in hamstring muscle kekuatann in futsal players. Methods: This study is a quasi-experiment with pre-test-post-test control group design in which an increase in the strength of the hamstring muscles hamstring curl exercises on swissball and lying leg curl exercise as measured by the dynamometer. Sample consisted of 20 people from futsal players excel and selected one university based purposive sampling by distributing questionnaires that have been made. Sample grouped into two treatment groups, treatment group 1 consisted of 10 samples with a given exercise is the hamstring curl on swissball and 2 treatment groups consisting of 10 samples with a given exercise is lying leg curl. Results: Shapiro Wilk normality test to test the normal distribution of data obtained and there were not distributed normally while the test with Levene's test of homogeneity of data obtained have homogeneous variance. The results of hypothesis testing in the group treated with t-1 Related Test p value = 0.000, which means the hamstring curl exercises on swissball can increase the strength of the hamstring muscles in futsal players. In the 2 treatment groups with the Wilcoxon Matched Pairs Test p-value = 0.005, which means lying leg curl exercises to improve the strength of the hamstring muscles in futsal players. In the t-test results show the value of Independent p = 0.001, which means there are significant differences in the effect of an increase in hamstring muscle strength between treatment groups 1 and 2 treatment groups. Conclusions: the differences in the provision of training on hamstring curl swissball with lying leg curl exercises to increase in muscle strength hamstring in futsal players.

Keywords: hamstring muscle strength, hamstring curl on swiss ball, lying leg curl Pendahuluan

Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, hal ini didasarkan pada tiga alasan, yaitu karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, karena kekuatan mempunyai peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cedera, atau karena dengan kekuatan atlet akan dapat berlari, melempar, atau menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih keras, dengan demikian dapat membantu stabilitas sendi-sendi (Dwikusworo, 2010).

Pengertian kekuatan otot adalah meningkatnya performance otot serta kekuatan maksimalnya yaitu kemampuan suatu otot untuk menghasilkan gaya dalam suatu kontraksi otot atau yang dikenal dengan istilah musclestrength dan daya tahan otot dalam mempertahankan kontraksi atau disebut juga muscleendurance (Caroline Kisner, 2007). Kekuatan otot melibatkan struktur-struktur otot seperti badan otot, fasciculus, myofibril, myofilaments, aktin dan myosin serta komponen jaringan otot yang terdiri dari 20% protein, 75% air, dan 5% mineral. Kekuatan otot sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain neurologi, metabolisme, psikologis,serabut otot, usia, jenis kelamin, ukuran otot, perubahan panjang otot saat kontraksi dan kecepatan kontraksi otot masing-masing individu. Makin meningkat umur, massa

otot akan semakin membesar. Pembesaran otot ini erat sekali kaitannya dengan kekuatan otot. Kekuatan otot akan meningkat sesuai dengan pertambahan umur. Selain ditentukan oleh pertumbuhan fisik, kekuatan otot ini ditentukan oleh aktivitas ototnya. Pada umur 20-30 tahun, baik laki-laki maupun wanita akan mencapai puncak kekuatan ototnya. Di atas umur ini kekuatan otot akan menurun, kecuali diberikan pelatihan. Walaupun demikian, di atas umur 65 tahun kekuatan ototnya sudah berkurang sebanyak 20% dibanding sewaktu muda (I Gusti Ngurah Nala : 2011).

Pada latihan kekuatan otot, prinsip latihan yang sangat penting ialah progressiveoverloadprinciple. Maksud prinsip ini adalah agar otot dapat meningkat kekuatannya harus diberi beban kerja diatas beban kerja yang biasa dilakukan otot tersebut, dan selanjutnya jika otot tersebut telah lebih kuat maka beban yang diberikan harus lebih tinggi lagi untuk menghasilkan kemampuan yang lebih meningkat. Dengan menerapkan latihan seperti ini maka otot senantiasa akan memperoleh rangsang yang memungkinkannya berubah atau dengan kata lain mengalami adaptasi latihan. pada program latihan peningkatan kekuatan otot akan terjadi adaptasi neurologi yang dikaitkan dengan motorlearning dan improvedcoordination serta peningkatan recruitmentmotorunit, perubahan ini terjadi oleh karena penurunan dalam fungsi

(3)

Perbedaan Pemberian Latihan Hamstring Curl On Swiss Ball Dengan Latihan Lying Leg Curl Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Hamstring Pada Pemain Futsal

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 2, Oktober 2014   

99 penghambat system saraf pusat, penurunan

sensitivitas golgi tendon organ, dan perubahan myoneuraljunctionof the motor unit. Hal ini akan berlanjut secara linear selama 8-12 minggu. Dalam suatu latihan kekuatan otot beban kerja diberikan dalam bentuk massa yang harus dipindahkan atau dilawan oleh gaya kontraksi otot. Dengan memperhatikan besar beban dan ulangan kontraksi otot dapat diatur. Peningkatan kekuatan otot dapat dicapai dengan latihan beban besar yang dilakukan kurang dari 6 kontraksi otot sedangkan daya tahan otot lebih dari 20 kali. Setiap jenis latihan merupakan rangsang yang sifatnya spesifik yang akan menghasilkan suatu bentuk adaptasi otot yang juga bersifat spesifik. Salah satu otot besar pada tungkai yang memiliki peran penting dan harus dijaga kekuatan nya adalah otot hamstring. Otot hamstring merupakan suatu group otot pada sendi paha (hip joint) yang terletak pada sisi belakang paha yang berfungsi sebagai gerakan fleksi lutut, ekstensi hip, serta gerakan eksternal dan internal rotasi hip. Group otot ini terdiri atas M. Semimembranosus, M. Semitendinosus, dan M. Biceps Femoris. Otot hamstring merupakan jenis otot tipe campuran yang terdiri dari tipe I yaitu M. Semitendinosus , dimana bila terjadi suatu patologi maka otot tersebut akan mengalami penegangan dan pemendekan atau kontraktur dan tipe II yaitu M. Semimembranosus dan M. Bicep Femoris jika ada patologi akan terjadi atrofi atau kelemahan otot. Panjang otot hamstring berkaitan erat dengan kekuatan otot, dimana bila suatu otot mengalami pemendekan maka kekuatan otot tersebut juga akan menurun. Ketika otot hamstring mengalami kelemahan akan menimbulkan cedera terutama pada kegiatan yang melibatkan berlari serta berhenti tiba – tiba misalnya pada pemain Seperti sepakbola, basket, rugbi, tenis, lari, dan futsal. Pada permainan futsal, kekuatan otot hamstring memiliki peran yang cukup penting dalam memperoleh kemenangan di dalam suatu pertandingan. Hal ini dikarenakan dengan karakterisktik permainan futsal yang harus berlari cepat dan terus bergerak, dimana tim yang memiliki kekuatan otot lebih baik, dapat melakukan pergerakan yang lebih banyak, dan memiliki peluang mencetak gol lebih banyak, yang pada akhirnya akan memenangkan pertandingan. Di dalam permainan futsal,

kekuatan otot hamstring dibutuhkan untuk meningkat nya performance dilapangan seperti berjalan, berlari, menendang, mengoper, mencetak gol juga hal saat dilapangan dan meminimalisir kemungkinan terjadinya cidera saat bertanding.Menurut Ebben, William P, et al (2010), Sekitar 15% sampai 12% atlit mengalami strain pada otot hamstring yang disebabkan karena kurangnya latihan atau karena latihan yang tidak proporsional, padahal kekuatan otot hamstring sangat penting untuk

memastikan keseimbangan otot hamstringquadriceps agar mencegah strain

pada otot hamstring. Selain hamstringstrain otot hamstring juga menjadi bagian dari etiologi anteriorcruciatumligament (ACL) cidera , kekuatan otot hamstring juga bertujuan menstabilkan lutut dan membantu ACL dalam menjaga stabilitas sendi. Ada berbagai macam jenis latihan untuk meningkatkan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal misal nya dengan latihan beban seperti legcurl, stiff-legdeadlift, gerakan backsquat, dan melakukan gerakan hamstringcurl dengan swissball. Oleh karena itu fisioterapi bertanggung jawab terhadap gangguan gerak dan fungsi yang diakibatkan oleh menurunnya kekuatan otot hamstring pada pemain futsal yang terjadi karena kurang nya aktifitas fisik atau yang disebabkan karena cidera. fisioterapi memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup baik masyarakat maupun individu.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini bersifat quasi eksperimen. Untuk menguji latihan hamstring curl on swissball dan latihan lying leg curl terhadap peningkatan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal.

Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test dan post test grup desain. Dimana kelompok dibagi atas kelompok perlakuan 1 yang diberikan latihan hamstring curl on swiss ball, dan kelompok perlakuan 2 yang diberikan latihan lying leg curl.

Pada kedua kelompok dilakukan pengukuran kekuatan otot dengan menggunakan alat dynamometer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemberian latihan hamstring curl on swiss ball dan latihan lying leg curl terhadap peningkatan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal. Hasil pengukuran ini

(4)

Perbedaan Pe   100 Di kemudian antara kel perlakuan 1. Kriteria a. Pria b. Pema c. Freku semi d. Tidak hip, p e. Partis deng 2. Kriteria a. Meng dan b b. Mela pene c. Partis pene Ber perlakuan yang beru sample yan berusia 22 Pad terbanyak sebesar 40         Pemberian Latiha 22 20% 23 20% istribusi Sam Kelomp 1 akan dia lompok pe 2 sebelum a Penerim ain futsal 17 uensi be nggu dua k k dalam ko pinggang, k sipan berse gan perlakua a Penolaka galami cide bawah kukan latih elitian ini sipan me elitian Us 1 1 1 2 2 2 Tot rdasarkan 1 sample usia 19 ta ng paling s dan 23 tah da kelomp adalah usi 0 % dan sam an Hamstring C Jur mple Berdasar pok Perlakuan 19 22 23 nalisa dan rlakuan 1 dan sesuda aan 7 – 23 tahu ermain fu kali. ondisi cidera knee dan an edia ikut da an selama 1 an era pada e han pengua enolak me Dis sia Kelom 7 8 9 0 2 3 tal 1 table 1 p terbanyak hun sebes sedikit adala hun yaitu se pok perlau ia 20 dan mple yang p Dis Curl On Swiss B Hamstr rnal Fisioterapi 19 60% rkan Usia  n 1 n dibanding dan kelom ah latihan. un utsal min a pada len ngkle. alam penel 12 kali. ekstemitas atan lain d enjadi sam stribusi Sa mpok 1 0 0 6 6 0 2 2 2 2 10 10 pada kelom adalah sam sar 60 % ah sample y ebesar 20% an 2 sam 17 tahun y paling sedik stribusi Sa

Ball Dengan Lat ring Pada Pemai

Volume 14 Nom gkan mpok nimal gan, litian atas diluar mple 3. K a b c Has 1. sam latih perl curl gam pen dide Table 1 mple Berd % Kelo 0% 0% 60% 0% 20% 20% 00% mpok mple dan yang . mple yaitu kit ada sebe perl ada berd diga Grafik 1 mple Berd

tihan Lying Leg in Futsal mor 2, Oktober 2 20 40% Distribusi Ke Kriteria Pe a. Partisipan latihan se b. Mengalam intervens c. Partisipan rutin. sil dan Pe Deskripsi D Terdapa mple yaitu p han hamst akuan 2 y l. Berikut mbaran sam elitian. Ada eskripsikan a. Distrib dasarkan U ompok 2 4 2 0 4 0 0 10 1 lah sample esar 20 %. Jumlah akuan 1 m lah sebany dasarkan ambarkan d dasarkan U g Curl Terhadap 2014  18 20% i Sample Berd lompok Perla 17 18 enggugura n tidak elama pene mi cidera si atau latiha n tidak me embahasa Data at dua perlakuan 1 string curl yang diberi ini peneliti mple yang d apun karak antara lain busi sample Usia % TOT 40% 4 20% 2 0% 6 40% 4 0% 2 0% 2 100% 2 e yang ber total samp maupun ke yak 20 sam kelompok alam grafik Usia p Peningkatan K 17 40% dasarkan Usia akuan 2 20 n mengikuti litian pada saat an engikuti lati an kelompok 1 yaitu yang l on swis kan latihan gambarka diambil seb kteristik sa : berdasarka TAL 4 2 6 4 2 2 0 rusia 18 ta ple baik dar

elompok pe ple, Distrib usia dia k berikut ini Kekuatan Otot program t diberikan han secara perlakuan g diberikan ssball dan n lying leg an tentang bagai objek mpel yang an usia ahun yaitu ri kelompok erlakuan 2 busi sampel tas dapat : m n a n n n g g k g u k 2 l t

