Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Menurut Sugiyono( 2010, hlm. 107) metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.
Rancangan (desain) penelitian yang digunakan adalah rancangan (desain) dengan pemasangan subjek melalui Tes Awal-Tes Akhir dan Kelompok Kontrol). Dalam rancangan ini peneliti melakukan penjodohan terhadap subjek pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dilakukantes awaldantesakhir (Syamsudin dan Vismaia,2011, hlm. 163).
Penelitian dengan pendekatan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat, dengan caramengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Syamsudin dan Vismaia,2011, hlm. 150).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-posttest control group desain (Sugiyono, 2010, hlm. 76).
Tabel Error! Use the Home tab to apply 0 to the text that you want to appear here..1
Pretest-posttest control group desain
Kelas Prates Perlakuan Pascates
E 1 �1 2
K 3 4
Keterangan:
E : Kelas eksperimen. K : Kelas pembanding.
O1 : Prates (kelas eksperimen).
O3 : Prates (kelas pembanding).
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
O2 : Pascates (kelas eksperimen).
O4 : Pascates (kelas pembanding). 3.2 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menempuh beberapa langkah atau disebut juga dengan prosedur penelitian. Prosedur penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Memberikan tes awal (prates) pada kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis teks cerita pendek sebelum diberikan perlakuan;
2. Melakukan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan teknik papan cerita (storyboard) pada pembelajaran menulis teks cerita pendek dan melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan metode pembelajaran yang konvensional pada kelas kontrol.
3. Memberikan tes akhir (pascates) pada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek dengan teknik papan cerita (storyboard) dan memberikan tes akhir (pascates) pada kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek dengan teknik pembelajaran konvensional.
3.3 Partisipan, Populasi, dan Sampel
3.3.1 Partisipan
Partisipan yang terlibat sebanyak 66 siswa. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI MIA 7 dan XI MIA 3. Penelitian ini juga melibatkan partisipan satu orang guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 6 Bandung yaitu Eka Purnamasari, S.Pd. dan satu orang PPL bahasa Indonesia yaitu Trisnawati yang akan mengobservasi guru di kelas dan juga siswa-siswi di kelas.
3.3.2 Populasi
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3.3.3 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Arikunto, 2010, hlm. 174-176).
Cara pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan sampel bertujuan atau purposive sample. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu
Kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini kelas XI MIA 7 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 3 sebagai kelas kontrol. Pemilihan dua kelas tersebut telah dipertimbangkan peneliti karena bersifat homogen dalam segi kognitif maupun afektif.
3.4 Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2010, hlm. 134) instrumen pengumpulan data adalah alat yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dapat disimpulkan bahwa instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data kuantitatif mengenai variabel yang diteliti. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.4.1 Instrumen Tes
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
LEMBAR SOAL TES MENULIS CERPEN
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Kelas : XI SMAN 6 Bandung
Hari, Tanggal :
Waktu :
Petunjuk Umum
a. Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan
b. Ketika waktu pengerjaan cerpen telah dimulai, diharapkan tidak mengganggu
temannya yang sedang menulis
c. Tulisan rapi dan jelas
d. Lembar soal ini harap dikembalikan beserta lembar jawaban
Tabel 3.2
Format Pedoman Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek
NO ASPEK KRITERIA PENILAIAN SKOR
1 Kelengkapan aspek
formal cerpen
Memuat empat aspek seperti:
1. Judul (harus berkaitan dengan cerita yang ditulis)
2. Nama pengarang (sebagai identitas dari cerpen yang dibuat)
3. Dialog (dialog menunjukan percakapan antartokoh dalam cerita)
4. Narasi (menceritakan kejadian-kejadian dalam cerpen yang membawa pembaca secara tidak langsung untuk masuk ke dalam cerita)
4
Jika memuat 3 aspek, contohnya peserta didik
tidak mencantumkan judul atau nama
pengarang
3
Jika memuat dua aspek 2
Hanya memuat satu aspek 1
Bobot = 1
2 Kelengkapan
unsur-unsur intrinsik
cerpen
Jika cerpen mengandung unsur pemplotan, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanat
4
Jika hanya ada enam unsur intrinsik, contohnya jika tidak ada salah satu unsur intrinsik yaitu pemplotan
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Jika hanya ada dua sampai lima unsur intrinsik 2 Jika hanya ada satu unsur intrinsik, misalnya pemplotan, tokoh dan penokohan, latar, sudut
pandang, gaya bahasa, tema dan
amanatmemperlihatkan keutuhan atau
kepaduan (saling mendukung dan memperkuat antara unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema
4
Jika salah satu unsur intrinsik tidak memperlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu sama lainnya) dalam menyampaikan tema, misalnya pada awal cerita menggunakan sudut pandang orang pertama kemudian pada bagian akhir cerita penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga
3
Jika tiga sampai lima unsur intrinsik tidak memperlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema
2
Jika hanya ada satu atau dua unsur intrinsik yang memperlihatkan keutuhan dan kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema
1
Bobot = 3
4 Ketepatan
penggunaan EYD
Penggunaan EYD sangat tepat 4
Penggunaan EYD tepat 3
Penggunaan EYD kurang tepat 2
Penggunaan EYD tidak tepat 1
Bobot = 1
(Diadaptasi dari Sumiyadi, 2010) Nilai Maksimal : 28
Pengolahan Hasil Skor :
�
100
Tabel 3.3
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Jumlah Skor Kategori
85-100 Sangat baik
66-84 Baik
56-65 Cukup
35-55 Kurang
0-34 Sangat kurang
Tabel 3.4
Format Penilaian Menulis Teks Cerpen
No Nama
Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa ancangan model dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Ancangan model digunakan sebagai acuan agar langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan konsep pembelajaran dengan teknik papan cerita (storyboard). RPP ini dibuat dengan mengacu pada silabus dari kurikulum 2013.
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Menulis cerpen merupakan kegiatan yang menyenangkan dan tergolong dalam penulisan kreatif.Teknik pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar dan mengajar. Pemilihan teknik pembelajaran dalam pembelajaran sastra dapat menciptakan situasi pembelajaran yang berkualitas dan diharapkan sikap yang positif dari siswa untuk gemar menulis cerpen.Penggunakan teknik papan cerita(storyboard) ini dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dalam menulis cerita pendek, karena dari papan cerita (storyboard) siswa dapat membuat cerita dengan alur yang lebih baik. Teknik papan cerita (storyboard) yang menggunakan film dalam pembelajaran dapat menarik perhatian peserta didik sehingga embantunya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan rasionalisasi tersebut, teknik papan cerita (storyboard) dapat diujicobakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek. b. Prinsip Dasar
Prinsip dasar dalam teknik papan cerita (storyboard) adalah sebagai berikut: 1) Pengembangan kreativitas, teknik papan cerita menuntut aktivitas siswa
sebelum menulis yang diawali dengan membuat kerangka karangan yang berupa gambar sehingga dapat mengembangkan kreativitas peserta didik. 2) Memotivasi siswa, teknik papan cerita yang melibatkan membaca, menulis,
dan mengilustrasikan hal yang efektif dalam memotivasi penulis dan pembaca pemula dan juga memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampua menulisnya.
c. Sintaks
Sintaks atau rangkaian langkah-langkah dalam penerapan teknik papan cerita ini adalah
1) Siswa membagi selembar kertas menjadi banyak (enam sampai delapan) bagian.
2) Siswa mencari gagasan tentang ide-ide cerita dan menggambar peristiwa awal dan akhir pada bagian pertama dan terakhir dari kertas tersebut.
3) Siswa mengisi bagian-bagian yang tersisa dalam urutan yang sesuai ketika mereka mengembangkan ide-ide cerita mereka.
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
5) Siswa mengembangkan gambar yang telah mereka buat menjadi sebuah paragraf dan membuat draf akhir.
6) Siswa memajang hasil karya mereka di dalam kelas (dipublikasikan). Siswa dapat membagi cerita dengan siswa lain.
d. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Identitas Sekolah : SMA Negeri 6 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 7 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
B. Kompetensi Dasar (KD)
3.1 Memahami unsur-unsur dan kaidah teks cerita pendek, baik melalui lisan maupun tulisan.
4.2 Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/ revisi/ film/ drama
yang koheren sesuai dengan karakteristik yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1) Membuat konsep/ kerangka karangan cerpen dalam bentuk papan cerita (storyboard)
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
D. Materi Pembelajaran
1) Pengertian cerita pendek (cerpen)
2) Ciri-ciri cerita pendek
3) Unsur-unsur cerita pendek:
a. Plot
b. Tokoh dan penokohan c. Latar
d. Sudut pandang e. Gaya bahasa
f. Tema
g. Amanat
4) Teknik Papan Cerita (storyboard)
E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Teknik : Papan Cerita (Storyboard)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1) Media : Teks Cerpen
2) Alat : Laptop, LCD
3) Sumber Belajar : Buku Siswa Bahasa Indonesia kelas XI
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1) Pertemuan Pertama:
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASIWAKTU
Pendahuluan
1. Peserta didik merespon salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik untuk menunjukkan sikap disiplin.
3. Pendidik menyampaikan tujuan dan manfaat materi pembelajaran yang akan dicapai.
4. Pendidik melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan peserta didik pada materi yang akan dipelajari.
5. Peserta didik menyimak pertanyaan yang disampaikan pendidik tentang cerpen dan papan cerita (storyboard)
30 menit
Kegiatan 1. Mengamati
Pendidik menjelaskan materi mengenai cerpen dan
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Inti teknik papan cerita (storyboard).
Peserta didik mengamati dan membaca contoh cerpen dan contoh papan cerita (storyboard).
Peserta didikmenyimak sebuah film tentang kisah seseorang yang membahagiakan, menyedihkan, mengharukan, membahagiakan, dll.
2. Menanya
Peserta didik bertanya jawab tentang cerpen Peserta didik bertanya jawab mengenai cara membuat/menulis papan cerita (storyboard). 3. Mengeksplorasi
Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai cerpen. Peserta didik secara mandiri membuat/menulis papan
cerita (storyboard). 4. Mengasosiasi
Peserta didik menyimpulkan hasil analisis cerpen. Peserta didik menyimpulkan tentang cara
membuat/menulis papan cerita (storyboard). 5. Mengomunikasikan
Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang hasil analisis cerpen.
Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang cara membuat/menulis papan cerita (storyboard).
Peserta didik menanggapi saran dari teman/pendidik untuk perbaikan.
Penutup
1. Peserta didik bersama pendidik membuat kesimpulanmengenaiisi teks cerpen
2. Pendidik memberikan refleksi terhadap materi yang telah dibahas.
20 menit
2) Pertemuan Kedua:
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASIWAKTU
Pendahuluan
1. Peserta didik merespon salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik untuk menunjukkan sikap disiplin.
3. Pendidik menyampaikan tujuan dan manfaat materi
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang akan dicapai.
4. Pendidik melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan peserta didik pada materi yang akan dipelajari.
5. Peserta didik menyimakpertanyaan yang disampaikan pendidik tentang isi teks cerpen dan unsur intrinsik cerpen.
Kegiatan Inti
1. Mengamati
Pendidik menjelaskan materi mengenai isi teks cerpen, unsur intrinsik, dan cara menulis cerpen.
2. Menanya
Peserta didik bertanya jawab tentang isi teks cerpen. Peserta didik bertanya jawab mengenai unsur intrinsik
cerpen.
Peserta didik bertanya jawab mengenai cara menulis cerpen.
3. Mengeksplorasi
Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai isi teks cerpen.
Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai unsur intrinsik cerpen.
Peserta didik secara mandiri menulis cerpen berdasarkan papan cerita (storyboard) yang telah dibuat minggu yang lalu.
4. Mengasosiasi
Peserta didik menyimpulkan hasil analisis isi teks cerpen.
Peserta didik menyimpulkan hasil analisis unsur intrinsik cerpen.
Peserta didik menyimpulkan mengenai cara menulis cerpen.
5. Mengomunikasikan
Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang hasil analisis isi teks cerpen.
Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang hasil analisis unsur intrinsik cerpen.
Peserta didik menyampaikan ringkasan teks cerpen yang telah dibuat.
Peserta didik menanggapi saran dari teman/pendidik untuk perbaikan.
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Penutup
1. Peserta didik bersama pendidik membuat kesimpulanmengenaiisi teks cerpen
2. Pendidik memberikan refleksi terhadap materi yang telah dibahas.
20 menit
H. Penilaian
1. Jenis Tagihan:
• Karya siswa berbentuk cerpen
2. Bentuk Instrumen:
• Karya siswa : uraian bebas tak terbatas
LAMPIRAN MATERI
a. Pengertian Cerpen
Cerpen adalah cerita berbentuk prosa yang relatif pendek.
Cerpen yaitu cerita yang dapat dibaca sekali duduk dalam waktu kurang dari satu jam.
Cerpen dikatakan pendek juga karena genre ini hanya mempunyai efek tunggal, karakter, plot, dan setting yang terbatas, tidak beragam dan tidak kompleks (Sumardjo,1988, hlm 30).
b. Ciri-ciri Cerpen
Ciri-ciri khas sebuahcerita pendek yang dikemukakan Tarigan (2011, hlm. 180-181) beberapa diantaranya
adalah sebagai berikut.
1) Ciri-ciri utama cerita pendek adalah: singkat, padu dan intensif.
2) Cerita pendek harus mengandung interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
3) Cerita pendek harus menimbulkan suatu efek dalam pikiran pembaca.
4) Cerita pendek harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan ceritalah yang pertama menarik
perasaan, dan kemudian menarik pikiran.
