• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sutrisni Padmowati, S.Pd* ABSTRAKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sutrisni Padmowati, S.Pd* ABSTRAKSI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE UNTUK

MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI BARISAN DAN DERET SISWA

KELAS XII IPA 4 SMA NEGERI 1 WIDODAREN TAHUN 2017

Sutrisni Padmowati, S.Pd* ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mencari suatu strategi pembelajaran yang efektif dan Efisien dalam mengajarkan konsep barisan dan deret bagi siswa kelas XII IPA 4 SMA Negeri 1 Widodaren dengan cara mengaktifkan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Think Pair Share. Strategi dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 3 siklus dan pada setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XII IPA 4 tahun pembelajaran 2016 – 2017, sedang objeknya adalah pembelajaran materi barisan dan deret pada mata pelajaran Matematika yang diajarkan dengan cara mengaktifkan siswa dengan menerapkan metode pembelajaran Think Pair Share. Dari penelitian yang diadakan dengan meneliti kondisi awal siswa yang diukur dengan alat tes tertulis dan hasil penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus terlihat adanya peningkatan hasil yang dicapai siswa dalam penguasaan konsep yang diberikan. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan ketuntasan siswa dalam penguasaan materi barisan dan deret dari 45% pada tahap pra siklus, meningkat menjadi 71% pada siklus I dan menjadi 94% pada siklus II. Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah dengan penerapan metode pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan penguasaan konsep barisan dan deret siswa kelas XII IPA 4 SMA Negeri 1 Widodaren Tahun 2017.

Kata Kunci : Metode Pembelajaran Think-Pair-Share, Hasil Belajar Siswa *)Guru Matematika SMA Negeri 1 Widodaren

PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan, mata pelajaran matematika diajarkan hampir pada setiap jenjang pendidikan, hal ini dikarenakan matematika diperlukan disemua disiplin ilmu baik secara langsung maupun tidak langsung. Penguasaan siswa dalam konsep-konsep materi pelajaran matematika sangat mendasari penguasaan konsep-konsep dalam materi pelajaran lain dan pelajaran matematika itu sendiri pada jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, guru harus benar-benar mampu menanamkan konsep-konsep materi pelajaran yang diajarkan dengan harapan dapat dikuasai oleh siswa.

Selama ini matematika merupakan salah satu diantara mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah dengan persentase jam pelajaran yang lebih banyak bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Tetapi kenyataan menunjukkan prestasi yang dicapai siswa pada bidang studi matematika lebih rendah dibanding mata pelajaran yang lain. Secara lebih spesifik yang terjadi di SMA Negeri 1 Widodaren

(2)

nilai matematika siswa khususnya konsep barisan dan deret juga kurang memenuhi harapan yang ditentukan yaitu belum mencapai batasan kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu 75. Prestasi yang kurang memuaskan ini tidak mutlak disebabkan karena kurangnya kemampuan siswa dalam belajar matematika, tetapi ada faktor-faktor lain yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar matematika.

Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor eksternal yang berpengaruh diantaranya adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Hal ini dikarenakan tidak setiap metode pembelajaran cocok dengan pokok bahasan yang diajarkan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan penguasaan konsep barisan dan deret siswa Kelas XII IPA 4 SMA Negeri 1 Widodaren (2) Apakah metode pembelajaran Think Pair Share merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penguasaan konsep barisan dan deret siswa kelas XII. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah (1) Ingin mengetahui apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan penguasaan konsep barisan dan deret siswa Kelas XII IPA 4 SMA Negeri 1 Widodaren (2) Ingin mengetahui apakah metode pembelajaran Think Pair Share merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penguasaan konsep barisan dan deret siswa kelas XII .

Untuk menyelesaikan permasalahan diatas maka perlu diterapkan sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang dalam hal ini adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah Model Pembelajaran Think Pair Share. Menurut Nurhadi (2003:65), Think-Pair-Share adalah struktur yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan akademik atau untuk pemahaman siswa terhadap isi tertentu. Dalam pelaksanaannya, metode think-pair-share mempunyai tiga langkah utama yakni thinking (berfikir), pairing (berpasangan) dan sharing (berbagi). Seperti dikutip dalam www.upspiral.com : “Think-Pair-Share involves a three step cooperative structure. During the first step individuals think silenly about a question passed by the instructor. Individuals pair up during the second step and exchange thoughts. In the third step, the pairs share their responseswith other pairs, others terms or the entire group”.

Pada metode Think-Pair-Share melibatkan tiga langkah struktur kerjasama:

1. Langkah pertama memikirkan secara individu pertanyaan yang diajukan instruktur.

2. Langkah kedua memasangkan individu untuk bertukar pikiran.

3. Langkah ketiga berbagi mengenai tanggapan mereka dengan pasangan regu lain atau keseluruhan kelompok.

Sedangkan menurut Slavin (1994:132) bahwa: When the teacher presents a lesson to the class, student sit in pairs with in their teams. The teacher pases questions to the class. Students are instructed to think of answer on their own, then to pair with their

(3)

partners to reach consensus on an answer. Finally, the teacher asks students to share their agreed upon answer with the rest of the class.

Sedangkan langkah-langkah konkrit dari metode pembelajaran Think-Pair-Share adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran di sini adalah tujuan akademik (academic objectives) yang dirumuskan sesuai dengan taraf perkembangan siswa dan analisis tugas atau analisis konsep.

2. Guru membentuk kelompok dengan jumlah anggota 2 anak.

Cara menempatkan siswa dengan menggunakan teknik acak berstata artinya para siswa dikelompokkan atas dasar kemampuan awal. Setelah itu siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dikelompokkan dengan siswa yang kemampuan awalnya rendah, dan seterusnya.

3. Guru menjelaskan sedikit mengenai bahan ajar.

4. Guru memberikan lembar kerja siswa dan siswa diberi waktu untuk berpikir sendiri mengenai jawaban dari lembar kerja siswa. Waktu yang dibutuhkan kira-kira 2 menit. Inilah yang dimaksud dengan tahap thinking (berpikir). 5. Selanjutnya guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan mengenai

apa yang telah dipikirkan, waktu yang dibutuhkan adalah 10 menit. Inilah tahap pairing (berpasangan).

6. Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka diskusikan.

7. Guru memberikan reward bagi kelompok yang telah berprestasi.

Penelitian yang di lakukan oleh peneliti dalam karya tulis ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Widodaren Kabupaten Ngawi. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA 4 di SMA Negeri 1 Widodaren Kabupaten Ngawi yang berjumlah 31 orang. Sedangkan untuk objek dalam penelitian ini adalah peningkatan penguasaan materi barisan dan deret yang ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajaran siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share. Penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pengamatan, tindakan, dan refleksi. Adapun tahapan pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan dari awal hingga akhir dapat dilihat pada gambar berikut:

(4)

Gambar 1. Siklus Rancangan PTK Basrowi, dkk (2008)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis. Sedangkan Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji persentase. Untuk tingkat ketuntasan individual digunakan rumus :

Keterangan:

P : Persentase yang dicari

f : Frekuensi soal yang dijawab benar

N : Jumlah soal

Sedangkan untuk tingkat ketuntasan klasikal digunakan rumus :

Keterangan:

P : Persentase yang dicari

f : Frekuensi siswa yang tuntas

N : Jumlah keseluruhan siswa

Hasil penelitian tindakan kelas ini tercapai bila dalam penelitian ini didapatkan penguasaan konsep barisan dan deret siswa kelas XII IPA 4 pada akhir penelitian ini meningkat hingga mencapai minimal 85 % siswa telah mencapai nilai diatas batas

(5)

ketuntasan minimal yaitu 75

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas XII IPA 4 SMA Negeri 1 Widodaren tahun pelajaran 2016/2017 dilakukan sebanyak tiga siklus yang terdiri dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Hasil yang dicapai dianalisis dengan mendeskripsikan gambaran terhadap tes awal dan akhir siswa (pre-test dan post-test), gambaran terhadap aktivitas guru dan siswa, gambaran pengelolaan kelas oleh guru, dan gambaran respon siswa terhadap model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share

Pra Siklus

Berdasakan hasil belajar siswa pada tahap pra siklus yaitu sebelum menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share atau masih menggunakan pembelajaran konvensional terlihat bahwa dari 31 siswa didik yang ada di kelas tersebut didapatkan hasil hanya 14 siswa mendapatkan nilai diatas 75, artinya yang tuntas belajar hanya 14 anak atau 45 % dari batas yang ditetapkan yaitu 85 %.

Refleksi Pra Siklus

Dari kondisi awal yang ada tersebut maka perlu diadakan suatu tindakan untuk mengangkat kemampuan penguasaan materi barisan dan deret siswa kelas XII IPA 4 SMA Negeri 1 Widodaren.

Berdasarkan tanya jawab yang dilakukan peneliti terhadap siswa, terungkap bahwa siswa mempunyai kelemahan pada pengembangan skill pengerjaan suatu masalah barisan dan deret karena kurangnya siswa diberi kesempatan untuk bertanya dalam menyelesaikan masalah – masalah, sehingga siswa minta untuk diberi kesempatan untuk bertanya masalah sebelum guru pengajar menyelesaikannya.

Bertolak dari kondisi awal tersebut maka peneliti merencanakan tindakan penelitian dengan menerapkan strategi pembelajaran tanya jawab pada pembelajaran materi barisan dan deret dengan memperlakukan pembelajaran think pair share .

Siklus I

Berdasakan hasil belajar siswa pada tahap siklus I yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share terlihat bahwa Dari 31 siswa yang ada, 22 siswa mendapatkan nilai ≥ 75, artinya 22 siswa atau 71% siswa telah tuntas belajar. Namun jika dibandingkan dengan batasan ketuntasan klasikal maka angka 71% masih dibawah 85%, sehingga secara klasikal dikatakan pembelajaran masih belum berhasil, sehingga perlu untuk dilanjutkan ke siklus yang ke 2.

Refleksi Siklus I

Dengan melihat titik lemah yang terjadi pada sebagian kecil siswa berkenaan konsep dasar barisan dan deret maka perlu diadakan penjelasan yang mendasar pada anak – anak yang mengalami hambatan dengan memanfaatkan teman yang

(6)

telah memahami konsep dasar barisan dan deret tersebut untuk menjelaskannya. Disamping itu perlu juga untuk mendata siswa yang punya kemampuan lebih dan mampu untuk menyampaikan materi yang dikuasainya kepada temannya serta perlu dibuat suatu catatan – catatan dasar yang siswa sering salah dalam mengartikan untuk ditindak lanjuti pada tindakan berikutnya.

Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II ini tampak sekali bahwa siswa sangat antusias dalam mengerjakan tugas kelompok, semua siswa terlihat aktif bersama dalam menyelesaikan lembar kerja yang diberikan peneliti

Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan setelah dikoreksi didapatkan hasil yang sesuai dengan indikator pencapaian hasil yang diharapkan karena dari 31 siswa yang ada dalam kelas XII IPA 4 tersebut terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai dibawah batas ketuntasan minimal, tingkat kelulusan siswa pada materi barisan dan deret adalah 94 %.

Refleksi Siklus I

Dari hasil evaluasi yang diberikan selama 1 jam pelajaran atau 45 menit tenyata 29 siswa telah mampu mendapatkan nilai di atas batas ketuntasan minimal walaupun dengan think pair share, namun masih terlihat kesalahan yang dibuat oleh siswa dikarenakan faktor kekurang telitian siswa dalam bekerja dan keengganan siswa untuk bertanya jika belum jelas.

Masalah skill dan kecermatan dalam mengambil langkah pengerjaan masih perlu ditingkatkan agar penguaasaan materi barisan dan deret dapat lebih baik lagi.

Keaktifan dari siswa secara keseluruhan telah sesuai yang diharapkan oleh peneliti karena dalam mengerjakan lembar kerja secara kelompok ini 100 % telah aktif dalam tanya jawab membahas lembar kerja yang diberikan

Deskripsi Antar Siklus

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan mulai pemantauan keadaan awal hingga pelaksanaan tindakan pada siklus II maka dapat digambarkan seperti dibawah:

Diskripsi Antar Siklus

NO URAIAN PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

1 2

Jumlah siswa tuntas belajar Prosentase Ketuntasan 14 45 % 22 71% 29 94%

Dari tabel antar siklus diatas tampak adanya perubahan yang signifikan dalam prosentasi ketuntasan klasikal. Ketuntasan belajar siswa dimulai dari 45 % pada tahap pra siklus, meningkat menjadi 71% pada siklus I dan pada akhirnya menjadi 94% pada siklus II. Perolehan angka 94% pada siklus II menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal telah tercapai. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan metode Think

(7)

Pair Share dapat digunakan sebagai cara untuk meningkatkan prestasi belajar anak khususnya materi barisan dan deret.

Hasil diatas membuktikan bahwa dari masing – masing indikator yang harus dikuasai siswa setelah diberi tindakan mengalami peningkatan yang sangat luar biasa. Peningkatan hasil penguasaan materi barisan dan deret ini bila dilihat dari tindakan yang dilakukan telah sesuai dengan pendapat bahwa aktivitas kalaboratif (perpaduan) di antara anak-anak akan mendukung dan membantu dalam pertumbuhan mereka, karena anak-anak yang seusia lebih senang bekerja dengan orang yang satu zone daripada dengan yang lain.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan terlihat adanya perubahan yang merupakan hasil penelitian dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa materi barisan dan deret dengan menerapkan model pembelajaran think-pare-share. Maka simpulan yang diperoleh dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Dengan menerapkan metode pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan penguasaan konsep barisan dan deret siswa Kelas XII IPA 4 SMA Negeri 1 Widodaren.

2. Metode pembelajaran Think Pair Share merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penguasaan konsep barisan dan deret siswa kelas XII IPS.

Sedangkan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian ini adalah : 1. Guru dalam mengajar perlu memperhatikan paradigma- paradigma baru

sehingga dalam mengajar tidak monoton.

2. Guru perlu merancang pembelajaran dengan sebaik-baiknya dengan menggunakan strategi yang tepat sesuai dengan kondisi dan situasi siswa yang akan diberi pelajaran.

3. Guru dalam mengajar perlu menjadikan siswa sebagai jiwa dengan potensi yang lebih, sehingga guru cukup sebagai fasilitator agar siswa dapat mengembangkan kemampuannya dengan sebaik-baiknya.

4. Guru perlu mencari strategi yang efektif untuk mengajarkan materi tertentu sesuai dengan situasi dan kondisi dari siswa dan materi yang akan diajarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi, dkk.2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia

Daniel Muijs dan David Reynolds 2005. EffectiveTteaching Teori dan Aplikasi ( Edisi ke -2

) Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Russeffendi 1988, Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya

dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA, Bandung : Tarsito

Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja

(8)

Gagne, Robert M and Leslie J. Briggs, 1978. Principles of Instructional Design. 2nd Ed, New York : Holt Rinehart and Winstons.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani, 2003, Strategi Pembelajaran Aktif,

Gambar

Gambar 1.  Siklus Rancangan PTK Basrowi, dkk (2008)

Referensi

Dokumen terkait

masyar akat par kir liar dengan segenap t at anan ‘at ur an’ yang sedemikian r upa. Kuasa it u sendir i yang

Pasal tersebut memberikan hak kepada setiap wanita untuk mendapatkan dukungan dalam bidang ekonomi baik berupa pekerjaan dengan upah yang layak agar dapat

lainnya clopat menerapkan konsep window system im. Sedangkan umuk di Pelahuha11 Tnsaku. 1'1' l'elayaron Meratus sebagat saloh salu mitra dori PT PT:I.IN/X),Iu(Za

Teknik kancing gemerincing / talking chips ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Dalam kegiatan kancing

Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsep diri dan efikasi diri dengan daya juang siswa jurusan IPA dalam

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu dengan judul “Analisis

dalam bahan pangan bihun memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kadar logam tembaga (Cu), seng (Zn), dan arsen

[r]