• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005: 95-105 57

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP

KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Noverita S.V.

Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan nitrogen dan pemberian kompos serta pengaruh kombinasinya terhadap komponen pertumbuhan tanaman lidah buaya. Rancangan yang digunakan adalah RAK Faktorial dengan dosis urea sebagai faktor pertama terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu N0 = 0 g/pot (kontrol), N1 =

2 g/pot, N2 = 4 g/pot dan N3 = 6 g/pot. Faktor kedua adalah perlakuan dosis pupuk

kompos yang terdiri dari tiga taraf yakni: K0 = 0 g/pot, K1 = 150 g/pot dan K2 = 300

g/pot.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan jumlah anakan sampai pada umur 12 MST yaitu pada pemberian urea 6 g/pot. Pupuk kompos mempengaruhi diameter batang dan jumlah daun dan pertumbuhan tanaman cukup baik pada pemberian dosis ± 150 g/pot. Kombinasi perlakuan nitrogen dan kompos berpengaruh tidak nyata terhadap semua kombinasi pertumbuhan yang diamati.

Kata kunci: Lidah buaya, Komponen pertumbuhan, Nitrogen, Kompos

PENDAHULUAN

Lidah buaya pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17. Ia dimanfaatkan sebagai tanaman hias, paling hanya sesekali dimanfaatkan sebagai obat luka bakar atau mengatasi kebotakan. Baru pada dekade 1990-an, ia dilirik industri makanan dan minuman.

Kebutuhan lidah buaya untuk bahan baku industri demikian besar. Memang tidak ada angka pasti kebutuhan nasional. Namun, sekedar menyebut contoh Inaco, salah satu produsen minuman lidah buaya di Jakarta butuh 400 ton per bulan. Belum lagi permintaan industri rumahan. Peluang menjadi pemasok terbuka lebar apalagi budidaya lidah buaya tidak sulit (Anonimus, 2002).

Untuk mendapatkan hasil tanaman lidah buaya yang tinggi dan berkualitas baik, di samping perluasan areal pertanaman juga harus diperhatikan beberapa syarat tumbuh terutama pemeliharan tanaman seperti pemupukan. Selama pertumbuhannya, tanaman memerlukan hara dalam jumlah yang cukup untuk kelangsungan hidupnya. Untuk itu perlu dilakukan pemupukan secara berimbang sesuai

dengan kebutuhan tanaman. Kekurangan dan kelebihan unsur hara tanaman terutama unsur nitrogen (N ) dapat mengurangi pertumbuhan, produksi serta kualitas produksi tanaman lidah buaya.

Pupuk nitrogen adalah unsur esensial untuk pertumbuhan tanaman, yang merupakan penyusun protein dari asam-asam nukleat. Peranan utama nitrogen bagi tanaman lidah buaya adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis.

Lidah buaya perlu dipupuk untuk pertumbuhan maksimal. Komposisi per tanaman, 200 g pupuk kandang, 20 g Urea, 10 g TSP, 10 g KCl. Ketiganya tetap diberikan dengan dosis serupa setiap 2 bulan.

Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh petani dalam budidaya tanaman adalah faktor keadaan tanah yang kurang subur. Kondisi tanah yang kurang subur dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang kurang

(2)

Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) (Noverita S.V.)

58

baik. Sifat fisik menyangkut struktur, tekstur dan konsistensi tanah. Sifat kimia menyangkut pH, dan kandungan unsur hara tanah. Untuk sifat biologi, menyangkut minimnya aktivitas mikroorganisme tanah (Hakim et al., 1986).

Pemberian pupuk kompos memungkinkan bahan organik dapat dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi. Pupuk kompos berpengaruh nyata pada sifat fisik dan biologi tanah. Asam organik humus dengan cara efektif bereaksi dengan besi dan aluminium dapat mengurangi pengikatan fosfat organik. Jadi hasil dekomposisi bahan organik yang berperan penting dan ketersediaan fosfor dalam tanah.

Tujuan pemberian kompos pada lahan atau pertanaman lidah buaya adalah untuk (a) memperbaiki struktur tanah berpasir; (b) memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga tanah yang tadinya berat menjadi lebih ringan; (c)

meningkatkan kemampuan penampungan air, sehingga tanah dapat

lebih banyak menyediakan air bagi tanaman; (d) memperbaiki drainase dan tata udara tanah, terutama pada tanah berat, sehingga suhu tanah lebih stabil; (e) meningkatkan pengaruh pemberian pupuk buatan, dan (f) meningkatkan daya ikat tanah terhadap zat hara sehingga tidak mudah tercuci oleh air pengairan atau air hujan. Mengingat pentingnya bahan organik bagi tanah dan semakin intensifnya penggunaan pupuk buatan, maka perlu diperhatikan kebutuhan bahan organik tanah (Murbandono, 1988). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan nitrogen, pemberian kompos terhadap pertumbuhan tanaman lidah buaya, serta untuk mengetahui pengaruh kombinasi perlakuan pemupukan nitrogen dan kompos terhadap pertumbuhan tanaman lidah buaya.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja XII Medan,

Jl. Medan Pancur Batu Km 10,5 dengan ketinggian ± 50 m di atas permukaan laut dan dilaksanakan pada tipe tanah andosol dengan keasaman tanah 6,5. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2005.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan meliputi: bibit lidah buaya, pupuk nitrogen (urea), TSP, KCl, kompos, air, pot tanaman ukuran 25 cm x 20 cm, sedang alat yang digunakan meliputi: cangkul, patok, garu, timbangan, sprayer, alat tulis, meteran, timbangan, tali plastik, dan lain-lain yang dianggap perlu.

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, dengan dua faktor perlakuan yaitu: faktor pertama dosis pupuk nitrogen dengan bahan urea terdiri dari empat taraf yakni: N0 = 0 g/pot (kontrol), N1 = 2 g/pot,

N2 = 4 g/pot, N3 = 6 g/pot. Faktor

perlakuan kedua yaitu dosis pupuk kompos yang terdiri dari tiga taraf yakni: K0 = 0 g/pot, K1 = 150 g/pot dan K2 = 300

g/pot.

Pelaksanaan penelitian. Penanaman tanaman lidah buaya dilakukan dengan menggunakan pot. Media penanaman adalah tanah top soil yang dicampur dengan kompos sesuai dengan taraf perlakuan. Masing-masing pot diisi dengan ± 6 kg tanah.

Bibit lidah buaya ditanam satu tanaman per pot, penyiraman dilakukan satu kali dua hari. Pupuk dasar diberikan 3 hari sebelum tanam yaitu 2 g urea, 2 g TSP, 2 g KCl. Pemberian pupuk nitrogen sesuai dengan taraf perlakuan dilakukan pada saat tanam. Pemberian kompos dilakukan satu kali yaitu saat tiga hari sebelum tanam sesuai dengan taraf perlakuan. Sebelum dilakukan parameter pengamatan, terlebih dahulu dibuat ajir untuk tanaman sampel secara acak. Sampel diambil sebanyak tiga. Adapun parameter yang di amati yaitu: tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), diameter batang (mm) dan jumlah anakan.

(3)

JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005: 52-62 59

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 10 dan 12 MST, berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan umur 10 dan 12 MST, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2.

Pemberian pupuk nitrogen yang semakin meningkat akan diikuti oleh peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman (Tabel 1 dan Tabel 2). Hal ini disebabkan nitrogen yang diberikan akan merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, khususnya daun dan jumlah anakan tanaman. Nitrogen ini merupakan bahan baku penyusun klorofil pada proses fotosintesa. Klorofil yang berfungsi

menangkap energi matahari akan menggalakkan proses pengadaan energi yang akan digunakan untuk sintesa makro-molekul di dalam sel, misalnya karbohidrat. Hasil sintesa makro-molekul inilah, setelah beberapa kali mengalami perombakan akan menjadi cadangan makanan, dan akan diakumulasikan pada jaringan-jaringan muda yang sedang tumbuh seperti tanaman yang semakin tinggi, jumlah daun dan jumlah anakan yang semakin meningkat. Hubungan dosis pupuk nitrogen dan dosis kompos dengan jumlah daun pada umur 10 MST dan 12 MST dapat dilihat pada Gambar 1 hingga Gambar 4.

Setelah terjadi proses fotosintesis, tanaman akan mentranslokasikan sebagian besar cadangan makanannya ke bagian organ vegetatif tanaman meningkatkan pertumbuhan daun sehingga jumlah daun semakin meningkat.

Tabel 1. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kompos terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Lidah Buaya pada Umur 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12 Minggu Setelah Tanam

Perlakuan 4MST 5 MST Pertambahan Tinggi Tanaman pada Umur (cm) 6 MST 7 MST 8 MST 9 MST 10 MST 11 MST 12 MST N0 2,22 1,11 0,07 0,50 0,09 0,44 0,17 0,17 0,20 N1 1,65 0,87 0,11 0,43 0,26 0,50 0,09 0,30 0,15 N2 2,20 1,43 0,67 0,37 0,39 0,45 0,24 0,19 0,24 N3 2,22 0,78 0,17 0,41 0,22 0,41 0,20 0,44 0,21 BNJ (N)0,05 - - - BNJ (N)0,01 - - - K0 1,80 1,33 0,31 0,40 0,14 0,36 0,12 0,10 0,24 K1 2,06 0,89 0,21 0,49 0,36 0,45 0,22 0,38 0,13 K2 2,36 0,91 0,25 0,39 0,22 0,54 0,18 0,35 0,24 BNJ (N)0,05 - - - BNJ (N)0,01 - - -

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5% dan 1%

Tabel 2. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kompos terhadap Jumlah Daun Tanaman Lidah Buaya pada Saat Tanam, Umur 4, 6, 8, 10 dan 12 Minggu Setelah Tanam

Perlakuan 0 mst 4 mst Jumlah Daun Tanaman pada Umur (helai) 6 mst 8 mst 10 mst 12 mst ……… helai ………

N0 6,41 6,48 6,37 6,74 6,81 a 7,04 a

N1 6,44 6,44 7,07 7,15 7,15 ab 7,48 ab

(4)

Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) (Noverita S.V.)

60 N3 6,11 6,11 6,63 6,74 7,67 b 7,74 b BNJ (N)0,05 - - - - 0,77 0,62 BNJ (N)0,01 - - - - 0,87 0,70 K0 6,22 6,25 6,58 6,72 6,92 a 7,17 a K1 6,44 6,47 6,89 7,03 7,22 ab 7,47 ab K2 6,33 6,33 6,86 7,11 7,58 b 7,78 b BNJ (N)0,05 - - - - 0,60 0,49 BNJ (N)0,01 - - - - 0,78 0,63

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5% dan 1%

Tabel 3. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kompos terhadap Diameter Batang Tanaman Lidah Buaya pada Saat Tanam, Umur 6, 8, 10 dan 12 Minggu Setelah Tanam

Perlakuan 0 mst 6 mst Diameter Batang Tanaman pada Umur (mm) 8 mst 10 mst 12 mst ……… mm ……… N0 3,81 8,52 8,74 9,04 9,11 N1 3,41 8,30 8,48 8,85 9,11 N2 4,26 8,44 8,67 9,04 9,30 N3 3,56 8,57 8,72 9,19 9,37 BNJ (N)0,05 - - - - - BNJ (N)0,01 - - - - - K0 3,72 7,69 aA 7,94 a 8,28 aA 8,44 aA K1 3,67 9,11 bB 9,28 b 9,58 bB 9,81 bB K2 3,89 8,57 abAB 8,74 ab 9,22 abAB 9,42 abAB

BNJ (N)0,05 - 1,01 1,00 0,98 0,96

BNJ (N)0,01 - 1,30 1,29 1,27 1,25

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5% dan 1%

Tabel 4. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kompos terhadap Jumlah Anakan Tanaman Lidah Buaya pada Saat Tanam, umur 6, 8, 10 dan 12 Minggu Setelah Tanam

Perlakuan 6 mst Jumlah Anakan pada Umur (anakan) 8 mst 10 mst 12 mst

ST T ST T ST T ST T ... anakan ... N0 0,44 2,85 0,78 1,09 1,33 1,31ab 1,70 1,45 ab N1 0,70 3,19 0,96 1,19 1,63 1,43 ab 1,81 1,49 ab N2 1,07 3,53 1,67 1,38 2,52 1,65 b 2,78 1,73 b N3 0,19 2,45 0,44 0,94 0,85 1,13 a 1,07 1,22 a BNJ (N)0,05 - - 0,45 0,44 BNJ (N)0,01 - - 0,50 0,49 K0 0,47 2,84 0,86 1,10 1,53 1,36 1,81 1,46 K1 0,56 3,01 0,97 1,17 1,36 1,32 1,67 1,44 K2 0,78 3,17 1,06 1,17 1,86 1,45 2,06 1,51 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang

sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5% dan 1 %

(5)

JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005: 52-62 61 6.00 6.30 6.60 6.90 7.20 7.50 7.80 8.10 0 2 4 6

Dosis Nitrogen (g/pot)

Jum lah D aun ( hel ai )

Gambar 1. Hubungan Dosis Pupuk Nitrogen dengan Jumlah Daun Tanaman Lidah Buaya

pada Umur 10 Minggu Setelah Tanam

6.40 6.70 7.00 7.30 7.60 7.90 8.20 0 2 4 6

Dosis Nitrogen (g/pot)

Jumlah Daun (helai)

Gambar 2. Hubungan Dosis Pupuk Nitrogen dengan Jumlah Daun Tanaman Lidah Buaya

pada Umur 12 Minggu Setelah Tanam

Ŷ = 6,83 + 0,14 N; r = 0,99

(6)

Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) (Noverita S.V.)

62 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 10.5 0 150 300

Dosis Kompos (g/pot)

Jumlah Daun (helai)

Gambar 3. Hubungan Dosis Kompos dengan Jumlah Daun Tanaman Lidah Buaya pada Umur 10 Minggu Setelah Tanam

6.5

6.8

7.1

7.4

7.7

8.0

0

150

300

Dosis Kompos (g/pot)

Jumlah Daun (helai)

Gambar 4. Hubungan Dosis Kompos dengan Jumlah Daun Tanaman Lidah Buaya pada Umur 12 Minggu Setelah Tanam

Ŷ = 8,56 + 0,003 K; r = 0,70

(7)

JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005: 52-62 63 6.0 6.8 7.6 8.4 9.2 10.0 0 150 300

Dosis Kompos (g/pot)

Diameter Batang (mm

)

Gambar 5. Hubungan Dosis Kompos dengan Diameter Batang Tanaman Lidah Buaya pada Umur 6 Minggu Setelah Tanam

6.0 6.8 7.6 8.4 9.2 10.0 0 150 300

Dosis Kompos (g/pot)

Diameter Batang (mm

)

Gambar 6. Hubungan Dosis Kompos dengan Diameter Batang Tanaman Lidah Buaya pada Umur 8 Minggu Setelah Tanam

Ŷ = 7,69 + 0,016 K - 0,000044 K²; R = 0,99 Ymaks = 9,14 mm pada Kopt = 181,82 g/pot

Ŷ = 7,94 + 0,015 K - 0,000042 K²; R = 0,99 Ymaks = 9,28 mm pada Kopt = 178,57 g/pot

(8)

Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) (Noverita S.V.)

64 6.5 7.3 8.1 8.9 9.7 10.5 0 150 300

Dosis Kompos (g/pot)

D iam et er B at an g ( m m )

Gambar 7. Hubungan Dosis Kompos dengan Diameter Batang Tanaman Lidah Buaya pada Umur 10 Minggu Setelah Tanam

7.0

7.8

8.6

9.4

10.2

0

150

300

Dosis Kompos (g/pot)

Diameter Batang (mm)

Gambar 8. Hubungan Dosis Kompos dengan Diameter Batang Tanaman Lidah Buaya pada Umur 12 Minggu Setelah Tanam

Ŷ = 8,28 + 0,014 K - 0,000037 K²; R = 0,99 Ymaks = 9,60 mm pada Kopt = 189,89 g/pot

Ŷ = 8,44 + 0,015 K - 0,000039 K²; R = 0,99 Ymaks = 9,88 mm pada Kopt = 192,31 g/pot

(9)

JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005: 52-62 65 0 1 2 3 4 0 2 4 6

Dosis Nitrogen (g/pot)

Jumlah Anakan (anakan)

Gambar 9. Hubungan Dosis Nitrogen dengan Jumlah Anakan Tanaman Lidah Buaya

pada Umur 12 Minggu Setelah Tanam Pengaruh pemberian pupuk nitrogen terhadap diameter batang tanaman berpengaruh tidak nyata. Hal ini diduga fotosintat yang dihasilkan dialokasikan ke pertambahan jumlah daun dan jumlah anakan. Hubungan dosis kompos dengan diameter batang pada umur 6, 8, 10, 12 MST yang mengikuti fungsi kuadratik positif diperlihatkan pada Gambar 5 hingga Gambar 8.

Pemberian pupuk nitrogen memiliki dosis optimum terhadap pertumbuhan jumlah anakan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen 2,81 g/pot menghasilkan jumlah anakan tanaman lidah buaya maksimum sebanyak 2,42 anakan (Gambar 9). Hal ini diduga karena fotosintat diarahkan kepada daun sehingga fotosintat yang diarahkan kepada pembentukan anakan menjadi menurun.

Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya

Hasil sidik ragam (Tabel Lampiran 2) menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kompos berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 10 dan 12 MST, berpengaruh sangat nyata terhadap

diameter batang, akan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan.

Pemberian pupuk kompos berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan sangat nyata terhadap diameter batang tanaman. Hal ini disebabkan pemberian pupuk kompos terutama akan memperbaiki sifat fisik tanah, di mana tanah menjadi lebih gembur, aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baik. Perbaikan sifat fisik tanah akan semakin meningkatkan pertumbuhan akar tanaman. Meningkatnya pertumbuhan akar akan diikuti oleh penyerapan unsur hara yang terdapat dalam tanah yang semakin meningkat. Peningkatan serapan unsur hara akan diikuti oleh pertumbuhan vegetatif tanaman yang ditunjukkan oleh peningkatan tinggi tanaman, pembentukan jumlah daun yang semakin banyak dan pembentukan diameter batang tanaman lidah biaya yang semakin besar.

Menurut Murbandono (1995) bahwa pemberian kompos akan memperbaiki sifat fisik tanah yang menyebabkan tanah lebih gembur dan kandungan airnya lebih tinggi, sehingga proses pengambilan unsur hara dan air dari akar ke daun berlangsung lebih baik. Dengan

Ŷ = 1,52 + 0,64 N - 0,114 N²; R = 0,76

(10)

Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) (Noverita S.V.)

66

terbentuknya daun, maka aktivitas fotosintesis akan berlangsung, sehingga dibutuhkan unsur hara yang tersedia bagi tanaman. Unsur hara yang tersedia akan menunjang pertumbuhan tanaman. Pemberian kompos dapat menyumbangkan berbagai unsur hara pada tanaman. Hal ini juga didukung oleh pendapat Setyamidjaya (1986) yang menyatakan bahwa kompos digunakan dengan maksud memperbaiki sifat-sifat fisik tanah, yaitu memperbaiki struktur tanah, daya resap air hujan, daya mengikat air, tata udara tanah dan ketahanan terhadap erosi yang semakin baik.

Pemberian pupuk kompos memberi respons yang positif terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah daun dan diameter batang, di mana semakin tinggi dosis pemberian pupuk kompos akan diikuti oleh peningkatan jumlah daun tanaman (Tabel Lampiran 1).

Pemberian kompos berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dan jumlah anakan tanaman lidah buaya. Hal ini disebabkan kompos lebih berperan dalam perbaikan sifat fisik tanah, sehingga pertumbuhan akar menjadi lebih baik, sedangkan pembentukan jumlah anakan tanaman lebih dipengaruhi oleh faktor genetis tanaman yang dibudidayakan.

Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kompos terhadap Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya

Hasil sidik ragam (Tabel Lampiran 2) menunjukkan bahwa perlakuan interaksi pemberian pupuk nitrogen dan kompos berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah anakan tanaman. Hal ini disebabkan faktor perlakuan pemberian pupuk nitrogen dan kompos bekerja secara sendiri-sendiri.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian pupuk nitrogen dan kompos terhadap pertumbuhan tanaman lidah buaya dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Perlakuan pemberian pupuk

nitrogen berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan jumlah anakan, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, diameter batang. Pertumbuhan tanaman yang paling baik diperoleh pada pemberian pupuk nitrogen 6 g/pot.

2. Perlakuan dosis pupuk kompos

berpengaruh sangat nyata diameter batang, dan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dan jumlah anakan. Pertumbuhan tanaman yang paling baik diperoleh pada pemberian dosis kompos 150 g/pot.

3. Interaksi pupuk nitrogen dan kompos

berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah anakan.

Saran

a. Untuk memperoleh pertumbuhan

tanaman lidah buaya disarankan menggunakan pemberian pupuk nitrogen 6 g/pot dengan dosis pupuk kompos sebanyak 150 g/pot.

b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan

pemberian dosis pupuk nitrogen dan kompos untuk memperoleh data yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2002. Tanam Lidah Buaya Skala Komersial. Panduan Praktis. Trubus No.396 Edisi November 2002 (34), hal. 3-6.

Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. R. Saul, M. A. Diha, G. B. Hong dan H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Bandar Lampung. Hal. 330.

Murbandono, L. 1995. Membuat Kompos, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. Hal. 5 – 8.

Primantoro. 2002. Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal. 8.

Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Simplex. Jakarta. Hal. 64.

(11)

Gambar

Tabel 1. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kompos terhadap Pertambahan Tinggi  Tanaman Lidah Buaya pada Umur 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12 Minggu Setelah  Tanam
Tabel 3. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kompos terhadap Diameter Batang  Tanaman Lidah Buaya pada Saat Tanam, Umur 6, 8, 10 dan 12 Minggu Setelah  Tanam
Gambar 2.   Hubungan Dosis Pupuk Nitrogen dengan Jumlah Daun Tanaman Lidah Buaya  pada Umur 12 Minggu Setelah Tanam
Gambar 4.  Hubungan  Dosis  Kompos  dengan Jumlah Daun Tanaman Lidah Buaya pada  Umur         12 Minggu Setelah Tanam
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Toyota Auto 2000 Sukun

PPI Dunia mendorong Pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan di bidang pertanahan untuk kepentingan umum ini dengan meminta masukan dari masyarakat dan pihak-pihak terkait

Berkenaan dengan hal tersebut, saya mohon bantuan adik-adik untuk memberikan jawaban atas pernyataan yang terdapat dalam angket ini sesuai dengan kondisi adik-adik dalam

Ada 4 tindakan yang dianjurkan oleh WHO untuk mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu ke anak yaitu: (1) Penguatan tindakan pencegahan primer HIV untuk memastikan bahwa

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan pada industri gerabah di Kasongan dapat disimpulkan bahwa sistem kerja dengan pendekatan ergonomi total (a) menurunkan

KB/KR Yang Mandiri, dengan kegiatan Fasilitasi Pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli KB. Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas Pengendalian