(5)

Perbedaan Pe   Di b. Di   Ber perlakuan yang mem 18.5-25.0 sample yan mempunya sebsar 20 Pad yang te mempunya sebesar 80 sample yan a. Dist Pemberian Latiha 18.5  25.0 80% istribusi Samp 2 Berda 17.0 ‐  istribusi sam rdasarkan 1 sample mpunyai IM (normal) y ng paling s ai IMT <1 %. da kelomp rbanyak ai IMT 1 0 %, dan sa ng mempun tribusi samp Ber an Hamstring C Jur 17.0 ‐ 18.4 20% ‐ 0 % ple Kelompok asarkan Nilai I 18.4 18.5 ‐  mple berdas Dis Nilai IMT < 17.0 17.0 - 18.4 18.5 - 25.0 Total table 2 p terbanyak MT 17.0-18 yaitu sebes sedikit adala 7.0 (sanga ok perlaku adalah s 8.5-25.0 ( ample paling nyai IMT 17 Dis ple berdasa Hobi Berenang Bersepeda rmain Komputer Total Curl On Swiss B Hamstr rnal Fisioterapi k Perlakuan  IMT 25.0 sarkan IMT stribusi Sa Kelompo Perlakuan 2 4 4 10 pada kelom adalah sam .4 (kurus) ar 40 % ah sample y at kurus) y uan 2 sam sample y (normal) y g sedikit ad 7.0-18.4 (ku stribusi Sa arkan hobi Distribus Kel Perla r

Ball Dengan Lat ring Pada Pemai

Volume 14 Nom Table 2 ample Berd ok n 1 % 20% 40% 40% 100% mpok mple dan dan yang yaitu mple yang yaitu dalah urus) yait kelo perl Kete usia beri Grafik 2 ample berd Tabl si Sample B ompok akuan 1 4 2 4 10

tihan Lying Leg in Futsal mor 2, Oktober 2 1 Distribusi 1 B < 17.0 dasarkan I Kelom Perlaku % 0 % 2 % 8 % 10 u sebesar ompok per akuan 2 ad erangan : • <17.0 -• 17.0 – 1 • 18.5 – 2 Distribu a diatas da kut ini : dasarkan I e 3 Berdasarka % PeK 40% 20% 40% 100% g Curl Terhadap 2014  < 18.5 ‐ 25.0 40% i Sample Kelo Berdasarkan  0 17.0 ‐ 18.4 IMT pok uan 2 % 0% 20% 80% 100% 20%. Jum rlakuan 1 alah sebany - sangat kur 18.4 - kurus 25.0 - norm usi sampel b apat digam IMT an Hobi Kelompok erlakuan 2 6 2 2 10 p Peningkatan K < 17.0 20% 17.0 ‐ 18.4 40% mpok Perlaku Nilai IMT 4 18.5 ‐ 25.0 % % % % lah total sa maupun yak 20 sam rus (tingkat s (tingkat ri mal berdasarkan mbarkan da % 60% 20% 20% 100% Kekuatan Otot 101 uan  0 ample baik kelompok mple. t berat) ingan) n kelompok alam grafik k k k k

(6)

Perbedaan Pe   102 bers 2 Dis Be Dis B Ber perlakuan sample ya bermain k sample yan yang mem 20 %. Pad yang terba a. Dist latih Di Ber perlakuan sample ya seminggu paling se mempunya seminggu y Pad yang terb Pemberian Latiha sepeda  20 % bermain  komputer 40 % stribusi Samp Berdas renang Ber 4 20 stribusi Samp Berdasarkan F 2 rdasarkan 1 sample ang mempu komputer ng paling s mpunyai hob da kelomp anyak adala tribusi samp han futsal d istribusi Sa Fre rdasarkan 1 sample ang mempu yaitu sebes edikit adal ai frekuen yaitu sebes da kelomp banyak ad Distribus an Hamstring C Jur ber 4 le Kelompok  arkan Nilai H rsepeda Be 2x 20 % 3x 60 % 4x 0 % le Kelompok  Frekuensi Lati 2x 3x 4x table 3 p yang ter unyai hobi yaitu sebe sedikit adala bi berseped ok perlaku ah yang m Dis ple berdasa dalam 1 min ample Ber ekuensi Berma Futsal 2x 3x 4x Total table 4 p yang ter unyai frekue sar 60 % da ah yang si latihan sar 20 %. ok perlaku dalah yan si Sample B Curl On Swiss B Hamstr rnal Fisioterapi enang 40 % Perlakuan 1  obi rmain Kompute Perlakuan 2  han Futsal pada kelom rbanyak ad berenang sar 40 % ah yang sam a yaitu seb uan 2 sam mempunyai stribusi Sa arkan frekue nggu rdasarkan ain Kelom Perlak 6 2 2 1 pada kelom rbanyak ad ensi latihan an sample y sample y 3x dan uan 2 sam g mempu Berdasark

Ball Dengan Lat ring Pada Pemai

Volume 14 Nom er mpok dalah dan dan mple besar mple hobi bere sedi perm 20 perl ada berd diga Grafik 3 mple berd ensi Table 4 Frekuensi mpok kuan 1 % 6 60 2 20 2 20 10 10 mpok dalah n 2x yang yang 4x mple unyai frek % d mem sem sam kelo sam kelo graf Grafik 4 kan Frekue

tihan Lying Leg in Futsal mor 2, Oktober 2 bers a 20 b ko Distribusi S Be Berenang Distribusi Sa Berdasark enang yaitu ikit adalah main kompu %. Jumla akuan 1 m lah sebany dasarkan ambarkan d dasarkan H i Latihan F % PerlaKelo 0% 0% 0% 00% 1 kuensi latiha dan yang p mpunyai f minggu yait mple baik k ompok per mple. Dis ompok usia fik berikut in ensi Latiha g Curl Terhadap 2014  b eped a 0 % ermain  omputer 20 % ample Kelom erdasarkan Ni Bersepeda 2 60 3x 20 % 4x 20 % ample Kelomp an Frekuensi  2x 3x u sebesar 6 h sample uter dan be h total sa maupun ke yak 20 sam kelompok alam grafik Hobi Futsal Dala ompok kuan 2 % 2 20 6 60 2 20 10 10 an 3x semin aling sediki frekuensi l u sebesar kelompok lakuan 2 tribusi s diatas dapa ni : an Futsal D p Peningkatan K berenang 60 % mpok Perlakua lai hobi Bermain Kom 2x 0 % pok Perlakua Latihan Futsa 4x 60 % dan y yang mem ersepeda ya ample baik elompok pe ple. Distrib usia dia k berikut ini am 1 Ming % 0% 0% 0% 00% nggu yaitu it adalah sa latihan 4x 20 %. Ju perlakuan adalah seb sampel b at digamba Dalam 1 Mi Kekuatan Otot an 2  mputer n 1  al yang paling miliki hobi aitu sebesar kelompok erlakuan 2 busi sampel tas dapat : gu sebesar 60 ample yang x dan 2x umlah total 1 maupun banyak 20 berdasarkan rkan dalam inggu g i r k 2 l t 0 g x l n 0 n m

(7)

Perbedaan Pe   Nilai pen Sample 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mean SD Media n Nilai mea 2. Uji Pers Uji Uji dilakukan pada awa yang sam mengguna kelompok Pemberian Latiha ningkatan dan e SebelumKelom Perlakua 20 17 14 18 13 12 22 21 22 21 18 3,83 a 19 an tingkat syaratan An Normalitas normalita untuk me l penelitian ma data kan Shapiro perlakuan 0 5 10 15 20 25 30 an Hamstring C Jur n kekuatan sesudah d mpok Perlak m an PerlSes 2 2 2 2 23 3 23 kekuatan nalisis dan Homog as pada engetahui n beranjak kedua k ro-wilk test s 1 diperoleh Se Curl On Swiss B Hamstr rnal Fisioterapi n otot ham diberikan p kuan 1 sudah akuan 23,5 22 22 23,5 19 18 27,5 26 28 26,5 3,60 3,44 3,50 otot ham sesu genitas penelitian bahwa apa k dari kead kelompok sebelum lat h nilai dan Perlak ebelum

Ball Dengan Lat ring Pada Pemai

Volume 14 Nom Table 5 mstring pad perlakuan Selisih Sa 3,5 5 8 5,5 6 6 5,5 5 6 5,5 5,60 M 1,13 5,50 M Grafik 5 string per udah perla ini akah daan diuji tihan p = 0,12 dim ked men dan hom Test Sebelum kuan 1 Pe

tihan Lying Leg in Futsal mor 2, Oktober 2 da kelomp dengan sa ample KeSe Pe 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mean SD Media n lakuan 1 d kuan 26 dan kel ana p > α ua kelomp ngetahui va kelompok mogenitas d st. erlakuan 2 Ses g Curl Terhadap 2014  ok perlaku atuan kilog elompok Per ebelum rlakuan P 18 18 19 20 18 16 20 22 17 19 18,7 1,70 18,5 dan perlak lompok per (0,05) dap pok terdistr arian dari perlakuan dengan me sudah p Peningkatan K uan 1 & 2 gram rlakuan 2 Sesudah Perlakuan 27,5 28 28 27 29 28 27,5 28 25 27,5 27,55 1,04 27,75 kuan 2 seb rlakuan 2 pat disimpul ribusi norm kelompok 2, maka di enggunakan Kekuatan Otot 103 sebelum Selisih 9,5 10 9 7 11 12 7,5 6 8 8,5 8,85 1,84 8,75 belum dan p = 0,850 lkan bahwa mal. Untuk perlakuan1 ilakukan uji n Levene’s 0 a k i s

(8)

Perbedaan Pemberian Latihan Hamstring Curl On Swiss Ball Dengan Latihan Lying Leg Curl Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Hamstring Pada Pemain Futsal

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 2, Oktober 2014   

104

Table 6

Hasil uji normalitas kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2 Shapiro Wilk Test Keterangan P Sebelum Perlakuan 1 0,126 Normal Sesudah Perlakuan 1 0,529 Normal Sebelum Perlakuan 2 0,850 Normal Sesudah

Perlakuan 2 0,021 Tidak Normal

Selisih Perlakuan

1 0,172 Normal

Selisih Perlakuan

2 0,997 Normal

Table 7

Hasil Uji Homogenitas Lavent test Perlakuan Levene Test

P Keterangan

Kelompok perlakuan 1 0,098 Homogen Kelompok perlakuan 2

3. Uji Hipotesis I

Uji hipotesis I, untuk menguji signifikan 2 sample yang saling berpasangan pada kelompok perlakuan 1, jika diketahui distribusi

data normal dengan Ho diterima (p >0,05), Ho ditolak (p <0,05) menggunakan t-Test Related.

Table 8 Uji Hipotesis 1

Variable Mean SD p-value

Keterangan Sebelum perlakuan 1 18,00 3,83 0,000 Signifikan Sesudah perlakuan 1 23,60 3,44  

Berdasarkan table 8 diatas dapat diketahui mean nilai kekuatan otot hamstring pada kelompok perlakuan 1

sebelum latihan adalah 18,00 dengan nilai standar deviasi 3,83 dan nilai mean sesudah latihan adalah 23,60 dengan nilai standar deviasi 3,4. Berdasarkan uji t-Test

Related pada data tersebut dihasilkan nilai p= 0,000 dimana nilai p < 0,05 maka hasil dari perhitungan statistik tersebut Ho ditolak, dapat disimpulkan bahwa latihan hamstring curl on swissball meningkatkan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal

(9)

Perbedaan Pemberian Latihan Hamstring Curl On Swiss Ball Dengan Latihan Lying Leg Curl Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Hamstring Pada Pemain Futsal

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 2, Oktober 2014   

105 4. Uji Hipotesis II

Uji hipotesis II, yaitu untuk menguji signifikasi 2 sample yang saling berpasangan pada kelompok perlakuan 2, diketahui distribusi

data tidak normal menggunakan Wilcoxon Matched Pairs Test, dengan Ho diterima (p> 0,05), Ho ditolak (p< 0,05).

