• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT MAKALA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT MAKALA (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas

“Pancasila”

Disusun Oleh :

alfian

aulia

Berty Aulia Elmianti

Joan Nofila Nurlinita

Rizki Amelia

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH dan KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

(2)

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan jahiliyah menuju zaman terang benderang addinul islam .

Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Subar Junanto selaku dosen pengampu Pancasila yang telah mengampu kami, kami juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu kami menyelesaikan makalah ini.

Mungkin tugas yang kami buat ini, belum sempurna oleh karena itu, kami meminta maaf jika makalah ini masih terdapat kekurangannya. Kami mohon saran dan kritiknya untuk memperbaiki pembahasan makalah ini.

(3)
(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila selain sebagai dasar negara, juga merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia, bahkan oleh bangsa-bangsa yang beradab. Pancasila juga sebagai sistem etika, yang dalam kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan, serta martabat diri sebagai warga bangsa sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila. yang kita gunakan sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan aktivitas dalam segala bidang.

kadang nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila yang merupakan penjelmaan dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan sehari–hari, tetapi diabaikan sehingga akibat dari itu nilai-nilai luhur tersebut dengan sendirinya akan hilang. menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai pancasila itu perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya, oleh sebab itu setiap warga Negara Indonesia, penyelenggara Negara, serta lembaga kenegaraan, dan lembaga kemasayarakatan baik dipusat maupun didaerah harus sama-sama mengamalkan nilai-nilai pancasila demi kelestariannya.

oleh karena itu, sebagai upaya nyata demi kelestarian nilai-nilai luhur pancasila,

perlu ditanamkan atau perlu ada pemahaman kepada generasi penerus bangsa,

salah satunya lewat pendidikan pancasila.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan umum dan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu :

(5)

2. mengetahui aspek dari isi pancasila sebagai sistem filsafat

3. Untuk mengetahui pengertian tentang Filsafat.

4. Mengetahui manfaat dalam mempelajari Filsafat.

5. Mengetahui pengertian tentang Filsafat Pancasila.

6. Mengetahui Pancasila sebagai sitem Filsafat.

7. Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap mahasiswa dalam memahami Pancasila sebagai sistem filsafat.

8. Bagi penulis, sebagai sarana yang bermanfaat untuk memperoleh keterampilan dalam melakukan penulisan dan perbendaharaan pengetahuan tentang pancasila sebagai sistem filsafat.

1.3 Rumusan Masalah

Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Pengertian Filsafat,

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila, Sistem, dan Filsafat

 Pengertian Pancasila

Pancasila adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan beragam dalam artian BHINEKA TUNGGAL IKA. Esensi seluruh sila-silanya merupakan suatu kasatuan. Pancasila berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak dahulu. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu baik materal konkrit (manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral dan pandangan hidup). Pancasila mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Pancasila sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga disebut sebagai Dasar Falsafah Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai kaidah Negara yang fundamental atau mendasar, sehingga sifatnya tetap, kuat dan tidak dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil pemilihan umum.

2. Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional

(7)

hukum yang berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus bersumber pada Pancasila.

3. Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa atau Way of Life mengandung makna bahwa semua aktifitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila, karena Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri.

4. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa kepribadian bangsa Indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.

5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia.

Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia telah sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh bangsa Indonesia.

6. Pancasila sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan tujuan bersama Bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila

7. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa

(8)

 Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh.

 Pengertian Filsafat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal, dan hukumnya. Secara etimologi istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata yaitu “philo”, “philos”, “alphilein” artinya “cinta” dan “shopos” atau “shophia” artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom” (Nasution, 1973. Dengan sedikit perubahan).Jadi kata filsafat berarti cinta kebenaran atau cinta kebijaksanaan atau kebijaksanaan yang hakiki.

Filsafat dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

1. Istilah “filsafat” dapat ditinjau dari dua segi, yakni:

 Segi Semantik: Perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab ‘falsafah’,

yang berasal dari bahasa Yunani, ‘philosophia’, yang berarti ‘philos’ = cinta, suka (loving), dan ‘sophia’ = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi ‘philosophia’ berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana.

 Segi Praktis : Dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti ‘alam

(9)

2. Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.

 Filsafat dalam arti proses:

Filsafat di artikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai objeknya.

 Filsafat dalam arti produk:

Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi manusia. Sehingga manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan yang bersumber dari akal manusia, dan sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, dan pemikiran dari para filsuf misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme.

3. Obyek Filsafat

 Obyek Material Filsafat : Obyek pembahasan filsafat yang mencakup

keseluruhan baik yang bersifat material kongkrit seperti alam, manusia, benda, hewan, dll, maupun yang bersifat abstrak spiritual seperti, nilai-nilai, ide, ideologi, moral, pandangan hidup, dll.

 Obyek Formal Filsafat : Cara pandang filsuf terhadap obyek material

tersebut.

4. Cabang-cabang Filsafat

 Metafisik : membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis,yang

meliputi bidang-bidang ontology(membicarakan teori sifat dasar dan ragam kenyataan), kosmologi (membicarakan tentang teori umum mengenai proses kenyataan) dan anthropologi.

 Epistemologi : membahas persoalan hakikat pengetahuan.

 Metodologi : membahas persoalan hakikat metode dalam ilmu

pengetahuan.

 Logika : membahas persoalan filsafat berpikir, yaitu rumus-rumus

dan dalil-dalil berfikir yang benar.

(10)

2.2 Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai sistem filsafat atau sebagai dasar negara kita merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan bathin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. Filsafat Pancasila adalah filsafat yang mempunyai obyek Pancasila, yaitu obyek Pancasila yang benar dan sah sebagaimana tercantum didalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif.

1. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.

2. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.

Inti sila-sila Pancasila meliputi:

 Tuhan, yaitu sebagai kausa prima

 Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial  Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri

 Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong  Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi

haknya.

Fungsi Filsafat Pancasila:

(11)

 Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara

atau tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan)

 Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan

terlihat jelas kalau negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan bernegara).

2.3 Bukti Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri suatu kesatuan bagian-bagian, bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri, saling berhubungan dan ketergantungan, keseluruhannya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem), dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pancasila menjadi landasan dan falsafah dasar negara telah membuktikan dirinya sebagai wadah yang dapat menyatukan bangsa. Dengan Pancasila bangsa Indonesia diikat oleh kesadaran sebagai satu bangsa dan satu negara. Pancasila memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organik

Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia yaitu sebagai monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat yaitu jasmani dan rohani, sifat kodrat sebagai mahluk individu sosial serta memiliki kedudukan kodrat sebagai pribadi yang berdiri sendiri dan sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME. Hal ini terjadi karena manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti dari isi pancasila.Unsur hakikat manusia merupakan kesatuan yang bersifat organis dan harmonis.

Sila-sila Pancasila merupakan penjelasan dari hakikat manusia monopluralis yang merupakan kesatuan organis maka memiliki kesatuan yang organis pula.

2. Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk Piramida.

(12)

dalam urutan luas (kuantitas) dan juga dalam isi sifatnya (kualitas). Sedangkan makna hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas sedemikian rupa sehingga urutannya tidak akan berubah.Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan memenuhi sebagian sistem filsafat.

Kesatuan sila-sila pancasila memiliki susunan hierarkhis piramidal maka sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah ketuhan yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan serta berkeadilan sosial sehingga di dalam setiap sila senantiasa terkandung sila-sila lainnya. Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal :

 Sila pertama : meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga, keempat dan kelima.

 Sila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima.

 Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua, meliputi

dan menjiwai sila keempat dan kelima.

 Sila keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga,

meliputi dan menjiwai sila kelima

 Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan

keempat.

3. Susunan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi pada setiap sila terkandung keempat sila lainya. Dengan kata lain setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.

Rumusan kesatuan sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi:

 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperikesatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(13)

 Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha

Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan atau perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah

(14)

BAB III PENUTU

Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Filsafat Pancasila : Kebenaran dari sila-sila Pancasila sebagai dasar negara atau dapat juga diartikan bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang utuh dan

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia

Selanjutnya, Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki susunan lima sila yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan, serta

Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam kerangka hubungan hirarkis piramidal seperti di

Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban, dalam arti, setiap sila merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan Pancasila..

Pancasila sebagai sistem filsafat bertitik tolak pada hakekat kodrat manusia yang “monopluralis” yaitu terdiri dari: susunan kodrat monodualis jiwa-raga;. kedudukan

- Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, maka Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena merupakan hasil penerungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia, selain itu juga