• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim :"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KORELASI ANTARA PELAKSANAAN

IBADAH SHALAT DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA

KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL HUDA

SIDOKUMPUL GUNTUR DEMAK

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu ( SI ) Dalam Pendidikan

Pada Program Studi /Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh: ABDUL AZIZ Nim : 093111210

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

(2)
(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAKS

Judul : Studi Korelasi antara Pelaksanaan Ibadah Shalat dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 Penulis : Abdul Aziz

NIM : 093111210

Skripsi ini mengkaji tentang Korelasi antara Pelaksanaan Ibadah Shalat dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi Korelasi antara Pelaksanaan Ibadah Shalat dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak. Hipotesis yang diajukan penulis adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kedisiplinan Pelaksanaan Ibadah Shalat dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, maksudnya adalah untuk meneliti tentang ada atau tidaknya hubungan antara dua variable yaitu variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian yang dilakukan penulis, yaitu Korelasi antara Pelaksanaan Ibadah Shalat dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak.

Metode penelitian ini diharapkan dapat menemukan hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Disamping itu, metode penelitian ini adalah metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Untuk memperoleh data yang obyektif, maka digunakan dua bentuk penelitian, yaitu :1). Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan, membaca, dan menganalisa buku yang relevansi dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. 2). Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian untuk memperoleh data-data lapangan secara langsung. Yaitu dengan mendatangi langsung sekolah yang akan diteliti guna melengkapi informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

(6)

vi

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak sebanyak 40 siswa. Instrument penelitian yang digunakan untuk memperoleh data adalah dengan menggunakan angket (kuesioner) yang disajikan kepada sampel dalam bentuk pilihan ganda.

Pengolahan data dilakukan dengan analisis korelasi product moment. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan shalat Fardlu siswa (X) dan kedisiplinan Belajar siswa (Y).

Hasil penelitian dengan menggunakan analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa nilai rxy = 0,6908 berada pada arah yang positif, sedangkan uji signifikansi koefisien korelasi menunjukkan bahwa rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,312 dan pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,403. Dengan demikian dapat diketahui “r” hitung lebih tinggi dari pada “r” tabel baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%, dengan kata lain Hipotesis yang peneliti ajukan diterima dan signifikan.

Jadi, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pelaksanaan Ibadah Shalat dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak tahun 2010/2011

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Korelasi antara Pelaksanaan Ibadah Shalat dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S1 dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sholawat ma’as salam semoga tetap terlimpahkan ke pangkuan Junjungan Nabi Agung Muhammad Saw. yang telah menunjukkan manusia dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang dan yang kta nantikan syafaatnya di dunia dan Akhirat kelak.

Atas apa yang telah tersaji dalam karya tulis ini tidaklah terlepas dari bantuan berbagai fihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang. 4. Ketua Program Kualifikasi Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo

Semarang.

5. Nasirudin, M.Ag. selaku Pembimbing yang telah memberi bimbingan serta arahan dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Walisongo Semarang yang telah membimbing dan mendidik penulis selama menggali dan mengkaji ilmu agama Islam di IAIN Walisongo Semarang.

7. Para Karyawan yang ada di lingkungan IAIN Walisongo Semarang yang telah banyak membantu penulis terhadap perlengkapan-perlengkapan seperlunya.

8. Bapak Son Ali, S.Pd.I. selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak, Bapak dan Ibu Dewan Guru, serta Karyawan di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sidokumpul Guntur

(8)

viii

Demak yang telah memberikan bantuan dengan sepenuhnya kepada penulis untuk memberikan informasi-informasi penting yang berkaitan dengan pengumpulan data.

9. Ibuku yang terhormat serta kakakku tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat dan semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga dapat menambah kelengkapan dalam penulisan skripsi ini.

Sungguh tiada balasan apapun sebagai rasa terimakasihku melainkan ucapan jazaa kumullahu ahsanal jaza’ atas amal kebaikan yang telah diberikan.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dan banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Maka dengan segala bentuk kritik dan saran sangat penulis harapkan, demi menindaklanjuti pada karya-karya yang akan datang. Hanya kepada Allah penulis menyembah dan hanya kepada-Nya penulis memohon pertolongan. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.

Semarang, 11 Juni 2011

Penulis,

Abdul Aziz NIM : 093111210

(9)

ix

MOTTO

χ

χ

χ

χÎÎÎÎ))))

nnnnοοοο4444θθθθnnnn====¢¢¢¢Á

Á

Á9999$$$$####

Á

4444‘

‘ssss

S

S

S

S

÷÷÷÷ΖΖΖΖssss????

ÇÇÇÇ∅

∅ttttãããã

ÏÏÏÏ!!!!$$$$tttt±

±±

±óóóós

s

s

sxxxx øøøø9999$$$$####

ÌÌÌÌssss3333ΖΖΖΖßßßßϑ

ϑϑ

ϑøøøø9999$$$$####uuuuρρρρ

3333

ããããøøøø....ÏÏÏÏ

%

%

%

%

ssss

!!!!

uuuuρρρρ

««««!

!

!

!$$$$####

ççççtttt9999òòòò2

2

2rrrr&&&&

2

3333

ªªªª!

!

!

!$$$$####uuuuρρρρ

ÞÞÞÞΟ

Ο

Ο

Οnnnn====÷÷÷÷èèèèttttƒƒƒƒ

$$$$ttttΒΒΒΒ

ttttβ

ββ

βθθθθããããèèèèooooΨΨΨΨóóóóÁ

Á

Á

Ássss????

∩∩∩∩⊆⊆⊆⊆∈∈∈∈∪∪∪∪

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.

dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari

ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(10)

x

PERSEMBAHAN

Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati,

Kupersembahkan

Skripsi ini untuk :

Ibunda yang sangat ku sayangi,

yang telah mencurahkan kasih sayang dan cinta kepada ku, serta mendidik dan membimbing ku

dalam setiap suka dan duka. Mengasuh dan mambina ku dari dalam buaian hingga dewasa,

serta memberikan do’a dan ridhonya kepada ku, sehingga menjadikan hidup ku lebih bermakna.

Semoga Allah memberikan ampunan, rahmat serta hidayah-Nya hingga yaumul akhir. Amiin…

Kakakku tercinta yang memberi motivasi dalam pembuatan karya tulis ini.

Serta kekasih ku tercinta yang selalu mendoakan dalam setiap langkah hidupku.

Kepada guru-guruku yang telah mendidik dan mengajariku dengan penuh ketulusan dan keikhlasan.

Engkaulah pelita dalam gelapku.

Kepada sahabatku Rohim, Huda, Shodiqun, mu’i, Hambal, Ircham, Han, Must dan Riska n Ikarismaba

yang selalu mendorong dan mendo’akanku. Untuk kalian kuucapkan salam sukses di masa depan. Serta teruntuk seseorang yang membuatku merasakan arti cinta,

Engkaulah motivasi yang sesungguhnya dalam hidupku. Semoga egkau selalu bahagia dan selalu setia.

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i PERNYATAAN KEASLIAN ... ii PENGESAHAN ... iii NOTA PEMBIMBING ... iv ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

MOTO ... ix

PERSEMBAHAN ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Alasan Pemilihan judul ... 5

C. Penegasan Istilah ... 5

D. Rumusan masalah ... 6

E. Tujuan penelitian ... 7

F. Hipotesis ... 7

G. Metode Penelitian ... 8

BAB II PELAKSANAAN IBADAH SHALAT DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA 1. Pengertian Pelaksanaan Ibadah Shalat ... 11

1. Tujuan, Hikmah Ibadah Shalat ... 14

2. Aspek yang mempengaruhi Pelaksanaan Ibadah Shalat .... 17

2. Kedisiplinan Belajar siswa ... 20

a. Pengertian kedisiplinan Belajar ... 20

b. Bentuk-bentuk kedisiplinan Belajar ... 22

c. Tipe disiplin Belajar ... 31

d. Korelasi Kedisiplinan Pelaksanaan Ibadah Shalat dan Kedisiplinan Belajar Siswa ... 32

(12)

xii

4. Pengajuan Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38

C. Populasi dan Sampel penelitian ... 38

D. Variabel dan Indikator Penelitian ... 39

E. Tehnik Pengumpulan Data ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV ANALISIS DATA A. Deskrip data hasil Penelitian 1. Data umum MI Nurul Huda Sidokumpul ... 41

A. Sejarah berdiri ... 41

B. Letak Geografis ... 42

C. Struktur Organisasi ... 42

D. Keadaan Siswa, guru dan karyawan ... 44

E. Sarana prasarana dan fasilitas madrasah ... 46

F. Hubungan sekolah dengan orang tua ... 48

2. Data khusus MI Nurul Huda Sidokumpul ... 48

a. Data angket tentang Pelaksanaan Ibadah Shalat ... 49

b. Data angket tentang Kedisiplinan Belajar Siswa ... 53

B. Pengajuan Hipotesis ... 57

1. Analisis pendahuluan ... 57

2. Analisis lanjut ... 59

3. Analisis uji hipotesis ... 59

C. Pembahasan Penelitian ... 60 D. Keterbatasan Penelitian ... 60 BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 62 B. Saran-saran ... 62 C. Penutup ... 63

(13)

xiii DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Shalat merupakan peresapan makna-makna kehambaan tauhid dan kesyukuran, penegakan ibadah pada organ-organ utama jasad, pemusnahan sifat angkuh dan pembangkangan terhadap Allah serta merupakan pengakuan akan ketuhanan. Oleh karena itu penunaiannya secara sempurna dapat memusnahkan ujub, ghurur bahkan seluruh kemungkaran dan kekejian.1

Shalat adalah rukun Islam yang kedua, jika kita udah bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah maka sejak itulah shalat menjadi suatu hal yang wajib bagi semua umat islam untuk dikerjakan dan tidak boleh ditinggalkan. Allah aakan membalas danmemberikan pahala bagi orang yang menjalankannya.2 Sebagaimana dijelaskan dalam Surah al-A’raf ayat 170 :

#sŒÎ)uρ

ôMsùÎÝÀ

öΝèδã≈|Áö/r&

u!$s)ù=Ï?

É=≈ptõ¾r&

Í‘$¨Ζ9$#

(#θä9$s%

$uΖ−/u‘

Ÿω

$uΖù=yèøgrB

yìtΒ

ÏΘöθs)ø9$#

tÏΗÍ>≈©à9$#

∩⊆∠∪

Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau tempatkan Kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu".( Q.S. Al-A’raf ayat 170)

Menegakkan shalat bukan semata-mata dengan gerakan-gerakan jasmaniah yang bisa dilakukan orang yang shalat, tetapi shalat merupakan simbul ketundukan seseorang pada perintah Allah, serta persiapan untuk mempraktekkan dan menjalankan semua perintahnya.

Tujuan Shalat yaitu untuk mengingat Allah serta berhubungan langsung dengan Nya. Sedangkan mengingat Allah merupakan rahasia kebahagiaan dan

1 Said Hawwa,

Tazkiyatun Nafs Intisari Ihya Ulumuddin,( Jakarta: Pena Pundi Aksara,2006 ), hlm.37.

2

Ach. Syaifullah, Ayat-ayat motivasi berdaya ledak super dahsyat, (Jogjakarta: DIVA Perss, 2010) hlm. 47

(15)

2

keberuntungan di dunia dan akhirat, karena Allah SWT adalah sumber kebaikan yang hakiki di alam semesta ini.3

Sebagaimana firman Allah:

ûÍ_¯ΡÎ)

$tΡr&

ª!$#

tµ≈s9Î)

HωÎ)

O$tΡr&

’ÎΤô‰ç6ôã$$sù

ÉΟÏ%r&uρ

nο4θn=¢Á9$#

ü“Ìò2Ï

%

Î

!

∩⊇⊆∪

Sesungguhnya Aku inilah Allah, tidak ada Tuhan yang haq selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat kepada Ku.4

Dalam shalat, ruh, batin, hati dan pikirannya hanya tertuju pada Allah sehingga berhubungan dengan Nya pada saat-saat ia memohon dengan sungguh-sungguh membuka hati, dan bersentuhan dengan makna-makna sepiritual yang Agung, jika seseorang telah berhubungan langsung dengan Allah, hatinya akan tebuka karena shalat wahana untuk meraih pertolongan Allah.

Shalat dapat memberi dampak seperti itu jika dikerjakan dengan sempurnya baik rukun-rukunya maupun sunah-sunahnya. Orang yang mengerjakannya merealisasikan adab-adab dhahir dan batin. Salah satu adab dhahir shalat mengerjakannya dengan organ-organ tubuh secara sempurna, sementara adab batinnya kekhusyu'an. Orang yang khusyu' dalam shalat adalah orang yang berhak mendapat kabar gembira dari Allah. Sesungguhnya khusyu' merupakan manivestasi tertinggi dari hati yang sehat.

Ilmu khusyu' berkaitan dengan ilmu pembersihan hati, oleh karena itu para ulama mulai dari mengerjakan dzikir dengan hikmat untuk menempuh jalan kepada Allah agar hatinya menjadi hidup. Jika hatinya telah hidup, maka mereka membersihkannya dari berbagai sifat tercela dan menunjukkan mereka berbagai sifat terpuji.5

Shalat juga merupakan faktor utama yang membuat emosi menjadi tenang dan menjadikan seseorang dapat menghadapi masa-masa sulit dengan

3

Irwan Kurniawan, Menggapai Pertolongan Allah dengan Shalat, ( Bandung: Marja,

2005 ), hlm.33.

4

Departemen Agama, Alqur'an dan Terjemahan, ( Solo: Tiga Serangkai, 2007 ), hlm. 313.

5

(16)

3

tenang dan realitas. Shalat membuat seseorang memiliki inisiatif untuk mencapai berbagai tujuan sabar dan tekun.6

Sebelum melaksanakan shalat kita harus membersihkan diri dari kotoran dan kecemaran najis yakni menghilangkannya dari badan, pakaian serta tempat shalat yang terkena najis dengan alat-alat bersuci. Membersihkan diri dari hadats kecil yaitu dengan berwudlu dan hadats besar dengan cara mandi.

Adapun membersihkan diri dari dosa-dosa, kesalahan-kesalahan dan membersihkan jiwa dari segala rupa perangai yang keji-keji adalah dengan bertaubat kepada Allah. Kebersihan sangat berpengaruh sekali terhadap kesehatan, baik kebersihan lahir maupun kebersihan batin.

Shalat lima kali sesuai dengan waktunya beserta pula jumlah rakaatnya merupakan suatu keharusan ruhiah sebagaimana yang telah disyariatkanNya. Allah itu tidak hanya sekedar dokter jiwa, bahkan Dia pencipta yang maha mengetahui dan pembuat kebijaksanaan.

Waktu-waktu shalat adalah waktu terbaik bagi manusia yang harus dipelihara. Karena banyak sekali kebaikan-kebaikan yang didapat melalui shalat. Hikmah ditentukan waktu-waktu shalat dan mengerjakannya didalam waktu yang berdekat-dekatan ini berfungsi untuk membaharui rasa tunduk, rasa takut, dan membaharui rasa kebesaran Allah, dengan mengulang-ulang shalat dalam sehari.7

Shalat dilakukan secara teratur dan pada waktu-waktu tertentu. Disiplin dan kesadaran akan waktu memberikan corak dan pola tertentu pada prilaku muslim dalam arti bahwa dia selalu hidup berencana. Kehidupan yang dihadapinya dengan persiapan-persiapan ini membuah keteraturan dan ketertiban hidup yang menumbuhkan rasa optimis dan percaya diri karena semua tindakan didorong keyakinan rahman dan rahim Allah.8

Shalat itu sangat penting dalam menumbuhkan disiplin dan sikap mental yang kuat bagi yang selalu mengerjakan dengan baik.

6 Imam Musbikin,

Melogikakan Rukun Islam Bagi Kesehatan dan Pskologi manusia, ( Jogjakarta: Diva Pres, 2008 ), hlm. 102.

7

Ahmad Riznanto, Keajaiban Shalat,( Jakarta: Pustaka Al Kausar, 2008 ), hlm.41.

8

(17)

4 Firman Allah:

(#θãΖŠÏètFó™$#uρ

Îö9¢Á9$$Î/

Íο4θn=¢Á9$#uρ

4

$pκ¨ΞÎ)uρ

îοu/Î7s3s9

ωÎ)

’n?tã

tÏèϱ≈sƒø:$#

∩⊆∈∪

Dan mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu' ( Q.S. Albaqoroh: 45 ).9

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan . Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh sebab itu penulis beranggapan bahwa tingkat kedisiplina belajar siswa harus ditanamkan sejak dini agar tercapainya tujuan yang diinginkan. Disiplin merupakan suatu proses belajar, perlu adanya upaya dari orang tua. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

1. Melatih anak untuk berdisiplin

2. Membiasakan diri berperilaku sesuai nilai-nilai moral dan etika 3. Adanya kontrol orang tua dalam mengembangkan disiplin anak.

Ketiga upaya ini dinamakan kontrol ekternal. Kontrol yang berisonansi dan keterbukaan ini memudahkan anak untuk menginternalisasi nilai-nilai moral. Kontrol eksternal ini dapat menciptakan dunia kebersamaan yang menjadi syarat esensial terjadinya penghayatan antara orang tua dan anak.

Setiap manusia tentu memiliki cita-cita yang ingin diraihnya. Itulah kodrat manusia yang selalu berusaha memperjuangkan suatu cita-cita yang didambakan. Belajar dengan rajin dan disiplin merupakan usaha dan perjuangan yang harus kita lakukan dengan baik. Perjuangan dan usaha yang baik akan memudahkan kita dalam meraih cita-cita. Belajar merupakan kunci untuk mencapai cita-cita.Maka tugas utama sebagai siswa adalah belajar dengan disiplin dan rajin.

9

(18)

5

Dalam belajar kita membutuhkan waktu dan pengorbanan. Kita harus dapat memanfaatkan waktu yang kita miliki untuk belajar sebanyak mungkin. Orang tua tentu mengharapkan nilai yang baik serta memiliki sikap dan prilaku yang bermoral. Hal itu tidak begitu saja diraih tanpa perjuangan dan pengorbanan.

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Berdasarkan uraian diatas maka ada beberapa alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul tersebut

1. Peranan pelaksanaan ibadah shalat dan kedisiplinan belajar siswa sangat diperlukan dalam membantu meningkatkan perilaku anak didik.

2. MI Nurul Huda Sidokumpul Kecamatan Guntur Kabupaten Demak memperhatikan aktivitas kedisiplinan siswa, sehingga berbagai usaha yang dilakukan oleh lembaga ini terutama guru sebagai pendidik sangat memperhatikannya demi untuk memajukan pendidikan.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pelaksanaan ibadah shalat dan kedisiplinan belajar siswa dalam kehidupan sehari-hari terutama dilingkungan madrasah.

C. PENEGASAN ISTILAH

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dan terbatasnya kemampuan penulis dan luasnya permasalahan, maka masalah yang dibahas dari judul skripsi “ Studi korelasi Antara Pelaksanaan Ibadah Shalat dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Sidokumpul Tahun Pelajaran 2010/2011”. Penulis menetapkan batasan-batasan masalah untuk menghindari kemungkinan penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata-kata pada judul penelitian ini perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian .

Studi Korelasi : Belajar, kajian, telaah, penelitian, penyelidikan ilmiah. Korelasi berasal dari kata “Correlate” yang artinya hubungan atau keadaan berhubungan atau

(19)

6

dihubungkan.10 Jadi Studi korelasi yaitu penelitian, penyelidikan ilmiah yang bertujuan untuk mencari hubungan.

Pelaksanaan Ibadah : Proses, cara, Perbuatan melaksanakan. Ibadah berarti Segala yang disukai Allah dan yang diridlaiNya baik perbuatan, maupun perkataan, baik terang maupun tersembunyi.11 Jadi pelaksanaan ibadah yaitu Suatu proses kegiatan yang dilakukan atas perintah Allah dan semata-mata mengharap Ridla dari Allah.

Shalat : Menurut bahasa shalat berarti berdo’a12.

Sedangkan menurut syara’ pengertian shalat adalah :

!

Perbuatan ( gerak ) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu. Kedisiplinan : Kedisiplinan berasal dari kata " displin " yang berarti

mentaati.13 Yaitu mentaati peraturan yang berlaku di suatu tempat atau suatu kondisi.

Belajar : Proses memperoleh pengetahuan, dalam arti lain belajar adalah suatu perubahan kmampuan bereaksi yang relatif renggang sebagai hasil latihan yang diper kuat.14

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

10

Purwodarminto, WJS. Kamus Besar Bahasa Indonesia. ( Jakarta : Balai Pustaka 1976 ) hlm. 348.

11

Teungku M. Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah ditinjau dari segi Hukum dan Hikmah ( Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000 ) hal. 7

12

Imam Taqiyuddin, Kifayatul Ahyar, t.t.p, Darul Ihya’,t.t , hlm. 82

13

Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta Cet 4 Tahun 2007), hal. 268

14

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2007) hlm. 91

(20)

7

1. Bagaimana Kedisiplinan Pelaksanaan Ibadah shalat siswa kelas VI di MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak ?

2. Bagaimana Kedisiplinan belajar siswa kelas VI di MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak ?

3. Adakah korelasi antara Pelaksanaan Ibadah shalat dan Kedisiplinan Siswa kelas VI di MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak, kalau ada, apa hubungan yang diperoleh positif atau negatif, dan bagaimana kekuatan hubungannya , serta bagaimana signifikannya yang dihasilkan ?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan adalah target yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian. Sutrisno Hadi mengatakan suatu penelitian ( research ) khususnya dalam ilmu-ilmu pengetahuan empiris pada umumnya untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu penelitian. Atas dasar pendapat diatas, maka dapat ditetapkan tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan ibadah shalat siswa kelas VI di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda sidokumpul Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. 2. Untuk mengetahui kedisiplinan belajar siswa kelas VI di Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Huda sidokumpul Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. 3. Untuk mengetahui adakah korelasi antara kedisiplinan pelaksanaan ibadah

shalat dan kedisiplinan belajar siswa kelas VI di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda sidokumpul Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.

F. HIPOTESIS

Hipotesis adalah "suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti data yang terkumpul".15 Sedangkan menurut Ibnu Hadjar bahwa hipotesis adalah "prediksi terhadap hasil penelitian yang diusulkan".16

15

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 67.

(21)

8

Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang mungkin benar atau salah. Hipotesis ini akan diterima jika benar dan akan ditolak jika salah.

Dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

“Ada korelasi yang signifikan antara Pelaksanaan Ibadah shalat dan Kedisiplinan belajar siswa kelas VI di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sidokumpul”.

G. METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilaksanakan pada kesempatan ini adalah penelitian lapangan (feld research) . Untuk menyelesaikan kegiatan ini ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu :

1. Variabel pelaksanaan ibadah shalat siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda sidokumpul dilambangkan dengan huruf (X) 2. Variabel kedisiplinan belajar siswa MI Nurul Huda Sidokumpul

dilambangkan dengan huruf (Y) 2. Populasi

Populasi adalah "Keseluruhan subjek yang akan diteliti".17 Sugiyono mengartikan populasi adalah "Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan olah peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya".18

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sidokumpul Kecamatan Guntur

16

Ibnu Hadjar , Dasar-Dasar Metodolgi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan , Raja Grafindo Persada, Jakarta,1996, hal. 61.

17

Ibnu Hadjar , Dasar-Dasar Metodolgi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan., hlm., 115.

18

(22)

9

Kabupaten Demak tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 40 siswa, dari semua siswa kelas VI tersebut menjadi obyek penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh. Sedang data adalah hal yang diperoleh dari penelitian melalui subyek penelitian.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan meggunakan metode Angket, Peneliti merasa perlu untuk menggunakan metode angket ini yaitu data yang berhubungan dengan kedisiplinan pelaksanaan ibadah shalat dan kedisiplinan belajar dengan mengumpulkan data dari obyek yang telah direncanakan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis yang harus dijawab oleh responden dengan memilih daftar isian tersebut.

4. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan data penulis menggunakan tiga tahapan : 1. Pendahuluan

Untuk menganalisis data yang telah terkumpul digunakan metode statistik. Data-data yang bersifat kualitatif diubah menjadi data kuantitatif yang berupa angka-angka dengan cara memberi nilai pada semua alternatif. Jawaban-jawaban sebagai berikut :

a. Alternatif jawaban A diberi skor 4 b. Alternatif jawaban B diberi skor 3 c. Alternatif jawaban C diberi skor 2 d. Alternatif jawaban D diberi skor 1 2.Analisis Lanjut

Adapun teknik analisis yang digunakan adalah teknik "Korelasi Product Moment" yaitu :

(23)

10 r XY =       Σ − Σ       Σ − Σ Σ Σ − Σ N ) Y ( Y N ) X ( X N ) y )( x ( XY 2 2 2 2 19 Keterangan :

X = Pelaksanaan Ibadah Shalat Y = Kedisiplinan Belajar Siswa N = Jumlah responden

Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah : Kemudian dikonsultasikan pada taraf signifikansi 1% atau 5%.

19

(24)

11 H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Dalam penulisan skripsi ini di bagi atas lima bab , sebelum itu didahului transitasi yang berisi halaman judul , halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman moto, kata pengantar daftar isi, daftar table, dan daftar lampiran, kemudian masuk kepada bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, rumusan masalah, penegasan istilah, alasan pemilihan judul, tujuan penulisan skripsi, hipotesis, metode penulisan skripsi, sistematika penulisan skripsi

BAB II : KAJIAN UMUM TENTANG KEDISIPLINAN

PELAKSANAAN IBADAH SHALAT DAN

KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA

Dengan Sub Bab Ibadah Shalat Yang Meliputi Pengertian Kedisiplinan Pelaksanaan Ibadah Shalat, Tujuan Dan Hikmah Shalat, Fungsi Dan Esensi Shalat, Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Ibadah Shalat, Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VI Yang Meliputi Pengertian Kedisiplinan, Bentuk-Bentuk Disiplin, Macam-Macam Disiplin, Upaya Membentuk Watak Disiplin, pengertian belajar, bentuk-bentuk belajar Dan Korelasi Kedisiplinan Pelaksanaan Ibadah Shalat Dengan Kedisiplinan belajar Siswa Kelas VI Di MI Nurul Huda Sidokumpul

BAB III : REALITA KEDISIPLINAN PELAKSANAAN IBADAH

SHALAT DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI NURUL HUDA SIDOKUMPUL KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Dengan Sub Bab : Kondisi Umum Yang Meliputi, Sejarah Singkat Berdirinya, Letak Geografis, Struktur Organisasi Kepengurusan, Keadaan Guru, Dan Karyawan, Keadaan Murid Tahun Pelajaran 2010/2011, Kondisi Khusus Yang

(25)

12

Meliputi Kedisiplinan Pelaksanaan Ibadah Shalat Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Sidokumpul dan Kedisiplinan belajar Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Sidokumpul.

BAB IV : ANALISIS TERHADAP KORELASI ANTARA

KEDISIPLINAN PELAKSANAAN SHALAT DAN

KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VI MI NURUL HUDA SIDOKUMPUL

Yang Meliputi : Analisis Terhadap Kedisiplinan Pelaksanaan Ibadah Shalat, Analisis Terhadap Kedisiplinan belajar Siswa, Dan Analisis Terhadap Korelasi Kedisiplinan Pelaksanaan Ibadah Sholat Dan Kedisiplinan Belajar Siswa.

BABV : PENUTUP

Yang meliputi : kesimpulan, saran-saran, dan penutup. Bagian akhir skripsi yang meliputi daftar pustaka dan lampiran – lampiran

(26)

11 BAB II

PELAKSANAAN IBADAH SHALAT DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA

A. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Kedisiplinan Pelaksanaan Ibadah Shalat

Kedisiplinan pelaksanaan ibadah shalat merupakan gabungan dari beberapa kata yang mempunyai arti tertentu diantaranya yaitu : Kedisipilinan, Pelaksanaan, Ibadah, dan Shalat.

Kedisiplinan berasal dari kata " disiplin " yang berarti mentaati atau kepatuhan.20 Disiplin merupakan suatu sistem pengendalian yang diterapkan oleh pendidik terhadap anak didik agar dapat berfungsi di masyarakat, dan disiplin merupakan proses yang diperlukan agar seseorang dapat menyesuaikan dirinya. Disiplin juga diartikan sebagai suatu proses belajar mengajar yang mengarah kepada ketertiban dan pengendalian diri. Orang tua yang disiplin adalah orang tua yang konsisten dapat diandalkan dan berkomunikasi langsung dengan jelas, dapat menciptakan sistim yang baik dan menjadi model atau contoh bagi anak-anaknya.

Sebagai manusia kita tidak hidup sendiri, tetapi selalu berada didalam kelompok masyarakat. Disiplin bukanlah merupakan suatu paksaan dari luar namun harus dari dalam diri orang tersebut. Dalam suatu proses pendidikan, anak diharapkan mampu memahami disiplin agar mereka dapat bekerjasama dengan orang lain. Karena itu mungkin tanpa adanya prilaku saling menghargai, maka suatu nilai-nilai yang telah disepakati tidak akan berjalan dengan baik.

Mendisiplinkan anak pada dasarnya mengajarkan anak untuk bertindak secara sukarela berdasarkan suatu rangsangan peraturan dan tata tertib yang membatasi, terlepas apakah kelakuan itu diterima atau tidak.

20

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta: Balai Pustaka, 2007 ), hlm. 268.

(27)

12

Sewaktu anak masih kecil ia membutuhkan keteladanan dan model prilaku karena ia belum tahu nengenai baik buruknya prilaku.21

sedangkan menurut ilmiah yaitu cara pendekatan yang mengikuti ketentuan yang pasti dan konsisten utuk memperoleh pengertian dasar yang menjadi tujuan.22 Pelaksanaan menurut kamus bahasa indonesia berarti: proses, cara, perbuatan melaksanakan.23 Pelaksanaan merupakan suatu kegiatan yang akan dilakukan atau telah dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atas suatu hal.

Pengertian ibadah menurut bahasa berarti taat, menurut, mengikut, tunduk.24 Ibadah secara etimologis berasal dari bahasa Arab dari madhi yaitu abada ya’ budu ibadatan yang artinya : mengesakan, melayani dan patuh.25 Ibadah adalah segala perbuatan yang disukai Allah dan yang di ridlaiNya, baik berupa perkataan maupun perbuatan dan secara terang maupun tersembunyi26. Dalam pengertian lain ibadah adalah Memperhambakan diri kepada Allah dengan taat melaksanakan segala perintah dan anjuran-Nya, serta menjahui segala larangan-Nya karena Allah semata; baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan, maupun perbuatan.27 Orang beribadah berusaha melengkapidirinya dengan perasaan cinta, tunduk dan patuh kepada Allah SWT.

Dalam pengertian yang lebih khusus, sebagaimana umunya dipahami oleh masyarakat menunjuk kepada amal perbuatan tertentu yang secara khas bersifat keagamaan dengan sumber-sumber suci. Shalat menurut

21

Suryadi, Kiat Jitu dalam Mendidik Anak, ( Jakarta: Edsa Mahkota, 2006 ), hlm. 71.

22

Hasan Alwi , Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2002 ), hlm. 268

Hasan Alwi , Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 627.

24

Tengku Muhammad Hasby Ash Shidiqi, Kuliah Ibadah di Tinjau dari Segi Hukum dan Hikmah, ( Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000 ), hlm. 1.

25

M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang: CV. Bima Sejati, 2006), hlm. 96.

26

M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, hlm.7.

27

M. Abdul Mujib, Kamus Istilah Fikih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), hlm. 109.

(28)

13

bahasa adalah doa'. Adapula yang berkata, shalat itu bermakna doa' ta'zim, rahmah dan berkat, dan bermakna puji.28

Jadi pengertian kedisiplinan pelaksanaan shalat adalah ketaatan, kepatuhan dan kepasrahan hamba kepada TuhanNya dengan penuh kerendahan hati yang dinyatakan sejelas-jelasnya dan disertai dengan bacaan-bacaan suci yang seakan-akan dirancang sebagai dialog denganNya yang dimulai dengan bacaan takbir dan diakhiri dengan salam yang terjadi dan dilaksanakan secara terus menerus serta berkesinambungan.

Shalat adalah sebagai fondamen kedua dalam agama Islam Mengerjakan shalat tepat waktu dan dilakukan diawal waktunya merupakan amal kebaikan yang paling utama, mendirikan bukti keimanan kepada Allah. Mengabaikan shalat akan mengundang kemurkaan Allah yang Maha Pengasih. Dan menjaga pelaksanaannya akan memudahkan meraih kebahagiaan.29 Hukum shalat adalah wajib ‘aini dalam arti kewajiban yang ditujukan kepada setiap orang yang telah dikenai beban hukum (mukallaf) dan tidak lepas kewajiban seseorang dalam shalat kecuali bila telah dilakukannya sendiri sesuai dengan ketentuannya dan tidak dapat diwakilkan pelaksanaanya.30

Tujuan syara’ yang menetapkan kewajiban shalat atas manusia yang terpenting diantaranya supaya manusia selalu mengingat Allah. Hubungan langsung antara manusia dengan Allah penciptaanya adalah pada waktu manusia mengingat Allah yang biasa disebut zikir. Allah menyuruh memeper banyak zikir baik dalam keadaan berdiri, duduk atau sambil berbaring31. Tentang suruhan Allah untuk ber zikir terdapat dalam surat Ali Imron ayat 41:

ä.øŒ$#uρ

y7−/§‘

#Z/ÏWŸ2

ôxÎm7y™uρ

ÄcÅ´yèø9$$Î/

Ì≈x6ö/M}$#uρ

∩⊆⊇∪

Dan ingatlah Tuhanmu sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah diwaktu petang dan pagi hari

28

Muhammad Hasby As Shidiqi, Op. Cit, hlm. 130.

29

Abu Malik Kamal bin Syayid Salim, Fiqh Sunah untuk Wanita, ( Surabaya: Al I'tishom Cahaya Umat, 2007 ), hlm. 97.

30

Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fikih, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm. 21-22.

(29)

14

Shalat dalam ajaran Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting, terlihat dari pernyataan yang terdapat pada Alqur'an dan Sunah:

1) Shalat dinilai sebagai tiang agama

2) Shalat merupakan kewajiban yang pertama diturunkan atau diajarkaan kepada nabi

3) Shalat merupakan kewajiban universal, yang telah diwajibkan Allah kepada Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.

4) Shalat merupakan indikasi orang yang bertaqwa

5) Shalat merupakan ciri dari orang yang berbahagia memperoleh kemenangan, sebagaimana firman Allah:

ô‰s%

yxn=øùr&

tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$#

∩⊇∪

tÏ

%

©

!

$#

öΝèδ

’Îû

öΝÍκÍEŸξ|¹

tβθãèϱ≈yz

∩⊄∪

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman ( yaitu ) orang yang khusyu' dalam shalatnya.32

6) Shalat mempunyai fungsi untuk menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar.

ã≅ø?$#

!$tΒ

zÇrρé&

y7ø‹s9Î)

š∅ÏΒ

É=≈tGÅ3ø9$#

ÉΟÏ%r&uρ

nο4θn=¢Á9$#

(

χÎ)

nο4θn=¢Á9$#

4‘s

S

÷Ζs?

Ç∅tã

Ï!$t±ósx ø9$#

Ìs3Ζßϑø9$#uρ

3

ãø.Ï

%

s

!

«!$#

çt9ò2r&

3

ª!$#uρ

ÞΟn=÷ètƒ

$tΒ

tβθãèoΨóÁs?

∩⊆∈∪

Bacalah kitab Alqur'an yang telah diwahyukan kepadamu ( Muhammad ) dan laksanakan shalat sesungguhnya shalat itu

mencegah perbuatan keji dan munkar. Dan ( ketahuilah ) mengingat Allah ( shalat ) itu lebih besar keutamaannya dari ibadah yang lain. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan ( Q.S. Al Ankabut: 45 ).33 Shalat seharusnya dikerjakan dengan sempurna baik rukun maupun sunah-sunahnya dan orang yang mengerjakannya sudah merealisasikan adab dhahir dan batinnya, salah satu adab dhahir shalat adalah mengerjakannya dengan organ tubuh secara sempurna, sementara adab batinnya adalah kekhusyu'an,

32

Departemen Agama, Alqur'an dan Terjemahannya, ( Jakarta: Tiga Serangkai, 2007 ), hlm. 342.

33

(30)

15

Kekhusyu'anlah yang dapat menjadikan shalat memiliki peran penting dalam penyucian jiwa. Kekhusyu'an adalah ciri pertama orang yang beruntung, Orang-orang yang khusyu' dalam shalat adalah orang yang berhak mendapat kabar gembira dari Allah.

Kedisiplinan pelaksanaan ibadah shalat sangat berkaitan dengan pembagian waktu shalat ini meyakini adanya hikmah yang terkandung di dalamnya antara lain:

1. Shalat Subuh dikerjakan waktu fajar, agar manusia terbangun dari tidurnya.

2. Shalat Zuhur dilaksanakan di siang hari, agar manusia ingat akan Tuhan-Nya saat sedang asyik-asyiknya bekerja.

3. Shalat Asar dilaksanakan sore karena manusia semakin sibuk dengan urusan dunianya. Maka, Allah memintanya untuk mendirikan shalat. 4. Ketika waktu magrib menjelang, maka mulailah matahari terbenam

yang menandakan waktu siang telah berakhir dan malam akan segera menjelang.