Table 9 Uji Hipotesis II

Variable Mean SD p-value Keterangan Sebelum perlakuan 2 18,70 1,70 0,005 Signifikan Sesudah perlakuan 2 27,55 1,04

Berdasarkan table 9 diatas dapat diketahui mean nilai kekuatan otot hamstring sebelum perlakuan 2 adalah 18,70 dengan standar deviasi 1,70 dan mean nilai kekuatan otot hamstring sesudah perlakuan 2 adalah 27,55 dengan standar deviasi 1,04. Berdasarkan uji Wilcoxon Matched Pairs Test pada data tersebut dihasilkan nilai p= 0,005 dimana nilai p < 0,05 maka dari hasil perhitungan statistik tersebut Ho ditolak, dapat disimpulkan bahwa latihan dengan

menggunakan lying leg curl

meningkatkan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal.

5. Uji Hipotesis III

Uji hipotesis III, untuk menguji signifikasi 2 sample yang saling berpasangan pada kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2, diketahui distribusi data normal menggunakan t-Test Independent Ho diterima (p >0,05), Ho ditolak (p< 0,05).

Table 10 Uji Hipotesis III

Variable Mean SD p-value Keterangan Selisih nilai perlakuan1 5,60 1,13 0,000 Signifikan Selisih nilai perlakuan2 8,85 1,84

Berdasarkan table 10 diatas dapat diketahui mean selisih nilai kekuatan otot hamstring kelompok perlakuan 1 adalah 5,60 dengan standar deviasi 1,13 dan mean selisih

nilai kelompok perlakuan 2 adalah 8,85 dengan standar deviasi 1,84. Berdasarkan ujit-Test Independent pada data tersebut dihasilkan nilai p= 0,000 dimana nilai p< 0,05 maka dari hasil perhitungan statistik tersebut Ho ditolak, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

pemberian latihan hamstring curl on

swissball dengan latihan lying leg curl terhadap peningkatan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 20 sample kondisi sehat yang terbagi kedalam dua kelompok perlakuan yaitu kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2 dengan masing-masing kelompok berjumlah 10 orang. Kelompok perlakuan 1 yang diberikan latihan hamstring curl on swissball sedangkan kelompok perlakuan 2 diberikan latihan lying leg curl. Dari hasil latihan kedua kelompok tersebut diketahui adanya perbedaan hasil mean yang berhubungan dengan peningkatan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal.

Dari hasil pengujian deskriptif pada kelompok perlakuan 1 sebelum diberikan latihan diketahui nilai mean 18,00 dan nilai mean sesudah diberikan latihan 4 minggu menjadi 23,60 yang menunjukan adanya peningkatan dari nilai mean sebesar 5,60. Sedangkan hasil pengujian deskriptif pada kelompok perlakuan 2 diketahui nilai mean sebelum diberikan 18,70 dan nilai mean sesudah diberikan latihan selama 4 minggu menjadi 27,55 yang menunjukan adanya peningkatan nilai mean sebesar 88,5. Dapat disimpulkan dari uji deskriptif terjadi perbedaan peningkatan nilai kekuatan otot hamstring pada kelompok perlakuan 2 lebih besar dibandingkan dengan peningkatan nilai kekuatan otot

(10)

Perbedaan Pemberian Latihan Hamstring Curl On Swiss Ball Dengan Latihan Lying Leg Curl Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Hamstring Pada Pemain Futsal

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 2, Oktober 2014   

106

hamstring pada kelompok perlakuan 1. Dikerenakan latihan lying leg curl yang terfokus pada satu otot dan satu sendi dengan beban dari luar tubuh, sedangkan latihan hamstring curl on swiss ball lebih dari stu sendi dan otot dengan beban dari dalam tubuh.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat diambil adalah latihan hamstring curl on swissball meningkatan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal, latihan lying leg curl meningkatan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal, latihan lying leg curl lebihbaikdarilatihan hamstring curl on swiss ball terhadap peningkatan kekuatan otot hamstring pada pemain futsal

Daftar Pustaka

Arnoczky, S. P,“Cruciate Ligament Rupture and Associated Injuries”,2007

 

Barnett, A, “Strength Exrecise for Improved Running Biomechanics”, Running Gait Training Manual,2010

Baechle, Thomas, “Essential of Strength Training and Conditioning”, ch 15,2008

Dowling, R,“Hamstring Injuries Require Tripanar Assesment”, Pen State Journal of Strength and Conditioning Research,2003

Dem, N, “Your Gastrocnemius and Soleus Muscles”,2010. Retrieved from http://www.dailykos.com/story/2010/06

/07/873616/-WHEE-Your-Gastrocnemius-and-Soleus-Muscles# Ebben, W. P. (n.d.), “Using Squat Repetition

Maximum Testing to Determine Hamstring Resistance Training Exrecise Loads”, Proquest Public Health

Emile L. Boulpaep, W. F,“Medical Physiology”, Saunders,2008)

 

Gaur, V, “Effects of Balance Exrecises on Swiss Ball and Standing, on Lumbar Reposition

Sense, in Asymptomatic Individuals”,2012

Kisner, C. L, “Therapeutic Exercise Foundations and Techniques”, F.A. Davis Company,Philadelphia, 2007

Mcnulty, B, “Having a Ball with Fitness Ball”,2011

 

Nala, I. N, “Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga”, Udayana University Press, 2011

 

Ratamess, Nicholas, “Essential of Strength Training and Conditioning”, ch5,2008 Rubenstein, “Exercise ideas for Core

Strengthening”, Tachoma, Washington,2005

Saliba, Susan A. et al, “Differences in Transverse Abdominis Activation with Stable and Unstable Bridging Exercises in Individuals with Low Back Pain”,2010 Skendiz, e. a, “Effect of Swiss Ball Coe Strength

Training on Strength, Endurance, Flexibility and Balance in Sedentary Woman”, 2010

Subandi, U. O, “Pembentukan Otot Paha dan Otot Perut”, Pusat Kajian Olahraga Universitas Negeri Jakarta,2012

Sugiono, P. D, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, Alfa Beta,2012 Suzzane, S, “Weight Training Program for

Dummies”, New Zealand,2011  

Thomas, B, “Mobility, and Corrective Exercise”,

2010. Retrieved from

http://breakingmuscle.com/yoga/help-for-your-shortie-hamstrings

Vic, H., & Rainer, A. (t.t.), “Futsal Technique, Tactic, and Training”

W. Ben Kibler, J. P, “The Role of Core Stability in Athletic Function”, Sport Med,2006 Wright.A Glenn, e. A,“Electromyographic

(11)

Perbedaan Pemberian Latihan Hamstring Curl On Swiss Ball Dengan Latihan Lying Leg Curl Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Hamstring Pada Pemain Futsal

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 2, Oktober 2014   

107

Performance Of The Leg Curl, Stiff-Leg Deadlift , And Back Squat Movements”,2011

Yessis, M. (t.t.), “Lying Leg Curl”,Proquest Research Library,

Gambar

Table 10  Uji Hipotesis III  Variable   Mean   SD   p-value  Keterangan  Selisih nilai  perlakuan1   5,60 1,13  0,000 Signifikan  Selisih nilai  perlakuan2  8,85 1,84

Referensi

Dokumen terkait

Kontrol dari lingkungan sosial (sekolah dan lingkungan tempat.. tinggal dan sekolah) terhadap balap liar yang anda ikuti? Bagaimana reaksi anda terhadap respon lingkungan?

Adapun batasan masalahnya yaitu penelitian ini variabel yang digunakan adalah Pembiayaan Jual Beli, Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR),

Inbound data received at a network interface flow upward through communication protocols until they are placed in the receive queue of the destination socket. Outbound data flow down

Kondisi optimum penggunaan elektroda stainless steel /Fe-Co-Ni terjadi pada pada saat tanpa penambahan Aloe vera dengan energi yang dibutuhkan relatif kecil yakni sebesar

Dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia mereka, diharapkan mereka mampu memahami tentang arti penting menjaga lingkungan terutama hutan agar negara kita tidak mengalami

Penelitian ini bertujuan : Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak khususnya pada kemampuan menyimak, menceritakan kembali, tanya / jawab dan memahami kosa kata dengan metode

Penelitian ini mengggunakan data WPR (Wind Profile Radar) di tiga kota, yaitu Pontianak, Manado, dan Biak dengan data penunjang yaitu data iklim global yang terdiri dari ISMI

Ketiga belas data lainnya terklasifikasi ke kelas ABC_Tran (bernilai salah).Adapun grafik korelasi antara selisih error nilai matriks transisi data uji kelas