• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN

PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN

BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : M. FANZON

101132025

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobil‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Kupersembahkan karya ini untuk:

Bapak dan Ibu (alm) tercinta yang telah meluapkan kasih sayangnya. Terimakasih atas pengorbanan yang telah kalian berikan.

Pendamping hidupku dan anak-anakku yang telah mewarnai hari-hariku. Terimakasih atas doa dan semangatnya.

Rekan-rekan sejawat yang telah berjuang bersama-sama.

(5)

v MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai,

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh yang lain.

Q.S. Al Insyirah: 5

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : M. Fanzon

NIM : 101132025

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri. Sepanjang

pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan

orang lain kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan atau

kutipan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang telah

lazim.

Yogyakarta, 15 Oktober 2012

(7)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEGIATAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : M. Fanzon

NIM : 101132025

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG”

Demikian saya memberitahukan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya

dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 15 Oktober 2012

(8)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN

BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG

Oleh: M. Fanzon NIM.101132025

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan pelajaran IPS SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah 22 siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun pelajaran 2011/2012. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Untuk menguji validitas instrumen, digunakan pendapat dari ahli (expert judgment).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun 2011/2012. Hal ini ditunjukan oleh nilai rata-rata ulangan siswa kondisi awal 65, meningkat menjadi 74,31 pada siklus I. Siswa yang memenuhi KKM (70) pada kondisi awal 11 (50%) siswa dan pada siklus I 17 (77,27%) siswa.

(9)

ix ABSTRACT

INCREASED ACADEMIC ACHIEVEMENT IN SOCIAL STUDIES WITH

CONTEXTUAL APPROACH TO FIFTH GRADE’S ELEMENTARY

STUDENTS OF SDN BANYAKAN

Oleh: M. Fanzon NIM.101132025

This research aims to determine that applying contextual approach in lessons specifically in IPS (social studies) of 5th graduate elementary students of SDN Banyakan Mertoyudan Magelang can increase student’s achievement to learn how to appreciate the merit of our predecessor during the period of defending the independence of Indonesia.

This research object was classroom action ressearch. The subjects of this research were 22 students of 5th class in SDN Banyakan, Mertoyudan, Magelang in 2011/2012. The reasearch instruments used multiple choice questions for students. The technique of the instruments validity used judgment expert.

The results show that applying contextual approach in lessons specifically in IPS (social studies) of 5th graduate elementary students of SDN Banyakan

Mertoyudan Magelang can increase student’s achievement. In first cycle student’s achievement increased from 65 to 74.31. The student who pass the KKM (70) at beginning are 11 (50%) and at first cycle are 17 (77,27%) student’s.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan hidayah dan pertolongan kepada hamba-Nya, sehingga dengan

hidayah dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari banyak pihak yang

dengan ikhlas telah merelakan waktu dan tenaganya untuk membantu penulis

menyusun skripsi. Selanjutnya, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan izin penelitian.

2. Romo G. Nugrahanta S. J., S.S., B.ST., selaku Ketua Program Studi PGSD

yang telah memberikan bantuan untuk kelancaran penyelesaian skripsi.

3. Bapak Drs. Y. B. Adimassana, M. A., selaku pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

motivasi dalam penyelesaian skripsi.

4. Kepala SDN Banyakan Mertoyudan Magelang dan rekan sejawat.

5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 15 Oktober 2012

Penulis

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Ajaran 2011/2012 ... 28

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus I ... 34

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus II ... 35

Tabel 4. Kondisi awal prestasi belajar dan kondisi akhir yang diharapkan ... 39

Tabel 5. Hasil Ulangan Siswa pada Siklus I ... 39

Tabel 6. Rata-rata Hasil Ulangan Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan ... 42

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus ...

2. RPP ...

3. Kisi-kisi Soal ...

(13)

xiii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...………. vii

ABSTRAK ...………. viii

D. Pemecahan Masalah ………. 4

E. Batasan Pengertian ………... 5

F. Tujuan Penelitian ………... 5

G. Manfaat Hasil Penelitian ...………... 6

BAB II LANDASAN TEORI ………... 8

A. Kajian Pustaka. ………. 8

1. Tinjauan Belajar dan Pembelajaran ….………

(14)

xiv

b. Kesulitan Belajar IPS ………...……….

c. Menghargai Jasa Para Pahlawn dalam

Mempertahankan Kemerdekaan .……….

11

12

3. Metode Mengajar ……… 13

B. Penelitian–penelitian Terdahulu ……….. 23

C. Kerangka Berfikir …..………... 24

D. Hipotesis Tindakan ………..……... 25

BAB III METODE PENELITIAN ……… 26

A. Jenis Penelitian ...………..… 26

B. Setting Penelitian ………. 27

C. Rencana Tindakan Tiap Siklus ……… 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..……… 38

A. Hasil Penelitian ...………..…. 38

B. Pembahasan ...………..……. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 47

A. Kesimpulan ...………..…….. 47

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan

masalah, pemecahan masalah, dan manfaat peneltian

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU RI no. 2 tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk

menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan

bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan Nasional adalah yang berakar

pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada pancasila dan UUD

1945. Dengan demikian Indonesia mengharapkan kepada para pendidik untuk

berperan aktif sebagai tulang punggung dalam perkembangan masa depan bangsa ini,

karena dari sanalah sumber daya manusia yang berkualitas dibentuk. Melalui

pendidikan akan menghasilkan manusia yang berkualitas. Manusia yang berkualitas

sebagaimana yang dicita-citakan dalam pendidikan nasional adalah manusia

seutuhnya yaitu manusia yang beriamn dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pembelajaran Ilmu Pengtahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD)

(16)

IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1). Mengenal

konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2).

Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial; 3). Memiliki

komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4). Memiliki

kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang

majemuk ditingkat lokal, nasional maupun global.

Menghargai jasa para pahlawan terdapat pada silabus mata pelajaran IPS

tingkat SD/ MI kelas V semester dua pada Standar Kompetensi (SK) 2. Menghargai

Peranan Tokoh Perjuangan dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan

Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan SK tersebut Kompetensi

Dasar (KD) yang harus dikuasai siswa dan materi pokok yang yang diajarkan oleh

guru adalah sebagai berikut:

Kompetensi Dasar (KD) Materi Pokok/ Pelajaran 2.4. Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam

Mempertahankan Kemerdekaan

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Sumber: Kurikulum Satuan Pendidikan Tingkat SD IPS Tahun 2006

Berdasarkan hasil ulangan siswa kelas V SDN Banyakan tahun pelajaran

2010/2011 semester dua tentang “Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam

Mempertahankan Kemerdekaan” hanya memiliki nilai rata-rata 65. Sebanyak 56%

dari dari 25 siswa tidak tuntas pada KD ini. Nilai tersebut tidak sesuai dengan KKM

(17)

sehari-hari guru sudah menjelaskan secara lisan, tertulis di papan tulis, memberikan

contoh bahkan memberikan soal-soal latihan, namun ketika diberi kesempatan untuk

bertanya sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru yang

bertanya kepada siswa, hanya beberapa siswa saja yang bisa menjawab dengan tepat

dan itupun siswa yang tergolong pandai di kelas. Dan ketika diberi tes untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi “Menghargai Jasa Para

Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan” hasil rata-rata nilai siswa rendah.

Rendahnya penguasaan materi tersebut disebabkan karena guru kurang tepat dalam

memilih cara atau media dalam pembelajaran.

Menurut Peter Shea (depdiknas, 2004: 14) siswa belajar 10% dari apa yang

siswa baca; 20% dari apa yang didengar; 30% dari apa yang dilihat; 50% dari apa

yang dilihat dan didengar; 70% dari apa yang siswa katakan dan 90% dari apa yang

siswa katakan dan lakukan. Jadi siswa akan lebih memahami materi pembelajaran

melalui pengalaman belajar. Semakin konkrit materi atau jika siswa mengalami

sendiri maka siswa akan lebih mudah mengingat dan memahami materi yang

dipelajari.

Berdasarkan kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa dan dengan

mempertimbangkan pendapat Peter Shea tentang pengalaman belajar maka dilakukan

upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa, salah satunya adalah dengan

(18)

menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan diharapkan

mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Pembatasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dibatasi hanya pada siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan

Magelang

2. Penelitian ini dibatasi hanya pada menghargai jasa para pahlawan dalam

mempertahankan kemerdekaan dengan pendekatan kontekstual untuk

matapelajaran IPS.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan

permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar tentang

menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan pada mata

pelajaran IPS pada siswa kelas V di SDN Banyakan Mertoyudan Magelang?

D. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan pendekatan

(19)

menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan pelajaran IPS

kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang.

E. Batasan Istilah

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti membatasi penggunaan

istilah-istilah yang berkaitan dengan materi penelitian, yaitu:

1. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui praktek dan latihan

sejak lahir sehingga anak memperoleh pengalaman yang berguna bagi dirinya.

2. Prestasi belajar adalah hasil yang telah diperoleh setelah melakukan praktek dan

latihan yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya dari apa yang telah

dipelajari dan mendapatkan pengalamn yang bermanfaat bagi dirinya.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari berbagai kenyataan

sosial dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi,

sejarah, antropologi, sosial dan tata negara.

4. Menghargai jasa pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.

5. Pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang mengkaitkan antara materi

pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran

(20)

tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan

pelajaran IPS SDN Banyakan Mertoyudan Magelang

G. Manfaat Hasil Penelitian

1. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam hal

PTK dan meningkatkan wawasan tentang menghargai jasa para pahlawan dalam

mempertahankan kemerdekaan dengan pendekatan kontekstual. Peneliti adalah

guru yang langsung terjun pada proses pembelajaran sehingga dapat mengetahui

kendala-kendala apa saja yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam

mencapai tujuan pembelajaran sehinga peneliti dapat melakukan intropeksi diri.

Hal apa saja yang menjadikan kendala yang menyebabkan pembelajaran kurang

optimal.

2. Bagi siswa

Dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam

pembelajaran sehingga siswa dapat mengenal tentang menghargai jasa para

pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan yang ada di sekitar lingkungan.

3. Bagi guru atau rekan sejawat

Menambah wawasan dan alternatif pembelajaran guru dalam

meningkatkan prestasi belajar pada materi menghargai jasa para pahlawan dalam

(21)

4. Bagi sekolah

Sebagai masukan kepada sekolah tentang pendekatan kontekstual

sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan

(22)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas kajian pustaka hasil-hasil penelitian terdahulu,

kerangka berfikir dan hipotesis tindakan

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai

interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Menurut Santrock dan Yessen (1994) mendefinisikan belajar

sebagai perubahan yang relative permanen karena adanya pengalaman.

Reber (1988) mendefinisikan belajar dalam dua pengertian, pertama,

belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar

sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai

hasil latihan yang diperkuat. Dari berbagai definisi dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan

pengalamaan dalam wujud perubahan tingkah laku karena adanya

interaksi individu dengan lingkungan.

Syaiful Bahri dalam buku ”Psikologi Belajar” menerangkan

beberapa pengertian belajar. Menurut James O. Whittaker belajar adalah

(23)

pengalaman. Cronbach mengatakan learning is shown by change in

behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang

ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Howard L Kingskey berpendapat learning is the process by which

behavior (in broader sense) is originated or changed through practice or

training. Belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku (dalam arti

luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Jadi bisa

dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

melalui latihan dan pengalaman.

b. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

menciptakan suasana atau memberi pelayanan agar siswa belajar.

Perbedaan antara belajar dan pembelajaran pada penekanannya. Masalah

belajar lebih menekankan pada bahasan tentang siswa dan proses yang

menyertai dalam rangka perubahan tingkah lakunya. Adapun

pembahasan mengenai pembelajaran lebih menekankan pada guru dalam

upayanya untuk membuat siswa dapat belajar.

Menurut Oemar Hamalik (2009: 57) dalam buku kurikulum dan

pembelajaran dikatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran. Sedangkan menurut Komaruddin (2000: 179) dalam buku

(24)

memperoleh pengetahuan atau pemahaman atau keterampilan (termasuk

penguasaan kognitif, afektif dan psikomotorik) melalui studi,

pengajaran, atau pengalaman.

c. Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses

pembelajaran. Menurut Cece Wijaya, prestasi belajar itu dapat berupa

pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku. Pernyataan

tersebut diperkuat oleh Thorndike dan Hasein yang menyatakan bahwa

hasil belajar akan diketahui bila terjadi perubahan tingkah laku yang

akan dinyatakan dalam angka atau nilai (Cece Wijaya, 1994: 27).

Menurut Hadari Nawawi (1998: 100), prestasi belajar adalah tingkatan

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai

sejumlah materi tertentu.

Tulus Tu’u (2004: 75) mendefinisikan prestasi belajar siswa

sebagai berikut:

1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika

mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di

sekolah.

2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya

karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan

(25)

3) Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau

angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap

tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

2. Pengajaran IPS

a. Pengertian IPS

IPS adalah ilmu yang mempelajari berbagai kenyataan sosial

dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi,

antropologi, sosiologi dan tata negara (Kurikulum Pendidikan Dasar oleh

Dr. Magfuri, hal 4).

b. Kesulitan Belajar IPS

Sehubungan dengan permasalahan yang ada di jenjang SD

khususnya di SDN Banyakan Mertoyudan dan terutama pada

kemampuan menjelaskan menghargai jasa pahlawan dalam

mempertahankan kemerdekaan. Masalah ini terjadi dikarenakan oleh

beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah:

1) Contoh-contoh yang diberikan terkadang masih abstrak

2) Penggunaan media pengajaran kurang maksimal

3) Penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi

Dari faktor-faktor di atas, faktor yang akan diatasi dalam rencana

penelitian ini adalah kurang penggunaan media pengajaran oleh guru

yang kurang maksimal. Sehubungan kondisi rendahnya prestasi atau

hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya

(26)

kontekstual pada materi menghargai jasa para pahlawan dalam

mempertahankan kemerdekaan diharapkan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa.

c. Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan mulai dari sekolah dasar yang mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan

dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat mata

pelajaran geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata

pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara

Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga negara

yang cinta damai. Dari beberapa unsur IPS penulis mencoba membahas

tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan

kemerdekaan yaitu bentuk penghargaan yang tak kalah penting adalah

mencontoh sikap-sikap positif yang mereka tunjukkan dan meneruskan

perjuangan mereka. Sikap tokoh-tokoh bangsa yang patut kita contoh

antara lain:

1) Rela berjuang demi bangsa dan negara

2) Berpendirian tetapi juga menghormati pendapat orang lain. Para

tokoh bangsa terkenal memegang teguh pendapat dan

memerjuangkan pendapatnya. Namun, ketika suatu kesepakatan

(27)

keputusan tersebut (Endang Susilaningsih dan Linda S. Limbong,

2008: 171).

3. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses

pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Dalam

pembelajaran terdapat beragam jenis metode pembelajaran. Masing-masing

metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih metode yang

dipandang tepat dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut D. H. De Quljoe dan A. Gozali mengatakan bahwa

macam-macam metode pengajaran sebagai berikut:

a. Metode ceramah

b. Metode tanya jawab

c. Metode diskusi

d. Metode resitasi

e. Metode demonstrasi dan eksperimen

f. Metode kerja kelompok

g. Metode karya wisata

Dari metode-metode mengajar tersebut di atas ada beberapa metode

yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar di SD pada umumnya

(28)

Adapun kebaikan dan keburukan masing-masing metode tersebut

akan diterangkan sebagai berikut:

a. Metode ceramah

Metode ceramah adalah suatu cara menyampaikan bahan

pengajaran kepada anak secara lesan. Keberhasilan metode ceramah ini

tidak semata-mata karena kehebatan guru dalam bermain kata-kata atau

kalimat tetapi juga didukung oleh alat-alat pembantu lain seperti gambar,

potret, benda, barang tiruan, film, peta dan sebagainya.

Kebaikan metode ini antara lain sebagai berikut:

1) dapat diikuti anak didik dalam jumlah banyak

2) guru dapat menguasai seluruh kelas

3) organisasi kelas sangat sederhana

4) tidak membutuhkan alat pelajaran yang banyak

Sedangkan keburukan-keburukannya antara lain:

1) guru kurang mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang

sudah diberikan

2) dapat menimbulkan verbalisme

3) anak cepat bosan kalau ceramahnya kurang menarik

b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk mengetahui

sejauh mana kemampuan anak menguasai bahan pelajaran yang

(29)

Maksud dari memberikan pertanyaan adalah:

1) memperhatikan keaktifan anak belajar

2) meningkatkan anak dalam belajar

3) menanamkan kesadaran tanggung jawab

4) mengadakan penilaian

Kebaikan metode ini adalah:

1) metode ini baik dan efektif

2) memenuhi prinsip aktifilet

3) melatih mengemukakan pendapat

Adapun keburukannya antara lain:

1) pertanyaan kurang jelas

2) kadang-kadang kurang memperhatikan kemampuan individu

3) anak salah pengertian tentang pertanyaan guru

c. Metode resitasi

Metode resitasi adalah suatu cara mengajar dengan jalan

memberikan tugas pekerjaan atau pekerjaan rumah pada anak. Dalam

memberikan pekerjaan rumah perlu diingat bahwa bahan harus sesuai

dengan bahan yang pernah diberikan dan guru harus mengontrol

betul-betul. Kebaikan dari metode ini adalah:

1) hasil belajar sudah diingat

2) inisiatif dan usaha belajar anak terpupuk

3) memupuk rasa tanggung jawab

(30)

Adapun keburukannya adalah:

1) kadang kurang pengawasan

2) prinsip individualistis dilupakan

3) guru kadang kurang menghargai anak

d. Metode karya wisata

Metode karya wisata adalah metode penyampaian materi dengan

cara membawa langsung anak didik ke objek di luar kelas atau

lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati secara

langsung.

Kebaikan metode ini adalah:

1) anak mendapat pengalaman langsung

2) anak merasakan lebih puas

3) dapat memupuk inisiatif dan tanggung jawab

Adapun keburukannya adalah:

1) pengawasan kurang terfokus

2) anak sulit dikendalikan jika anak berjumlah banyak memerlukan

waktu dan biaya yang banyak

e. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu

para guru dalam mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi

dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

penegetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

(31)

Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari siswa

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia

belajar. Seseorang belajar apa dan kapan waktunya tergantung pada

lingkungan, mereka dianggap penting dan relevan dalam kehidupan

sehari-hari.

Seseorang mempelajari sesuatu karena mereka memiliki

kesempatan untuk menerapkan pembelajaran ini dalam kehidupan

sehari-hari. Upaya guru untuk membantu siswa memahami relevansi

materi pembelajaran yang dipelajarinya itu adalah dengan melakukan

suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas. Pembelajaran

kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu, pemahaman,

keterampilan siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang

hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata

(Sumiati Asri, 2009: 13).

E. Mulyasa (2007: 103) menjelaskan bahwa pendekatan

kontekstual memungkinkan proses belajar yang tenang dan

menyenangkan karena pembelajaran dilakukan secara alamiah sehingga

peserta didik langsung mempraktikan apa yang dipelajari. Pendekatan

kontekstual mendorong peserta didik memahami hakikat, makna dan

manfaat belajar sehingga memungkinkan mereka rajin dan termotivasi

(32)

John Dewey (1918) merumuskan kurikulum dam metodologi

pembelajaran yang berkaitan dengan pengalaman dan minat siswa.

