• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (1981:1) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan cara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (1981:1) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan cara"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

71 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Sugiyono (1981:1) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Metode penelitian administrasi dapat diartikan sebagai cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data obyektif, valid dan reliabel. Dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang administrasi.

Ada dua pendekatan dalam suatu penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian berusaha membuktikan kebenaran hipotesis karena itu pada umumnya tidak membuktikan penalaran baru. Sedangkan pada pendekatan kualitatif atau naturalistik lebih bersifat induktif yang justru pada pendekatan ini mencoba dan mencari serta menemukan suatu teori baru berdasarkan data yang dikumpulkan. Dengan demikian penelitian dengan pendekatan kualitatif bersifat terbuka bagi pengembangan konsep dan penemuan baru.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif dan bersifat asosiatif/hubungan kausalitas. Penelitian yang bersifat deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri. Sedangkan penelitian asosiatif/hubungan kausalitas merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat sebab akibat, dengan kata lain ada variabel independen(variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen(variabel yang dipengaruhi) (Sugiyono,2005:35-37).

(2)

Penelitian asosiatif/hubungan kausalitas dalam penelitian ini merupakan suatu penelitian yang mencari hubungan tiga variabel independen (bebas) yaitu pelatihan guru, motivasi kerja yang mempengaruhi satu variabel dependen yaitu kinerja guru.

Penelitian ini menuntut kejelasan sumber data yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan sebarannya. Karena data hasil penelitian berupa angka-angka yang diolah secara statistik yang mempunyai kejelasan korelasi antar variabel yang diteliti.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menjadi pusat perhatian untuk dipelajari, melalui data dan informasi kemudian dilakukan analisis, dan akhirnya ditarik kesimpulan. “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono:2007:38). Dalam satu penelitian, untuk masing-masing variabel penelitian sebelumnya sudah diasumsikan memiliki keterkaitan, sehingga variabel yang satu (variabel bebas) mempengaruhi variabel lainnya (variabel terikat). Variabel-variabel yang tidak memiliki pola hubungan diantara variabel tersebut tidak dapat dilakukan penelitian, dan tidak akan dapat ditarik kesimpulan dalam satu penelitian. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian yang akan dipelajari, bagaimana tingkat kontribusinya dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Variabel-variabel yang akan dipelajari dalam penelitian ini secara rinci adalah :

1. Variabel Pelatihan “Better Teaching and Learning (BTL)” (X1), sebagai variabel bebas pertama, yang diasumsikan akan mempengaruhi kinerja mengajar guru dalam pembelajaran

(3)

2. Variabel Motivasi Kerja (X2), sebagai variabel bebas kedua, yang diasumsikan akan mempengaruhi variabel pertama (X1) dan secara langsung akan mempengaruhi kinerja mengajar guru dalam pembelajaran

3. Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y), sebagai variabel terikat, yang diasumsikan akan dipengaruhi oleh Pelatihan “Better Teaching and Learning (BTL)” (X1) dan Motivasi Kerja (X2).

Hubungan kausal antara ketiga variabel tersebut secara skematis berdasarkan pada paradigma penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1. berikut :

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian Keterangan :

X1 = Variabel Pelatihan “Better Teaching and Learning (BTL)” X2 = Variabel Motivasi Kerja

Y = Variabel Kinerja Mengajar Guru r = Pengaruh X1 terhadap X2 r1 = Pengaruh X1 terhadap Y r2 = Pengaruh X2 terhadap Y

R = Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y

X

1

X

2

Y

R

r 1

r 2

r

(4)

C. Desain Instrumen Penelitian

Pengembangan alat pengumpulan data penelitian dilakukan dengan mengacu pada variabel yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti mencakup Pelatihan “Better Teaching and Learning (BTL)”, Motivasi Kerja dan Kinerja Mengajar Guru. Mengacu kepada permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian ini, maka data yang perlu dikembangkan adalah data Pelatihan “Better Teaching and Learning (BTL)”, Motivasi Kerja, yang dihubungkan dengan Kinerja Mengajar Guru. Oleh karena itu ditetapkan alat pengumpul data yang relevan dengan fokus permasalahannya.

Alat pengumpul data dikembangkan dengan angket yang berbentuk skala Likert dengan alternatif jawaban untuk variabel Kinerja Mengajar adalah : Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Kadang-kadang (KD), Sering (SR), dan Selalu (SL). Sedangkan untuk variabel Pelatihan Guru dan Motivasi Kerja adalah : Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-Ragu (R), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan secara Self Assesment yang diajukan dalam kuosioner sesuai dengan keadaan yang dirasakan mengenai Pelatihan “Better Teaching and Learning (BTL)”, Motivasi Kerja dan Kinerja Mengajar Guru dalam pembelajaran.

Jadi instrumen/angket merupakan kunci utama dalam menggali informasi di lapangan, karenanya sebelum instrumen/angket disebar ke lapangan, terlebih dahulu dilakukan validasi baik secara internal melalui analisi pakar, maupun secara empirik melalui uji coba di lapangan pada objek terbatas, kemudian menghitung validitas dan reabilitasnya. Pada item instrumen/angket yang tidak valid dan tidak reliabel, akan dikoreksi atau diganti sesuai dengan kadar validitas dan reabilitasnya.

Adapun kisi-kisi yang dikembangkan seperti yang disajikan dalam tabel 3.2. sebagai berikut :

(5)

Tabel 3.2.

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No. Item

Pelatihan “Better Teaching and Learning (BTL)” (X1) a. Esensi Materi Pelatihan

1) berguna meningkatkan proses pembelajaran

1,2,3 2)Informasi tentang inovasi pendidikan 5,6

3)sistematis, praktis dan runtut 4

b.Insentif Pelatihan

1)menerima uang saku 8

2)sertifikat 9 c. Fasilitas Pelatihan 1)Standar fasilitas 10 2)Penggunaan fasilitas 12,13 d. Instruktur Pelatihan 1)memiliki kompetensi 14,15 2)penyampaian materi 11,16,17,18 e. Dampak pelatihan terhadap proses pembelajaran

1)mengaplikasikan hasil penelitian 19,20 2)bahan ajar semakin dalam dan luas 21 3)memberikan pelayanan prima kepada

peserta didik

22,23,24,25

Variabel Dimensi Indikator No.Item

Motivasi Kerja (X2)

a. Motif 1)imbalan penghasilan 17

2)kesempatan untuk maju atau promosi 2,22

3)pengakuan sebagai individu 16,27

4)keamanan bekerja 4

5)tempat kerja yang baik 13

6)penerimaan oleh kelompok 5,21

8)pengakuan atas prestasi 15,23

b. Harapan 1)kondisi kerja yang baik 8

2)perasaan ikut terlibat 10

3)pendisiplinan yang bijaksana 12

4)penghargaan penuh atas penyelesaian pekerjaan

18,20

5)loyalitas pimpinan terhadap guru 24 6)pemahaman yang simpatik atas

persoalan-persoalan pribadi

(6)

Variabel Dimensi Indikator No. Item

c. Insentif a. Intrinsik 1,3,7,28,29

b. Eksentrik

1) Finansial 11,9,30

2) Antar pribadi 6,14

Variabel Dimensi Indikator No. Item

Kinerja Mengajar Guru (Y) a. Kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran 1) merumuskan tujuan 1,2 2) merumuskan materi 3

3) mempersiapkan metode dan alat pelajaran

4

4)mempersiapkan sumber belajar 5

b. Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran 1)Kesiapan siswa 6 2)penguasaan materi 7,8

3)Penggunaan alat peraga 9,10,11

4)penggunaan metoda 12,13,14,17 c. Kinerja guru dalam mengevaluasi pembelajaran 1)Pelaksanaan evaluasi 15,16 2)Bentuk evaluasi 18,19,20 Lanjutan

(7)

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Sugiyono (2002:57) memberikan pengertian bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. McMillan dan Schumacher (1998:169) mengemukakan bahwa populasi adalah “Sekelompok elemen-elemen atau kasus-kasus baik individu-individu, obyek atau peristiwa/kejadian yang membentuk kriteria spesifik dan merupakan sesuatu yang menjadi target generalisasi dari hasil penelitian kita sedangkan sampel adalah kelompok subyek yang lebih kecil”.

Selanjutnya, Suharsimi Arikunto (1993:102) berpendapat bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dalam pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel(contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus benar-benar representative.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Ada dua jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tak terbatas(tak hingga).

Populasi dalam penelitian ini merupakan populasi terbatas yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru bahasa inggris yang telah mengikuti pelatihan “Better Teaching and Learning 2009“ yang merupakan program pelatihan berkelanjutan yang dilaksanakan oleh Dewan Pendidikan Kota Cimahi (DPKC)

(8)

bekerjasama dengan pihak USAID. Jumlah guru yang telah mengikuti pelatihan dan telah dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat pada bulan nov 2009 yang berasal dari 3 sekolah berjumlah 120 orang, diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3.3

Populasi Diklat “Better Teaching and Learning 2009”

No Nama Sekolah Perwakilan Jumlah Peserta

1 SMPN 2 Cimahi Sekolah Negeri 40 orang

2 SMP PGRI 4 Cimahi Sekolah Swasta 40 orang

3 MTs Sukasari Depag 40 orang

Jumlah 120 orang

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dapat mewakili dan menggambarkan karakter populasi sebenarnya. Penarikan sampel perlu dilakukan karena populasi sifatnya sangat luas, sehingga dengan menggunakan sampel dalam melakukan penelitian lebih efisien dan efektif. Arikunto (1996:120) mengatakan bahwa “ Untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih…”.

Penetapan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik ini digunakan apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan apabila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang (Sugiono,2003:94). Dalam hal ini karena berdasarkan permintaan penyelenggara diklat dari Dewan Pendidikan Dinas Pendidikan Kota Cimahi untuk melakukan

(9)

pengambilan sampel penelitian sebanyak 60 orang dari 3 Sekolah Menengah Pertama yang terpilih sebagai peserta.

E. Proses Pelaksanaan Penelitian

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan suatu penelitian, langkah-langkah tersebut mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Menentukan alat pengumpul data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket merupakan alat pengumpul data dalam bentuk formulir yang disebar untuk mengumpulkan informasi mengenai sesuatu yang terdiri dari pernyataan/pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup/berstruktur, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan/pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkap dari variabel penelitian disertai alternatif jawabannya. Selanjutnya responden diminta untuk merespon setiap item sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan yang diketahui serta dirasakannya dengan cara membubuhkan tanda contreng atau check list () pada alternatif jawaban yang tersedia.

2. Penyusunan alat pengumpul data

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen/angket adalah : a. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu: Pelatihan “Better Teaching

and Learning (BTL)” (X1), Motivasi Kerja (X2) dan Kinerja Mengajar Guru (Y). b. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan/pernyataan yang akan

dikembangkan menjadi angket

c. Merumuskan item pertanyaan/pernyataan dan alternatif jawabannya karena angket yang dikembangkan bersifat tertutup.

(10)

d. Menetapkan kriteria skor untuk setiap item

Setelah merumuskan angket, selanjutnya ditetapkan alat ukur yang akan digunakan dalam pemberian skor terhadap setiap butir item dengan menggunakan skala Likert dengan ukuran ordinal, artinya objek yang akan diteliti mempunyai peringkat dari lima rangkaian urutan yang dimulai dari: tidak pernah(TP), jarang(JR),kadang-kadang(KD), sering (SR) dan selalu (SL).

e. Menetapkan skala pengukuran variabel

Setiap item dalam angket memiliki 5 kriteria jawaban dengan pemberian skor dimulai dari 1,2,3,4 dan 5, sebagai berikut :

Terdapat lima alternatif jawaban untuk variabel Kinerja Mengajar Guru dalam pembelajaran, yaitu :

Alternatif Jawaban Positif Skor Alternatif Jawaban Negatif Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang(KK) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) 5 4 3 2 1 Tidak Pernah (TP) Jarang (JR) Kadang-kadang (KK) Sering (SR) Selalu (SL)

Terdapat lima alternatif jawaban untuk variabel Pelatihan “Better Teaching and Learning (BTL)” dan Motivasi Kerja, yaitu :

Alternatif Jawaban Positif Skor Alternatif Jawaban Negatif Sangat Setuju (SS)

Setuju (S) Ragu-ragu(R) Tidak Setuju(TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1

Sangat Tidak Setuju (STS) Tidak Setuju (TS)

Ragu-ragu (R) Setuju (S) Sangat Setuju (SS)

(11)

3. Uji Coba Instrumen

Setelah penetapan dan penyusunan alat pengumpul data selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah uji coba angket. Kegiatan ini penting dilakukan oleh peneliti untuk menilai angket yang telah disusun apakah representatif atau tidak. Angket diujicobakan kepada responden yang sama atau yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden sebenarnya.

Setelah uji coba selesai, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reabilitasnya, sehingga hasil penelitian dimaksudkan betul-betul dapat dipertanggungjawabkan.

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2004:137). Pengujian validitas ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor yang ada pada setiap item dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh Pearson, yang lebih dikenal dengan sebutan Rumus Korelasi Product Moment, yaitu :

r

hitung

=

∑∑.∑

.∑

.∑

(Riduwan, 2007:98)

Dimana : rhitung = Koefisienkorelasi

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan di atas diuji dengan menggunakan uji t untuk memberi taraf signifikansinya, dengan rumus berikut :

(12)

t

hitung

=

(Riduwan, 2007:98) Dimana :

t

hitung = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Setelah kriteria validitas diketahui, selanjutnya dilakukan uji coba reliabilitas instrumen. Mengingat karakteristik data yang telah diambil dengan skala Likert dengan rentangan skor 1-5, maka untuk menguji reliabilitasnya penulis menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :

= − 1 1 −

(Riduwan, 2007:98) Dimana : r = Nilai reliabilitas

Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

Si = Varians total k = Jumlah item

F. Pengolahan Data Penelitian

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Data yang diolah tersebut pada akhirnya akan dapat menjawab permasalahan yang dikemukakan.

(13)

Analisis data yang akan dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel ditunjang dengan gejala-gejala yang terjadi dalam objek penelitian. Untuk menganalisis data secara cermat peneliti akan melakukan penyaringan data dan penyesuaian data yang ditemukan di lapangan dengan penemuan konsep dan teori dalam sumber literatur. Kemudian data yang telah disaring diuji korelasinya serta signifikansinya dengan perhitungan uji validitas dan uji reabilitas, sehingga dapat ditemukan tanggapan dari pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dalam rumusan masalah.

Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian ini seluruhnya diukur dengan skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang dimana sesuatu lebih atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari pengukuran skala ini disebut data ordinal, yaitu data berjenjang yang jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama (Sugiyono,2001:70).

Pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval, sehingga terlebih dahulu data skala ordinal tersebut ditransformasi menjadi data interval dengan menggunakan metode successive interval dan dapat pula menggunakan SPSS 15.00 for windows .

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam proses pengolahan data adalah sebagai berikut :

1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya

(14)

3. Menghitung skor rata-rata dari setiap variabel, baik variabel X1, variabel X2 maupun variabel Y. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap setiap variabel penelitian

4. Uji Distribusi Normalitas

Uji distribusi normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis parametrik atau nonparametrik.

5. Uji Korelasi

Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi/hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Diantara sekian banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang populer yaitu korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank Spearman.

Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel disebut independen.

Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson dara harus berskala interval atau rasio; sedangkan Spearman menggunakan skala ordinal. Kuat lemah hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi searah jika nilai koefisien korelasi ditemukan positif. Sebaliknya, jika nilai koefisien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah. Yang disebut dengan koefisien korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi

(15)

atau asosiasi antara dua variabel. Jika koefisien korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat ketergantungan antara dua variabel tersebut. Jika koefisien korelasi diketemukan +1, maka hubungan tersebut disebut korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (Slope) positif.

Jika koefisien korelasi ditemukan -1, maka hubungan tersebut disebut korelasi sempurna atau hubungan linier sempurna dengan kemiringan (Slope) negatif. Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis, karena kedua variabel mempunyai hubungan linier yang sempurna. Artinya variabel X mempengaruhi variabel Y secara sempurna. Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut.

Dalam korelasi tidak dikenal istilah variabel bebas dan variabel tergantung karena sifat hubungan independen. Artinya variabel yang satu tidak tergantung kepada variabel yang lain.

Pada penelitian ini akan dibahas seberapa besar korelasi antara variabel Pelatihan “Better Teaching and Learning (BTL)” (X1) terhadap Motivasi Kerja(X2), Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru(Y), serta Pelatihan“Better Teaching and Learning (BTL)” (X1)dan Motivasi Kerja(X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru(Y).

6. Uji Regresi Linearitas

Regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. J. Sarwono(2009) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut variabel yang diterangkan(the explained variable) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan

(16)

variabel kedua disebut variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu maka analisis regresi disebut analisis regresi linier berganda, disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung. Uji regresi linear ini dimaksudkan untuk mencari hubungan fungsional antara variabel X1 dan X2 dengan Y serta X1 bersama-sama X2 terhadap Y. Uji ini dilakukan dengan rumus :

Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2

(Riduwan, 2007:104)

Dimana : Ŷ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Konstanta (Harga Y bila X=0)

b = Angka arah atau koefisien regresi, menunjukkan angka penurunan dan peningkatan nilai variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen. Bila b (+) maka naik, jika b(-) maka terjadi penurunan.

X = Subyek variabel independen yang mempunyai nilai tertentu Rumus untuk mencari harga a, b1 dan b2 adalah sebagai berikut :

∑Y = an + b1∑ X1 + b2∑ X2

∑ X1Y = a∑ X1 + b∑X + b2∑ X1 X2 ∑ X2Y = a∑ X2 + b1∑ X1 X2 + b2∑ X2

7. Uji Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis ini dilakukan untuk menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antara variabel X1 dan X2 terhadap Y. Perhitungannya dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows versi 15.0.

(17)

Langkah kerja analisis jalur ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut : a. Pengujian secara keseluruhan item (simultan)

Kaidah pengujian signifikansi secara manual menggunakan tabel F. berdasarkan koefisien R², nilai F dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :

= (n − k − 1) !" #

(1 − $!" #) (Riduwan, 2007:117)

Dimana : n = jumlah sampel

k = jumlah variabel eksogen R²yxk = Rsquare

b. Pengujian secara individual

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus :

%

" & '

()

*+

,()

(Riduwan, 2007:139)

Keterangan : Statistik

-.

'" diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval.

8. Menguji Hipotesis Penelitian

a. Menghitung koefisien korelasi antara variabel X1 terhadap variabel Y, dan X2 terhadap variabel Y, serta X1 bersama-sama X2 terhadap Y

(18)

b. Menguji signifikansi koefisien korelasi antar variabel, dengan rumus :

t

hitung

=

(Riduwan, 2007:98) c. Mencari besarnya koefisien determinan

Koefisien determinan digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujiannya dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

KD = r² x 100%

Dimana : KD = Nilai Koefisien Determinan r = Nilai Koefisien Korelasi

Demikianlah langkah-langkah prosedur pengolahan data yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Dengan pengolahan data sebagaimana yang dimaksud dan diharapkan mampu menghasilkan penelitian yang berkualitas yang ditandai dengan pemecahan masalah dan pencapaian tujuan penelitian.

Gambar

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian  Keterangan :

Referensi

Dokumen terkait

Berikutnya Shou- Ren Hu (2010) mengidintifikasi bahwa jumlah kereta api yang lewat, jalan raya pemisah, jumlah kendaraan, alat pendeteksi hambatan, dan rambu-rambu

BPPI sangat berharap agar RUU yang akan digarap, mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian pusaka Indonesia, yang dirasakan selama

Data hasil belajar siswa diperoleh dari dua kelas yang digunakan dalam penelitian di SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2011/2012. Kelas X.1 menggunakan

Bila dilihat dari jumlah pengguna internet, maka bisa dibilang seluruh pengguna media sosial di Indonesia.We Are Social mengatakan 132,7 juta pengguna internet, 130 juta

(2014) yang menyatakan bahwa ubi kayu variegata termasuk salah satu genotipe ubi kayu di Provinsi Riau dan memiliki rasa yang tidak pahit.. Untuk rasa daun muda

Dengan demikian, dari penjabaran berkaitan dengan pengertian tindak pidana didalam rumusan rancangan KUHP Baru tentunya tidak terlepas dari unsur-unsur pembentuknya,

Pelatihan Microsoft Office yang meliputi Microsoft Word, Microsoft Excel dan Microsoft Powerpoint diberikan untuk menambah pengetahuan tenaga pendidik dalam

Analisis regresi data panel digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel Transaksi Non Tunai (X1, Kebijakan Green Banking (X2), Bank Size (X3), CAR (X4), NPL