• Tidak ada hasil yang ditemukan

Barel Darussalam 1, Drs. Sutrisno, S.T,M.Pd. 2, Eko Supri Murtiono, S.T,M.T. 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Barel Darussalam 1, Drs. Sutrisno, S.T,M.Pd. 2, Eko Supri Murtiono, S.T,M.T. 3"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 4 SUKOHARJO MELALUI METODE JOURNAL WRITING BLENDED MODEL PEMBELAJARAN

GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN TAHUN AJARAN 2015/2016

Barel Darussalam1, Drs. Sutrisno, S.T,M.Pd.2, Eko Supri Murtiono, S.T,M.T.3

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TGB B SMK N 4 Sukoharjo pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TGB B SMK N 4 Sukoharjo yang berjumlah 36 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik triangulasi.

Penerapan metode journal writing blended model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hali ini dapat dilihat dari meningkatnya penilaian ranah afektif, psikomotorik dan kognitif siswa setiap siklus. Persentase ketuntasan belajar siswa ranah afektif (pra siklus 25 %, siklus I 50 % ,siklus II 91,7%). Persentase psikomotorik (pra siklus 24,3 %, siklus I 50 % ,siklus II 86,1%). Persentase kognitif siswa juga meningkat pada tiap siklusnya (pra siklus 24,3 %, siklus I 58,3 % ,siklus II 88,9%).

Simpulan penelitian ini adalah penerapkan metode journal writing blended model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar.

Kata kunci: blended learning, group investigation, , journal writing,

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS Surakarta

2

Dosen Pembimbing I : Drs. Sutrisno, S.T,M.Pd.

3

(2)

EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING RESULT IN ARCHITEC ENGINEERING CLASS OF X SMKN 4 SUKOHARJO BY GROUP INVESTIGATION LEARNING MODEL BLENDED JOURNAL WRITING METHOD FOR BUILDING MATERIALS SCIENCE LESSONS

2015/2016 SEASON LESSON

Barel Darussalam1, Drs. Sutrisno, S.T,M.Pd.2, Eko Supri Murtiono, S.T,M.T.3

ABSTRACT

The purposes of this research is improving student learning result class X SMK N 4 Sukoharjo for building materials science lessons.

Classroom action research (CAR) wich as conducted in two cycles, every cycles conducted by action, observation and reflection. The subject for this research is architectur engineering student SMK N 4 Sukoharjo class of X, consist of 36 students. Sourced data comes from teacher and students. Sourced technical data use observation, interview and documentation. Validity data used triangulation metodh.

The application of journal writing method blended group investigation learning model can improved student learning result. It showed from affective, psychomotor and cognitive results. Affective students result (pre cycles 25 %, first cycles 50 %, second cycles 91,7%). Psychomotor students results (pre cycles 24,3 %, first cycles 50 %, second cycles 86,1%).

The conclution of this reseach is journal writing method blended group investigation learning model can improved student learning result for building materials science lessons.

Keywords: blended learning, journal writing, group investigation

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS Surakarta

2

Dosen Pembimbing I : Drs. Sutrisno, S.T,M.Pd.

3

(3)

PENDAHULUAN

Berdasarkan pengamatan selama observasi pra tindakan yang dilakukan oleh peneliti di SMK Negeri 4 Sukoharjo. Guru mata pelajaran Ilmu bahan bangunan kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Metode ini membuat pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif untuk menanggapi pembelajaran, seperti bertanya, menjawab pertanyaan, maupun mengutarakan pendapat. Suasana kelas terlihat monoton karena pembelajaran berjalan satu arah. Nilai ranah kognitif siswa yang berupa tes tulis, terdapat 83,3 % siswa yang nilainya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan hanya 16,7 % yang telah tuntas KKM. Guru mata pelajaran berpendapat kurangnya semangat belajar siswa di rumah mengakibatkan nilai kognitif siswa kurang. Penugasan pekerjaan rumah berupa latihan soal, dinilai belum optimal. Hal ini dikarenakan jawaban antar siswa sama, atau siswa saling mencontek. Sehingga perlu adanya penugasan mandiri dirumah yang lebih khusus.

Model pembelajaran Group Investigation adalah metode mengajar yang menitik beratkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Pada proses pembelajaran ini, siswa diminta menginvestigasi topik yang diberikan guru, sehingga timbul aktifitas siswa dalam berdiskusi, bertanya, mengutarakan pendapat.. Metode Journal Writing adalah suatu metode yang diharapkan meningkatkan semangat belajar siswa dirumah. Journal Writing

siswa adalah resume pelajaran yang diajarkan pada hari tersebut. Hal ini memudahkan siswa untuk belajar di rumah agar wawasanya bertambah. Selain itu siswa juga menuliskan kegiatan sehari – hari dalam bentuk paragraf, agar siswa tertarik untuk menulis jurnalnya. Melalui blended dua pembelajaran ini diharapkan hasil belajar siswa bertambah dan keaktifan siswa di kelas juga bertambah.

Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan siswa kelas X TGB SMK N 4 Sukoharjo pada mata pelajaran Ilmu bahan bangunan melalui penerapan metode journal writing blended model pembelajaran group investigation dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TGB SM N 4 Sukoharjo pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan melalui penerapan metode journal writing blended model pembelajaran group investigation

Penelitian ini mempunyai beberapa landasan teori dari berbagai sumber. Metode Journal Writing menurut Michell Suharli, (2009 : 12) adalah metode penugasan penulisan jurnal diri untuk mengeksplorasi pengalaman dan meningkatkan keterampilan menulis. Pengalaman pribadi yang ditulis ulang akan menambah daya ingat penulis. peneliti sependapat dengan Michel Suharli bahwa menulis ulang suatu pengalaman atau kejadian, akan meningkatkan ingatan. Dikaitkan dengan resume pelajaran.

Menurut Hamdani (2011 : 36) Model pembelajaran Group Investigation adalah model pembelajaran kooperatif yang menerapkan kemampuan siswa untuk mengidentifikasi atau berdiskusi

(4)

untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan oleh guru. Dari pendapat ini dapat diketahui bahwa Model pembelajaran Group Investigation berpusat pada keaktifan siswa.

Menurut Harding (2005: 23) blended learning adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan dua metode pembelajaran sekaligus dalam satu kegiatan pembelajaran. Penelitian ini mengguanakan dua metode pembelajaran sekaligus dalam satu kegiatan pembelajaran, yaitu metode pemberian tugas dengan jurnal writing dan model pembelajaran group investigation.

METODE PENELITIAN

Penelitian dan pengujian dilaksanakan di SMK N 4 Sukoharjo yang beralamat di Jl raya baki no 5 desa Jetis Baki Sukoharjo Jawa Tengah. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TGB B SMK Negeri 4 Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan motode penelitian kelas. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus, yang berarti jika tindakan yang dilakukan belum mengalami perkembangan maka perlu dilakukan pengulangan.

Sumber data primer diperoleh dengan cara mengisi lembar observasi kegiatan siswa di kelas dan diambil dari hasil belajar siswa. Sumber data sekunder diperoleh dari pelaksanan wawancara dan studi dokumentasi pada saat pembelajaran di kelas berlangsung. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi dan soal tes.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan validitas data triangulasi. Triangulasi dilakukan setelah observasi terhadap aktivitas

siswa, langkah selanjutnya peneliti membandingkan serta mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan. Data penelitian diambil dari beberapa sumber yaitu informasi guru dan siswa, dokumen sekolah, dan hasil tes.

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan parikan kesimpulan.

Indikator pencapaian hasil pada penelitian ini adalah siswa tuntas KKM dengan nilai 75 sebesar 80%.

HASIL PENELITIAN

Hasil pelaksanaan dari pra siklus dapat dilihat pada gambar berikut:

1). Perbandingan Hasil Pengamatan Dalam Ranah Kognitif

Gambar 1. Gambar Grafik Peningkatan Ranah Kognitif

Gambar 1 menunjukkan Hasil nilai ranah kognitif siswa meningkat pada setiap tahap siklusnya. Pada pra siklus persentase siswa yang tuntas KKM adalah 24,3 % dengan nilai rata – rata 62,88. Masalah yang

24,30% 58,30% 88,90% 62.88 70.06 77.22 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Persentase peserta didik tuntas

(5)

muncul pada pra siklus adalah kurangnya kemauan belajar siswa dirumah. Metode penugasan yang diberikan guru kurang maksimal, karena siswa mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan saling mencontek. Persentase ini kemudian meningkat ketika diberikan tindakan siklus I menjadi 58,3 % dengan nilai rata – rata 70.06. Tes dilaksanakan dengan memperbolehkan siswa membuka buku jurnalnya, sebagai cara guru mengingatkan pentingnya membuat tugas journal writing, sebagian siswa yang belum sama sekali mengerjakan pekerjaan rumahnya diberi hukuman pada pertemuan berikutnya. Pada siklus II telah mencapai target keberhasilan yakni 88,9 % dan nilai rata – rata sebesar 77,22. Tugas journal writing mendapat pengembangan dengan mewajibkan siswa mencari materi tambahan di rumah terkait materi yang diajarkan di sekolah. Walaupun tes bersifat tutup buku, nilai siswa meningkat. 2.) Perbandingan Nilai Pengamatan Dalam Nilai Afektif

Gambar 2. Gambar Grafik Peningkatan Ranah Afektif

Hasil nilai ranah afektif siswa meningkat. Hasil ini berdasarkan lembar observasi aspek afektif, Sudirman (2003 :101) yang mempunyai indikator sebagai berikut : 1) visual activities, 2) oral activities 3) mental activities 4) listening activities 5) emotional activities. Pada pra siklus persentase siswa yang tuntas adalah 25 % dengan nilai rata – rata adalah 49,72. Masalah yang dilihat oleh peneliti adalah kurangnya aktifitas siswa dikelas. Pembelajaran dengan metode ceramah berlangsung satu arah karena berpusat pada guru, sehingga siswa kurang memperhatikan guru dan banyak yang membuat gaduh kelas. Interaksi antara siswa dengan guru pun tidak terjadi Persentase ini kemudian meningkat ketika diberikan tindakan siklus I menjadi 50 % dengan nilai rata – rata 56,39. Penerapan model pembelajaran group investigation membuat siswa lebih aktif dalam berinteraksi sesama siswa maupun dengan guru. Siswa juga bisa menjaga ketenangan kelas. Refleksi terhadap pelaksanaan siklus I untuk penilaian afektif adalah, pemberian motivasi dari guru yang kurang, pembagian kelompok yang belum merata dan belum adanya pengarahan cara berdiskusi yang baik, dapat mempengaruhi nilai afektif siswa. Pada siklus II telah mencapai target keberhasilan yakni 91,7 % dengan nilai rata – rata siswa 75,14 . Keaktifan siswa meningkat setelah adanya tindakan dari refleksi siklus I dengan memberi motivasi pada siswa lewat video pembelajaran, pembagian kelompok dan pemberian arahan cara berdiskusi yang baik. Pengembangan 25,00% 50,00% 91,70% 49.72 56.39 75.14 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Persentase peserta didik tuntas

(6)

dengan pemberian hadiah juga memicu semangat belajar siswa. 3.)Perbandingan Nilai Pengamatan Dalam Nilai Psikomotorik

Gambar 3. Grafik peningkatan ranah psikomotorik

Hasil dari nilai ranah psikomotorik siswa meningkat. Hasil ini berdasarkan lembar observasi aspek psikomotorik, Sudirman (2003 :101) yang mempunyai indikator sebagai berikut : 1) motor activities, 2) writing activities. Pada pra siklus persentase siswa yang tuntas adalah 24,3 % dengan rata – rata nilai 52,25. Masalah yang muncul pada pra siklus adalah kurangnya kepercayaan diri dan kreatifitas siswa dalam menanggapi kegiatan pembelajaran. Kreatifitas siswa belum terlihat ketika metode ceramah diterapkan. Persentase ini kemudian meningkat ketika diberikan tindakan siklus I menjadi 50 % dengan nilai rata – rata 56,25. Keaktifan siswa dalam pembelajaran mulai terlihat. Kreatifitas siswa dalam berpresentasi dan menjalankan diskusi juga mulai muncul. Refleksi terhadap siklus I yang terkait ranah psikomotorik adalah kurangnya motivasi guru

untuk writing activities dan tidak adanya arahan berdiskusi yang baik membuat kreatifitas siswa dalam mempresentasikan hasl diskusi menjadi kurang sebagai nilai motor activities siswa. Persentase pada siklus II telah mencapai target keberhasilan yakni 86,1% dengan nilai rata – rata adalah 75,13. Tindakan dari refleksi siklus I membuat nilai psikomotorik siswa meningkat, dengan pemberian motivasi guru dan pengarahan cara berpresentasi yang baik.

4). Perbandingan Hasil Pengamatan Nilai Akhir Siswa. Nilai akhir siswa SMK N 4 Sukoharjo didapat dari hasil gabungan nilai afektif 20 %, psikomotorik 30 % dan kognitif 50 %. Sesuai SK Kepala sekolah Nomor 424/041/D.01.04/2015.

Nilai akhir hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya. Pada pra siklus persentase siswa yang tuntas adalah 19,4 %. Setelah metode journal writing dan model pembe;ejaran group investigation diterapkan pada siklus I meningkat menjadi 52,8 %. Persentase nilai akhir siswa meningkat menjadi 86,1 % pada siklus II.

Gambar 4. Grafik peningkatan nilai akhir siswa 24,30% 50,00% 86,10% 52.25 56.25 75.13 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% Pra Siklus Siklus I Siklus II

Persentase peserta didik tuntas

Nilai Rata - rata

19,4% 52,8% 86,1% 56.00 63.25 76.25 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Persentase peserta didik tuntas

(7)

Nilai rata – rata hasil belajar meningkat pada setiap siklusnya. Pada pra siklus sebelum diberi perlakuan nilai rata – rata siswa adalah 56. Pada siklus I nilai rata – rata siswa bertambah menjadi 63,25, terjadi peningkatan setelah metode journal writing dan model pembelajaran group investigation diterapkan. Pada siklus II nilai rata – rata kelas X TGB B SMK N 4 Sukoharjo meningkat menjadi 76.25.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X TGB B SMK N 4 Sukoharjo dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Penerapan metode journal writing blended model pembelajaran Group Investigation mampu meningkatkan keaktifan siswa kelas X TGB SMK N 4 Sukoharjo pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan. Dilihat dari meningkatnya persentase ketuntasan belajar siswa ranah afektif (pra siklus 25%, siklus I 50% ,siklus II 91,7%) dan psikomotorik (pra siklus 24,3%, siklus I 50% ,siklus II 86,1%). 2)Penerapan metode journal writing blended model pembelajaran Group Investigation mampu meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa kelas X TGB SMKN 4 Sukoharjo pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan. Nilai kognitif siswa meningkat pada tiap siklusnya (pra siklus 24,3%, siklus I 58,3% ,siklus II 88,9%)

IMPLIKASI

Implikasi dari pelaksanaan penelitian di kelas X TGB B SMK N 4 Sukoharjo ini antara lain :1) Implikasi Teoritis ; Metode Journal

Writing dan model pembelajaran Group Investigation mampu menambah referensi dalam ilmu pengetahuan di bidang pendidikan. Metode Journal Writing dan model pembelajaran Group Investigation cocok untuk pelajaran yang bersifat teoritis seperti Ilmu Bahan Bangunan. 2) Implikasi Praktis ; Melalui model pembelajaran Group Invesigation siswa dapat meningkatkan sifat kerjasama dalam hal positif, karena unsur berkelompok dan diskusi memerlukan kerja sama yang baik.. Penugasan Journal Writing membantu siswa membuat resume untuk belajar di rumah. Penugasan ini juga siswa kerjakan sendiri tanpa saling mencontek karena sifatnya khusus, hasil pekerjaan rumah antar siswa berbeda. Sebelumnya, penugasan berupa latihan soal sering dikerjakan siswa dengan mencontek, sehingga kurang efektif.

SARAN

Optimalisasi penerapan metode Journal Writing dan model pembelajaran Group Investigation dapat tercapai apabila :1) Siswa harus lebih aktif lagi ketika di kelas. 2) siswa harus mempunyai semangat belajar di rumah yang lebih. 3) Guru perlu memberikan motivasi lebih kepada siswa agar bisa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. 4) guru harus lebih memperhatikan masalah – masalah yang di hadapi siswa dirumah yang ditulis pada buku Jurnalnya. Tujuan dari penulisan masalah agar guru juga mampu member solusi siswa 5) Sarana dan prasarana sekolah perlu ditingkatkan agar menunjang model pembelajaran Group Investigation.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Suharni, Michell. (2009). Pelaporan Keuangan Sesuai dengan Prinsip Akuntansi. Jakarta: Grasindo.

Hamdani. (2011). strategi belajar mengajar. Bandung : Pustaka Setia .

Harding, A. (2005). Blended Learning In Mathematics. San Fransisco: Pfeifer

Sudirman. (2003). Model – Model Pembelajaran. Bandung : Bina Media Informasi

Gambar

Gambar  1.  Gambar  Grafik  Peningkatan  Ranah Kognitif
Gambar  2.  Gambar  Grafik  Peningkatan  Ranah Afektif
Gambar 4. Grafik peningkatan nilai  akhir siswa 24,30%50,00%86,10%52.2556.2575.130,00%20,00%40,00%60,00%80,00%100,00%Pra SiklusSiklus ISiklus II

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengalami proses aerasi, air limbah akan mengalir secara over flow masuk ke dalam bak penjernihan (clarifier), dimana dalam bak ini akan terjadi proses

guru agama mempunyai tugas memperbaiki pribadi anak yang kurang baik, karena tidak mendapat pendidikan dalam keluarga.Di samping pendidikan dan pengajaran yang

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Hal ini terlihat dari hasil yang diperoleh bahwa dengan menggunakan latihan Passing bawah maka lebih meningkat pula hasil kemampuan passing bawah yang diperoleh,

jaringan dalam alamat IP, subnet, subnet mask ﹡ Melakukan subneting terhadap IP Address dan VLSM ﹡ IP Address ﹡ Kelas Jaringan.. ﹡ Subnet dan Subnet Mask ﹡ Proses Subneting

Bermula dari kemasukan sesi Mac - Julai 2017 ini, pelajar yang berjaya ditawarkan kemudahan kolej kediaman perlu mencetak Borang Kolej Kediaman dan Aku

Penulisan volume obat minum dan berat sediaan topikal dalam tube dari sediaan jadi/paten yang tersedia beberapa kemasan, maka harus ditulis, misal:.

Keakuratan dalam pengakuan pendapatan ini akan sangat berpengaruh pada besarnya pendapatan yang akan disajikan dalam laporan keuangan yang tentu saja akan