• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Ninah Hasanah, 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Ninah Hasanah, 2013"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Kegiatan membaca memegang peranan yang sangat penting untuk pemerolehan pengetahuan. Nurgiyantoro mengungkapkan (2001:247), “dalam dunia pendidikan aktivitas membaca dan tugas membaca merupakan suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar”. Membaca merupakan salah satu kemampuan dasar yang wajib dikuasai oleh setiap siswa di samping tiga keterampilan lainnya, yaitu menyimak, berbicara, dan menulis.

Bagi kebanyakan pembaca, membaca identik dengan proses mengingat sehingga tidak melibatkan aspek berpikir dan hanya melibatkan proses mengingat. Aktivitas membaca yang dilakukan, yaitu membaca kata demi kata dan baris demi baris kemudian informasi yang tertulis tersebut disimpan dalam ingatan sehingga selesai membaca buku ia dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana seperti dalam bacaaan. Kegiatan membaca yang demikian merupakan membaca berpikir dasar. Di samping itu, kegiatan membaca sekadar membaca tanpa melibatkan memahami, menganalisis bahkan mengevaluasi bacaan sehingga tidak ada hasil dari kegiatan membaca.

Membaca merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang menggunakan media berupa teks dengan tujuan memperoleh keterangan atau informasi tertentu. Membaca merupakan keterampilan yang bersifat apresiatif, rumit, dan kompleks. Dikatakan kegiatan yang kompleks, karena membaca bukan hanya memandangi lambang-lambang tertulis semata, melainkan berupaya agar lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi bermakna. Hal ini dikarenakan membaca merupakan faktor yang saling berhubungan dan berkoordinasi dalam menunjang terhadap pemahaman. Selain proses mengingat, membaca juga melibatkan aspek-aspek berpikir, memahami, membandingkan, membedakan, menganalisis, dan mengorganisasikan untuk menangkap makna yang terkandung dalam apa yang dibaca secara utuh atau menyeluruh.

(2)

Dalam pembelajaran membaca, siswa harus diarahkan untuk dapat berpi-kir kritis agar pembelajaran menjadi efektif. Berpiberpi-kir kritis memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Berpikir kritis merupakan kegiatan mengevaluasi, mempertimbangkan simpulan yang akan diambil ketika menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.

Surat kabar dan majalah ditujukan untuk masyarakat umum yang berisi artikel-artikel berkala dan informatif. Artikel-artikel yang dimuat di antaranya, yaitu artikel ilmiah populer. Artikel yang dimuat di surat kabar memuat informasi yang bersifat aktual, hangat dibicarakan orang. Membaca artikel ilmiah populer dapat menambah wawasan pengetahuan. Dalam kegiatan membaca artikel tersebut diperlukan membaca kritis untuk menangkap uraian karena artikel-artikel tersebut ditulis oleh para ahli yang mengetahui bagaimana cara menyampaikan pesan dengan jelas dan singkat.

Dari wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri I Garut diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran membaca artikel, guru kurang mendayagunakan siswa. Melalui pembelajaran ekspositori, guru menjelas-kan materi secara verbal kemudian dilanjutmenjelas-kan dengan latihan melalui diskusi kelompok. Hasil dari diskusi kelompok tersebut dipresentasikan ke depan dan tidak ada respons atau interaksi antar siswa melalui tanggapan atas presentasi kelompok maupun tanggapan dari guru.

Dalam hal kemampuan siswa pun, siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Kekurangaktifan diperlihatkan dalam bentuk kurangnya interaksi antar siswa dan respons siswa sekaitan dengan pertanyaan-pertanyaan artikel yang telah dibaca. Siswa kurang mereaksi secara kritis artikel yaitu berupa kekurangaktifan dalam menyampaikan kritik, menyatakan pendapat ataupun ide-ide dalam memahami makna tersirat maupun makna tersurat dalam diskusi kelompok.

Dari hasil wawancara mengenai profil pembelajaran maupun profil kemampuan membaca dalam pembelajaran membaca artikel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa mengalami permasalahan membaca artikel.

(3)

Keteram-pilan membaca untuk memahami bentuk-bentuk tertulis merupakan hal yang sangat mendasar dan diperlukan siswa dalam kegiatan belajar. Lemahnya tingkat kemampuan membaca kritis siswa merupakan kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang sesuai apalagi jika model pembelajaran yang ditetapkan guru kurang tepat. Membaca kritis (critical reading) merupakan “kegiatan mengolah bacaan secara kritis untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh atas isi bacaan yang kemudian diikuti oleh sikap yang tegas atas gagasan penulisnya” (Nurhadi, 2009:99). Apakah manfaat yang diperoleh ketika membaca kritis? Mengapa harus membaca kritis? Tarigan (2008:92) mengemukakan mengenai manfaat membaca kritis. Pertama, dengan membaca kritis, membaca yang dilakukan bukan sekadar berupaya memahami makna secara keseluruhan melainkan juga menemukan alasan-alasan untuk mengetahui apa yang dikatakan penulis dan mengapa hal itu dilakukan. Kedua, membaca kritis merupakan modal bagi siswa untuk mencapai kesuksesan studinya. Dengan demikian, membaca kritis tidak sebatas membaca makna-makna yang terkandung dalam baris-baris bacaan melainkan membaca untuk menghasilkan sebuah keputusan dan penilaian atas fakta-fakta yang tersaji dalam bacaan.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kegiatan belajar mengajar diungkapkan Dudung (Jurnal Wacana Pendidikan: Media Ilmiah Pendidikan STKIP Garut Edisi 9 Tahun ke-V/Desember 2011) yaitu harus senantiasa memahami bacaan secara kritis melalui berpikir kritis sehingga siswa dapat memahami konsep dari suatu bacaan melalui bekerja dan belajar pada situasi atau masalah yang diberikan. Siswa dapat bertukar pendapat untuk memecahkan masalah berupa mengaitkan pengetahuan dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya, dan mengkonstruksi pemahamannya sendiri. Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan dalam memecahkan masalah.

Untuk melibatkan aspek-aspek berpikir ketika membaca diperlukan suatu teknik pembelajaran sehingga siswa dapat menangkap makna tersebut. Teknik pembelajaran merupakan bagian dari model pembelajaran atau lebih dikenal

(4)

strategi yaitu “suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan” (Djamarah, 2006:5). Begitu juga dikatakan Sanjaya (2007:125) strategi pembelajaran diartikan sebagai “perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Mel Silberman (2009:44), mengungkapkan mengenai teknik trading place

yaitu suatu strategi yang memungkinkan peserta saling tukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan atau nilai atau mencari ide-ide baru tentang berbagai masalah. Teknik trading place memungkinkan peserta didik untuk tukar-menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan dan pemecahan masalah terhadap berbagai sudut pandang melalui bertukar ide atau gagasan dalam diskusi kelompok kecil. Bekerja kelompok, merupakan aktivitas belajar aktif, memahami sebuah teks, mengkritik atau pun memberikan penilaian. Berbagai penelitian juga telah menunjukkan bahwa belajar kelompok berpengaruh signifikan terhadap keterampilan akademik dan kognitif siswa. Dikatakan Huda (2011:328), “belajar kelompok meningkatkan pembelajaran dan pencapaian siswa, meningkatkan keterampilan berpikir kritis, dan memaksimalkan transfer pembelajaran. Belajar kelompok juga membantu pengembangan skill-skill sosial, seperti pemecahan-masalah”.

B. Identifikasi Masalah

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang fokus penelitian ini perlu diidentifikasi beberapa masalah penelitian sebagai berikut.

1) Membaca Artikel Ilmiah Populer

Kesulitan yang terjadi dalam membaca artikel ilmiah populer yaitu menyimpulkan isi artikel karena kurang memperhatikan fakta-fakta pendukung serta kesulitan dalam menentukan pikiran pokok. Membaca artikel ilmiah populer memerlukan keseriusan seperti halnya membaca buku karena artikel ilmiah populer memuat ide-ide bersifat argumentatif dan persuatif yang dikemukakan penulis.

(5)

2) Pembelajaran Membaca

Pembelajaran membaca yang hanya melibatkan kemampuan mengingat akan menjadikan ketidakefektifan dalam memahamai bacaan. Memahami artikel ilmiah populer diperlukan membaca kritis dengan melibatkan kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis dipandang sebagai suatu kompetensi dasar seperti membaca yang harus dikuasai. Kemampuan berpikir kritis ini berupa menginterpretasi, menganalisis, dan mengevaluasi gagasan dan argumen yang dapat diaplikasikan pada kegiatan membaca sehingga membaca tidak hanya proses mengingat.

Berdasarkan kajian empiris dan literatur, penelitian ini dianggap penting untuk dilaksanakan karena alasan-alasan sebagai berikut ini.

a) Penelitian ini berusaha memberikan informasi bahwa membaca kritis dapat menunjang siswa untuk memahami bacaan lebih efektif;

b) Penelitian ini berusaha memberikan solusi mengenai teknik untuk meningkat-kan kemampuan membaca kritis artikel ilmiah populer;

c) Membaca kritis perlu dikuasai oleh siswa karena dengan membaca kritis, siswa dapat memahami ide-ide atau gagasan yang diungkapkan penulis secara cermat dan mendalam;

d) Berpikir kritis diperlukan siswa sebagai untuk memahami bacaan dengan menggunakan daya nalar. Berpikir kritis dapat menjadikan triger (dorongan) untuk mencari solusi atau pemecahan masalah.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut ini.

1) Bagaimana profil pembelajaran membaca kritis siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun ajaran 2013-2014?

2) Bagaimanakah profil kemampuan membaca kritis siswa SMA Negeri I Garut kelas XI tahun ajaran 2013-2014?

(6)

3) Bagaimanakah proses pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer dengan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun pelajaran 2013-2014?

4) Apakah model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis efektif dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer pada siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun ajaran 2013-2014?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menyodorkan alternatif teknik pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer, sedangkan tujuan khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang:

1) profil pembelajaran membaca kritis siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun ajaran 2013-2014;

2) profil kemampuan membaca kritis siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun

ajaran 2013-2014;

3) proses pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer dengan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun pelajaran 2013-2014;

4) keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer pada siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun ajaran 2013-2014.

D. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif teknik pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. Adapun manfaat secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yaitu sebagai berikut.

1) Guru. Ditemukannya keunggulan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer ini dapat memberikan sumbangan bagi pembelajaran membaca artikel ilmiah

(7)

populer yang cocok untuk diterapkan sebagai salah satu alternatif teknik pembelajaran sehingga guru memperoleh wawasan dari hasil penelitian ini mengenai adanya model alternatif pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

2) Siswa. Terdapat dua hal manfaat bagi siswa. Pertama, dapat menjadikan pembelajaran yang menyenangkan karena pembelajaran aktif yang diujicobakan pada pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa. Melalui pembelajaran aktif ini, siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dengan diskusi dengan berbagai teman sehingga aktivitas pembelajaran tidak monoton. Dengan tumbuhnya rasa senang dalam pembelajaran maka siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar. Kedua, dapat menambah wawasan kepada siswa melalui pertukaran ide atau gagasan dalam diskusi sehingga dapat menambah wawasan ide dan pengetahuan.

3) Peneliti. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui teknik pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

G. Anggapan Dasar

Teknik trading place merupakan satu dari 101 jenis model pembelajaran aktif. Melalui teknik ini siswa dapat bertukar ide atau gagasan dan memecahkan masalah melalui diskusi sehingga diperoleh wawasan pengetahuan. Adapun kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan membaca yang sangat diperlukan ketika melakukan kegiatan membaca. Dengan membaca kritis, pembaca dapat merespons ide-ide yang dikemukakan penulis kemudian dipahami oleh pembaca berdasarkan skemata pengetahuan yang dimiliki pembaca. Kegiatan membaca kritis harus melibatkan kemampuan berpikir kritis. Fisher (2009:13) mengemukakan, “proses berpikir kritis berbeda dengan berpikir tidak reflektif, jenis berpikir yang langsung mengarah ke kesimpulan atau menerima beberapa

bukti, tuntutan atau keputusan begitu saja tanpa sungguh-sungguh

(8)

memahami bacaan dan mencari solusi alternatif pemecahan masalah atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru.

H. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian, dirumuskan peneliti sebagai berikut ini. 1) Ho: Model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis

tidak efektif digunakan dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. 2) H1: Model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis

efektif digunakan dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

I. Definisi Operasional

Variabel pada penelitian ini yaitu, efektivitas model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis sebagai variabel terikat dan pembelajaran membaca artikel ilmiah populer sebagai variabel bebas. Definisi operasional variabel-variabel yang digunakan peneliti yaitu: Pertama, efektivitas model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer yaitu mengetahui sejauhmana keefektifan sebuah model yang dirancang untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar agar saling tukar pendapat, mempertimbangkan gagasan, dan nilai atau mencari ide baru tentang berbagai masalah dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer melalui pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang sebagai dorongan alternatif menemukan gagasan terhadap pemecahan masalah. Berpikir kritis merupakan kemampuan yang melibatkan daya nalar terhadap bacaan yang menghasilkan penilaian, pendapat, dan evaluasi yang objektif.

Kedua, kemampuan membaca kritis artikel ilmiah populer. Maksudnya, yaitu kemampuan membaca mendalam dan telaah isi bacaan melalui respons atas ide-ide yang ditulis pengarang dalam artikel ilmiah populer yang dibaca berupa kemampuan membaca dengan melibatkan aspek, menginterpretasikan makna tersirat, mengaplikasikan konsep, menganalisis, mensintesis, dan menilai bacaan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasar Tabel 5, proporsi kenaikan belanja pegawai selama lima tahun terakhir (71,35%) lebih besar dari proporsi kenaikan belanja modal (69,20%) dan sangat jauh

Instrumen Tugas Terstruktur : Peserta didik dites dengan Soal pilihan ganda dengan materi yang ada pada buku GAMBAR TEKNIK MESIN SMK Jilid 2. SOAL

Proses pembuatan jamu yang dilakukan oleh ketiga penjual jamu di wilayah Ngawen dapat dikatakan sebagian besar prosedur pembuatannya telah sesuai dengan Cara Pembuatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemaparan cuaca ( weathering ) terhadap karakteristik komposit HDPE–sampah organik berupa kekuatan bending dan

bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta – pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik

terapi musik instrumental 82% depresi ringan, 18% depresi berat, 2) setelah melakukan terapi musik instrumental 88% tidak depresi dan 12% depresi ringan, 3) hasil

Diisi dengan bidang ilmu yang ditekuni dosen yang bersangkutan pada

[r]