• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Alginat Setelah Direndam dalam Larutan Ekstrak Daun Lidah Buaya 25% ( Aloe vera L. )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Alginat Setelah Direndam dalam Larutan Ekstrak Daun Lidah Buaya 25% ( Aloe vera L. )"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencetakan merupakan langkah yang penting dan banyak dilakukan dalam bidang kedokteran gigi yang bertujuan untuk membuat replika jaringan rongga mulut. Alginat adalah bahan cetak hidrokoloid irreversibel yang elastik paling sering

digunakan. Hal ini disebabkan karena alginat mudah dimanipulasi, nyaman bagi pasien, dan relatif tidak mahal karena tidak memerlukan banyak peralatan. Pada umumnya bahan cetak alginat digunakan untuk mencetak dalam pembuatan model diagnostik atau model studi.1,2 Bahan cetak alginat mempunyai sifat imbibisi bila

berkontak dengan air sehingga bentuknya menjadi mengembang. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dimensi hasil cetakan alginat sehingga menjadi tidak akurat.3

Faktor lain yang harus diperhatikan saat menggunakan bahan cetak adalah kontrol dari penularan infeksi silang yang berasal dari hasil cetakan. Mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, dan jamur dapat dengan mudah menyebar melalui hasil cetakan. Saliva, debris, darah, dan pus dapat menempel pada hasil cetakan saat pencetakan. Mikroorganisme dapat menempel pada hasil cetakan dan dapat menjadi agen penyebab infeksi sehingga dapat menjadi pencetus penularan penyakit. Beberapa penyakit yang paling umum yang dapat ditularkan adalah influenza, pneumonia, TBC, herpes, hepatitis, dan AIDS.3 Infeksi silang dapat terjadi antara

pasien dengan dental health care personel, yaitu dokter gigi, perawat, dan teknisi

laboratorium.4

Kontaminasi silang dapat dihindari dengan melakukan proses desinfeksi pada hasil cetakan yang digunakan. Pada tahun 2003 Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Hospital Infection Control Practise Advisory Committee

(HICPAC) meperkenalkan standar tindakan pencegahan infeksi silang dan

(2)

2

menyarankan agar semua hasil cetakan yang digunakan dalam kedokteran gigi dibersihkan dengan air mengalir dan didesinfeksi sebelum mengirim ke laboratorium.5,6

Teknik desinfeksi yang digunakan dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap infeksi silang pada bahan cetak alginat adalah melalui tindakan perendaman dan penyemprotan. Permasalahan yang dapat timbul setelah tindakan desinfeksi adalah perubahan dimensi dari cetakan.3 Muzaffar, dkk (2011) mengemukakan hal

yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hasil cetakan alginat adalah perubahan dimensi dari bahan cetak tersebut. Perubahan dimensi bahan cetak alginat setelah direndam larutan desinfektan disebabkan karena pada alginat terdapat ion-ion Na, SO42-, PO43- sebagai potensial osmotik.5

Sumadhi Cit Oderinu, dkk (2007) dengan mempergunakan bahan cetak alginat mendapatkan bahwa tidak terjadi perubahan dimensi hasil cetakan dengan perendaman dalam sodium hypochlorite 1% selama 10 menit. Pada perendaman

selama 20 dan 30 menit terlihat perubahan yang signifikan, dengan teknik penyemprotan tidak terlihat perubahan dimensi.4 Sari DF, dkk (2013) mengemukakan

bahwa perendaman bahan cetak alginat dalam larutan desinfektan sodium hipoklorit 0,5%, klorheksidin 0,2%, dan hidrogen peroksida 3% selama 10 menit terjadi proses imbibisi yaitu proses terserapnya air ke dalam bahan cetak alginat yang menimbulkan perubahan bentuk pada hasil cetakan sehingga terjadi ekspansi dan hasil cetakan lebih mengembang dari ukuran semula dibandingkan sebelum dilakukan proses perendaman.3

Selain bahan yang telah disebutkan, ada beberapa bahan yang berasal dari tanaman herbal yang mempunyai potensi menarik dalam manfaatnya terhadap kesehatan dan digunakan sebagai bahan penghambat pertumbuhan bakteri salah satunya lidah buaya ( Aloe vera L.). Lidah buaya mempunyai beberapa kandungan

lignin, saponin, antahraqurnonealoin, barbaloin, isobarbaloin, anthraxkinon, aloe emodin, anthracenisimat, asam krisophanat, dan eteraloin resistano, sehingga ekstrak daun lidah buaya mampu menghambat pertumbuhan bakteri gram positif Enterococus bovis, Staphyllococcus aureus, dan menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif

(3)

3

Pseudomonas aeruginosa, Morganella morgani, Proteus mirabilis, dan Proteus vulgaris.7-11

Bhuvana, dkk (2014) mengemukakan ekstrak lidah buaya mampu menghambat pertumbuhan virus di dalam sel tubuh manusia dan menghambat pertumbuhan jamur setelah melakukan uji coba di medium agar.12

Menurut Nur Alim Natsir (2013) untuk mengetahui pengaruh kandungan antibakteri ekstrak daun lidah buaya sebagai pengahambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus mampu menghambat secara signifikan terhadap pertumbuhan

bakteri, pada konsentrasi 0%, 25%, 30%, dan 35% dengan menunjukkan daya hambat sebesar 0 mm, 1,36 mm, 1,6mm, dan 0,94 mm.10 Hasil penelitian Nafisah,

dkk (2011) menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi daun lidah buaya maka jumlah koloni candida albicans pada resin aklirik polimerisasi panas yang direndam

selama 30 menit semakin berkurang.13 Ainiyah, dkk (2013) menyatakan ekstrak daun

lidah buaya mampu menurunkan jumlah koloni mikroorganisme pada basis gigi tiruan setelah direndam selama 15 menit dengan konsentrasi yang berbeda pada 28 lempeng basis akrilik polimerisasi panas.14 Rieuwpassa, dkk (2011) menyatakan

bahwa ekstrak daun lidah buaya menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus

dengan kadar hambat minimal konsentrasi 25%.15

Sejauh ini belum ada penelitian mengenai perubahan dimensi hasil cetakan alginat setelah direndam di dalam larutan ekstrak daun lidah buaya sebagai bahan desinfeksi. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk meneliti perubahan dimensi hasil cetakan alginat setelah direndam dalam larutan ekstrak lidah buaya konsentrasi 25%.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas timbul permasalahan apakah tidak ada perubahan dimensi cetakan alginat yang direndam dalam ekstrak daun lidah buaya konsentrasi 25% selama 15, 20, 25, dan 30 menit.

(4)

4

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk melihat perubahan dimensi hasil cetakan alginat yang direndam dalam larutan ekstrak daun lidah buaya konsentrasi 25% selama 15, 20, 25, dan 30 menit.

1.4 Hipotesis Penelitian

Tidak ada perubahan dimensi hasil cetakan alginat yang direndam dalam larutan ekstrak daun lidah buaya konsentrasi 25% selama 15, 20, 25, dan 30 menit.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai ada tidaknya perubahan dimensi hasil cetakan setelah dilakukan perendaman dengan ekstrak daun lidah buaya konsentrasi 25%.

b. Bagi ilmu material dan teknologi kedokteran gigi agar penelitian ini dapat menjadi referensi untuk perkembangan ilmu material dan teknologi kedokteran gigi.

c. Supaya lebih banyak penelitian tentang penggunaan bahan herbal khususnya lidah buaya dalam bidang kedokteran gigi.

Referensi

Dokumen terkait

1 Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung, Indonesia 2 Department of Electrical Engineering and Electronics, Kyushu Institute of

Bentuk setengah lurus merupakan gabungan dari bentuk tekuk dan bentuk lurus. Pada bentuk ini alamat surat ditulis seperti halnya pada bentuk lurus. Untuk penulisan setiap paragraf

Uji Normalitas Data Organoleptik Rasa pada Selai Lembaran Jambu Biji Merah.. Kolm ogorov-Sm irnov(a)

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini, adalah seberapa besar persentase ibu rumah tangga yang sudah melakukan pengelolaan sampah

Identifikasi dari analisis biplot pada data ekspor komoditi utama pada subsektor hasil industri ke negara tujuan utama menunjukkan bahwa komoditi minyak kelapa sawit dan pakaian

Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa teknologi, yang sebenarnya memadai dari segi sarana prasarana, kurang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di SMA N 2

Dalam Elit lokal dengan birokrasi pemerintahan identitas etnis akan menjadi hal yan krusial dan perlu diperhatikan sehingga membaca konflik pemekaran Maluku Utara

Ini terbukti dengan adanya peningkatan dari indikator keaktifan siswa yang dapat dicapai pada siklus 2 sebesar 30,26masuk dalam kategori aktif.Penerapan model Blended