BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Slamet (2002), sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sementara didalam Naskah Akademis Rancangan Undang-undang Persampahan, sampah merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang yang berwujud padat atau semi padat berupa zat organik atau an organik bersifat dapat terurai maupun tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Sampah merupakan masalah krusial yang dihadapi beberapa Kota di Indonesia. Di Kota Medan permasalahannya lebih kompleks, hal ini disebabkan karena tidak ada intervensi dari pengambilan kebijakan saat ini. Jika dbiarkan terus menerus maka tidak mustahil terdapat gunungan sampah diberbagai sudut-sudut Kota. Hal ini tentunya dapat memperburuk kondisi lingkungan terutama estetika di Kota Medan (Tim pengkaji model pengolahan sampah Kota medan: 2013).
Pertumbuhan penduduk di Kota Medan yang terus meningkat tidak terlepas dari pengaruh dorongan berbagai kemajuan teknologi, transportasi dan sebagainya. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah sampah, jenis sampah, dan keragaman karakteristik sampah. Meningkatkan daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi juga memberikan kontribusi yang besar terhadap jumlah sampah masyarakat yang diakibatkannya. Sejalan dengan meningkatnya volume sampah masyarakat, pengolahan sampah yang tidak menggunakan metode dan teknik yang baik akan berdampak negatif terhadap lingkungan.
Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan yang meliputi kecamatan: Medan Kota, Medan Area, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Barat, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Tuntungan, Medan Selayang Medan Baru, Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Deli, Medan Timur, Medan Perjuangan dan Medan Tembung. Tiap kecamatan memiliki jumlah sampah masyarakat per tahun yang berbeda-beda. Pada tahun 2012, kecamatan yang memiliki jumlah sampah masyarakat paling banyak adalah kecamatan Medan Amplas yaitu sebanyak 41.967,7 ton dan paling sedikit adalah kecamatan Medan Johor yaitu 16.786,35 ton (Medan dalam angka: 2013). Karena Kota Medan memiliki 21 kecamatan, ini berarti jumlah sampah masyarakat di Kota Medan mencapai ratusan ribu ton setiap tahunnya.
Pada tahun 2014 jumlah sampah masyarakat Kota Medan, baik sampah rumah tangga, industri maupun sampah pelaku usaha mencapai 1.725 ton per hari yang berarti jumlah sampah masyarakat Kota medan pada tahun 2014 adalah 629.625 ton. Dari jumlah tersebut, yang terangkat rata-rata hanya 525 ton per hari (Syaiful Bahri: 2014).
Jumlah sampah masyarakat yang berlebihan pada umumnya diakibatkan karena terbatasnya lahan diperkotaan untuk dijadikan sebagai lahan pembuangan akhir (TPA). Di Kota Medan sebelumnya terdapat 2 (dua) lokasi yang dijadikan TPA yaitu TPA Terjun di Medan Utara dan TPA Namo Bintang di Medan Selatan. Namun saat ini lokasi TPA yang masih berfungsi hanya di TPA Terjun yang lokasinya berada di Kecamatan Medan Marelan. Terbatasnya lahan tempat pembuangan akhir mempengaruhi teknis operasional pengolahan sampah terutama pelayanan pembuangan sampah
Mengingat besarnya pengaruh dari jumlah sampah masyarakat yang terus meningkat terhadap kenyamanan masyarakat dan juga kesehatan lingkungan, dibutuhkan metode yang baik yang dapat mengetahui banyaknya jumlah sampah masyarakat dimasa mendatang. Sehingga instansi yang bersangkutan dapat mempersiapkan dan mengantisipasi rancangan pengolahan sampah yang baik dengan jumlah sampah masyarakat yang telah diramalkan dan juga dapat menyiapkan armada dan tenaga kerja yang cukup dengan jumlah sampah masyarakat tersebut.
Selain itu dengan besarnya pengaruh yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan tingkat konsumsi masyarakat terhadap jumlah sampah masyarakat. Maka perlu dilakukan penekanan terhadap jumlah penduduk atau terhadap tingkat konsumsi masyarakat. Oleh karena itu perlu mengetahui pengaruh manakah yang paling mempengaruhi jumlah sampah masyarakat.
Sementara itu untuk mengetahui hubungan antara jumlah sampah masyarakat dengan pertumbuhan penduduk dan tingkat konsumsi masyarakat maka dapat dilakukan analisis korelasi. Untuk mengetahui pengaruh manakah yang paling mempengaruhi jumlah sampah masyarakat dapat dilakukan perhitungan koefisien korelasi antara variabel Y dan variabel X. Dalam melakukan perhitungan koefisien korelasi antar variabel diperlukan data jumlah sampah masyarakat (Y), jumlah penduduk (X1) dan tingkat konsumsi masyarakat (X2) yang kemudian dapat diaplikasikan.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peramalan jumlah sampah masyarakat dengan judul penelitian “ PERAMALAN JUMLAH SAMPAH MASYARAKAT KOTA MEDAN PADA TAHUN 2016 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada bagian pendahuluan, maka permasalahan yang dirumuskan dalam peneltian ini adalah bagaimana menggunakan jaringan syaraf tiruan model
backpropagation untuk meramalkan jumlah sampah masyarakat Kota Medan pada tahun 2016 dan mengetahui tingkat akurasi dari peramalan tersebut. Serta mengetahui pengaruh manakah yang paling mempengaruhi jumlah sampah masyarakat di Kota Medan.
1.3
Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas mengingat luasnya cakupan permasalahan yang berhubungan dengan usulan penelitian ini, maka di cantumkanlah batasan masalah sebagai berikut:
1.
Penelitian ini meramalkan jumlah sampah masyarakat Kota Medan pada tahun 2016
masyarakat, tanpa memperhitungkan resiko dari meningkatnya jumlah sampah
masyarakat.
2.
Diasumsikan bahwa yang paling mempengaruhi jumlah sampah masyarakat di
Kota Medan adalah pertumbuhan penduduk dan tingkat konsumsi masyarakat Kota
Medan.
3.
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan yang meliputi data
jumlah sampah masyarakat dari tiap kecamatan yang terdapat di Kota Medan dari
tahun 1992 sampai tahun 2015. Serta data jumlah penduduk Kota Medan dan jumlah
pengeluaran masyarakat Kota Medan terhadap makanan dan non makanan yang
diasumsikan sebagai tingkat kosumsi masyarakat dari tahun 2005 sampai tahun
2015.
4.
Dalam meramalkan jumlah sampah masyarakat Kota Medan pada tahun 2016
digunakan metode jaringan syaraf tiruan model
backpropagation
.
5. Untuk mengetahui pengaruh manakah yang paling mempengaruhi jumlah sampah masyarakat digunakan metode analisis korelasi.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah meramalkan jumlah sampah masyarakat Kota Medan pada tahun 2016 menggunakan jaringan syaraf tiruan dan menentukan tingkat akurasi dari peramalan dengan menggunakan Mean Square Error (MSE) dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Serta mengetahui pengaruh manakah yang paling mempengaruhi jumlah sampah masyarakat.
1.5
Manfaat Penelitian
1.
Sebagai bahan referensi untuk peramalan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan model
Backpropagation
dan untuk mengetahui hubungan satu variabel dengan variabel
lainnya menggunakan metode analisis korelasi.
2.
Sebagai bahan rujukan bagi instansi yang berhubungan dengan pengolahan sampah
agar instansi tersebut dapat mempersiapkan dan mengantisipasi rancangan pengolahan
sampah yang baik dengan jumlah sampah masyarakat yang telah diramalkan dan juga
dapat menyiapkan armada dan tenaga kerja yang cukup dengan jumlah sampah
masyarakat tersebut.
3.
Sebagai masukan bagi Pemerintah Kota Medan untuk menekan salah satu variabel
yang paling mempengaruhi jumlah sampah masyarakat, antara jumlah penduduk atau
tingkat konsumsi masyarakat sesuai dengan hasil analisis korelasi.
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian ini adalah sebagai berikut: