PANCASILA
SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
KELOMPOK 8 :
YENITA DIAH PERMATASARI 1101230014 AMALIA LAILA QUDSYA 1101230052
APRILIA INASENSIA MORUK 1102230044
Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)Suatu kesatuan bagian-bagian.
2)Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3)Saling berhubungan dan saling ketergantungan.
4)Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem).
5)Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
PENGERTIAN SISTEM DAN
FILSAFAT
Filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia yang terdiri dari dua kata yakni philos yang bberarti “cinta”
dan sophia yang artinya “kebijaksanaan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
Adapun pendapat filsafat menurut Aristoteles “Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika”.
Menurut Sidi Gazalba “Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran, tentang segala sesuatu yang dipermasalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa,Filsafat merupakan usaha pemikiran yang mendalam, sistematis, menuju pencapaian berupa kebenaran, dengan metode-metode yang benar dan konsisten, dilakukan dengan sungguh- sungguh dengan mengeluarkan segala kemampuan berpikir yang dimiliki.
A. Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka. Selain itu, hasil perenungan tersebut merupakan suatu sistem filsafat karena telah memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan.
Beberapa ciri berpikir kefilsafatan meliputi:
(1). Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
(2). Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia.
(3). Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat fundamental.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
(4). Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
B. Pancasila sebagai Weltanschauung(pedoman atau pandangan hidup), artinya nilai-nilai Pancasila itu merupakan sesuatu yang telah ada dan berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian disepakati sebagai dasar filsafat negara
(Philosophische Grondslag). Ajaran tentang nilai, makna, dan tujuan hidup manusia yang terpatri dalam Weltanschauung itu menyebar dalam berbagai pemikiran dan kebudayaan Bangsa Indonesia.
Contoh dari Pancasila sebagai filsafat adalah sebagai berikut
dalam kehidupan sehari-hari contoh penerapan Pancasila sebagai filsafat dapat dilakukan dengan menjaga toleransi antara individu dan kelompok, menjaga kerukunan antar umat beragama, menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, tidak membuat perpecahan antar kelompok, mengakui persamaan derajat, dan menegakkan keadilan serta demokrasi. selain itu, Undang-Undang No. 44 tahun 2008 tentang Pornografi. Pasal 3 ayat (a) berbunyi,
”Mewujudkan dan memelihara tatanan kehidupan masyarakat yang beretika, berkepribadian luhur, menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, serta menghormati harkat dan martabat kemanusiaan”.
Undang-undang tersebut memuat sila pertama dan sila kedua yang mendasari semangat pelaksanaan untuk menolak segala bentuk pornografi yang tidak sesuai dengan nlai-nilai agama dan martabat kemanusiaan, juga merupakan contoh Pancasila sebagai filsafat.
SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS DAN POLITIS PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
Sumber historis adalah latar belakang sejarah yang
melatarbelakangi lahirnya Pancasila sebagai sistem filsafat.
Pancasila merupakan hasil pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri negara (the founding fathers) yang berusaha menggali nilai- nilai dasar dan merumuskan dasar negara untuk di atasnya didirikan negara Republik Indonesia. Pancasila juga memiliki keterkaitan
dengan nilai-nilai luhur yang hidup dalam masyarakat Indonesia sejak zaman pra-kolonial. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah:
gotong royong, musyawarah, toleransi, kekeluargaan, kesetiaan, kejujuran, keadilan, dan lain-lain. Nilai-nilai tersebut merupakan sumber inspirasi bagi para tokoh perumus Pancasila dalam
menciptakan sistem filsafat yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.
Sumber sosiologis adalah kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia yang beragam dan heterogen.
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku,
bahasa, agama, adat istiadat, seni budaya, dan lain-
lain. Keberagaman tersebut merupakan potensi
sekaligus tantangan bagi bangsa Indonesia dalam
menjaga persatuan dan kesatuan nasional. Pancasila
sebagai sistem filsafat memiliki fungsi sosial budaya,
yaitu sebagai pedoman hidup bersama dalam
masyarakat yang majemuk. Pancasila memberikan
arah dan norma bagi masyarakat Indonesia dalam
berinteraksi, berkomunikasi, dan bekerjasama
dengan sesama manusia. Pancasila juga memberikan
landasan moral dan etika bagi masyarakat Indonesia
dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai
warga negara.
Sumber politis adalah pandangan politik yang melandasi Pancasila sebagai sistem filsafat. Pancasila merupakan ideologi negara dan bangsa Indonesia yang bersifat terbuka dan dinamis.
Ideologi adalah suatu sistem gagasan atau pemikiran yang menjadi dasar bagi tindakan politik.
Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki fungsi politik, yaitu sebagai dasar negara dan ideologi negara. Pancasila memberikan arah dan tujuan bagi negara Indonesia dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan nasional.
Contoh penerapan pancasila dalam kehidupan sosial dan politik 1.)Gotong Royong (sila kedua,ketiga dan kelima)
2.)Musyawarah( sila kedua dan keempat) 3.)Toleransi(sila pertama dan kedua)
4.)Sistem Demokrasi(Sila keempat dan kelima) 5.)HAM(sila pertama dan kedua)
Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Beberapa bentuk tantangan terhadap pancasila sebagai sistem filsafat muncul dalam bentuk-bentuk sebagai berikut :
Pertama, kapitalisme, yaitu aliran yang meyakini bahhwa kebebasan individual pemilik modal untuk mengembangkan usahanya dalam rangka meraih keuntungan sebesar besarnya merupakan upaya untuk menyejahterakan masyarakat.
Kedua, komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas perkembangan kapitallisme sebagai produk masyarakat liberal.
Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Hakikat (esensi) Pancasila sebagai sistem filsafat terletak padahal-hal sebagai berikut :
Pertama, hakikat sila Ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk. Kedua, hakikat sila Kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri atas 3 monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk individu, sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan). Ketiga, hakikat sila Persatuan terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa kebangsaan terwujud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam 3 jenis, yaitu tanah air real, tanah air formal, dan tanah air mental. Keempat, hakikat sila Kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah. Kelima, hakikat sila Keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan distributif, legal, dan komutatif.
Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan pancasila sebagai sistem filsafat meliputi hal-hal sebagai berikut :
Pertama, meletakkan Pancasila sebagai sistem filsafat dapat memulihkan harga diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam politik, yuridis, dan juga merdeka dalam mengemukakan ide-ide pemikirannya untuk kemajuan bangsa, baik secara materiil maupun spiritual. Kedua, Pancasila sebagai sistem filsafat membangun alam pemikiran yang berakar dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri. Ketiga, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi dasar pijakan untuk menghadapi tantangan globalisasi. Keempat, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi “way of life” sekaligus “way of thinking” bangsa Indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan pemikiran.
Analisis Kasus (Kasus Kopi Sianida Jessica Wongso)
Tujuh tahun silam, tepatnya 6
Januari 2016, nyawa Wayan Mirna Salihin tak tertolong setelah
menyeruput es kopi vietnam di Kafe Olivier. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Mirna sempat
mengalami kejang-kejang, lalu tak sadarkan diri. Dari hasil
penyelidikan, polisi mengungkap, ada zat sianida dalam kopi Mirna.
Racun mematikan tersebut juga ditemukan di lambung Mirna. Hasil penyelidikan kepolisian
mengungkapkan bahwa Jessica
dinyatakan sebagai tersangka pada akhir Januari 2016.
Meskipun kasus tersebut sudah dinyatakan berakhir dengan jesisca sebagai tersangka namun sebenarnya kasus ini masih tidak ditemukkan kebenaran dan penyebab pasti meninggalnya mirna sehingga kuasa hukum jesisca, pak oto hasibuan sampai saat ini terus memperjuangkan kebebasan jesisca karena ternyata tidak dilakukan otopsi pada jasadnya mirna padahal itu merupakan bukti yang paling akurat untuk membuktikkan apakah benar si mirna meninggal karena sianida ataukah bukan, sehingga meskipun ada tersangka dan sudah diputuskan juga oleh hakim namun kasus ini belum ada bukti yang benar benar akurat.
KESIMPULAN
Kasus di atas merupakan pelanggaran terhadap pancasila sebagai sistem filsafat karena dalam kasus tersebut terjadi penyimpangan pada sila pancasila yang berbunyi keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia namun sayanngnya pada kasus ini dan pelanggaran terhadap HAM berupa pemotongan saat wawancara jessica sehingga jessica tidak dapat
menyampaikan pendapatnya terhadap kasus ini dari sudut pandangnya sebagai tersangka. Pancasila sebagai filsafat dikenal sebagai pandangan hidup maupun panduan dalam
hukum di Indonesia, akan tetapi dalam kasus ini terlihat bahwa hukum tidak sepenuhnya ditegakkan. Karena dalam kasus ini terdapat beberapa aspek hukum yang tidak dipenuhi seperti
kurangnya bukti yang akurat serta keputusan akhir penngadilan yang hanya didasarkan pada pandangan para ahlli tentang
gerak-gerik jesisca sebelum dan sesudah kejadian yang hanya dilihat melalui rekaman cctv yang menyebabkan
ketidakseimbangan antara bukti dan hukuman yang dijatuhkan kepada jessica.
Terimakas
Apakah ada pertanyaan?