• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

A. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

Analisis pada aspek geografi di Kabupaten Pekalongan perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan gambaran kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk, komposisi dan populasi masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu di Kabupaten Pekalongan.

1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang berada di daerah Pantura bagian barat sepanjang pantai utara Laut Jawa yang memanjang ke selatan dengan Kota Kajen sebagai ibukota pusat pemerintahan.

Sumber : RTRW Kabupaten Pekalongan 2011 – 2031 Gambar 2.1

Peta Orientasi Kabupaten Pekalongan terhadap Provinsi Jawa Tengah

Secara administratif, Kabupaten Pekalongan dibagi dalam 19 Wilayah kecamatan yang terdiri 272 desa dan 13 kelurahan dengan luas total wialyah keseluruhan 836,13 Km2. Kecamatan Paninggaran merupakan kecamatan yang terluas di Kabupaten Pekalongan dengan luasan yaitu 92.99 Km2 atau sebesar 11.12% dari keseluruhan luas total Kabupaten Pekalongan. Sedangkan Kecamatan Buaran merupakan

(2)

kecamatan yang mempunyai luasan paling sempit di Kabupaten Pekalongan dengan luas wilayah yaitu 9.54 Km2 atau sebesar 1.14% dari total keseluruhan luas wilayah Kabupaten Pekalongan.

Kabupaten Pekalongan secara administratif berbatasan dengan :  Sebelah Utara : Laut Jawa & Kota Pekalongan

 Sebelah Timur : Kabupaten Batang & Kota Pekalongan  Sebelah Selatan : Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten

Purbalingga

 Sebelah Barat : Kabupaten Pemalang

Sumber : RTRW Kabupaten Pekalongan 2011 – 2031

Gambar 2.2

(3)

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kabupaten Pekalongan

No Kecamatan Luas (Km2) Desa / Kelurahan

1 Kandangserang 60,55 14 2 Paninggaran 92,99 15 3 Lebakbarang 58,20 11 4 Petungkriyono 73,58 9 5 Talun 58,57 10 6 Doro 68,45 14 7 Karanganyar 63,48 15 8 Kajen 75,15 24/1 9 Kesesi 68,52 23 10 Sragi 32,40 16/1 11 Siwalan 25,91 13 12 Bojong 40,06 22 13 Wonopringgo 18,80 14 14 Kedungwuni 22,94 16/3 15 Karangdadap 20,99 11 16 Buaran 9,54 7/3 17 Tirto 17,39 16 18 Wiradesa 12,70 11/5 19 Wonokerto 15,91 11 Jumlah 836,13 272/13

Sumber : Kabupaten Pekalongan Dalam Angka, 2016 b. Letak dan Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Pekalongan mempunyai bentuk yang memanjang dari utara ke selatan. Di bagian utara termasuk wilayah pantura dan merupakan jalur utama di Pulau Jawa. Secara astronomis letak Kabupaten ini berada di antara 6º - 7º 23’ Lintang Selatan dan antara 109º - 109º 78’ Bujur Timur. Karena sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan Laut Jawa maka dari 285 desa/kelurahan yang ada, terdapat 6 desa pantai.

1) Topografi

Wilayah Kabupaten Pekalongan merupakan perpaduan antara wilayah dataran rendah di bagian utara dan dataran tinggi di bagian selatan yang termasuk dalam kawasan dataran tinggi Dieng. Kawasan dataran tinggi di kabupaten ini berada pada 1.294 meter dari permukaan laut. Dari 285 desa/kelurahan yang ada, 11 desa merupakan desa pantai dan 274 desa bukan desa pantai. Menurut topografi desa, terdapat 66 desa/kelurahan (23,16 %) yang berada di dataran tinggi dan selebihnya 219 desa/kelurahan (76,84 %) berada di dataran rendah.

Kelerengan lahan di wilayah Kabupaten Pekalongan cukup bervariasi. Secara umum rona kelerengan di Pekalongan merupakan pegunungan dibagian selatan yang melandai ke arah utara (pantai). Keragaman kelerengan di Kabupaten Pekalongan Bervariasi mulai dari 0-2 % yang meliputi bagian utara sampai dengan bagian tengah Kabupaten Pekalongan, 0-15 % bagian tengah Pekalongan (Kecamatan Doro dan Talun), 15-40% yang meliputi bagian selatan Kecamatan Talun, Doro, sebagian Kecamatan Kandangserang dan Paninggaran serta kelerengan lebih dari 40 % yang meliputi sebagian besar Kecamatan Lebakbarang, Petungkriyono, bagian utara dan selatan Kecamatan Paninggaran, bagian barat Kecamatan Kajen dan bagian selatan Kecamatan Kandangserang.

Secara morfologi rona fisik Kabupaten Pekalongan sebagian besar berupa dataran dan sebagian lagi berbentuk perbukitan dan pegunungan. Kondisi topografi Kabupaten Pekalongan bervariasi yaitu mulai 0 mdpl (meter dari permukaan laut) sampai 2177 mdpl.

(4)

Secara penggolongan ketinggian Kabupaten Pekalongan terbagi menjadi:

a. Daerah dengan tinggi 0-7 m seluas 9.026,660 Ha atau sebesar 10, 06% dari luas keseluruhan

b. Daerah dengan tinggi 7-25 m seluas 16.849,791 Ha atau sebesar 18,77% dari luas keseluruhan

c. Daerah dengan tinggi 25-100 m seluas 11.085,000 Ha atau sebesar 12,35 % dari luas keseluruhan

d. Daerah dengan tinggi 0-7 m seluas 9.026,660 Ha atau sebesar 10, 06% dari luas keseluruhan

e. Daerah dengan tinggi 100-500 m seluas 20.602,421 Ha atau sebesar 22,95% dari luas keseluruhan

f. Daerah dengan tinggi 500-1000 m seluas 22.224,662 Ha atau sebesar 24,76 % dari luas keseluruhan

g. Daerah dengan tinggi lebih dari 1000 m seluas 9.980,625 Ha sebesar 11,12 % dari luas keseluruhan.

Tabel 2.2

Ketinggian wilayah per-kecamatan Dari permukaan laut

No Kecamatan Tinggi dari permukaan laut (mdpl)

1 Kandangserang 276 2 Paninggaran 850 3 Lebakbarang 691 4 Petungkriyono 1.294 5 Talun 3 6 Doro 381 7 Karanganyar 70 8 Kajen 60 9 Kesesi 40 10 Sragi 9 11 Siwalan 9 12 Bojong 50 13 Wonopringgo 20 14 Kedungwuni 11 15 Karangdadap 11 16 Buaran 8 17 Tirto 4 18 Wiradesa 4 19 Wonokerto 4

Sumber : RTRW Kabupaten Pekalongan 2011-2031

2) Geologi

Geomorfologi wilayah Kabupaten Pekalongan dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentang alam, yaitu :

a) Daerah Endapan Aluvial

Daerahnya tersebar pada daerah dengan ketinggian antara 0-5 meter DPL terdiri dari:

(1) Aluvium, yang terletak pada ketinggian 0 - 25 m dpl. Jenis ini umumnya masih relatif muda, namun dapat menjadi daerah pertanian yang baik dan subur jika mendapat cukup pengairan. Daerah meliputi Kecamatan Sragi, Wiradesa, Tirto, Buaran, Kedungwuni, Doro, Wonopringgo, Karanganyar, Kajen, Kesesi dan Bojong dengan luas keseluruhan 25.138,9516 Ha atau sebesar 30,23% dari luas keseluruhan.

(2) Aluvium Facies Gunung Api, terlelak pada ketinggian antara 25 - 500 dpi. Daerah ini merupakan lahan dengan kualitas

(5)

yang baik bagi pengembangan pertanian karena memiliki sifat menyerap dan menampung air. Struktur geologi ini meliputi daerah - daerah di Kecamatan Petungkriono, Talun, Kandangserang, Kajen, Kesesi, Wonopringgo dan Kedungwuni; luas cakupan wilayahnya seluas 12.970,6250 Ha atau sekitar 14,45% dari luas keseluruhan Kabupaten Pekalongan.

b) Daerah Hasil Gunung Api Kwarter Tua

Daerah ini terletak pada daerah dengan ketinggian sekitar 500 meter dpl atau lebih. Umumnya bersifat kurang subur, dengan kondisi topografi relatif kasar dimana pelapukan dari daerah ini mudah terbawa oleh hanyutan sungai yang melintasi kawasan tersebut yang berdampak pada penurunan tingkat kesuburan lahan. Struktur geologi ini terdapat di Kecamatan Paninggaran, Lebakbarang, Petungkriono, Talun, Doro, Karanganyar,Kajen, Kesesi, dan Karanganyar; dengan luas cakupan wilayahnya sebesar 17.681,250 Ha atau sekitar 19,70% dari luas keseluruhan Kabupaten Pekalongan.

c) Daerah Hasil Gunung Api

Terdapat di Kecamatan Kesesi, Paninggaran dengan luas keseluruhan mencapai 6.555,8333 Ha atau 7,30% dari luas keseluruhan Kabupaten Pekalongan.

