• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Ekspor Kopi ke Uni Eropa | APINDO Leaflet Kopi opt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Panduan Ekspor Kopi ke Uni Eropa | APINDO Leaflet Kopi opt"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

K

opi merupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan di dunia setelah minyak bumi dan gas, dan menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia di pasar internasional. ICO (2013) mencatat Indonesia sebagai negara eksportir kopi ketiga terbesar setelah Brazil dan Vietnam. Potensi ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin mengingat Uni Eropa (EU) merupakan importir kopi terbesar di dunia, menyerap hampir setengah produksi kopi dunia.

Susunan Tim APINDO – EU ACTIVE:

Maya Safira (Project Manager) Riandy Laksono (Lead Economist) M. Rizqy Anandhika (Economist)

Sehat Dinati Simamora (Junior Economist) Nuning Rahayu (Project Assistant)

PANDUAN

EKSPOR KOPI

KE UNI EROPA

1

4

CONTACT US

APINDO-EU ACTIVE Project Gedung Permata Kuningan Lantai 10 Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C,

Guntur – Setiabudi, Jakarta 12980 – Indonesia

Telp. +62-21 8378 0824

Fax. +62-21 8378 0823, 8378 0746 Email: active@apindo.or.id

timkajian@apindo.or.id

Website: www.apindo.or.id

Konten publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan bukan pandangan, sikap, ataupun kebijakan resmi APINDO. Publikasi APINDO-EU ACTIVE ini merupakan salah satu dokumen yang dipublikasikan secara luas untuk menstimulasi kritik, saran, dan diskusi lebih lanjut.

Sumber: ITC (2013)

GAMBAR 1 nTujuan Utama Ekspor Indonesia Data ekspor impor Indonesia-EU untuk produk kopi memiliki karakteristik yang unik. EU sebagai importir kopi terbesar, merupakan tujuan utama ekspor Indonesia. Namun, kondisi yang berbeda dengan Indonesia jika dilihat dari sudut pandang EU. Impor dari Indonesia hanya sebagian kecil dari total impor EU, yakni 4,24% pada tahun 2012. Kesenjangan ini jelas menjadi dorongan untuk memperluas pangsa pasar EU dan dapat terealisasi melalui CEPA (Comprehensive Economics Partnership Agreement) EU-Indonesia di kemudian hari.

PRODUKSI DAN EKSPOR KOPI INDONESIA

J

enis kopi Indonesia pada umumnya adalah kopi robusta dengan daerah penghasil utama Lampung, Bengkulu, Sulawesi Selatan dan kopi arabika dengan daerah penghasil Aceh, Sumatera Utara, Toraja (Sulawesi Selatan), dan Jawa Timur. Produksi kopi Indonesia cukup fluktuatif, namun menunjukkan rata-rata pertumbuhan yang cukup tinggi. Pertumbuhan tersebut menjadi motivasi bahwa produksi kopi Indonesia masih dapat terus meningkat pada tahun berikutnya.

POTENSI PASAR KOPI EU

E

U tidak memproduksi kopi, karena itu EU bergantung sepenuhnya pada impor dari negara-negara produsen kopi (negara-negara berkembang), baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk diekspor kembali. Supplier utama EU adalah Brazil dan Vietnam.

Pasar kopi EU masih tergolong potensial, baik untuk kopi arabika maupun robusta. Banyak segmentasi pasar yang dijabarkan untuk semakin mengenal pasar EU, baik berdasarkan letak geografis, kualitas kopi, maupun berdasarkan tempat mengkonsumsi kopi. Segmentasi-segmentasi ini akan memudahkan produsen untuk menentukan pasar yang ingin disasar berdasarkan kompetensi yang dimiliki dan jenis kopi yang diproduksi.

Publikasi ini merupakan rangkuman dari Market Brief berjudul “Langkah dan Strategi Ekspor ke Uni Eropa: Produk Kopi”. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim ACTIVE di active@apindo.or.id atau kunjungi website www.apindo.or.id.

Publikasi ini ditulis oleh Sehat Dinati Simamora ( J u n i o r E c o n o m i s t ) d a n d a p a t d i h u b u n g i d i sehat_dinati@apindo.or.id

» Label

Label harus terlihat, terbaca, tidak terhapus, dan dalam bahasa jelas yang mudah dimengerti oleh konsumen. Biasanya label dituliskan dalam bahasa resmi negara Eropa di mana produk dipasarkan. Penggunaan istilah atau ungkapan diperbolehkan jika mempermudah konsumen untuk memahami.

» Non-legal requirements

Non-legal requirements secara tidak langsung menjadi regulasi resmi dan harus dipatuhi jika buyers (pembeli) mensyaratkan sertifikasi tertentu. Sertifikasi-sertifikasi internasional untuk kopi adalah ISO 9001, ISO 22000, BRC, IFS, Global GAP, Rainforest Alliance, UTZ Certified, Organic, Fair Trade, BSCI, SA 8000, 4C, ICO, Nespresso AAA, Starbucks C.A.F.E Practices, CO2 Certification, Biodynamic Coffee, Carbon Trust, SMBC, Demeter, Bird Friendly, dan lain-lain. Tiap buyer di tiap negara menetapkan sertifikasi yang berbeda, namun di tiap negara terdapat jenis sertifikasi yang banyak digunakan. Di Jerman, misalkan, sertifikasi Organic dan Fair Trade yang paling banyak digunakan.

» Tarif dan VAT

Regulasi lainnya yang penting untuk diketahui sekaligus bisa dijadikan peluang dan strategi ekspor adalah tarif dan value added taxes (VAT). Tarif yang dikenakan di setiap negara untuk setiap produk (tiap HS Code) adalah sama. Tarif yang diberlakukan merupakan skema perjanjian EU dengan Indonesia melalui GSP (Generalised Scheme Preferential).

SYARAT EKSPOR KOPI INDONESIA

S

yarat kepabeanan yang harus dipenuhi untuk melakukan ekspor kopi ke seluruh negara tujuan adalah ETK (Eksportir Terdaftar Kopi) atau EKS (Eksportir Kopi Sementara), SPEK (Surat Persetujuan Ekspor Kopi), dan SKA (Surat Keterangan Asal).

INFORMASI PENTING

1. Berikut adalah beberapa asosiasi kopi di Indonesia, EU, dan internasional yang mungkin menjadi salah satu target atau tujuan eksportir Indonesia untuk mempermudah atau membuka jalan untuk ekspor ke EU. Asosiasi menyediakan informasi terkait pasar EU dan tambahan informasi spesifi k mengenai hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk melakukan ekspor. w Specialty Coffee Association Indonesia (SCAI) -

Indonesia

w Association of Indonesia Coff ee Exporter (AICE) - Indonesia

w International Coff ee Organization (ICO) - Internasional w European Coff ee Federation (ECF) – Eropa w Specialty Coff ee Association of Europe (SCAE) - Eropa w German Coff ee Association - Jerman

w Trieste Coff ee Association - Italia w Belgian Coff ee Association - Belgia w Spanish Coff ee Federation - Spanyol w British Coff ee Association – Inggris

w Dutch Coff ee and Tea Association – Belanda 2. Useful link atau layanan online yang menyediakan

(2)

» Kontaminan

Terdapat batasan maksimum kontaminan yang terkandung dalam kopi, baik roasted coff ee maupun soluble coff ee. Kandungan kontaminan yang dimaksud dapat berupa Ochratoxin A (kontaminan yang paling sering menjadi masalah).

» Residu pestisida

Jumlah residu yang diizinkan untuk setiap pestisida dapat melihat database pestisida Uni Eropa (EU Pesticide Database). Contohnya dalam 1 kg kopi tidak boleh mengandung lebih dari 1mg Carbofuran. Sumber: CBI (2014)

GAMBAR 2 nSegmentasi Geografis Konsumsi Kopi di EU

High-end

Low-end Middle range

• Excellent high-quality or specialty coffee products (e.g.single origin)

• Mainly Arabica

• Sold in specialty shops

• Blended coffee, low quality

• Mainly Robusta

• Sold in supermarkets

• High quality

• Mix Robusta/Arabica

• Sold in supermarkets

Demeter/SMBC Bird Friendly/FGP

Conventional

Organic/Fair trade

UTZ certified/4C/ Rainforest Alliance

Sumber: CBI (2014)

GAMBAR 3 nSegmentasi Kualitas Kopi

Sumber: Export Helpdesk EU (2014) Segmentasi kualitas kopi didasarkan pada pengelompokkan konsumen EU dapat berdasarkan

konsumsi kopi menurut kualitas. Secara umum, kopi dapat disegmentasi menjadi tiga kualitas, yakni kualitas rendah (low end), menengah (middle range), dan tinggi (high end). Pembagian kualitas ini didasarkan pada kelas (grade) kopi dan pasar yang disasar. Secara sederhana, terlihat pada gambar berikut.

S e g m e n t a s i g e o g r a f i s mengindik asik an preferensi konsumen di negara-negara EU. Pada Gambar 2 terlihat bahwa kopi arabika cenderung d i m i n a t i d i E ro p a U t a ra, sedangkan jenis robusta lebih diminati di Eropa Selatan. K onsumsi yang cenderung sedikit berada di kawasan Eropa Timur, seperti Polandia, Rumania, Slovakia, Bulgaria, dan Republik Ceko. Negara-negara yang terkenal sebagai konsumen kopi adalah Jerman, Italia, Inggris, dan Belgia.

Secara ringkas, Tabel 1 merangkum kelas kopi dan spesifikasi yang biasanya menjadi ciri utama kopi tersebut.

REGULASI PRODUK KOPI DI EU

E

U sebagai tujuan utama impor kopi dunia menetapkan peraturan impor yang luar biasa ketat. Regulasi produk kopi di EU dibedakan menjadi legal requirements, non-legal requirements, tarif, dan bea cukai (value added taxes/VAT). Regulasi legal requirements dapat dirangkum menjadi 4 (empat) poin utama, yakni: tracebility (penelusuran), kontaminan, residu pestisida, dan label.

»Traceability

Bisnis makanan – hingga importir akhir – harus dapat dilacak dan diidentifikasi dari mana produk kopi berasal dan akan diekspor ke mana, sehingga dengan cepat dapat memberikan informasi kepada pihak yang bertanggungjawab terhadap kesehatan dan keselamatan jika diperlukan.

Sumber: CBI (2014)

TABEL 1. KELAS KOPI BERDASARKAN SPESIFIKASI

Spesifikasi Kelas Kopi

Low-end Middle High-End

Jenis kopi Robusta Blended coffee

Robusta, Arabika Mix

Arabika

Terbaik, kopi specialty

Kualitas Rendah Menengah-tinggi Tinggi

Pemasaran Supermarket Supermarket Specialty shop

Geografis Eropa Utara Eropa Selatan

Sertifikasi Konvensional UTZ Certified, 4C, Rainforest Alliance

Organic, Fair Trade Demeter, SMBC Bird Friendly

Tempat mengkonsumsi Out-home Out-home At-home

Strategi harga Cost-plus-pricing Cost-plus-pricing Value-based-pricing

Strategi distribusi Intensif Selektif Eksklusif

3

2

TABEL 2. DAFTAR VAT DAN TARIF PRODUK KOPI DI TIAP NEGARA EU

No. Negara Value Added Taxes (VAT)

090111 090112 090121 090122 09019010 09019090 210111 21011292 21011298

1 Austria 10% 10% 10% 10% 10% 10% 20% 20% 20% 2 Belgium 6% 6% 6% 6% 6% 6% 6% 6% 6% 3 Bulgaria 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 4 Croatia 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 5 Cyprus 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 6 Czech Repb. 15% 15% 15% 15% 15% 15% 21% 21% 21% 7 Denmark 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 8 Estonia 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 9 Finland 14% 14% 14% 14% 14% 14% 14% 14% 14% 10 France 5.5% 5.5% 5.5% 5.5% 5.5% 5.5% 5.5% 5.5% 5.5% 11 Germany 7% 7% 7% 7% 7% 7% 7% 7% 7% 12 Greece 13% 13% 13% 13% 13% 13% 13% 13% 13% 13 Hungary 27% 27% 27% 27% 27% 27% 27% 27% 27% 14 Ireland 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 15 Italy 22% 22% 22% 22% 22% 22% 10% 10% 10% 16 Latvia 21% 21% 21% 21% 21% 21% 21% 21% 21% 17 Lithuania 21% 21% 21% 21% 21% 21% 21% 21% 21% 18 Luxembourg 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 19 Malta 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 20 Netherlands 6% 6% 6% 6% 6% 6% 6% 6% 6% 21 Poland 23% 23% 23% 23% 23% 23% 23% 23% 23% 22 Portugal 23% 23% 23% 23% 23% 23% 23% 23% 23% 23 Romania 24% 24% 24% 24% 24% 24% 24% 24% 24% 24 Slovakia 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 25 Slovenia 9.5% 9.5% 9.5% 9.5% 9.5% 9.5% 9.5% 9.5% 9.5% 26 Spain 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 27 Sweden 12% 12% 12% 12% 12% 12% 12% 12% 12% 28 United Kingdom 0% 0% 0% 0% 0% 0% 20% 20% 20%

Gambar

GAMBAR 2 n Segmentasi Geografis Konsumsi Kopi di EU

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian kinerja (performance) menurut Suntoro (1999: 12) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai

Pemesanan Edit Produk Pemesanan Member Login Admin Admin Logout <<include>> Beranda Produk Shopping card Guestbook Registrasi Bantuan Non Member

Strategi yang digunakan General Culture dalam membangun Brand Image melalui Kekuatan produk yaitu dengan melakukan suatu promosi menggunakan media sosial seperti Instagram,

Saya lahir tahun sembilan belas lima puluh enam, 4 Kalau begitu, Anda berumur lima puluh sembilan tahun, 5 Saya tinggal di Jalan Merdeka nomor empat puluh tujuh. Latihan 9:

Skripsi Menata Posisi Panglima TNI Dalam … Tjahyo Rawinarno... ADLN Perpustakaan

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah model knowledge management system e-learning menggunakan aplikasi moodle yang dapat diusulkan dan diterapkan pada

Pelaksanaan konsep konstruksi hijau dilaksanakan dengan mengacu kepada petunjuk teknis penyelenggaraan konstruksi hijau yang diterbitkan terpisah dari serta teknik pengelolaan

Untuk penerimaan pembiayaan, terdiri dari sisa lebih perhitungan (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang