PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tugas Akhir
Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup
masyarakat.Dengan demikian, negara diharapkan memiliki penghasilan yang
cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup
kepentingan individu seperti kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan dan
lain-lain. Oleh karena itu, pemerintah harus menyusun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang ideal dengan cara menggerakkan semua potensi
dari berbagai sektor dalam memenuhi penerimaan dana yang maksimal. Salah satu
sektor tersebut ialah pajak.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara baik secara tidak langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sebagaimana yang tertulis dalam
Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan
pada Pasal 1 ayat 1. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pungutan pajak
pada awalnya merupakan beban yang mengurangi penghasilan atau kekayaan
pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang bermanfaat bagi seluruh
masyarakat, baik yang membayar maupun tidak.
Penerimaan negara dari perpajakan selalu menjadi penyumbang terbesar
dan meningkat setiap tahunnya seperti pada APBN tahun 2017 yang berkontribusi
mencapai 85,6% dari total pendapatan negara. Dengan demikian, kita sebagai
warga negara yang baik harus patuh terhadap undang-undang yang berlaku untuk
wajib bekerjasama dengan pemerintah dalam mencapai target penerimaan
negara.Hal tersebut dapat dipenuhi dengan membayar pajak.
Pajak itu sendiri nantinya dapat dipungut melalui sistem yang berlaku,
yakni Self Assesment System (SAS).Prinsip dalam sistem tersebut adalah bahwa
Wajib Pajak (WP) diwajibkan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar
sendiri, dan melaporkan pajak yang terutang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, sehingga penentuan besarnya pajak yang
terutang dipercayakan kepada WP sendiri melalui Surat Pemberitahuan (SPT)
yang disampaikannya.
Di dalam menentukan besarnya pajak yang terutang sering terjadi
perselisihan WP dan petugas pajak.Perselisihan tersebut terjadi karena adanya
perbedaan pendapatantara wajib pajak dan petugas pajak mengenai suatu masalah,
seperti peraturan dan penafsiran fiskus atas suatu fakta, dan kesalahan hitung atau
tulis.Hal ini tentu saja dapat merugikan penerimaan negara. Oleh karena itu,
diperlukan suatu tata cara yang bisa mengatur proses pemungutan pajak itu
sendiri. Suatu hukum pajak yang memberikan batasan-batasan dan sanksi yang
Beban pembuktian untuk menyatakan bahwa pajak yang terutang dalam
SPT adalah tidak benar berada pada pihak fiskus (Direktorat Jenderal Pajak),
seperti yang tertulis dalam Undang-Undang KUP Pasal 12 ayat 3. Proses
pembuktian atau bukti yang diperoleh dapat berasal dari pemeriksaan atau adanya
keterangan lain. Maka apabila dari bukti tersebut ternyata jumlah pajak yang
terutang menurut WP sebagaimana dilaporkan dalam SPT tidak benar, maka
fiskus menetapkan jumlah pajak yang terutang sebagaimana mestinya sesuai
dengan ketentuan perundang-undang perpajakan dengan menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak.
SKP diterbitkan untuk suatu masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun
pajak yang dilakukan penelitian, pemeriksaan, pemeriksaan ulang atau
pemeriksaan bukti permulaan.Dengan diterbitkannya SKP ini, WP dituntut untuk
menghitung, memperhitungkan, melapor dan menyetorkan pajaknya dengan
benar. Sehingga masalah kurangnya pencapaian target penerimaan pajak untuk
negara yang muncul akibat dari kesalahan–kesalahan yang terdapat dalam
pengisian SPT sebelumnya dapat ditangani dan kemungkinan terjadinya sengketa
pajak juga dapat diminimalisir..Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas,
penulis tertarik untuk memilih judul “Mekanisme Penerbitan Surat Ketetapan
Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur”.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
1.1.Untuk mengetahui SKP dan fungsinya.
1.2.Untuk mengetahui mekanisme penerbitan SKP.
1.3.Untuk mengetahui kegiatan setiap seksi terkait dengan penerbitan SKP.
1.4.Untuk mengetahui berbagai kendala yang dihadapi dalam penerbitan
SKP.
2. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan tugas akhir ini adalah :
2.1. Bagi mahasiswa
a. Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan, khususnya
tentang surat ketetapan pajak.
b. Mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama perkuliahan ke
lapangan.
c. Meningkatkan kemampuan dalam berinteraksi dan berkomunikasi.
d. Menjadi bekal dalam memasuki dunia kerja.
