• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Chapter III V"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan penelitian asosiatif kausal. Yang mana menurut Sugiyono (2003)

penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Yang dimana

variabel dalam penelitian ini yaitu Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan

Kinerja (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan

yang terletak di Jl. Gatot Subroto Km 6.2 No 268A Medan, 20123.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai dengan bulan

Juni 2017

3.3 Batasan Operasional

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di

tentukan, maka penelitian ini dibatasi oleh beberapa faktor-faktor sebagai berikut :

1. Variabel Independen (X) yaitu Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2)

(2)

57

3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua

variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk

memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka

perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Gaya Kepemimpinan

(X1)

pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh Kelas I Khusus Medan

1. Telling

2. Selling

3. Participating

4. Delegating kelas I khusus medan untuk

1. Motivasi

Intrinsik 1. 2. Pengakuan diri Tanggung jawab

3. Pengembangan

(3)

Variabel Definisi

Kinerja Karyawan (Y) kelas I khusus medan dalam

1. Kualitas Kerja 1. Ketepatan kerja

2. Kesesuaian hasil dengan standar pekerja

3. Tingkat kesalahan dalam bekerja rendah

Likert

2. Kuantitas

Kerja 1.

Hasil kerja yang dicapai

2. Pencapaian target

3. Ketepatan Waktu

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi

(X2) dan Kinerja Karyawan (Y) yang diukur dengan menggunakan skala Likert.

(4)

59

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena social. Untuk setiap pilihan jawaban diberikan skor, maka responden

harus menggambarkan, mendukung pernyataan untuk digunakan jawaban yang

dipilih. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indicator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur

menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Tabel 3.2 Skala Penilaian Likert

No. Keterangan Skor Positif 1 Sangat Tidak Setuju

5

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2006) populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi dari penelitian ini

ialah karyawan yang bekerja di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan yang

(5)

3.6.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2008) sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang bersangkutan. Tehnik pengambilan

sampel menggunakan rumus Slovin, yaitu :

=

1 + N e²

dimana :

n: Jumlah Sampel

N: Jumlah Populasi

e: Batas toleransi kesalahan

Melalui teknik slovin ini peneliti mengaplikasikan untuk mencari sampel di

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan, yaitu :

� = 132

1 + 132x10%2

= 57 (dibulatkan)

Berdasarkan tekhnik slovin diatas telah dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan sebanyak 56.89 yang digenapkan menjadi 57 sampel. Dan metode pengumpulan sampel yang akan digunakan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan metode pengumpulan random sampling.

3.7 Jenis Data

Menurut Marzuki (2005) data adalah segala fakta dan angka yang dapat

dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil

pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Berdasarkan sumbernya,

(6)

61

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinnya. Data

dikumpulkansendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat

objek penelitian dilakukan. Dalam kasus ini data primer peneliti diperoleh

langsung dari Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan

dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder

adalah literature, artikel, jurnal, serta situs di internet yang berkenaan dengan

penelitian yang dilakukan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara

langsung kepada karyawan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan untuk dijawabnya.

3. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang

(7)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas adalah suatu analisis untuk mengetahui valid

tidaknya serta andal/reliabelnya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya

alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan

pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2011) validitas menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin di ukur. Uji validitas digunakan

untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner penelitian. Uji Validitas

dilakukan terhadap 30 karyawan diluar sampel di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus

Medan. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai correlated item -

total correlation atau disebut dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap

nilai rtabel. Sunyoto (2009) menyatakan sebagai berikut:

1. Jika rhitung positif dan rhitung rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap variabel

penelitian dinyatakan valid, dan

jika rhitung negatif atau rhitung rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap

variabel penelitian dinyatakan tidak valid.

2. rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.

3. Nilai rtabel dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 10% adalah

(8)

63

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

No. Butir Instrumen Nilai r Tabel Corrected item total

correlation Keterangan

1. Q1 0,361 0,885 Valid

(9)

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, 2017

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata jika variabel tersebut

dihapus, misalnya jika butir (item) satu dihapus maka rata-rata variabel

sebesar 149,23

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika butir

(item) satu dihapus maka besarnyavariance adalah sebesar 113,151.

3. Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan

skor item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai

pada corrected item total correlation merupakan nilai r hitung yang akan

dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir

instrumen. Nilai r tabel pada 0,05 dengan derajat bebas df=n-2=28 pada uji

dua arah adalah 0,361.

25. Q25 0,361 0,834 Valid

26. Q26 0,361 0,740 Valid

27. Q27 0,361 0,845 Valid

28. Q28 0,361 0,785 Valid

29. Q29 0,361 0,817 Valid

30. Q30 0,361 0,629 Valid

31. Q31 0,361 0,803 Valid

32. Q32 0,361 0,803 Valid

33. Q33 0,361 0,669 Valid

34. Q34 0,361 0,803 Valid

35. Q35 0,361 0,785 Valid

36. Q36 0,361 0,803 Valid

37. Q37 0,361 0,747 Valid

(10)

65

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2011) Reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala

yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat

pengukur tersebut reliable.

Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya

sekali saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Pengukuran

reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut (Sunyoto,

2009) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha

>0,60. Uji Reliabilitas dilakukan terhadap 30 karyawan diluar sampel di Kantor

Imigrasi Kelas I Khusus Medan

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha

N of Items

.844 38

Sumber : Data diolah, 2017

3.10 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan Analisis Regresi Linear Berganda, agar dapat

perkiraan yang tidak biasa maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun

(11)

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah

model berdistribusi mengikuti/mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data

tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression

Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan

menggunakan tingkat signifikan 10% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas

nilai signifikan 10% artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang dan

Lufti (2011). Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig

(signifikansi) > 0,01 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig

(signifikansi) < 0,01.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk

mengetahui ada tidaknyagejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai

Tolerence dan VIF (Varians Inflation Factors) melalui program SPSS. Kriteria

yang dipakai adalah :

a. Melihat nilai Tolerance

1) Tidak terjadi Multikolinearitas , jika nilai Tolerance lebih besar 0,1.

2) Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih kecil atau sama

dengan 0,1.

b. Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

(12)

67

2) Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 10,00

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedostisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians

dari resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya

mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan

sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi

heteroskedostisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heterosstisitas.Dasar

pengambilan keputusan (Situmorang dan Lufti, 2010)

a. Tidak terjadi heteroskedastisitas, jika nilai signifikansi > 0,05.

b. Terjadi heteroskedastisitas, jika nilai signifikansi lebih < 0,05

3.11 Teknik Analisis Data

3.11.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan

data yang ada sehingga memberikan gambaran yang ada sehingga memberikan

gambaran yang jelas mengenai perusahaan secara umum

3.11.2 Metode Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi linear berganda yang digunakan oleh peneliti

adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (motivasi dan

pengembangan karir ) terhadap variabel terikat (kinerja). Untuk memperoleh hasil

yang lebih terarah, peneliti menggunakan bantuan SPSS. Menurut Sugiyono

(2003) model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah :

(13)

Keterangan:

Y = Kinerja

β0 = Konstanta

X1 = Gaya Kepemimpinan

X2 = Motivasi

β1 = Koefisien Gaya Kepemimpinan

β2 = Koefisien Motivasi

ɛ

= Standard error

3.11.3 Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R2) digunakan

untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas. Uji koefisien

determinasi (R2) adalah dengan presentasi pengkuadratan nilai koefisien yang

ditemukan. Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1

(satu), (0<R2 < 1). Hal ini berati R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat

dikatakan pengaruh variabel bebas Gaya Kepemimpinan (X1)dan Motivasi (X2)

adalah besar terhadap kinerja kerja karyawan (Y). Hal ini berarti model yang

digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap

variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat

dikatakan pengaruh variabel bebas (X1, X2) adalah besar terhadap variabel terikat

(Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk

(14)

69

3.11.4 Uji Signifikan Serempak (Uji-F)

Untuk menguji pengaruh variabel independen Gaya Kepemimpinan (X1),

Motivasi (X2) secara serempak (bersama-sama) terhadap variabel dependen

Kinerja Karyawan (Y) digunakan uji statistik F (Uji-F) dimana sebagai indikator

adalah nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel.

Hipotesis awal didefinisikan sbb:

1. Ho : β1 = β2 = 0 artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

2. Ha : Minimal βi ≠ 0 artinya secara bersama -sama terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat

(Y) atau serempak dalam Kinerja Karyawan.

Setelah dilakukan Uji F jika :

1. Nilai Fhitung≤ nilai Ftabelatau sig F ≥ α (0,05) maka Ho diterima

2. Nilai Fhitung> nilai Ftabel atau sig F < α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima

dimana Ftabel yang digunakan pada uji F ini adalah Ftabel pada tingkat interval

kepercayaan (confidence interval) 90% atau alpha = 0,05, yakni sebesar = 3,168.

Sujarweni (2014)

3.11.5 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Hipotesis pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan dan Motivasi secara

parsial dalam Kinerja Karyawan dirumuskan sebagai berikut :

1. H0 : β1 ≤ 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

(15)

2. H0: β1 > 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. Terima Ho bila thitung ≤ ttabel atau sig t ≥ α

(16)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Setelah terbentuknya Kantor Direktorat Jenderal Imigrasi pada tanggal 26

Januari 1950, maka di seluruh wilayah Indonesia pada tahun tersebut dibentuk

kantor pendaratan yang pada mulanya di sebut “On schepings Kantoor” yang

kemudian tugas Kantor Pendaratan itu berkembang melaksanakan teknis

operasional keimigrasian. Untuk mengatur tugas dan fungsi tersebut maka

dibentuk dalam inspektorat-inspektorat di tingkat propinsi atau lebih.

Koordinasi dan operasional Kantor Imigrasi Daerah Medan (waktu itu)

berada di bawah Kantor Inspektorat Wilayah I Sumatera Utara/Aceh dan

bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Imigrasi di Jakarta. Pada mulanya

Kantor Inspektorat Wilayah (Kins-piyah) Sumatera Utara/Aceh tersebut bernama

Kantor Inspektorat Imigrasi Sumatra Utara/Aceh yang berkedudu-kan di Medan,

dan Kantor Imigrasi Daerah Medan sebelumnya bernama Kantor Imigrasi Medan.

Perubahan ini didasarkan pada surat Keputusan Direktorat Jenderal Imigrasi

Nomor S.016/III/3 tanggal 12 Oktober 1966. Akan tetapi berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kehakiman RI.No.: J.S/4/5/16 tanggal 14 Juli 1974, nama

Kantor Inspektorat Imigrasi Wilayah di ganti menjadi Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Imigrasi Sumatera Utara, sedangkan Kantor Imigrasi Medan menjadi

pada tahun 1979 kantor imigrasi Daerah Medan dihapuskan dan dibentuk kantor

(17)

tidak berjalan lama, karena sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman R

I Nomor M.01-PR.08.04.1981 tanggal 20 Januari 1981, tentang pengaktifan

kembali Kantor Imigrasi Medan yang diintegrasikan ke dalam Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Imigrasi Sumatera Utara/Aceh, maka terhitung tanggal 1 Juli

1981 Kantor Imigrasi Medan diaktifkan kembali.

Kehakiman R.I. No. : M-02.PR.07.04 tahun 1983 tanggal 10 Maret 1983

tentang organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi dan Lingkungan Kantor

Wilayah Departemen Kehakiman, Kantor Imigrasi Medan dikategorikan sebagai

Kantor Imigrasi kelas I. Wilayah kerja Kantor Imigrasi Medan terdiri dari 5 (lima)

Kabupaten/Kota yang meliputi 53 kecamatan. Kabupaten/Kota yang menjadi

wilayah kerja Kantor Imigrasi Medan adalah sebagai berikut:

1. Kabupaten Deli Serdang.

2. Kabupaten Karo.

3. Kabupaten Langkat.

4. Kota Medan .

5. Kota Binjai

4.1.2 Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan

1. Visi

Masyarakat memperoleh kepastian hukum.

2. Misi

Melindungi hak asasi manusia

4.1.3 Susunan Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan

(18)

73

121 (seratus dua puluh satu) orang yang terdiri dari :

Struktural : 7 orang

Non Struktural : 104 orang

4.1.4 Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan

Sumber :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan mendeskripsikan data karakteristik

(19)

deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul.

