• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perjalanan Peradaban Islam Anali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Perjalanan Peradaban Islam Anali"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH PERJALANAN PERADABAN ISLAM (ANALISIS GEOKULTUR)

A. Pendahuluan

Islam adalah agama yang memiliki sejarah panjang, peradabannya tidak mungkin bisa

disamakan dengan agama-agama lainnya di muka bumi ini. Islam tidak hanya

memberikan pengaruh yang biasa-biasa saja kemudian akan terlupakan, namun ia akan

menjadi sebuah tonggak sejarah dan terukir lewat peninggalan dan pengaruhnya yang luar

biasa hebatnya. Dalam sejarahnya Islam telah memberikan pengaruh dalam banyak hal

baik itu di bidang ekonomi, sosial, budaya, ataupun di bidang politik dunia.

Selama ini Islam kadang dikaitkan dengan kekerasan, yaitu peperangan-peperangan

yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu ketika memerangi kaum kafir atau dalam

rangka menyebarkan agama Islam ke daerah lainnya, padahal dalam Islam sendiri dikenal

dengan istilah rahmatan lil ‘alamin yang artinya rahmat bagi seluruh alam. Meskipun

begitu sejarah telah mencatatkan tulisannya sendiri, bahwa Islam bukanlah agama yang

mengajarkan tentang kekerasan dan penindasan, bahkan sebaliknya yaitu tentang budi

pekerti dan mengasihi. Sebagai contoh terberantasnya tradisi perbudakan di dunia Arab

secara evolusioner setelah datangnya Islam dengan ditentangnya lembaga perbudakan,

sehingga negeri Arab pada akhirnya mengeliminasikan seluruh perbudakan dan melarang

untuk mengimpor budak dari luar hingga sekarang ini.1 Begitu pula pada masa

penyebaran Islam ke Afrika dan Spanyol, pasukan Islam datang untuk menghentikan

kekejaman penguasa pada saat itu, yaitu Byzantium yang kerap melakukan penyiksaan

kepada penduduk Koptik. Saat itu Amr bin Ash datang untuk memerangi perilaku

penguasa zalim itu, dan ketika pemerintahan Islam menggantikan menguasai Afrika maka

semua perbudakan dan pajak yang tinggi dihapuskan. Selain itu, pemerintahan Islam

menjamin kebebasan umat agama lain untuk menjalankan ibadah mereka tanpa diganggu.

Bahkan berdasar pada kesaksian dari Thomas Arnold, melalui bukunya Al Da’wah ila

(2)

Islam, disebutkan bahwa penguasa Islam tidak sedikitpun menjamah kekayaan gereja.

Selain itu tidak ada kriminalitas atas wilayah yang sudah ditaklukkannya.2

Peradaban Islam tersebar di berbagai belahan dunia, bahkan Islam dapat berkembang

dengan pesat dan meninggalkan jejaknya di berbagai daerah, yaitu dikawasan Afrika,

Spanyol, Mongol atau China, Persia hingga di kawasan Eropa Timur. Islam pernah hidup

dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada saat itu dan sekarang ini. Mengingat

begitu banyak negara-negara yang ditaklukkan oleh Islam tentu akan memunculkan

sebuah pertanyaan bagaimanakah Islam bisa sampai di sana dan melebur dengan daerah

yang ditaklukkanya ? Dan Islam sekali lagi adalah agama yang sangat bisa berkompromi

dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, bukan agama yang hanya dikenal dengan

peperangan atau militer, senjata atau pedang apalagi penindasan.

Makalah ini akan membahas sejarah perjalanan peradaban Islam dengan daerah

taklukkan yang dikuasainnya, yaitu dengan pendekatan kultural dan bagaimana Islam

masuk ke wilayah-wilayah itu dengan jalan tengah dan perdamaian. Pada bagian ini

makalah akan membahas perjalanan Islam di tiga benua, yaitu Asia, Eropa, dan Afrika.

B. Jejak Islam di Anak Benua India

India sendiri adalah sebuah negara yang terletak di Asia bagian Selatan dan bagian

dari anak benua India, India merupakan bagian dari rute perdagangan penting dan

bersejarah. Dia membagi perbatasan dengan Pakistan, Republik Rakyat Cina, Myanmar,

Bangladesh, Nepal, Bhutan, dan Afganistan. Sri Lanka, Maladewa, dan Indonesia adalah

negara kepulauan yang bersebelahan.3 Islam masuk di negeri Hindustan ini melalui

beberapa fase atau tahapan, yaitu pada masa Nabi Muhammad Saw. yang merupakan

awal sejarah masuknya Islam di India, yaitu sekitar tahun 610 M banyak pedagang Arab

penganut Islam yang melakukan perdagangan dengan dunia Timur lewat

pelabuhan-2 http://www.anneahira.com/sejarah-peradaban-islam-di-dunia diakses pada tanggal 09 Desember 2011 jam 16.56 WIB.

(3)

pelabuhan di India, dari sinilah mereka menggunakannya untuk berdakwah dengan

penduduk di sana. Pada masa itu Cheramal Perumal, raja Kadangalur dari pantai Malabar

juga memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Tajuddin.4 Di sumber lain juga

menyebutkan bahwa pertama kali Islam tiba di India pada abad ke-7 M. Adalah Malik

Ibnu Dinar dan 20 sahabat Rasulullah Saw. yang kali pertama menyebarkan ajaran Islam

di negeri itu. Saat itu, Malik dan sahabatnya menginjakkan kaki di Kadangalur, Kerala.

Kedatangan Islam pun disambut penduduk wilayah itu dengan suka cita. Konon, dari

wilayah itulah Islam lalu menyebar ke seantero India. Malik lalu membangun masjid

pertama di daratan India yakni di wilayah Kerala. Masjid pertama yang dibangun umat

Islam itu bentuknya mirip dengan candi tempat ibadah umat Hindu. Bangunan masjid itu

diyakini dibangun pada tahun 629 M. Ada yang meyakini, masjid di Kadangalur, Kerala

itu merupakan masjid kedua di dunia yang dipakai shalat jumat, setelah masjid yang

dibangun Rasulullah di Madinah.5 Terlepas dari perbedaan sumber sejarah tentang awal

masuknya Islam di India tersebut sudah jelas menggambarkan bahwa bukankah Islam

adalah agama yang sangat dinamis untuk seluruh umat dan membawa risalah yang akan

selalu diterima oleh bangsa manapun di dunia.

Islam di India juga dikenal pada masa al-Khulafa ar-Rasyidin, yaitu dimulai pada

masa pemerintahan khalifah Umar Bin Khattab. Pada tahun 16 H (636 M) Khalifah

Umar mengirimkan pasukan ke Persia di bawah pimpinan Saad bin Abi Waqas. Beliau

berjuang selama 16 tahun, akhirnya dapat menguasai seluruh Persi kemudian diperluas

ke Khurasan kemudian diteruskan ke India. Kemudian pada masa Khalifah Ustman,

dikirimlah Hakim bin Jabalah ke India, untuk menjelajahi mengenal negeri India yang

luas itu. Dan pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, tahun 38 H (659 M) Al Harrits

Murrah Al Abdi pergi ke India untuk mengyelidiki jalan-jalan India, ilmu pengetahuan

4 Siti Maryam dkk, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: LESFI, 2002), hlm. 166.

(4)

dan adat istiadat India.6 Ketiga Khalifah itu nyatanya telah berusaha mengibarkan Islam

sampai ke daratan Asia Selatan dengan perjuangan yang tidak mudah dan dari mereka

pula Islam telah di kenal di Asia bagaian Selatan ini.

Perjuangan dalam menyebarkan Islam tentu tidak sampai di situ, Bani Umayyah juga

berusaha melalukan ekspansi Islam sampai ke India, di antaranya pada waktu

pemerintahan al-Walid yang telah mengirim Muhammad Ibn Qosim untuk memimpin

pasukan, hal ini sebagai reaksi karena terjadi perampokan terhadap umat Islam di India.

Dalam waktu 4 tahun lebih Sind dan Punjab dapat ditaklukkan dan dikuasai. Muhammad

Ibn Qosim kemudian menjadi Gubernur yang menjalankan pemerintahannya dengan

nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi, meskipun pada akhirnya beliau harus

berakhir dengan tragis karena begitu banyak pertikaian politik yang terjadi di kala itu.7

Islam juga menyeberang sampai ke anak benua India pada masa pemerintahan Turki.

Kekuasaan dinasti Turki di India bermula pada tahun 1206 M sampai 1290 M, yaitu pada

masa Dinasti Khalji, Dinasti Tughlaq, Dinasti Sayyed, dan Dinasti Lodi. Bermula ketika

berakhirnya masa Dinasti Ghuri karena pemimpinnya telah wafat dan tidak

meninggalkan anak laki-laki. Ghuri sebagai pemimpin dinasti ini memberi letter of

manumission (merdeka dari perbudakan) kepada bekas budak, menantu, dan panglima

perangnya Qutub al-Din Aybek, maka naiklah Ghuri dengan dengan gelar sultan pada

tahun 1206 M, sejak itulah berdiri kesultanan Delhi.8 Dinasti-dinasti yang akhirnya

menemui kekuasaannya di India itu telah mencatatkan sejarah peradabannya sendiri

sebagai dinasti Islam di tanah Hindustan. Mereka berusaha untuk memimpin rakyatnya

dengan adil, walaupun banyak menemui rintangan dan kegagalan yang pada akhirnya

sampai membuat kekuasaan mereka berakhir. Pada masa Dinasti Tughlaq, sultan yang

6http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia diakses pada tanggal 09 Desember 2011 jam 22.30 WIB.

7 Siti Maryam dkk, Sejarah..., hlm. 166.

(5)

berkuasa saat itu merupakan sultan yang saleh, suka menolong, penuh semangat dan

membenci hal-hal yang berbau korup. Ia juga pemimpin yang sangat menghargai ilmu

pengetahuan dan para ilmuwan yang hidup pada masanya, tentu menjadi sebuah potret

yang menggambarkan bahwa meskipun Islam kadang dikaitkan dengan peperangan,

namun ketika ia berkuasa, Islam telah menjadi sesuatu yang berperan penting dalam

kehidupan sosial, budaya dan politik.

Pengaruh Islam di India

Pengaruh kebudayaan dan peradaban Islam di India tidak bisa dilewatkan begitu saja,

bahwa banyak sekali hal-hal yang tercatat dalam sejarah di mana saat Islam berkuasa di

sana saat itu. Pada masa Dinasti Umayyah berkuasa, Muhammad Ibnu Qosim menjadi

gubernur di Sind dan Punjab. Beliau telah meletakkan dasar-dasar bermasyarakat yang

baik dan harmonis. Ia mengatur sistem pertahanan, pertanian, administrasi pajak,

membangun hubungan antar agama, serta memberi penghargaan kepada tokoh-tokoh

setempat yang dianggap berpengaruh dan membangun administrasi lokal, yang dikenal

dengan sistem pancayat di pedesaan, yang tanggung jawab pemerintahan lokal

diserahkan kepada pemerintahan lokal, kepala pancayat dipilih langsung oleh rakyat

setempat, hal ini juga dikenal dengan teori from the people, by the peopel, and for the

people. Ibn Qosim juga dikenal pemimpin yang tidak membeda-bedakan antara Arab dan

yang non-Arab, ia juga memeratakan kekuasaannya pada non-Muslim. Perdagangan

pada masa ini juga berkembang pesat, yaitu dengan adanya pusat-pusat perdagangan

yang terkenal, diantaranya Daibul, Samandar, dan Madura. Selain itu kuil-kuil yang

hancur dan rusak akibat perang dibangun kembali dengan biaya pemerintah, bahkan pada

saat itu Ibn Qosim melarang pemotongan sapi pada hari raya ‘Id al-Qurban bagi orang

Islam karena mayoritas penduduk di sana adalah non-Muslim. Di bidang ilmu

(6)

munculnya para ilmuwan, penyair, pujangga, dan bangunan-bangunan yang bernilai

arsitektur yang tinggi.9

Islam diperkenalkan di India dalam bentuk sebuah peradaban yang telah berkembang

yang diwarnai dengan budaya pertanian, urbanisasi, dan keagamaan yang terorganisir

secara mapan. Sementara itu peradaban di India diwarnai dengan sistem kasta,

Hinduisme Brahmanik dan keyakinan Budha, dan diwarnai dengan dominasi elite Rajput

dan elite politik Hindu lainnya. Pasa masa silam di India terdapat beberapa Imperium

besar, tetapi menjelang invasi Muslim India terpecah-pecah menjadi sejumlah

pemerintahan lokal. Penaklukkan Muslim melahirkan sebuah elite baru dan sebuah

tingkat integrasi politik, dan menandai awal proses berkembangnya sebuah peradaban

Muslim yang khas. Kultur negara dan elite politik menjadi model percampuran antara

konsep-konsep universal Muslim dan simbol-simbol kenegaraan, pencapaian artistik

kosmopolitan seperti seni arsitektur dan seni lukisan, dan beberapa motif regional.

Orientasi komunal keagamaan Muslim mencakup seluruh varietas utama Islam,

scholatisisme ulama’, sintesa Sufi-Syari’ah, pemujaan tempat keramat, dan Islam

reformis. Masyarakat India juga dikenal dengan masyarakat keagamaan yang pluralistik

menghilangkan model birokrasi dan kontrol kenegaraan. Kualitas kultur yang khas dalam

peradaban Islam-India, dan kecenderungan otonomi dan pluralitas keagamaan

menjadikannya sebuah varian yang khas dari pola Islam Universal.10 Jadi dapat dikatakan

kultur Islam tidak bisa dilepaskan dari sejarah India itu sendiri, karena Islam-India

nyatanya telah beritegrasi menjadi sebuah peradaban yang akan tetap tertulis dalam

sejarah yang tidak akan hilang sampai kapanpun.

C. Islam di Benua Eropa: Spanyol (Andalusia)

9Ibid.

(7)

Islam pada masa pemerintahan dinasti Umayyah telah berhasil mengibarkan sayapnya

sampai ke Eropa tepatnya di Negeri yang sekarang dikenal dengan negari Matador itu.

Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang

khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, dimana Umat Islam sebelumnya

telah menguasai Afrika Utara.11 Kondisi sosial masyarakat Spanyol atau yang lebih

dikenal dengan Andalusia waktu itu terbagi ke dalam 3 kelas, sehingga ada masyarakat

kelas 1, 2, dan 3. Di antara ketiga kelas dalam status sosial itu kelas 1 tentu lebih makmur

dan nyaman hidupnya, yaitu terdiri dari para raja, pangeran, pembesar istana, pemuka

agama, dan tuan tanah yang besar. Sedangkan kelas 2 dan 3 terdiri dari masyarakat bawah

sampai para budak. Kedatangan Islam tentu menjadi sebuah harapan bagi mereka, karena

mereka memahami bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Islam

mengajarkan bahwa bumi dan semua isinya adalah milik Allah dan bagi mereka yang

mengerjakan serta membuatnya subur mereka berhak untuk menikmati hasilnya. Mereka

juga mendengar bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan keadilan, semua orang

memiliki derajat yang sama dan tidak dibeda-bedakan, adapun manusia yang paling tinggi

derajatnya adalah manusia yang paling baik akhlaknya dan bermanfaat bagi kemanusiaan.

Hal inilah yang menggugah hati mereka dan tertarik pada Islam.12

Proses Islam bagaimana Islam menguasai Spanyol menjadi fokus perhatian setelah

wilayah Afrika Utara dapat ditaklukkan. Dalam proses penaklukan spanyol terdapat tiga

pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke

sana, yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat

disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menang dan membawa harta rampasan dari

sana. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan

Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk

11 http://badrislam.blogspot.com/2009/05/sejarah-masuknya-islam-ke-spanyol-spain.html diakses pada tanggal 10 desember 2011 jam 07.48 Wib.

(8)

memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim

pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Thariq

ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar

dan hasilnya lebih nyata. Thariq memperoleh kemenangan kemudian ia dan pasukannya

terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibukota

kerajaan Gothik saat itu). Sebelum Thariq menaklukkan kota Toledo, ia meminta

tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara.13

Setelah itu Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah.

Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang

menguntungkan. Faktor eksternalnya, yaitu pada masa penaklukan Spanyol oleh

orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan

menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam

beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran

terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap

penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar

dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia

disiksa, dan dibunuh secara brutal. Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga

keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak.

Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan

juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Berkenaan dengan itu Amer Ali,

seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati

kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya

di jazirah Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi

penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat

(9)

pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang

penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan. Adapun faktor

internalnya dapat dilihat dari kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh

pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada

khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu,

dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap

persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara

Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan

persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk

Spanyol menyambut kehadiran Islam disana.14

Peradaban Islam di Spanyol yang berakulturasi

Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu terbagi menjadi enam periode

dengan kekhasan yang dihasilkan pada masanya sendiri. Para pemimpin yang berkuasa

mencoba menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sangat adil dan indah untuk bisa

dirasakan oleh semua umat yang tinggal di sana. Penduduk di Andalusia terdiri dari

banyak golongan, yaitu Arab, Barbar, Spanyol, Yahudi, dan Slavia. Adapun penduduk

keturunan Spanyol terdiri dari 3 kelompok ialah pemeluk Islam, golongan Musta’ribah,

pemegang teguh agama warisan nenek moyang. Pada masa ini tidak sedikit umat Nasrani

yang menjadi pejabat sipil maupun militer dan ada yang bertugas sebagai pemungut

pajak. Di samping itu, masyarakat Yahudi pun menikmati kebebasan beragama yang

cukup luas saat Islam berkuasa di Spanyol. Kelompok lain yang tidak kalah penting

dalam kehidupan politik dan sosial budaya adalah golongan Slavia. Pada masa al-Nashir

para budak ini diberi kepercayaan untuk dijadikan pengawal istana dan mereka dididik di

(10)

bidang kemiliteran, meskipun pada akhirnya Slavia harus tersingkir sebagai akibat

khalifah al-Manshur memberikan kepercayaan terlalu berlebihan kepada bangsa Barbar.15

Di Spanyol banyak kota-kota Islam yang masyhur dan menjadi pusat peradaban

Islam, seperti Sevilla, Kordova, Granada, Murcia, dan Toledo. Di kota-kota terdapat

banyak bangunan-bangunan indah dan bermanfaat yang berdiri, seperti Masjid,

istana-istana, madrasah, benteng, ataupun makam.16 Penduduk Spanyol baik itu Muslim maupun

bukan memiliki kesempatan yang sama untuk berpera serta dalam pembanguan negara.

Oleh karena itu Bani Umayyah II yang merupakan inti kekuasaan Islam di wilayah ini

mampu menempatkan Cordova sejajar dengan Konstantinopel dan Baghdad sebagai pusat

peradaban dunia.17 Tidak sampai di situ sumbangsih Islam di dataran Eropa ini, karena

dari sanalah sebuah peradaban terbangun dan menjadi tonggak untuk kehidupan

selanjutnya, bahwa banyak sekali hal yang telah Islam berikan dalam berbagai bidang,

seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, sains, fiqh, bahasa dan sastra,

musik dan kesenian, dan bangunan-bangunan yang megah berdiri dengan tegaknya pada

masa itu dan semua itu pun masih terasa sampai sekarang.

Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa

kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat

dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam

dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan

politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam

di Spanyol. Spanyol merupakan tempat paling utama bagi Eropa untuk menyerap

peradaban Islam, Baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan

15 Siti Maryam dkk, Sejarah..., hlm. 83.

16 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta: PT Rajawali Grafindo, 2008), hlm. 291

(11)

peradaban antarnegara. Kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh

meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam pemikiran dan sains di

samping bangunan fisik. Dari Spanyol Islamlah sudah tentu Eropa banyak menimba ilmu.

Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa sangat penting, menyaingi Baghdad di

Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan

tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa. 18 Jadi bukankah konsep

rahmatan lil ‘alamin itu jelas sekali terlihat ketika Islam mengibarkan panjinya di

manapun ia berada.

D. Islam dan pembaharuan peradaban di Mesir

Islam di Afrika masuk lewat Mesir. Saat itu, Amru Bin Ash meminta bantuan dari

Umar Bin Khattab untuk memerangi Muqauqis, seorang raja dari Romawi. Amru Bin Ash

menganggap Muqauqis telah berlaku semena-mena terhadap orang Mesir. Pada 640 M,

dengan 400 orang pasukan, Umar Bin Khatab datang ke Mesir untuk membebaskannya

dari Rezim Muqauqis. Setelah 2 tahun berperang, pada 642 M, Mesir berhasil dibebaskan.

Mesir menjadi pintu gerbang bagi Islam untuk menyebarluaskan ajarannya ke berbagai

negara. Selain Mesir, Nigeria dan Lybia merupakan salah satu basis kebudayaan Islam

yang kuat di Benua Afrika. Setelah pintu masuk Islam terbuka lewat Mesir, muncul

beberapa kerajaan Islam di Afrika. Kerajaan-kerajaan ini banyak mengadopsi budaya

Timur Tengah. Mereka berbentuk seperti kesultanan. Era kerajaan ini dimuali pada 700 M

hingga 1898 M.19 Sampai akhir abad ke-19 itulah, Islam telah tersebar luas di wilayah

Sudan, wilayah padang rumput, dan wilayah rimba Afrika berdasarkan suatu kombinasi

sejumlah kekuatan. Komunitas pendatang terdiri dari pedagang dan para da’i membentuk

komunitas Muslim yang berpencaran di seluruh wilayah ini. Di wilayah Sudan dan Afrika

Timur komunitas tersebut berhasil mengislamkan penguasa setempat dan mendirikan

18 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 177.

(12)

beberapa negara muslim. Dalam pada itu ulama’ dan orang suci Muslim melancarkan

gerakan jihad (perang suci) untuk membentuk rezim teritorial mereka sendiri. Sampai

menjelang akhir abad ke-19 orang Eropa menghentikan proses tersebut dan pembentukan

negara Muslim di Afrika pun terhenti.20 Hal tersebut membuktikan betapa gigih umat

terdahulu tentang bagaimana memperjuangkan Islam untuk menjadi agama peneduh bagi

semua umat, begitupun di wilayah yang dijuluki dengan Benua Hitam ini, Islam sempat

terseok-seok, namun tetap meninggalkan sejarahnya dan beberapa negara yang teguh

menganut Islam sampai sekarang.

Contohnya adalah Mesir sebuah negara yang dijadikan pintu gerbang bagi umat Islam

untuk menyebarluaskan ajaran Islam di wilayah Benua Afrika. Mesir sendiri adalah

sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut.

Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km² Mesir mencakup Semenanjung Sinai (dianggap

sebagai bagian dari Asia Barat Daya), sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di

Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur

Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah

di utara dan Laut Merah di timur.21

Mesir baru menjadi pusat kekuasaan dan juga peradaban Muslim baru pada akhir

Abad 10. Muiz Lidinillah membelot dari kekuasaan Abbasiyah di Baghdad, untuk

membangun kekhalifahan sendiri yang berpaham Syi’ah. Ia menamai kekhalifahan itu

Fathimiyah dari nama putri Rasul yang menurunkan para pemimpin Syi’ah, Fatimah.

Pada masa kekuasaannya (953-975), Muiz menugasi panglima perangnya, Jawhar

al-Siqili, untuk membangun ibu kota . Di dataran tepi Sungai Nil itu kota Kairo dibangun.

Khalifah Muiz membangun Masjid Besar Al-Azhar (dari “Al-Zahra”, nama panggilan

Fatimah) yang dirampungkan pada 17 Ramadhan 359 Hijriah, 970 Masehi. Inilah yang

20 Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Bag. 3, terj. Gufron A. Mas’adi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. .

(13)

kemudian bekembang menjadi Universitas Al-Azhar sekarang, yang juga merupakan

universitas tertua di dunia saat ini.22

Muiz dan para penggantinya, Aziz Billah (975-996) dan Hakim Biamrillah

(996-1021) sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Peradaban berkembang pesat.

Kecemerlangan kota Kairo baik dalam fisik maupun kehidupan sosialnya mulai

menyaingi Baghdad. Khalifah Hakim juga mendirikan pusat ilmu Bait al-Hikam yang

mengoleksi ribuan buku sebagaimana di Baghdad. Di masa tersebut, Ibnu Yunus (wafat

1009) menemukan sistem pendulum pengukur waktu yang menjadi dasar arloji mekanik

saat ini. Lalu Hasan ibn Haitham menemukan penjelasan fenomena “melihat”. Sebelum

itu, orang-orang meyakini bahwa orang dapat melihat sesuatu karena adanya pancaran

sinar dari mata menuju obyek yang dilihat. Ibnu Haytham menemukan bahwa pancaran

sinar itu bukanlah dari mata ke benda tersebut, melainkan sebaliknya. Dari benda ke

mata.

Di Mesir juga terdapat Dinasti Ayyubiyah, yang dibangun Salahuddin Al-Ayyubi, ia

mengambil alih kekuasaan Fathimiyah karena gangguan politik yang mengakibatkan

wibawa Dinasti Fatimiyah merosot. Salahuddin tidak menghancurkan Kairo yang

dibangun Fathimiyah. Ia malah melanjutkannya sama antusiasnya. Ia hanya mengubah

paham keagamaan negara dari Syiah menjadi Sunni. Sekolah, masjid, rumah sakit, sarana

rehabilitasi penderita sakit jiwa, dan banyak fasilitas sosial lainnya dibangun. Pada 1250

delapan tahun sebelum Baghdad diratakan dengan tanah oleh Hulagu kekuasaan diambil

alih oleh kalangan keturunan Turki, pegawai Istana keturunan para budak (Mamluk).

Pada akhirnya Dinasti Mamluk inilah yang mengangkat keturunan Abbasiyah yang

telah dihancurkan Hulagu di Baghdad untuk menjadi khalifah. Ia merenovasi masjid dan

universitas Al-Azhar. Kairo dijadikannya sebagai pusat peradaban dunia. Ibnu Batutah

(14)

yang berkunjung ke Mesir sekitar 1326 tak henti mengagumi Kairo yang waktu itu

berpenduduk sekitar 500-600 ribu jiwa atau 15 kali lebih banyak dibanding London di

saat yang sama. Lahirnya universitas Al-Azhar merupakan sebuah bukti bahwa Islam

sangat peduli dan berpihak pada tradisi keilmuan dan pengetahuan. Di samping itu Ibnu

Batutah tak hanya mengagumi ‘rihlah’, tempat studi keagamaan yang ada hampir di

setiap masjid. Ia terpesona pada pusat layanan kesehatan yang sangat rapi dan “gratis”.

Sedangkan Ibnu Khaldun menyebut: “mengenai dinasti-dinasti di zaman kita, yang paling

besar adalah orang-orang Turki yang ada di Mesir.”23 Begitulah gambaran tentang sejarah

Islam yang dapat menguasai Mesir pada saat itu, sampai sekarang Islam tetap berkibar di

sana dan menjadi agama mayoritas.

Pembaharuan dan kemajuan saat Islam berkuasa di Mesir sangat jelas terlihat,

khususnya pada saat Dinasti Fatimyah berkuasa, sebut saja masa al-Mu’izz di mana seni

dan ilmu mengalami perkembangan yang sangat pesat, al Mu’izz juga melaksanakan tiga

kebijakan dasar, yaitu pembaharuan dalam bidang administrasi, pembangunan ekonomi,

dan toleransi agama (aliran).24 Bahkan masih banyak peninggalan-peninggalan yang

dibangun oleh umat Islam pada saat itu sehingga menjadikan negara Mesir sebagai negara

yang kaya akan peradaban yang terlihat sampai saat ini. Islam adalah agama yang

membuka jalan bagi kedamaian, risalahnya akan selalu terbentang di jagad raya sebagai

hal yang akan dirindukan setiap orang, kenyataan terpampang lewat bagaimana Islam

selalu menjadi penengah dan pemecah masalah di tengah-tengah rasa keputusasaan

manusia. Dan lebih unik lagi bagaimana Islam dapat berdialog dengan kebiasaan

setempat dan memberikan kesempatan yang seluas-luanya untuk berpadu dan menyatu

dengan ajaran Islam yang membawa kedamaian.

E. Penutup 23Ibid.

(15)

Islam menjadi sebuah agama dengan kultur peradaban yang luar biasa. Ia mampu

menunjukkan kepada tatanan dunia luar bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin,

pemberi jalan bagi bangsa-bangsa manapun yang disinggahinya. Islam juga selalu bisa

berkompromi, berakulturasi, dan berintegrasi dengan budaya dan pola pikir masyarakat

setempat, meskipun pada dasarnya Islam tetaplah memiliki falsafah dan prinsipnya

sendiri, sehingga nilai-nilai keislaman tidak akan pernah pudar namun tetap bisa sejalan.

Islam telah sampai di dataran Asia, Eropa, dan Afrika. Perjalanan sejarah Islam telah

memperlihatkan secara jelas bukti betapa dinamisnya Islam. Ia dapat memadukan antara

kekhasan Timur dan Barat, mememadukan pemikiran yang pada akhirnya dijadikan

sebagai sebuah tonggak untuk kemajuan sebuah peradaban, melahirkan ilmu pengetahuan

yang bahkan sangat masyhur dan diserap oleh bangsa Barat. Sejarah perjalanan

peradabannya pun tampak nyata betapa jejak-jejaknya masih bisa dirasakan sampai

sekarang, ekonomi, politik, militer, budaya, sains, seni, dan ilmu pengetahuan

berkembang pada masanya, di mana semuanya berdasar dan bersinergi pada satu hal yaitu

Islam.

Daftar Pustaka

Amin, Samsul Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.

Faqih, Aunur Rahim dkk. 1998. Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: UII Press.

http://badrislam.blogspot.com/2009/05/sejarah-masuknya-islam-ke-spanyol-spain.html

(16)

http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia diakses pada tanggal 09 Desember 2011 jam 22.30 WIB.

http://id.wikipedia.org/wiki/India diakses pada tanggal 09 Desember 2011 jam 18.10 WIB.

http://prasetyosiak.wordpress.com/2008/08/27/sejarah-islam-di-mesir diakses pada tanggal 10 Desember 2011 jam 10.37 Wib.

http://www.anneahira.com/sejarah-peradaban-islam-di-dunia diakses pada tanggal 09 Desember 2011 jam 16.56 WIB.

http://www.gaulislam.com/riwayat-islam-di-negeri-hindustan diakses pada tanggal 09 Desember 2011 jam 22.30 WIB.

Karim, M Abdul. 2009. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Lapidus, Ira M. 1999. Sejarah Sosial Umat Islam, Bag. 2, terj. Gufron. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

_____________ 1999. Sejarah Sosial Umat Islam, Bag. 3, terj. Gufron. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Maryam, Siti dkk. 2002. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: LESFI.

Referensi

Dokumen terkait

dengan jumlah sampel adalah 58 orang responden yang memutuskan membeli Indomie. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi

Provinsi Maluku adalah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 tentang

Signifikannya pengaruh total aset terhadap kinerja keuangan terjadi karena total aset merupakan kekuatan finansial yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dimana semakin

mengimplementasikan WPM pada sistem penerimaan pegawai baru PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta, penelitian ini menghasilkan fakta bahwa hasil pengujian

Berdasarkan sumber informasi pada tabel 4 menunjukkan bahwa kecemasan preoperatif lebih banyak pada pasien yang telah mendapatkan informasi seputar prosedur operasi SC

Setelah menyimak penjelasan guru tentang tanggung jawab warga, siswa dapat mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan pemilihan kepala desa di desanya.. Setelah

Untuk itu pada penelitian ini akan ditampilkan grafik yang sama dengan penelitian sebelumnya namun ditambahkan hasil dari percobaan menggunakan ring keramik agar dapat lebih

kurangnya kelengkapan sarana dan prasrana yang dimiliki SMA 17 Pagelaran dikarenakan minimnya dana yang dimiliki sekolah untuk memenuhi standar kelengkapan sarana