Prinsip kebenaran menjadi pegangan
dalam setiap perhitungan dan pernyataan yang kami buat.
Berdiri di garis terdepan untuk mengkomunikasikan diri
dan menunjukkan apa yang kami maksud dengan integritas.
We hold the truth principle in every judgements and statements we've made.
reliability
Komitmen Perusahaan
company’s commitment
company’s commitment
4C
customer focus
competitive
confidence
Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia serta usaha lain yang
menunjang bisnis Pertamina.
Menjalankan entitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif dan berorientasi laba.
Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja, dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan
To carry out business in energy and petrochemical sectors, as well as other businesses that support Pertamina businesses.
To become a business entity that is professionally managed, competitive and profit-oriented.
To provide added values to shareholders, customers, employees and the community, as well as to support national economic growth.
Mission
Misi
visi & misi
vision & mission
vision & mission
Visi
Menjadi perusahaan yang unggul,
maju dan terpandang.
V i s i o n
Mutual Respect
Menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan
sederajat dalam kegiatan usaha.
Focus
To optimize the Company's various competencies to increase the Company's added values.
Integrity
To be capable of meeting commitments through real actions.
Visionary
To anticipate the current and future business developments to be able to achieve sustainable growth.
Excellence
To expose the best in all business processing aspects.
Mutual Respect
To position and treat all related parties properly and equally in all business activities.
Fokus
Menggunakan secara optimum berbagai kompetensi
perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah
perusahaan.
Integritas
Mampu mewujudkan komitmen ke dalam tindakan
nyata.
Visionary
Mengantisipasi lingkungan usaha yang berkembang
saat ini maupun yang akan datang untuk dapat tumbuh
dan berkembang.
Excellence
Menampilkan yang terbaik dalam semua aspek
pengelolaan usaha.
company profile
company profile
Profil Perusahaan
Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Republik Indonesia ( state-owned oil company) yang dibentuk pada tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961, perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA, dan setelah digabung dengan PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan diberlakukannya Undang Undang No. 8 Tahun 1971, nama
perusahaan menjadi Pertamina. Nama Perusahaan ini tetap digunakan pada waktu Pertamina berubah status hukumnya menjadi Perseroan Terbatas pada tanggal 2003, menjadi
PT PERTAMINA (PERSERO).
Lingkup usaha Pertamina terdiri atas bisnis energi di sektor hulu dan sektor hilir. Bisnis Sektor hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas bumi yang dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Kegiatan usaha ini dilakukan melalui operasi sendiri oleh Perusahaan (own-operation) dan melalui kemitraan dalam bentuk kerjasama secara JOB (Joint Operation Body), TAC (Technical Assistance Contract), IP (Indonesian Participation), PPI (Pertamina Participating Interest), BOB-BSP (Badan Operasi Bersama-Bumi Siak Pusako) untuk Minyak & Gas dan JOC (Joint Operating Contract) untuk Panas Bumi. Bisnis di sektor hilir meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah (refinery), pemasaran dan niaga produk-produk hasil minyak dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk pendistribusian produk-produk Perusahaan. Produk-produk yang dihasilkan oleh Perusahaan meliputi
17 September
Pertamina is a state-owned oil company, established on 10 December 1957 under the name of PT Permina. In 1961, the Company changed its name to PN PERMINA, which later on became PN
PERTAMINA following its merger with PN PERTAMIN in 1968. With the enactment of Law No. 8 Year 1971, the Company's name became Pertamina. This name had been retained until Pertamina changed its legal status to a Limited Liability Enterprise on
17 September 2003, and the Company has up to the present become PT PERTAMINA (PERSERO).
Pertamina's scope of business covers upstream and downstream energy business sectors. The upstream business sector comprises exploration and
production of oil, gas and geothermal energy, conducted both domestically and overseas. This activity is carried out by the Company's own operation and through partnerships in the form of joint operations, such as JOBs (Joint Operating Bodies), TACs (Technical Assistance Contracts), IP (Indonesian Participation), PPI (Pertamina
Dengan telah disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, maka Undang-Undang Nomor 8 tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara dinyatakan tidak berlaku. Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang No. 22 tahun 2001, Pertamina dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT PERTAMINA (PERSERO) melalui Peraturan Pemerintah
No. 31 tahun 2003. Seluruh ketentuan Pertamina yang ada termasuk struktur organisasi, pedoman dan tata kerja serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Pertamina, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah tersebut, dinyatakan tetap berlaku sampai ditetapkannya ketentuan baru oleh Perusahaan.
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tersebut, Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang ditunjuk Pemerintah untuk melakukan bisnis di bidang produksi dan pendistribusian BBM di dalam negeri (Public Service Obligation, PSO) dan
penyelenggaraan kegiatan bisnis PSO dimaksud akan diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, dan transparan dengan penetapan harga sesuai yang berlaku di pasar. Pendirian PT PERTAMINA (PERSERO) dikukuhkan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal17 September 2003, dan disahkan
On 23 November 2001, the Republic of Indonesia's Law No. 22, 2001 on Oil and Gas became effective and with its enactment, Law No. 8 declared in 1971 concerning State Oil and Gas Mining Company became null and void. In accordance with the provisions of Law No. 22 above, Pertamina became into a Limited Liability State Owned Company (Persero), named PT PERTAMINA (PERSERO), in line with Government Regulation No. 31 of 2003.
Unless in contradiction to the above mentioned Government Regulation, all existing provisions regulating Pertamina, including its structural organization, guidelines and procedures as well as other matters associated with the execution of its duties and responsibilities, are declared to be in force until the new provisions are stipulated by the Company.
Pursuant to the provisions of Law No. 22 Year 2001, Pertamina is no longer assigned by the Government as the sole institution responsible for the production and distribution of domestic fuel (Public Service Obligation, PSO), and such PSO activity will be conducted based on fair, healthy and transparent business competition with prices to be determined based on market conditions.
The Company's establishment was pursuant to the provisions set forth in Law No. 1 Year 1995 on Limited Liability Company, Government Regulation No. 12 Year 1998 on Public Company (Persero), and Government Regulation No. 45 Year 2001 on the Amendment to Government Regulation No. 12 Year 1998.
Based on the deed of establishment of PT PERTAMINA (PERSERO), the purpose of
Company's establishment is to engage in oil and gas business domestically and overseas, as well as in other business activities related to or in support of the oil and gas operations.
The objectives of the Company are:
a. To generate profits based on the principles of an effective and efficient management of a limited liability company.
b. To contribute in the improvement of the economic activity, for the purpose of the welfare and prosperity of the people
To achieve the above objectives, the Company conducts the following business activities:
a. To conduct oil and gas business activities including its products and derivatives.
b. To conduct existing business activities in geothermal projects including geothermal power plants, which have reached the final stage of negotiations and are owned by the Company.
c. To conduct the exploration and marketing of Liquified Natural Gas (LNG) and other products from LNG refineries.
oleh Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia melalui Surat Keputusan No.C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998.
Sesuai akta pendirian ,
maksud Perusahaan Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau
menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.
Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk:
a. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara efektif dan efisien.
b. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya.
b. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.
c. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran
Liquified Natural Gas (LNG) dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
d. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang PT PERTAMINA (PERSERO)
Message from President Commissioner
Message from President Commissioner
Sambutan
Komisaris Utama
Dewan Komisaris mencatat kemajuan dalam beberapa hal di tahun 2006. Pencapaian tersebut
antara lain dengan selesainya penyerahan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi kepada
Anak Perusahaan PT Pertamina EP yang telah dimulai pada akhir tahun 2005, sehingga lebih
fokus dalam pengembangan migas hulu. Perseroan juga mencatat peningkatan pendapatan
dibanding tahun 2005 sebesar 12,5% menjadi Rp. 355,57 triliun, sedangkan biaya usaha naik
8,1% menjadi sebesar Rp. 325,81 triliun. Juga terjadi peningkatan pada penghasilan lain
menjadi surplus sebesar Rp. 3,56 triliun dibanding tahun 2005 defisit sebesar Rp.1,22 triliun,
sehingga meningkatkan laba bersih perusahaan menjadi sebesar Rp. 21,16 triliun.
Komisaris Utama
Prestasi tersebut merupakan hasil dari komitmen Direksi dan jajaran manajemen dalam menjalankan strategi bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu mengelola pengembangan bisnis hulu migas, menjalankan amanat penugasan distribusi BBM dari Pemerintah (PSO) dengan sistem penggantian subsidi 'MOPS+alpha' dan mengembangkan pasar untuk produk-produk BBM non-subsidi dan Non-BBM yang diimbangi dengan pengelolaan resiko, hutang dan arus kas secara hati-hati. Secara keseluruhan Perseroan berhasil memanfaatkan momentum perubahan harga minyak yang cenderung naik sejak tahun 2004 untuk meningkatkan kinerja dan keuntungan yang signifikan.
Selama tahun 2006 Perseroan melaksanakan praktek Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG). Sebagai upaya untuk mendorong peningkatan dalam implementasi GCG dan efektifitas pengawasannya, Perseroan dibantu oleh BPKP melakukan GCG Self
Diagnostic Assessment untuk mengidentifikasi
kekurangan dan kendala-kendala dalam implementasi GCG di Perseroan sehingga dapat segera dilakukan tindak lanjut perbaikannya. Hal ini untuk menjaga agar keseluruhan struktur dan sistem manajemen Perseroan dapat berjalan selaras dengan sistem kontrol yang baik.
Dewan Komisaris memberikan apresiasi atas hasil audit laporan keuangan tahun 2006 oleh kantor akuntan Purwantono Sarwoko Sandjaja-Ernst and Young (PSS-EY) dengan opini 'Wajar Tanpa Pengecualian'. Dewan Komisaris berharap prestasi ini dapat dipertahankan untuk tahun-tahun selanjutnya.
Meskipun pada tahun 2006 telah menunjukkan kinerja yang baik, namun Dewan Komisaris mengingatkan akan tantangan ke depan akibat melemahnya perekonomian global, fluktuasi harga minyak dan liberalisasi pasar. Untuk mengantisipasi tantangan tersebut Dewan Komisaris telah memberikan arahan kepada Direksi agar selalu memperbaharui strategi yang telah ada, menetapkan prioritas, melakukan investasi, dan mengatur kondisi keuangan Perseroan agar dapat memelihara pertumbuhan yang berkesinambungan.
The performance excellence was the outcome of the Board of Directors and all lines of management commitment in executing business strategies drawn up earlier. The strategy was to manage upstream oil and gas business development, implement the assignment mandated by the Government (PSO) to conduct fuel distribution activity with 'MOPS+alpha' subsidy replacement system, and develop markets for non-subsidized fuel and non-fuel products, while prudently managing risk, liabilities and cash flows. Overall, the Company was able to take optimal advantage of the rapidly increasing oil prices since 2004, enabling the company to step up its performance and profit.
During 2006 the Company carried out Good Corporate Governance (GCG) practices. As an endeavor to boost improvements in GCG implementation and control effectiveness, the Company assisted by BPKP conducted GCG Self Diagnostic Assessment to identify shortcomings and constraints found in GCG implementation within the Company, so that follow up actions could immediately be taken for further improvements. This was aimed to ensure that all structures and management system of the Company could run in synergy with a good control system.
The Board of Commissioners highly appreciates the audit results on 2006 financial report conducted by Purwantoro Sarwoko Sandjaja-Ernst and Young (PSS-EY) accountants office, which resulted in ”Unqualified” opinion. The Board of Commissioners very much hopes that this achievement can be maintained in future years. .
Dalam menjalankan strategi, prioritas dan perencanaan tersebut, Komisaris memahami bahwa sangat penting untuk memiliki basis sumberdaya manusia yang kuat. Oleh karena itu Direksi agar senantiasa memelihara lingkungan kerja yang mendukung untuk menciptakan para calon pemimpin yang handal dalam budaya manajemen berbasis kinerja.
Akhir kata, seluruh keberhasilan tahun 2006 adalah berkat kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih yang tulus kepada seluruh stakeholder atas kontribusinya dalam menjadikan tahun 2006 sebagai tahun yang sukses. Sebagai penutup Dewan Komisaris menyampaikan keyakinan kepada Pemegang Saham bahwa manajemen Perseroan akan terus melakukan upaya terbaiknya untuk meningkatkan kinerja Perseroan.
In carrying out these strategies, priorities and plans, the commissioners are fully aware of the importance of acquiring a strong base of human resources. Therefore, the Board of Directors is expected to consistently taking care of supportive working environment and atmosphere, in an effort to create future leaders who are capable of developing performance based management culture.
To sum up, all successes we attained in 2006 could only be achieved by the cooperation and support of all parties. The Board of Commissioners hereby expresses sincere gratitude to all stakeholders for their contribution in making 2006 a successful year. Last but not least, the commissioners wish to express their faith to Shareholders that company's management will continue to do their best to improve company's performances.
Komisaris Utama
Message from CEO
Message from CEO
Sambutan
Direktur Utama
Dear Stakeholder,
The year 2006 was a significant moment regarding the Indonesia's oil and gas policy
dynamics. It was in this year that the Government changed the fuel subsidies concept from
Cost & Fee based into MOPS (Mid Oil Platts Singapore) +
a
(margin) based. The amount of
subsidized fuel distributed to the people was also limited by volume quota agreed upon by the
Parliament.
Stakeholder yang kami hormati,
Direktur Utama
Perubahan ini tentu menuntut Pertamina untuk lebih efisien dalam pendistribusian BBM bersubsidi sehingga bisa menyumbang kontribusi pada keuntungan perusahaan. Efisiensi yang dilakukan tentu tak hanya di sisi pemasaran, namun juga dimulai dari aktivitas eksplorasi & produksi hingga operasional di pengolahan.
Hasil kinerja perusahaan pada 2006 ternyata membuktikan bahwa Pertamina mampu menjawab tantangan efisiensi tersebut. Hal ini terungkap dari hasil audit Laporan Keuangan PT PERTAMINA (PERSERO) tahun 2006 yang karena berbagai hal baru bisa diselesaikan di 2009. Sebagai direksi yang menjabat saat laporan audited ini diselesaikan, ijinkan kami untuk melaporkan hasil kinerja keuangan Pertamina pada 2006 sebagai berikut.
Pada 2006, Perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp. 355,58 triliun atau naik dari tahun 2005 yang sebesar Rp. 315,96 triliun atau naik sekitar 12,5%. Sementara di sisi lain, beban usahaPerseroan juga naik dari Rp. 301,46 triliun menjadi Rp. 325,81 triliun atau hanya meningkat sekitar 8%. Hal ini membuktikan bahwa Pertamina mampu mendongkrak peningkatan pendapatan sekaligus menekan pembengkakan beban usaha. Hasil akhirnya tentu terasa di pencatatan laba bersih Pertamina di 2006 yang mencapai Rp. 21,16 triliun atau melonjak 170% dari laba di tahun 2005 yang sebesar Rp. 7,83 triliun.
Prestasi yang tercatat pada periode tahun 2006 tersebut telah menyemangati dan menginspirasi kami untuk terus berkreasi dan meningkatkan efisiensi agar tidak kalah dari pencapaian tahun 2006. Apalagi persaingan nyata dengan perusahaan kelas dunia lainnya telah hadir di sektor hilir sehingga menuntut Pertamina lebih kreatif agar bisa bertahan di rumah sendiri.
Kami berharap, terbitnya Laporan Tahunan Audited
PT PERTAMINA (PERSERO) tahun 2006 ini akan memberi manfaat bagi semua pihak dan menjadi motivator agar Pertamina tetap konsisten pada komitmennya untuk menjadi perusahaan kelas dunia.
This change naturally urged Pertamina to work more efficiently in distributing subsidized fuel for giving meaningful contribution to company's profit. Efficiencies carried out were conducted not only in marketing area, but also to the whole business, started from exploration & production to operational activity in the processing unit.
Company's performance excellence achieved in 2006 clearly showed that Pertamina was capable of responding the challenges. This was demonstrated by the results of 2009 PT PERTAMINA (PERSERO) Financial Report audit. As the Board of Directors in charge at the time this audited report was completed, allow us to present results of the 2006 Pertamina's Financial Report as follows.
In 2006 the Company was able to book an income of Rp. 355.58 trillion, increasing by 12.5% from
Rp. 315.96 trillion in 2005. On the other hand, operating expenses also rose around 8% from Rp. 301.46 trillion to Rp. 325.81 trillion. This is a prove that Pertamina was capable of boosting its income while at the same time reducing operating expenses. The final outcome was indicated by the net income record, which is significantly ascending by 170%, from Rp. 7.83 trillion in 2005 to Rp. 21.16 trillion in 2006.
The achievement recorded in 2006 has undoubtedly encouraged and inspired us to continue working creatively and efficiently in order to exceed the 2006 record, given the fact that real competition with world-class companies has begun at Downstream Business activity necessitating Pertamina to enhance its creativity to enable it to remain unconquered in its own home.
Kami berharap, terbitnya Laporan Tahunan Audited
PT PERTAMINA (PERSERO) tahun 2006 ini akan memberi manfaat bagi semua pihak dan menjadi motivator agar Pertamina tetap konsisten pada komitmennya untuk menjadi perusahaan kelas dunia.
Hopefully that the issue of the 2006 Audited Financial Report of PT PERTAMINA (PERSERO) will be a benefit to all parties and serve as a motivator so that Pertamina can stay committed to become a world-class company.
Direktur Utama
The Composition of Board of Commissioner
The Composition of Board of Commissioner
Susunan Dewan Komisaris
2
1
2 1
5
4
4
Selama periode 2006 terjadi perubahan susunan Dewan Komisaris PT PERTAMINA (PERSERO) dengan anggota per tanggal 31 Desember 2006 adalah sebagai berikut:
rto
1. Endriartono Suta : Komisaris Utama 2. Irnanda Laksanawan : Komisaris 3. Maizar Rahman : Komisaris 4. Muhammad Abduh : Komisaris 5. Umar Said : Komisaris
President Commissioner Commissioner
Commissioner Commissioner Commissioner
Adapun susunan Dewan Komisaris PT PERTAMINA (PERSERO) sebelumnya yang juga menjabat pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. Martiono Hadianto : Komisaris Utama President Commissioner (1 Januari 2006 - 7 Desember 2006) 2. Iin Arifin Takhyan : Komisaris Commissioner (1 Januari 2006 - 6 Maret 2006) 3. J. Purwono : Komisaris Commission (1 Januari 2006 - 7 Desember 2006)
1 2 3
Selama periode 2006 terjadi perubahan susunan Dewan Direksi PT PERTAMINA (PERSERO) dengan anggota per tanggal 31 Desember 2006 adalah sebagai berikut :
1. Ari H. Soemarno : Direktur Utama 2. Iin Arifin Takhyan : Wakil Direktur Utama 3. Sukusen Soemarinda : Direktur Hulu
4. Suroso Atmomartoyo : Direktur Pengolahan
5. Achmad Faisal : Direktur Pemasaran dan Niaga
6. Ferederick ST. Siahaan : Direktur Keuangan 7. Sumarsono : Direktur Umum dan SDM
President Director
Deputy President Director Corporate Senior Vice President, Upstream
Corporate Senior Vice President, Refining
Corporate Senior Vice President, Marketing and Trading Corporate Senior Vice President and Chief Financial Officer
Corporate Senior Vice President, General Affairs and Human Resources
Adapun susunan Dewan Direksi PT PERTAMINA (PERSERO) sebelumnya yang juga menjabat pada (1 Januari - 8 Maret) tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Hari Kustoro
4 oe
5
1. Widya Purnama : Direktur Utama 2. Mustiko Saleh : Wakil Direktur Utama 3. : Direktur Hulu
. Ari H. S marno : Direktur Pemasaran dan Niaga
. Alfred H. Rohimone : Direktur Keuangan
President Director
Deputy President Director Corporate Senior Vice President, Upstream
Corporate Senior Vice President, Marketing and Trading Corporate Senior Vice President and Chief Financial Officer
The Composition Of Board Of Director
The Composition Of Board Of Director
Susunan Dewan Direksi
2 3 4
7 6
5 1
3
7 6
1
6 5 4
laporan pelaksanaan tugas
pengawasan dewan komisaris
Laporan Pelaksanaan Tugas
Pengawasan Dewan Komisaris
“Laporan Pelaksanaaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris diharuskan oleh Undang -
Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, dengan demikian pada Tahun 2006
meskipun Dewan Komisaris melakukan tugas pengawasan akan tetapi tidak di muat
dalam satu bab khusus pada Laporan Tahunan 2006 ini”
Reports on the execution of the Board of Commissioners' supervisory function is
obligatory under the Act on Limited Liability Companies No 40 / 2007. Accordingly,
although in 2006 the commissioners conducted their tasks, this was not reported in a
special chapter in 2006 Annual Report.
Reports on The Execution of
The Board of Commissioners' Supervisory Function
Reports on The Execution of
ikhtisar kinerja perusahaan
tahun 2006
2006 company performance summary
confidence
Confidence merupakan awal dari segala
perubahan. Confidence berarti tekad dan
keberanian untuk selalu siap mengambil
risiko. Semangat ini ditanamkan dan
dimiliki oleh seluruh pekerja Pertamina
dalam membawa transformasi di tubuh
Pertamina untuk menjadi lebih maksimal.
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
KEUANGAN
(Dalam Milliar Rupiah)
Laba/(rugi) Usaha
Penghasilan/(beban) lain-lain - bersih
Bagian atas laba/(rugi) bersih perusahaan asosiasi Laba/(rugi) Sebelum pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
KEUANGAN
Penjualan & Pendapatan Usaha lainnya Beban Produksi & Beban Usaha
Sales & Other Operating Revenues Production & Other Operating Expenses Operating Income/(loss) Others Income/(expense) net Share of Income/(loss) of Associated Companies Earning/(loss) Before Tax Income Tax Minority Interests in net income of consolidated subsidiaries Net Income Total Assets Total Liabilities & Minority Interest Total Equity
Net increase/(decrease) cash and cash equivalent
FINANCIAL RATIOS
Liquidity Ratios Current Ratio Cash Ratio
Solvency Ratios Debt to equity ratio Debt to assets ratio Long-term debt to equity Long-term debt to assets
Profitability ratios
ROE ROI
Efficiency Ratios Collection Period Inventory Turnover Total Asset Turnover Equity to Total Asset
Year and rate of exchange valid 1,00-Balance sheet
12 Month average rate of exchange per USD1,00-Income Statement
RASIO KEUANGAN
Rasio Likuiditas Current Ratio Cash Ratio Rasio Solvabilitas Debt to Equity Ratio Debt to Asset Ratio Long Term Debt to Equity Long Term Debt to Asset
Rasio Profitabilitas R O E
R O I
Rasio Efisiensi Collection Period (CP) Perputaran Persediaan
Total Modal Sendiri thd Total Asset Kurs Nilai Tukar Akhir Tahun
per USD 1,00 - Neraca Kurs Nilai Tukar Rata-rata 12 Bulan
per USD 1,00 - Rugi Laba Kenaikan/(penurunan) bersih kas dan setara kas
Total Asset Turnover
Hak Minoritas laba bersih AP yang dikonsolidsi
2006 Audited 2006 355.580 325.815 29.765 3.557 33.456 12.244 134 161,72 16,27 16,32 7,62 4,98 2,33 31,37 19,81 48 40 9.120,65 (1.678) 8.975,00 183,36 29,68 53 2005 Audited 2005 Restated 315.961 301.463 14.498 (1.216) 1 13.283 5.415 5.630 147,40 18,31 10,50 4,22 8,64 3,47 12,89 10,98 47 43 32,91 9.781,00 9.662,24 178,72 40 2004 Audited 2004 223.921 210.471 13.450 13.455 5.216 (33) 38
Laba Bersih
Jumlah Kewajiban & Hak Minoritas Jumlah Ekuitas
Jumlah Aset
21.159 202.352 107.906 94.446 7.827 182.458 109.185 73.273 8.153 142.511 76.479 66.032 (63) 160,64 13,39 10,40 4,82 9,31 4,31 15,25 13,81 43 37 163,59 42,78 9.244,00 8.891,47 86 FINANCIAL
Ikhtisar Kinerja Operasi Operational Highlight
Deskripsi 2005
Minyak Mentah Temuan Cadangan Minyak dan Kondensat MMBO
Produksi Minyak Mentah
• Operasi Sendiri Pertamina MMBO
• Mitra MMBO
Total MMBO
Gas Bumi Temuan Cadangan Gas Bumi BSCFG
Produksi Gas Bumi
• Operasi Sendiri Pertamina BSCFG
• Mitra BSCFG
Total BSCFG
Panas Bumi Produksi Panas Bumi
• Operasi Sendiri Pertamina Juta Ton
• Mitra Juta Ton
Total Juta Ton
Produk Kilang
& Distribusi Pengolahan Minyak Mentah, Gas & IntermediaEkspor Minyak Mentah *) Juta BarrelJuta Barrel
Impor Minyak Mentah Juta Barrel
Produksi BBM Juta Barrel
Produksi BBK Juta Barrel
Volume Produksi 10 Produk Utama BBM & BBK Juta Barrel Volume Produksi Non BBM dan Petrokimia Juta Barrel
Penjualan BBM **) Juta KL
Penjualan NBBM & Petkim (Dalam Negeri) Juta MT
Ekspor Produk Kilang Juta Barrel
Impor Produk Kilang Juta Barrel
Penjualan LNG Juta Ton
Total Kargo diangkut Perkapalan Juta Long Ton
Umum Produktivitas SDM Rp.Juta/Pekerja
Number of Incidents Kejadian
Evaluasi GCG Skor
*) Ekspor minyak mentah termasuk dari Production Sharing Contract **) Termasuk penjualan dengan valuta asing, tidak termasuk own use
Penjualan BBK Juta KL
*) Crude Oil Export Including from Production Sharing Contract **) Inclusive of sales in Foreign Currency, not own use • PT Pertamina EP : Operasi Sendiri MMBO
: Mitra MMBO
Oil and Condensate New Reserved Crude Oil Production
Pertamina Own Operation
Partners
Total Gas New Reserved Gas Production
Pertamina Own Operation
Partners
Total
Geothermal Production
Pertamina Own Operation Partners
Total
Crude Oil, Gas and Intermedia Processing Crude Oil Export *) Crude Oil Import Fuel Production Special Fuel Production Production Volume of 10 Main Fuel& Special Fuel Product Non Fuel & Petrochemicals Product Fuel Sales **) Special Fuel Sales Non Fuel Sales & Pektim (Domestic) Refinery Product Export Refinery Product Import LNG Sales Shipped total Cargo
Human Resource Productivity Number of Incidents GCG Evaluation PT Pertamina EP
: Partners : Own Operation
• • • • • • •
• PT Pertamina EP : Operasi Sendiri BSCFG
: Mitra BSCFG
22,49 24,51 25,25 49,76 876.00 314,39 96,98 411,36 8,54 41,08 49,62 360,21 21,41 118,30 255,04 13,31 268,35 22,99 62,66 2,56 45,66 162,51 23,43 69,48 594,58 9,00 62,.45 2,84 -2006 34,74 -11,64 48,60 134,14 -56,38 404,79 9,50 40,73 50,23 342,32 14,14 117,68 238,87 13,49 252,36 24,61 57,45 2,69 49,61 127,65 22,77 65,36 1.785,46 8,00 62,86 3,00 26,87 10,09 306,33 42,08 2004 24,00 18,29 30,11 48,40 2.571,00 301,28 93,19 394,47 10,65 39,60 50,25 387,27 27,99 148,34 266,36 15,30 281,66 26,97 62,69 2,74 53,44 133,84 25,52 69,41 582,86 8,00 55,73 3,12
-PT Pertamina EP : Partners : Own Operation•
Produksi Minyak Mentah (MMBO)
Kinerja Operasional Sektor Bisnis Hulu
Upstream Business Sector Operational Performance
Crude Oil Production
Temuan Cadangan Gas
Gas Reserves
(BSCF)
Produksi Gas
Gas Production
(BSCF)
Produksi Uap Geothermal (juta ton)
Geothermal Steam Production (million ton)
10
5
0
Operasi Sendiri Mitra Jumlah
75 50 25 0 2.500 2.000 1.500 1.000 500 2006 134,14 0 0 100 200 300 400 500 2005 22,49
Temuan Cadangan Minyak dan Kondensat
Oil and Condensate New Exploration Reserves
(MMBO) 15 20 25 30 35 2006 34,74 2005 876,00 0 10 20 30 40 50 60 2004 24,00 2004 2.571,00 3.000
Kinerja Operasional Sektor Bisnis Hulu
Upstream Business Sector Operational Performances
Pertamina Own Operation Partner Total
Operasi Sendiri Mitra Jumlah Pertamina Own Operation Partner Total
Operasi Sendiri KOB Jumlah Pertamina Own Operation KOB Total
Kinerja Operasional Sektor Bisnis Hilir
Downstream Business Sector Operational Performance
Kinerja Operasional Sektor Bisnis Hilir
Downstream Business Sector Operational Performance
Produksi Kilang (juta barrel)
Refinery Production (million barrel)
2006
252,36
24,61 50
0
*) BBM /
Fuel NBBM & PETKIM/Non Fuel & Petrochemical 100
150 200 250 300
2005
268,35
22,99
2004
281,66
26,97
*) BBM 10 produk termasuk BBM khusus
Penjualan Produk BBM (juta KL) Downstream Fuel Sales (million KL)
Premium (Gasoline) Minyak Tanah (Kerosene) Solar (ADO) Minyak Diesel (IDO)
Minyak Bakar (IFO) Avgas Avtur Pertamax Pertamax Plus
Pertamina Dex 65,495 65,817
60,458
Produk
Premium (Gasoline)
Minyak Tanah (Kerosene)
Solar (ADO)
Minyak Diesel (IDO)
Minyak Bakar (IFO)
Avgas Avtur Pertamax Pertamax Plus
2006 2005 2004
16,449 11,906 27,409 1,123 5,807 0,004 2,495 0,488 0,137 17,523
11,393 27,848 0,907 4,989 0,003 2,467 0,271 0,095 16,972
10,025 24,979 0,488 4,990 0,003 2,505 0,367 0,128
Impor Produk BBM (juta barrel)
Fuel Product Import (million barrel)
Penjualan Non BBM & Petrokimia Domestic (ribu ton)
Non Fuel & Petrochemical Domestic Product Sales (thousand ton)
2550 2500 2006 2005 2.685,45 2.559,76 2600 2650 2700 2750 2800 2004 2.742,72
Ekspor Produk Kilang (juta barrel)
Refinery Product Export (million barrel)
44 42 40 2006 49,61 2004 53,44 46 48 50 52 54 2005 45,66 40 20 0 2006 127,65 2005 162,51 60 80 100 120 140 160 180 2004 133,84
Penjualan LNG (juta ton)
LNG Export (million tons)
2006 2004 25,52 22,77 20 21 22 23 24 25 26 27 2005 23,43 *)
Penjualan BBM Domestik (tidak termasuk own-use)(juta KL)
Domestic Fuel Sales (excluding Own-use) (million KL)
57,00 56,00 55,00 2006 2005 65,50 60,46 58,00 59,00 60,00 61,00 62,00 63,00 2004 65,82
*) BBM 10 produk termasuk BBM khusus
Bisnis Perkapalan Cargo (juta long ton)
Shipping Cargo Business (million long tons)
2006
Minyak Mentah Crude BBM & BBK Fuel & Special Fuel NBBM Non Fuel Jumlah Total
Ikhtisar Kinerja Keuangan
Financial Performance Summary
Total Penjualan & Pendapatan Usaha Lainnya dan Laba Bersih (triliun Rupiah)
Total sales & Other Revenues & net imcome (trillion Rupiah)
0.00
2006 2005
355,58
315,96
100.00 200.00 300.00 400.00
21,16
7,83
Total Aset dan Aset Lancar (triliun Rupiah) Total Asset and Current Asset (trillion Rupiah)
0.00 100.00 200.00 300.00
50.00 150.00
Pendapatan/Revenues Laba Bersih/Net Income Total Aktiva/Asset Aktiva Lancar/Current Asset
2005
83,17 182,46
2006
202,35
86,49 250.00
Kewajiban dan Kewajiban Jangka PanjangJangka Pendek(triliun Rupiah)
Current Liability and Long-term Debt
(trillion Rupiah)
Modal Perusahaan dan EBITDA (triliun Rupiah)
Company Equity and EBITDA (trillion Rupiah)
0 20 40 60 80
Kewajiban Lancar/
Current Liability Kewajiban Jangka Panjang/Long-term Debt Modal/Equity EBITDA 0
40 80 100
20 60
2005
56,43 52,18
2006
53,48 53,75
2005
19,51 73,27
2006
94,45
38,93
2004
223,92
8,15
2004
53,10 142,51
2004
33,05 42,88
2004
19,07 66,03
Restated Restated
Restated Restated
Rasio Laba Bersih : Aset (%)
Rasio Kinerja Keuangan
Financial Performance Ratio
Net Income to Total Asset Ratio (%)
Rasio Laba Bersih : Total Modal (%)
Net Income to Total of Equity Ratio (%)
4
2006 2004
5,72 10,46
5
9 30
20
10
2006 2004
31,37
15,25 40
8
7
6
2005 4,29
2005 12,89 10
11
Restated Restated
Rasio Kinerja Keuangan
Financial Performance Ratio
Rasio Kinerja Keuangan
Financial Performance Ratio
Rasio Aset Lancar : Kewajiban Jangka Pendek (%)
Current Asset to Current Liabilities Ratio (%)
Rasio Total Kewajiban : Modal (%)
Total Liabilities to Equity Ratio (%)
145
2006 2004
160,64 161,72
147 153 151
149 155 157 159 161 163 165
2005 147,40
Restated
130
120
110
2006 2004
113,54
115,00 150
140
2005 148,22
Restated
Rasio EBITDA : Kewajiban Bunga Pinjaman (%)
EBITDA to
Loan Interest Liabilities Ratio (%)
4
3
2
2006 2004
5,35
3,15
6
5
2005 2,62
transformasi
clean
Pertamina yang Bersih memiliki makna
transparan dan akuntabilitas. Prinsip ini,
menjadikan Pertamina sebagai institusi yang
lebih bisa dipercaya. Pertamina senantiasa
menerapkan prinsip-prinsip dasar integritas
perusahaan, yakni: bertindak jujur, dapat
dipercaya, menghindari konflik kepentingan,
dan tidak mentolerir suap.
Transformasi
Transformation
Transformation
Dengan diberlakukannnya Undang Undang No.22 Tahun 2001 yang mendukung kebijakan liberalisasi pasar domestik dan menjadikan Indonesia sebagai pasar yang lebih terbuka bagi perusahaan-perusahaan pesaing global, serta merubah status Pertamina dari perusahaan pemegang kebijakan
(regulator) di industri migas di dalam negeri menjadi perusahaan pemain (player) di dalam negeri yang harus berkompetisi langsung dengan para pesaingnya. Perubahan regulasi ini memberikan implikasi dan tuntutan yang berat bagi Pertamina untuk dapat melakukan terobosan (breakthrough)
yang efektif dalam rangka melakukan perubahan-perubahan di bawah ini:
n
n
n
Perubahan mekanisme perhitungan subsidi dari "Cost & Fee" menjadi MOPS + a(Margin).
Perubahan mekanisme subsidi telah
menurunkan halangan masuk (barriers to entry)
bagi para pemain migas di sektor bisnis hilir.
Tekanan dan tuntutan untuk peningkatan budaya kinerja (performance management systems).
Keuntungan (profit & loss) sebagai tolok ukur utama bagi perhitungan kinerja, dan bukan tolak ukur berdasarkan kinerja volume.
Tuntutan Pemerintah dan Pemegang Saham
(shareholders) untuk pembagian dividen yang lebih besar.
Perlunya bisnis yang transparan, bersih, dan menguntungkan.
Tekad Pemerintah untuk memastikan transparansi dan profesionalisme dalam pelaksanaan bisnis Perusahaan (Good Corporate Governance).
n
n
n
By the enactment of Law No. 22 Year 2001 that supports the liberalization of domestic market, Indonesia has become a more open market for global competitor companies, and has also changed the status of Pertamina from a regulator in the domestic oil and gas industry to an ordinary player, who has to directly confront its competitors. The regulation change has urged Pertamina to be able to create effective breakthrough strategies in response to the following changes:
Change of subsidy payment mechanism from “Cost & Fee” to MOPS + a (margin).
Change in subsidy mechanism has resulted in less barriers to entry for oil and gas players in the downstream sector.
Increased pressures and demand for improvement of performance management systems.
Performance is determined by profit and loss not by the volume.
The demand of the Government and shareholders for a bigger share of dividends.
The need of transparent, clean and profitable business practices.
Government's will in ensuring the implementation of transparency and professionalism in
Dilandasi oleh semangat Pertamina untuk berubah dan dalam rangka mempercepat perwujudan Visi dan Misi Perusahaan yang baru, serta pencapaian aspirasi Perusahaan "4C" (Confident, Clean, Customer-focus, Competitive), maka Pertamina telah melaksanakan Program Transformasi dengan terfokus pada pelaksanaan beberapa "Breakthrough Project" ("BTP") yang bertujuan untuk membangun
momentum, meningkatkan keyakinan, dan
membangun kepemimpinan (leadership) tahap awal. Pelaksanaan Transformasi ini didasarkan pada dua tema yang dijalankan untuk pelaksanaan perubahan tersebut di atas.
Tema Fundamental yang merupakan hal mendasar yang menjadi tujuan utama dalam Transformasi.
|
Pola pikir dan perilaku yang anti-korupsi dan terfokus pada pelayanan dan kepuasan pelanggan.|
Mengubah pola pikir dan perilaku pekerja dari perusahaan pemegang monopoli dan birokrat, menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dan berorientasi wiraswasta(entrepreneurship).
|
Meningkatkan kepercayaan publik dan Pemerintah untuk menunjukkan bahwa kami dapat dipercaya ("we are worthy").|
Meningkatkan kepemimpinan dalamlingkungan bisnis yang baru dan menantang.
|
Memastikan kontinuitas kepemimpinan yang efektif.|
Mempersiapkan para pemimpin Pertamina untuk lingkungan bisnis yang baru, memimpin perubahan, dan menunjukkan hasil kinerja yang tinggi.|
Menyelaraskan (align and engage) organisasi Perusahaan ke dalam Program Transformasi.|
Mengembangkan generasi pemimpin baru yang handal.|
Mengembangkan Manajemen Stakeholdersuntuk peningkatan hubungan yang positif dengan publik dan regulator.
Boosted by the spirit to change and accelerate the realization of the new Corporate Vision and Mission, and the “4 C” corporate aspiration (Confident, Clean, Customer focus and Competitive), Pertamina has carried out the Transformation Program, focusing on several Breakthrough Projects (BTP) for building a momentum, enhancing confidence, and establishing the preliminary stage of leadership. The
Transformation Program is executed based on Two themes to carry out the changes mentioned above.
The Fundamental Theme as a key factor, and the main aim of Transformation Program.
To instill anti-corruption and customer focus mind set and behavior.
To change the employees' mind set and behavior from the bureaucratic and
monopolistic company to a more competitive and entrepreneurship-oriented company.
To gain government and public recognition by showing the trustworthiness.
To improve company's leadership in a new and more challenging business environment.
To ensure the continuity of effective leadership within the company.
To prepare Pertamina leaders for a new business environment, who can lead the change and achieve high performance results.
To align company organization with the Transformation Programs.
To prepare for a new generation to become capable future leaders of the Company.
|
Mengelola secara proaktif hubungan yang konstruktif dengan para stakeholder dalam rangka sinergi regulasi yang mempengaruhi Industri dan kebijakan Pertamina.|
Membentuk citra publik yang baik dan mendukung kegiatan operasional Perusahaan.|
Mengembangkan kerjasama dan aliansi di tingkat korporasi untuk menangkap peluang bisnis dan menciptakan nilai tambah bagi Perusahaan.Tema Bisnis yang lebih terfokus pada pengembangan bisnis inti Perusahaan.
Pencapaian posisi pertama di antara para pemain papan atas di sektor bisnis hilir.
|
Membangun perusahaan E & P yang terkemuka di tingkat regional.|
Mengembangkan Portfolio di sektor bisnis pengolahan yang optimal dan memberikan"return" yang maksimal.
|
Mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar bisnis ritel di pasar domestik dan regional.|
Mengamankan posisi "market-leader" untuk bisnis penjualan LNG di pasar domestik, regional, dan internasional.|
Mengembangakan pilihan-pilihan untuk pertumbuhan energi alternatif di masa depan.Program Transformasi Pertamina diselenggarakan oleh Program Manajemen Center yang dibentuk pada bulan Juli 2006, dengan program kerja Transformasi dibagi dalam 4 Horizon berikut ini.
Horizon-1 (Program 100 Hari) dilaksanakan pada bulan Juli - Desember 2006 dengan program kerja sebagai berikut:
Pembentukan Pusat Program Transformasi.
Merancang dan menggerakkan sebanyak 22
Breakthrough Projects di tingkat korporat.
Merancang dan menggerakkan sebanyak 131
Breakthrough Projects di Unit Operasi.
To actively manage constructive relationships with the stakeholders for establishing synergy of regulations affecting the industry and business policy of
Pertamina.
To create a good public image for supporting company operations.
To develop corporate alliance and cooperation to grab business opportunity and create added values for the Company.
Business Themes focusing more on the Company's core business development
To reach a leading position among top players in downstream business sector.
To build a leading E & P company in the region
To maximally develop portfolio in the refining business sector in order to
contribute maximum return to the Company.
To maintain and improve retail business market share in the domestic and regional markets.
To secure the market- leader position for LNG sales in domestic, regional and international markets.
To develop options for alternative energy resources for future growth.
The Transformation Programs in Pertamina are managed by the Management Center Program (PMC) established in July 2006, and handling the programs consisted with the following 4 Horizons.
Horizon-1 (100 Days Program) implemented in July to December 2006 with the following program,
To establish Transformation Program Center
To design and implement 22 Breakthrough Projects in the corporate level.
Pembahasan dan berbagi cerita mengenai sukses awal Program Transformasi di Horizon-1 dimaksud.
Horizon-2 (Program 1 tahun) dilaksanakan selama Tahun 2007 dengan program kerja untuk memberikan perubahan nyata serta dampak atas hasil akhir sebagai berikut:
Menunjukkan peningkatan kinerja keuangan yang maksimal.
Memperoleh peningkatan efisiensi operasional dalam waktu yang cepat.
Memperbaiki budaya perusahaan di tingkat korporat.
Mengembangkan cara pandang berbisnis yang lebih kompetitif.
Horizon-3 (Program 2 - 5 Tahun) dengan tujuan untuk membangun momentum dan kesehatan organisasi Perusahaan.
Horizon-4 (Program lebih dari 5 Tahun) dengan tujuan untuk menjadikan Pertamina menjadi perusahaan energi yang terkemuka di tingkat regional dan internasional.
The discussion of Horizon-1 implementation success stories.
Horizon-2 (1 Year Program) conducted in the whole 2007 with programs aimed to deliver real changes and impacting the end-results as follows:
To demonstrate maximum improvement in financial performance.
To immediately gaining improvements in operational efficiency.
To revamp corporate culture at the corporate level.
To develop more competitive business orientation.
Horizon-3 (2-5 Years Program) aimed at build a momentum and healthy company organization.
Horizon-1 of Transformation Program (July December 2006)
The Transformation Program began on 20th July 2006, focusing on the implementation of several Breakthrough Projects (BTP) aimed to build the opportunity, raising the confidence and establishing the preliminary stage of leadership within the corporate environment. The Horizon-1 Program initially planned to include only 22 BTPs, but then six more BTPs were added. The BTPs were Cost Reduction of UPMS-3 BTP, and five BTPs for SAP system, totaling 28 BTPs. 19 BTPs were then completed on schedule, while the remaining 9 needed extra time for completion due to change in scope and other factors. In this Horizon-1, 131 BTPs at
Operational Unit level were formed, all of which were well completed.
The Transformation Program Horizon-1 brought tangible results, such as additional revenues of USD 15 millions reaped within 100 days. It was a result of BTP program implementation, identification of potential cost reduction, Rp. 2 trillion, by improving the Company's supply chain efficiency, renovation of 4 public gas stations to meet the Pertamina way standard and
cooperation with several reputable oil and gas companies, such as StatOil Company, Shell Oil Company, and SK Corporation.
Pertamina's Transformation Team in
collaboration with International Consultants Team (McKinsey) also executed some activities conducted in the form of work-streams (main working group), including Culture,
Communication and Engagement
(connectivity/involvement), Leadership and Stakeholders Management. The work-stream activities are fundamental and long-term in nature, and the Horizon-1 was still focused on developing diagnosis, conceptual developments and preliminary trial.
Horizon-1 of Transformation Program (Juli Desember 2006)
Kegiatan transformasi diawali dengan Kick-Off
pada tanggal 20 Juli 2006, dan difokuskan pada pelaksanaan sejumlah Breakthrough Project
(BTP) yang bertujuan untuk membangun momentum, meningkatkan keyakinan, dan membangun kepemimpinan (leadership) awal di lingkungan Korporat. Pada Horizon-1 ini pada awalnya dicanangkan sejumlah 22 buah BTP, dan dalam pelaksanaanya ditambah satu BTP Cost Reduction UPMS-3, dan 5 buah BTP untuk system SAP, sehingga total berjumlah 28 buah BTP. Penyelesaian BTP ini mencapai 19 BTP dapat diselesaikan tepat waktu, dan sisanya sebanyak 9 BTP dapat diselesaikan dengan membutuhkan tambahan waktu penyelesaian yang disebabkan oleh perubahan lingkup dan faktor kendala lain. Pada Horizon-1 ini juga dibentuk BTP di tingkat Unit Operasi sebanyak 131 BTP, dan telah pelaksanaan BTP telah selesai sepenuhnya.
Horizon-1 Program Transformasi ini telah
menghasilkan hasil nyata (tangible results), antara lain tambahan pendapatan Perusahaan dalam 100 hari sebesar USD 15 juta yang berasal dari implementasi program BTP, identifikasi potensi penurunan biaya sebesar Rp 2 triliun dalam perbaikan “supply chain” Perusahaan, perbaikan 4 buah SPBU mencapai standard Pertamina Way, dan kerjasama dengan berbagai perusahaan Migas Terkemuka, seperti StatOil Company, Shell Oil Company, dan SK Corporation.
Tim Transformasi Pertamina bekerjasama dengan Tim Konsultan Internasional (McKinsey) juga melaksanakan beberapa kegiatan perubahan yang dikelola dalam bentuk workstream (kelompok kerja utama), mencakup Budaya, Komunikasi dan Engagement
(keterkaitan/keterlibatan), Leadership
(Kepemimpinan) dan Manajemen Stakeholders. Kegiatan workstream ini bersifat jangka panjang dan fundamental, dan pada Horizon-1 ini masih ditekankan pada aspek diagnosa,
Workstream Budaya
Program Transformasi selama Tahun 2006 telah melakukan survai internal mengenai
Organization Performance Profile Survey
(OPP Survey) dan diperoleh sebanyak 1.534 respons yang hasilnya sudah dianalisa untuk identifikasi awal terhadap pencapaian perubahan budaya di Perusahaan. Terkait dengan pelaksanaan survai di atas, telah dilakukan serangkaian FGD (Focus Group Discussion) untuk merumuskan akar penyebab dari isu yang diperoleh dalam survei di atas. FGD dimaksud diikuti seluruh pekerja Pertamina dari berbagai level pendidikan, umur dan masa kerja yang berbeda. Di samping itu, juga telah dilakukan diagnosa terhadap Performance
Management System dan pelaksanaan BOD
Performance Dialogue.
Workstream Komunikasi
BTP Komunikasi selama Tahun 2006 telah memulai proses peningkatan komunikasi secara internal melalui "Townhall", Buletin, SMS hot-line, Warta, Manajer Forum dan Safari Ramadhan.
Workstream Kepemimpinan
Pelaksanaan BTP selama Tahun 2006 telah menghasilkan 28 pimpinan proyek dan 9 pemilik proyek. Program ini juga telah berhasil memperkenalkan dan menerapkan konsep "coaching" yang mempunyai dampak positif dalam membangun dan
mengembangkan kepemimpinan dan perubahan awal budaya di .
Workstream Manajemen Stakeholders
Program ini diawali dengan pelaksanaan "retreat" dalam bentuk "alignment" workshop antara Board of Directors (BoD) dan Board of Commissioners (BoC) selama 2 hari, yang diikuti program komunikasi dengan pihak eksternal Perguruan Tinggi. Untuk mendukung program komunikasi eksternal tersebut, Perusahaan telah membuat CEO media toolkit, BOD media training, dan IHT
Pertamina
Cultural Workstream
A long with the 2006 Transformation Program, internal surveys on the Organization
Performance Profile Survey (OPP Survey) were conducted, 1,534 responses were collected and being analyzed to preliminary identify corporate cultural change achievements. Related to these surveys, a series of FGD (Focus Group Discussion) were also carried out to formulate the cause regarding the issues identified in the surveys. The FGD activity was attended by all Pertamina employees with various educational levels, ages and working periods. A diagnose was also implemented on the Performance Management System and BOD Performance Dialogue.
Communication Workstream
Communication BTPs in 2006 started to enhance internal communication by the means of “Townhall”, Bulletin, hot-line SMS , Warta (weekly internal news paper), Manager Forum and Safari Ramadhan.
Leadership Workstream
28 project leaders and 9 project
owners were born in 2006 BTPs. This program also succeeded in introducing and applying the “coaching” concept, which had positive impact on building and developing leadership and initiatives for cultural transformation in Pertamina.
Stakeholders Management Workstream
The program began with a “retreat” activity by conducting a two-day alignment workshop between Board of Directors (BOD) and Board of Commissioners (BOC), followed by
Pelaksanaan kegiatan Transformasi di Horizon-1 ini dilakukan melalui serangkaian Forum (Forum 1, 2 dan 3, dan Manajer Forum), Workshop (Up Skilling,
Presentation Impact, MBTI), Fokus Group Discussion
(FGD), OPP Survei, Challenge Session, dan
Reporting dalam bentuk BOD dan Champion Update.
Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama dengan Tim Konsultan Internasional
(McKinsey) dengan mekanisme kerja tim yang efektif. Dengan mekanisme ini, maka setiap inisiatif yang dilakukan dan hasil yang dicapai, diperoleh melalui diskusi dan pelaksanaan bersama dengan kontribusi Tim Konsultan sesuai best practice, framework, fasilitasi, dan challenge session, Sedangkan kontribusi Tim Transformasi adalah pada aspek implementasi, pemberian informasi, pengayaan konsep, pengalaman lapangan, serta proses
coaching. Untuk teknis pelaporan dan presentasi masih menggunakan format yang digunakan oleh Tim Konsultan.
Selain kegiatan Transformasi di tingkat korporat, program Transformasi juga dilakukan secara mendalam dan intensif di Direktorat Pemasaran dan Niaga dengan tiga inisiatif utama, yaitu:
Pengembangan Strategi Retail, Peningkatan Operasi Retail dan Efisiensi Suplai dan Distribusi.
Untuk menggulirkan kegiatan Transformasi ke Unit dan Daerah Operasi Pertamina, telah dibentuk BTP Region, yang dibagi ke dalam 6 area (Sumatera Bagian Utara, Sumatera Bagian Selatan, Jawa Bagian Barat, Jawa Bagian Timur, Kalimantan dan Region Sulawesi, Manado & Papua), dan selama pelaksanaannya dalam Tahun 2006 telah
dikembangkan sebanyak 75 BTP. Untuk menangani BTP Region, telah dibentuk CMU (Coaching
Monitoring Unit) yang bertugas melakukan "coaching"
dan monitoring, dan dikonsolidasi di PMC untuk monitoring tingkat kemajuannya setiap minggu. Dalam menyiapkan CMU, Tim Transformasi telah melaksanakan CMU Workshop untuk memberikan kemampuan coaching kepada para CMU.
The Horizon-1 Transformation activity was carried out through a series of forums (Forum 1, 2 and 3 and Manager Forum), Workshops (Up Skilling, Presentation Impact, MBTI), Focus Group Discussions (FGD), OPP Surveys, Challenge Sessions, and Reporting in the form of BOD and Champion Update.
The above activities were carried out with the assistance of the International Consultants Team (McKinsey) through an effective teamwork. Each initiative taken and result achieved were derived from discussions and joint implementation with the contribution of the Consultant Team based on best practice, framework, facilitation, and challenge sessions, tThe Transformation Team contributed in the aspects of implementation, information delivery, conceptual enrichment, field experiences, and coaching process. The presentation and reporting techniques still referring to the format developed by the Consultants Team.
In addition to the corporate transformation, The Transformation program was also thoroughly and intensively conducted in the Marketing and Trading Directorate with three main initiatives, i.e. Retail Strategy Development, Retail Operational
Improvement and Supply & Distribution Efficiency.
To roll out the Transformation activities to Operational Units and Regions of Pertamina, BTP Regions were formed, divided into 6 areas (Noth Sumatera, South Sumatera, West Java, East Java, Kalimantan and Sulawesi, Manado and Papua Regions), for which activities, 75 BTPs were formed in 2006. To handle BTP Regions, CMUs (Coaching Monitoring Unit) were formed, in charge of coaching and monitoring, which the results were consolidated weekly at the PMC for progress report monitoring. In preparing CMU, the Transformation Team held CMU Workshop to enhance the coaching skills of CMU participants.
Dengan selesainya pelaksanaan Program Transformasi Horizon-1, maka akan melanjutkan pelaksanaan Transformasi Horizon-2 Selama periode tahun 2007 dengan sasaran untuk percepatan perubahan yang nyata dan peningkatan laba Perusahaan melalui peningkatan kinerja keuangan, pelaksanaan efisiensi yang cepat dan berdampak luas, dan perubahan budaya Perusahaan.
Pertamina
gambaran bisnis &
produk Pertamina
Pertamina business and product overview
customer focus
Fokus pada pelanggan memiliki arti
Pertamina memperhatikan benar kualitas
produk yang ditawarkan dan jasa
pelayanan prima. Senantiasa mendengar
dan memberi solusi terbaik menjadi
langkah awal untuk selalu dekat di hati
pelanggan.
Pertamina Business and Product Overview
Pertamina Business and Product Overview
Gambaran Bisnis
dan Produk Pertamina
Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usahanya di bidang Energi dan Petrokimia, terbagi ke dalam dua sektor, yaitu Sektor Bisnis Hulu dan Hilir, dan kegiatan bisnis yang dilakukan oleh Anak-Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan yang dimiliki oleh Pertamina saat ini.
SEKTOR BISNIS HULU
Kegiatan Hulu di Pertamina meliputi kegiatan eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas bumi. Kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan melalui operasi sendiri (own operation) dan melalui kerjasama operasi dengan mitra baik di dalam negeri, sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra kerja. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan sepenuhnya di dalam negeri. Hal ini disebabkan masih banyaknya potensi sumberdaya Pabum di dalam negeri yang dapat dikembangkan. Untuk mendukung kegiatan bisnis dibidang eksplorasi dan produksi tersebut, Pertamina juga mengembangkan usaha
pendukung di sektor bisnis hulu mencakup bisnis pemboran minyak, gas dan panas bumi.
Kegiatan eksplorasi di sektor bisnis hulu ditujukan untuk menemukan cadangan baru migas dan panas bumi sebagai pengganti hidrokarbon dan panas bumi yang telah diproduksikan. Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar kesinambungan produksi migas dan panas bumi tersebut dapat terus dipertahankan, atau bahkan sumberdaya tersebut dapat terus ditingkatkan.
In running Energy and Petrochemicals business activity, Pertamina's businesses are divided into two sectors, the Upstream and Downstream Business Sectors, and other activities conducted by its existing subsidiaries and joint venture companies.
THE UPSTREAM BUSINESS SECTOR
Pertamina Upstream activities include exploration and production of oil, gas and geothermal energy. Oil and gas exploration and production are performed in several regions in Indonesia and overseas. Domestic business operations are managed by the Company's own operation and joint operations with its domestic or overseas partners, whereas overseas business operation is executed through strategic alliances with international partners. Unli