• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS

XI IPA SMA YABT MANOKWARI

Abner Yohanes Baransano, Aksamina Maria Yohanita, Insar Damopolii email corresponding author : i.damopoli@unipa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran picture and picture. Lokasi penelitian di SMA YABT Manokwari. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA dengan jumlah 30 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 85,23 dengan persentasi siswa yang tuntas sebesar 93 % dan rata-rata hasil belajar siklus II sebesar 89,90 dengan persentasi siswa yang tuntas sebesar 97 %. Kesimpulan dalam penelitian adalah penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA YABT Manokwari.

Kata kunci: Hasil belajar, picture and picture

Abstact

This research to aim improves student achievement through implementation of picture and picture learning model. The research conduct at SMA YABT Manokwari. The type of research was classroom action research using Kemmis and Taggart model. The subjects of the research were students of class XI IPA with a total of 30 students. The results showing that the average student achievement 1st cycle was 85.23 and percentage of students complete 93%. Average student achievement 2nd cycle was 89.90 and percentage of students complete 97%. The conclusion in this research is an implementation of picture and picture learning model can improve the student achievement at class XI SMA YABT Manokwari.

Keyword: Student achievement, picture and picture

LATAR BELAKANG

Pembelajaran berupaya mengubah masukan bagi siswa yang belum

(2)

kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksitensi dirinya sebagai

pribadi yang baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki sikap kebiasaan dan

tingkah laku yang baik. Belajar dapat saja terjadi tanpa pembelajaran, namun hasil

belajar akan tampak jelas dari suatu aktivitas pembelajaran. Pembelajaran yang

efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang

dikatakan telah mengalami proses belajar mengajar apabila di dalam dirinya telah

terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak mengerti menjadi

mengerti. dalam proses pembelajaran, hasil belajar dapat dilihat secara langsung.

Oleh sebab itu agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui

proses pembelajaran di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus

dirancang terlebih dahulu oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip yang

telah terbukti keunggulannya secara empirik (Anurrahman, 2014 : 34).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukkan pada pembelajaran

bahwa pembelajaran Biologi di SMA Kristen Yayasan Anu Beta Tubat (YABT)

masih kurang dalam penerapan metode, strategi maupun model-model

pembelajaran. Proses pembelajaran hingga pada saat ini masih didominasi oleh

guru sehingga aktivitas dan hasil belajara siswa dalam belajar masih sangat

kurang. Guru kurang memberikan akses yang baik bagi peserta didik untuk

berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya,

sehingga siswa merasa kesulitan jika diberikan tugas oleh guru karena kurangnya

referensi yang mendukung. Hasil belajar siswa masih sangat rendah, khususnya

pada kelas XI IPA dari total keseluruhan siswa yaitu 30 orang, 99 % siswa tidak

tuntas pada mata pelajaran Biologi. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk

mata pelajaran biologi adalah 60. Sesuai dengan kondisi siswa di kelas XI IPA

SMA Kristen YABT Manokwari, konsep pembelajaran saat ini harus berubah dari

pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning) menjadi

pusat kepada siswa (Student Centered Learning). Siswa tidak lagi diposisikan

sebagai objek belajar semata melainkan siswa diposisikan sebagai subjek sesuai

bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya.

Proses belajar mengajar perlu diperbaiki maka dibutuhkan suatu inovatif

(3)

siswa. Model Picture and Picture adalah salah satu model pembelajaran yang

aktif. Model pembelajaran picture and picture mengandalkan gambar sebagai

media dalam proses pemebelajarannya, dalam pembelajarannya gambar-gambar

dipasangkan satu sama lain atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Prinsip

pelaksanaan model pembelajaran picture and picture yaitu sajian informasi

kompentensi, sajian materi, memperlihatkan gambar yang berkaitan dengan

materi, siswa dapat menggurutkan gambar sehingga sistematik, guru

mengkonfirmasikan urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai

dengan materi ajar yang akan diajarakannya, penyimpulan, refleksi dan evaluasi. Berdasarkan penelitian Sasmita, dkk (2015:12), “Bahwa penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa”. Pada

penelitian ini, materi yang akan diajarkan adalah sistem reproduksi manusia

dimana pada materi sistem reproduksi manusia terdapat berbagai gambar gambar

yang menunjukan konsep dari materi pembelajaran. dengan model pembelajaran

picture and picture proses belajar mengajar (PBM) masih ada hubungannya

dengan materi sistem reproduksi dengan adannya gambar-gambar pada materi

membuat siswa dapat mudah memahami materi yang diajarkan. Diharapkan

penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Yayasan Anu Beta Tubat

(YABT) Manokwari.

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa pada materi sistem reproduksi manusia di kelas XI IPA SMA Kristen

Yayasan Anu Beta Tubat (YABT) Manokwari dengan penerapan model

pembelajaran picture and picture.

METODE PENELITIAN

Penelitian telah dilaksanakan di kelas XI IPA SMA Kristen Yayasan Anu

Beta (YABT) Tubat Manokwari yang berlangsung pada bulan Maret Semester

Genap Tahun Ajaran 2016/2017.

Penelitian merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu dimana cara

(4)

dari pengalaman siswa tersebut. Jenis tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus

menurut model Kemmis dan McTaggart yaitu masing-masing siklus terdiri atas

empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil yang

diperoleh dari siklus I (pertama) digunakan sebagai acuan untuk

menyempurnakan siklus II (kedua).

Standar ketuntasan siswa SMA Kristen Anu Beta Tubat (YABT) minimal

(KKM) sudah ditetapkan oleh sekolah adalah 60. Siswa dinyatakan tuntas dalam proses pembelajaran apabila siswa mendapatkan nilai yang ditentukan ≥ 60.

Analisis data yang diperoleh dari aktivitas dan hasil belajar siswa selama

mengikuti proses belajar mengajar secara kuantitatif dan deskritif berupa rata-rata

dari persentase nilai aktivitas dan hasil belajar.

a. Perolehan capaian aktivitas menggunakan rumus :

% ������ =Jumlah Skor Observer + Observer Skor Maksimal x

Tabel 1. Kriteriaaktivitas siswa dan guru

Rentang Capaian (%)

Predikat

85 - 100 Sangat baik

70 - 84 Baik

55 - 69 Cukup

40 - 54 Kurang

< 40 Sangat Kurang

b. Perolehan hasil belajar siswa menggunakan rumus :

� =Jumlah Skor Yang Diperoleh Skor Maksimal x

Tabel. 2 Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa Nilai Predikat

60-100 Tuntas 0-59 Tidak Tuntas

Sumber SMA YABT Kristen Manokwari

c. Perolehan ketuntasan klasikal menggunakan rumus : Jumlah Siswa Yang Lulus

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut meruapakan hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa.

(Tabel 3 dan Tabel 4)

Tabel. 3 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II

No Kegiatan Rata-rata capaian (%)

Siklus I Siklus II

1 Menyampaikan apersepsi dan motivasi

terhadap materi yang dibelajarkan 100 100

2 Menyampaikan tujuan pembelajaran 100 100

3 Membagi siswa dalam kelompok 100 100

4 Menyajikan materi 100 100

5 Membimbing dalam kelompok 100 100

6 Membimbing siswa dalam penyusunan

gambar 100 100

7 Memberikan pertanyaan kepada siswa 92 100

8 Memberikan penghargaan 100 100

9 Membimbing siswa dalam menyimpulkan

materi 100 100

10 Melakukan evaluasi 100 100

Rata-rata 99 100

Tabel. 4 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

No Kegiatan Rata-rata capaian (%)

Siklus I Siklus II

1 Mendengarkan dan memperhatikan

penjelasan guru 92 100

2 Siswa Membentuk kelompok 100 100

3 Kemampuan berdiskusi dalam kelompok 92 100

4 Kemampuan menyusun gambar menjadi

urutan yang logis 100 100

5 Kemampuan menjawab pertanyaan 67 100

6 Kemampuan menyimpukan materi 83 100

7 Mengikuti evaluasi 100 100

Rata-rata 90 100

Hasil observasi kegiatan/aktivitas siswa siklus I, dari 7 kegiatan siswa

yang diamati terdapat enam (6) kegiatan dengan predikat sangat baik (92-100%

(6)

Membentuk kelompok, Kemampuan berdiskusi dalam kelompok, Kemampuan

menyusun gambar menjadi urutan yang logis, Kemampuan menyimpukan materi,

Mengikuti evaluasi. Dan terdapat satu (1) kegiatan dengan predikat cukup (66.7%

tercapai). Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I mencapai 90%. Sedangkan hasil

observasi kegiatan/aktivitas siswa siklus II, dari 7 kegiatan siswa yang diamati

terdapat tujuh (7) kegiatan dengan predikat sangat baik (100% tercapai) yaitu

Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, Siswa Membentuk

kelompok, Kemampuan berdiskusi dalam kelompok, Kemampuan menyusun

gambar menjadi urutan yang logis, Kemampuan menyimpulkan materi, Mengikuti

evaluasi rata-rata aktivitas siswa pada siklus II mencapai 100%. Hal ini dilihat

bahwa ternyata proses pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan

model pembelajaran picture and picture pada materi sistem reproduksi pada

manusia dapat meningkatkan aktivitas siswa secara keseluruhan sehingga dari

siklus I hingga siklus II mengalami peningkatan secara keseluruhan dengan

demikian proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture

and picture juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

di kelas.

Salah satu modal keberhasilan pendidikan adalah aktivitas siswa, aktivitas

siswa perlu diperhatikan guna meningkatkan hasil belajar. Salah satu cara adalah

dengan menganalisis. Trianto (2013:197) mengatakan bahwa analisis siswa

merupakan telaan karakteristik siswa yang meliputi kemampuan, latar belakang

pengetahuan, dan tingkat perkembangan kognitif siswa.

Gambar 1. Grafik capaian ketuntasan hasil belajar

(7)

Berdasarkan pelaksanaan tindakan kelas dengan penerapan model

pembelajaran picture and picture yang dilkukan pada kelas XI IPA SMA Yayasan

Anu Beta Tubat (YABT) Manokwari diperoleh rata-rata persentase hasil belajar

siswa pada siklus I sebesar 93% dan pada siklus II mencapai 97%. Hal ini

dikarenakan jumlah siswa yang mengikuti evaluasi pada siklus I dan siklus II

sama yaitu sebanyak 30 siswa.

Hasil belajar merupakan suatu usaha yang telah dicapai oleh siswa dalam

bentuk perubahan-perubahan dalam diri siswa yang diharapkan terjadi setelah

proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki

atau dikuasai oleh siswa setelah siswa memperoleh atau menerima pengalaman

belajarnya (Endrayanto dan Yustiana, 2014:31). Hasil belajar yang diperoleh

siswa dari tes hasil belajar merupakan salah satu gambaran ciri khas siswa dari

setiap pertemuan yang diperoleh masing-masing individu dalam kelas.

Presentasi nilai hasil belajar siswa ditinjau dari kriteria ketuntasan, maka

terlihat bahwa hasil belajar mereka sudah memenuhi standar KKM yang sudah

ditentukan dari sekolah. Hal ini dikarenakan siswa sangat senang belajar

menggunakan model pembelajaran picture and picture karena model

pembelajaran ini lebih memudahkan mereka dalam memahami materi pelajaran

dan juga dilaksanakan berulang kali sehingga siswa lebih paham tentang apa yang

mereka akan kerjakan pada saat guru menjelaskan. Hasil ini sesuai dengan

penelitian yang pernah dilakukan oleh Sasmita, dkk (2015:21) bahwa dengan

penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil

belajar. Karena salah satu model pembelajaran yang menggunakan gambar dalam

proses pembelajaran. Dimana karakteristik picture and picture yaitu

menggambarkan konsep materi dari mata pelajaran yang diajarkan. Hal ini juga

merupakan kelebihan dari model pembelajaran picture and picture yaitu

memudahkan siswa untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh guru ketika

menyampaikan materi pembelajaran, siswa cepat tanggap atas materi yang

(8)

persatu sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar-gambar yang diberikan,

siswa lebih berkonsentrasi dan merasa asyik karena tugas yang diberikan oleh

guru berkaitan dengan permainan mereka yakni gambar. Adanya saling

kompetensi antar kelompok dalam penyusunan gambar yang telah disiapkan oleh

guru sehingga suasana kelas terasa hidup, siswa lebih kuat mengingat

konsep-konsep atau bacaan yang ada pada gambar, menarik bagi siswa dikarenakan

melalui visual dalam bentuk gambar-gambar Shoimin, (2013:125).

Dasar utama mengapa siswa bersemangat dalam mengikuti proses belajar

mengajar di kelas pada mata pelajaran tersebut karena guru yang mengajar baik,

pelajaran tidak membosankan, mudah dipelajari, tidak banyak teori, menarik,

berguna, dan dapat menghilangkan kejenuhan. Proses belajar-mengajar dan hasil

belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru

yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif

dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa akan lebih

optimal. Menurut Usman, (2003:9) hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila

guru dapat mengajar dengan beberapa faktor guru yaitu Guru sebagai

demonstrator, Guru sebagai pengelola kelas, suasana kelas tenang dan nyaman,

fasilitas belajar mengajar yang optimal sehingga hasil belajar siswa akan

meningkat.

KESIMPULAN

Penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pada materi sistem

reproduksi pada manusia di kelas XI IPA SMA Kristen Yayasan Anu Beta Tubat

(YABT) Manokwari. Aktivitas siswa pada siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan sebesar 10%. Dan presentasi hasil belajar siswa dilihat bahwa hasil

belajar siswa dari siklus I terhadap siklus II terjadi peningkatan sebesar 4%.

DAFTAR PUSTAKA

(9)

Endrayanto H. Y. S. dan Yustiana W. H. (2014). Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: PT KANISIUS

Sasmita, G. S. Penerapan Model Membelajaran Kooperatif Ttipe Picture and Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Prakarya dan Kewirausahaan Siswa di Kelas XI IPA 1 SMA N 3 Singaraja Tahun Ajaran 2014/2015”.

Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Ganesha, 4 (Vol 1) 2015:12-21.

Shohimin, A. (2016) 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Cetakan II,2016. Yogyakarta:

Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-prograsif. Jakarta: PT Fajar Inter Pratama Mandiri

Gambar

gambar Memberikan pertanyaan kepada siswa
Gambar 1. Grafik capaian ketuntasan hasil belajar

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengamatan diketahui bahwa kumbang penggerek Xystrocera globosa menyerang kayu bawang umur 15 bulan dengan persentase dan intensitas serangan sebesar 3,82% dan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan

Mutasi kepegawaian Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada perguruan tinggi swasta ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk berdasarkan peraturan

The Effect of Using Think-Pair-Shar e Technique on the Eighth Grade Students’ Reading Comprehension Achievement at SMPN 3 Bangsalsari J ember in the 2012/2013 Academic

Pasca dinyatakan diabetes, selama proses perlakukan konsumsi pakan semua kelompok pada hari ke-9 mengalami penurunan yang tidak berbeda nyata (p&lt;0,05) dibandingkan hari ke-2,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas berkat rahmat dan karuniaNya peneliti mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kepuasan Pelanggan

4 pasal 22 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman, dimana permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni antara lain karena berada pada lahan yang

Pentingnya program S.T.A.B.L.E dalam upaya menurunkan angka kesa kitan dan kematian bayi serta masih terbatasnya penelitian tentang stabilisasi bayi pasca resusitasi