Siswa akan belajar dengan baik jika yang dipelajarinya terkait dengan

pengetahuan dan kegiatan yang telah diketahuinya dan terjadi di

sekelilingnya.

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi pembelajaran yang diajarkan dengan

dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari (Depdiknas 2004: 18).

Ada tujuh komponen dalam pendekatan kontektual.

Komponen-komponen tersebut adalah (Lukmanul Hakiim, 2009: 57-61):

1) Kontruktivisme (constructivism)

Kontruktivisme adalah mengembangkan pemikiran siswa akan

belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan

sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan

yang baru.

2) Bertanya (questioning)

Dengan bertanya dapat mengembangkan sifat ingin tahu siswa.

3) Menemukan (inquiry)

Siswa diberi pembelajaran untuk menangani permasalahan yang

(33)

4) Masyarakat belajar (learning community)

Siswa hidup dalam lingkungan masyarakat, dengan demikian

masayarakat dapat dijadikan sumber daya untuk mengembangkan

pemahaman pembelajaran kontekstual.

5) Permodelan (modeling)

Permodelan artinya menghadirkan model sebagai contoh

pembelajaran. Siswa akan lebih memahami materi jika dalam

pembelajaran guru menghadirkan model. Siswa akan mampu

mengamati dan mencontoh apa yang ditunjukkan oleh guru.

6) Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan ringkasan dari pembelajaran yang telah

dilakukan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

7) Penilaian sebenarnya

Penilaian sebenarnya adalah melakukan peneilaian sebenarnya

dengan berbagai cara. Tugas guru adalah menilai sejauh mana

keberhasilan pembelajaran.

Untuk memahami pembelajaran kontekstual ada enam prinsip

dalam pembelajaran kontekstual (Sumiati dan Asra, 2009: 18), yaitu:

1) Menekankan pada pemecahan masalah

2) Mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks seperti

rumah, masyarakat dan tempat bekerja

3) Mengarahkan siswa untuk menjadi pembelajar yang aktif

(34)

5) Mendorong siswa belajar dari satu dengan lainnya dan belajar

bersama-sama

6) Menggunakan penilaian otentik.

Beberapa catatan dalam penerapan pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual yaitu:

1) kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada

aktivitas siswa secara penuh baik fisik maupun mental

2) kontekstual memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan

tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata

3) Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk

memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji

data hasil temuan peserta didik di lapangan

4) Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil

pemberian dari orang lain (Wina Sanjaya, 2006: 270-272).

Kebaikan-kebaikan metode kontektual antara lain:

1) mengutamakan pada pengetahuan dan dunia nyata

2) mengembangkan daya fikir siswa

3) berpusat pada siswa

4) mengembangkan siswa aktif, kritis dan memecahkan masalah

5) siswa belajar menyenangkan, mengasyikan dan tidak

membosankan.

Kelemahan metode ini adalah:

(35)

2) daya pikir siswa berbeda-beda

3) kadang sulit mengendalikan siswa dengan jumlah yang banyak

Penerapan pembelajaran kontekstual dalam pokok bahasan

“Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan

Kemerdekaan”. Berikut ini peneliti sajikan skema pembelajaran yang

dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual.

No Komponen

1. Kontruktivisme (constructivism)

a.menggali pengetahuan awal siswa

b.mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih bermakna

c.mengaitkan pengetahuan awal tentang

“Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam

Mempertahankan Kemerdekaan” dengan dunia

nyata

2. Bertanya (questioning)

a.setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi

b.siswa berdiskusi secara klasikal

c.siswa bersama guru membuat kesimpulan

3. Menemukan (inquiry)

a.Siswa diberi masalah atau tugas kelompok b.Siswa menyelesaikan masalah

c.Siswa menyimpulkan dalam diskusi

4. Masyarakat belajar (learning community)

a.pembagian kelas menjadi beberapa kelompok (satu kelompok antara 4-5 siswa)

b.siswa belajar dengan berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan masalah dan mencari solusinya

c.siswa dibawa ke monumen

5. Permodelan (modeling)

d.guru memberikan contoh cara kerja LKS e.dalam proses pembelajaran guru mengajarkan

dalam bentuk model bukan hanya lesan

6. Refleksi (reflection) Siswa mengungkapkan (lesan/ tulisan) yang telah dipelajari secara kelompok atau mandiri

(36)

Berdasarkan skema di atas, proses pembelajaran konsep

“Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan

Kemerdekaan” dengan pendekatan kontekstual dilaksanakan sebagai

berikut:

1) pendahuluan yaitu memberiksn apersepsi dengan menggali

pengetahuan siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaiatan

dengan “Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan

Kemerdekaan”

2) pembagian kelompok yang terdiri dari empat sampai lima siswa

yang memiliki kemampuan akademik yang berbeda-beda.

Pembegian kelompok dengan menjadikan siswa yang berbeda-beda

kemampuannya dimaksudkan agar siswa lebih mudah menemukan

dan memahami konsep yang sulit, sehingga mereka dapat saling

mendiskusikan masalah-masalah dengan teman sekelompoknya

3) memberikan permasalahan kepada siswa berupa pertanyaan pada

LKS. Bersama teman sekelompoknya siswa memecahkan masalah.

Diharapkan siswa dapat menemukan sendiri berdasarkan

pengalaman dan pengetahuan serta mendiskusikan dengan

kelompoknya. Dilanjutkan dengan menarik kesimpulan.

4) Presentasi yaitu memberikan kesempatan setiap kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusi.

5) Diskusi secara klasikal dimaksudkan agar siswa saling melengkapi

(37)

6) Refleksi yaitu siswa mengungkapkan kembali secara lisan atau

tulisan apa yang telah mereka pelajari untuk mengetahui sejauh

mana respon siswa terhadap pokok bahasan “Menghargai Jasa Para

Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan”.

B. Penelitian-penelitian Terdahulu

Ivan Stevanus (2010) meneliti tentang Perbedaan Penerapan Model

Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Kontekstual dan Kooperatif pada

Mata Pelajaran IPS SD. Hasil penelitiannya adalah:

1. Ada peningkatan hasil belajar setelah guru menerapkan model pembelajaran

STM

2. Ada peningkatan hasil belajar setelah guru menerapkan model pembelajaran

kontekstual

3. Ada peningkatan hasil belajar setelah guru menerapkan model pembelajaran

kooperatif

4. Dari ketiga model tersebut, model pembelajaran kontekstual memperoleh hasil

yang paling tinggi

Carmi (2010) meneliti tentang Pendekatan Kontekstual dalam

Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Pokok Bahasan Kenampakan Alam

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas IV SDN Mekarsari

Cikalongkulon Cianjur). Skripsi. Hasil penelitiannya adalah:

1.Ada peningkatan kesiapan menerima pelajaran, menyimak tujuan yang

(38)

latihan, mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi pelajaran,

berani mengemukakan pedapat, aktif bertanya jawab dan berani tampil di

depan.

2.Hasil belajar siklus I : 58,52; II : 66,67; III : 75

3.Jadi pendekatan kontekstual berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa

dalam memahami materi kenampakan alam.

I Ketut Wirta, S.Pd (2010) meneliti tentang Model Pembelajaran

Kontekstual dan Asesmen Penerapan Kinerja untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Prestasi Siswa Kelas VIII B di SMPN 4 Nusa Penida tahun ajaran 2009/2010.

Hasil penelitiannya adalah:

1.Keaktifan belajar dalam mata pelajaran IPS meningkat, dengan persentase

angka rata-rata kelas pada siklus I: 69,81% dan pada siklus II: 73,46%.

Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 3,65%

2.Ada peningkatan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS dengan persentase nilai

rata-rata kelas pada siklus I : 58,52; II : 66,67, meningkat 0,24%

Dari ketiga penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan

pendekatan kontekstual dapat membantu dalam proses belajar mengajar di

sekolah. Pendekatan tersebut mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

peserta didik, khususnya pada mata pelajaran IPS.

C. Kerangka Berpikir

Untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa tidak dapat lepas dari

(39)

peraga dan pendekatan pembelajaran harus diperhatikan sungguh-sungguh.

Peningkatan dan pengembangan penggunaan alat peraga dan pendekatan

kontekstual sangat penting dalam peningkatan prestasi belajar IPS.

Prestasi belajar siswa dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Faktor intern

adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu berupa kemauan yang

kuat, kebutuhan jiwa dan minat yang kuat. Sedangkan faktor ekstern adalah yang

berasal dari luar diri manusia seperti masyarakat, keluarga dan sarana prasarana.

Prestasi belajar siswa akan meningkat secara optimal jika siswa selalu

berlatih. Diharapkan jika siswa rajin berlatih maka prestasi belajar IPS siswa akan

meningkat. Sebaliknya jika siswa malas berlatih maka prestasi belajar IPS siswa

akan menurun. Disamping siswa rajin berlatih dan guru dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan pemebelajaran kontekstual maka prestasi belajar IPS

siswa akan tinggi.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka, penelitian-penelitian yang relevan dan

kerangka berpikir maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPS tentang menghargai

jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun

(40)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan,

pengumpulan data, instrumen validitas dan analisi data, dan kriteria keberhasilan.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Supardi

(Suharsimi Arikunto, 2006: 104), penelitian tindakan kelas (PTK) didefinisikan

sebagai bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan yang dilakukan

untuk meningkatkan kemantapan rasional sari tindakan-tindakan mereka dalam

melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang

dilakukan serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran

tersebut dilakukan. Desain PTK yang diikuti dalam penelitian ini adalah dari

Kemmis dan Taggart yang diambil dari buku karangan Kasbolah (2001: 10). Yang

(41)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Rencana Tindakan Setiap Siklus

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian : SDN Banyakan Mertoyudan Magelang

2. Subjek penelitian : Semua siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan

Magelang, sejumlah 22 siswa.

3. Objek penelitian : Peningkatan prestasi belajar siswa kelas V pada

pelajaran IPS tentang menghargai jasa para

pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan

4. Waktu penelitian : Pengambilan data dilakukan antara bulan Januari 2. Pelaksanaan

tindakan

3. observasi

4. refleksi 1. Rencana tindakan

2. Pelaksanaan tindakan 1. Rencana tindakan

3. observasi 4. refleksi

?

SIKLUS I

(42)

sampai dengan April tahun pelajaran 2011/2012.

Analisis data dilakukan pada bulan Mei sampai

dengan Juni.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Ajaran 2011/2012

C. Rencana Tindakan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan

agar rencana penelitian dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

1. Persiapan

a. Permintaan ijin pada kepala sekolah

Persiapan yang dilakukan pada awal penelitian adalah meminta ijin

kepada kepala sekolah SDN Banyakan Mertoyudan Magelang. Hal ini

dimaksudkan agar kegiatan penelitian berjalan lancar.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal prestasi siswa dan

kendala-kendala yang dialami dalam proses belajar mengajar.

No. Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep 1 Pengumpulan data

awal 2 Observasi

3 Ijin pengambilan data 4 Pengambilan data 5 Analisia data 6 Penyusunan data 7 Pengajuan proposal 8 Pelaksanaan penelitian 9 Konsultasi/ revisi

(43)

c. Identifikasi masalah

Setelah melakukan wawancara, maka peneliti dapat mengidentifikasi

masalah-masalah yang ada dan menentukan tindak lanjut.

d. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokoknya

Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok dilakukan dengan

merumuskan isi materi dan kompetensi dasar yang bermasalah sehingga

diperoleh indikator dari materi yag bermasalah.

e. Menyusun rencana siklus

Perencanaan siklus dilakukan dengan menentukan banyaknya siklus yang

akan dilakukan dalam PTK ini.

f. Menyiapkan sumber bahan pengajaran

g. Menyusun silabus, RPP, dan LKS

h. Membuat kisi-kisi dan soal tes atau evaluasi pada siklus I dan II

2. Rancangan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan

perencanaan beberapa langkah atau rancangan penelitian. Langkah-langkah

tersebut di antaranya adalah:

a. Perencanaan:

Perencanaan merupakan kegiatan yang disusun sebelum tindakan

dimulai. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah peneliti

(44)

b. Pelaksanaan tindakan:

Pelaksanaan tindakan merupakan perlakuan yang dilaksanakan oleh

peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya

c. Pengamatan:

Pengamatan atau observasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pengamat untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang

dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan

guru

d. Refleksi:

Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan

menganalisis hasil observasi, terutama untuk melihat berbagai

kelemahan yang perlu diperbaiki.

3. Rencana Tindakan Tiap Siklus

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Langkah-langkah

dalam dua siklus tersebut diantaranya adalah:

a. Siklus I

1) Rencana Tindakan Siklus I

Menyusun silabus, RPP, LKS dan mempersiapkan instrumen.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I

a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka dan

apersepsi

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi menghargai

(45)

c) Siswa memperhatikan gambar para pahlawan

d) Siswa mendengarkan penjelasan tentang gambar-gambar para

pahlawan. Siswa diajak ke monumen terdekat.

e) Siswa secara berkelompok mengidentifikasikan gambar-gambar

para pahlawan sebelum kemerdekaan, pahlawan proklamasi dan

pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. Siswa

menyebutkan beberapa bentuk penghargaan terhadap para

pahlawan dengan mengisi LKS

f) Siswa mengumpulkan LKS

3) Observasi Siklus I

a) Mencatat hal-hal penting dalam kegiatan pembelajaran pada

lembar observasi

b) Mengoreksi LKS

4) Refleksi Siklus I

a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan dan

temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran.

b) Berdiskusi dengan rekan sejawat tentang kendala yang dihadapi,

kekurangan dan temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran.

c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator

keberhasilan yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk

merencanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan

(46)

b. Siklus II

1) Rencana Tindakan Siklus II

a) Kegiatan daiawali dengan salam pembuka.

b) Apersepsi dengan mengingatkan kembali pelajaran pada

pertemuan sebelumnya.

c) Siswa berkumpul pada kelompok masing-masing,

pengelompokan sesuai pertemuan sebelumnya. Siswa diajak ke

monumen terdekat.

d) Siswa diberi tanya jawab tentang materi pada pertemuan

sebelumnya.

e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran materi menghargai

jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.

f) Siswa memperhatikan gambar-gambar pahlawan

mengidentifikasikan sesuai dengan macam pahlawan.

g) Siswa menyebutkan macam pahlawan dan bentuk-bentuk

penghargaan terhadap para pahlawan.

h) Siswa mengisi lembar kerja dalam kelompok kemudian

dikumpulkan.

i) Siswa mengerjakan soal-soal yang telah disiapkan guru secara

individu.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana

(47)

3) Observasi Siklus II

a) Mencatat hal-hal penting dalam kegiatan pembelajaran pada

lembar observasi

b) Mengoreksi LKS

4) Refleksi Siklus II

a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan dan

temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran.

b) Berdiskusi dengan rekan sejawat tentang kendala yang dihadapi,

kekurangan dan temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran.

c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator

keberhasilan yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk

merencanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan

selanjutnya.

c. Pengumpulan Data dan Instrumen

1) Peubah

Dalam penelitian ini peubahnya adalah prestasi belajar siswa dalam

mata pelajaran IPS khususnya menghargai jasa para pahlawan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

2) Indikator

Peningkatan prestasi belajar siswa dalam menyimpulkan hasil

pengamatan monumen para pahlawan dakam mempertahankan

(48)

3) Jenis Data

Data diperoleh dari skor ulangan.

4) Cara Pengumpulan Data

a) Dokumentasi: mengumpulkan dokumen-dokumen yang sudah

tersedia.

b) Observasi: melakuakan pengamatan terhadap subjek penelitian.

5) Instrumen

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah 20

soal-soal ulangan tentang menghargai jasa para pahlawan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

Kisi-kisi Soal Siklus I

Standar Kompetensi:

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kompetensi Dasar:

2.4. Menghargai Perjuangan Para Tokoh dalam Mempertahankan

Kemerdekaan

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus I

Indikator No Soal Bentuk Soal 1. Menyebutkan tokoh-tokoh

perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

2. Menyebutkan perang-perang yang terjadi dalam rangka mempertahankan

kemerdekaan.

(49)

kemerdekaan.

4. Memberikan contoh sikap menghargai jasa tokoh-tokoh pejuang dalam

Kisi-kisi Soal Siklus II

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus II

Indikator No Soal Bentuk Soal 1. Menyebutkan perjanjian/

perundingan dalam rangka mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. 2. Menjelaskan perjanjian/

perundingan dalam rangka mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. 3. Menyebutkan tokoh-tokoh

yang terlibat dalam perjanjian atau perundingan dalam rangka mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. 4. Memberikan contoh usaha

siswa sebagai pemuda penerus bangsa dalam mempertahankan

Untuk menguji validitas soal, dapat digunakan pendapat dari

ahli (expert judgment). Dalam hal ini, setelah instrumen dikonstruksi

tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan

(50)

Ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun

tersebut. Ahli memberikan keputusan: instrumen dapat digunakan

tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total

(Sugiyono, 2009: 177).

Tim ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing.

Butir-butir soal yang digunakan dikonsultasikan dengan dosen

pembimbing.

4. Analisis Data

a. Kriteria Keberhasilan

Tabel 4. Kondisi awal prestasi belajar dan kondisi akhir yang diharapkan.

No Peubah Indikator Kondisi awal

(51)

3) Menghitung skor rata-rata kelas dengan rumus

4) Mempertimbangkan tingkat prestasi pada akhir setiap siklus dengan

kondisi awal untuk menentukan apakah ada perubahan peningkatan

(52)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasan

A. Hasil Penelitian

Penelitinan Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Prestasi

Belajar IPS Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas V Banyakan

Mertoyudan Magelang, dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2012-19 Mei 2012.

Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) siklus, setiap siklus terdiri dari 4 (empat) bagian

yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

1. Siklus I

a. Rencana Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan ini

sesuai dengan rencana yaitu menyiapkan silabus, RPP, LKS serta

instrumen yang akan diujikan pada akhir siklus 1.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Belajar dan Mengajar pada siklus 1 dilaksanakan 1 kali

pertemuan dua jam pelajaran pada tanggal 10 Mei 2012 di kelas V

dengan jumlah siswa 22. Pembelajaran berlangsung dengan pendekatan

kontekstual dan media gambar dalam menghargai jasa para pahlawan

mempertahankan kemerdekaan dan sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat. Pada akhir siklus 1 diadakan ulangan

(53)

peneliti depat mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa setelah

menerima pembelajaran.

c. Observasi

Pengamatan ini dilakukan peneliti dengan bantuan teman sejawat.

Observasi ini dilakukan selama proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan. Pengamatan yang

dilakukan guru pamong (teman sejawat) adalah memantau apakah

peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan recana

pelaksanaan pembelajaran atau tidak, dan mengamati keikutsertaan siswa

dalam pembelajaran. Adapun hal yang diperoleh peneliti ketika

pembelajaran berlangsung yaitu siswa kelihatan semangat dan antusias

dalam mengikuti pembelajaran, khususnya dalam berdiskusi tentang

menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan RI.

Disamping itu peneliti melaksakan pembelajaran sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Sehingga hasilnya sesuai

dengan yang diharapkan. Pada akhir siklus I (pertama) dilaksanakan

ulangan yang bertujuan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Adapun

hasil dari ulangan harian yang didapat oleh siswa kelas V pada siklus I

dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 5. Hasil Ulangan Siswa pada Siklus I

No Nama Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1 LW 60 -

2 BP 60 -

(54)

No Nama Nilai Tuntas Tidak Tuntas

4 PA 50 -

5 AA 80 -

6 AID 70 -

7 BN 70 -

8 DKW 90 -

9 EDS 70 -

10 FIN 85 -

11 FD 70 -

12 GF 80 -

13 GPN 75 -

14 LHM 65 -

15 LH 85 -

16 NA 90 -

17 NS 65 -

18 NTK 80 -

19 AR 90 -

20 RF 80 -

21 SR 80 -

22 SH 70 -

Jumlah 1635 17 5

Rata-rata 74,32

Persentase 77,27% 22,73%

d. Refleksi

1) Keberhasilan siswa pada siklus I yaitu siswa mampu menguasai

(55)

mempertahankan kemerdekaan RI, sehingga dalam mengerjakan soal

banyak jawaban yang tepat. Karena penjelasan dengan pendekatan

kontekstual dan dilengkapi media yang lain. Dalam pengamatan

media gambar dan berdiskusi, siswa bersemangat, kreatif, dan

bekerjasama dalam kelompoknya.

2) Pada akhir siklus I ternyata siswa sudah berhasil mencapai target

prestasi belajar yang direncanakan untuk dicapai pada akhir siklus II.

Rata-rata nilai siswa adalah 74,32 dari target 70. Persentase

ketuntasan siswa adalah 77,27%. Oleh karena itulah peneliti

menghentikan penelitiannya pada siklus I.

Dari hasil ulangan, siswa pada tabel 5 diperoleh nilai rata-rata kelas

74,32 melebihi nilai rata-rata kondisi awal yaitu 65. Dari hasil ulangan

tersebut, siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih adalah 17 siswa atau

77,27% dari jumlah seluruh siswa 22. Sedang siswa yang nilainya masih

dibawah 70 ada 5 siswa atau 22,73%, peneliti menentukan nilai KKM 70.

Nilai rata-rata kelas pada siklus I sudah memenuhi target pada siklus I,

karena nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 74,32 (lebih besar 9,32),

maka penelitian dihentikan pada siklus I. Karena rata-rata nilai ulangan kelas

telah memenuhi indikator keberhasilan siklus.

Peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum dilakulan penelitian

(56)

Tabel 6. Rata-rata Hasil Ulangan Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan

Peubah Indikator Kondisi Awal

Siklus I Siklus 2

Target Pencapaian Target Penca paian

Berdasarkan tabel 5 terdapat kenaikan rata-rata nilai ulangan sampai

akhir siklus I. Data awal sebelum adanya tindakan nilai rata-rata hasil

ulangan siswa adalah 65 dan pada akhir siklus I rata-rata nilai ulangan siswa

mencapai 74,32. Pada hasil ulangan siklus I yang mendapat nilai 70 atau

lebih ada 17 siswa atau 77,27 % dari 22 siswa dan siswa yang nilainya

kurang dari 70 ada 5 siswa atau 22,73 % dari 22 siswa. Dari data tersebut

dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelas meningkat dan sudah melebihi

indikator keberhasilan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa

peningkatan prestasi belajar siswa sudah tercapai dan penelitian tidak perlu

(57)

B. Pembahasan

Tabel 7. Hasil Penelitian dan Sesudah Tindakan

(58)

No Nama

Persentase 77,27% 22,73%

Nilai Rata-rata

65 74,32

Hasil nilai Formatif kondisi Awal dua siswa mendapat nilai 80, dua siswa

mendapat nilai 75, tujuh siswa mendapat nilai 70, empat siswa mendapat nilai

60,tiga siswa mendapat nilai 65, tiga siswa mendapat nilai 50 dan satu mendapat

nilai 45. Pada ulangan siklus I mendapat nilai 90 tiga siswa, dua siswa mendapat

nilai 85, lima siswa mendapat nilai 80, satu siswa mendapat nilai 75, enam siswa

mendapat nilai 70, dua siswa mendapat nilai 65, dua siswa mendapat 60, dan satu

siswa mendapat nilai 50. Dari data tersebut, yang memperoleh nilai ulangan

harian di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada nilai ulangan kondisi

awal sebanyak 11 siswa atau mencapai 50% dari 22 siswa. Sebanyak 11 siswa

masih memperoleh nilai ulangan dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

(59)

nilai 85, lima siswa mendapat nilai 80, satu siswa mendapat 75, enam siswa

mendapat nilai 70, dua siswa mendapat nilai 65, dua siswa mendapat nilai 60 dan

satu siswa mendapat nilai 50. Berdasarkan data tersebut yang memperoleh nilai

ulangan harian di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada ulangan siklus I

sebanyak 17 siswa atau mencapai 77,27%. Sebanyak 5 siswa yang masih

memperoleh nilai rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau

22,73% dari 22 siswa. Penelitian pada siklus I ini nilai rata-rata kelas yang

diperoleh telah mencapai indikator keberhasilan akhir siklus I, maka siklus I tidak

perlu dilanjutkan.

Dari hasil penelitian ini yang telah dijabarkan di atas ada lima siswa atau

22,73 % dari 22 siswa yang tidak mengalami perubahan peningkatan, karena pola

belajar dan kemampuan mereka yang tidak berubah dan tetap pada belajar mereka

masing-masing. Dari data nilai kondisi awal sebanyak 11 siswa 50% siswa belum

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), setelah tindakan pada siklus I

lima siswa atau 22,73% dari 22 siswa jadi mengalami peningkatan presentasi

ketuntasan 27,27%. Dengan demikian hasil penelitian ini membuktikan hipotesis

bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi

belajar IPS pada siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun

ajaran 2011/2012. Hasil dari penelitian yang terdiri dari data awal atau sebelum

tindakan dan sesudah tindakan siklus I ada tidaknya ketuntasan berdasarkan nilai

yang diperoleh tiap siswa dapat ditunjukkan pada tabel 5.

Pada penelitian tindakan kelas ini terlihat bahwa terdapat kenaikan

(60)

pendekatan kontekstual terlihat bahwa siswa menjadi lebih mudah memahami

materi karena siswa mempelajari hal-hal yang terkait dengan dunia nyata.

Mempelajari materi IPS dengan gambar akan membantu siswa dalam belajar

karena siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat. Semakin banyak indra

yang digunakan dan semakin konkrit materi akan membantu siswa untuk

menstimulus atau membentuk sendiri pemahaman mereka terhadap materi yang

sedang dipelajari. Lingkungan belajar siswa juga mampu mempengaruhi siswa

dalam proses belajar mengajar. Dengan diajak ke monumen pembelajaran menjadi

tidak monoton sehingga siswa tidak jenuh. Siswa menjadi lebih semangat belajar

(61)

47 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 ini akan membahas kesimpulan dan saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Peningkatan

Prestasi Belajar IPS tentang Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam

Merpertahankan Kemerdekaan dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas

V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012”, dapat

ditarik kesimpulan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual pada pelajaran IPS

bab menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Banyakan semester genap tahun

pelajaran 2011/2012. Nilai rata kondisi awal 65 pada akhir siklus satu

rata-rata nilai ulangan siswa menjadi 74,32 (meningkat sebesar 14,33%). Jumlah siswa

yang memenuhi KKM (70) pada kondisi awal 50% (11 siswa) meningkat menjadi

77,27% (17 siswa) pada siklus I.

B. Saran

Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas yang peneliti laksanakan dapat

diberikan saran-saran sebagai berikut:

(62)

Penggunaan pendekatan kontekstual pada pelajaran dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa, maka diharapkan bagi para guru mampu

mengimplementasikan pendekatan tersebut dalam pembelajaran

2. Bagi Sekolah

Penggunaan pendekatan kontekstual pada pelajaran IPS bab menghargai jasa

para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dapat meningkatkan

keaktifan belajar siswa, maka diharapkan sekolah mampu memberikan

fasilitas yang mampu menunjang pelaksanaan pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual

3. Bagi peneliti yang lain

Hendaknya peneliti yang lain mampu mengembangkan penelitian dengan

pendekatan yang lebih bervariasi untuk meningkatkan mutu pendidikan

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai prosedur ilmiah, namun demikian

masih memiliki keterbatasan. Adapun keterbatasan penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Target keberhasilan dalam penelitian ini terlalu rendah, sehingga mudah

tercapai dalam satu siklus

2. Penelitian ini hanya terdiri dari satu siklus pembelajaran, padahal idealnya

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari minimal dua siklus

pembelajaran. Mengingat keterbatasan waktu, peneliti tidak melanjutkan

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Carmi. Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Pokok Bahasan Kenampakan Alam. www. Respository.upi.edu.

Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI (Semester I dan II). Jakarta: Cipta Jaya.

E. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Endang Susilaningsih dan Linda S. Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Aneka Ilmu.

I Ketut Wirta, S.Pd. Model Pembelajaran Kontekstual dan Asesmen Penerapan Kinerja untuk Meningkatkan Aktivitas dan Pretasi Siswa Kelas VIII B di SMPN 4 Nusa Penida tahun ajaran 2009/2010. SMPN 4 Nusa Penida.

Ivan Stevanus. Perbedaan Pemerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Kontekstual dan Kooperatif pada Mata Pelajaran IPS SD. FKIP Universitas Katolik Indonesia, Atmajaya.

Kasbolah Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri Malang.

Lukmanul Hakiim. 200). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Magfuri. 199). Kurikulum Pendidikan Dasar.

Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrard. 2003. Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press

Oemar Hamalik. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Siti Partini Suardiman. 1980. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Studing.

(64)

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

_____. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

_____. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumiati Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Wina Sanjaya. 2009. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

. 2006. strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(65)
(66)

Satuan Pendidikan : SD Mata Pelajaran : IPS Kelas/ Semester : V/ 2 Standar Kompetensi :

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Kompetensi

Indikator Penilaian Waktu Sumber

2. 4.

1. Menyebutkan para tokoh perjuangan

dalam mempertahankan

kemerdekaan di Indonesia.

2. Menjelaskan perang-perang yang

terjadi dalam rangka

mempertahankan kemerdekaan.

3. Menyebutkan pertempuran yang

terjadi dalam rangka

mempertahankan kemerdekaan.

4. Memberi contoh-contoh sikap

menghargai jasa tokoh-tokoh

pejuang dalam mempertahankan

(67)
(68)

Nama sekolah : SDN Banyakan

Mata pelajaran : IPS

Kelas/ semester : V / 2

Pertemuan ke- :

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. Standar kompetensi:

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

B. Kompetensi dasar:

2. 4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

C. Indikator:

1. Menyebutkan para tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan di Indonesia.

2. Menjelaskan perang-perang yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.

3. Menyebutkan pertempuran yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.

4. Memberi contoh-contoh sikap menghargai jasa tokoh-tokoh pejuang dalam

mempertahankan kemerdekaan

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan

dalam mempertahankan kemerdekaan

2. Setelah membaca dan memperhatikan gambar, siswa dapat menjelaskan

pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam mepertahankan kemerdekaan

3. Setelah dilakukan diskusi tentang pertempuran yang terjadi dalam mempertahankan

kemerdekaan, siswa dapat meneyebutkan pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam

mempertahankan kemerdekaan RI.

4. Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat memberi contoh sikap menghargai jasa

tokoh-tokoh pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan RI.

5. Melalui diskusi tentang menghargai jasa para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan,

Gambar

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Ajaran 2011/2012  .........................................................
Gambar 1. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Ajaran 2011/2012
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus I
+6

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, group investigation berbantuan peta konsep dapat dipertimbangankan sebagai model dalam pembelajaran di kelas karena pelaksanaan pembelajaran dengan

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat, kesetiaan, dan penyertaanNya yang selalu menyertai sehingga Penulisan Hukum/Skripsi ini dapat diselesaikan dengan

Hal ini ditunjukkan dari uji paired t test dan tabel penurunan skala nyeri antara sebelum dan sesudah pemberian mahkota dewa.Ini berarti ada pengaruh ekstrak mahkota dewa

[r]

Selain itu, UMM memiliki laboratorium PLTMH di kampus yang dimanfaatkan oleh mahasiswa dan masyarakat umum untuk belajar mengembangkan energi alternatif.. “Saya berharap sumber air

dikelola dengan baik akan sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa.. Namun, kenyataannya persiapan guru untuk mengelola

 Ada fenomena yang menarik yang dimiliki oleh industri konstruksi, yaitu pertama bahwa jasa industri konstruksi merupakan sebuah industri yang memiliki resiko cukup besar,