• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kandungan Escherichia Coli, Salmonella, Danstaphylococcus Aureus Pada Daging Sapi Beku Dan Tidak Beku Di Pasar Modern Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Kandungan Escherichia Coli, Salmonella, Danstaphylococcus Aureus Pada Daging Sapi Beku Dan Tidak Beku Di Pasar Modern Medan Tahun 2016"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. komposisi Kimia Daging Tanpa Lemak (%) ... 12 Tabel 2.2. Masa Simpan Daging Dalam Freezer ... 13 Tabel 2.3. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Pada Pangan ... 37 Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia coli,

Salmonella dan Staphylococcus aureus Pada Daging Sapi beku dan tidak beku di Laboratorium FMIPA-USU Medan ... 53

Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Jumlah kandungan bakteri Escherichia coli Pada Daging Sapi tidak Beku di Laboratorium FMIPA-USU

Medan ... 54

Tabel 4.3. Distribusi Hasil Observasi Berdasarkan Pemilihan BahanMakanan di pasar modern Brastagi Supermarket dan Transmart Medan

fair Tahun 2016... 55

Tabel 4.4.Distribusi Hasil Observasi Berdasarkan Penyimpanan Bahan Makanan di pasar modern Brastagi Supermarket dan Transmart Medan fair Tahun 2016 ... 56

Tabel4.5.Distribusi Hasil Observasi Berdasarkan Pengolahan Bahan Makanan di pasar modern Brastagi Supermarket dan Transmart Medanfair Tahun 2016 ... 57

(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bakteri Escherichia coli ... 28

Gambar 2. Bakteri Salmonella Sp ... 29

Gambar 3. Bakteri Staphylococcus aureus ... 33

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan oleh masyarakat. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari adanya efek samping yang ditimbulkan dari beragam makanan seperti terjadinya kontaminasi, penyalahgunaan bahan makanan, dan keracunan makanan (Depkes, 2007).

Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Menurut Soeparno (2009), daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk pengolahan jaringan-jaringan yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Daging terbagi ke dalam dua jenis, yaitu daging ternak besar seperti sapi dan kerbau, maupun daging ternak kecil seperti domba, kambing, dan lainnya.Meskidengan adanya berbagai ragam jenis daging, produk utama penjualan komoditi peternakan adalah daging sapi.

(5)

Kualitas daging yang baik dilihat dari segi warna daging, kenampakan, bau, tingkat elastisitas dan kadar air atau tingkat kebasahan daging jika dipegang (Astawan,2008).Produk hasil ternak mempunyai resiko tinggi terhadap kontaminasi bakteri sehingga diperlukan adanya penanganan yang baik untuk memperpanjang masa simpan daging (Rahayu, 2006).Menurut Harsojo dkk. (2005), daging segar yang tidak langsung diolah akan cepat mengalami pembusukan karena adanya aktivitas bakteri. Menurut penelitian Purwani dkk (2008), berhasil mengisolasibakteri yang terdapat pada daging sapi yaitu Escherichia coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus.

(6)

gastroenteritis akibat mengkonsumsi makanan yang mengandung satu atau lebih enterotoksin yang dihasilkannya.

Foodborne disease merupakan penyakit yang timbul karena mengkonsumsi makanan yang tercemar. Foodborne disease digolongkan menjadi dua jenis, yaitu food infection dan food intoxication. Food infection terjadi karena mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme (contoh: Clostridium perfringens, Vibrio arahaemolyticusdanSalmonella sp), sedangkanfood intoxication disebabkan oleh termakannya toksin dari mikroorganisme yang tumbuh dalam jumlah tertentu di makanan (contoh yang disebabkan oleh bakteri adalah toksin Clostridium botulinum dan enterotoksin Staphylococcus aureus) (BPOM RI, 2008).Toksin yang dihasilkan bersifat tahan dalam suhu tinggi, meskipun bakteri mati dengan pemanasan namun toksin yang dihasilkan tidak akan rusak (STEHULAK, 1998) dan masih dapat bertahan meskipun dengan pendinginan ataupun pembekuan (ALBRECHT dan SUMMER, 1995).

(7)

rusak memperlihatkan perubahan organoleptik, yaitu bau, warna, kekenyalan, penampakan, dan rasa. (Siagian, 2002).

Penyediaan daging sapi yang kandungan mikrobanya tidak melebihi batas maksimum cemaran mikroba (BMCM) sangat diharapkan dalam memenuhi persyaratan untuk mendapatkan daging sapi yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Produk makanan asal hewani terutama daging sapi dapat di kategorikan aman jika total koloni bakteri (Total Plate Count/TPC) tidak melebihi 1 x 106 Coloni Forming Unit per gram (CFU/gram), untuk bakteri Escherichia coli 1 x 101 (CFU/gram), untuk bakteri Salmonella negatif/25 gram, dan untuk bakteri Staphylococcus aureus 1 x 102

Cara yang dapat dilakukan agar daging terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme maka daging disimpan dengan cara pendinginan. Pendinginan daging biasanya diterapkan pada komoditi telur, daging, hasil laut, dan buah-buahan (Anonimous,2001). Selain itu cara yang dapat dilakukan agar daging tidak terkontaminasi oleh bakteri adalah dengan cara memasak daging hingga matang. Akan tetapi, dikhawatirkan cara yang dilakukan tersebut pun tidak menjadikan daging terbebas dari cemaran mikroorganisme karena tidak semua jenis makanan yang menggunakan daging dimasak dengan sempurna misalnya sate daging sapi dan daging sapi bakar.

(8)

Adapun alasan penulis tertarik untuk mengetahui gambaran kandungan baktri Escherichia coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus pada daging sapi beku dan tidak beku karena permintaan akan daging sapi di Indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat, hal tersebut selain dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk juga dipengaruhi oleh peningkatan pengetahuan penduduk itu sendiri terhadap pentingnya protein hewani, sehingga pola konsumsi juga berubah. Semula lebih banyak penduduk Indonesia mengkonsumsi karbohidrat namun saat ini sudah banyak yang mengkonsumsi daging, telur dan susu. Untuk memenuhi kebutuhan protein dari ayam dan telur sudah dapat dipenuhi dari dalam negeri akan tetapi susu dan daging sapi masih perlu impor. (Outlook Komoditas Daging Sapi 2015).

(9)

1.2 Rumusan Masalah

Menurut penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa daging segar dan yang telah dibekukan masih menjadi tempat pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah daging sapi beku dan tidak beku yang berasal dari pasar modern Medan dapat menjadi pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus ”. 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan bakteri Escherichia coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus pada daging sapi beku dan tidak beku di pasar modern Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui adanya kandungan bakteri Escherichia coli, Salmonella,dan Staphylococcus aureus pada daging sapi beku dan tidak beku di pasar modern Medan.

2. Mengetahui jumlah kandungan bakteri Escherichia coli, Salmonella,dan Staphylococcus aureus pada daging sapi beku dan tidak beku di pasar modern Medan dan membandingkannya dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Tahun 2009.

(10)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dari sudut akademis, diharapkan dapat bermanfaat sebagai data awal tentang keberadaan bakteri pada daging sapi yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi penulis lain untuk penelitian lebih lanjut.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen daging sapi beku dan tidak beku agar tetap waspada dan mengambil tindakan pengolahan yang tepat terhadap daging sapi sebelum dikonsumsi.

Referensi

Dokumen terkait

antibodi dengan reseptor pada mastosit, diikuti oleh ikatan silang molekul yang. berdekatan oleh antigen, memicu degranulasi oleh suatu mekanisme

Sistem reproduksi pada pria terdiri dari 2 bagian utama yaitu testis yang merupakan tempan pembentukan sperma, dan penis.. Letak testis yang berada di luar

[r]

photocatalyst dosage and initial IC concentration, TiO 2 / α -Fe 2 O 3 composite has almost the same photocatalytic activity under UV irradiation and solar

Dalam penelitian ini disusun proses perencanaan pembuatan shaft thresher dengan hasil pada penelitian yang dilakukan yaitu mencari kondisi pemotongan yang optimum untuk

Jika dilihat dari nilai person measure, maka menunjukkan bahwa bentuk dukungan instrumental yang paling dibutuhkan oleh responden yaitu berupa kebutuhan akan bahan

[r]

Dalam penjualan buku dan alat tulis pada beberapa toko buku salah satunya toko buku modern kudus belum menerapkan sistem komputerisasi sehingga sering terjadi