• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM IKLAN TELEVISI (Analisis Semiotik John Fiske Terhadap Iklan MENTOS EDISI RAISA Tahun 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM IKLAN TELEVISI (Analisis Semiotik John Fiske Terhadap Iklan MENTOS EDISI RAISA Tahun 2015)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

(Analisis Semiotik John Fiske Terhadap Iklan “MENTOS EDISI RAISA”

Tahun 2015)

Agelin Yoga Dryantama, Rizka Nur Rohmah, Fahri Khoiru Miftah, Kristin Tri Lestari & Maria Febiana Christanti

Program Studi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Merdeka Madiun

Abstract

This study aims to determine the signifier and signified that represent women in the Mentos advertisement of Raisa edition in 2015. This research uses Qualitative research with semiotic method from John Fiske. The unit of analysis of this study are scenes that show women’s representation. From the research that has been done can be concluded that there are three levels of meaning through the theory of semiotics John Fiske (interpretation of reality, representation and ideology). At the level of reality shows raisa feminine appearance, body movement and speech. Then the level of representation reveals shooting techniques more commonly used medium close-up, effects of lively music and focus on raisa scene. The level of ideology reveals that women are considered as human beings who have the initiative to learn and improve oneself for the better

Key Words: Woman representation, Advertisement, Semiotic, John Fiske,

PENDAHULUAN

Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Periklanan tidak hanya berfungsi untuk memberikan informasi pada khalayak, tetapi lebih dari itu, harus bisa membujuk khalayak agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran dengan tujuan mencetak keuntungan. Iklan sebagai bagian media massa adalah media representasi, dikatakan begitu karena gambar visual ataupun tulisan, dalam bentuk caption atau kata‐kata yang terdapat pada iklan merupakan tanda

dan dengan begitu representasi dari objek sebenarnya di dunia nyata.

Sebagai contoh iklan yang memasang gambar pemandangan alam adalah repre-sentasi alam di dunia di luar media iklan. Sedangkan iklan yang memasang gambar perempuan adalah representasi perempuan yang sebenarnya terjadi diluar media iklan. Maka sah‐sah saja bila kemudian khalayak memaknainya sebagai sebuah simbol ke-damaian dan harmoni, karena tanda bersifat arbitrari, yang berarti ada kesepakatan ‐ kesepakatan tertentu antara pengguna dan pemakna tanda. Seringkali makna yang

(2)

dihasilkan oleh penonton atau pembaca iklan berbeda dari makna yang dimaksudkan oleh pencipta iklan dan produsen.

Berdasarkan pengamatan peneliti di dalam iklan televisi sering dijumpai adanya perempuan. Perempuan dalam iklan televisi sering ditampilkan mengacu pada stereotype tertentu, misalnya sosok perempuan sebagai ibu rumah tangga atau sebagai sosok yang lemah, pasif, dianggap remeh, kuper dan selalu dinomorduakan dalam segala hal. Berbeda dengan iklan televisi mentos edisi Raisa tahun 2015. Secara visual, iklan televisi ini menampilkan perempuan sebagai perempuan yang supel, percaya diri, modern dan mempunyai hobi atau kegemaran yang unik, berbeda dari perempuan biasanya.

Dalam iklan televisi ini menceritakan tentang seseorang yang membawa kekasihnya yaitu Raisa untuk diperkenalkan kepada keluarganya. Si Perempuan tampak gugup dan grogi ketika bertemu dengan keluarga sang kekasih. Didalam iklan ini terdapat lima orang narator yaitu 3 laki-laki (Kekasih Raisa, Ayah kekasih Raisa, adik kekasih Raisa dan 2 perempuan (Raisa dan ibu kekasih Raisa), yang diawali dari narator kekasih Raisa yang mengatakan “ma pa kenalin Raisa, tenang aja”, lalu kekasih Raisa meninggalkan Raisa untuk berbincang-bincang dengan keluarganya dan selanjutnya narator perempuan (Ibu kekasih Raisa) mengatakan “Raisa, bisa masak?”, jawaban Raisa “saya bisanya tapanyaki”. Ke-mudian narrator laki-laki (ayah kekasih Raisa) mengatakan “ kamu suka bola gak?” Jawaban Raisa “ saya lebih suka ice skating om” . Dan terakhir narrator laki-laki (adik kekasih Raisa) meengatakan “kak suka gukku?” Jawaban Raisa” saya lebih suka anjing laut”. Setelah itu sang kekasih datang dan bertanya “katanya mau pergi” jawaban Raisa “kita dirumah aja”.

