• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Februari 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA

PELAJARAN ILMU PEGETAHUAN ALAM Oleh:

Distiyanti

1

, Sumardi

2

, Elly Sukmanasa

3

ABSTRAK

Distiyanti, 037110118. Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Gadog 06 Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan, Bogor 2015.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada sisiwa kelas IV melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Picture and Picture.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Gadog 06 yang terdiri dari 35 siswa dengan komposisi perempuan 17 siswa dan laki-laki 18 siswa. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester Ganjil 2014/2015.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus pertama sebesar 68 dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 60%

atau sebanyak 21 siswa dan yang belum tuntas sebesar 40% atau sebanyak 14 siswa. Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 79 dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 83% atau sebanyak 29 siswa dan yang belum tuntas 17% atau sebanyak 6 siswa. Sedangkan Kualitas pelaksanaan pembelajaran siklus pertama memperoleh nilai sebesar 72 dengan interpretasi berkualitas. Kualitas pembelajaran siklus II yaitu sebesar 83 dengan interpretasi sangat berkualitas.

Begitu pula dengan hasil perubahan perilaku siswa menunjukan adanya peningkatan pada aktivitas siswa dengan memperoleh nilai sebesar 70,67 dengan interpretasi baik. Nilai rata-rata perubahan perilaku siswa pada siklus II yaitu sebesar 90,19 dengan interpretasi sangat baik.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV di SDN Gadog 06 Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Selain itu Model pembelajaran ini dapat meningkatkan partisipasi dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK

2 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK

3 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK

(2)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Februari 2015 ABSTRACT

Distiyanti, 037110118. Application Picture and Picture Learning Model to Improve Learning Outcomes Natural Sciences Subjects In Grade IV State Primary School Gadog 06 Megamendung District of Bogor Regency. Thesis Studies Program Elementary School Teacher Education Faculty of Teacher Training and Education Pakuan University, Bogor, 2015.

This study is a Class Action Research (CAR). Commissioned jointly and two cycles. The main objective of this research is to improve learning outcomes subjects of Natural Sciences at sisiwa fourth grade through the implementation of cooperative learning model Picture and Picture.

The subjects of this study were students of State Elementary School fourth grade Gadog 06 consisting of 35 students with a composition of 17 female students and 18 male students.

Implementation of this research Odd semester 2014/2015.

The results showed that the average value of learning outcomes in subjects of Natural Sciences in the first cycle at 68 with the thoroughness of learning outcomes by 60% or as many as 21 students and unfinished by 40% or as many as 14 students. In the second cycle the average value obtained is 79 students with mastery learning outcomes by 83% or by 29 students and who have not completed 17% or as much as 6 students. While the quality of the implementation of learning first cycle to obtain a value of 72 with the quality of interpretation. The quality of the second cycle of learning that is equal to 83 with a highly qualified interpretation. Similarly, the results of changes in the behavior of students showed an increase in activity with the students obtain a value of 70.67 with a good interpretation. The average value of changes in the behavior of students in the second cycle is equal to 90.19 with a very good interpretation.

Based on the results of this study concluded that the implementation of Cooperative Learning Model Picture and Picture can improve learning outcomes subjects of Natural Sciences at the fourth grade students at SDN Gadog 06 Megamendung District of Bogor Regency. In addition, this learning model can improve the participation and activity of students in the learning process.

(3)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Februari 2015 PENDAHULUAN

Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan. Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minat yang dimilikinya.

Berdasarkan pengertian pendidikan ini, maka fungsi utama pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban manusia yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi siswa yang beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.

Untuk melaksanakan fungsi pendidikan dan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan diatas, maka diperlukan suatu program pendidikan yang disusun secara sistematis dan logis, serta sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Seperti halnya, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistimatis melalui suatu proses pengamatan, percobaan dan penemuan. Keterampilan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian pengalaman untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diarahkan untuk bersikap dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Dalam era globalisasi ini, pendidikan harus mampu mempersiapkan manusia yang mampu bersaing baik dalam pengembangan teknologi maupun pengembangan ilmu.

Untuk itu pengembangan pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) perlu ditingkatkan baik dari segi perencanaan, penggunaan metode, alat peraga maupun kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum serta penguasa konsep IPA secara keseluruhan.

Pembelajaran IPA tidak hanya dituntut dengan penggunaan metode yang sesuai, namun diperlukan kemampuan guru dalam penguasaan konsep dan penguasaan dalam mengajarkan IPA. Hal ini sangat penting mengingat keberadaan guru sebagai ujung tombak dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berdaya saing tinggi di masa yang akan datang, oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran IPA.

Rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Gadog 06 Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor bisa terjadi diantaranya oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, faktor para siswa, faktor lingkungan bahkan faktor sarana dan pra sarana pun bisa menjadi faktor pendukung dalam masalah tersebut.

Berdasarkan tes awal dikelas IV SDN Gadog 06 didapatkan data dari hasil kegiatan pembelajaran, bahwa dari 35 siswa hanya 12 siswa atau 34% yang mencapai ketuntasan belajar sedangkan 23 siswa atau 66% siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65, dengan nilai rata-rata 63.

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa, salah satunya adalah siswa kurang tertarik dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam, Siswa kurang memahami materi yang diajarkan.

Faktor lain yang juga menentukan hasil belajar siswa adalah guru, dimana guru harus memahami karakter belajar setiap siswa. Namun nyatanya pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat kurang inovasi yang menitikberatkan pada pebelajaran Teacher center, akibatnya siswa kurang memperhatikan guru saat proses pembelajaran sehingga pembelajaran terlihat mononton.

Pengadaan sarana prasarana seperti penggunaan media dan bahan ajar yang baik juga ikut menentukan hasil belajar siswa.

Dilihat dari hal ini, maka untuk

(4)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Februari 2015 meningkatkan hasil belajar siswa hal yang

harus dilakukan guru adalah memilih model pembelajaran yang tepat dan efektif dalam proses pembelajaran.

Untuk mengatasi ketuntasan hasil belajar siswa yang belum mencapai indikator penelitian siswa tersebut perlu diterapkan Model Pembelajaran alternatif lain. Salah satunya adalah dengan cara penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture Prosedur Picture and Picture memberi kesempatan pada siswa lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Picture and Picture merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture akan membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan- keterampilan sosial dalam interaksi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian skripsi dengan judul ““Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam”.

Pada siswa kelas IV SDN Gadog 06 Kecamatan Megamendung-Bogor Tahun Pelajaran 2014/2015

KAJIAN TEORITIK

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku dari proses belajar serta interaksi seseorang baik melalui pembelajaran di sekolah maupun pengalaman dari lingkungan. Tujuan Pengajaran tersebut menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku.

Berdasarkan uraian diatas Purwanto menjelaskan (2009:44) Hasil belajar merupakan perolehan dariproses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.

Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran, pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan (Abdurrahman, 1999) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Sedangkan Sudjana (2004:15) berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Menurut Dimyati, dkk. (2006:3) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan dari suatu tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.

Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.

Menurut Saefullah (2012:204) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktifitas belajar. Kemudian diperkuat kembali oleh sudjana (2010:22) yang menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.

Berdasarkan kajian teoritik di atas dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh seseorang dalam bentuk pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti setelah siswa mengalami aktivitas proses belajar.

Banyak macam strategi yang dapat guru lakukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran agar suasana belajar menjadi menarik dan tidak membosankan. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yang terdiri berbagai macam atau jenis model dengan cara belajar secara kelompok.

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.

Mohammad Ali menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan mengarahkan pembelajaran di kelas atau di luar kelas yang sesuai dengan karakteristik perkembangan dan karakteristik belajar siswa.