5) Cerita pendek mengandung detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja, dan yang bisa
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran pembaca.
c. Unsur-unsur Cerpen
Sumardjo (1988, hlm. 49) menjelaskan unsur-unsur cerpen sebagai berikut.
1) Plot / alur
Plot adalah jalan cerita yang memuat kejadian, tetapi suatu kejadian ada karena ada sebabnya, ada
alasannya.yang menggerakkan kejadian cerita tersebut
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan sekedar mau bercerita, tapi mau
mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya itu bisa sesuatu masalah kehidupan,
pandangan hidupnya tentang kehidupan ini atau komentar tentang kehidupan ini.
3) Karakter / penokohan
Kecenderungan cerpen modern adalah penekanan pada unsur perwatakkan tokohnya. Ini tidak berarti bahwa
pada cerpen lama perwatakkan tidak dipentingkan. Penulis-penulis lama banyak menciptakan tokoh-tokoh besar.
Penggambaran karakter dapat terlihat dari:
a) Melalui apa yang diperbuatnya.
b) Melalui ucapan-ucapannya.
c) Melaui penggambaran fisik tokoh.
d) Melalui pikiran-pikirannya.
e) Melalui penerangan langsung.
4) Setting / latar
Setting dalam fiksi bukan hanya sekedar background, artinya hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan
terjadinya. Dalam cerpen modern setting terjalin erat dengan karakter, tema, suasana cerita. Pemilihan setting dapat
membentuk tema tertentu dan plot tertentu.
5) Sudut Pandang
Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang artinya sudut pandang yang diambil pengarang untuk
melihat suatu kejadian cerita.
6) Konflik
Konflik adalah hal yang paling utama dalam cerpen, tanpa konflik cerpen tidak akan menarik.
7) Gaya Bahasa
Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang. Cara bagaimana seorang pengarang memilih tema, persoalan,
meninjau persoalan dan menceritakannya dalam sebuah cerpen.
d. Papan Cerita (Storyboard)
Menurut Halas (dalam Sutopo, 2003, hlm. 35-36) storyboard merupakan rangkaian gambar manual yang dibuat
secara keseluruhan sehingga menggambarkan suatu cerita. Menurut Luther storyboard merupakan deskripsi dari setiap
scene yang secara jelas menggambarkan obyek multimedia serta perilakunya.Storyboard merupakan area berisi dari
sebuah gambar sketsa yang digunakan sebagai alat perencanaan untuk menunjukan secara visual bagaimana aksi dari
sebuah cerita. Tujuan utama storyboard adalah menjelaskan tentang alur narasi dari sebuah cerita. Storyboard juga
berperan dalam pewaktuan pada sebuah sequence, sudut pandang kamera, perpindahan dan kesinambungan antara
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3.4.3 Instrumen Observasi
Instrumen untuk observasi berupa lembar untuk memantau aktivitas guru mengajar selama pembelajaran dan lembar observasi untuk memantau aktivitas peserta didik dalam merespon rangkaian pembelajaran dari awal sampai akhir. 3.4.3.1Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi aktivitas guru bertujuan untuk mengamati kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Nama Observer :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Berikanlah tanda ( √ ) pada kolom yang dianggap sesuai!
No Hal yang Diamati Nilai
SB B C K SK
1. Penguasaan Teknik Pembelajaran
a. Kemampuan menarik perhatian
siswa.
b. Kemampuan dalam membantu siswa
memperoleh pengetahuan baru.
c. Kemampuan dalam membantu siswa
memperluas pengetahuan yang telah
dimilikinya.
2. Sikap Guru dalam Proses
Pembelajaran
a. Kejelasan suara dalam komunikasi
dengan siswa.
b. Tidak melakukan gerakan atau
ungkapan yang mengganggu
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
c. Antusiasme mimik dan penampilan.
d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas.
3. Implementasi Langkah-langkah
Pembelajaran
a. Aktivitas Guru dalam
Menyampaikan Materi Pokok
Pembelajaran
1. Menerangkan mengenai cara
membuat teks cerita pendek dan
memberikan motivasi bagi siswa.
2. Menerangkan mengenai struktur
teks cerita pendek.
3. Menerangkan tentang teknik
papan cerita (storyboard)
b. Aktivitas Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran
1. Meminta siswa untuk duduk
tenang dan memperhatikan guru
ketika menyampaikan materi
pokok pembelajaran.
2. Menyajikan film untuk menjadi
inspirasi dalam pembelajaran
menulis cerpen.
3. Meminta siswa untuk menyusun
teks cerita pendek berdasarkan
struktur yang benar.
Keterangan:
SB : Sangat Baik (jika guru sudah sangat sesuai dengan aspek yang diamati)
B : Baik (jika guru sudah sesuai dengan aspek yang diamati)
C : Cukup (jika guru sudah cukup sesuai dengan aspek yang diamati)
K : Kurang (jika guru kurang sesuai dengan aspek yang diamati)
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Catatan:
3.4.3.2Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik
Selain guru, peserta didik pun penting untuk diobservasi selama melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Hal tersebut bertujuan untuk memantau aktivitas peserta didik dan juga sebagai bahan refleksi terhadap pembelajaran yang berlangsung.Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Nomor Urut Siswa :
Kelas :
Hari/Tanggal :
No Aspek yang Diamati Nilai Keterangan
1 Siswa menunjukan semangat belajar
2 Siswa memerhatikan penjelasan guru
3 Siswa mengemukakan pendapat
4 Siswa mengajukan pertanyaan
5 Siswa merespon pertanyaan guru
6 Siswa mencatat materi yang penting
7 Siswa mengerjakan tugas diberikan guru
Keterangan:
0 = Gagal (siswa tidak melakukan hal yang sedang diamati)
1 = Kurang (siswa kurang baik dalam melakukan hal yang sedang diamati)
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3 = Baik (siswa sudah baik dalam melakukan hal yang sedang diamati)
4 = Sangat Baik (siswa sudah sangat baik dalam melakukan hal yang sedang diamati)
3.5 Analisis Data
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan setelah semua data nilai peserta didik terkumpul. Pengolahan data bertujuan untuk menghitung data, menjawab rumusan masalah, dan menguji hiipotesis yang telah dirumuskan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis hasil prates dan pascates 2. Mendeskripsikan hasil prates dan pascates
3. Menentukan skor prates dan pascates, kemudian menghitung nilai dengan rumus:
Nilai= skor siswa
skor total x 100
Tabel 3.7
KategoriPenilaian Keterampilan Menulis Cerpen
Jumlah Skor Kategori
85-100 Sangat baik
66-84 Baik
56-65 Cukup
35-55 Kurang
0-34 Sangat kurang
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Uji reliabilitas antarpenimbang dilakukan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antara penguji satu dengan penguji yang lain. Langkah untuk menghitung reliabilitas ini adalah sebagai berikut.
a. Jumlah kuadrat peserta didik (testi)
sst∑dt2 = ( x)2 - ( x)2
b. Jumlah kuadrat penimbang
ssp∑dp2 = ( xp )2−( x)2
c. Jumlah kuadrat total
sstot∑x2t = ∑x2t − ( x)2
d. Jumlah kuadrat keliru
sskk∑d2kk = sstot∑x2t - sst∑dt2
Setelah dihitung, data dimasukan ke dalam tabel ANAVA (Analisys Varians) berikut.
Tabel 3.8
ANAVA (Analisys Varians)
Sumber variansi SS Dk (N-1) Variansi
Siswa SSt dt
2
N-1 Vt=SS t dt2
N−1
Penguji SSp dp
2
k-1 -
Kekeliruan SSkk Xt2 (N-1)(k-1) Vkk=
SS kk Xt2
(N−1)(k−1)
Reliabilitas antarpenimbang dihitung dengan rumus:
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
keterangan:
r11 = reliabilitas yang dicari
vt = varian dari tes
vkk = varian dari kekeliruan
Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh kemudian disesuaikan dengan tabel Guilford berikut.
Tabel 3.9 Tabel Guilford
Nilai Kualitas Korelasi
0,800 – 1,00 Sangat tinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Sedang
0,200 – 0,400 Rendah
00,00 – 0,200 Sangat rendah
(Subana dan Sudrajat, 2005, hlm.104) 5. Menguji normalitas data
2 = ( − �) �
Oi = frekuensi observasi atau pengamatan
Ei = frekuensi ekspektasi (yang diharapkan)
a. Mencari nilai mean �=
b. Menghitung standar deviasi (simpangan baku)
=
2−( )2
( −1)
c. Mencari derajat kebebasan
Vita Marlina, 2015
PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Banyak kelas (K) = 1 + 1,33 log n Panjang kelas (P) = =
�
Derajat kebebasan (db) = n1 + n2 - 2
6. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata prates dan pascates F =
7. Uji hipotesis
Langkah-langkah untuk melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut. a. Mencari thitung
thitung =
−
+2− −22 1 + 1
b. Mencari mean dari perbedaan prates dan pascates Mx =
c. Menentukan derajat kebebasan Db = Nx + Ny -2
d. Menghitung ttabel
Vita Marlina, 2015