2.2. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
a. Mempererat hubungan kerjasama antara pihak Program Studi Diploma
III Administrasi Perpajakan dengan instansi pemerintah, khususnya
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
b. Menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang kelak membutuhkannya
mengenai pelaksanaan pemungkutan pajak di kota Medan.
2.3. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
a. Mempererat hubungan kerjasama antara pihak Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Timur dengan lembaga pendidikan, khususnya
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
b. Membantu menyebarkan informasi mengenai Surat Ketetapan Pajak.
c. Menjadi bahan sumbangan atau masukan pemikiran kepada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
C. Uraian Teoritis
1. Pengertian Pajak
Salah seorang ahli yang bernama Prof. Dr. PJA Andriani memberikan
pendapat bahwa pajak merupakan iuran rakyat atau masyarakat pada negara yang
bisa dipaksakan dan terhutang bagi yang wajib membayarnya sesuai dengan
peraturan undang-undang dengan tidak memperoleh suatu imbalan yang langsung
bisa ditunjuk serta digunakan untuk pembiayaan yang diperlukan pemerintah.1
a. Anggaran atau penerimaan (budgetair), yaitu pajak sebagai salah satu
sumber dana yang digunakan pemerintah da
Pendapat tersebut terlihat sama dengan pengertian pajak pada Undang-Undang
Ketentuan Umum Perpajakan yang telah dipaparkan sebelumnya. Dari pengertian
diatas dapat diketahui bahwa terjadi pengalihan harta dari masyarakat ke
pemerintah dalam bentuk pajak, yang memiliki fungsi antara lain:
membiayai pengeluaran-pengeluaran.
1
b. Mengatur (regulerend), yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Karena pemerintah menempatkan beban kepada rakyat, seperti pajak, dan
memungutnya secara paksa maka tindakan tersebut harus dilandasi hukum dan
ditetapkan dengan Undang-Undang.Hal ini mengacu pada bunyi Pasal 23 ayat (2)
Undang-undang Dasar 1945. Pajak memiliki hukum yang terbagi menjadi dua,
yaitu2
a. Hukum pajak materil, yaitu memuat norma-norma yang menerangkan
keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak),
siapa yang dikenakan pajak (subjek), berapa besar pajak yang dikenakan
(tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan
hubungan hukum antara pemerintah dan WP. :
b. Hukum pajak formil, memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum
materil menjadi kenyataan, antara lain :
a. Tata cara penyelanggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak.
b. Hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para WP
mengenai keadaan, perbuatan dna peristiwa yang menimbulkan
utang pajak.
c. Hak dan kewajiban Wajib Pajak, yang tertuang dalam Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.
2
2. Pengertian Surat Ketetapan Pajak
Terbitnya suatu SKP hanya terbatas kepada WP tertentu yang disebabkan
oleh ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena ditemukannya data fisik
yang tidak dilaporkan oleh WP. SKP diterbitkan setelah proses pemeriksaan
selesai dilakukan dan belum dilakukan penyidikan. Seperti yang tercantum dalam
Paeraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.183/PMK.03/2015 tentang
Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak bahwa
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur
Jenderal Pajak dapat menerbitkan SKP yang meliputi :
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), yaitu surat ketetapan
pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak,
jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi
dan jumlah yang masih harus dibayar.
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), yaitu surat
ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah
ditetapkan sebelumnya.
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), yaitu surat ketetapan pajak
yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah
kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), yaitu surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit
pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
Namun demikian, Direktur Jenderal Pajak tetap dapat menerbitkan SKPKB atau
SKPKBT setelah jangka waktu 5 (lima) tahun terlampaui, dalam hal Direktur
Jenderal Pajak menerima Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap terhadap WP yang dipidana karena melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian
pada pendapatan negara.
SKP untuk suatu Masa Pajak diterbitkan sesuai dengan masa pajak yang
tercakup dalam surat pemberitahuan masa Pajak Penghasilan (PPh), kecuali PPh
Pasal 21 atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN). SKP untuk bagian tahun pajak atau
tahun pajak diterbitkan sesuai dengan SPT PPh.Sesuai dengan yang tercantum
dalam Pasal 4 bahwa :
a. Surat ketetapan pajak harus diterbitkan berdasarkan nota penghitungan.
b. Nota penghitungan dibuat berdasarkan laporan atas hasil Penelitian,
Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti Permulaan.
c. Nota penghitungan diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak
tanggal laporan.
d. Dalam hal Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti
Permulaan dilakukan oleh Unit Pelaksana Pemeriksaan selain Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) tempat WP terdaftar, SKP harus diterbitkan paling
beserta laporan atas hasil Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau
Pemeriksaan Bukti Permulaan.
Penyampaian surat ketetapan pajak, dapat dilakukan:
a. secara langsung
b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat
c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman
surat.
Dalam hal SKPKB atau SKPKBT diketahui rusak, tidak terbaca, hilang,
atau tidak diketemukan lagi, Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya, dapat
menerbitkan kembali SKPKB atau SKPKBT sebagai pengganti asli SKPKB atau
SKPKBT Dan hasil penerbitan kembali sebagaimana dimaksud mempunyai
kedudukan hukum yang sama dengan asli SKPKB atau SKPKBT.
SKP memiliki fungsi sebagai:
1. Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertentu yang
nyata-nyata atau berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban
formal dan atau kewajiban materiil dalam memenuhi ketentuan
perpajakan.
2. Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan.
3. Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.
4. Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar.
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam laporan tugas akhir adalah :
a. Mekanisme penerbitan SKP pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur.
b. Kendala - kendala yang dihadapi dalam penerbitan SKP.
c. Upaya penanganan kendala-kendala dalam penerbitan SKP.
E. Metode Penulisan Tugas Akhir
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir adalah :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dimulai dari penentuan
judul proposal, pemilihan lokasi, pengumpulan bahan yang akan dibutuhkan
selama melakukan penelitian dan konsultasi dengan dosen pembimbing.
b. Studi Literatur
Pada tahap ini penulis akan mencari dan mengumpulkan sumber-sumber
pustaka, seperti undang-undang perpajakan, buku-buku ilmiah, penelitian
sebelumnya dan sumber lainnya sebagai alat bantu dalam menyelesaikan tugas
c. Observasi Lapangan
Pada tahap ini penulis akan melakukan pengamatan secara langsung
dengan mengunjungi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur untuk
memperoleh data dari pihak yang bersangkutan.
d. Pengumpulan data
Pada tahap ini penulis mengumpulkan data untuk melengkapi laporan
tugas akhir nanti yang meliputi:
1. Data primer, yaitu pengumpulan data yang langsung diambil dan
berasal dari tempat dilakukannya penelitian, yakni Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Timur.
2. Data sekunder, yaitu pengumpulan data dari referensi ilmiah, seperti
buku-buku atau undang – undang perpajakan.
e. Analisis dan Evaluasi
Pada tahap ini penulis akan melakukan analisis dan evaluasi terhadap
data-data yang diperoleh yang telah selesai dikumpulkan selama penelitian
F. Metode Pengumpulan Data Laporan Tugas Akhir
1. Data Observasi
Penulis akan turun langsung ke lapangan untuk melakukan peninjauan
dengan mengamati, mendengar, mencatat dan meneliti hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas.
2. Data Wawancara
Penulis akan melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan
kepada pihak-pihak bersangkutan, yang dapat memberi informasi guna
membantu penyusunan laporan tugas akhir.
3. Data Dokumentasi
Penulis akan mengumpulkan informasi dan dokumen yang berhubungan
dengan laporan tugas akhir.
G. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis akan akan mambahas mengenai latar
belakang permasalahan dari proposal ini, tujuan dan manfaat
lingkup kegiatan yang dilakukan yang dikaji dalam penulisan,
metode penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika
penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM
Pada bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, struktur organisasi, uraian
tugas pokok dan fungsi serta gambaran pegawai.
BAB III: GAMBARAN DATA
Pada bab ini, penulis akan menguraikan ketentuan-ketentuan yang
berlaku mengenai surat ketetapan pajak, daluarsa pajak, ketetapan
pajak yang dapat dibetulkan, jangka waktu penyelesaian
permohonan wajib pajak dan lain lain tentang administrasi
mengenai terbitnya surat ketetapan pajak.
BAB IV: ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini, penulis mencoba menganalisa tentang mekanisme
penerbitan surat ketetapan pajak di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur berdasarkan kemampuan penulis, kemudian
mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, penulis akan memaparkan kesimpulan atas
pembahasan dan saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan berdasarkan data dan informasi yang