PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN
PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN
BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh : M. FANZON
101132025
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobil‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kupersembahkan karya ini untuk:
Bapak dan Ibu (alm) tercinta yang telah meluapkan kasih sayangnya. Terimakasih atas pengorbanan yang telah kalian berikan.
Pendamping hidupku dan anak-anakku yang telah mewarnai hari-hariku. Terimakasih atas doa dan semangatnya.
Rekan-rekan sejawat yang telah berjuang bersama-sama.
v MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai,
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh yang lain.
Q.S. Al Insyirah: 5
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : M. Fanzon
NIM : 101132025
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan
orang lain kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan atau
kutipan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang telah
lazim.
Yogyakarta, 15 Oktober 2012
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEGIATAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : M. Fanzon
NIM : 101132025
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG”
Demikian saya memberitahukan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 15 Oktober 2012
viii ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN
BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG
Oleh: M. Fanzon NIM.101132025
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan pelajaran IPS SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah 22 siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun pelajaran 2011/2012. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Untuk menguji validitas instrumen, digunakan pendapat dari ahli (expert judgment).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun 2011/2012. Hal ini ditunjukan oleh nilai rata-rata ulangan siswa kondisi awal 65, meningkat menjadi 74,31 pada siklus I. Siswa yang memenuhi KKM (70) pada kondisi awal 11 (50%) siswa dan pada siklus I 17 (77,27%) siswa.
ix ABSTRACT
INCREASED ACADEMIC ACHIEVEMENT IN SOCIAL STUDIES WITH
CONTEXTUAL APPROACH TO FIFTH GRADE’S ELEMENTARY
STUDENTS OF SDN BANYAKAN
Oleh: M. Fanzon NIM.101132025
This research aims to determine that applying contextual approach in lessons specifically in IPS (social studies) of 5th graduate elementary students of SDN Banyakan Mertoyudan Magelang can increase student’s achievement to learn how to appreciate the merit of our predecessor during the period of defending the independence of Indonesia.
This research object was classroom action ressearch. The subjects of this research were 22 students of 5th class in SDN Banyakan, Mertoyudan, Magelang in 2011/2012. The reasearch instruments used multiple choice questions for students. The technique of the instruments validity used judgment expert.
The results show that applying contextual approach in lessons specifically in IPS (social studies) of 5th graduate elementary students of SDN Banyakan
Mertoyudan Magelang can increase student’s achievement. In first cycle student’s achievement increased from 65 to 74.31. The student who pass the KKM (70) at beginning are 11 (50%) and at first cycle are 17 (77,27%) student’s.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan hidayah dan pertolongan kepada hamba-Nya, sehingga dengan
hidayah dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari banyak pihak yang
dengan ikhlas telah merelakan waktu dan tenaganya untuk membantu penulis
menyusun skripsi. Selanjutnya, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan izin penelitian.
2. Romo G. Nugrahanta S. J., S.S., B.ST., selaku Ketua Program Studi PGSD
yang telah memberikan bantuan untuk kelancaran penyelesaian skripsi.
3. Bapak Drs. Y. B. Adimassana, M. A., selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
motivasi dalam penyelesaian skripsi.
4. Kepala SDN Banyakan Mertoyudan Magelang dan rekan sejawat.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 15 Oktober 2012
Penulis
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Ajaran 2011/2012 ... 28
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus I ... 34
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus II ... 35
Tabel 4. Kondisi awal prestasi belajar dan kondisi akhir yang diharapkan ... 39
Tabel 5. Hasil Ulangan Siswa pada Siklus I ... 39
Tabel 6. Rata-rata Hasil Ulangan Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan ... 42
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus ...
2. RPP ...
3. Kisi-kisi Soal ...
xiii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...………. vii
ABSTRAK ...………. viii
D. Pemecahan Masalah ………. 4
E. Batasan Pengertian ………... 5
F. Tujuan Penelitian ………... 5
G. Manfaat Hasil Penelitian ...………... 6
BAB II LANDASAN TEORI ………... 8
A. Kajian Pustaka. ………. 8
1. Tinjauan Belajar dan Pembelajaran ….………
xiv
b. Kesulitan Belajar IPS ………...……….
c. Menghargai Jasa Para Pahlawn dalam
Mempertahankan Kemerdekaan .……….
11
12
3. Metode Mengajar ……… 13
B. Penelitian–penelitian Terdahulu ……….. 23
C. Kerangka Berfikir …..………... 24
D. Hipotesis Tindakan ………..……... 25
BAB III METODE PENELITIAN ……… 26
A. Jenis Penelitian ...………..… 26
B. Setting Penelitian ………. 27
C. Rencana Tindakan Tiap Siklus ……… 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..……… 38
A. Hasil Penelitian ...………..…. 38
B. Pembahasan ...………..……. 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 47
A. Kesimpulan ...………..…….. 47
1 BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah, pemecahan masalah, dan manfaat peneltian
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan UU RI no. 2 tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan
bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan Nasional adalah yang berakar
pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada pancasila dan UUD
1945. Dengan demikian Indonesia mengharapkan kepada para pendidik untuk
berperan aktif sebagai tulang punggung dalam perkembangan masa depan bangsa ini,
karena dari sanalah sumber daya manusia yang berkualitas dibentuk. Melalui
pendidikan akan menghasilkan manusia yang berkualitas. Manusia yang berkualitas
sebagaimana yang dicita-citakan dalam pendidikan nasional adalah manusia
seutuhnya yaitu manusia yang beriamn dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pembelajaran Ilmu Pengtahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD)
IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1). Mengenal
konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2).
Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial; 3). Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4). Memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang
majemuk ditingkat lokal, nasional maupun global.
Menghargai jasa para pahlawan terdapat pada silabus mata pelajaran IPS
tingkat SD/ MI kelas V semester dua pada Standar Kompetensi (SK) 2. Menghargai
Peranan Tokoh Perjuangan dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan SK tersebut Kompetensi
Dasar (KD) yang harus dikuasai siswa dan materi pokok yang yang diajarkan oleh
guru adalah sebagai berikut:
Kompetensi Dasar (KD) Materi Pokok/ Pelajaran 2.4. Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam
Mempertahankan Kemerdekaan
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Sumber: Kurikulum Satuan Pendidikan Tingkat SD IPS Tahun 2006
Berdasarkan hasil ulangan siswa kelas V SDN Banyakan tahun pelajaran
2010/2011 semester dua tentang “Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam
Mempertahankan Kemerdekaan” hanya memiliki nilai rata-rata 65. Sebanyak 56%
dari dari 25 siswa tidak tuntas pada KD ini. Nilai tersebut tidak sesuai dengan KKM
sehari-hari guru sudah menjelaskan secara lisan, tertulis di papan tulis, memberikan
contoh bahkan memberikan soal-soal latihan, namun ketika diberi kesempatan untuk
bertanya sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru yang
bertanya kepada siswa, hanya beberapa siswa saja yang bisa menjawab dengan tepat
dan itupun siswa yang tergolong pandai di kelas. Dan ketika diberi tes untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi “Menghargai Jasa Para
Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan” hasil rata-rata nilai siswa rendah.
Rendahnya penguasaan materi tersebut disebabkan karena guru kurang tepat dalam
memilih cara atau media dalam pembelajaran.
Menurut Peter Shea (depdiknas, 2004: 14) siswa belajar 10% dari apa yang
siswa baca; 20% dari apa yang didengar; 30% dari apa yang dilihat; 50% dari apa
yang dilihat dan didengar; 70% dari apa yang siswa katakan dan 90% dari apa yang
siswa katakan dan lakukan. Jadi siswa akan lebih memahami materi pembelajaran
melalui pengalaman belajar. Semakin konkrit materi atau jika siswa mengalami
sendiri maka siswa akan lebih mudah mengingat dan memahami materi yang
dipelajari.
Berdasarkan kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa dan dengan
mempertimbangkan pendapat Peter Shea tentang pengalaman belajar maka dilakukan
upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa, salah satunya adalah dengan
menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan diharapkan
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Pembatasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dibatasi hanya pada siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan
Magelang
2. Penelitian ini dibatasi hanya pada menghargai jasa para pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan dengan pendekatan kontekstual untuk
matapelajaran IPS.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar tentang
menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan pada mata
pelajaran IPS pada siswa kelas V di SDN Banyakan Mertoyudan Magelang?
D. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan pendekatan
menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan pelajaran IPS
kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang.
E. Batasan Istilah
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti membatasi penggunaan
istilah-istilah yang berkaitan dengan materi penelitian, yaitu:
1. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui praktek dan latihan
sejak lahir sehingga anak memperoleh pengalaman yang berguna bagi dirinya.
2. Prestasi belajar adalah hasil yang telah diperoleh setelah melakukan praktek dan
latihan yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya dari apa yang telah
dipelajari dan mendapatkan pengalamn yang bermanfaat bagi dirinya.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari berbagai kenyataan
sosial dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi,
sejarah, antropologi, sosial dan tata negara.
4. Menghargai jasa pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.
5. Pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang mengkaitkan antara materi
pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran
tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan
pelajaran IPS SDN Banyakan Mertoyudan Magelang
G. Manfaat Hasil Penelitian
1. Bagi peneliti
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam hal
PTK dan meningkatkan wawasan tentang menghargai jasa para pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan dengan pendekatan kontekstual. Peneliti adalah
guru yang langsung terjun pada proses pembelajaran sehingga dapat mengetahui
kendala-kendala apa saja yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam
mencapai tujuan pembelajaran sehinga peneliti dapat melakukan intropeksi diri.
Hal apa saja yang menjadikan kendala yang menyebabkan pembelajaran kurang
optimal.
2. Bagi siswa
Dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat mengenal tentang menghargai jasa para
pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan yang ada di sekitar lingkungan.
3. Bagi guru atau rekan sejawat
Menambah wawasan dan alternatif pembelajaran guru dalam
meningkatkan prestasi belajar pada materi menghargai jasa para pahlawan dalam
4. Bagi sekolah
Sebagai masukan kepada sekolah tentang pendekatan kontekstual
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan
8 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas kajian pustaka hasil-hasil penelitian terdahulu,
kerangka berfikir dan hipotesis tindakan
A. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Belajar dan Pembelajaran
a. Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai
interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Menurut Santrock dan Yessen (1994) mendefinisikan belajar
sebagai perubahan yang relative permanen karena adanya pengalaman.
Reber (1988) mendefinisikan belajar dalam dua pengertian, pertama,
belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar
sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai
hasil latihan yang diperkuat. Dari berbagai definisi dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan
pengalamaan dalam wujud perubahan tingkah laku karena adanya
interaksi individu dengan lingkungan.
Syaiful Bahri dalam buku ”Psikologi Belajar” menerangkan
beberapa pengertian belajar. Menurut James O. Whittaker belajar adalah
pengalaman. Cronbach mengatakan learning is shown by change in
behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Howard L Kingskey berpendapat learning is the process by which
behavior (in broader sense) is originated or changed through practice or
training. Belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku (dalam arti
luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Jadi bisa
dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
melalui latihan dan pengalaman.
b. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menciptakan suasana atau memberi pelayanan agar siswa belajar.
Perbedaan antara belajar dan pembelajaran pada penekanannya. Masalah
belajar lebih menekankan pada bahasan tentang siswa dan proses yang
menyertai dalam rangka perubahan tingkah lakunya. Adapun
pembahasan mengenai pembelajaran lebih menekankan pada guru dalam
upayanya untuk membuat siswa dapat belajar.
Menurut Oemar Hamalik (2009: 57) dalam buku kurikulum dan
pembelajaran dikatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Sedangkan menurut Komaruddin (2000: 179) dalam buku
memperoleh pengetahuan atau pemahaman atau keterampilan (termasuk
penguasaan kognitif, afektif dan psikomotorik) melalui studi,
pengajaran, atau pengalaman.
c. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses
pembelajaran. Menurut Cece Wijaya, prestasi belajar itu dapat berupa
pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku. Pernyataan
tersebut diperkuat oleh Thorndike dan Hasein yang menyatakan bahwa
hasil belajar akan diketahui bila terjadi perubahan tingkah laku yang
akan dinyatakan dalam angka atau nilai (Cece Wijaya, 1994: 27).
Menurut Hadari Nawawi (1998: 100), prestasi belajar adalah tingkatan
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai
sejumlah materi tertentu.
Tulus Tu’u (2004: 75) mendefinisikan prestasi belajar siswa
sebagai berikut:
1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di
sekolah.
2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya
karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan
3) Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap
tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
2. Pengajaran IPS
a. Pengertian IPS
IPS adalah ilmu yang mempelajari berbagai kenyataan sosial
dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi,
antropologi, sosiologi dan tata negara (Kurikulum Pendidikan Dasar oleh
Dr. Magfuri, hal 4).
b. Kesulitan Belajar IPS
Sehubungan dengan permasalahan yang ada di jenjang SD
khususnya di SDN Banyakan Mertoyudan dan terutama pada
kemampuan menjelaskan menghargai jasa pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan. Masalah ini terjadi dikarenakan oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah:
1) Contoh-contoh yang diberikan terkadang masih abstrak
2) Penggunaan media pengajaran kurang maksimal
3) Penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi
Dari faktor-faktor di atas, faktor yang akan diatasi dalam rencana
penelitian ini adalah kurang penggunaan media pengajaran oleh guru
yang kurang maksimal. Sehubungan kondisi rendahnya prestasi atau
hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya
kontekstual pada materi menghargai jasa para pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan diharapkan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa.
c. Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan mulai dari sekolah dasar yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat mata
pelajaran geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga negara
yang cinta damai. Dari beberapa unsur IPS penulis mencoba membahas
tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan
kemerdekaan yaitu bentuk penghargaan yang tak kalah penting adalah
mencontoh sikap-sikap positif yang mereka tunjukkan dan meneruskan
perjuangan mereka. Sikap tokoh-tokoh bangsa yang patut kita contoh
antara lain:
1) Rela berjuang demi bangsa dan negara
2) Berpendirian tetapi juga menghormati pendapat orang lain. Para
tokoh bangsa terkenal memegang teguh pendapat dan
memerjuangkan pendapatnya. Namun, ketika suatu kesepakatan
keputusan tersebut (Endang Susilaningsih dan Linda S. Limbong,
2008: 171).
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses
pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Dalam
pembelajaran terdapat beragam jenis metode pembelajaran. Masing-masing
metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih metode yang
dipandang tepat dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut D. H. De Quljoe dan A. Gozali mengatakan bahwa
macam-macam metode pengajaran sebagai berikut:
a. Metode ceramah
b. Metode tanya jawab
c. Metode diskusi
d. Metode resitasi
e. Metode demonstrasi dan eksperimen
f. Metode kerja kelompok
g. Metode karya wisata
Dari metode-metode mengajar tersebut di atas ada beberapa metode
yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar di SD pada umumnya
Adapun kebaikan dan keburukan masing-masing metode tersebut
akan diterangkan sebagai berikut:
a. Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara menyampaikan bahan
pengajaran kepada anak secara lesan. Keberhasilan metode ceramah ini
tidak semata-mata karena kehebatan guru dalam bermain kata-kata atau
kalimat tetapi juga didukung oleh alat-alat pembantu lain seperti gambar,
potret, benda, barang tiruan, film, peta dan sebagainya.
Kebaikan metode ini antara lain sebagai berikut:
1) dapat diikuti anak didik dalam jumlah banyak
2) guru dapat menguasai seluruh kelas
3) organisasi kelas sangat sederhana
4) tidak membutuhkan alat pelajaran yang banyak
Sedangkan keburukan-keburukannya antara lain:
1) guru kurang mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang
sudah diberikan
2) dapat menimbulkan verbalisme
3) anak cepat bosan kalau ceramahnya kurang menarik
b. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan anak menguasai bahan pelajaran yang
Maksud dari memberikan pertanyaan adalah:
1) memperhatikan keaktifan anak belajar
2) meningkatkan anak dalam belajar
3) menanamkan kesadaran tanggung jawab
4) mengadakan penilaian
Kebaikan metode ini adalah:
1) metode ini baik dan efektif
2) memenuhi prinsip aktifilet
3) melatih mengemukakan pendapat
Adapun keburukannya antara lain:
1) pertanyaan kurang jelas
2) kadang-kadang kurang memperhatikan kemampuan individu
3) anak salah pengertian tentang pertanyaan guru
c. Metode resitasi
Metode resitasi adalah suatu cara mengajar dengan jalan
memberikan tugas pekerjaan atau pekerjaan rumah pada anak. Dalam
memberikan pekerjaan rumah perlu diingat bahwa bahan harus sesuai
dengan bahan yang pernah diberikan dan guru harus mengontrol
betul-betul. Kebaikan dari metode ini adalah:
1) hasil belajar sudah diingat
2) inisiatif dan usaha belajar anak terpupuk
3) memupuk rasa tanggung jawab
Adapun keburukannya adalah:
1) kadang kurang pengawasan
2) prinsip individualistis dilupakan
3) guru kadang kurang menghargai anak
d. Metode karya wisata
Metode karya wisata adalah metode penyampaian materi dengan
cara membawa langsung anak didik ke objek di luar kelas atau
lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati secara
langsung.
Kebaikan metode ini adalah:
1) anak mendapat pengalaman langsung
2) anak merasakan lebih puas
3) dapat memupuk inisiatif dan tanggung jawab
Adapun keburukannya adalah:
1) pengawasan kurang terfokus
2) anak sulit dikendalikan jika anak berjumlah banyak memerlukan
waktu dan biaya yang banyak
e. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu
para guru dalam mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
penegetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari siswa
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia
belajar. Seseorang belajar apa dan kapan waktunya tergantung pada
lingkungan, mereka dianggap penting dan relevan dalam kehidupan
sehari-hari.
Seseorang mempelajari sesuatu karena mereka memiliki
kesempatan untuk menerapkan pembelajaran ini dalam kehidupan
sehari-hari. Upaya guru untuk membantu siswa memahami relevansi
materi pembelajaran yang dipelajarinya itu adalah dengan melakukan
suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas. Pembelajaran
kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu, pemahaman,
keterampilan siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang
hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata
(Sumiati Asri, 2009: 13).
E. Mulyasa (2007: 103) menjelaskan bahwa pendekatan
kontekstual memungkinkan proses belajar yang tenang dan
menyenangkan karena pembelajaran dilakukan secara alamiah sehingga
peserta didik langsung mempraktikan apa yang dipelajari. Pendekatan
kontekstual mendorong peserta didik memahami hakikat, makna dan
manfaat belajar sehingga memungkinkan mereka rajin dan termotivasi
John Dewey (1918) merumuskan kurikulum dam metodologi
pembelajaran yang berkaitan dengan pengalaman dan minat siswa.
Siswa akan belajar dengan baik jika yang dipelajarinya terkait dengan
pengetahuan dan kegiatan yang telah diketahuinya dan terjadi di
sekelilingnya.
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi pembelajaran yang diajarkan dengan
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari (Depdiknas 2004: 18).
Ada tujuh komponen dalam pendekatan kontektual.
Komponen-komponen tersebut adalah (Lukmanul Hakiim, 2009: 57-61):
1) Kontruktivisme (constructivism)
Kontruktivisme adalah mengembangkan pemikiran siswa akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan
yang baru.
2) Bertanya (questioning)
Dengan bertanya dapat mengembangkan sifat ingin tahu siswa.
3) Menemukan (inquiry)
Siswa diberi pembelajaran untuk menangani permasalahan yang
4) Masyarakat belajar (learning community)
Siswa hidup dalam lingkungan masyarakat, dengan demikian
masayarakat dapat dijadikan sumber daya untuk mengembangkan
pemahaman pembelajaran kontekstual.
5) Permodelan (modeling)
Permodelan artinya menghadirkan model sebagai contoh
pembelajaran. Siswa akan lebih memahami materi jika dalam
pembelajaran guru menghadirkan model. Siswa akan mampu
mengamati dan mencontoh apa yang ditunjukkan oleh guru.
6) Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan ringkasan dari pembelajaran yang telah
dilakukan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
7) Penilaian sebenarnya
Penilaian sebenarnya adalah melakukan peneilaian sebenarnya
dengan berbagai cara. Tugas guru adalah menilai sejauh mana
keberhasilan pembelajaran.
Untuk memahami pembelajaran kontekstual ada enam prinsip
dalam pembelajaran kontekstual (Sumiati dan Asra, 2009: 18), yaitu:
1) Menekankan pada pemecahan masalah
2) Mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks seperti
rumah, masyarakat dan tempat bekerja
3) Mengarahkan siswa untuk menjadi pembelajar yang aktif
5) Mendorong siswa belajar dari satu dengan lainnya dan belajar
bersama-sama
6) Menggunakan penilaian otentik.
Beberapa catatan dalam penerapan pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual yaitu:
1) kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada
aktivitas siswa secara penuh baik fisik maupun mental
2) kontekstual memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan
tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata
3) Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk
memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji
data hasil temuan peserta didik di lapangan
4) Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil
pemberian dari orang lain (Wina Sanjaya, 2006: 270-272).
Kebaikan-kebaikan metode kontektual antara lain:
1) mengutamakan pada pengetahuan dan dunia nyata
2) mengembangkan daya fikir siswa
3) berpusat pada siswa
4) mengembangkan siswa aktif, kritis dan memecahkan masalah
5) siswa belajar menyenangkan, mengasyikan dan tidak
membosankan.
Kelemahan metode ini adalah:
2) daya pikir siswa berbeda-beda
3) kadang sulit mengendalikan siswa dengan jumlah yang banyak
Penerapan pembelajaran kontekstual dalam pokok bahasan
“Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan
Kemerdekaan”. Berikut ini peneliti sajikan skema pembelajaran yang
dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual.
No Komponen
1. Kontruktivisme (constructivism)
a.menggali pengetahuan awal siswa
b.mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih bermakna
c.mengaitkan pengetahuan awal tentang
“Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam
Mempertahankan Kemerdekaan” dengan dunia
nyata
2. Bertanya (questioning)
a.setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
b.siswa berdiskusi secara klasikal
c.siswa bersama guru membuat kesimpulan
3. Menemukan (inquiry)
a.Siswa diberi masalah atau tugas kelompok b.Siswa menyelesaikan masalah
c.Siswa menyimpulkan dalam diskusi
4. Masyarakat belajar (learning community)
a.pembagian kelas menjadi beberapa kelompok (satu kelompok antara 4-5 siswa)
b.siswa belajar dengan berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan masalah dan mencari solusinya
c.siswa dibawa ke monumen
5. Permodelan (modeling)
d.guru memberikan contoh cara kerja LKS e.dalam proses pembelajaran guru mengajarkan
dalam bentuk model bukan hanya lesan
6. Refleksi (reflection) Siswa mengungkapkan (lesan/ tulisan) yang telah dipelajari secara kelompok atau mandiri
Berdasarkan skema di atas, proses pembelajaran konsep
“Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan
Kemerdekaan” dengan pendekatan kontekstual dilaksanakan sebagai
berikut:
1) pendahuluan yaitu memberiksn apersepsi dengan menggali
pengetahuan siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaiatan
dengan “Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan
Kemerdekaan”
2) pembagian kelompok yang terdiri dari empat sampai lima siswa
yang memiliki kemampuan akademik yang berbeda-beda.
Pembegian kelompok dengan menjadikan siswa yang berbeda-beda
kemampuannya dimaksudkan agar siswa lebih mudah menemukan
dan memahami konsep yang sulit, sehingga mereka dapat saling
mendiskusikan masalah-masalah dengan teman sekelompoknya
3) memberikan permasalahan kepada siswa berupa pertanyaan pada
LKS. Bersama teman sekelompoknya siswa memecahkan masalah.
Diharapkan siswa dapat menemukan sendiri berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan serta mendiskusikan dengan
kelompoknya. Dilanjutkan dengan menarik kesimpulan.
4) Presentasi yaitu memberikan kesempatan setiap kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi.
5) Diskusi secara klasikal dimaksudkan agar siswa saling melengkapi
6) Refleksi yaitu siswa mengungkapkan kembali secara lisan atau
tulisan apa yang telah mereka pelajari untuk mengetahui sejauh
mana respon siswa terhadap pokok bahasan “Menghargai Jasa Para
Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan”.
B. Penelitian-penelitian Terdahulu
Ivan Stevanus (2010) meneliti tentang Perbedaan Penerapan Model
Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Kontekstual dan Kooperatif pada
Mata Pelajaran IPS SD. Hasil penelitiannya adalah:
1. Ada peningkatan hasil belajar setelah guru menerapkan model pembelajaran
STM
2. Ada peningkatan hasil belajar setelah guru menerapkan model pembelajaran
kontekstual
3. Ada peningkatan hasil belajar setelah guru menerapkan model pembelajaran
kooperatif
4. Dari ketiga model tersebut, model pembelajaran kontekstual memperoleh hasil
yang paling tinggi
Carmi (2010) meneliti tentang Pendekatan Kontekstual dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Pokok Bahasan Kenampakan Alam
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas IV SDN Mekarsari
Cikalongkulon Cianjur). Skripsi. Hasil penelitiannya adalah:
1.Ada peningkatan kesiapan menerima pelajaran, menyimak tujuan yang
latihan, mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi pelajaran,
berani mengemukakan pedapat, aktif bertanya jawab dan berani tampil di
depan.
2.Hasil belajar siklus I : 58,52; II : 66,67; III : 75
3.Jadi pendekatan kontekstual berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa
dalam memahami materi kenampakan alam.
I Ketut Wirta, S.Pd (2010) meneliti tentang Model Pembelajaran
Kontekstual dan Asesmen Penerapan Kinerja untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Prestasi Siswa Kelas VIII B di SMPN 4 Nusa Penida tahun ajaran 2009/2010.
Hasil penelitiannya adalah:
1.Keaktifan belajar dalam mata pelajaran IPS meningkat, dengan persentase
angka rata-rata kelas pada siklus I: 69,81% dan pada siklus II: 73,46%.
Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 3,65%
2.Ada peningkatan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS dengan persentase nilai
rata-rata kelas pada siklus I : 58,52; II : 66,67, meningkat 0,24%
Dari ketiga penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pendekatan kontekstual dapat membantu dalam proses belajar mengajar di
sekolah. Pendekatan tersebut mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
peserta didik, khususnya pada mata pelajaran IPS.
C. Kerangka Berpikir
Untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa tidak dapat lepas dari
peraga dan pendekatan pembelajaran harus diperhatikan sungguh-sungguh.
Peningkatan dan pengembangan penggunaan alat peraga dan pendekatan
kontekstual sangat penting dalam peningkatan prestasi belajar IPS.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu berupa kemauan yang
kuat, kebutuhan jiwa dan minat yang kuat. Sedangkan faktor ekstern adalah yang
berasal dari luar diri manusia seperti masyarakat, keluarga dan sarana prasarana.
Prestasi belajar siswa akan meningkat secara optimal jika siswa selalu
berlatih. Diharapkan jika siswa rajin berlatih maka prestasi belajar IPS siswa akan
meningkat. Sebaliknya jika siswa malas berlatih maka prestasi belajar IPS siswa
akan menurun. Disamping siswa rajin berlatih dan guru dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan pemebelajaran kontekstual maka prestasi belajar IPS
siswa akan tinggi.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka, penelitian-penelitian yang relevan dan
kerangka berpikir maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPS tentang menghargai
jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun
26 BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan,
pengumpulan data, instrumen validitas dan analisi data, dan kriteria keberhasilan.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Supardi
(Suharsimi Arikunto, 2006: 104), penelitian tindakan kelas (PTK) didefinisikan
sebagai bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan yang dilakukan
untuk meningkatkan kemantapan rasional sari tindakan-tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukan serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran
tersebut dilakukan. Desain PTK yang diikuti dalam penelitian ini adalah dari
Kemmis dan Taggart yang diambil dari buku karangan Kasbolah (2001: 10). Yang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1. Rencana Tindakan Setiap Siklus
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian : SDN Banyakan Mertoyudan Magelang
2. Subjek penelitian : Semua siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan
Magelang, sejumlah 22 siswa.
3. Objek penelitian : Peningkatan prestasi belajar siswa kelas V pada
pelajaran IPS tentang menghargai jasa para
pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan
4. Waktu penelitian : Pengambilan data dilakukan antara bulan Januari 2. Pelaksanaan
tindakan
3. observasi
4. refleksi 1. Rencana tindakan
2. Pelaksanaan tindakan 1. Rencana tindakan
3. observasi 4. refleksi
?
SIKLUS I
sampai dengan April tahun pelajaran 2011/2012.
Analisis data dilakukan pada bulan Mei sampai
dengan Juni.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Ajaran 2011/2012
C. Rencana Tindakan
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan
agar rencana penelitian dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
1. Persiapan
a. Permintaan ijin pada kepala sekolah
Persiapan yang dilakukan pada awal penelitian adalah meminta ijin
kepada kepala sekolah SDN Banyakan Mertoyudan Magelang. Hal ini
dimaksudkan agar kegiatan penelitian berjalan lancar.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal prestasi siswa dan
kendala-kendala yang dialami dalam proses belajar mengajar.
No. Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep 1 Pengumpulan data
awal 2 Observasi
3 Ijin pengambilan data 4 Pengambilan data 5 Analisia data 6 Penyusunan data 7 Pengajuan proposal 8 Pelaksanaan penelitian 9 Konsultasi/ revisi
c. Identifikasi masalah
Setelah melakukan wawancara, maka peneliti dapat mengidentifikasi
masalah-masalah yang ada dan menentukan tindak lanjut.
d. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokoknya
Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok dilakukan dengan
merumuskan isi materi dan kompetensi dasar yang bermasalah sehingga
diperoleh indikator dari materi yag bermasalah.
e. Menyusun rencana siklus
Perencanaan siklus dilakukan dengan menentukan banyaknya siklus yang
akan dilakukan dalam PTK ini.
f. Menyiapkan sumber bahan pengajaran
g. Menyusun silabus, RPP, dan LKS
h. Membuat kisi-kisi dan soal tes atau evaluasi pada siklus I dan II
2. Rancangan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan
perencanaan beberapa langkah atau rancangan penelitian. Langkah-langkah
tersebut di antaranya adalah:
a. Perencanaan:
Perencanaan merupakan kegiatan yang disusun sebelum tindakan
dimulai. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah peneliti
b. Pelaksanaan tindakan:
Pelaksanaan tindakan merupakan perlakuan yang dilaksanakan oleh
peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya
c. Pengamatan:
Pengamatan atau observasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pengamat untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang
dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan
guru
d. Refleksi:
Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan
menganalisis hasil observasi, terutama untuk melihat berbagai
kelemahan yang perlu diperbaiki.
3. Rencana Tindakan Tiap Siklus
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Langkah-langkah
dalam dua siklus tersebut diantaranya adalah:
a. Siklus I
1) Rencana Tindakan Siklus I
Menyusun silabus, RPP, LKS dan mempersiapkan instrumen.
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka dan
apersepsi
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi menghargai
c) Siswa memperhatikan gambar para pahlawan
d) Siswa mendengarkan penjelasan tentang gambar-gambar para
pahlawan. Siswa diajak ke monumen terdekat.
e) Siswa secara berkelompok mengidentifikasikan gambar-gambar
para pahlawan sebelum kemerdekaan, pahlawan proklamasi dan
pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. Siswa
menyebutkan beberapa bentuk penghargaan terhadap para
pahlawan dengan mengisi LKS
f) Siswa mengumpulkan LKS
3) Observasi Siklus I
a) Mencatat hal-hal penting dalam kegiatan pembelajaran pada
lembar observasi
b) Mengoreksi LKS
4) Refleksi Siklus I
a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan dan
temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran.
b) Berdiskusi dengan rekan sejawat tentang kendala yang dihadapi,
kekurangan dan temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran.
c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator
keberhasilan yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk
merencanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
b. Siklus II
1) Rencana Tindakan Siklus II
a) Kegiatan daiawali dengan salam pembuka.
b) Apersepsi dengan mengingatkan kembali pelajaran pada
pertemuan sebelumnya.
c) Siswa berkumpul pada kelompok masing-masing,
pengelompokan sesuai pertemuan sebelumnya. Siswa diajak ke
monumen terdekat.
d) Siswa diberi tanya jawab tentang materi pada pertemuan
sebelumnya.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran materi menghargai
jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.
f) Siswa memperhatikan gambar-gambar pahlawan
mengidentifikasikan sesuai dengan macam pahlawan.
g) Siswa menyebutkan macam pahlawan dan bentuk-bentuk
penghargaan terhadap para pahlawan.
h) Siswa mengisi lembar kerja dalam kelompok kemudian
dikumpulkan.
i) Siswa mengerjakan soal-soal yang telah disiapkan guru secara
individu.
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana
3) Observasi Siklus II
a) Mencatat hal-hal penting dalam kegiatan pembelajaran pada
lembar observasi
b) Mengoreksi LKS
4) Refleksi Siklus II
a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan dan
temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran.
b) Berdiskusi dengan rekan sejawat tentang kendala yang dihadapi,
kekurangan dan temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran.
c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator
keberhasilan yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk
merencanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
c. Pengumpulan Data dan Instrumen
1) Peubah
Dalam penelitian ini peubahnya adalah prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran IPS khususnya menghargai jasa para pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
2) Indikator
Peningkatan prestasi belajar siswa dalam menyimpulkan hasil
pengamatan monumen para pahlawan dakam mempertahankan
3) Jenis Data
Data diperoleh dari skor ulangan.
4) Cara Pengumpulan Data
a) Dokumentasi: mengumpulkan dokumen-dokumen yang sudah
tersedia.
b) Observasi: melakuakan pengamatan terhadap subjek penelitian.
5) Instrumen
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah 20
soal-soal ulangan tentang menghargai jasa para pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
Kisi-kisi Soal Siklus I
Standar Kompetensi:
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar:
2.4. Menghargai Perjuangan Para Tokoh dalam Mempertahankan
Kemerdekaan
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus I
Indikator No Soal Bentuk Soal 1. Menyebutkan tokoh-tokoh
perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
2. Menyebutkan perang-perang yang terjadi dalam rangka mempertahankan
kemerdekaan.
kemerdekaan.
4. Memberikan contoh sikap menghargai jasa tokoh-tokoh pejuang dalam
Kisi-kisi Soal Siklus II
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus II
Indikator No Soal Bentuk Soal 1. Menyebutkan perjanjian/
perundingan dalam rangka mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. 2. Menjelaskan perjanjian/
perundingan dalam rangka mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. 3. Menyebutkan tokoh-tokoh
yang terlibat dalam perjanjian atau perundingan dalam rangka mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. 4. Memberikan contoh usaha
siswa sebagai pemuda penerus bangsa dalam mempertahankan
Untuk menguji validitas soal, dapat digunakan pendapat dari
ahli (expert judgment). Dalam hal ini, setelah instrumen dikonstruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan
Ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun
tersebut. Ahli memberikan keputusan: instrumen dapat digunakan
tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total
(Sugiyono, 2009: 177).
Tim ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing.
Butir-butir soal yang digunakan dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing.
4. Analisis Data
a. Kriteria Keberhasilan
Tabel 4. Kondisi awal prestasi belajar dan kondisi akhir yang diharapkan.
No Peubah Indikator Kondisi awal
3) Menghitung skor rata-rata kelas dengan rumus
4) Mempertimbangkan tingkat prestasi pada akhir setiap siklus dengan
kondisi awal untuk menentukan apakah ada perubahan peningkatan
38 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasan
A. Hasil Penelitian
Penelitinan Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Prestasi
Belajar IPS Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas V Banyakan
Mertoyudan Magelang, dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2012-19 Mei 2012.
Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) siklus, setiap siklus terdiri dari 4 (empat) bagian
yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
1. Siklus I
a. Rencana Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan ini
sesuai dengan rencana yaitu menyiapkan silabus, RPP, LKS serta
instrumen yang akan diujikan pada akhir siklus 1.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Belajar dan Mengajar pada siklus 1 dilaksanakan 1 kali
pertemuan dua jam pelajaran pada tanggal 10 Mei 2012 di kelas V
dengan jumlah siswa 22. Pembelajaran berlangsung dengan pendekatan
kontekstual dan media gambar dalam menghargai jasa para pahlawan
mempertahankan kemerdekaan dan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat. Pada akhir siklus 1 diadakan ulangan
peneliti depat mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa setelah
menerima pembelajaran.
c. Observasi
Pengamatan ini dilakukan peneliti dengan bantuan teman sejawat.
Observasi ini dilakukan selama proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan. Pengamatan yang
dilakukan guru pamong (teman sejawat) adalah memantau apakah
peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan recana
pelaksanaan pembelajaran atau tidak, dan mengamati keikutsertaan siswa
dalam pembelajaran. Adapun hal yang diperoleh peneliti ketika
pembelajaran berlangsung yaitu siswa kelihatan semangat dan antusias
dalam mengikuti pembelajaran, khususnya dalam berdiskusi tentang
menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan RI.
Disamping itu peneliti melaksakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Sehingga hasilnya sesuai
dengan yang diharapkan. Pada akhir siklus I (pertama) dilaksanakan
ulangan yang bertujuan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Adapun
hasil dari ulangan harian yang didapat oleh siswa kelas V pada siklus I
dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Tabel 5. Hasil Ulangan Siswa pada Siklus I
No Nama Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1 LW 60 -
2 BP 60 -
No Nama Nilai Tuntas Tidak Tuntas
4 PA 50 -
5 AA 80 -
6 AID 70 -
7 BN 70 -
8 DKW 90 -
9 EDS 70 -
10 FIN 85 -
11 FD 70 -
12 GF 80 -
13 GPN 75 -
14 LHM 65 -
15 LH 85 -
16 NA 90 -
17 NS 65 -
18 NTK 80 -
19 AR 90 -
20 RF 80 -
21 SR 80 -
22 SH 70 -
Jumlah 1635 17 5
Rata-rata 74,32
Persentase 77,27% 22,73%
d. Refleksi
1) Keberhasilan siswa pada siklus I yaitu siswa mampu menguasai
mempertahankan kemerdekaan RI, sehingga dalam mengerjakan soal
banyak jawaban yang tepat. Karena penjelasan dengan pendekatan
kontekstual dan dilengkapi media yang lain. Dalam pengamatan
media gambar dan berdiskusi, siswa bersemangat, kreatif, dan
bekerjasama dalam kelompoknya.
2) Pada akhir siklus I ternyata siswa sudah berhasil mencapai target
prestasi belajar yang direncanakan untuk dicapai pada akhir siklus II.
Rata-rata nilai siswa adalah 74,32 dari target 70. Persentase
ketuntasan siswa adalah 77,27%. Oleh karena itulah peneliti
menghentikan penelitiannya pada siklus I.
Dari hasil ulangan, siswa pada tabel 5 diperoleh nilai rata-rata kelas
74,32 melebihi nilai rata-rata kondisi awal yaitu 65. Dari hasil ulangan
tersebut, siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih adalah 17 siswa atau
77,27% dari jumlah seluruh siswa 22. Sedang siswa yang nilainya masih
dibawah 70 ada 5 siswa atau 22,73%, peneliti menentukan nilai KKM 70.
Nilai rata-rata kelas pada siklus I sudah memenuhi target pada siklus I,
karena nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 74,32 (lebih besar 9,32),
maka penelitian dihentikan pada siklus I. Karena rata-rata nilai ulangan kelas
telah memenuhi indikator keberhasilan siklus.
Peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum dilakulan penelitian
Tabel 6. Rata-rata Hasil Ulangan Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan
Peubah Indikator Kondisi Awal
Siklus I Siklus 2
Target Pencapaian Target Penca paian
Berdasarkan tabel 5 terdapat kenaikan rata-rata nilai ulangan sampai
akhir siklus I. Data awal sebelum adanya tindakan nilai rata-rata hasil
ulangan siswa adalah 65 dan pada akhir siklus I rata-rata nilai ulangan siswa
mencapai 74,32. Pada hasil ulangan siklus I yang mendapat nilai 70 atau
lebih ada 17 siswa atau 77,27 % dari 22 siswa dan siswa yang nilainya
kurang dari 70 ada 5 siswa atau 22,73 % dari 22 siswa. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelas meningkat dan sudah melebihi
indikator keberhasilan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
peningkatan prestasi belajar siswa sudah tercapai dan penelitian tidak perlu
B. Pembahasan
Tabel 7. Hasil Penelitian dan Sesudah Tindakan
No Nama
Persentase 77,27% 22,73%
Nilai Rata-rata
65 74,32
Hasil nilai Formatif kondisi Awal dua siswa mendapat nilai 80, dua siswa
mendapat nilai 75, tujuh siswa mendapat nilai 70, empat siswa mendapat nilai
60,tiga siswa mendapat nilai 65, tiga siswa mendapat nilai 50 dan satu mendapat
nilai 45. Pada ulangan siklus I mendapat nilai 90 tiga siswa, dua siswa mendapat
nilai 85, lima siswa mendapat nilai 80, satu siswa mendapat nilai 75, enam siswa
mendapat nilai 70, dua siswa mendapat nilai 65, dua siswa mendapat 60, dan satu
siswa mendapat nilai 50. Dari data tersebut, yang memperoleh nilai ulangan
harian di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada nilai ulangan kondisi
awal sebanyak 11 siswa atau mencapai 50% dari 22 siswa. Sebanyak 11 siswa
masih memperoleh nilai ulangan dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
nilai 85, lima siswa mendapat nilai 80, satu siswa mendapat 75, enam siswa
mendapat nilai 70, dua siswa mendapat nilai 65, dua siswa mendapat nilai 60 dan
satu siswa mendapat nilai 50. Berdasarkan data tersebut yang memperoleh nilai
ulangan harian di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada ulangan siklus I
sebanyak 17 siswa atau mencapai 77,27%. Sebanyak 5 siswa yang masih
memperoleh nilai rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau
22,73% dari 22 siswa. Penelitian pada siklus I ini nilai rata-rata kelas yang
diperoleh telah mencapai indikator keberhasilan akhir siklus I, maka siklus I tidak
perlu dilanjutkan.
Dari hasil penelitian ini yang telah dijabarkan di atas ada lima siswa atau
22,73 % dari 22 siswa yang tidak mengalami perubahan peningkatan, karena pola
belajar dan kemampuan mereka yang tidak berubah dan tetap pada belajar mereka
masing-masing. Dari data nilai kondisi awal sebanyak 11 siswa 50% siswa belum
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), setelah tindakan pada siklus I
lima siswa atau 22,73% dari 22 siswa jadi mengalami peningkatan presentasi
ketuntasan 27,27%. Dengan demikian hasil penelitian ini membuktikan hipotesis
bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi
belajar IPS pada siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun
ajaran 2011/2012. Hasil dari penelitian yang terdiri dari data awal atau sebelum
tindakan dan sesudah tindakan siklus I ada tidaknya ketuntasan berdasarkan nilai
yang diperoleh tiap siswa dapat ditunjukkan pada tabel 5.
Pada penelitian tindakan kelas ini terlihat bahwa terdapat kenaikan
pendekatan kontekstual terlihat bahwa siswa menjadi lebih mudah memahami
materi karena siswa mempelajari hal-hal yang terkait dengan dunia nyata.
Mempelajari materi IPS dengan gambar akan membantu siswa dalam belajar
karena siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat. Semakin banyak indra
yang digunakan dan semakin konkrit materi akan membantu siswa untuk
menstimulus atau membentuk sendiri pemahaman mereka terhadap materi yang
sedang dipelajari. Lingkungan belajar siswa juga mampu mempengaruhi siswa
dalam proses belajar mengajar. Dengan diajak ke monumen pembelajaran menjadi
tidak monoton sehingga siswa tidak jenuh. Siswa menjadi lebih semangat belajar
47 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 5 ini akan membahas kesimpulan dan saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Peningkatan
Prestasi Belajar IPS tentang Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam
Merpertahankan Kemerdekaan dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas
V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012”, dapat
ditarik kesimpulan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual pada pelajaran IPS
bab menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Banyakan semester genap tahun
pelajaran 2011/2012. Nilai rata kondisi awal 65 pada akhir siklus satu
rata-rata nilai ulangan siswa menjadi 74,32 (meningkat sebesar 14,33%). Jumlah siswa
yang memenuhi KKM (70) pada kondisi awal 50% (11 siswa) meningkat menjadi
77,27% (17 siswa) pada siklus I.
B. Saran
Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas yang peneliti laksanakan dapat
diberikan saran-saran sebagai berikut:
Penggunaan pendekatan kontekstual pada pelajaran dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa, maka diharapkan bagi para guru mampu
mengimplementasikan pendekatan tersebut dalam pembelajaran
2. Bagi Sekolah
Penggunaan pendekatan kontekstual pada pelajaran IPS bab menghargai jasa
para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa, maka diharapkan sekolah mampu memberikan
fasilitas yang mampu menunjang pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual
3. Bagi peneliti yang lain
Hendaknya peneliti yang lain mampu mengembangkan penelitian dengan
pendekatan yang lebih bervariasi untuk meningkatkan mutu pendidikan
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai prosedur ilmiah, namun demikian
masih memiliki keterbatasan. Adapun keterbatasan penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Target keberhasilan dalam penelitian ini terlalu rendah, sehingga mudah
tercapai dalam satu siklus
2. Penelitian ini hanya terdiri dari satu siklus pembelajaran, padahal idealnya
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari minimal dua siklus
pembelajaran. Mengingat keterbatasan waktu, peneliti tidak melanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Carmi. Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Pokok Bahasan Kenampakan Alam. www. Respository.upi.edu.
Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI (Semester I dan II). Jakarta: Cipta Jaya.
E. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Endang Susilaningsih dan Linda S. Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Aneka Ilmu.
I Ketut Wirta, S.Pd. Model Pembelajaran Kontekstual dan Asesmen Penerapan Kinerja untuk Meningkatkan Aktivitas dan Pretasi Siswa Kelas VIII B di SMPN 4 Nusa Penida tahun ajaran 2009/2010. SMPN 4 Nusa Penida.
Ivan Stevanus. Perbedaan Pemerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Kontekstual dan Kooperatif pada Mata Pelajaran IPS SD. FKIP Universitas Katolik Indonesia, Atmajaya.
Kasbolah Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri Malang.
Lukmanul Hakiim. 200). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Magfuri. 199). Kurikulum Pendidikan Dasar.
Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrard. 2003. Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press
Oemar Hamalik. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Siti Partini Suardiman. 1980. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Studing.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
_____. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
_____. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumiati Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Wina Sanjaya. 2009. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
. 2006. strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Satuan Pendidikan : SD Mata Pelajaran : IPS Kelas/ Semester : V/ 2 Standar Kompetensi :
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Kompetensi
Indikator Penilaian Waktu Sumber
2. 4.
1. Menyebutkan para tokoh perjuangan
dalam mempertahankan
kemerdekaan di Indonesia.
2. Menjelaskan perang-perang yang
terjadi dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan.
3. Menyebutkan pertempuran yang
terjadi dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan.
4. Memberi contoh-contoh sikap
menghargai jasa tokoh-tokoh
pejuang dalam mempertahankan
Nama sekolah : SDN Banyakan
Mata pelajaran : IPS
Kelas/ semester : V / 2
Pertemuan ke- :
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi:
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi dasar:
2. 4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
C. Indikator:
1. Menyebutkan para tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan di Indonesia.
2. Menjelaskan perang-perang yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.
3. Menyebutkan pertempuran yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.
4. Memberi contoh-contoh sikap menghargai jasa tokoh-tokoh pejuang dalam
mempertahankan kemerdekaan
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan
dalam mempertahankan kemerdekaan
2. Setelah membaca dan memperhatikan gambar, siswa dapat menjelaskan
pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam mepertahankan kemerdekaan
3. Setelah dilakukan diskusi tentang pertempuran yang terjadi dalam mempertahankan
kemerdekaan, siswa dapat meneyebutkan pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam
mempertahankan kemerdekaan RI.
4. Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat memberi contoh sikap menghargai jasa
tokoh-tokoh pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan RI.
5. Melalui diskusi tentang menghargai jasa para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan,