• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keaktifan - PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIF SMP N 1 KARANGANYAR MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keaktifan - PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIF SMP N 1 KARANGANYAR MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) - repository perpustakaan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keaktifan

1. Pengertian Keaktifan

Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi Gage and Berliner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 45). Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menentukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

Ahmadi (1978:57) membagi keaktifan menjadi dua yaitu keaktifan jasmani dan keaktifan rohani. Keaktifan jasmani yaitu murid berbuat dengan seluruh anggota badannya, seperti membuat sesuatu, bermain maupun bekerja. Jadi tidak hanya duduk melihat, mendengarkan dan pasif semata.

(2)

masalah, mencari dan menentukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

2. Indikator Keaktifan

Menurut Sudjana (2010 :61) keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

b) Terlibat dalam pemecahan masalah

c) Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya

d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah

e) Melaksanakan diskusi kelompok

f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya

g) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya

h) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya

Dari ciri – ciri keaktifan menurut Sudjana di atas, maka dapat diambil delapan indikator :

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

(3)

2) Terlibat dalam pemecahan masalah

Maksud dari indikator tersebut adalah ikut aktif dalam menyelesaikan masalah yang sedang dibahas dalam kelas, misalnya ketika guru memberi masalah/ soal siswa ikut membahas 3) Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya

Maksud dari indikator tersebut adalah jika tidak memahami materi/ penjelasan dari guru hendaknya siswa melontarkan pertanyaan, baik pada guru/siswa lain.

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah

Maksud indikator tersebut adalah berusaha mencari informasi /cara yang bisa digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah /soal. Yaitu siswa mencari informasi dari buku.

5) Melaksanakan diskusi kelompok

Maksud dari indikator tersebut adalah melakukan kerja sama dengan teman diskusi untuk menyelesaikan masalah/ soal. 6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya

Maksud dari indikator tersebut adalah menilai kemampuan dirinya yaitu dengan mencoba mengerjakan soal setelah guru menerangkan materi

(4)

Maksud dari indikator tersebut adalah dapat menyelesaikan soal/ masalah yang pernah diajarkan/ dibahas bersama. Yaitu siswa mengerjakan LKS.

8) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya

Maksud dari indikator tersebut adalah menggunakan/ menerapkan rumus/ langkah – langkah yang telah diberikan dalam soal yang dihadapi dalam kelas.

B. Prestasi Belajar Matematika

1. Prestasi Belajar

(5)

2. Belajar

Menurut Burton ”The Guidance of Learning Activities” dalam

Aunurrahman (2011:35) merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut H.C.Witherington dalam Aunurrahman (2011:35), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.

Menurut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2011:35), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek – aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Dalam pengertian yang umum dan sederhana, belajar seringkali diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan . Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan, dan sikap (Aunurrahman 2011:38).

3. Pengertian dan Tujuan Matematika a) Pengertian Matematika

(6)

pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi "pengkajian matematika"

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BSNP 2006:139).

b) Tujuan Matematika

Menurut BSNP (2006: 140), mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

(7)

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

4. Prestasi belajar matematika

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan matematika yang diukur dengan menggunakan tes.

C. Pendekatan Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual)

1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran SAVI

(8)

a. Unsur-Unsur Dalam Pendekatan Pembalajaran SAVI

Adapun unsur – unsur pendekatan SAVI menurut Meier (2002 : 91 - 100) adalah sebagai berikut:

1. Belajar Somatis

Menurut Meier (2002: 92) Somatis berasal dari bahasa Yunani ”soma” yang berarti tubuh. Belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba, kinestesis, praktis melibatkan fisik dan menggunakan tubuh sewaktu belajar.

Siswa dalam melaksanakan pembelalajaran dengan bergerak dan berbuat (somatis) dalam pendekatan pembelajaran SAVI, salah satunya terdapat dalam kegiatan sebagai berikut: Pada tahap persiapan siswa membenuk kelompok kecil dan pada tahap penyampaian setiap siswa dilibatkan dalam suatu penggunaan alat peraga yang dibagikan oleh guru pada masing – masing kelompok. 2. Belajar Auditori

Menurut Meier (2002: 95) pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, otak kita menjadi lebih aktif. Belajar auditori berarti belajar dengan mendengar dan berbicara.