Pembelajaran kooperatif merupakan cara siswa belajar dalam kelompok. Sebagaimana yang diungkapkan

(5)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Februari 2015 oleh Rusman (2012: 209) yang

mengungkapkan model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.

Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang

menggunakan gambar dan

dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.

Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.

Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.

Pernyataan diatas sesuai dengan pendapat Suprijono (2009) picture and picture merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.

Pernyataan tersebut juga sejalan dengan Nana Sudjana (2009:70) yang berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah pembelajaran dengan media gambar yaitu gambar mati yang sederhana digunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar yang mempunyai makna tertentu, menarik siswa, dan mudah dipahami dari maksud gambar tersebut .

Menurut Eri Murniasih (2009:44) pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran picture and picture adalah salah satu metode belajar yang

menggunakan gambar dan

dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.

Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara ini diharapkan siswa mampu berfikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Berdasarkan hasil kajian teoritik di atas dapat disintesiskan bahwa Model

pembelajaran kooperatif picture and picture merupakan model pembelajaran yang mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran, Sehingga siswa tidak akan jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung, Hal ini karena model pembelajaran kooperatif picture and picture yang menarik dan interaktif

Berbagai pendapat muncul tentang pengertian Ilmu Pengetahuan Alam , karena pengertian ini dipandang dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang berbeda. Untuk dapat mengetahui apa Ilmu Pengetahuan itu sebenarnya, seseorang harus mempelajari sendiri Ilmu Pengetahuan itu yaitu dengan mengkaji, memahami, dan mengerjakannya.

Dari segi istilah, maka Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai pengertian

“Ilmu” tentang “Pengetahuan Alam.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Ilmu adalah akat bantu manusia dalam menanggulangi masalah- masalah yang dihadapinya sehari-sehari.

Asy’ari (2006:7) menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan Alam (IPA) berasal dari kata Natural Science, Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya IPA atau sains secara umum dapat dikatakan sebagai pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol.

Penjelasan ini mengandung makna bahwa IPA kecuali sebagai produk yaitu pengetahuan manusia juga sebagai prosesnya yaitu bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tersebut. sejalan dengan itu Nash dalam Samatowa (2011:3) berpendapat bahwa Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam ini.

Selain itu dikatakan pula bahwa Ilmu Pengetahuan Alam itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Ia juga menjelaskan cara mengamati IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat serta menghubungkannya

(6)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Februari 2015 antara suatu fenomena dengan fenomena

lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu kesimpulan yang baru tentang objek yang diteliti.

Pendapat lain dikemukakan oleh Abu dan Supatmo (2009:1) yaitu Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Betapa pun indahnya suatu teori dirumuskan, tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan/observasi. Fakta- fakta tentang gejala kebendaan/alam diselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percoban (eksperimen), kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah di rumuskan keterangan ilmiah.

Winataputra (2001:123) IPA terdiri dari 3 unsur yaitu sikap manusia, proses atau metoda dan hasil, yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Sikap manusia berupa rasa ingin tahu akan lingkungan, kepercayaan- kepercayaannnya, nilai-nilai dan opini- opininya. Dari itu muncul masalah-masalah, untuk pemecahannya digunakan proses atau metoda dengan cara menyusun hipotesis, membuat desain eksperimen dan evaluasi atau mengadakan pengukuran dan lain-lain dimana akhirnya dihasilkan suatu produk berupa fakta-fakta, prinsip-prinsip, teori- teori dan lain-lain.

Adapun menurut Trianto (2012:141) IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. Selain itu Trianto juga mengemukakan bahwa IPA bermula timbul dari rasa ingin tahu manusia, dari rasa keingintahuan tersebut membuat manusia selalu mengamati terhadap gelaja- gejala alam yang ada dan mencoba memahaminya. Dengan demikian IPA menurut Trianto merupakan ilmu pengetahuan yang lebih ditekankan pada keterampilan proses, hingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.

Berdasarkan kajian teoritik diatas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu tentang segala sesuatu yang diketahui oleh manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol, Selain itu Ilmu pengetahuan Alam adalah yang objek telaahnya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan, serta manusia.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gadog 06 Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2014/2015 tepatnya tanggal 15 Desember sampai dengan 20 Desember 2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Gadog 06 Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa observasi, tes dan studi dokumentasi.

Penelitian ini dengan menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas, yang menggunakan model modifikasi Depdiknas dari model Kemmis dan Taggart. Desain penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut:

(7)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Februari 2015 Perencanaan Tindakan Siklus

Bagan Desain PTK Model Modifikasi Depdiknas dari Model Kemmis dan Taggart HASIL PENELITIAN

Temuan penelitian dimulai pada prasiklus, kemudian dilanjutkan ke siklus I dan siklus II hingga mencapai kriteria keberhasilan penelitian ketuntasan hasil belajar secara klasikal minimal 75%.

1. Deskripsi Hasil Penelitian Tes Awal Ketercapaian Nilai Hasil Belajar Pada Materi Panca Indera Pada Tes awal.

Tabel 1

No Keterangan Frekuensi Persentase

1 Tuntas 12 34%

2 Belum Tuntas 23 66%

Jumlah 35 100%

Tabel 1 menunjukkan ketuntasan nilai hasil tes awal belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Siswa yang tuntas hanya 12 siswa atau 34%.

Sedangkan 66% atau 23 siswa masih di bawah KKM = 65.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I Ketercapaian Nilai Hasil Belajar Pada Materi Panca Indera, Pada Siklus I.

Tabel 2

No Keterangan Frekuensi Persentase

1 Tuntas 21 60%

2 Belum Tuntas 14 40%

Jumlah 35 100%

Tabel 2 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siklus I secara klasikal belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Siswa yang tuntas hanya 21 siswa atau 60%. Sedangkan 14 siswa atau 40% belum mencapai KKM = 65.

Bila dibandingkan dengan hasil tes awal dapat dikatakan mengalami peningkatan.

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II Ketercapaian Nilai Hasil Belajar Pada Materi Panca Indera Pada siklus II.

Tabel 3

No Keterangan Frekuensi Persentase

1 Tuntas 29 83%

2 Belum Tuntas 6 17%

Jumlah 35 100%

Tabel 3 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siklus II secara klasikal telah mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa atau 83%. Sedangkan 6 siswa atau 17% belum mencapai KKM = 65.

Ini menunjukan peningkatan hasil belajar sebesar 23% bila dibandingkan dengan siklus I.

Pelaksanaan

Tindakan Observasi

Evaluasi/ Refleksi

Perencanaan Tindakan 2 Pelaksanaan

Tindakan 2 Observasi

Perencanaan Tindakan

Refleksi

Evaluasi Refleksi

/

HASIL

PENELITIAN

(8)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Februari 2015 PEMBAHASAN

Model pembelajaran kooperatif Picture and Picture merupakan model yang pada saat pelaksanaannya guru membentuk kelompok kecil pada saat bekerja kelompok, setiap kelompok berjumlah 4 orang atau lebih.

Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa memiliki banyak cara, salah satunya dengan penerapan model pembelajaran yang dapat memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja secara berkelompok. Model pembelajaran kooperatif Picture and Picture mengajak siswa belajar secara langsung dengan mengurutkan gambar dan membuat suatu

konsep dengan urutan yang logis. Hal ini dikemukakan oleh Nana Sudjana (2009:70) yang berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah pembelajaran dengan media gambar yaitu gambar mati yang sederhana digunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar yang mempunyai makna tertentu, menarik siswa, dan mudah dipahami dari maksud gambar tersebut.

Berkaitan dengan teori diatas, di bawah ini adalah pembahasan hasil penelitian Siklus I dan Siklus II yang menunjukan tingkat keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif picture and picture.

Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II Aspek yang

diteliti

Hasil Siklus

Keterangan

Siklus I Siklus II

Nilai Makna Nilai Makna Kualitas

Pembelajaran 72% Berkualitas 83% Sangat

Berkualitas Meningkat 11%

Perubahan perilaku yang nampak pada siswa

70,67% Baik 90,19% Sangat

Baik Meningkat 19,52%

Ketuntasan

Hasil Belajar 60% Belum

Tuntas 83% Tuntas Meningkat 23%

Nilai Rata-

rata 68 Baik 79 Sangat

Baik Meningkat 13 Berdasarkan tabel di atas maka dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I Hasil dari pelaksanaan penelitian pada siklus I pertemuan pertama yaitu kualitas pelaksanaan pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 72 dengan interpretasi berkualitas. Perubahan perilaku siswa kelas IV memperoleh nilai rata-rata 70,67 dengan interpretasi baik. Hasil belajar dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 siswa atau 60% dan yang belum mencapai KKM sebanyak 14 siswa atau 40%.

b. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II Hasil dari pelaksanaan penelitian pada siklus II yaitu kualitas pelaksanaan pembelajaran meningkat dengan nilai rata-rata 83 dengan interpretasi sangat berkualitas. Perubahan perilaku siswa kelas IV meningkat dengan nilai rata- rata 90,19 dengan interpretasi sangat

baik. Hasil belajar meningkat 60%

menjadi 83% atau sebanyak 29 siswa mencapai KKM dan 17% atau sebanyak 6 siswa belum mencapai KKM. Ini menunjukan bahwa ketuntasan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV telah mencapai indikator keberhasilan minimal yaitu 75%.

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditarik simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Picturen And Picture dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Gadog 06 Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.

(9)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Februari 2015 DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman.1999. Evaluasi pembelajaran.

Yogyakarta: multi Pressindo

Dimyati, Mudjiono. 2006 Belajar adan Pembelajaran. Jakarta :Rineka Cipta Maslichah Asy’ari. (2006).Penerapan

Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Panitia PLPG. 2009. Panitia Pelaksana Pendidikan Dan Latihan Profesi.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung : PT. Remaja Rosdaya Karya.

Rusman. 2012. Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Press.

Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hal 2. Jakarta:

Indeks

Sudjana. 2004. Evaluasi Pembelajaran.

Yogyakarta: Multi Pressindo

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Offset

Winataputra, Udin S,.2001. strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Universitas Terbuka

BIODATA PENULIS

Distiyanti, lahir di Bogor, 03 Desember 1991, agama islam anak kelima pasangan dari Bapak Suparman dan Ibu Sadiah.

Tinggal di Jl. Raya Puncak Gadog Rt/Rw 06/03 Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor.

Pendidikan formal yang di tempuh di Sekolah Dasar Negeri Gadog 06 tahun 1998- 2004, Sekolah Menengah Pertama PGRI 01 Ciawi tahun 2004-2007, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Megamendung tahun 2007- 2010, kemudian melanjutkan pendidikan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pakuan Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Determinasi Pengungkapan Informasi Lingkungan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

Penum- pukan ini terjadi karena bahan bakar untuk operasio- nal insenerator sendiri yang kadang tidak tersedia, kerusakan insenerator dan operator insenerator ha- nya satu orang

Kesimpulan yang dapat diambil dari pen- elitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1) Profil multimedia pembelajaran fisika berba- sis audio-video eksperimen listrik dinamis

kontak atau yang diperkirakan akan menimbulkan kontak dengan darah, cairan tubuh, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien dan benda terkontaminasi. • Dikenal 3 jenis

ERA MEDIA INFORMASI/Ir.. ERA

Berbagai cara dilakukan oleh pengurus komunitas motor COMPAG untuk meningkatkan disiplin berlalu lintas para anggotanya seperti pembuatan peraturan yang berlandaskan

In 2014, operating income of Guarantee Institution reached Rp2,098 billion, an increase of 9.2% from previous year. Meanwhile, operating expenses decreased by 2.6% from 2013. The