1. Analisis Deskriptif Responden

Dari kuesioner yang diberikan diperoleh gambaran umum mengenai

karakteristik responden. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat

pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Persentase (%)

22-31 tahun 23 40

32-41 tahun 18 32

42-51 tahun 13 23

>52 tahun 3 5

Total 57 100

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden yang berusia

22-31 tahun sebanyak 23 orang (40%), sedangkan yang berusia 32-41 tahun

sebanyak 18 orang (32%), kemudian yang berusia 42-51 tahun sebanyak 13 orang

(23%), dan yang berusia >52 tahun sebanyak 3 orang (5%). Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar karyawan kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan memiliki

(20)

75

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase (%)

0-9 tahun 30 53

10-20 tahun 12 21

21-30 tahun 10 17

>31 tahun 5 9

Total 57 100

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah responden yang telah

bekerja selama 0-9 tahun sebanyak 30 orang (53%), 10-20 tahun sebanyak 12

orang (21%), 21-30 tahun sebanyak 10 orang (17%), dan yang telah bekerja

selama lebih dari 31 tahun sebanyak 5 orang (9%). Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar karyawan di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan sudah bekerja

selama 0 sampai 9 tahun.

Karakteristik berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.3

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)

Laki-Laki 20 35

Perempuan 37 65

Total 57 100

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah responden yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 20 orang (35%), dan responden yang berjenis kelamin

(21)

karyawan di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan berjenis kelamin Perempuan.

Karakteristik berdasarkan pendidikan dapat dilihat pasa Tabel 4.4 adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

D3 6 10

S1 26 46

S2 17 30

S3 8 14

Total 57 100

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

pendidikan terakhir d3 sebanyak 6 orang (10%), S1 sebanyak 26 orang (46%), S2

sebanyak 17 orang (30%), dan S3 sebanyak 8 orang (14%). Hal ini menunjukkan

sebagian besar karyawan di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan memiliki

pendidikan terakhir S1.

2. Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan karyawan Kantor

Imigrasi Kelas I Khusus Medan tentang pengaruh gaya kepemimpinan dan

motivasi, terhadap kinerja karyawan. Variabel penelitiannya adalah gaya

kepemimpinan (X1), motivasi (X2), dan kinerja karyawan (Y). Adapun tanggapan

dari responden dapat dilihat pada Tabel 4.5, Tabel 4.6, Tabel 4.7, dan Tabel 4.8

(22)

77

Tabel 4.5

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Gaya Kepemimpinan (XI)

(23)

Pernyataan SS S KS TS STS Average Keterang

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, (2017)

(24)

79

1. Pada pernyataan pertama “Pimpinan memberitahukan dengan jelas apa yang

harus dikerjakan”, sebanyak 42,1% responden menyatakan sangat setuju,

31,6% responden menyatakan setuju, 24,6% responden menyatakan kurang

setuju, 1,7% responden menyatakan tidak setuju, dan 0% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,1 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan

tersebut sebesar 1,7 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena kurang jelasnya

pimpinan memberikan arahan kepada karyawannya.

2. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan perintah dengan tegas”, sebanyak

31,6% responden menyatakan sangat setuju, 52,7% responden menyatakan

setuju, 8,7% responden menyatakan kurang setuju, 3,5% responden

menyatakan tidak setuju dan 3,5% responden menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan nilai rata-rata sebesar 4,0 hal ini dapat menunjukkan bahwa rata-rata

karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada

yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 3,5%. Hal ini

bisa saja disebabkan karena pimpinan kurang tegas memberikan perintah

kepada karyawan.

3. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan arahan berupa penjelasan

mengenai bagaimana melaksanakan pekerjaan dengan baik”, sebanyak

49,1% responden menyatakan sangat setuju, 38,6% responden

manyatakan setuju, 8,7 responden manyatakan kurang setuju, 0%

(25)

sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,3 hal ini dapat

menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut sebesar 3,5 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena

kurangnya pemberian arahan dari pimpinan kepada karyawan.

4. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan arahan secara spesifik kapan

pekerjaan harus diselesaikan”, sebanyak 40,3% responden menyatakan sangat

setuju, 45,7% responden menyatakan setuju, 8,7% responden menyatakan

kurang setuju, 5,2% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,2 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan

tersebut sebesar 5,2 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena kurang

spesifiknya arahan yang diberikan pimpinan.

5. Pada pernyataan “Pimpinan selalu memberikan ide-ide yang baik”, sebanyak

31,6% responden menyatakan sangat setuju, 52,7% responden menyatakan

setuju, 8,7% responden menyatakan kurang setuju, 3,5% responden

menyatakan tidak setuju dan 3,5% responden menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan nilai rata-rata sebesar 4,0 hal ini dapat menunjukkan bahwa rata-rata

karyawansetuju terhadap pernyataan tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada

yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 3,5 %. Hal ini

(26)

81

6. Pada pernyataan “Pimpinan selalu memberikan ilmu tentang pekerjaan

kepada karyawan”, sebanyak 31,6% menyatakan sangat setuju, 52,7%

responden menyatakan setuju, 8,7% responden manyatakan kurang setuju,

3.5% responden menyatakan tidak setuju dan 3,5% responden menyatakan

sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,0 hal ini dapat

menunjukkan bahwa rata-rata karyawansetuju terhadap pernyataan tersebut.

Meskipun begitu tetap saja ada yang sangat tidak setuju dengan pernyataan

tersebut sebesar 3,5 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena kurangnya ilmu

yang diberikan karyawan mengenai pekerjaan yang diberikan kepada

karyawan.

7. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan kesempatan kepada saya untuk

memberikan saran”, sebanyak 42,1% responden manyatakan sangat setuju,

36,9% menyatakan setuju, 10,5% responden menyatakan kurang setuju, 8,7%

responden menyatakan tidak setuju dan 1,7% responden menyatakan sangat

tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,0 hal ini dapat menunjukkan

bahwa rata-rata karyawansetuju terhadap pernyataan tersebut. Meskipun

begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 8,7

%. Hal ini bisa saja disebabkan karena pimpinan kurang memberi kesempatan

dalam menerima saran dari karyawan.

8. Pada pernyataan “Pimpinan menerima masukan dari saya mengenai

keputusan yang diambil”, sebanyak 31,6% responden menyatakan sangat

setuju, 52,7% responden manyatakan setuju, 8,7% responden manyatakan

(27)

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,0 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut sebesar 3,5 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena

pimpinan tidak menerima masukan dari karyawannya.

9. Pada pernyataan “Pimpinan melakukan komunikasi dua arah kepada pegawai

dalam memecahkan masalah”, sebanyak 38,6% responden menyatakan sangat

setuju, 40,3% responden menyatakan setuju, 15,8% responden menyatakan

kurang setuju, 5,2% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,1 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut sebesar 5,2 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena

pimpinan kurang berkomunikasi kepada karyawan ketika perusahaan terkena

masalah.

10. Pada pernyataan “Pimpinanberbagi tanggung jawab dalam pemecahan

masalah”, sebanyak 47,3% responden menyatakan sangat setuju, 31,6%

responden menyatakan setuju, 12,2% responden menyatakan kurang

setuju8,7% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,1 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

(28)

83

tersebut sebesar 8,7 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena pimpinan kurang

berbagi tanggung jawab jika ada masalah.

11. Pada pernyataan “Pimpinan berbaur dengan pegawai”, sebanyak 50,8%

responden menyatakan sangat setuju, 28,1% responden menyatakan setuju,

14,1% responden manyatakan kurang setuju, 7% responden menyatakan tidak

setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai

rata-rata sebesar 4,2 hal ini dapat menunjukkan bahwa rata-rata-rata-rata karyawan setuju

terhadap pernyataan tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak

setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 7%. Hal ini bisa saja disebabkan

karena pimpinan yang kurang berbaur dengan karyawannya.

12. Pada pernyataan “Pimpinan melibatkan saya untuk memutuskan cara dalam

melakukan pekerjaan”, sebanyak 38,6% responden menyatakan sangat setuju,

26,3% responden menyatakan setuju, 24,6% responden menyatakan kurang

setuju, 8,7% responden menyatakan tidak setuju dan 1,7% responden

menyatakan sangat todak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 3,9 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut sebesar 8,7 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena

pimpinan kurang melibatkan karyawan dalam melakukan pekerjaan.

13. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan tanggung jawab kepada orang

dengan tepat”, sebanyak 33,3% responden menyatakan sangat setuju, 49,1%

responden menyatakan setuju, 17,5% responden menyatakan kurang setuju,

(29)

todak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,1 hal ini dapat menunjukkan

bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut. Tidak ada

yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dengan kata lain karyawan di

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan berpendapat pimpinan sukses

memberikan tanggung jawab kepada orang dengan tepat.

14. Pada pernyataan “Pimpinan mempercayai orang-orang yang diberikan

tanggung jawab darinya”, sebanyak 49,1% responden menyatakan sangat

setuju, 22,8% responden menyatakan setuju, 22,8% responden menyatakan

kurang setuju, 3,5% responden menyatakan tidak setuju dan 1,7% responden

menyatakan sangat todak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,1 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan

tersebut sebesar 3,5 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena pimpinan kurang

mempercayai para karyawan yang diberikan tugas darinya.

15. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan

tugas dengan cara saya sendiri”, sebanyak 29,8% responden menyatakan

sangat setuju, 54,3% responden menyatakan setuju, 8,7% responden

menyatakan kurang setuju, 3,5% responden menyatakan tidak setuju dan

3,5% responden menyatakan sangat todak setuju. Dengan nilai rata-rata

sebesar 4,0 hal ini dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju

terhadap pernyataan tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang sangat

(30)

85

disebabkan karena kurangnya kebebasan karyawan dalam menyelesaikan

tugas dengan cara sendiri.

16. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan wewenang kepada karyawan dengan

tepat”, sebanyak 49,1% responden menyatakan sangat setuju, 40,3%

responden menyatakan setuju, 8,7% responden menyatakan kurang setuju,

1,7% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan

sangat todak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,3 hal ini dapat

menunjukkan bahwa rata-rata karyawan sangat setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan

tersebut sebesar 1,7 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena kurang tepatnya

pimpinan dalam meberikan wewenang kepada karyawan.

Tabel 4.6

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Motivasi (X2)

Pernyataan SS S KS TS STS Average Keteran

(31)

Pernyataan SS S KS TS STS Average Keteran

financial lebih dari cukup

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, (2017)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa :

1. Pada pernyataan “Pujian dari pimpinan meningkatkan motivasi kerja

(32)

87

responden menyatakan setuju, 17,5% responden menyatakan kurang setuju,

0% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden manyatakan sangat

tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,1 hal ini dapat menunjukkan

bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut. Tidak ada

yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dengan kata lain karyawan

sependapat pujian dari pimpinan dapat meningkatkan motivasi mereka.

2. Pada pernyataan “Rekan kerja selalu memberi pujian ketika saya mencapai

target yang telah ditentukan”, sebanyak 52,7% responden menyatakan sangat

setuju, 31,6% responden menyatakan setuju, 8,7% responden menyatakan

kurang setuju, 3,5% responden menyatakan tidak setuju dan 3,5% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,2 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut sebesar 3,5 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena tidak

adanya pengakuan dari rekan kerja yang diterima oleh karyawan.

3. Pada pernyataan “Insentif yang diberikan perusahaan menambah semangat

saya dalam bekerja”, sebanyak 38,6% responden menyatakan sangat setuju,

26,3% responden menyatakan setuju, 22,8% responden menyatakan kurang

setuju, 10,5% responden menyatakan tidak setuju dan 1,7% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 3,9 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawansetuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan

(33)

puas dengan kebijakan pemberian insentif di kantor Imigrasi Kelas I Khusus

Medan.

4. Pada pernyataan “Saya selalu bekerja keras karena saya mempunyai

tanggung jawab”, sebanyak 26,3% responden menyatakan sangat setuju

36,9% responden menyatakan setuju, 28,1% responden menyatakan kurang

setuju, 5,2% responden menyatakan tidak setuju dan 3,5% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 3,7 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan

tersebut sebesar 5,2 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena karyawan kurang

bekerja keras di lingkungan kerja.

5. Pada pernyataan “Saya bekerja keras untuk mendapatkan promosi jabatan”,

sebanyak 40,3% responden menyatakan sangat setuju, 33,3% responden

menyatakan setuju, 10,5% responden menyatakan kurang setuju, 3,5%

responden menyatakan tidak setuju dan 3,5% responden menyatakan sangat

tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 3,7 hal ini dapat menunjukkan

bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut. Meskipun

begitu tetap saja ada yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut

sebesar 3,5 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena kurangnya karyawan

dalam motivasi untuk meningkatkan karir mereka.

6. Pada pernyataan “Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan dengan

baik”, sebanyak 49,1% responden menyatakan sangat setuju, 22,8%

(34)

89

3,5% responden menyatakan tidak setuju dan 1,7% responden menyatakan

sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,1 hal ini dapat

menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut.

Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut

sebesar 3,5 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena karyawan masih

melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas.

7. Pada pernyataan “Perusahaan memberikan kebijakan financial lebih dari

cukup”, sebanyak 50,8% responden menyatakan sangat setuju, 29,8%

responden menyatakan setuju, 17,5% responden menyatakan kurang setuju,

1,7% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan

sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,2 hal ini dapat

menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut.

Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut

sebesar 1,7 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena kurangnya pemberian

insentif, tunjangan dan lain lain yang dinilai belum cukup bagi beberapa

pegawai.

8. Pada pernyataan “Saya memiliki tanggung jawab penuh atas pekerjaan

saya”, sebanyak 31,6% responden menyatakan sangat setuju, 52,7%

responden menyatakan setuju, 8,7% responden menyatakan kurang setuju,

5,2% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan

sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,0 hal ini dapat

menunjukkan bahwa rata-rata karyawansetuju terhadap pernyataan tersebut.

(35)

tersebut sebesar 5,2 %. karyawan kurang memiliki rasa tanggung jawab atas

pekerjaan mereka

9. Pada pernyataan “Fasilitas kerja yang disediakan perusahaan sudah baik

sehingga dapat mendukung saya dalam bekerja”, sebanyak 40,3% responden

menyatakan sangat setuju, 45,7% responden menyatakan setuju 8,7%

responden menyatakan kurang setuju, 5,2% responden menyatakan tidak

setuju dan 0% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai

rata-rata sebesar 4,2 hal ini dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan

setuju terhadap pernyataan tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang

tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 5,2 %. Hal ini bisa saja

disebabkan karena masih belum mencukupinya fasilitas kerja yang diberikan

perusahaan kepada karyawan.

10. Pada pernyataan “Saya bekerja dalam kondisi lingkungan kerja yang bersih”,

sebanyak 45,7% responden menyatakan sangat setuju, 29,8% responden

menyatakan setuju, 21,1% responden menyatakan kurang setuju, 3,5%

ressponden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat

tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,1 hal ini dapat menunjukkan

bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut. Meskipun

begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 3,5

%. Hal ini bisa saja disebabkan karena masih banyaknya kotoran seperti

punting rokok, debu dan lain lain yang disebabkan baik dari masyarakat luar

(36)

91

11. Pada pernyataan “Perusahaan menjamin keamanan dalam pekerjaan saya”,

sebanyak 49,1% responden menyatakan sangat setuju, 28,1% responden

menyatakan setuju, 15,8% responden menyatakan kurang setuju, 7%

responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat

tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,1 hal ini dapat menunjukkan

bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut. Meskipun

begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 7

%. Hal ini bisa saja disebabkan karena perusahaan belum memadai untuk

keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya.

12. Pada pernyataan “Perusahaan menjamin keselamatan dalam saya

bekerja”, sebanyak 43,8% responden menyatakan sangat setuju, 38,6%

responden menyatakan setuju, 12,2% responden menyatakan kurang

setuju, 5,2% responden menyatakantidak setuju dan 0% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,2 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan

pernyataan tersebut sebesar 5,2%. Sama seperti pernyataan poin ke 11

dimana hal ini bisa saja disebabkan karena perusahaan belum memadai

untuk keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya.

Tabel 4.7

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Pernyataan SS S KS TS STS Average Keterang

an

f % f % F % f % F %

Karyawan harus rapi dalam menyelesaiakan

(37)

Pernyataan SS S KS TS STS Average Keterang sanksi ketika saya melakukan

Saya harus dapat menyelesaikan target yang telah ditetapkan oleh

(38)

93

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat :

1. Pada pernyataan “Karyawan harus rapi dalam menyelesaiakan pekerjaannya”,

sebanyak 49,1% responden menyatakan sangat setuju, 40,3% responden

menyatakan setuju, 8,7% responden menyatakan kurang setuju, 1,7%

responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat

tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,3 hal ini dapat menunjukkan

bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut. Meskipun

begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 1,7

%. Hal ini bisa saja disebabkan karena kurangnya kerapian dalam

menyelesaikan pekerjaan karyawan.

2. Pada pernyataan “Perusahaan berorientasi kepada hasil pekerjaan yang baik”,

sebanyak 31,6% responden menyatakan sangat setuju, 52,7% responden

menyatakan setuju, 8,7% responden menyatakan kurang setuju 3,5%

responden menyatakan tidak setuju dan 3,5% responden menyatakan sangat

tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,0 hal ini dapat menunjukkan

bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut. Meskipun

begitu tetap saja ada yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut

sebesar 3,5 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena perusahaan kurang

memerhatikan karyawan yang bekerja melebihi target.

3. Pada pernyataan “Saya menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar

meski tidak diawasi langsung” sebanyak 31,6% responden menyatakan

sangat setuju, 52,7% responden menyatakan setuju, 8,7% responden

(39)

3,5% responden menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata

sebesar 4,0 hal ini dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju

terhadap pernyataan tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang sangat

tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 3,5%. Hal ini bisa saja

disebabkan karena pimpinan masih harus mengawasi sebagian karyawannya

dalam menyelesaikan pekerjaannya demi sesuai standar.

4. Pada pernyataan “Saya tidak memiliki kendala dalam mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan”, sebanyak 36,9% responden menyatakan sangat setuju,

28,1% responden menyatakan setuju, 24,6% responden menyatakan kurang

setuju, 8,7% responden menyatakan tidak setuju dan 1,7% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 3,8 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan

tersebut sebesar 8,7 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena beberapa

karyawan masih memiliki kendala dalam menyelesaikan tugasnya.

5. Pada pernyataan “Saya diberikan sanksi ketika saya melakukan kesalahan

dalam bekerja”, sebanyak 31,6% responden menyatakan sangat setuju, 52,7%

responden menyatakan setuju, 8,7% responden menyatakan kurang setuju,

3,5% responden menyatakan tidak setuju dan 3,5% responden menyatakan

sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,0 hal ini dapat

menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut.

Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut

(40)

95

menjadi kejadian yang menakutkan bagi sebagian karyawan. Maka dari itu

sebagian karyawan kurang setuju ketika diberikan sanksi ketika mereka

melakukan kesalahan, malahan seharusnya pemberian motivasi dan

nasihatlah agar kesalahan tersebut tidak diulangi kembali.

6. Pada pernyataan “Saya harus bekerja sesuai dengan prosedur yang ditentukan

oleh perusahaan”, sebanyak 40,3% responden menyatakan sangat setuju,

45,7% responden menyatakan setuju, 8,7% responden menyatakan kurang

setuju, 5,2% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,2 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan

tersebut sebesar 5,2 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena sebagian

karyawan masih bekerja di bawah standar perusahaan.

7. Pada pernyataan “Saya dituntut untuk efisien dalam menyelesaikan

perkerjaan”, sebanyak 42,1% responden menyatakan sangat setuju, 29,8%

responden menyatakan setuju, 21,1% responden menyatakan kurang setuju,

3,5% responden menyatakan tidak setuju dan 3,5% responden menyatakan

sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,0 hal ini dapat

menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut.

Meskipun begitu tetap saja ada yang sangat tidak setuju dengan pernyataan

tersebut sebesar 3,5 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena kurangnya

(41)

8. Pada pernyataan “Saya harus dapat menyelesaikan target yang telah

ditetapkan oleh perusahaan”, sebanyak 31,6% responden menyatakan sangat

setuju, 52,7% responden menyatakan setuju, 8,7% responden menyatakan

kurang setuju, 3,5% responden menyatakan tidak setuju dan 3,5% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,0 hal ini

dapat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan

tersebut. Meskipun begitu tetap saja ada yang sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut sebesar 3,5%. Hal ini bisa saja disebabkan karena belum

tercapainya target perusahaan, dan data ini dapat tergambarkan dalam data

SKP Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan tersebut.

9. Pada pernyataan “Perusahaan menghargai ketepatan waktu kerja karyawan”,

sebanyak 42,1% responden menyatakan sangat setuju, 40,3% responden

menyatakan setuju, 14,1 % responden menyatakan kurang setuju, 3,5%

responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat

tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,2 hal ini dapat menunjukkan

bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut. Meskipun

begitu tetap saja ada yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebesar

3,5%. Hal ini bisa saja disebabkan karena tidak adanya penghargaan khusus

yang diberikan ketika karyawan disiplin dalam hal waktu, maka dari itu

seperti kita lihat dalam fenomena motivasi masih banyak karyawan yang

terlambat untuk masuk kantor.

10. Pada pernyataan “Saya harus mampu meyelesaikan pekerjaan tepat pada

(42)

97

responden menyatakan setuju, 22,8% responden menyatakan kurang setuju,

1,7% responden menyatakan tidak setuju dan 3,5% responden menyatakan

sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata sebesar 4,0 hal ini dapat

menunjukkan bahwa rata-rata karyawan setuju terhadap pernyataan tersebut.

Meskipun begitu tetap saja ada yang sangat tidak setuju dengan pernyataan

tersebut sebesar 3,5 %. Hal ini bisa saja disebabkan karena sebagian

karyawan tidak dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan

pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Tujuan

pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan

regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan

konsisten. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji

multikolinearitas, dan uji heterokedasstisitas.

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi

normal atau tidak, yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu:

1. Pendekatan Histogram

Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada grafik

histogram yang berbentuk lonceng apabila distribusi data tersebut tidak menceng

(43)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2017)

Pada Gambar 4.2 terlihat grafik tidak melenceng ke kiri ataupun ke kanan,

hal ini menunjukkan bahwa variabel berdistribusi residual.

2. Pendekatan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2017)

P-P plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan Gambar 4.2

Uji Normalitas dengan Histogram

(44)

99

nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot keduanya berbentuk

linier (dapat didekati oleh garis lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa

residual menyebar normal.

Berdasarkan grafik normal P-P Plot pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa

model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena pada grafik normal P-P

Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya

mengikuti arah garis diagonal sehingga memenuhi asumsi residual.

3. Pendekatan Kolmogrov – Smirnov

Tabel 4. 8

Uji Kolmogrov-Smirnov

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan uji statistik normalitas pada Tabel 4.8 menunjukkan

signifikansi sebesar 0,960, berarti lebih besar dari 0,05. (0,960≥0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi dengan residual.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model

regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui

ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance

dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur Unstandardized

Residual

N 57

Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation 2.11799911 0E-7 Most Extreme Differences

Absolute .067

Positive .067

Negative -.054

Kolmogorov-Smirnov Z .506

(45)

variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF

<10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengolahan dapat dilihat pada

Tabel 4.9 sebagai berikut :

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2017)

Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai tolerance pada Gaya Kepemimpinan

dan Motivasi >0,1 dan VIF<10 yang artinya tidak terjadi masalah

multikolinearitas pada masing-masing variabel bebas nya.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak

tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain,

heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varian yang konstan.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -3.836 2.170 -1.768 .083

GayaKepe

mimpinan .514 .075 .747 6.836 .000 .153 6.534

(46)

101

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, (2017)

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak

teratur, terdapat titik-titik yang berpencar. Kesimpulan yang dapat diperoleh

adalah tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak

dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan, berdasarkan masukan variabel gaya

kepemimpinan dan motivasi

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi pada perusahaan

terhadap kinerja karyawan dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis regresi

linear berganda. Pada dasarnya analisis regresi digunakan untuk memperoleh

persamaan regresi dengan cara memasukkan perubahan satu demi satu, sehingga dapat

diketahui pengaruh yang paling kuat hingga yang paling lemah.

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat koefisien untuk persamaan

regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai

berikut:

Gambar 4.4

(47)

Tabel 4.10

Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -3.836 2.170 -1.768 .083

GayaKepemimpinan .514 .075 .747 6.836 .000

Motivasi .219 .111 .216 1.973 .054

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, (2017)

Y = (-3,836) + 0,514X1 + 0,219X2 + x

Hasil persamaan regresi :

1. Variabel Gaya Kepemimpinan (XI) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000)

dibawah (lebih kecil dari) 0,05. Dan nilai t hitung (6,836) > t tabel (2,0004)

artinya jika gaya kepemimpinan ditingkatkan sebesar satu satuan (unit) maka

kinerja karyawan (Y) akan meningkat sebesar 0,514 satuan (unit).

2. Variabel Motivasi (X2) berpengaruh secara positif namun tidak signifikan

terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,054) diatas

(lebih besar dari) 0,05. Dan nilai t hitung (1,973) <t tabel (2,0004) artinya jika

motivasi ditingkatkan sebesar satu satuan (unit) maka kinerja karyawan (Y)

akan meningkat sebesar 0,219 satuan (unit).

4.5 Koefisien Determinasi (��)

Koefisien Determinasi (�2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika koefisien Determinasi

(48)

103

menerangkan (Y) dimana 0 ≤ R2≤ 1. Sebalikna, jika R2 semakin kecil (mendekati

nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebsa (X) adalah kecil

terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat

untk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

Berikut ini adalah tabel uji koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.11 :

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi (��) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .949a .901 .898 2.157

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2017)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa :

1. R = 0,949. Artinya hubungan antara variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan

Motivasi (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) sebesar 94,9%. Artinya

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen cukup erat.

2. Nilai Adjust R Square sebesar 0,898 berarti 89,8% variabel Kinerja Karyawan

(Y) dapat dijelaskan oleh variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi

(X2). Sedangkan sisanya 10,2% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain

yang tidak doteliti dalam penelitian ini.

3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari

nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 2.157.

(49)

4.6 Pengujian Hipotesis

4.6.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak

digunakan statistik F (Uji F). Jika F-hitung < F-tabel maka Ho diterima atau Ha

ditolak, sedangkan jika F-hitung > F-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika

tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan

output dibawah ini terilhat bahwa :

Tabel 4.12

Hasil Uji F Signifikansi Simultan (Uji-F)

ANOVAa Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2293.771 2 1146.885 246.533 .000b

Residual 251.212 54 4.652

Total 2544.982 56

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Tabel 4.12 diatas mengungkapkan bahwa nilai F-hitung adalah 246,533

dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih besar dari nilai F tabel yakni 3,168,

dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain F hitung > F tabel

(246,533 ≥ 3,168).

Berdasarkan pengujian hipotesis jika F hitung ≥ F tabel dan tingkat

signifikansinya (0,000 ≤ 0,05), menunjukkan bahwa variabel bebas ( Gaya

Kepemimpinan dan Motivasi) secara serempak berpengaruh positif signifikan

terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan).

4.6.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu

(50)

105

Berikut ini adalah tabel uji pengaruh parsial (uji-t) dapat dilihat pada Tabel

4.13 sebagai berikut :

Tabel 4.13 Uji Signifikansi Parsial

Co e ffic ie n tsa

Sumber: Hasil Pengelolahan SPSS (2017)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa :

1. Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

Variabel Motivasi (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi (0,000) dibawah (lebih kecil

dari) 0,05. Nilai t hitung (6,836) > t tabel (2,0004) artinya jika ditingkatkan

variabel Gaya Kepemimpinan (X1) sebesar satu satuan maka kinerja karyawan

akan meningkat sebesar 0,514.

2. Variabel Motivasi (X2)

Variabel Motivasi (X2) berpengaruh secara positif namun tidak signifikan

terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi (0,054) diatas

(lebih besar dari) 0,05. Nilai t hitung (1,973) > t tabel (2,0004) artinya jika

ditingkatkan variabel Motivasi (X2) sebesar satu satuan maka kinerja karyawan

akan meningkat sebesar 0,219.

(51)

4.7.1 Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan

Terry dan Rue (2010) dalam bukunya mengatakan bahwa : “Beberapa

orang dalam kelompok itu akan memimpin, bagian terbesar akan mengikuti”.

Sebenarnya, kebanyakan orang menginginkan seseorang untuk menentukan apa

yang harus diperbuat dan bagaimana membuatnya. Seorang pemimpin menerima

tanggjung jawab dan berhasrat untuk menjalankan keputusan-keputusan untuk

persoalan-persoalan itu. Seorang pemimpin mengenal dan memahami

kebutuhan-kebutuhan dari orang-orang yang bukan pemimpin. Seringkali, inilah yang

menjadi akibat untuk mengembangkan suatu lingkungan saling pengertian, yang

timbul dari banyak siding-sidang partisipasi dan konsultasi.

Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen.

Pentingnya kepemimpinan dapat dirasakan pada tingkat individu, manajerial, dan

organisasi. Kepemimpinan manajerial terjadi apabila orang bekerja sama untuk

mencapai tujuan organisasi, kepemimpinan manajerial ditandai dengan sifat

manajerial dan keterampilan manajerial yang mengarah pada pemberdayaan. Hal yang mendasar pada kepemimpinan individu adalah bahwa seseorang individu

yang mampu memberikan kontribusi bagi organisasi adalah individu yang

memiliki ciri dapat dipercaya. Sifat dapat dipercaya pada hakikatnya merupakan

fungsi karakter dan kompetensi seseorang.

Kepemimpinan manajerial terjadi apabila orang bekerja sama untuk

mencapai tujuan organisasi, kepemimpinan manajerial ditandai dengan sifat

manajerial dan keterampilan manajerial yang mengarah pada pemberdayaan.

(52)

107

kepemimpinan organisasi terjadi apabila visi, misi, strategi, nilai-nilai, proses

kerja, struktur dan sistem organisasi dipadukan dan diselaraskan untuk

mendukung kepemimpinan individu, kepemimpinan antar individu, dan

kepemimpinan manajerial dalam membentuk nilai-nilai positif sebuah organisasi.

Nilai-nilai positif itu akan tampak pada saat sumber daya manusia memberikan

layanan kepada pelanggan, nilai-nilai positif sebuah perusahaan akan menjadi

modal utama dalam persaingan bisnis dipasar. Penyelarasan dan keterpaduan

adalah kata kunci kepemimpinan organisasi dengan pengorganisasian manajemen

sumber daya manusia.

Berdasarkan hasil uji secara parsial (uji-t) dapat dilihat bahwa gaya

kepemimpinan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan. Sebenarnya, kebanyakan orang menginginkan seseorang untuk

menentukan apa yang harus diperbuat dan bagaimana membuatnya. Seorang

pemimpin menerima tanggjung jawab dan berhasrat untuk menjalankan

keputusan-keputusan untuk persoalan-persoalan itu. Seorang pemimpin mengenal

dan memahami kebutuhan-kebutuhan dari orang-orang yang bukan pemimpin.

Seringkali, inilah yang menjadi akibat untuk mengembangkan suatu lingkungan

saling pengertian, yang timbul dari banyak siding-sidang partisipasi dan

konsultasi.Hasil yang positif menunjukkan bahwa semakin baik gaya

kepemimpinan yang diberikan kepala kantor kepada karyawan maka kinerja

karyawan juga akan semakin meningkat.

Pernyataan mengenai gaya kepemimpinan yang mendapat tanggapan

(53)

berbaur dengan pegawai. Hal ini dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan setuju bahwa berbaur dengan

pegawai. Dengan adanya pendekatan dengan gaya kepemimpinan antara

kepala kantor dengan para karyawannya, maka kepala kantor langsung terjun

dan mengawasi setiap kinerja karyawannya dan karyawan juga mampu

meningkatkan kinerjanya. Karena dengan adanya pendekatan kepemimpinan

tadi jika karyawan melakukan kesalahan langsung dapat dievaluasi oleh

kepala kantor sehingga karyawan dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan

yang mungkin dilakukan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja

para karyawan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan.

Namun ada sebagian karyawan yang cenderung tidak setuju dengan

pernyataan yang ada mengenai gaya kepemimpinan. Pernyataan mengenai gaya

kepemimpinan yang mendapat tanggapan cenderung tidak setuju yang paling

dominan (8,7% responden) adalah “Pimpinan melibatkan saya untuk memutuskan

cara dalam melakukan pekerjaan”, hal ini dapat dilihat bahwa ada sebagian

karyawan yang menganggap bahwa pimpinan tidak melibatkan dirinya dalam

memutuskan cara dalam melakukan pekerjaan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh (Hendarto, 2016) dengan judul penelitian Pengaruh Kompensasi Finansial,

Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Honda

IDK I Medan, (Tampi, 2014) dengan judul penelitian Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Negara

(54)

109

penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar di Kabupaten Wajo yang

keseluruhan hasilnya ialah gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan.

4.7.2 Motivasi Berpengaruh Positif Namun Tidak Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan

Faktor motivasi merupakan alat yang sangat berguna dan bermanfaat untuk

meningkatkan kinerja karyawan. Dengan menggunakan alat ini para pimpinan

dari setiap perusahaan akan berada dalam posisi yang dapat membuka jendela

baru dan peluang bagi peningkatan kemajuan suatu perusahaan.

Berdasarkan hasil uji secara parsial (uji-t) dapat dilihat bahwa motivasi

mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hasil yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi yang diberikan

perusahaan kepada karyawan maka kinerja karyawan juga akan semakin

meningkat. Tetapi dalam kasus di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan ini

motivasi memang berpengaruh positif, namun tidak signifikan. Artinya ialah

walaupun variabel motivasi ditingkatkan oleh atasan hasilnya tidak terlalu

berpengaruh atau tidak sama sekali dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Pernyataan mengenai motivasi yang mendapat tanggapan cenderung setuju

yang paling dominan (52,7% responden) adalah “Rekan kerja selalu memberi

pujian ketika saya mencapai target yang telah ditentukan”. Hal ini dapat dilihat

bahwa mayoritas karyawan di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan setuju

bahwa pujian dari sesama rekan kerja dapat meningkatkan motivasi karyawan

(55)

karyawan yang cenderung tidak setuju dengan pernyataan yang ada mengenai

motivasi. Pernyataan mengenai motivasi yang mendapat tanggapan cenderung

tidak setuju yang paling dominan (10,5% responden) adalah “Insentif yang

diberikan perusahaan menambah semangat saya dalam bekerja”, hal ini dapat

dilihat bahwa ada sebagian karyawan berpendapat karyawan kurang puas dengan

kebijakan insentif yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini juga sejalan dengan

hasil wawancara saya dengan beberapa karyawan di Kantor Imigrasi Kelas I

Khusus Medan yang mengatakan bahwa mereka tidak menerima insentif dari

kantor dikarenakan kebijakan kantor yang tidak memberikan insentif kepada

karyawannya, sebagai gantinya kantor hanya memberikan remunerasi sebagai

peningkat motivasi karyawan dalam bekerja. Dengan menggunakan alat ini para

pimpinan dari setiap perusahaan akan berada dalam posisi yang dapat membuka

jendela baru dan peluang bagi peningkatan kemajuan suatu perusahaan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh (Sehfudin, 2011) dengan judul penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan,

Komunikasi Organisasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT.

Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Semarang, (Reza, 2010) dengan judul

penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara, dan (Fahmi, 2009)

dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja Pegawai SPBU Pandanaran Semarang yang keseluruhan

hasilnya ialah motivasi mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan

(56)

111

4.7.3 Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Secara Simultan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Kayawan

Pengaruh secara simultan dari Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap

Kinerja Karyawan. Sig. F ≤ α (0,000 ≤ 0,05), hal ini menunjukkan pengaruh

secara simultan dari Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja

Karyawan. Dengan demikian pengujian menunjukkan H1 diterima atau H0

ditolak. Dari Tabel Hasil Analisis Regresi Linier Berganda diketahui ada

kontribusi antara Gaya Kepemimpinan dan Motivasiterhadap Kinerja Karyawan

sebesar 89,8%. Sisanya sebesar 10,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

termasuk dalam penelitian ini, dalam teori Robbins yang dikutip Moeheriono

(2009:61) “P=f (motivation x ability x opportunity)” dan teori yang dijelaskan

oleh Mathis dan Jackson (2006:113) “P = f (motivation x ability x support x

effort)”. Sehingga faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja yaitu ability

(kemampuan), opportunity (kesempatan), support (dukungan), dan effort (usaha).

Sesuai dengan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan apabila pendekatan

gaya kepemimpinan dan pemberian motivasi kepada karyawan yang dilakukan

dengan baik akan meningkatkan kinerja karyawan dan tentunya akan berdampak

baik pada kinerja perusahaan. Berdasarkan persamaan regresi (-3,836) + 0,514X1

+ 0,219X2 menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi mempunyai

pengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi secara simultan merupakan faktor yang

penting dalam peningkatan kinerja karyawan. Pihak Kantor Imigrasi Kelas I

Khusus Medan harus senantiasa mengawasi tingkat gaya kepemimpinan dan

(57)

kepemimpinan yang tepat dan motivasi yang baik akan membantu perusahaan

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja Karyawan (Y) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam kemampuan melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab

Pengertian kinerja itu sendiri adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan

Kinerja karyawan adalah kualitas dan kuantitas hasil kerja yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan tugas pada bidang atau profesi yang disertai dengan tanggung

Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang karyawan

JUDUL TESIS : PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU KERJA DAN KINERJA PEGAWAI KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS NGURAH RAI.. Dengan ini menyatakan bahwa karya

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dan kematangan karir dengan prestasi kerja pada karyawan kantor imigrasi

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya.”.