(9)

pembelajaran SAVI dilakukan kegiatan sebagai berikut: Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, siswa mempresentasikan hasil diskusinya, dll

3. Belajar Visual

Menurut Meier (2002: 97), setiap orang memiliki ketajaman visual yang sangat kuat. Hal ini dikarenakan didalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual dari pada semua indra yang lainnya.

Belajar Visual adalah belajar dengan menggambarkan dan mengamati, pada pendekatan pembelajaran SAVI salah satunya terdapat pada saat guru menyampaikan apersepsi, yaitu mengenalkan materi yang akan disampaikan. Contohnya saat guru mengajarkan materi pengertian persegi panjang, siswa diajak mengenal bentuk – bentuk persegi panjang dengan mengamati benda – benda disekitarnya yang permukaannya berbentuk persegi panjang, misalkan buku dan jendela. Selanjunya siswa mudah menggambarkan tentang persegi panjang.

4. Belajar Intelektual

(10)

kemampuannya unuk memecahakan masalah (Intelektual) pada saat menjawab pertanyaan dari guru atau saat mengerjakan soal.

Kegiatan belajar unuk memecahkan masalah (intelektual) dengan pendekatan pembelajaran SAVI salah satunya terdapat dalam: Tahap Pelatihan yaitu saat guru membagi LKS untuk didiskusikan setiap kelompok dan saat guru membagi lembar soal. b. Langkah-Langkah

Menurut Meier (2002) Langkah - langkah pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran SAVI yaitu :

1) Tahap Persiapan (Preparation)

Menurut Meier (2002 : 109 - 110) tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk belajar. Ini adalah langkah penting, dilakukan dengan: 1) Menjelaskan tujuan pembelajaran {Siswa belajar dengan mendengarkan dan bebicara (auditori)}, 2) Membagi kelas dalam beberapa kelompok kecil {Siswa belajar dengan bergerak dan berbuat (somatis)}, 3) Melakukan Apersepsi {Siswa belajar dengan mendengarkan, melihat dan menggambarkan (visual, auditori)}.

2) Tahap Penyampaian (Presentation)

(11)

fasilitator, melainkan sesuatu yang secara aktif melibatkan siswa untuk menciptakan pengetahuan disetiap langkahnya. Dilakukan dengan: 1) Menyampaikan materi dengan cara memberi contoh nyata {Siswa belajar dengan bergerak, berbuat, mendengarkan, berbicara, melihat dan mengamati (somatis, auditori dan visual)} dan 2) Dari contoh, guru menjelaskan materi secara rinci {Siswa belajar dengan mendengarkan, berbicara, melihat dan mengamati (visual dan auditori)}.

3) Tahap Pelatihan (Practice)

(12)

intelektual)}, 3) Menilai hasil pekerjaan siswa dan meralat jawaban

apabila terdapat kesalahan terhadap hasil pekerjaannya {Siswa belajar mendengarkan, mengamati dan menggambarkan (auditori dan visual)}.

4) Tahap Penampilan Hasil (Performance)

Menurut Meier (2002 : 156) Tujuan dalam penampilan hasil adalah membantu pelajar menerapkan dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga pembelajar tetap melekat dan prestasi terus meningkat. Dilakukan dengan 1) Memberikan suatu evaluasi yang berupa lembar soal untuk mengetahui dan mengembangkan tingkat pemahaman serta keterampilan siswa setelah proses pembelajaran {Siswa belajar dengan bergerak, berbuat, dan memecahkan masalah (somatis dan intelektual)} 2) Memberikan PR dan pesan belajar {Siswa mendengarkan (auditori)}

D. Pokok Bahasan Segi Empat

(13)

1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, sifat – sifatnya yang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya

2. Menurunkan rumus luas dan keliling persegi panjang serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun persegi panjang

3. Menjelaskan pengertian persegi, sifat – sifatnya yang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya.

4. Menurunkan rumus luas dan keliling persegi serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun persegi.

5. Menjelaskan pengertian jajar genjang, sifat – sifatnya yang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya.

(14)

E. Kerangka Pikir

Indikator keaktifan siswa :

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya b. Terlibat dalam pemecahan masalah

c. Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah

e. Melaksanakan diskusi kelompok

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya g. Melatih diri dalam memecahkan soal/ masalah

h. Kesempatan menggunakan/ menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas/ persoalan yang dihadapinya

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa indikator – indikator diatas rendah

Indikator – indikator diatas rendah, menyebabkan prestasi belajar rendah, berdasarkan arsip sekolah.

Dilakukan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual

Intelektual). Adapun tahapannya sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan (Preparation)

2. Tahap Penyampaian (Presentation) 3. Tahap Pelatihan (Practice)

4. Tahap Penampilan Hasil (Performance)

Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran melalui pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual

Intelektual) diharapkan indikator – indikator keaktifan siswa yang disebutkan diatas meningkat

(15)

Berdasarkan kerangka di atas menyatakan bahwa hubungan antara indikator keaktifan dan prestasi belajar siswa yang masih rendah, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa. Adapun langkah pendekatan pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual ) yaitu:

a. Tahap persiapan (Preparation) dimana pada tahap ini guru mempersiapkan siswa siap untuk turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

b. Tahap penyampaian (Presentation), dimana pada tahap ini guru menyajikan materi dengan memberi contoh nyata, siswa diajak ikut dalam proses belajar mengajar. Kemudian menjelaskan materi tersebut secara rinci, sehingga memancing siswa yang tidak memahami materi yang disampaikan untuk bertanya pada siswa lain atau kepada guru. c. Pada Tahap Pelatihan (Practice), kegiatan pertama yaitu guru

(16)

meminta yang lain menanggapi hasil pekerjaan temannya dan memberi kesempatan untuk bertanya. Kemudian guru menilai hasil pekerjaan siswa dan meralat jawaban apabila terdapat kesalahan terhadap hasil pekerjaannya, sehingga dalam hal ini siswa diajak membahas hasil pekerjaan mereka sendiri, yaitu siswa terlibat dalam pemecahan masalah.

d. Tahap terakhir yaitu tahap penampilan hasil (Performance), pada tahap ini guru melakukan kegiatan yaitu memberikan suatu evaluasi yang berupa lembar soal untuk mengetahui dan mengembangkan tingkat pemahaman serta keterampilan siswa setelah proses pembelajaran, siswa dituntut untuk menggunakan apa yang sudah dipelajari untuk menyelesaikan soal/ masalah. Sehingga siswa terbiasa melatih diri dalam memecahkan soal/ masalah. Disini siswa dituntut mengeluarkan segala kemampuan intelektual dan somatisnya.

F. Hipotesis Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kesimpulan yang diperoleh atas penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada bulan januari, februari dan maret adalah diketahui persediaan akhir dengan menggunakan metode

Berdasarkan hasil pengujian tarik dan pengamatan struktur mikro diperoleh hasil yang sebanding dengan hasil pengujian ulang komposisi kimia, sehingga dapat disimpulkan telah

Fragmen Tefrit pada Breksi Laharik Menunjukkan Mineral K-Feldspar, Plagioklas, Hornblede, Piroksen, dan Masadasar Gelas .... Fragmen Basalt pada Breksi Laharik Menunjukkan

Jadi tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan kompetensi pedagogik guru di Daerah Istimewa Yogyakarta ditinjau dari usia, pengalaman kerja, dan status sosial

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi yang positif dan signifikan dari daya tahan otot perut, daya tahan otot lengan, fleksibilitas

Oleh karena itu, model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa di sekolah

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Sistem Virtual 3D Gedung Asrama Putra sebagai Media Informasi untuk Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama