EDISI II/TAHUN 2014
5
dilaksanakan pada hari ini.
“Saya percaya Peringatan
Hari Perhubungan tentu
untuk menyamangati kembali
semangat kita memberikan
pelayanan kepada masyarakat
dengan sebaik-baiknya. Saya
juga menyampaikan terimakasih
atas seluruh pengabdian
yang telah diberikan kepada
masyarakat Nusa Tenggara
Timur. Kita terus berjuang untuk
maju, terus berjuang untuk
melayani lebih baik kepada
masyarakat kita di Nusa
Tenggara Timur. Sebagai sebuah
provinsi atau daerah kepulauan
memang perhubungan
menjadi sangat penting untuk
membangun konektivitas antar
pulau, antar daerah, antar
kabupaten dan seterusnya.
Karena itu, diharapkan ke
depan kita terus menerus
membangun konektivitas di
daerah ini supaya mobilitas
manusia dan barang bisa lebih
lancar di Nusa Tenggara Timur”,
kata Gubernur Nusa Tenggara
Timur.
Hadir dalam Upacara
Peringatan Hari Perhubungan
Nasional Tingkat Provinsi
Nusa Tenggara Timur Tahun
2014, Pimpinan DPRD Provinsi
Nusa Tenggara Timur, Unsur
Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur, Walikota Kupang, Para
Pimpinan SKPD Provinsi NTT,
Pejabat TNI, Polri dan para
Undangan lainnya.
Dalam rangka Peringatan Hari
Perhubungan Nasional Tingkat
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2014 juga dilaksanakan
kegiatan perlombaan dan
pertandingan yaitu Bola Volley,
Tarik Tambang, Tenis Meja
dan Catur dari tanggal 08
September sampai dengan 16
September 2014. Diharapkan
melalui kegiatan perlombaan
dan pertandingan tersebut akan
semakin menumbuhkan rasa
kebersamaan dan sportivitas
dalam kehidupan sehari-hari.
Foto Bersama Gubernur NTT, Pimpinan DPRD Provinsi NTT, Walikota Kupang dan Peserta Upacara setelah Acara Upacara HUT Perhubungan Nasional Tingkat Provinsi NTT Tahun 2014, Bertempat di Halaman Depan Terminal B Bandar Udara El tari Kupang, Rabu 17 September 2014
Foto Penyerahan Piala Kegiatan Lomba Volly, Tambang, Tenis Meja dan Catur pada Acara HUT Perhubungan Nasional Tingkat Provinsi NTT Ta-hun 2014, Bertempat di Halaman Depan Terminal B Bandar Udara El tari Kupang, Rabu 17 September 2014.
8
8
dengan peluh keringat bahkan air mata. Peringkat ke lima nasional, dengan Predikat CC untuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sejak Tahun 2010. Secara fenomenal, NTT juga berhasil menyelesaikan Penyusunan Dokumen Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2013-2017. Dari serangkaian capaian di atas, kini publik tengah menanti realisasi dari berbagai upaya cerdas yang telah dibuat. Mampukah Biro Organisasi menjadi arsitek untuk implementasinya?
Menyederhanakan petunjuk teknis tentang Program Kegiatan dalam Petunjuk Teknis Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar menjelaskan Sembilan Program Percepatan Reformasi Birokrasi yang terdiri dari : Penataan Struktur Birokrasi; Penataan Jumlah dan Distribusi PNS; Sistem Seleksi dan Promosi Terbuka; Profesionalisasi PNS; e-government; Peningkatan Pelayanan Publik; Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Aparatur; Peningkatan
Kesejahteraan dan Eisiensi
Penggunaan Fasilitas, Sarana Prasarana Kerja Aparatur. Untuk maju sebagai pejabat politik, PNS harus mundur dari statusnya sejak mendaftarkan
diri dalam kontestasi politik. Hal ini menjadi cukup menarik untuk dibahas dalam sesi diskusi yang dipandu oleh Gubernur NTT. Sekretaris Daerah Kabupaten Sika mengajukan pertanyaan menyentil. Menurutnya, Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara memberikan perlakuan diskriminatif kepada birokrat yang ingin maju menjadi kepala daerah.
Diskusi makin menarik dengan berbagai pertanyaan spontan dari para peserta. Nampak mengemukakan pendapat sekaligus bertanya antara lain Sekretaris Daerah dari Manggarai Barat, Sumba Timur,
Sikka, Lembata, TTU, Nagekeo dan Inspektur Belu. Para penanya mengangkat topik yang memang menjadi keresahan di daerah. Banyak pertanyaan seputar nasib para pegawai yang berstatus Kategori dua (K2). Bahkan para Sekretaris Daerah mengusulkan agar perlu dibuka ruang, bagi para tenaga K2 yang belum terakomodir dalam proses
penerimaan yang baru. Dijelaskan jika mekanisme pengangkatan tenaga kontrak atau pun honor setelah Tahun 2005, tidak lagi dibenarkan. Untuk selanjutnya, telah diatur mekanisme penerimaan aparatur dengan status Pegawai Pemerintah dengan