5. Shalat Isya’ manusia diminta melakukan refleksi diri tentang apa yang telah dilakukannya seharian.

Dari perbedaan waktu shalat itu, jelas sekali bila Allah selalu mengingatkan kita sebagai hambanya agar menyembah Tuhan yang telah menciptakannya yang telah ditetapkan waktu-waktunya.

a. Tujuan, Dan Hikmah Kedisiplinan Ibadah Shalat

Shalat merupakan tiang agama dan penghapus dosa bagi dosa yang terjadi diantara satu shalat dengan shalat lainya selama dosa-dosa besar dijauhi. Jika kita menelusuri kitab suci yang diturunkan Allah dan sunnah Nabi Muhammad SAW, maka kita akan menemukan adanya perhatian yang begitu besar terhadap masalah shalat, Bapak para Nabi

(31)

16

yaitu Nabi Ibrahim berdo’a kepada Tuhannya agar Allah menjadikan dirinya dan keturunannya termasuk orang yag mendirikan shalat.34

1.Tujuan Kedisiplinan Shalat

1. Untuk mengingat Allah di setiap waktu dan tempat

Shalat merupakan ibadah yang diwajibkan kepada manusia agar ia selalu mengingat Allah dimanapun ia berada dan dalam keadaan apapun. Sebagaimana firman Allah dalam suarat Al-Ahzab ayat 41

$pκš‰r'¯≈tƒ

tÏ

%

©

!

$#

(#θãΖtΒ#u

(#ρâ-è0øŒ$#

©!$#

#[ø.ÏŒ

#Z/ÏVx.

∩⊆⊇∪

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.

2. Untuk mencegah manusia dari perbuatan tercela

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 45

χÎ)

nο4θn=¢Á9$#

4‘s

S

÷Ζs?

Ç∅tã

Ï!$t±ósx ø9$#

Ìs3Ζßϑø9$#uρ

3

ãø.Ï

%

s

!

«!$#

çt9ò2r&

3

ª!$#uρ

ÞΟn=÷ètƒ

$tΒ

tβθãèoΨóÁs?

∩⊆∈∪

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

3. Sebagai kafarat atas dosa-dosa yang telah dilakukan 4. Sebagai disiplin waktu

Shalat adalah ibadah yang telah ditetapkan waktu-waktunya, sehingga untuk itu setiap mukmin wajib memeliharanya. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 103

¨βÎ)

nο4θn=¢Á9$#

ôMtΡ%x.

’n?tã

šÏΖÏΒ÷σßϑø9$#

$Y7≈tFÏ.

$Y?θè%öθ¨Β

∩⊇⊃⊂∪

Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

5. Penyelamat manusia dari siksa Neraka35

34

(32)

17

2.Hikmah Kedisiplinan Shalat

Sebagian Hikmah disyariatkannya Shalat adalah bahwa shalat itu dapat membersihkan jiwa , dapat mensucikannya, dan menjadikan seorang hamba layak bermunajat kepada Allah di dunia dan berada dekat denganNya ketika di akhirat.36 Shalat lima waktu mampu membawa pelakunya berbuat adil dan mensucikan serta mendekatkan diri kepada Allah.37 Selain itu Hikmah yang dapat diambil dari shalat yaitu:

a) Menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar setia saat

b) Memperoleh ketenangan jiwa, sebagaiman firman Allah dalam surat Al-Ra’du ayat 28

tÏ

%

©

!

$#

(#θãΖtΒ#u

’È⌡uΚôÜs?uρ

Οßγç/θè=è%

Ìø.É‹Î/

«!$#

3

Ÿωr&

Ìò2É‹Î/

«!$#

’È⌡yϑôÜs?

Ü>θè=à)ø9$#

∩⊄∇∪

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.38

Menurut Wijaya kusumah Orang yang disiplin shalat, insya Allah akan memperoleh kelapangan rezeki, keberkahan harta. Cuma untuk menjamin kedisiplinan ini dibutuhkan sebuah amalan yang terjaga, yaitu :

a.menjaga wudhu setiap saat

b.membiasakan baca Alquran dan membiasakan hidup dalam majelis taklim.

Menurut KH. Muhammad Rusli Amin,MA telah menjelaskan bahwa diantara hikmah shalat adalah:

a) Sebagai penghapus dosa-dosa manusia

35

Hasan Shaleh, Kajian Fiqih Nabawi dan Fiqih Konteporen, (Jakarta:PT Rajagrafindo Persada, 2008), halm. 56-60.

36Abu Bakar Jabir,

Minhajul Muslim, (Surakarta: Insan Kamil, 2009) hal. 363.

37

Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, Feqih Wanita Edisi Legkap,( Jakarta: Pustaka Al Kausar, 2006 ), hlm. 113.

(33)

18

b) Dijaga oleh malaikat dari hal-hal yang munkar

c) Dimohonkan ampunan dan rahmat Allah oleh para malaikat d) Membangun kekuatan moral

e) Menghilangkan keluh kesah

f) Sebagai sarana meraih pertolongan Allah g) Keselamatan dari adzab Allah

h) Menjadi pewaris surga firdaus.39

b. Aspek-Aspek Yang Mempengeruhi Kedisiplinan Pelaksanaan Ibadah Shalat

Setiap manusia didasarkan atas kehendak apa yang telah dilakukan oleh manusia timbul dari kejiwaan walaupun panca indra kesulitan melihat, pada dasar kejiwaan namun dapat dilihat perilakunya.

Aspek yang mempengaruhi kedisiplinan pelaksanaan ibadah shalat antara lain:

1. Aspek Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang memberikan banyak pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan sosial anak. Keluarga merupakan media sosialisasi yang paling efektif bagi anak.40. Tanggung jawab orang tua atas pembentukan sebuah keluarga muslim. Kewajiban pertama yang harus dilakukian adalah mengubah rumah menjadi rumah muslim yang taat pada Allah. Betapa bahagia hidup didalam rumah yang semua penghuninya bersujud pada Allah.

Firman Allah:

öãΒù&uρ

y7n=÷δr&

Íο4θn=¢Á9$$Î/

÷É9sÜô¹$#uρ

$pκöDn=tæ

∩⊇⊂⊄∪

(

&'(

:

#$

)

39

Ahmad Riznanto, Keajaiban shalat,( Jakarta: Pustaka Al Kausar, 2008 ),hlm. 45.

40

Enung Fatimah, MM, Psikologi Perkembangan ,( Bandung: Pustaka Setia, 2006 ), hlm. 92.

(34)

19

Dan perintahlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya.41

Para orang tua hendaknya memilih sarana terbaik untuk anak-anak mereka dalam mengajarkan dan mengenalkan Allah. Secara umum, sosok pertama yang mengajarkan shalat pada anak adalah kedua orang tua baik ayah atau ibu.

Nabi telah menentukan usia yang tepat untuk mengajarkan shalat pada anak-anak. Karena pada usia tersebut anak hanya meniru kedua orang tuanya dan rasa senang mereka pada shalat.42 Sebagaimana sabda Rasulullah :

*+ ,- . /0 123

4 . 5 6-+

,- .

7 4- 6-+

*89:

)

22 ; <=>?

(

Perintahlah anak-anakmu agar shalat saat mereka telah berumur tujuh tahun ,pukullah mereka saat mereka telah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka. 43

Adapun hikmah dari perintah shalat tersebut adalah sebagai berikut: a) Agar anak-anak belajar shalat sejak masa pertumbuhan mereka,

terbiasa mengerjakan dan menegakkan sejak masa pertumbuhan kuku-kukunya.

b) Agar mereka terdidik dalam ketaatan kepada Allah menegakkan hakNya, bersyukur dan kembali kepadaNya, percaya dan bersandar kepada Nya, serta kembali kepadaNya dalam hal yang menimpa dan menakutkan dirinya.

c) Agar dalam ibadah tersebut mereka mendapatkan kebersihan rohaninya, kesehatan jasmaninya, pendidikan akhlaknya serta perbaikan perkataan dan perbuatannya.44

41

Departemen Agama, Alqur'an dan Terjemahannya., hlm. 321.

42 Musthafa Abul Muathi,

Ingin Anak Anda Rajin Shalat,( Solo: Aqwam Media Profetika, 2008 ), hlm.42.

43

Imam Hafid Abi Sulaiman bin As'at Asajisatani, Sunan Abu Daud,( Bairut Libanon: Darul Kutub Ilmiyah, 1997 ), hlm. 173.

(35)

20

2. Aspek Lingkungan

Jika anak hidup di lingkungan yang baik atau keluarga yang menegakkan kedisiplinan shalat maka akan mendapati anak tersebut menirukan kedua orang tuanya dalam shalat mereka. Dimulai dari sinilah masa pertama dalam pendidikan shalat pada anak dimulai yaitu masa meniru. Ketika anak mendengar suara adzan, rumah tempat tinggalpun berubah. Saat ia melihat semua orang bergegas mengambil air wudlu, kemudian pergi untuk shalat di masjid atau di rumah. Tentunya sebuah persoalan bila anak tidak memperhatikan semua kesibukan ini. Namun kemungkinan itu sangat kecil terjadi karena anak peniru yang akan berbuat seperti yang diperbuat keluarganya baik orang tuanya maupun saudaranya. Masa inilah yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak-anak.

Berbagai perbuatan pada masa meniru ini akan tertanam dalam diri anak dan ia tumbuh dengannya. Masa itu bagaikan dasar dalam pendidikan shalat pada dirinya. Masa meniru ini dimulai dalam kehidupan anak kira-kira ketika berumur dua tahun. Hal ini bisa diperhatikan dengan peniruan anak terhadap ayah dan ibunya pada saat shalat dan mempraktekkannya dengan gerakan-gerakan yang serupa dengan apa yang diperbuat oleh ayah dan ibunya.

3. Aspek Pendidikan

Langkah awal yang harus dilakukan orang tua adalah:

a) Mengenalkan kebersihan dalam arti berwudlu serta mengenalkan adzan dengan penjelasannya.

b) Mengenalkan rukun-rukun dari segi praktek dan segi ilmunya. Pengajaran dari segi praktek dalam pengajaran rukun-rukun serta waktu-waktu pelaksanaan shalat kepada anak-anak adalah sesuatu yang akan menetap dan tertanam dalam benak anak-anak. Hal ini terbukti ketika jibril mengajarkan shalat pada nabi secara praktek

44

(36)

21

dan menjelaskan waktu-waktunya mulai dari shalat dhuhur, ashar, maghrib, isya', dan subuh.

c) Penerepan dan Pengawasan.

Setelah pengajaran dari segi pratek dan keilmuan telah dilalui, hendaknya orang tua selalu melakukan pengawasan terhadap anak-anak. Kita harus melihat mereka saat mereka sedang mengerjakan shalat, apakah shalat benar atau salah. Kemudian kita mulai membenarkan setiap kesalahan yang kita temukan dalam shalat anak satu demi satu.45

4. Aspek Teman

Faktor terpenting yang mempengaruhi tingkah laku dan akhlak anak-anak kita adalah teman. Hal ini disebabkan akhlak, adab dan kebiasaan pergaulan itu berubah-ubah dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Oleh karena itu memilih teman tersebut harus baik perkataannya, berasal dari lingkungan yang baik dan beriman.

Apabila teman anak-anak kita baik, kita akan melihat pengaruh positifnya dalam kehidupan mereka. Teman adalah kawan duduk yang dekat bagi anak-anak dan dengannya mereka akan berpengaruh, bahkan akhlak mereka akan berubah sesuai dengan akhlak teman tersebut. 46

2. Kedisiplinan Belajar Siswa

a. Pengertian Kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan berasal dari kata " disiplin " yang berarti mentaati atau kepatuhan.47 Mendisiplinkan anak pada dasarnya mengajarkan anak untuk bertindak secara sukarela berdasarkan suatu rangsangan peraturan dan tata tertib yang membatasi, terlepas apakah kelakuan itu diterima atau tidak.

46

Musthafa Abul Muathi, Ingin Anak Anda Rajin Shalat, hlm. 130.

47

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta: Balai Pustaka, 2007 ), hlm. 268.

(37)

22

Sewaktu anak masih kecil ia membutuhkan keteladanan dan model prilaku karena ia belum tahu nengenai baik buruknya prilaku.48

Dalam memilih cara mendisiplinkan anak ada dua pertimbangan umum yang harus diingat:

1. Orang tua harus memerhatikan pengaruh masa lalunya

2. Temperamen anak akn mempengaruhi pendekatan yang dapat mereka terima, setelah mendiskusikannya kelebihan dan kekurangan berbagai pendekatan kedisiplinan.

Kedisiplinan adalah bagian yang sangat kuat dari masa lalu kita, dan sebagai orang tua pasti mengacu kembali pada pola masa kecil atau tersedot kearah yang berlawanan. Secara formal anak-anak meminta kita untuk mendisiplinkan mereka jarang sekali yang tenang atau kondusif untuk merenung.49

Dalam pembinaan disiplin anak ada tiga elemen yang harus diperlukan yaitu:

a.Pendidikan

Anak diajarkan mengenal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ini sangat perlu karena manusia tidak dilahirkan dengan suatu bekal pengetahuan. Orang tua dan guru bertanggung jawab memberikan pengetahuan mengenai apa yang diharapkan diharapkan oleh seseorang. b.Penghargaan

Penghargaan berupa pujian, hadiah atau perlakuan khusus setelah anak melakukan sesuatu dan tidak mencoba melakukan apa yang diharapkan atau diinginkan orang tua dari seorang anak

c.Hukuman

Hukuman hanya boleh diberikan bila anak melakukan kesalahan dengan sengaja.

48 Suryadi,

Kiat Jitu dalam Mendidik Anak, ( Jakarta: Edsa Mahkota, 2006 ), hlm. 71.

49

T. Berry Brazelton,M.D, Disiplin Anak, ( Jakarta: Buana Ilmu Populer, 2005 ), hlm. 41.

(38)

23

Berapapun usia anak, ketiga elemen diatas harus disertakan dalam latihan kedisiplinan.Elemen pertama dan kedua ditekankan bila anak masih berusia dini, sedangkan unsur ketiga diterapkan saat anak sudah lebih besar.

Disiplin itu perlu dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah: 1) Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengeai

hak milik orang lain

2) Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-larangan

3) Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk

4) Belajar mengendalikan keinginan dan berbuatsesuatu tanpa mersa terancam oleh hukuman

5) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain. Jadi Kedisiplinan belajar adalah mentaati atau patuh dalam segala hal yang berhubungan dengan kegiatan yang berproses yang merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan baik formal maupun non formal.

b. Bentuk-Bentuk Kedisiplinan Belajar Siswa

1. Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajar

Keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswa yang memiliki cara belajar yang efektip memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektip.

Untuk belajar secara efektip dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektip dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektip dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa

(39)

24

belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila kita memiliki :

1. Kesadaran atas tanggung jawab belajar, 2. Cara belajar yang efisien,

3. Syarat-syarat yang diperlukan50

Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Uraian tersebut sejalan dengan pendapat Slameto yang mengatakan bahwa : ” kebiasan belajar mempengaruhi belajar antara lain dalam hal pembuatan jadwal belajar dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulagi pelajaran konsentrasi serta dalam mengerjakan tugas51

Demikianlah cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap siswa, karena dengan memiliki cara belajar yang baik akan membantu siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik secara teratur setiap hari, apabila siswa memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang pada dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara belajar yang tepat baginya.

2. Disiplin terhadap pemanfaatan waktu a) Cara mengatur waktu belajar.

50Oemar Hamalik,

Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, (Bandung: Tarsito,2005), hlm. 1.

51

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,1995), hlm. 82.

(40)

25

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak pelajar atau siswa yang mengeluh kekuragan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrol omongan-omongan yang tidak habis-habisn. Sikap yang demikian itu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya.

Keterampilan mengatur waktu merupakan suatu keterampilan yang sangat penting, bahkan ada ahli keterampilan studi yang berpendapat bahwa ”keterampilan mengelola waktu dan menggunakan waktu secara efisien merupakan hal yang terpenting dalam masa studi maupun seluruh kehidupan siswa52”

Hal ini ditegaskan oleh Harry Shaw sebagai berikut :

”Learning to use time is a valuable skill, one that will play dividends not only in studying but all through life. In fact, the ability to use time efficiently may well be one of the most significant achiements of your entire life”. Yaitu (Belajar menggunakan waktu merupakan suatu keterampilan perolehan yang berharga, keterampilan yang memberikan keuntungan-keuntungan tidak saja dalam studi, melainkan sepanjang hidup. Sesungguhnya, kemampuan menggunakan waktu secara efisien dapat merupakan salah satu prestasi yang terpenting dari seluruh hidup anda Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Dalam ajaran islam disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlu

52

The Liang gie, Cara Belajar Yang Efisien, (Yogyakarta: liberti Yogyakarta,1995), hlm. 167.

(41)

26

juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalam mempergunakan waktu secara efisien.

b) Pengelompokan waktu.

Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karna itu, berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami sebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu studi.

Beberapa pedoman pokok yang perlu dipahami dan kemudian diterapkan olah siswa adalah sebagai berikut :

1. Kelompokkanlah waktu sehari-hari untuk keperluan studi, makan, mandi, olah raga, dan urusan-urusan pribadi atau sosial 2. Selidiki dan tentukanlah waktu yang tersedia untuk studisetiap

hari.

3. Setelah mengetahui waktu yang tersedia, setiap siswa handaknya merencanakan penggunaan waktu itu dengan jalan menetapkan macam-macam mata pelajaran berikut urutan-urutannya yang harus dipelajari setiap hari.

4. Setiap siswa perlu pula menyelidiki bilamana dirinya dapat belajar dengan hasil yang baik.

5. Mata-mata pelajaran yang akan dipalajari diurutkan dari yang tersukar sampai yang termudah.

6. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk seketika mulai mengerjakan tugas-tugas yang berkorelasi dengan studi.

7. Berkaitan dengan pengembagan kesadaran waktu, setiap siswa hendaknya menyadari ke mana berlalunya dan untuk apa waktu

(42)

27

24 jam sehari (atau 168 jam seminggu, 720 jam sebulan, 8760 setahun) yang dimilikinya. 53

Adapun cara lain yang lebih sederhana mengenai pengelompokan waktu, menurut Slameto adalah dengan menggunakan dasar harian, yang terdiri dari 24 jam dengan perinciannya sebagai berikut :

1. Tidur : ± 8 jam 2. Makan, mandi, olah raga : ± 3 jam 3. Urusan pribadi dan lain-lain : ± 2 jam 4. Sisanya (a, b, c) untuk belajar : ± 11 jam.54

Cara-cara dalam pengelompokan waktu tersebut sangat bermanfaat bagi siswa dalam menentukan kegiatannya setiap hari sehingga tidak bayak waktu yang terbuang percuma.

c) Penjatahan waktu belajar.

Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara taratur.dan untuk belajar secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak bayak membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipekajari suatu saat dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karna itu agar siswa tidak dihinggapi keraguan-keraguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.

Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut :

1. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperlua-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah raga dan lain-lain.

2. Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.

53

The Liang gie, Cara Belajar Yang Efisien ,hlm. 170.

54

Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakto yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,2003), hlm. 83

(43)

28

3. Merencanakan peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus dipelajari. 4. Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk

belajar dengan hasil terbaik.

5. Berhematlah dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.55

Adapun penjatahan waktu belajar siswa dapat dilakukan dengan membuat rencana belajar dalam bentuk jadwal belajar. Baik itu berupa jadwal belajar mingguan, harian, atuapun bulanan, dengan menentukan jumlah mata pelajaran yang akan dipelajarinya setiap hari serta menetapkan jadwalnya. Dimana setiap siswa dapat mengetahui sendiri pelajaran yang sulit ataupun mudah, sehingga dia dapat menentukan waktu yang sesuai atau cukup untuk mempelajarinya.

Sejalan dengan hal tersebut, rencana belajar yang baik mempunyai manfaat atau paedah. Adapun manfaat atau paedahnya antara lain :

1. Menjadi pedoman danpenuntun dalam belajar, sehingga perbuatan belajar menjadi lebih teratur dan lebih sistematis. 2. Menjadi pendorong dalam belajar.

3. Menjadi alat bantu dalam belajar.

4. Rencana belajar yang baik akan membantu saudara untuk mengontrol, menilai, memeriksa sampai di mana tujuan saudaratercapai56

d) Disiplin terhadap tugas. 1. Mengerjakan tugas rumah

Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa : ”Mengerjakan tugas

56

Oemar Hamalik, Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar (Bandung: Tarsito,2005), hlm. 31-32.

(44)

29

dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah.jika siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.

Ada beberapa petunjuk mengerjakan tugas dengan baik, baik itu berupa pekerjaan rumah atau latihan dari buku pegangan soal buatan sendiri, sebagai berikut :

a) Siapkan terlebih dahulu peralatan dan buku-buku yang diperlukan, misalnya buku catatanm buku pegangan, ringkasan, rumus-rumus, daftar-daftar yang lain, kertas, alat tulis, penggaris, jangka, penghapus dan lain-lain yang diperlukan.

b) Tentukan berapa lama waktunya anda akan mengerjakan tugas tersebut.

c) Bacalah petunjuk terlebih dahulu dengan baik-baik, jika soal itu bukan buatan sendiri.

d) Bacalah soalnya satu demi satu dari nomor satu sampai nomor terakhir.

e) Mulailah mengerjakan dengan memilih nomor yang paling mudah dulu, baru nomor yang lain dari nomor yang agak mudah sampai yang terahir.

f) Jika mengalami kesulitan dalam mengerjakannya, lihatlah catatan atau buku pegangan atau ringkasan untuk mendapatkan tuntunan. g) Jika terpaksa tidak dapat mengerjakan lagi, catatlah soal itu dan di

(45)

30

kakak atau ayah, teman-teman atau kepada guru yang bersangkutan.

2. Mengerjakan tugas di sekolah

Adapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai berikut :

1. Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terahir mengerjakan tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya).

2. Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari atau dua hari sebelumnya.

3. Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali itu.

4. Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.

5. Peliharalah kondisi kesehatan.

6. Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.

7. Siapkanlah segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.57

3. Disiplinterhadaptatatertib.

Didalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk diterapkan, karna dalam suatu sekolah tidak memiliki tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana,

Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa : ”Peraturan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur prilaku

57

Referensi

Dokumen terkait

Adanya kerjasama tersebut tentunya akan menguntungkan kedua belah pihak, perajin yang kelebihan order tidak perlu menambah tenaga kerja tapi produksinya selesai,

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi, yaitu suatu metode yang secara sistematis menggambarkan tentang hubungan pola asuh orang tua dengan

6. Informed consent yang sudah di tanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien disimpan dalam rekam medic.. Bila informed consent yang diberikan oleh pihak lain atau pihak ke

- Pada pertemuan berikutnya siswa diminta menyiapkan diri, menguasai dialog, dan mampu mengembangkan keterampilan berbicara sesuai dengan topik diskusi yang akan disampaikan

Agar dapat menentukan zona gempa yang tepat untuk mengaplikasikan dinding geser, maka harus dilakukan perhitungan gaya gempa terlebih dahulu. Karena belum adanya standar

Terakhir peserta disajikan Pos-Test tentang materi akuntansi secara umum untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman akuntansi masing-masing pelaku IKM KUB RRT

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan

Menurut Jhon Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya (Elliot,