Dari hasil observasi peneliti diketahui bahwa iklan tersebut sangat digemari oleh masyarakat, tidak hanya dari tokohnya yang sudah populer yaitu Raisa tetapi juga dari visualisasi per adegan dalam iklan. Karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan analisis semiotika tentang representasi perempuan dalam iklan televisi Mentos edisi Raisa tahun 2015. Sehingga muncul sebuah pertanyaan penelitian yaitu bagaimana makna representasi perempuan dalam iklan televisi Mentos edisi Raisa tahun 2015?

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui paradigma konstruktivis. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan unit analisis:

1. Subyek dari penelitian ini adalah perempuan dalam desain iklan mentos. 2. Obyek dari penelitian ini adalah

komu-nikasi teks media yang terdiri atas gambar, property, gerakan tubuh (gesture), dan kostum yang ada dalam desain iklan mentos di televisi.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Yang pertama, data primer yaitu file iklan atau transkrip iklan mentos. Sumber data tersebut peneliti mendapat berupa file iklan atau transkrip iklan mentos yang di download dari youtube. Data primer ini termasuk data mentah (row data) yang harus di proses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna. Kemudian, data sekunder yaitu informasi yang didapat dari literatur, jurnal, internet dan sumber-sumber lainnya yang mendukung dan berhubungan dengan topik penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan cara dokumentasi. Disini peneliti mencari data-data dan referensi tentang iklan mentos

(3)

dengan cara melihat dan mengamati melalui file iklan atau transkrip iklan mentos yang sudah di download dari youtube.

Metode yang digunakan untuk meng-analisa pada penelitian ini adalah dengan mengunakan metode semiotika. Metode semiotika ini digunakan untuk menemukan makna atau pesan yang tersembunyi dibalik iklan televisi mentos edisi RAISA tahun 2015. Unit analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah kode-kode televisi John Fiske yang mempunyai tiga level yang dimana ketiganya merupakan suatu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Dalam Television Culture (Fiske, 1987,p.5), kode-kode televisi dibagi menjadi tiga level yaitu:

1. Level pertama adalah reality (realitas). Kode sosial yang termasuk di dalamnya adalah appearance (penampilan), environment (lingkungan), behavior (peri laku), gesture (gerakan), expression (ekspresi).

2. Level kedua adalah representation (repre-sentasi). Kode sosial yang termasuk di dalamnya adalah camera (kerja kamera), lighting (teknik pencahayaan), editing (penyuntingan), music (kerja musik). 3. Level ketiga adalah ideology (ideologi).

Kode sosial yang termasuk di dalamnya adalah gender, patriarki (patriarchy), feminism (feminism) dan perkem-bangannya.

Dalam menganalisis, pertama-peneliti mengamati iklan televisi mentos edisi RAISA tahun 2015 lalu memilih scene dan narasi yang signifikan dengan fokus penelitian yaitu relasi gender. Setelah itu menganalisis gambar dan narasi yang telah dipilih dengan menggunakan metode semiotika dan unit analisis kode televisi John Fiske. Peneliti

membagi menjadi tiga tataran dalam analisis yaitu deskripsi, makna dan ideologi. Deskripsi berisi penjabaran apa yang ditangkap secara visual, makna berisi pendalaman dari deskripsi atau mengungkapkan arti dari deskripsi dan ideologi berisi pendalaman dari tataran makna yang dikaitkan dengan konsep-konsep tertentu.

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Hasil analisa penelitian ini menggunakan 11 potongan gambar dalam iklan yang menjadi unit analisis:

Gambar 1 1. Level realitas

Kostum Raisa dalam adegan ini meng-gunakan dress berwarna hitam bermotif bunga putih dan menggunakan sabuk berwarna coklat. Tata rias rambut Raisa berwarna hitam sedikit gelombang dan dibiarkan terurai. Lingkungan pada adegan ini berada di dalam rumah keluarga kekasih Raisa.

2. Level Representasi

Kerja kamera ditampilkan dalam Two Shot an middle shot. Musik yang diberikan adalah musik yang ceria. Menggambarkan keceriaan sang kekasih Raisa yang ingin mengenalkan kekasihnya yaitu Raisa kepada keluarganya. 3. Level Ideologi

Dari adegan ini peneliti mengartikan bahwa setiap laki-laki yang memiliki

(4)

kekasih mengenalkan kekasihnya kepada keluarganya agar saling mengenal satu sama lain. Niat membawa kekasih ntuk bertemu keluarga merupakan tanda keseriusan hu-bungan. Ketika seorang laki-laki membawa pasangannya kerumah untuk dikenalkan kepada keluarganya merupakan suatu hal keyakinan untuk bisa menjalani hubungan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari cuplikan musik yang terdengar ceria pada adegan ini, menandakan kebahagiaan dan penuh semangat dari pasangan tersebut untuk bertemu keluarga.

Gambar 2 1. Level Realitas

Penampilan Ibu kekasih Raisa meng-gunakan baju berwarna pink dengan kerah berwarna putih. Perilaku Ibu kekasih Raisa memegang cangkir di tangan kanannya sedangkan di tangan kirinya ia memegang sesuatu seperti camilan. Ibu kekasih Raisa mengatakan “Raisa, bisa masak?”. Sementara ekspresi Ibu kekasih Raisa tampak me-nunjukkan ekspresi rasa ingin tahu. Hal itu peneliti ketahui dari mata ibu kekasih Raisa yang menunjukkan tatapan ingin tahu dan alis mata sebelah kiri yang sedikit dinaikkan. 2. Level Representasi

Pada sudut pandang kamera ini, ibu kekasih Raisa ditampilkan dalam Medium Close Up. Hal ini menunjukkan ciri khas dari

penampilan seorang ibu-ibu yang sedang santai bersama keluarganya di dalam rumah. Pada adegan ini musik yang ditampilkan merupakan musik yang sedikit agak menegangkan dan terkesan menginterogasi. Hal ini bertujuan untuk mendukung ibu kekasih Raisa yang ingin mengetahui sesuatu dari seorang Raisa. 3. Level Ideologi

Seorang ibu dari laki-laki pasti meng-inginkan perempuan yang kelak akan menjadi istri anak laki-lakinya ahli dalam urusan masak memasak dalam kehidupan berumah tangga. Memasak merupakan sebuah keahlian yang wajib dimiliki oleh setiap calon istri untuk melayani keluarga. Dalam kebuadayaan masyarakat Indonesia, perempuan bisa memasak adalah hal utama. Seperti pada stereotype masyarakat jawa bahwa perempuan harus bisa masak, manak, macak.

Gambar 3

(5)

1. Level Realitas

Penampilan Raisa terlihat mengenakan kostum ala cheff professional. Ia memegang sebuah spatula. Lingkungan pengambilan gambar dibuat sama persis seperti restoran teppanyaki layaknya di restoran aslinya. Agar lebih mendukung suasana di dalamnya di-tambahkan property dapur dan ornament khas jepang seperti terlihat pada gambar. Perilaku Raisa tampak memeragakan proses memasak khas teppanyaki. Ditambahkan juga atraksi kobaran api yang biasa diperagakan oleh chef restoran teppanyaki. Raisa tampak percaya diri karena bisa memberikan jawaban yang memuaskan kepada ibu kekasih Rasia. Bahkan ia juga bisa mempraktekkan apa yang ia sampaikan.

2. Level Representasi

Pada gambar yang pertama Raisa di-tampilkan dalam sudut pandang kamera Medium Close Up. Hal itu bermaksud untuk memberikan detail obyek agar lebih jelas bahwa Raisa merupakan seorang cheff. Sedangkan pada gambar yang kedua Raisa ditampilkan dalam sudut pandang kamera Total Shot dan Establish Shot. Disini lebih ditampilkan lagi keseluruhan obyek tentang teppanyaki. Memberikan juga deskripsi singkat tentang apa yang dimaksud dengan teppanyaki. Musik yang diberikan dalam adegan gambar pertama dan kedua merupakan musik yang bertemakan Jepang, karena berguna untuk mendukung adegan. Ditambahkan juga efek suara ‘theng thong theng’ yang berarti dentingan spatula yang berbenturan dengan plat besi yang digunakan untuk memasak. Dan juga efek suara ‘wuuuussshh’ yang menandakan api yang berkobar.

3. Level Ideologi

Raisa menunjukkan jawaban yang lebih dari sekedar memasak biasa. Raisa

me-nunjukan sosok perempuan yang cerdas karena mengatahui resep dan teknik masakan internasional. Mengetahui berarti telah terjadi proses inisiatif belajar dalam diri untuk memiliki kualitas diri lebih baik. Ia memiliki kemampuan untuk memasak masakan yang biasanya dilakukan oleh kaum pria. Dan dalam prosesnya biasa diselingi dengan atraksi-atraksi kelihaian mengolah makanan dan atraksi yang berhubungan dengan api. Itu semua merupakan kemampuan yang luar biasa bila dimiliki oleh seorang wanita.

Gambar 5 1. Level Realitas

Ayah kekasih Raisa memakai kemeja berwarna putih. memakai kacamata yang agak ditarik kebawah. Rambutnya sebagian sudah beruban dan terdapat kumis dan jenggot yang melekat di wajah keriputnya. Ayah kekasih Raisa tampak sedang membaca majalah sepakbola. Dan ia bertanya kepada Raisa “ kamu suka bola gak?” Ekspresi yang ditunjukkan ayah kekasih Raisa menunjukkan bahwa ia ingin mengetahui sesuatu. Rasa ingin tahu biasanya ditunjukkan dengan mata yang agak melotot dan salah satu atau kedua alis yang agak dinaikkan juga dahi yang dikerutkan.

2. Level Representasi

Sudut pengambilan gambar yang di-gunakan dalam adegan ini adalah Medium

(6)

Close Up. Menampilkan pengambilan gambar dari bahu sampai atas kepala. Memberikan tambahan penjelasan tentang kegiatan yang sedang dilakukan oleh ayah kekasih Raisa. Musik yang ditampilkan pada adegan ini merupakan musik yang sedikit agak menegangkan dan terkesan menginterogasi. Hal ini memberikan kesan bahwa ayah kekasih Raisa menginginkan jawaban yang diharapkan.

3. Level Ideologi

Pertanyaan “kamu suka bola gak?” se-benarnya cocok diajukan kepada laki-laki karena secara mainstream penggemar olah raga sepak bola adalah laki-laki. Namun, pada adegan ini tampak sosok ayah yang berwajah serius menanyakan pertanyaan tersebut kepada perempuan, kekasih anaknya. Maknanya, serorang ayah atau orang tua menilai perempuan bukan hanya pandai memasak saja, tapi juga pada kegemaran atau hobi. Kegemaran atau hobi juga tidak terbatas pada lingkup perempuan saja. Sosok ayah ini seperti berharap raisa mempunyai kesamaan hobi dengannya. Dengan orang lain yang memiliki persamaan maka kita akan mudah menjalin suatu hubungan sosial.

Gambar 6

Gambar 7 1. Level Realitas

y Appearance (penampilan), Pada adegan ini Raisa terlihat mengenakan sweater ditambah dengan syal putih yang ia kalungkan pada lehernya. Ia juga memakai penutup kepala. Ia menggunakan sepatu ice skating. y Environment (lingkungan), Pada

adegan ini, latar tempat berubah menjadi wahana ice skating. Lengkap dengan taburan hujan salju dan ditambah dengan wallpaper bermotif bunga es.

y Behavior (perilaku), Raisa berkata “ saya lebih suka ice skating om”. Kemudian ia melakukan kegiatan atraksi ice skating.

y Gesture (gerakan), Ketika mela-kukan atraksi ice skating, Raisa melakukannya dengan gerakan ber-putar-putar dengan mengangkat kedua tangan sebatas wajah dan salah satu kaki diangkat setinggi lutut. y Expression (ekspresi), Raisa

men-jawab dengan senyum yang menawan. Terlihat seperti puas, karena telah memberikan jawaban yang tak terduga

2. Level Representasi

y Camera (kerja kamera), Sudut pengambilan gambar yang digunakan

(7)

dalam adegan gambar pertama adalah Medium Close Up. Menampilkan gambaran kostum yang berkaitan dengan jawaban yang diberikan oleh Raisa. Sedangkan sudut pengambilan gambar pada adegan gambar yang kedua adalah Total Shot dan Establish Shot. Menegaskan tentang aktivitas yang sedang dilakukan oleh Raisa dan menunjukkan lokasi dimana adegan itu terjadi.

y Music (kerja musik), Pada adegan ini diberikan music yang ceria yang mendukung adegan ketika melakukan atraksi ice skating. Ditambah pula efek suara “whuuuwhuuuwhuuug” yang terdengar seperti suara angin yang cepat, ketika raisa berputar-putar melakukan atraksi ice skating. 3. Level Ideologi

Saat ini bagi wanita menyukai sepakbola merupakan hal yang wajar. Dalam adegan ini wanita di representasikan memiliki kegemaran yang jarang digemari oleh wanita khususnya di Indonesia. Dalam adegan iklan ini wanita mencoba hal-hal baru yang tidak banyak orang mengetahui dan digemari. Sehingga memberikan kesan ekslusif bagi siapa saja yang melihatnya. Selain itu adegan ini merepresentasikan sosok perempuan yang memiliki kegemaran ekskulsif.

Gambar 8

Pada adegan ini yang menjadi fokus utama obyek yang diteliti adalah anak laki-laki. Dalam iklan ini anak laki-laki tersebut berperan sebagai adik kekasih Raisa.

1. Level Realitas

y Appearance (penampilan), Dalam adegan ini adik kekasih Raisa memakai kaos lengan panjang. Rambut berponi yang menutupi hampir seluruh dahinya. Merupakan gaya penampilan anak-anak laki-laki pada umumnya.

y Behavior (perilaku), Adik kekasih Raisa diperlihatkan sedang bermain boneka anjing. Ia mengatakan “kak, suka gukku” sambil menunjukkan bonekanya kea- rah Raisa.

2. Level Representasi

y Camera (kerja kamera), Sudut pengambilan gambar yang digunakan pada adegan ini adalah Total Shot. Menunjukkan bahwa tokoh anak kecil tersebut merupakan bagian dari anggota keluarga kakasih Raisa yaitu sebagai adiknya.

3. Level Ideologi

Seorang anak yang menunjukkan main-annya kepada seorang perempuan. Dengan tujuan ingin menanyakan apakah ia menyukai mainannya tersebut. Ia berharap si perempuan menyukai mainannya dan mau diajak untuk bermain bersama. Bermain bagi anak-anak merupakan salah satu sarana edukasi yang berguna bagi perkembangan dan pertumbuhan anak-anak. Orang dewasa harus berperan dalam proses bermain seorang anak. Mereka bisa memberi arahan bagaimana bermain yang edukatif dan positif. Dan melarang mereka untuk bermain permainan yang negative.

(8)

Gambar 9 1. Level Realitas

y Behavior (perilaku), Raisa meng-atakan “saya lebih suka anjing laut” sambil mengerutkan sedikit bibirnya. Ia tersenyum tipis. Kedua bola matanya melihat kesebelah kiri. y Gesture (gerakan), Pada adegan

ini Raisa terlihat sedikit menoleh kesamping kiri kearah anjing laut yang sedang menciumnya.

2. Level Representasi

y camera (kerja kamera), Pada adegan ini penggunaan sudut pengambilan gambar yang digunakan adalah Two Shot. Menunjukkan dua objek, yaitu Raisa dan anjing laut yang terlihat sedang menciumnya.

y Music (kerja musik), Musik ceria ditambahkan untuk memberika kesan yang menyenangkan pada adegan ini. Untuk efek suara ditambahkan efek ‘chuuuups’ yang berarti kecupan dari seekor anjing laut yang diberikan kepada Raisa.

3. Level Ideologi

Perempuan modern saat ini menyukai hal-hal yang tak biasa. Dalam adegan iklan ini perempuan ditampilkan menyukai hewan yang tak lazim untuk disukai. Meskipun begitu hewan tersebut tetap lucu dan menggemaskan.

Pada umumnya hewan yang yang disukai oleh perempuan hanya sebatas pada anjing dan kucing. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki kegemaran yang unik dan berbeda dari perempuan biasa.

Gambar 10 1. Level Realitas

y Appearance (penampilan), Kekasih Raisa diwujudkan memakai kemeja berlengan panjang namun lengannya sedikit dilipat sedikit dibawah siku. Kekasih Raisa memiliki kumis tipis dan juga jenggot yang sama tipis dengan kumisnya.

y Behavior (perilaku), Kekasih Raisa terlihat baru saja keluar dari sebuah ruangan yang terdapat dirumahnya. Tangannya seperti memegang tembok. Ia berkata ”katanya mau pergi”.

y Expression (ekspresi), Kekasih Raisa tampak terkejut. Hal itu diungkapkan dengan mata yang sedikit melotot dan mulut yang agak terbuka.

2. Level Representasi

y Camera (kerja kamera), Pada adegan ini kekasih Raisa ditayangkan dengan pengambilan sudut pandang kamera Medium Close Up. Memberikan gambaran tentang sosok Kekasih Raisa.

(9)

3. Level Ideologi

Seorang laki-laki yang ingin mengajak kekasihnya pergi ke suatu tempat. Sebelumnya ia meninggalkan kekasihnya untuk berkenalan dengan keluarganya. Namun ia terlihat terkejut melihat kekasihnya telah akrab dengan keluarganya. Sosok perempuan biasa nya memiliki sifat pemalu dan sulit bergaul dengan orang lain yang belum ia kenal. Apalagi ini merupakan keluarga dari kekasih yang kebanyakan perempuan segan untuk menghadapinya apabila tidak didasri dengan keinginan untuk menjalin hubungan ke jenjang yang lebi tinggi. Perempuan pada adegan iklan ini merupakan sosok yang supel.

Gambar 11

Pada adegan ini yang menjadi fokus utama obyek yang diteliti Raisa

1. Level Realitas

y Environment (lingkungan), Latar tempat pada adegan ini ditampilkan seperti wahana ice skating

y Behavior (perilaku), Raisa terlihat sedang bermain ice skating bersama keluarga kekasihnya. Tangannya terlihat sedang berpegangan pada punggung ibu kekasihnya. Raisa mengatakan “kita dirumah aja”. y Expression (ekspresi), Raisa tampak

bahagia bisa bermain bersama keluarga kekasihnya

2. Level Representasi

y Camera (kerja kamera), Sudut pengambilan gambar yang digunakan pada adegan ini adalah Total Shot. Menampilkan keseluruhan obyek yang ada didalamnya. Yaitu adalah Raisa dan keluarga kekasihnya. Establish shot juga digunakan pada adegan ini. Menggambarkan lokasi tempat untuk memberikan orientasi dimana adegan tersebut terjadi. Pada adegan ini lokasi yang ingin disampaikan merupakan wahana ice skating.

y Music (musik), Music yang meng-iringi adegan ini adalah music yang bahagia. Menggambarkan keber-samaan yang terjalin antara Raisa dengan keluarga kekasihnya.

3. Level Ideologi

Perempuan tak selalu harus mengikuti kehendak laki-laki. Perempuan memiliki kesetaraan hak suara yang sama dalam mengambil keputusan. Perempuan juga bisa memberikan alasan yang rasional kepada laki-laki dalam memberikan keputusan terhadap suatu persoalan.

KESIMPULAN

Perempuan sering ditampilkan sebagai pribadi yang lemah, pasif, dianggap remeh dan menjadi nomor dua dalam segala hal. Iklan mentos edisi Raisa tahun 2015 secara verbal dan non verbal menggambarkan sosok perempuan yang supel, percaya diri, modern dan memiliki kegemaran yang suka tantangan. Gambaran ini diperdalam lagi menggunakan pisau analisa semiotika dari John Fiske yang mempunyai tiga level kode televise yaitu realitas, representasi dan ideology. Kesimpulan

(10)

berdasarkan analisa seimotika penelitian ini antara lain:

A. Level Realitas dalam Iklan Mentos Edisi Raisa 2015

Pada level realitas menguraikan analisa semiotika tentang tanda dan makna. Dari hasil analisa dapat diringkas level realitas lebih mengutamakan aspek penampilan, gesture (gerak badan), ekpresi, dan ucapan. Lebih fokus pada sosok Raisa sebagai perempuan. B. Level Representasi dalam Iklan Mentos

Edisi Raisa 2015

Teknik sudut pengambilan gambar lebih sering menggunkan medium close up. Efek musik yang digunakan musik yang ceria, dengan beat yang cepat, dan efek menegangkan. Efek ceria lebih fokus pada saat adegan raisa sendiri atau raisa dengan pacarnya. Efek menegangkan mengarah pada adegan orang tua kekasih ketika mengajukan pertanyaan kepada raisa.

C. Level Ideologi dalam Iklan Mentos Edisi Raisa 2015

Perempuan tidak hanya dianggap sebagai sosok yang memiliki stereotype masak, macak, manak. Perempuan memiliki inisiatitif belajar dalam diri untuk meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. (2006). Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta : Kencana.

Fiske, John. (1987). Television Culture. London :Routhledge.Gardiner et al. (1996). Margana, Sri & M. Nursam. (2010). Perempuan

Indonesia: Dulu dan Kini. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Widyatama, Rendra. (2006). Bias Gender dalam Iklan Televisi. Yogyakarta: Media Iklan Raisa Edisi Mentos Tahun 2015

Gambar

Gambar 1 1.  Level realitas
Gambar 5 1.  Level Realitas
Gambar 9 1.  Level Realitas

Referensi

Dokumen terkait

22. Kalimantan Selatan 23. Kalimantan Timur 24. Kalimantan Utara 25. Sulawesi Utara 26. Sulawesi Barat 27. Sulawesi Tengah 28. Sulawesi Tenggara 29. Sulawesi Selatan 30.

Melalui apa yang diucapkannya, “al-lisan mizan al-insan” (lisan adalah ukuran seorang manusia), begitu ungkapan Ali bin Abi Thalib. Tubb dan sylvia Moss, Humman communication,

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kesadaran wajib pajak, sosialisasi perpajakan, dan pengetahuan perpajakan terhadap kemauan wajib pajak orang

pembelajaran pair check dan peningkatan kemandirian belajar siswa. Berkenaan dengan bagaimana proses dari penerapan metode pembelajaran. pair check dalam meningkatkan

Laporan skripsi dengan judul “Sistem Informasi Pakir Pada Rumah Sakit Islam Kudus” telah dilaksanakan dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah sistem informasi

Analysis of sensitivity on the fattening beef cattle with coffee bran is required to see the extent of fattening cattle sensitivity to changes (deductions

Pertama, terdapat beberapa proses yang dilalui remaja dalam pengambilan keputusan, mulai dari mengenali masalah yang ada, menetapkan tujuan yang ingin dicapai,

pribadi atau Wajib Pajak badan tidak termasuk bentuk usaha tetap, menerima penghasilan dari usaha tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan