• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rentang Nilai Banyak Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rentang Nilai Banyak Siswa"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi siklus II. Hasil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif, kualitatif, dan komparatif.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)

Pada kondisi awal (prasiklus), dari 29 siswa yang mengikuti tes prasiklus, hanya 7 siswa (24,14 %) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 65). Berarti ada 21 siswa (75,86 %) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas juga masih belum mencapai KKM, yaitu 58,86.

Tabel 3 Analisis Nilai Prasiklus

No Rentang Nilai Banyak Siswa Ketuntasan (KKM=65)

T BT 1 0 – 24 0 0 2 25 – 44 0 0 3 45 – 64 21 21 4 65 – 84 7 7 5 85 – 100 0 0 Jumlah 28 7 21

Persentase Ketuntasan Belajar 24,14 % 75,86 %

Nilai Rata-rata Kelas 58,86

Rendahnya hasil belajar di atas karena peneliti belum menggunakan metode yang tepat. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa kurang maksimal. Peneliti hanya menggunakan metode ceramah,dan tanya jawab. Akhirnya siswa kurang akif dalam pembelajaran. Pembelajaran

(2)

masih berpusat pada guru, dan siswa hanya sebagai pendengar saja dalam proses transfer pengetahuan. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi pembelajaran prasiklus.

4.1.2 Deskripsi Siklus I 4.1.2.1 Rencana Tindakan

Pada siklus I dilakukan pembelajaran dengan skenario sebagai berikut: (a) Menjelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen agar memahami masalah yang akan dibuktikan. Tujuan eksperimen adalah membuktikan kegunaan dan bahaya sinar matahari dalam kehidupan sehari-hari; (b) Menjelaskan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, dan hal-hal yang perlu dicatat; (c) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari; (d) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut; (e) hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya; (f) verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya; (g) aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari; (h) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep; (i) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Dari hasil observasi pembelajaran diperoleh data kualitatif pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (a) Guru sudah melakukan penjelasan kepada siswa tentang tujuan eksprimen agar memahami masalah yang akan dibuktikan dengan kualitas B (baik) (b) guru sudah melakukan penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, dan hal-hal yang perlu dicatat dengan kualitas B (baik); (c) siswa

(3)

melakukan kegiatan pada percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari; (d) siswa melakukan pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan dengan kualitas B (baik); (e) siswa memperoleh hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya dengan kualitas B (baik); (f) siswa melakukan verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok dengan kualitas B (baik); (g) siswa mengaplikasikan konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya dengan kualitas B (baik); (h) guru melakukan evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep dengan kualitas B (baik); (i) Setelah eksperimen selesai guru mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab dengan kualitas B (baik).

4.1.2.3 Hasil Tindakan

Pada siklus I, dari 29 siswa yang mengikuti tes, ada 21 siswa (72,41 %) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 65). Berarti masih ada 8 siswa (27,59 %) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yaitu 67,45.

Tabel 4 Analisis Nilai Siklus I

No Rentang Nilai Banyak Siswa Ketuntasan (KKM=65)

T BT 1 0 – 24 0 0 2 25 – 44 0 0 3 45 – 64 8 8 4 65 – 84 19 19 5 85 – 100 2 2 Jumlah 29 21 8

Persentase Ketuntasan Belajar 72,41 27,59 %

(4)

Peningkatan hasil belajar di atas terjadi karena peneliti sudah menggunakan metode yang tepat. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga hasil belajar yang dicapai siswa maksimal. Pembelajaran sudah berpusat pada siswa, dan guru bertindak sebagai fasilitator. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2.

4.1.3 Deskripsi Siklus II 4.1.3.1 Rencana Tindakan

Pada siklus II dilakukan pembelajaran dengan skenario sebagai berikut: (a) Menjelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen agar memahami masalah yang akan dibuktikan. Tujuan eksperimen adalah membuktikan kegunaan dan bahaya sinar matahari dalam kehidupan sehari-hari; (b) Menjelaskan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, dan hal-hal yang perlu dicatat; (c) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari; (d) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut; (e) hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya; (f) verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya; (g) aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari; (h) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep; (i) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Dari hasil observasi pembelajaran diperoleh data kualitatif pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut: (a) Guru sudah melakukan penjelasan kepada siswa tentang tujuan eksprimen agar memahami masalah yang akan dibuktikan dengan kualitas A (sangat baik) (b) guru sudah melakukan penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta

(5)

bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, dan hal-hal yang perlu dicatat dengan kualitas B (baik); (c) siswa melakukan kegiatan pada percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari; (d) siswa melakukan pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan dengan kualitas A (sangat baik); (e) siswa memperoleh hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya dengan kualitas A (sangat baik); (f) siswa melakukan verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok dengan kualitas A (sangat baik); (g) siswa mengaplikasikan konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya dengan kualitas B (baik); (h) guru melakukan evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep dengan kualitas A (sangat baik); (i) Setelah eksperimen selesai guru mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab dengan kualitas A (sangat baik).

4.1.3.3 Hasil Tindakan

Pada tahap siklus II, dari 29 siswa yang mengikuti tes, ada 24 siswa (77,14 %) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 65). Berarti masih ada 5 siswa (22,86 %) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yaitu 75,14.

Tabel 5 Analisis Nilai Siklus II

No Rentang Nilai Banyak Siswa Ketuntasan (KKM=65)

T BT 1 0 – 24 0 0 2 25 – 44 0 0 3 45 – 64 5 5 4 65 – 84 21 21 5 85 – 100 3 3 Jumlah 15 24 5

(6)

Persentase Ketuntasan Belajar 77,14 % 22,86 %

Nilai Rata-rata Kelas 76,00

Peningkatan hasil belajar di atas karena peneliti sudah lebih optimal menggunakan metode eksperimen. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga hasil belajar yang dicapai siswa maksimal. Pembelajaran sudah berpusat pada siswa, dan guru bertindak sebagai fasilitator. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 4.2.1 Pembahasan Hasil Siklus I

Pembelajaran pada siklus I sudah menggunakan metode eksperimen, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup berarti. Ketuntasan belajar mencapai 72,41 %, dan nilai rata-rata sudah melampaui KKM sebesar 67,45. Siswa semakin aktif bereksperimen mengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian siswa bahkan nampak menikmati setiap tahap pembelajaran. Mereka tahu apa yang sedang dipelajari,dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menguasai materi. Kondisi tersebut diperoleh berdasarkan analisis hasil observasi pembelajaran siklus I. Hasil penelitian tindakan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dari grafik di bawah ini:

(7)

Meskipun pada siklus I sudah dicapai peningkatan hasil belajar siswa, tetapi berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan saran dari supervisor, peneliti memandang perlu untuk melanjutkan perbaikan pembelajaran ini pada siklus II agar tercapai hasil yang lebih optimal.

4.2.2 Pembahasan Hasil Siklus II

Pembelajaran pada siklus II sudah menggunakan metode ekeperimen, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dari pencapaian pada siklus I. Ketuntasan belajar mencapai 77,14 %,dan nilai rata-rata sudah melampaui KKM sebesar 75,14. Siswa semakin aktif bereksperimen mengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian siswa bahkan nampak menikmati setiap tahap pembelajaran. Mereka tahu apa yang sedang dipelajari,dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menguasai materi. Kondisi tersebut diperoleh berdasarkan analisis hasil observasi pembelajaran Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dapat dilihat dari grafik di bawah ini:

Tidak Tuntas Tuntas

Ketuntasan 27,59 72,41 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Per sen tase

(8)

Tindakan pada siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan saran dari dosen pembimbing diperoleh kesimpulan bahwa penelitian ini tidak perlu melanjutkan tindakan siklus berikutnya.

4.2.3 Pembahasan Hasil Antar Siklus

Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran dari tahap prasiklus sampai dengan siklus II diperoleh informasi tentang peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan. Pada kondisi prasiklus ketuntasan belajar hanya 24,14 %, setelah dilakukan tindakan naik menjadi 72,41 % pada siklus I, dan menjadi 77,14 % pada siklus II. Nilai rata-rata kelas juga mengalami kenaikan dari semula 58,86 pada prasiklus, naik menjadi 67,45 pada siklus I, dan 75,14 pada siklus II. Tahap peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus ditunjukkan dengan grafik di bawah ini:

Tidak Tuntas Tuntas

Ketuntasan 22,86 77,14 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Per sen tase

(9)

Kualitas aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen dari tahap prasiklus sampai dengan siklus II juga mengalami peningkatan.

Prasiklus Siklus I Siklus II

Ketuntasan 24,14 72,41 77,14 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Per sen tase

Grafik 4 Ketuntasan Belajar Antarsiklus

Prasiklus Siklus I Siklus II

Nilai Rerata 58,86 67,45 75,14 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Per sen tase

Gambar

Tabel 3  Analisis Nilai Prasiklus
Tabel 4  Analisis Nilai Siklus I
Tabel 5  Analisis Nilai Siklus II
Grafik 1  Ketuntasan Belajar Siklus I
+3

Referensi

Dokumen terkait

Turnover karyawan, rasio manajer dan on stream factor telah sesuai dengan hasil penelitian bahwa peubah tersebut memberikan pengaruh nyata terhadap kinerja keuangan PT pupuk

Penempatan logo berada pada kanan atas, bagian kiri atas dipilih karena memiliki area yang tepat dan cenderung “clear”, dengan warna logo yang keseluruhan hitam,

(2) Untuk menguji apakah teks yang kalian temukan itu tergolong ke dalam teks anekdot, identifikasilah teks tersebut dalam hal struktur teks, partisipan, ragam

Menimbang, bahwa dalam permohonan tersebut baik identitas Pemohon maupun Termohon keduanya tertulis beragama Islam, namun kemudian pada sidang ke tiga hari Kamis 09

Masih rendahnya hasil belajar siswa pada tes awal ( Pre-test ) di kelas eksperimen dan kontrol, disebabkan kurangnya pemahaman siswa tentang materi virus sehingga

Tahap FTA digunakan untuk mengetahui kejadian atau kombinasi kejadian dasar penyebab kerusakan jaringan distribusi listrik, sedangkan tahap FMEA digunakan untuk mengetahui modus,

Maka dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara disiplin kerja karyawan yang mempersepsikan atasanya dengan gaya

Pembangunan kesehatan pada periode 2015- 2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya