BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menyebabkan kematian,disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Tingkat insidensi stroke meningkat dengan pertambahan usia yang lebih sering pada pria dibandingkan wanita. Dengan beberapa faktor resiko hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes, merokok, konsumsi alkohol, and oral contraceptive use. ( Mc Phee dkk,2006)
Berdasarkan survei awal penelitian penulis di RSUP H.Adam Malik Medan menunjukkan terdapat peningkatan jumlah pasien stroke yang di rawat inap dalam 4 tahun terakhir. Pada tahun 2011 terdapat 190 pasien, meningkat tahun 2012 menjadi 211 pasien, meningkat lagi tahun 2013 terdapat 358 pasien rawat inap, dan begitu juga pada tahun 2014 meningkat menjadi 393 pasien. Untuk yang rawat jalan pada periode 2011-2012 terdapat 240 pasien, namun menurun menjadi 211 pasien pada periode 2013-2014.
Berdasarkan klasifikasi dan penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke baik iskemik maupun hemoragik dapat mengakibatkan kerusakan bahkan sampai kematian sel otak. Akibat dari keadaan tersebut dapat timbul suatu kelainan klinis sebagai akibat dari kerusakan sel otak pada bagian tertentu tetapi juga dapat berakibat terganggunya proses aktivitas mental atau fungsi kortikal luhur termasuk fungsi kognitif. (Martono,2006)
Gangguan fungsi kognitif menunjukkan ketidakmampuan untuk mengambil keputusan, gangguan memori dan penilaian, disorientasi, gangguan persepsi dan kesulitan berpikir. Perubahan kemampuan intelektual, afasia, perilaku lambat dan kewaspadaan yang merupakan salah satu manisfestasi klinis dan intervensi pada stroke (Ganong,2006).
Fungsi kognitif yang terganggu akibat penyakit vaskuler disebut Rockwood sebagai gangguan kognitif vaskuler yang dipengaruhi oleh faktor risiko vaskuler. Penelitian Desmond et al dikatakan bahwa faktor risiko spesifik penyakit serebrovaskuler berhubungan dengan disfungsikognitif. Gangguan kognitif ini dapat menjadi awal dari terjadinya demensia vaskuler, sehingga dapat dicegah dari kemunduran lebih lanjut. Demensia vaskuler termasuk demensia yang dapat dicegah, sehingga sangat penting mengetahui faktor risiko dan
faktor lainyang mempengaruhinya. Gangguan kognitif vaskuler dipengaruhi oleh faktor risiko vaskuler, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pencegahan. Analisis regresi logistik didapatkan antara lain diabetes, sedangkan hiperkolesterolemia berhubungan kuat dengandisfungsi memori (Ganong,2006).
Pemeriksaan gangguan fungsi kognitif salah satunya dengan menggunakan Mini Mental State Examination (MMSE) atau Tes Mini Mental (TMM). Untuk menilai fungsi kognitif yang telah digunakan secara luas oleh para klinisi untuk praktek klinik maupun penelitian. MMSE ini sering digunakan karena sederhana dan praktis, dimana dapat ditemukan skor yang menurun pada satu dominan atau lebih. Beberapa faktor diduga berpengaruh pada gangguan fungsi kognitif pasca stroke. Pohjasvaara mengatakan banyak faktor berperan pada risiko demensia pasca stroke, seperti gambaran stroke, tingkat pendidikan pasien, dan penyakit kardiovaskuler sebelumnya menurut Tedjakusumana 1998 dalam Layanto (2014).
Berdasarkan latar belakang diatas, pada penderita stroke baik iskemik maupun hemoragik menunjukkan adanya penurunan fungsi kognitif berdasarkan survey data pasien yang dirawat inap departemen neurologi FK USU/RSUP. H. Adam Malik Medan. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi dari penurunan fungsi kognitif tersebut,penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Perubahan fungsi kognitif terhadap pasien stroke hemoragik danstroke iskemik menggunakan Mini-Mental State Examination (MMSE) di ruang rawat inap RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.2.Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
“BagaimanaPerbandingan Perubahan Fungsi Kognitif terhadap Pasien Stroke Hemoragik dan Stroke iskemik Menggunakan Mini Mental State Examination di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Tahun 2015 ?”
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum
Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah mengetahuiPerbandingan Perubahan Fungsi Kognitif terhadap Pasien Stroke Hemoragik dan Stroke iskemik Menggunakan Mini
Mental State Examination di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Tahun 2015.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui distribusipenderita stroke hemoragik dan stroke iskemik di ruang rawat inap RSUPHAM.
2. Mengetahui prevalensi pebandingan perubahan fungsi kognitif terhadap pasien stroke hemoragik dan stroke iskemik.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Praktis (Aplikatif)
1. Memberikan informasi bagi pihak RSUP. H. Adam Malik Medan dan dokter untuk mengetahui perubahan fungsi kognitif yang terdapat pada penderita stroke hemoragik dan stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2015.
2. Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman melakukan penelitian ,serta dapat mengembangkan minat dan kemampuan membuat karya tulis ilmiah.
1.4.2. Manfaat Teoritis (Akademis)
Sebagai informasi bagi pihak lain untuk melanjutkan penelitian ini ataupun yang berkaitan dengan penelitian ini.