d) Daerah Hasil Gunung Api tak teruraikan

Pada umumnya daerah ini berupa batuan breksi, lava, lapili dan tupa. Umumnya batuan tersebut membentuk bukit-bukit tinggi yang tertutup dan berwarna abu-abu tua sampai coklat dan kuning kemerahan. Jenis lahan ini mencakup wilayah-wilayah di Kecamatan Kandangserang, Paninggaran, Talun, Doro, Kajen, Kesesi, Wonopringgo dan Kedungwuni.

e) Daerah Miosen Facies Sedimen

Terdapat pada daerah dengan ketinggian lebih dari 500 m ataupun lebih dari 1000 m dpl. Pada umumnya merupakan daerah dengan potensi kehutanan dengan total luasan mencapai 18.850,000 Ha atau sekitar 20,26% dari luas keseluruhan Kabupaten Pekalongan. Terletak di Kecamatan Kesesi, Paninggaran, Lebakbarang, Petungkriono, Karanganyar, Kajen dan sebagian kecil Kecamatan Kesesi.

f) Daerah Pra Tertier Sedimen

Terdapat di Kecamatan Petungkriono dengan luasan sekotar 2.020 Ha atau sekitar 2,25% darai luas keseluruhan Kabupaten Pekalongan.

g) Daerah Pliosen Facies Sedimen

Terdapat di kecamatan kesesi dan Kajen dengan luasan sekitar 572 Ha atau 0,64% dari luas keseluruhan Kabupaten Pekalongan.

h) Daerah Oligosen

Terdapat di Kecamatan Kandangserang dan Paninggaran dengan luasan sekitar 262,500 Ha atau sekitar 0,29% dari luas keseluruhan Kabupaten Pekalongan.

i) Daerah Granit

Terdapat di Kecamatan Kesesi dengan luasan sekitar 150 ha atau sekitar 0,13% dari luas keseluruhan Kabupaten Pekalongan.

3) Jenis Tanah

Sebaran jenis tanah di Kabupaten pekalongan adalah sebagai berikut :

a) Latosal Coklat : Kec. Paninggaran, Kandangserang, Doro b) Aluvial Kelabu Tua : Kec. Sragi dan Kedungwuni

(6)

d) As Alatosal Coklat : Kec. Paninggaran, Doro, Karanganyar, Kajen, Kesesi, Bojong, Wonopringgo, Kedungwuni

e) As Aluvial Kelabu : Kec. Sragi, Kajen, Kesesi, Bojong, Buaran Tirto, Wiradesa

f) As Aluvial Coklat : Kec. Sragi, Bojong, Wonopringgo, Kedungwuni Buaran, Tirto

g) Aluvial Hidromorf : Kec. Sragi, Wiradesa, Tirto, Wonokerto, Siwalan h)Komplek Latosal merah kekuning-kuningan dan Latosal Coklat kemerahan : Kec. Kandangserang, Paninggaran, Lebakbarang, Petungkriyono

i) As Adrosal Coklat : Kec. Kandangserang, Paninggaran, Lebakbarang, Petungkriyono

4) Hidrologi dan Hidrogeologi

a) Air Permukaan

Keadaan hidrologi ditunjukkan oleh keberadaan sungai, mata air,dan waduk yang terdapat di Kabupaten Pekalongan. Kabupaten Pekalongan secara hidrologi terbagi ke dalam 4 Daerah Aliran Sungai, yaitu DAS Kupang, DAS Sekarang, DAS Sragi dan DAS Genteng. Keempat daerah aliran sungai ini merupakan daerah aliran sungai utama yang mencakup beberapa aliran sungai yang ada di Kabupaten Pekalongan yang kesemuanya bermuara di Laut Jawa.

Selain itu sumber air di Kabupaten Pekalongan selain berasal dari sungai juga berasal dari beberapa daerah irigasi serta wadung/embung/lumbung air yang ada di Kabupaten Pekalongan. Sumber daya air permukaan tersebut sebagian besar dimanfaatkan untuk pertanian. Dari sumber air tersebut, terbagi dalam 4 daerah irigasi, yaitu:

(1) Daerah Irigasi Rancah (2) Daerah Irigasi Longsong (3) Daerah Irigasi Watesan (4) Daerah Irigasi Ontobogo

Sebagai salah satu strategi dalam upaya konservasi sumber daya air yang ditujukan untuk meningkatkan, memulihkan dan mempertahankan daya dukung, daya tampung, dan fungsi daerah aliran sungai untuk menjamin ketersediaan air guna memenuhi kebutuhan yang berkelanjutan dilakukan melalui upaya pemeliharaan berbagai sumber daya air yaitu kawasan danau, waduk, rawa, situ/embung dan mata air sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam UU No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan. Dalam upaya peningkatan pemeliharaan sumber air, salah satu strategi dalam pengawetan air yaitu dengan pembangunan waduk atau embung.

b) Air Bawah Tanah

Air tanah yang terdapat di Kabupaten Pekalongan meliputi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal dapat diketahui keberadaannya melalui sumur-sumur penduduk sebagai pengguna utama, sedang air tanah dalam diidentifikasi melalui sumur-sumur artesis yang umumnya dimiliki oleh pengguna sektor industri.

Berdasarkan hasil penelitian dari Direktorat Geologi Bandung, potensi air tanah di Kabupaten Pekalongan adalah sebesar 475.757.000 m3 yang terdiri dari :

(1) Potensi air tanah dangkal diperkirakan dengan 57.082 sumur penduduk = 57.082x4.051 m3 = 231.239.182m3. (2) Potensi air tanah dalam = 244.517.818 m3.

(7)

5) Klimatologi

Iklim Kabupaten Pekalongan termasuk dalam kategori iklim tropis basah. Curah hujan dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Jumlah hari dan curah hujan selama setahun sangat bervariasi. Selama kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah hari hujan dan curah hujan paling banyak terjadi pada tahun 2011 dengan hari hujan sebanyak 144 hari dan curah hujan sebanyak 3.175 mm, sedangkan penurunan paling signifikan terjadi pada tahun 2012 dengan hari hujan sebanyak 120 hari dan curah hujan sebanyak 2.243 mm.

Pada tahun 2015 ini, Kabupaten Pekalongan mengalami rata -rata curah hujan 2.591 mm, lebih rendah bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2014 yang mengalami rata -rata curah hujan 2.832 mm. Untuk rata -rata hari hujan tahun 2015 adalah 126 hari, lebih rendah bila dibandingkan rata -rata hari hujan tahun 2014 sebesar 136 hari. Curah hujan yang tertinggi terjadi di Kecamatan Lebakbarang sebesar 4.838 mm, demikian juga rata –rata hari hujan terbanyak terjadi di Kecamatan Lebakbarang yaitu sebesar 157 hari. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.3. dan grafik pada gambar 2.3., berikut ini :

Tabel 2.3

Hari Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2015

No Kecamatan Tahun Hari Hujan Curah Hujan

1 Kandangserang 154 4.001 2 Paninggaran - - 3 Lebakbarang 157 4.838 4 Petungkriyono - - 5 Talun 150 2.272 6 Doro 147 2.887 7 Karanganyar 147 3.280 8 Kajen 132 2.723 9 Kesesi 134 2.591 10 Sragi 126 2.309 11 Siwalan - - 12 Bojong 127 2.333 13 Wonopringgo 123 2.237 14 Kedungwuni 114 1.808 15 Karangdadap - - 16 Buaran 94 1.452 17 Tirto 48 1.241 18 Wiradesa 104 2.303 19 Wonokerto - - Rata-Rata 2015 126 2.591 2014 136 2.832 2013 143 2.992 2012 120 2.243 2011 144 3.175

(8)

Gambar 2.3

Hari Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2015

6) Penggunaan Lahan

Penggunaan tanah dibedakan menjadi tanah sawah dan kering. Luas tanah di Kabupaten Pekalongan tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun, namun apabila dilihat dari fungsi/penggunaannya maka mengalami pergeseran. Tanah sawah luasnya setiap tahun berkurang, sebaliknya tanah kering mengalami peningkatan perluasan. Tahun 2015 luas tanah sawah sebesar 24.392,00 ha (29,17 %) dan luas tanah kering sebesar 59.223,00 ha (70,83 %). Sebagian besar luas tanah sawah merupakan sawah beririgasi 20.601,00 ha (84,46 %), baik merupakan irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana, maupun irigasi desa / PU, sedangkan sisanya 3.791,00 ha (15,54 %) merupakan sawah tadah hujan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.4. dan dapat diperjelas dengan melihat grafik pada gambar 2.4.

Tabel 2.4

Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2015

Tahun Lahan Sawah Lahan Bukan

Sawah Jumlah Total

2015 24.392,00 59.223,00 83.615,00

2014 24.789,54 58.823,53 83.613,07

2013 24.871,51 58.741,56 83.613,07

2012 24.751,23 58.861,83 83.613,06

2011 24.751,24 58.861,83 83.613,07

Sumber : Kabupaten Pekalongan Dalam Angka 2016

Gambar 2.4

Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2015

(9)

2. Potensi Pengembangan Wilayah

Tujuan pengembangan Wilayah Kabupaten Pekalongan dirumuskan, sebagai, pedoman dalam mengarahkan rencana pengembangannya. Bedasarkan kondisi dan permasalahan di Kabupaten Pekalongan tujuan dari pengembangan wilayah Kabupaten Pekalongan adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan sistem interaksi antar ruang wilayah terutama

perhubungan dan prasarana wilayah;

b. Menjamin pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Pekalongan, dengan membuka wilayah yang secara geografis relatif terisolir dibandingkan dengan wilayah lainnya;

c. Menjaga dan melestarikan lingkungan dengan pemantapan kawasan yang berfungsi lindung dan pengarahan pemanfatan kawasan budidaya; d. Mengembangkan perekonomian berbasiskan potensi ekonomi lokal;

dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap rnemperhatikan kelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan, untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi wilayah; e. Mengembangkan industri yang berwawasan lingkungan, didukung oleh

pengembangan pertanian dan perikanan/kelautan yang mantap;

f. Mengembangkan sistem prasarana wilayah terpadu, sehingga tercipta suatu susunan interrelasi dan interkoneksi jaringan masing-masing komponen prasarana dan sarana wilayah;

g. Pengembangan kawasan-kawasan khusus yang perlu mendapat perhatian/ seperti kawasan yang perlu dikendalikan perkembangannya, maupun kawasan yang perlu dipacu perkembangannya.

Berikut diuraikan potensi pengembangan wilayah Kabupaten Pekalongan, sebagaimana tertuang pada Rencana Pola Ruang RTRW Kota Pekalongan Tahun 2011-2031.

a. Kawasan Lindung

1) Kawasan Hutan Lindung

Adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan-kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Adanya fungsi kawasan lindung adalah untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjadi fungsi hidrologik tanah untuk menjamin unsur hara tanah, air tanah dan air permukaan. a) Kawasan Lindung yang dikelola oleh Negara

Kawasan hutan lindung yang dikelola oleh negara yang ada di Kabupaten Pekalongan antara lain di Kecamatan Paninggaran, Kecamatan Kandangserang, Kecamatan Lebakbarang, Kecamatan Petungkriyono dan Kecamatan Talun dengan luasan ± 1.932 Ha.

b) Kawasan Lindung yang dikelola oleh Masyarakat

Kawasan lindung yang dikelola masyarakat adalah kawasan lindung di luar kawasan hutan adalah kawasan yang sepenuhnya diperuntukan bagi konservasi hidrologi, yaitu mengatur tata air, mencegah banjir dan erosi serta memelihara keawetan kesuburan tanah. Kawasan lindung yang dikelola masyarakat bertujuan untuk memberikan ruangan yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah resapan air tanah dan penanggulangan banjir.

Di Kabupaten Pekalongan kawasan lindung yang dikelola masyarakat terletak di Kecamatan Doro, Kecamatan Kajen, Kecamatan Kandangserang, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Kesesi, Kecamatan Lebakbarang, Kecamatan Paninggaran, Kecamatan Petungkriyono dan Kecamatan Talun.

(10)

2) Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya di Kabupaten Pekalongan berupa kawasan resapan air. Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (aquifer) yang berguna sebagai sumber air. Kawasan ini diperuntukan bagi tanaman yang mampu menyimpan air tanah sebagai cadangan air bagi kawasan di bawahnya. Kawasan resapan air bertujuan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahnya maupun kawasan yang bersangkutan.

Kawasan resapan air yang ada di Kabupaten Pekalongan adalah di Kecamatan Petungkriyono, Kecamatan Lebakbarang, Kecamatan Paninggaran, Kecamatan Kandangserang, Kecamatan Talun, Kecamatan Doro, Kecamatan Kajen, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Kesesi.

3) Kawasan Perlindungan Setempat a) Kawasan sempadan sungai

Kawasan Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk

mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Kawasan sempadan sungai berfungsi untuk melindungi sungai dari kegiatan

manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta

mengamankan aliran sungai.

Kabupaten Pekalongan merupakan wilayah yang banyak dialiri oleh sungai-sungai yang termasuk dalam DAS Comal dan DAS Sengkarang dengan Sub DAS Kupang, Sengkarang dan Sragi, yaitu di sepanjang Sungai Sragi Lama, Sungai Sragi Baru, Sungai Paingan, Sungai Genteng, Sungai Keruh, Sungai

Sengkarang, Sungai Pencongan dan Sungai Kupang dengan jarak sempadan 10-15 meter termasuk jalan inspeksi. b) Kawasan sempadan pantai

Adalah deretan sepanjang tepian yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai. Kawasan sempadan pantai berfungsi untuk melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai.

Kawasan sempadan pantai yang ada di Kabupaten Pekalongan terletak di Kecamatan Siwalan, Wonokerto dan Tirto dengan jarak minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

c) Kawasan sekitar mata air

Kawasan Sekitar Mata Air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Kawasan sekitar mata air berfungsi untuk melindungi mata air dari kegiatan pemanfaatan yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya.

Di Kabupaten Pekalongan kawasan perlindungan sekitar mata air merupakan kawasan sekitar mata air dengan jari-jari sekurang-kurangnya 200 meter yang terdapat di Kecamatan Kandangserang, Paninggaran, Petungkriyono, Karanganyar, Doro, Talun, Kajen, Bojong, Wonopringgo, Kedungwuni dan Kesesi.

(11)

d) RTH Perkotaan

Ruang terbuka hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah baik dalam bentuk area memanjang/ jalur hijau, yang dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka tanpa bangunan. Ruang terbuka hijau pada kawasan perkotaan ditujukan agar berfungsi sebagai areal penghijauan kota. Dalam skala besar, secara alamiah ruang terbuka hijau dapat berwujud sebagai hutan kota yang memiliki fungsi ekologis dan estetis. RTH perkotaan meliputi:

(1) Luas seluruh RTH perkotaan minimal kurang lebih 3.423 ha.

(2) Jalur hijau.

(3) Lahan-lahan berupa taman.

(4) Lahan-lahan sekitar bangunan perumahan dan bangunan umum.

(5) Tempat pemakaman.

4) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya

Merupakan kawasan lindung yang pemanfaatannya untuk menjaga kelestarian dan atau menyempurnakan unsur-unsur yang menunjang kemantapan fungsi lindungnya yang dilandaskan pada mekanisme saling menguntungkan antara lingkungan eksternal dengan mahkluk hidup di dalamnya.

a) Taman Wisata Alam

Kawasan yang ditunjuk memiliki keadaan yang menarik dan indah baik secara alamiah maupun bantuan manusia. Kawasan taman wisata berfungsi untuk melestarikan keindahan alam berupa hutan untuk kepentingan wisata dan daerah perlindungan.

Kawasan hutan wisata di Kabupaten Pekalongan terletak di Hutan wisata Linggoasri di Kecamatan Kajen dan Kecamatan Petungkriyono.

b) Taman Wisata Laut

Kawasan taman wisata laut adalah kawasan yang mempunyai gugus karang kepulauan dan perairan khusus yang berbatasan dengan daratan. Kawasan taman wisata laut berfungsi untuk melestarikan agar kehidupan laut tidak rusak dan punah meskipun digunakan sebagai wisata.

Di Kabupaten Pekalongan kawasan taman wisata laut terdapat di Kecamatan Siwalan dan Wonokerto.

c) Kawasan Pantai Berhutan Bakau

Kawasan pantai berhutan bakau adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap pantai dan lautan. Kawasan pantai berhutan bakau berfungsi untuk melestarikan hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya berbagai biota laut, pelindung pantai dari pengikisan air laut serta penunjang usaha budidaya lainnya.

Di Kabupaten Pekalongan kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Kecamatan Siwalan, Wonokerto dan Tirto. d) Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan diperuntukan bagi kegiatan yang bertujuan untuk melindungi atau melestarikan budaya dan kegiatan pengembangan ilmu pengatahuan. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah kawasan yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan dapat berupa peninggalan bersejarah yang berguna bagi pengembangan budaya dan ilmu pengetahuan. Usaha ini dilakukan untuk melindungi kekayaan budaya bangsa berupa peninggalan sejarah, bangunan bernilai

(12)

budaya tinggi, situs arkeologi, monumen nasional dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pariwisata dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan manusia.

Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan terdapat di Hutan wisata Linggoasri di Kecamatan Kajen dan Situs purbakala di Kecamatan Kesesi, situs purbakala di kecamatan Petungkriyono.

5) Kawasan Lindung Geologi

Kawasan lindung geologi yang ada di Kabupaten Pekalongan adalah berupa kawasan imbuhan air yaitu kawasan resapan air yang mampu menambah jumlah air tanah dalam secara alamiah pada cekungan air tanah.Kawasan imbuhan air terdapat di cekungan Pekalongan-Pemalang.

6) Kawasan Lindung Lainnya / Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah Kawasan lindung lainnya yang ada di Kabupaten Pekalongan adalah berupa perlindungan plasma nutfah. Kawasan perlindungan plasma nutfah adalah kawasan yang memiliki jenis plasma nutfah tertentu yang belum terdapat di kawasan konservasi yang telah ditetapkan. Kawasan ini bertujuan untuk melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Kawasan perlindungan plasma nutfah berada di Kecamatan Petungkriyono, Kecamatan Lebakbarang dan Kecamatan Kandangserang.

b. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya merupakan kawasan diluar kawasan lindung yang kondisi fisik dan potensi sumber daya alamnya dianggap dapat dan perlu dimanfaatkan baik bagi kepentingan produksi (kegiatan usaha) maupun pemenuhan kebutuhan permukiman

Kawasan budidaya yang dikelola pemanfaatan ruangnya terdiri dari : 1) Kawasan Hutan Produksi

Kawasan Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Kawasan hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan produksi dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang dihitung dengan metode skoring mempunyai jumlah nilai antara 125-174. Kawasan hutan produksi tetap adalah kawasan hutan produksi dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan itensitas hujan yang dihitung dengan metode skoring mempunyai jumlah nilai dibawah 125. Keberadaan kawasan hutan produksi mendukung kegiatan konservasi pada hutan produksi agar ekosistem hutan tetap terjaga.

Kawasan hutan produksi yang ada di Kabupaten Pekalongan yang memiliki luasan ± 26.562 Ha yang terbagi dalan peruntukan hutan produksi terbatas seluas ± 25.361 Ha dan peruntukan hutan produksi tetap seluas ± 1.201 Ha, terletak di Kecamatan Kesesi, Kecamatan Kajen, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Doro, Kecamatan Talun, Kecamatan Kandangserang, Kecamatan Paninggaran, Kecamatan Lebakbarang dan Kecamatan Petungkriyono.

2) Kawasan Hutan Rakyat

Kawasan hutan rakyat adalah kawasan hutan yang berada pada tanah yang telah dibebani hak atas tanah yang dibuktikan dengan alas titel atau hak atas tanah, yang diatasnya didominasi pepohonan dalam satu ekosistem yang ditunjuk oleh Bupati/

(13)

Walikota. Keberadaan kawasan hutan rakyat mendukung kegiatan konservasi pada hutan rakyat agar ekosistem hutan tetap terjaga.

Kawasan hutan rakyat di Kabupaten Pekalongan terletak di Kecamatan Kandangserang, Paninggaran, Lebakbarang, Petungkriyono, Kedungwuni ,Talun, Doro, Karanganyar, Kajen, Kesesi, Sragi, Siwalan, Bojong, Wonopringgo, Karangdadap, Buaran, Tirto, Wiradesa dan Wonokerto.

3) Kawasan Budidaya Pertanian

Kawasan peruntukan pertanian yang ada di Kabupaten Pekalongan dapat terdiri dari 4 jenis peruntukan antara lain:

a) Pertanian tanaman pangan;

Kawasan pertanian tanaman pangan memiliki luasan sebesar kurang lebih 25.124 ha.

Kawasan pertanian lahan basah berfungsi untuk mempertahankan jumlah kawasan budidaya pertanian demi kepentingan budidaya tanaman pangan seperti padi demi menjaga kemampuan daerah dalam swasembada pangan.

Kawasan peruntukan tamanaman pangan di Kabupaten Pekalongan terdiri dari:

(1) Tanaman Padi

Kecamatan yang dapat dijadikan sebagai sentra-sentra pengembangan pertanian tanaman pangan padi, dengan didasarkan kriteria prosentase luas lahan basah (sawah) cukup besar (>25%) dan produktivitas tanaman padi cukup besar adalah Kecamatan Kajen, Kecamatan Kesesi, Kecamatan Bojong, dan Kecamatan Sragi. Sedangkan untuk pengembangan secara umum dilakukan di seluruh wilayah Kabupaten Pekalongan.

(2) Tanaman Padi Gogo

Kecamatan yang dapat dijadikan sebagai sentra pengembangan pertanian tanaman pangan padi gogo adalah Kecamatan Wonopringgo.

(3) Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dialokasikan seluas kurang lebih 24.195 ha (dua puluh empat ribu seratus sembilan puluh lima hektar) di semua kecamatan yang dilihat dari status irigasi berupa irigasi teknis, indeks pertanaman lebih dari satu kali tanam dan produktivitas lebih besar dari atau sama dengan 4,5 ton.

b) Pertanian hortikultura;

Pertanian hortikultura sayuran dan bunga-bungaan, meliputi: pertanian hortikultura sayuran yang dipanen sekali (bawang merah, bawang putih, kentang, kubis, petsai/sawi, wortel, dan lobak, termasuk bayam dan kangkung yang dipanen dengan akarnya); hortikultura sayuran yang dipanen lebih dari sekali (kacang panjang, kacang merah, cabe, tomat, terong, buncis, ketimun, labu siam, bayam, kangkung dan jamur); hortikultura bunga-¬bungaan (anggrek, mawar, melati, dan sedap malam), termasuk tanaman hias yang dipanen selain bunganya, serta pembibitan dan pembenihan hortikultura sayuran dan bunga-bungaan.

Kawasan hortikultura memiliki luasan kurang lebih 18.991 ha. Kawasan peruntukan hortikultura di Kabupaten Pekalongan meliputi sebagian wilayah Kecamatan Doro, Kecamatan Talun, Kecamatan Kandangserang, Kecamatan Lebakbarang, Kecamatan Petungkriyono, Kecamatan Bojong terutama bagian selatan, Kecamatan Wonopringgo terutama bagian selatan, barat dan timur, serta sebagian wilayah Kecamatan Kajen.

(14)

Sentra-sentra penghasil tanaman pangan yang dapat dikembangkan antara lain:

(1) Kecamatan Kandangserang dengan komoditas jagung dan ubi kayu.

(2) Kecamatan Kesesi dengan komoditas jagung, ubi kayu dan kacang hijau.

(3) Kecamatan Kajen dengan komoditas jagung, ubi kayu dan kacang tanah.

(4) Kecamatan Bojong dengan komoditas jagung dan kacang hijau.

(5) Kecamatan Tirto dengan komoditas jagung, ubi kayu ,kacang tanah dan kedelai.

(6) Kecamatan Wiradesa dengan komoditas jagung, kacang tanah dan kedelai.

(7) Kecamatan Paninggaran dengan komoditas ubi kayu.

(8) Kecamatan Sragi dengan komoditas ubi kayu dan kacang tanah.

(9) Kecamatan Siwalan dengan komoditas ubi kayu dan kacang tanah.

(10)Kecamatan Kedungwuni dengan komoditas ubi kayu dan kacang hijau.

(11)Kecamatan Buaran dengan komoditas ubi kayu. (12)Kecamatan Doro dengan komoditas ubi jalar.

(13)Kecamatan Wonopringgo dengan komoditas ubi jalar. (14)Kecamatan Karanganyar dengan komoditas ubi jalar. (15)Kecamatan Wonokerto dengan komoditas kedelai.

Sentra-sentra pengembangan tanaman buah-buahan dan tanaman hias adalah:

(1) Kecamatan Kandangserang dengan komoditas buah alpokat, brokoli, tomat, mentimun, kacang panjang, buncis dan buah durian.

(2) Kecamatan Kesesi dengan komoditas tomat, mentimun, cabai, duku, manggis, buah mangga.

(3) Kecamatan Kajen dengan komoditas buah alpokat, brokoli, bawang daun, tomat, mentimun, cabai, buncis.

(4) Kecamatan Bojong dengan komoditas tomat, mentimun, manggis, buah mangga.

(5) Kecamatan Tirto dengan komoditas tomat, mentimun, manggis, buah mangga.

(6) Kecamatan Wiradesa dengan komoditas buah mangga. (7) Kecamatan Paninggaran dengan komoditas wortel, lobak,

brokoli, bawang daun, tomat, mentimun, kacang panjang, buncis dan bayam.

(8) Kecamatan Sragi dengan komoditas tomat, mentimun, manggis.

(9) Kecamatan Siwalan dengan komoditas mentimun, manggis, buah mangga.

(10)Kecamatan Kedungwuni dengan komoditas tomat, mentimun, manggis.

(11)Kecamatan Buaran dengan komoditas mentimun dan buah mangga.

(12)Kecamatan Doro dengan komoditas buah alpokat, kubis, brokoli, bawang daun, tomat, mentimun, kacang panjang, cabai, buncis, bayam, melati gambir, manggis, buah durian. (13)Kecamatan Wonopringgo dengan komoditas mentimun,

tomat, cabai, duku, manggis, buah mangga.

(14)Kecamatan Karanganyar dengan komoditas tomat, cabai, mentimun, buah durian.

(15)Kecamatan Petungkriyono dengan komoditas wortel, kentang, bawang daun.

(15)

(16)Kecamatan Wonokerto dengan komoditas mentimunm melati putihm buah mangga.

(17)Kecamatan Lebakbarang dengan komoditas lobak, brokoli, bawang daun, kacang panjang, buncis, buah durian.

(18)Kecamatan Talun dengan komoditas lobak, brokoli, bawang daun, tomat, mentimun, cabai, buncis, duku, manggis, buah durian.

(19)Kecamatan Karangdadap dengan komoditas tomat, mentimun, cabai, duku, manggis.

c) Perkebunan

Terdapat 11 komoditas yang berkembang di Kabupaten Pekalongan, yaitu kelapa, cengkeh, kopi, tebu, teh, jambu mete, aren, panili, panili, lada, dan nilam. Untuk pengembangan lebih lanjut ditentukan sentra-sentra pengembangan sebagai berikut: (1) Kecamatan Kajen dengan komoditas kelapa, tebu, karet,

lada.

(2) Kecamatan Kedungwuni dengan komoditas kelapa. (3) Kecamatan Tirto dengan komoditas kelapa.

(4) Kecamatan Bojong dengan komoditas kelapa.

(5) Kecamatan Paninggaran dengan komoditas cengkeh, kapuk, kopi, teh, aren, nilam.

(6) Kecamatan Kandangserang dengan komoditas cengkeh, kapuk, nilam.

(7) Kecamatan Wiradesa dengan komoditas cengkeh, kapuk. (8) Kecamatan Talun dengan komoditas kapuk, kopi, teh, aren,

lada.

(9) Kecamatan Doro dengan komoditas kapuk, kopi, karet. (10)Kecamatan Lebakbarang dengan komoditas kopi, aren,

panili.

(11)Kecamatan Petungkriyono dengan komoditas kopi, teh, aren, panili.

(12)Kecamatan Kesesi dengan komoditas kopi, tebu, nilam. (13)Kecamatan Karangdadap dengan komoditas kopi. (14)Kecamatan Bojong dengan komoditas tebu.

(15)Kecamatan Karanganyar dengan komoditas teb, karet, lada. (16)Kecamatan Sragi dengan komoditas tebu.

d) Peternakan.

Kawasan peternakan adalah kawasan untuk usaha pengembangan peternakan. Secara umum dapat digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu ternak besar (sapi, kerbau, kambing, domba, dan kuda) dan aneka unggas (ayam, itik, dan jenis unggas lainnya). Untuk peternakan hewan besar paling tidak harus tersedia atau dekat dengan areal tumbuhnya makanan ternak yang cukup, sedang untuk peternakan unggas biasa menyebar diseluruh kawasan budidaya asal makanan tercukupi. Kawasan peternakan berfungsi untuk mewujudkan kelangsungan pengembangan dalam usaha pengembangan peternakan.

Peternakan hewan besar tersebar di Kecamatan Kandangserang, Paninggaran, Lebakbarang, Talun, Doro, Kajen dan Kesesi. Untuk ternak unggas tersebar di Kecamatan Kajen, Kesesi, Wonopringgo dan Paninggaran.

(16)

c. Kawasan Perikanan

Kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi usaha pengembangan perikanan. Kawasan perikanan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perikanan dan melestarikan kekayaan sumber daya perikanan.

Kawasan Perikanan di Kabupaten Pekalongan terdapat di daerah-daerah aliran sungai yang ada di wilayah Daerah dengan peruntukan kawasan budidaya kolam air tawar yaitu terletak di Kecamatan Paninggaran, Kecamatan Petungkriyono, Kecamatan Doro, Kecamatan Talun, Kecamatan Kandangserang, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Sragi, Kecamatan Siwalan, Kecamatan Wonokerto dan Kecamatan Wonopringgo. Selain itu juga di Kecamatan Tirto, Wonokerto dan Siwalan dengan peruntukan kawasan budidaya air laut dan tambak

d. Kawasan Pertambangan

Kawasan pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi sumberdaya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/ data geologi dan merupakan tempat dilakukannya sebagian atau seluruh tahapan kegiatan pertambangan yang meliputi penelitian, penyelidikan umum, eksplorasi, operasi produksi/ eksploitasi dan pasca tambang, baik di wilayah daratan maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh penggunaan lahan, baik kawasan budidaya maupun kawasan lindung.

Pengembangan kawasan pertambangan di Kabupaten Pekalongan masih membutuhkan beberapa tahapan sebelum sampai pada tahapan eksploitasi. Hal tersebut karena masih belum diketahui mengenai kondisi volume kandungan bahan tambang yang ada. Meskipun sudah terindikasikan luasan hamparan tambang yang merata di wilayah kabupaten Pekalongan. Sedangkan sampai saat sekarang penguasaan dan pengusahaan bahan galian tambang yang ada masih ditangani oleh masyarakat umum awam dengan sistem pengelolaan informal.

Kawasan pertambangan yang ada di kabupaten Pekalongan terdiri dari: Pertambangan mineral logam, bukan logam batuan yang terdapat di:

1) Kecamatan Kandangserang berupa andesit, batu gamping, diorit (Desa Lambur, Desa Klesem, Desa Bodas) serta kalsit (Desa Sukoharjo).

2) Kecamatan Kajen berupa andesit, diorit (Desa Windurojo) dan tanah urug.

3) Kecamatan Karanganyar berupa andesit, lempung/tanah liat (Desa Curug, Pododadi) dan tanah urug.

4) Kecamatan Doro berupa andesit, kaolin (Desa Randusari) serts lempung/tanah liat (Desa Larikan,Kolimojosari).

5) Kecamatan Petungkriyono berupa andesit. 6) Kecamatan Lebakbarang berupa andesit.

7) Kecamatan Paninggaran berupa oker (Desa Paninggaran) dan trass (Desa Domiyong, Tenogo).

8) Kecamatan Kesesi berupa lempung/tanah liat (Desa Mulyorejo, Sidosari, Kradon, Wotupayung dan Kuasen).

9) Kecamatan Bojong berupa lempung/tanah liat (Desa Wongandono, Kalipancur) dan Tanah Urug.

10)Kecamatan Talun berupa lempung/tanah liat (Desa Kalirejo) dan Tanah Urug.

11)Kecamatan Kedungwuni berupa Lempung/Tanah Liat (Desa Langkap).

(17)

e. Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kawasan peruntukan industri berfungsi untuk mengembangkan kawasan peruntukan industri dengan tidak mengganggu kawasan budidaya lain. Kawasan peruntukan industri tersebut meliputi:

1) Peruntukan industri besar; 2) Peruntukan industri menengah; 3) Peruntukan industri kecil dan mikro.

Peruntukan industri diarahkan di seluruh wilayah kabupaten Pekalongan terutama untuk industri besar tersebar di sepanjang pantura seperti di Kecamatan Siwalan, Kecamatan Tirto, dan Kecamatan Wonokerto. Sedangkan industri menengah terdapat di Kecamatan Siwalan, Kecamatan Wiradesa, Kecamatan Tirto, Kecamatan Buaran, Kecamatan Bojong, Kecamatan Sragi, Kecamatan Kedungwuni dan Kecamatan Wonopringgo. Peruntukan industri kecil dan rumah tangga terdapat di sentra-sentra industri di seluruh kecamatan.

f. Kawasan Pariwisata

Kawasan Peruntukan Pariwisata adalah kawasan dengan luasan tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Pengelompokan kawasan peruntukan pariwisata didasarkan ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana kemudahan aksesibilitas, karakteristik potensi pariwisata dan wilayah serta sosial budaya, keterkaitan antar pusat-pusat pertumbuhan melalui pengembangam kawasan berdasarkan koridor, pendekatan pengembangan kawasan berdasarkan prioritas sesuai kekuatan daya tarik wisata. Kawasan peruntukan pariwisata berfungsi untuk melestarikan kawasan wisata agar tidak rusak dan selalu dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan wisata.

Kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten Pekalongan adalah:

1) Wisata alam :

- Pantai Depok terletak di desa Depok, Kecamatan Siwalan

- Daya tarik Wisata Linggoasri terletak di Desa Linggoasri sebelah

selatan Kecamatan Kajen

- Kabalong (Karanggondang, Limbangan, Lolong) terletak di

Kecamatan Karanganyar

- Pantai Wonokerto terletak di Kecamatan Wonokerto

- Wisata air Kali Pencongan terletak di Kecamatan Tirto, Wiradesa,

Wonokerto (5 km sepanjang Sungai Sengkarang) 2) Wisata buatan/ rekreasi

- Kolam renang Langkap Indah terletak di Kecamatan Kedungwuni - Kolam Renang Banyu Biru terletak di Kecamatan Wiradesa - Kolam Renang Kulu Asri terletak di Kecamatan Karanganyar - Kolam Renang Tirta Alam terletak di Kecamatan Karanganyar - Kolam renang Prima Graham Wisata terletak di Kecamatan

Karanganyar 3) Wisata belanja

- Kampung Batik di Desa Kemplong, Desa Kapatihan, Desa

Gumawang dan Desa Kauman di Kecamatan Wiradesa;

- Pasar Grosir Pantura dan Pasar Grosir Bondansari di Kecamatan

Wiradesa;

- Sentra alat tenun bukan mesin (ATBM) Pakumbulan di

Kecamatan Buaran;

(18)

- Sentra bordir di Kecamatan Kedungwuni.

4) Ekowisata

- Ekowisata Petungkriyono terletak di Kecamatan Petungkriyono

tepatnya di lereng Gunung Ragajambangan (900-1600 mdpl) 5) Wisata Budaya

- Seni Kuntulan berupa seni shalawatan berlatar belakang agama

Islam yang terletak di Kecamatan Paninggaran

- Sintren berupa pertunjukan sebagai kelengkapan upacara ritual

desa

- Seni Rebana terletak di kecamatan Siwalan - Kuda Kepang terletak di Kecamatan Karanganyar - Seni ketoprak terletak di Kecamatan Kesesi

6) Wisata Religius

- Makam Siti Ambaryah terletak di Desa Bukur, Kecamatan

Bojong

- Makam Ki Ageng Rogoselo terletak di Desa Rogoselo, Kecamatan

Doro

- Makam Atas Angin terletak di Desa Rogoselo, Kecamatan Doro - Makam Mbah Gendhon terletak di Desa Kauman, Kecamatan

Kesesi

- Makam Mbah Faqih terletak di Desa Kauman, Kecamatan

Wiradesa

- Makam Syekh Siti Jenar terletak di Desa Lemahabang,

Kecamatan Doro

- Makam Habib Abdurrahman terletak di Desa Lolong, Kecamatan

Karanganyar

- Makam Syekh Abu Bakar Bin Toha Bin Yahya terletak di Desa

Kayugeritan, Kecamatan karanganyar

- Masjid Wonoyoso terletak di Desa Wonosoyo, Kecamatan Buaran - Benda Cagar Budaya Lingga Yoni terletak di Desa Tlogopakis

Kecamatan, Petungkriyono

- Makam Wali Tanduran terletak di Kecamatan Paninggaran g. Kawasan Permukiman

Kawasan pemukiman adalah kawasan yang diperuntukkan bagi pemukiman atau dengan kata lain untuk menampung penduduk yang ada di Kabupaten Pekalongan sebagai tempat hunian dengan fasilitas sosialnya.

1) Permukiman Perkotaan

Mencakup wilayah pengembangan perkotaan dengan kebijakan pemanfaatan ruang berpedoman pada tujuan pengembangan sarana prasarana penunjangnya yang meliputi penataan ruang kota, yang mencakup penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kota.

2) Permukiman Pedesaan

Lokasi kawasan peruntukan permukiman perdesaan tersebar di seluruh kecamatan di luar lokasi yang direncanakan untuk kawasan peruntukan permukiman perkotaan.

Kebijaksanaan pemanfaatan ruang Permukiman Pedesaan didasarkan pada tujuan untuk mengembangkan kawasan permukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya pertanian.

h. Kawasan Peruntukan Lainnya

Kawasan peruntukan lainnya di Kabupaten Pekalongan adalah kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan. Rencana pengembangan kawasan kepentingan pertahanan dan keamanan merupakan kewenangan pemerintah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Kawasan kepentingan pertahanan keamanan berupa:

(19)

1) Batalyon Infanteri 407/Padma Kusuma Kompi Senapan - C di Kecamatan Wonopringgo;

2) Komando Distrik Militer (Kodim) di Kecamatan Kajen;

3) Komano Rayon Militer (Koramil) yang tersebar di seluruh kecamatan; 4) Pos Angkatan Laut (Posal) Wonokerto di Kecamatan Wonokerto; 5) Kepolisian Resort (Polres) Pekalongan di Kecamatan Kajen; dan 6) Kepolisian Sektor (Polsek) di seluruh kecamatan.

7) Kepolisian Resort (Polres) Pekalongan di Kecamatan Kajen; dan 8) Kepolisian Sektor (Polsek) di seluruh kecamatan.

Sumber : RTRW Kabupaten Pekalongan 2011 – 2031 Gambar 2.5

(20)

3. Wilayah Rawan Bencana

Di Kabupaten Pekalongan terdapat beberapa lokasi wilayah yang sering mengalami bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Pada kawasan-kawasan seperti ini perlu dilindungi agar dapat menghindarkan masyarakat dari ancaman bencana yang ada tersebut. Kawasan rawan bencana berfungsi untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.

Di Kabupaten Pekalongan daerah yang memiliki kerawanan terhadap bencana adalah:

a. Daerah yang mempunyai kerawanan terhadap bencana tanah longsor adalah di Kecamatan Kandangserang, Kecamatan Paninggaran, Kecamatan Lebakbarang, Kecamatan Petungkriyono, Kecamatan Kesesi, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Kajen, Kecamatan Talun, dan Kecamatan Doro.

b. Daerah yang mempunyai kerawanan banjir di Kabupaten Pekalongan adalah di Kecamatan Tirto, Kecamatan Wiradesa, Kecamatan Siwalan, Kecamatan Wonokerto, Kecamatan Kesesi, Kecamatan Bojong, Buaran, Karangdadap, Kajen, dan Kecamatan Sragi.

c. Daerah rawan bencana kekeringan di Kecamatan Siwalan, Kecamatan Sragi, Kecamatan Kesesi, Kecamatan Bojong, dan Kecamatan Talun. d. Daerah rawan bencana abrasi dan gelombang pasang juga terjadi di

Kecamatan Wonokerto, Kecamatan Tirto dan Kecamatan Siwalan.

Sumber : RTRW Kabupaten Pekalongan 2011 – 2031 Gambar 2.6

(21)

4. Aspek Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Pekalongan semakin meningkat setiap tahunnya, baik penduduk laki-laki maupun penduduk perempuan. Tercatat pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Pekalongan sebanyak 854.287 jiwa, kemudian naik di tahun 2013 sebanyak 861.082 jiwa. Jika dilihat jumlah penduduk dalam kurun dua tahun terakhir juga mengalami kenaikan. Pada tahun 2015 sebanyak 873.972 jiwa, terdiri dari laki-laki 434.185 jiwa dan perempuan 439.787 jiwa. Apabila dibanding tahun 2014 sebanyak 867.573 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 431.002 jiwa dan perempuan 436.571 jiwa, berarti mengalami pertumbuhan sekitar 0,73 %.

Data selengkapnya mengenai jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Pekalongan dapat dilihat di Tabel 2.5 dan gambar 2.7 di bawah ini :

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Kabupaten Pekalongan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2015

No. Kecamatan Laki-Laki Perempuan Total

1 Kandangserang 16.540 16.705 33.245 2 Paninggaran 17.387 17.843 35.230 3 Lebakbarang 5.228 5.119 10.347 4 Petungkriono 6.312 6.282 12.594 5 Talun 13.525 13.289 26.814 6 Doro 18.872 19.077 37.949 7 Karanganyar 18.219 18.698 36.917 8 Kajen 28.926 29.720 58.646 9 Kesesi 30.267 31.593 61.860 10 Sragi 30.788 31.537 62.325 11 Siwalan 18.156 19.806 37.962 12 Bojong 31.260 31.905 63.165 13 Wonopringgo 21.080 21.489 42.569 14 Kedungwuni 48.250 48.407 96.657 15 Karangdadap 17.891 17.941 35.832 16 Buaran 22.960 22.403 45.363 17 Tirto 35.513 35.176 70.689 18 Wiradesa 29.322 29.660 58.982 19 Wonokerto 23.689 23.137 46.826 JUMLAH 2015 434.185 439.787 873.972 2014 431.002 436.571 867.573 2013 427.815 433.267 861.082 2012 424.415*) 429.872 854.287*)

Sumber : BPS Kabupaten Pekalongan, 2016 (diolah)

Dari tabel di atas pada tahun 2015 jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Persentase penduduk laki-laki pada tahun 2015 sebesar 49,68% dan perempuan sebesar 50,32%.

(22)

Gambar 2.7

Jumlah Penduduk Kabupaten Pekalongan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2015

B. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan kondisi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan (riil)

PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (riil) disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional.

Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar PDB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008System of National Accounts (SNA2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT). Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan.

Untuk Perkembangan PDRB menurut lapangan usaha di Kabupaten Pekalongan dirinci menjadi 17 kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi subkategori. Pemecahan menjadi subkategori ini disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009. Ke-17 kategori lapangan tersebut meliputi Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan

(23)

Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa lainnya.

Produk Domestik Regional Bruto maupun agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi penilaian, yaitu atas dasar “harga berlaku” dan atas dasar “harga konstan”. Disebut sebagai harga berlaku karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan kepada harga satu tahun dasar tertentu. Dalam publikasi di sini digunakan harga tahun 2010 sebagai dasar penilaian

Selama kurun waktu 5 (lima) tahun nilai dan kontribusi sektor PDRB atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 s.d 2015 dapat dilihat pada Tabel 2.6; gambar 2.8 dan 2.9 sebagai berikut :

Tabel 2.6

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 s.d 2015 (Juta Rupiah)

No Sektor 2011 2012 2013 2014* 2015**

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

2.360.300,18 20,53 2.500.285,83 19,99 2.737.767,68 19,90 2.885.067,07 18,94 3.195.744,75 19,10 B Pertambangan & Penggalian 337.592,85 2,94 355.916,06 2,85 387.601,16 2,82 486.184,52 3,19 576.695,32 3,45 C Industri

pengolahan 3.420.214,91 29,75 3.806.109,75 30,43 4.247.724,95 30,88 4.771.740,40 31,32 5.250.142,45 31,38 D Pengadaan Listrik dan

Gas 19.179,72 0,17 20.881,47 0,17 20.903,19 0,15 21.502,49 0,14 22.106,11 0,13 E Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur ulang 6.685,27 0,06 5.928,12 0,05 6.194,85 0,05 6.149,33 0,04 6.544,41 0,04 F Konstruksi 716.266,16 6,23 777.875,09 6,22 839.511,73 6,10 942.400,35 6,19 1.032.821,45 6,17 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.789.504,93 15,57 1.853.013,93 14,82 1.978.127,82 14,38 2.087.031,02 13,70 2.228.706,87 13,32 H Transportasi dan Pergudangan 272.949,73 2,37 291.185,18 2,33 321.200,24 2,33 374.801,09 2,46 411.493,27 2,46 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 599.481,27 5,21 625.069,55 5,00 673.124,59 4,89 760.788,78 4,99 848.198,12 5,07 J Informasi dan Komunikasi 228.701,87 1,99 243.309,52 1,95 258.782,06 1,88 287.611,72 1,89 314.552,97 1,88 K Jasa keuangan dan

Asuransi 281.007,01 2,44 314.032,48 2,51 339.874,53 2,47 375.719,57 2,47 414.685,17 2,48 L Real Estat 163.743,39 1,42 171.233,18 1,37 184.095,35 1,34 205.185,84 1,35 226.217,98 1,35 M,N Jasa Perusahaan 27.009,53 0,23 29.224,75 0,23 35.879,59 0,26 41.513,40 0,27 47.128,70 0,28 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 410.052,38 3,57 457.012,06 3,65 490.120,68 3,56 518.934,40 3,41 562.645,37 3,36 P Jasa Pendidikan 506.079,92 4,40 669.674,51 5,35 797.933,07 5,80 956.390,36 6,28 1.037.895,21 6,20 Q Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial 123.766,59 1,08 149.902,82 1,20 170.115,55 1,24 202.072,16 1,33 221.617,17 1,32 R,S,T,U Jasa lainnya 234.245,41 2,04 235.171,94 1,88 268.494,27 1,95 310.581,23 2,04 331.163,35 1,98

Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) 11.496.781,11 100 12.505.826,24 100 13.757.451,31 100 15.233.673,73 100 16.728.358,67 100

(24)

Gambar 2.8

Nilai Sektor dalam PDRB

atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 s.d 2015 (Juta Rupiah)

Gambar 2.9

Kontribusi Sektor dalam PDRB

atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 s.d 2015

Dari Tabel 2.6; gambar 2.8 dan 2.9, kontribusi sektor dalam PDRB atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan pada tahun 2015 yang terbesar dihasilkan oleh sektor industri pengolahan sebesar 31,38%, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 19,10%, sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,32% dan sektor pendidikan sebesar 6,20%.

Sedangkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun nilai dan kontribusi sektor PDRB atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 s.d 2015 dapat dilihat pada Tabel 2.7; Gambar 2.10 dan 2.11 sebagai berikut :

Tabel 2.7

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB

atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 s.d 2015 (Juta Rupiah)

No Sektor 2011 2012 2013 2014* 2015** (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2.184.281,59 20,16 2.194.312,30 19,32 2.226.949,64 18,50 2.195.900,43 17,39 2.262.404,44 17,10 B Pertambangan & Penggalian 322.929,43 2,98 337.678,57 2,97 354.574,91 2,95 376.416,72 2,98 396.883,09 3,00 C Industri pengolahan 3.158.751,97 29,16 3.426.771,62 30,18 3.786.081,78 31,46 4.051.814,41 32,08 4.264.207,21 32,22 D Pengadaan Listrik dan Gas 19.038,07 0,18 21.225,88 0,19 22.786,90 0,19 22.976,43 0,18 22.417,36 0,17

(25)

No Sektor 2011 2012 2013 2014* 2015** (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % E Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur ulang 6.599,09 0,06 6.185,21 0,05 5.994,11 0,05 6.233,81 0,05 6.387,46 0,05 F Konstruksi 684.955,85 6,32 712.121,39 6,27 739.113,74 6,14 772.397,86 6,12 802.343,22 6,06 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.724.166,26 15,91 1.750.320,45 15,41 1.820.302,33 15,13 1.873.657,66 14,83 1.944.854,90 14,70 H Transportasi dan Pergudangan 272.571,97 2,52 289.845,20 2,55 316.177,78 2,63 345.844,63 2,74 366.242,71 2,77 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 582.361,56 5,38 604.826,42 5,33 616.960,39 5,13 652.040,00 5,16 687.690,61 5,20 J Informasi dan Komunikasi 227.734,76 2,10 248.575,09 2,19 270.772,76 2,25 313.705,32 2,48 350.763,90 2,65 K Jasa keuangan dan Asuransi 268.074,64 2,47 273.235,55 2,41 282.360,28 2,35 297.892,95 2,36 312.544,00 2,36 L Real Estat 159.469,66 1,47 166.482,26 1,47 178.206,16 1,48 189.960,05 1,50 202.283,16 1,53 M,N Jasa Perusahaan 25.429,05 0,23 26.927,76 0,24 31.014,19 0,26 34.461,86 0,27 37.230,03 0,28 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 405.000,98 3,74 405.696,94 3,57 413.496,14 3,44 411.743,00 3,26 432.571,07 3,27 P Jasa Pendidikan 449.463,67 4,15 536.899,78 4,73 584.004,95 4,85 656.993,98 5,20 697.607,03 5,27 Q Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial 116.414,00 1,07 129.852,83 1,14 139.565,32 1,16 159.625,81 1,26 167.870,04 1,27 R,S,T,U Jasa lainnya 226.958,52 2,09 223.892,65 1,97 246.444,50 2,05 268.619,37 2,13 279.547,53 2,11

Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) 10.834.201,09 100 11.354.849,90 100 12.034.805,89 100 12.630.284,32 100 13.233.847,73 100

Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2015 (diolah) *) Angka sementara; **) Angka sangat sementara

Gambar 2.10 Nilai Sektor dalam PDRB

atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 s.d 2015 (Juta Rupiah)

(26)

Gambar 2.11

Kontribusi Sektor dalam PDRB

atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 s.d 2015

Dari Tabel 2.7; Gambar 2.10 dan 2.11, kontribusi Sektor dalam PDRB atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan tahun 2015 yang terbesar dihasilkan oleh sektor industri pengolahan sebesar 32,22%, kemudian sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 17,10%, sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,70% dan sektor konstruksi sebesar 6,06%.

Sedangkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun Perkembangan Kontribusi Sektor dan PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 s.d 2015 dapat dilihat pada Tabel 2.8; gambar 2.12 dan 2.13 sebagai berikut :

Tabel 2.8

Perkembangan Kontribusi Sektor dan PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan

Tahun 2011 s.d 2015 (Persen)

No Sektor Hb (%) 2011 Hk (%) Hb (%) 2012 Hk (%) Hb (%) 2013 Hk (%) Hb (%) 2014* Hk (%) Hb (%) 2015** Hk (%)

A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 20,53 20,16 19,99 19,32 19,90 18,50 19,15 17,36 17,10 19,10 B Pertambangan & Penggalian 2,94 2,98 2,85 2,97 2,82 2,95 3,18 2,98 3,00 3,45 C Industri pengolahan 29,75 29,16 30,43 30,18 30,88 31,46 31,22 32,07 32,22 31,38 D Pengadaan Listrik dan Gas 0,17 0,18 0,17 0,19 0,15 0,19 0,14 0,18 0,17 0,13 E Pengadaan Air, Pengolahan Sampah,

Limbah dan Daur ulang 0,06 0,06 0,05 0,05 0,05 0,05 0,04 0,05 0,05 0,04 F Konstruksi 6,23 6,32 6,22 6,27 6,10 6,14 6,17 6,12 6,06 6,17 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

15,57 15,91 14,82 15,41 14,38 15,13 13,66 14,84 14,70 13,32 H Transportasi dan Pergudangan 2,37 2,52 2,33 2,55 2,33 2,63 2,45 2,74 2,77 2,46 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,21 5,38 5,00 5,33 4,89 5,13 4,98 5,16 5,20 5,07 J Informasi dan Komunikasi 1,99 2,10 1,95 2,19 1,88 2,25 1,88 2,48 2,65 1,88 K Jasa keuangan dan Asuransi 2,44 2,47 2,51 2,41 2,47 2,35 2,46 2,36 2,36 2,48 L Real Estat 1,42 1,47 1,37 1,47 1,34 1,48 1,34 1,50 1,53 1,35 M,N Jasa Perusahaan 0,23 0,23 0,23 0,24 0,26 0,26 0,27 0,27 0,28 0,28 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3,57 3,74 3,65 3,57 3,56 3,44 3,40 3,26 3,27 3,36 P Jasa Pendidikan 4,40 4,15 5,35 4,73 5,80 4,85 6,26 5,20 5,27 6,20 Q Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,08 1,07 1,20 1,14 1,24 1,16 1,35 1,29 1,27 1,32 R,S,T,U Jasa lainnya 2,04 2,09 1,88 1,97 1,95 2,05 2,03 2,13 2,11 1,98

(27)

No Sektor Hb (%) 2011 Hk (%) Hb (%) 2012 Hk (%) Hb (%) 2013 Hk (%) Hb (%) 2014* Hk (%) Hb (%) 2015** Hk (%) Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2015 (diolah) *) Angka sementara; **) Angka sangat sementara

Gambar 2.12

Perkembangan Kontribusi Sektor dan PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Hb) Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan

Tahun 2011 s.d 2015 (Persen)

Gambar 2.13

Perkembangan Kontribusi Sektor dan PDRB atas Dasar

Harga Konstan (Hk) Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 s.d 2015 (Persen)

b. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi diperoleh dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan. Laju pertumbuhan tersebut dihitung dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke-n terhadap nilai pada tahun ke n-1 (tahun sebelumnya), dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1, kemudian dikalikan dengan 100 persen. Laju pertumbuhan menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB Harga Konstan) Kabupaten Pekalongan dapat dijelaskan dalam tabel 2.9 dan grafik pada gambar 2.14 di bawah ini.

(28)

Tabel 2.9

Laju Pertumbuhan Riil PDRB Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 s.d 2015 (%)

No Sektor 2011 2012 2013 2014 2015

A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0,64 0,46 1,49 -1,39 3,03 B Pertambangan & Penggalian 3,54 4,57 5,00 6,16 5,44 C Industri pengolahan 7,93 8,48 10,49 7,02 5,24 D Pengadaan Listrik dan Gas 7,99 11,49 7,35 0,83 -2,43 E Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur ulang 3,08 -6,27 -3,09 4,00 2,46

F Konstruksi 1,38 3,97 3,79 4,50 3,88

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,39 1,52 4,00 2,93 3,80 H Transportasi dan Pergudangan 3,82 6,34 9,09 9,38 5,90 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,74 3,86 2,01 5,69 5,47 J Informasi dan Komunikasi 8,80 9,15 8,93 15,86 11,81 K Jasa keuangan dan Asuransi 4,71 1,93 3,34 5,50 4,92

L Real Estat 6,16 4,40 7,04 6,60 6,49

M,N Jasa Perusahaan 11,28 5,89 15,18 11,12 8,03 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 0,55 0,17 1,92 -0,42 5,06

P Jasa Pendidikan 21,63 19,45 8,77 12,50 6,18 Q Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial 13,01 11,54 7,48 14,37 5,16 R,S,T,U Jasa lainnya 1,93 -1,35 10,07 9,00 4,07 Laju Pertumbuhan Riil PDRB 5,66 4,81 5,99 4,95 4,78

Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2015 (diolah) *) Angka sementara; **) Angka sangat sementara

Gambar 2.14

Laju Pertumbuhan Riil PDRB Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 s.d 2015 (%)

Dalam Kurun waktu lima tahun laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pekalongan mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pekalongan sebesar 5,66% lebih cepat jika dibanding tahun 2012 yaitu 4,81%, sedangkan pada tahun 2013 mencapai 5,99% lebih cepat dibanding tahun 2014. Pada tahun 2015 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pekalongan mencapai 4,78%, lebih lambat dibandingkan tahun 2014 dengan pertumbuhan 4,95%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh sektor informasi dan komunikasi sebesar 11,81%. Sedangkan sektor pengadaan listrik dan gas mengalami pertumbuhan negatif yaitu sebesar 2,43%.

(29)

c. Laju Inflasi

Laju inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Sepanjang kurun tahun 2011 dan 2012, laju inflasi Kabupaten Pekalongan berada dibawah laju inflasi Provinsi dan nasional, sedangkan Pada tahun 2013 laju inflasi Kabupaten Pekalongan sebesar 8,18 % berada diatas laju inflasi Provinsi yaitu 7,99 dan dibawah laju inflsi nasional yaitu 8,38. Pada tahun 2015 di Kabupaten Pekalongan telah terjadi inflasi sebesar 3,42%. Secara umum laju inflasi di tahun 2015 menurun dibandingkan tahun 2014 baik itu di Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional, Namun demikian laju inflasi di Kabupaten Pekalongan lebih tinggi dibandingkan Provinsi Jawa Tengah. Inflasi yang terjadi terutama disebabkan naiknya harga-harga atau indeks pada kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau karena kenaikan harga komoditas beras dan sayur-sayuran serta makanan jadi dan minuman.

Perbandingan Inflasi Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011-2015 dapat dilihat dalam Tabel 2.10 dan Gambar 2.15 di bawah ini :

Tabel 2.10

Laju Inflasi Kabupaten Pekalongan,

Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011-2015

Uraian 2011 2012 Laju Inflasi (%) 2013 2014 2015

Kab. Pekalongan 2,65 2,98 8,18 8,32 3,42

Jawa Tengah 2,68 4,24 7,99 8,22 2,73

Nasional 3,79 4,30 8,38 8,36 3,35

Sumber : BPS Kabupaten Pekalongan; Provinsi Jawa Tengah, 2015

Sumber : BPS Prov. Jawa Tengah, BPS Kab. Pekalongan, 2015 Gambar 2.15

Laju Inflasi Kabupaten Pekalongan,

(30)

d. PDRB Per kapita

PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB perkapita. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.

Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Pekalongan dapat dilihat pada Tabel 2.11, gambar 2.16 dan 2.17 di bawah ini.

Tabel 2.11

PDRB Per Kapita Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten PekalonganTahun 2011 s.d 2015 (Juta Rupiah)

No Sektor 2011 2012 2013 2014* 2015**

A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2,79 2,93 3,18 3,37 3,66 B Pertambangan & Penggalian 0,40 0,42 0,45 0,56 0,66 C Industri pengolahan 4,04 4,46 4,93 5,50 6,01 D Pengadaan Listrik dan Gas 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 E Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur ulang 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

F Konstruksi 0,85 0,91 0,97 1,09 1,18

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2,11 2,17 2,30 2,41 2,55 H Transportasi dan Pergudangan 0,32 0,34 0,37 0,43 0,47 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,71 0,73 0,78 0,88 0,97 J Informasi dan Komunikasi 0,27 0,28 0,30 0,33 0,36 K Jasa keuangan dan Asuransi 0,33 0,37 0,39 0,43 0,47

L Real Estat 0,19 0,20 0,21 0,24 0,26

M,N Jasa Perusahaan 0,03 0,03 0,04 0,05 0,05

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,48 0,53 0,57 0,60 0,64

P Jasa Pendidikan 0,60 0,78 0,93 1,10 1,19

Q Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,15 0,18 0,20 0,24 0,25

R,S,T,U Jasa lainnya 0,28 0,28 0,31 0,36 0,38

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perkapita 13,57 14,64 15,98 17,56 19,14

Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2015 (diolah) *) Angka sementara; **) Angka sangat sementara

Gambar 2.16

PDRB Per Kapita Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pekalongan

Gambar

Gambar  2.10  Nilai Sektor dalam PDRB
Tabel 2.32  Kasus Kematian Ibu
Gambar 2.45 Angka Putus Sekolah
Gambar 2.49  Jumlah Posyandu dan Balita
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil statistik interaksi kedua perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman umur 4, 5, dan 6 mst, jumlah daun umur 3 mst, tetapi tidak berpengaruh

Hasil penelitian Habib (2008) tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saeedi dan Ebrahimi (2010) yang melakukan penelitian terhadap

Sebuah dokumen yang telah ditandatangani dapat diverifikasi dengan valid dengan menggunakan skema Pratical Forward Secure Sequential Aggregate Signature , dan dengan adanya

Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara stres kerja dan kinerja aparat kepolisian satuan

(1 Pada saat Undang-Undang ini berlaku, semua ketentuan.. ) peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang

Semua data hasil proses dari aplikasi akademik maupun data guru dan karyawan serta data lain yang masih ada kaitannya dengan sekolah akan terpusat di server lokal sekolah dan

Dan dari hasil pemaknaan tanda-tanda tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan adanya sebuah representasi mengenai ambisi berdasarkan pemaknaan tanda-tanda yang ada, yaitu

Pada penelitian ini 4 jenis pour point depressant (PPD) yaitu VP-A kopolimer EVA (ethylene-vinyl acetate), VP-B kopolimer MAC (maleat anhidrida copolymer), VP-C kopolimer