BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Laporan Arus Kas
Tabel 4.1.
Laporan Arus Kas Biro SDM Polda Metro Jaya tahun 2009
No Uraian Anggaran Realisasi Sisa %
1 Program Penerapan ke
pemerintahan yang baik 7.927.049.000 10.731.325.593 (2.804.276.593) 135%
2 Program Bang SDM
Kepolisian 2.333.410.000 2.251.558.000 81.852.000 96%
3 Program Bang Sarana
dan Prasarana 5.565.000 5.565.000 - 100%
4 Program
Har Kamtibmas 318.563.000 318.563.000 - 100%
Dari tabel 4.1, bahwa persediaan anggaran untuk program penerapan ke pemerintahan yang baik pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 7.927.049.000, realisasi
anggaran untuk program penerapan ke pemerintahan yang baik yaitu sebesar Rp 10.731.325.593, sedangkan sisa kas pada tahun 2009 untuk program penerapan
ke pemerintahan yang baik yaitu sebesar Rp (2.804.276.593).
Tahun 2009 (4.000.000.000) (2.000.000.000) -2.000.000.000 4.000.000.000 6.000.000.000 8.000.000.000 10.000.000.000 12.000.000.000
Anggaran Realisasi Sisa Kas
Program Penerapan kepemerintahan yang baik Program Bang SDM Kepolisian Program Bang Sarana dan Prasarana
Program Har Kamtibmas
Grafik 4.1.
Laporan Arus Kas Biro SDM Polda Metro Jaya tahun 2009
Persediaan anggaran untuk program bang SDM Kepolisian pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 2.333.410.000, realisasi anggaran untuk program bang SDM Kepolisian yaitu sebesar Rp 2.251.558.000, sedangkan sisa kas pada tahun 2009 untuk program bang SDM Kepolisian yaitu sebesar Rp 81.852.000.
Persediaan anggaran untuk program Bang Sarana dan Prasarana pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 5.565.000, realisasi anggaran untuk program Bang Sarana dan Prasarana yaitu sebesar Rp 5.565.000, sedangkan sisa kas pada tahun 2009 untuk program Bang Sarana dan Prasarana yaitu sebesar Rp 0,-.
Persediaan anggaran untuk program Har Kamtibmas pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 318.563.000, realisasi anggaran untuk program Har Kamtibmas yaitu sebesar Rp 318.563.000, sedangkan sisa kas pada tahun 2009 untuk program Har Kamtibmas yaitu sebesar Rp 0,-.
Tabel 4.2.
Laporan Arus Kas Biro SDM Polda Metro Jaya tahun 2010
No Uraian Anggaran Realisasi Sisa %
1. Program penerapan kepemerintahan yang baik 8.041.850.000 8.572.311.365 -530.461.365 107% 2. Program Bang SDM Kepolisian 743.424.000 697.249.000 46.175.000 94%
3. Program Bang Sarana
dan Prasarana 5.590.000 5.590.000 0 100%
4. Program
Har Kamtibmas 477.681.000 476.835.400 845.600 100%
Dari tabel 4.2, bahwa persediaan anggaran untuk program penerapan ke pemerintahan yang baik pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 8.041.850.000, realisasi
anggaran untuk program penerapan ke pemerintahan yang baik yaitu sebesar Rp 8.572.311.365, sedangkan sisa kas pada tahun 2010 untuk program penerapan
ke pemerintahan yang baik yaitu sebesar Rp -530.461.365.
Tahun 2010 -2.000.000.000 0 2.000.000.000 4.000.000.000 6.000.000.000 8.000.000.000 10.000.000.000
Anggaran Realisasi Sisa Kas
Program penerapan kepemerintahan yang baik Program Bang SDM Kepolisian Program Bang Sarana dan Prasarana
Program Har Kamtibmas
Grafik 4.2.
Persediaan anggaran untuk program bang SDM Kepolisian pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 743.424.000, realisasi anggaran untuk program bang SDM Kepolisian yaitu sebesar Rp 697.249.000, sedangkan sisa kas pada tahun 2010 untuk program Bang SDM Kepolisian yaitu sebesar Rp 46.175.000.
Persediaan anggaran untuk program Bang Sarana dan Prasarana pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 5.590.000, realisasi anggaran untuk program Bang Sarana dan Prasarana yaitu sebesar Rp 5.590.000, sedangkan sisa kas pada tahun 2010 untuk program Bang Sarana dan Prasarana yaitu sebesar Rp 0,-.
Persediaan anggaran untuk program Har Kamtibmas pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 477.681.000, realisasi anggaran untuk program Har Kamtibmas yaitu sebesar Rp 476.835.400, sedangkan sisa kas pada tahun 2010 untuk program Har Kamtibmas yaitu sebesar Rp 845.600,-.
Tabel 4.3.
Laporan Arus Kas Biro SDM Polda Metro Jaya tahun 2011
No Uraian Anggaran Realisasi Sisa %
1. Program penerapan
kepemerintahan yang baik
8.388.431.000 8.291.341.000 97.090.000 99%
2. Pengembangan
kekuatan personil Polri 620.672.000 593.022.000 27.650.000 96%
3. Program Bang SDM
Kepolisian 823.607.000 795.957.000 27.650.000 97%
4. Pengendalian Personil
Polri 202.935.000 202.935.000 0 100%
Dari tabel 4.3, bahwa persediaan anggaran untuk program penerapan ke pemerintahan yang baik pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 8.388.431.000, realisasi anggaran untuk program penerapan ke pemerintahan yang baik yaitu
sebesar Rp 8.291.341.000, sedangkan sisa kas pada tahun 2011 untuk program penerapan ke pemerintahan yang baik yaitu sebesar Rp 97.090.000.
Persediaan anggaran untuk program pengembangan kekuatan personil Polri pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 620.672.000, realisasi anggaran untuk pengembangan kekuatan personil Polri yaitu sebesar Rp 593.022.000, sedangkan sisa kas pada tahun 2011 untuk pengembangan kekuatan personil Polri yaitu sebesar Rp 27.650.000. Tahun 2011 0 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000 8.000.000.000 9.000.000.000
Anggaran Realisasi Sisa Kas
Program penerapan kepemerintahan yang baik Pengembangan kekuatan personil Polri
Program Bang SDM Kepolisian
Pengendalian Personil Polri
Grafik 4.3.
Laporan Arus Kas Biro SDM Polda Metro Jaya tahun 2011
Persediaan anggaran untuk program bang SDM Kepolisian pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 823.607.000, realisasi anggaran untuk program bang SDM Kepolisian yaitu sebesar Rp 795.957.000, sedangkan sisa kas pada tahun 2011 untuk program bang SDM Kepolisian yaitu sebesar Rp 27.650.000.
Persediaan anggaran untuk pengendalian personil Polri pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 202.935.000, realisasi anggaran untuk pengendalian personil Polri yaitu sebesar Rp 202.935.000, sedangkan sisa kas pada tahun 2011 untuk pengendalian personil Polri yaitu sebesar Rp 0,-.
B. Analisis Data
Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan atas keuangan Biro SDM Polda Metro Jaya, maka dapat digunakan beberapa rasio untuk mengetahui hal ini, dimana perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Liquidity Ratio
a. Current Cash Debt Coverage
Adalah rasio dari arus kas hasil operasi terhadap hutang lancar rata-rata. Rasio ini menunjukkan berapa besar kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi dapat menutupi kewajiban lancar rata-rata.
Cash Flow Operations Current Cash Debt Coverage Rasio =
Average Current
Berdasarkan rumus di atas maka dapat dihitung current cash debt coverage pada Biro SDM Polda Metro Jaya periode 2009 sampai dengan 2011, sebagai berikut : 2 898 3.326.752. 750 2.646.146. 48) (680.606.1 2009 % 78 , 22 2278 , 0 atau 2 441 2.437.996. 250 2.317.136. 91) (120.860.1 2010 % 08 , 5 0508 , 0 atau 2 750 . 813 . 470 . 2 250 2.508.911. 0) (38.097.50 2011
%
5
,
1
0153
,
0
atau
Berdasarkan angka rasio di atas dari tahun 2009 sampai dengan 2010 hasilnya adalah negatif. Dimana kas bersih untuk kegiatan operasional Biro SDM Polda Metro Jaya terlihat tidak menghasilkan kas, hal ini terjadi karena adanya peningkatan biaya tak terduga dalam pendidikan di Biro SDM Polda Metro Jaya lainnya yang sebagian besar dananya diperoleh dari kewajiban lancar.
Sedangkan angka rasio di atas tahun 2011, dimana kas bersih hasilnya positif, hal ini terjadi karena tidak adanya peningkatan biaya tak terduga dalam pendidikan di Biro SDM Polda Metro Jaya.
2. Solvency Ratio
a. Cash Long – Term Debt Coverage
Rasio ini menunjukkan kecukupan arus kas yang diperoleh dari aktifitas operasi yang digunakan untuk membayar hutang perusahaan.
Cash Flow Operations Cash long term debt coverage =
Average total liabilities
Berdasarkan rumus di atas maka dapat dihitung cash long-term debt coverage pada Biro SDM Polda Metro Jaya periode 2009 sampai dengan 2011, sebagai berikut : 2 93 .731.325.5 0 1 000 7.927.049. 48) (680.606.1 2009 % 29 , 7 0729 , 0 atau 2 365 8.572.311. 000 8.041.850. 91) (120.860.1 2010
% 45 , 1 0145 , 0 atau 2 000 . 022 . 593 0 620.672.00 0) (38.097.50 2011 % 02 , 6 062 , 0 atau
Berdasarkan angka rasio di atas dari tahun 2009 sampai dengan 2010 hasilnya adalah negatif. Hal ini disebabkan adanya peningkatan jumlah hutang Biro SDM Polda Metro Jaya yang digunakan untuk kegiatan operasi yang kurang penting yang terus meningkat. Resiko solvabilitas Biro SDM Polda Metro Jaya relatif kecil karena seluruh aset perusahaan memiliki kualitas dan likuiditas yang baik.
Sedangkan angka rasio di atas tahun 2011, dimana kas bersih hasilnya positif, hal ini terjadi karena tidak adanya kegiatan operasi Biro SDM Polda Metro Jaya yang dapat mengakibatkan adanya biaya yang dikeluarkan cukup besar.
3. Cash Flow Return Ratio
a. Overall Cash Flow Ratio
Rasio ini digunakan untuk kemampuan menghasilkan kas dari aktivitas operasi yang dapat digunakan utuk aktifitas pendanaan dan investasi.
Cash Flow Operations Overall cash flow ratio =
Berdasarkan rumus di atas maka dapat dihitung overall cash flow pada Biro SDM Polda Metro Jaya periode 2009 sampai dengan 2011, sebagai berikut : 2 0 .000 10.584.587 48) (680.606.1 2009 % 43 , 6 0643 , 0 atau 2 0 000 9.268.545. 91) (120.860.1 2010 % 30 , 1 0130 , 0 atau 2 0 .000 10.035.645 0) (38.097.50 2011 % 38 , 0 003 , 0 atau
Berdasarkan rasio pada tahun 2009 dan 2010 di atas Biro SDM Polda Metro Jaya tidak dapat menggunakan kas aktivitas operasi untuk membiayai aktivitas pendanaan berasal dari pihak pemerintah walaupun dengan risiko yang semakin tinggi sejalan dengan penyediaan modal kerja yang semakin meningkat dari pihak pemerintah.
Sedangkan angka rasio di atas tahun 2011, dimana kas bersih hasilnya positif, hal ini terjadi karena dapat menggunakan kas aktivitas operasi untuk membiayai aktivitas pendanaan berasal dari pihak pemerintah walaupun kas yang dihasilkan cukup sedikit dengan penyediaan modal kerja yang semakin meningkat dari pihak pemerintah.
C. Pembahasan
Laporan arus kas adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh para investor, kreditor dan pihak yang berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Laporan arus kas berguna untuk bahan rujukan untuk memberikan gambaran tentang sumber dan penggunaan kas kepada pihak yang membutuhkan untuk dipakai dalam analisis mereka terhadap efisiensi dan efektifitas kas perusahaan.
Karena laporan arus kas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan laporan keuangan lainnya, maka penggunaannya secara bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih tepat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaaan kas perusahaan dalam seluruh kegiatan perusahaan. Dengan demikian dapat membantu para pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi struktur dan kinerja keuangan suatu perusahaan.