• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan GCG BNI Syariah 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan GCG BNI Syariah 2015"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

I

PENDAHULUAN

………..

1

II

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

………

19

III

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB D

E

WAN PENGAWAS SYARIAH.

21

IV

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMISARIS

………

41

V

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

………

56

VI

KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE

………..

73

VII

SEKRETARIS PERUSAHAAN

……….

101

VIII

AUDIT INTERNAL

……….

104

IX

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

………..

113

X

FUNGSI KEPATUHAN

………

115

XI

BATAS MAKSIMUM PENYALURAN DANA

………

124

XII

TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

……….

126

XIII

PENDAPATAN DAN PENYALURAN DANA NON ZAKAT

……….

126

XIV

PENERAPAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN

TERORISME

………

128

XV

ANTI GRATIFIKASI

………..

130

XVI

KEBIJAKAN BUY BACK SHARES DAN BUY BACK OBLIGATION

……….

131

XVII

MANAJEMEN RISIKO ………

131

XVIII

PERKARA HUKUM DAN SANKSI ADMINISTRASI

………

148

XIX

ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA

………

149

XX

BUDAYA KERJA

………

155

XXI

SOSIALISASI KODE ETIK DAN BUDAYA KERJA

……….

156

XXII

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN

………

..

156

XXIII

KETERBUKAAN INFORMASI

………

163
(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik

Komitmen BNI Syariah dalam menerapkan praktik terbaik Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) bukan semata hanya untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku namun juga dengan melakukan inovasi dan penyempurnaan pengelolaan secara berkelanjutan guna meningkatkan kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG. Dengan berlandaskan pada penerapan prinsip-prinsip GCG, BNI Syariah berpartisipasi dalam menjalankan sistem perbankan ysng sehat di Indonesia.

Penerapan prinsip-prinsip GCG yang tercermin di setiap kegiatan usaha merupakan perwujudan visi BNI Syariah untuk menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja, serta misi BNI Syariah untuk menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah. BNI Syariah meyakini bahwa pelaksanaan GCG yang menyeluruh di setiap jenjang organisasi akan sangat mendukung upaya BNI Syariah dalam mewujudkan sasaran bisnis serta memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan dalam jangka panjang.

Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di BNI Syariah pada tahun 2015 telah memasuki babak baru. Tantangan yang dihadapi oleh BNI Syariah semakin beragam dan kompleks. Walaupun begitu, BNI Syariah terus berupaya menerapkan praktik terbaik GCG dengan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku serta melakukan perbaikan dan penyempurnaan pengelolaan GCG secara berkelanjutan guna mewujudkan visi dan misi perusahaan.

B. Dasar Acuan Implementasi GCG

Sebagai dasar acuan penerapan tata kelola terbaik, BNI Syariah berpedoman pada berbagai peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah; 2. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;

3. Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,; 4. Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang

Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;

5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;

6. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah; dan

7. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan GCG pada BUMN

(4)

Nasional Kebijakan Governance, Pedoman GCG Perbankan Indonesia serta memperhatikan etika dan praktik bisnis terbaik.

BNI Syariah melalui seluruh jajarannya meyakini bahwa semangat menerapkan GCG pada perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Profesionalitas, serta Kewajaran dan Kesetaraan, akan meningkatkan kualitas perusahaan. Kualitas tersebut utamanya dapat dinilai dari keberdayaan fungsi dan kemandirian organ perusahaan, keputusan-keputusan manajemen yang dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan, serta nilai perusahaan yang optimal bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

C. Prinsip-Prinsip GCG

Untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan diperlukan landasan yang kuat bagi sebuah perusahaan. Untuk itu penerapan GCG sebagai kerangka utama dari pertumbuhan perusahaan harus diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan dengan berlandaskan pada prinsip Transparansi (Transparency), Akuntabilitas (Accountability), Pertanggungjawaban (Responsibility), Profesional (Professional), dan Kewajaran (Fairness). Penerapan prinsip-prinsip GCG di BNI Syariah dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Transparansi (Transparency)

Perusahaan memiliki inisiatif dalam pengungkapan informasi material dan relevan baik yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan serta informasi penting lainnya yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Informasi tersebut disampaikan dengan cepat, akurat, dan mudah diakses oleh siapapun. Komitmen dalam mewujudkan prinsip Transparansi ditunjukkan oleh BNI Syariah melalui:

a. Memiliki Sekretaris Perusahaan yang memiliki kewajiban untuk memastikan informasi perusahaan yang relevan telah tersampaikan kepada pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham dan masyarakat.

b. Memiliki website resmi perusahaan yang selalu diperbarui dalam menyajikan informasi sesuai standar transparansi dan publikasi yang ditetapkan oleh Badan Regulator.

c. Senantiasa mengedepankan keterbukaan dalam pengelolaan perusahaan dan pengungkapan kondisi keuangan dan non keuangan secara tepat waktu kepada pemangku kepentingan.

(5)

dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.

e. Senantiasa menyajikan dan menyampaikan laporan kepada otoritas yang berwenang dan kepada pihak-pihak lainnya sebagaimana ketentuan hukum yang berlaku secara tepat waktu.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Pengelolaan BNI Syariah harus dilakukan secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan Bank dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Perwujudan dari prinsip akuntabilitas di BNI Syariah tercermin melalui hal-hal sebagai berikut:

a. Memiliki pedoman atau kebijakan yang menjadi pegangan bagi setiap organ perusahaan dan semua pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

b. Menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua pegawai secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan, dan strategi perusahaan.

c. Meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua pegawai memiliki kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.

d. Memiliki sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan.

e. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan serta rencana kerja lainnya.

f. Memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).

3. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Pengelolaan usaha Bank harus dipastikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat, termasuk juga prinsip-prinsip Syariah. Selain itu Pertanggungjawaban Bank juga berbentuk kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Dalam hal ini BNI Syariah mewujudkan prinsip Pertanggungjawaban melalui hal-hal sebagai berikut::

a. Senantiasa bertindak dengan prinsip kehati-hatian dan berpegang teguh pada hukum yang berlaku.

b. Memiliki sistem teknologi informasi internal yaitu Electronic Corporate Guideline yang menjadi panduan bagi pegawai mengenai kebijakan internal BNI Syariah.

(6)

perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah serta memastikan kepatuhan Bank terhadap Komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang. d. Senantiasa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli

pada kelestarian lingkungan melalui implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR).

4. Professional (Professional)

Dalam mewujudkan prinsip Profesional, manajemen dan seluruh individu dalam Bank memiliki kompetensi, mampu bertindak objektif, dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan Bank Syariah. Prinsip ini dipegang teguh oleh BNI Syariah dalam hal:

a. Komposisi Direksi, Komisaris, maupun Dewan Pengawas Syariah tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua.

b. Mayoritas anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. Direktur Utama maupun Direktur lainnya berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali, karena tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali.

c. Telah memiliki aturan mengenai Benturan Kepentingan yang diatur di dalam Kode Etik Insan BNI Syariah.

5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) dipegang teguh oleh BNI Syariah yang diwujudkan dalam setiap keputusan yang diambil senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham mayoritas dan memberikan perlindungan kepada pemegang saham minoritas dan pemangku kepentingan lainnya dari rekayasa dan transaksi yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara keseluruha , perwujudan prinsip Kewajaran dan Kesetaraan di BNI Syariah mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Memperhatikan kepentingan seluruh pemangku kepentingan berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).

b. Memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

D. Kebijakan Dasar GCG

(7)

1. Pedoman Pelaksanaan GCG berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris No. KP/DIR/397, KP/10/DK/2010, tanggal 21 Desember 2010;

2. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi yang terakhir diperbaharui berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/DIR/016, KP/DI/DK/2013 tanggal 12 Nov 2013;

3. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pengawas Syariah No. BNISy/DPS/SK/XII/2014/001, tanggal 11 Desember 2014;

4. Internal Audit Charter berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/002/DIR/R tanggal 2 Juni 2014 tentang Internal Audit Charter PT Bank BNI Syariah.; 5. Kebijakan Umum Manajemen Risiko berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.

KP/005/DIR/R, tanggal 21 September 2015.

6. Kode Etik Insan BNI Syariah berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. BNISy/DIR/403, tanggal 23 Desember 2010;

7. Kebijakan Program Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (Kebijakan Program Penerapan APU-PPT) yang ditandatangani oleh Direksi dan Komisaris 4 Juni 2013.

8. Aturan mengenai larangan menerima dan/atau memberi hadiah dalam rangka pelaksanaan GCG melalui Surat Edaran Direksi BNI Syariah nomor SE/BNISy/DIR/002 tanggal 5 Agustus 2011.

9. Strategi Anti Fraud berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/006/DIR/R tanggal 26 Oktober 2015;

10. Serta berbagai kebijakan operasional bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebutuhan perusahaan.

E. Kilas Balik Implementasi GCG

1. Tahun 2010-2011 (Peletakan Dasar-Dasar GCG)

Sejak awal pendiriannya, BNI Syariah sudah menerapkan GCG dengan berpedoman kepada ketentuan hukum yang berlaku. Tahun 2010-2011 disebut juga sebagai tahun GCG Commitment dimana jajaran manajemen berusaha membangun pondasi GCG (Aspek Governance Structure dan Governance Process) yang ditandai dengan beberapa langkah yaitu:

1) BNI Syariah telah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku dalam hal komposisi dan persyaratan anggota Direksi, Dewan Komisaris, anggota DPS, serta unit kerja lainnya.

2) BNI Syariah mengesahkan kebijakan terkait GCG seperti Pedoman Pelaksanaan GCG, Kode Etik Insan BNI Syariah, Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi, Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya.

(8)

b. Komite Pemantau Risiko;

c. Komite Remunerasi dan Nominasi.

4) Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5) Melaksanakan keterbukaan informasi secara tepat waktu, antara lain dalam publikasi Laporan Keuangan, informasi maupun peristiwa atau fakta material.

6) Menyusun Laporan Tahunan yang tepat waktu, memadai, jelas, dan akurat. 7) Melaksanakan self assessment terhadap penerapan GCG, dan menyusun

Laporan GCG setiap akhir tahun untuk pelaporan kepada OJK.

8) BNI Syariah memiliki satuan Kerja Kepatutan yang berfungsi sebagai 2nd line of defense (ex ante) yaitu senantiasa memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilekukan oleh Bank telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Tahun 2012-2014 (Penerapan GCG Berkelanjutan)

Penerapan GCG secara berkelanjutan merujuk pada upaya untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas Aspek Governance Structure dan Aspek Governance Process sehingga menghasilkan hasil yang diharapkan. Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan Bank selama 2012-2014 dalam rangka GCG berkelanjutan adalah:

1) Tahun 2014 OJK menerbitkan POJK No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, mewajibkan Bank melakukan self assessment GCG dengan metode yang baru dan sebagai bagian dari Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. BNI Syariah senantiasa memenuhi kewajiban pelaporan self assessment ini setiap semester kepada OJK.

2) BNI Syariah melakukan penyempurnaan terhadap pedoman pelaksanaan program APU & PPT dan kebijakan penerapan program APU & PPT serta telah memiliki buku saku APU & PPT yang ditujukan bagi pegawai cabang/unit/divisi.

3) BNI Syariah telah memiliki Unit Anti Fraud yang senantiasa menjalankan strategi anti fraud antara lain dengan:

a. Penanganan fraud dan pelaporan kejadian fraud kepada otoritas yang berwenang secara rutin dan tepat waktu;

b. Penandatanganan pakta integritas oleh segenap Insan BNI Syariah;

c. Pelaksanaan strategi pengendalian fraud melalui program Monday Reminder (MORE), program Anti Fraud Sharing (AFSS), program Alert System (PAS), program Buku Suku BNI Syariah (BAS) serta Forum Anti Fraud (FAF);

(9)

3. Tahun 2015 (Masuk Pasar Modal)

1) Tanggal 26 Mei 2015 BNI Syariah menerbitkan sukuk pasar modal yang menimbulkan kewajiban-kewajiban baru sebagai emiten khususnya pelaporan-pelaporan kepada OJK Pasar Modal, Bursa Efek, Wali Amanat dan KSEI. Bank senantiasa memenuhi kewajiban pelaporan di bidang Pasar Modal tersebut.

2) Bank telah melakukan Fine tuning organisasi BNI Syariah yaitu dengan:

a. Pembentukan unit/satuan/divisi yang berfungsi sebagai sekretaris perusahaan untuk memastikan pemenuhan penerapan ketentuan GCG serta melaksanakan tugas dan fungsi sebagai sekretaris Perusahaan b. Pemisahan antara unit dana dengan unit yang melaksanakan

pembiayaan konsumtif yang sebelumnya tergabung dalam satu unit guna terciptanya pengelolaan bisnis dan pengelolaan risiko yang lebih baik. 3) Memiliki dan mensosialisasikan Compliance Information System (CIS) yang

berfungsi sebagai pusat data-data/dokumen terkait dengan organisasi, regulasi eksternal dan internal yang dapat mendukung pemenuhan ketentuan internal dan eksternal tepat waktu antara lain dalam hal penyusunan dan penyampaian laporan tahunan dan laporan pelaksanaan GCG yang tepat waktu.

4) Penentuan pejabat-pejabat di kantor cabang BNI Syariah yang memiliki kompleksitas usaha tinggi untuk menjalankan fungsi APU & PPT pada cabang-cabang tersebut.

F. Tahapan Implementasi GCG (Roadmap GCG)

Implementasi GCG perlu dilakukan secara terencana dan terarah sesuai dengan standar terbaik dalam mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Tahapan Implementasi GCG di BNI Syariah mengacu kepada rencana Roadmap GCG yaitu tiga tahapan transformasi GCG yang akan dilalui oleh BNI Syariah hingga mencapai tujuannya yaitu GCG Excellence.

2011 2012-2014 2014-2017

GCG COMMITMENT GCG SUSTAINABLE

IMPLEMENTATION GCG EXELLENCE

Tahap GCG Commitment

1. Pada tahap ini Bank melalui manajemen membangun Governance Structure (yang terdiri dari struktur dan infrastruktur GCG) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terkait GCG, ketentuan perundang-undangan lainnya atau berdasarkan kepada praktik terbaik.

2. Pemenuhan struktur dan infastruktur GCG diharapkan dapat mendorong efektivitas pelaksanaan prinsip GCG (Governance Process) di Bank secara keseluruhan .

(10)

adalah kebijakan dan prosedur bank, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi.

Tahap GCG Sustainable Implementation

1. Pada tahap ini manajemen melakukan penyempurnaan secara berkelanjutan terhadap struktur, infrastruktur, serta proses pelaksanaan GCG secara keseluruhan sehingga menghasilkan outcome yang diharapkan.

2. Bank menyempurnakan pengelolaan GCG berdasarkan kepada laporan Self Assessment GCG tiap tahun yang menunjukkan nilai/rating kepatuhan Bank terhadap GCG, selain itu juga kepada peraturan perundang-undangan yang terbaru, serta praktik terbaik GCG.

3. Penyempurnaan GCG didukung dengan kegiatan monitoring implementasi GCG secara terus menerus, peran aktif top management, sosialisasi budaya GCG, dan evaluasi terhadap pengelolaan GCG di perusahaan.

Tahap GCG Excellence

Tahap GCG Excellence adalah kondisi dimana BNI Syariah telah dapat merepresentasikan prinsip-prinsip GCG secara menyeluruh dalam setiap kegiatan usaha maupun operasional. Pencapaian GCG Excellence juga ditandai oleh implementasi GCG secara berkelanjutan dengan diiringi oleh pengawasan/monitoring dan evaluasi secara berkala.

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap Akhir

Perumusan Implementasi Monitoring

Evaluasi GCG Excellent

1 Pengukuhan Komitmen GCG Manajemen

1 GCG Awareness berupa

penandatanganan pakta Integritas

1 Program Assessment GCG

1 Terwujudnya GCG sebagai budaya

2 Membangun struktur GCG

2 Penegakan Budaya

Perusahan dan Kode Etik BNIS

2 Monitoring implementasi GCG

2 Keberiangsungan Usaha

3 Membangun kelengkapan infrastruktur

3 Peran aktif Top Manajemen

3 Evaluasi Kinerja Perusahaan

3 Memberi nilai tambah bagi stakeholder 4 Menyusun

kelengkapan sistem

kebijakan dan prosedur GCG

4 Optimalisasi Organ pendukung: Fungsi Manajemen Risiko, Sistem Pengendalian Intern, Fungsi Kepatuhan, Fungsi Audit Eksternal/ Intern, Fungsi

4 Evalusasi rencana Bisnis Perusahaan

(11)

APPU PPT

5 Penyempurnaan Struktur GCG

5 Perusahaan yang berintegritas, beretika, dan bertanggung jawab

G. Implementasi GCG di Tahun 2015

BNI Syariah menyadari bahwa penerapan GCG merupakan proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan, sehingga memerlukan komitmen penuh dari seluruh jajaran manajemen dan pegawai Bank. Untuk melanjutkan tahapan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, tahun 2015 BNI Syariah memperkuat penerapan GCG yang antara lain berfokus kepada:

1. Pembentukan Unit Pengelolaan GCG

Bersamaan dengan pemenuhan kewajiban berdasarkan POJK No. 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik, perusahaan mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) serta unit pendukungnya yaitu Unit Investor Relations and Secretary yang salah satu tanggung jawabnya adalah memastikan pemenuhan penerapan ketentuan GCG di perusahaan.

2. Pemenuhan Kewajiban-kewajiban di bidang Pasar Modal

Tahun 2015, BNI Syariah mendapatkan status baru sebagai Emiten karena kegiatan penawaran sukuk di Pasar Modal, sekaligus memiliki kewajiban-kewajiban baru di bidang Pasar Modal. Beberapa kewajiban tersebut adalah penyesuaian tata kelola perusahaan, anggaran dasar, kebijakan, serta kewajiban pelaporan-pelaporan terkait Pasar Modal seperti pelaporan keuangan yang harus disesuaikan dengan ketentuan Pasar Modal dan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Sukuk.

3. Sosialisasi GCG melalui Website dan Sistem Teknologi Informasi Internal

a. BNI Syariah memperbaiki konten Website Perusahaan sebagai wujud pemenuhan prinsip transparansi, dan ketentuan POJK No. 9/POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik.

b. BNI Syariah telah memiliki dan mensosialisasikan Compliance Information System (CIS) yang berfungsi sebagai pusat data-data/dokumen terkait dengan organisasi, regulasi eksternal dan internal yang dapat mendukung pemenuhan ketentuan internal dan eksternal tepat waktu antara lain dalam hal penyusunan dan penyampaian laporan tahunan dan laporan pelaksanaan GCG yang tepat waktu.

4. Penyempurnaan Struktur GCG terkait APU & PPT di Cabang

(12)

H. Sosialiasi GCG

Untuk mewujudkan Implementasi GCG yang merata di seluruh elemen perusahaan, BNI Syariah melakukan sosialisasi GCG yang menyeluruh. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Buku panduan GCG yang diberikan pada pegawai baru;

2. Kampanye GCG melalui media internal BNI Syariah secara berkala melalui email blast, stiker, WBS, kepada pegawai BNI Syariah di seluruh Indonesia; 3. Penyediaan Electronic Corporate Guidelines (ECG) di portal BNI Syariah

sehingga seluruh pegawai dapat mengakses dan mempelejari GCG.

I. Penilaian GCG

BNI Syariah senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan terbaik GCG mengacu kepada ketentuan hukum yang berlaku bagi Bank dan yang sesuai dengan kebutuhan praktik di industri Perbankan Syariah, sehingga penerapan GCG di BNI Syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hasil penilaian GCG yang dilakukan melalui self assessment menjadi masukan dalam memetakan dan meningkatkan praktik GCG di BNI Syariah berdasarkan hasil rekomendasi yang diberikan.

Penilaian (Self Assessment) GCG diatur berdasarkan POJK No. 8/POJK.0/2014 dan SEOJK No.10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Berdasarkan hal tersebut, BNI Syariah melakukan Self Assessment yang mencakup parameter/indikator penilaian terhadap:

1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan Komisaris;

2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi; 3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;

4) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah;

5) Pelaksanaan prinsip syariah dalam penghimpunan dan penyaluran dana serta pelayanan jasa;

6) Penanganan benturan kepentingan; 7) Penerapan fungsi kepatuhan; 8) Penerapan fungsi audit internal;

9) Penerapan fungsi audit eksternal;

10) Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD);

11) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan pelaksanaan GCG serta pelaporan internal.

(13)

Outcome), dapat disimpulkan bahwa manajemen BNI Syariah telah melakukan GCG secara umum “BAIK”. BNI Syariah telah memenuhi ketiga aspek governance tersebut. Hal tersebut tercermin dalam hasil governance outcome dari masing-masing kriteria/indikator yang memberikan hasil yang memadai dan berpengaruh terhadap pencapaian hasil kinerja sesuai ekspektasi pemangku kepentingan.

Kekuatan pelaksanaan GCG BNI Syariah ada pada kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh manajemen BNI Syariah serta pelaksanaannya sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Selain itu BNI Syariah juga telah memenuhi 11 (sebelas) kriteria/indikator terhadap pelaksanaan GCG.

A. Governance Structure

1. Faktor-faktor positif aspek governance structure BNI Syariah adalah

pada kriteria sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dari hasil self assessment terhadap governance structure pada kriteria ini dapat disimpulkan bahwa komposisi dan kriteria Dewan Komisaris telah sesuai dan memadai guna melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya bagi kepentingan BNI Syariah dan stakeholders. Salah seorang anggota Dewan Komisaris bapak Imam Budi Sardjito mengundurkan diri dan resmi digantikan oleh Bapak Fero Poerbonegoro berdasarkan Surat Keputusan Pemegang Saham (RUPS-LB Sirkuler) tanggal 12 Agustus 2015. Bapak Fero Poerbonegoro telah lulus fit and proper test berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner OJK No. Kep-59/D.03/2015 tentang Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Sdr Fero Poerbonegoro selaku Calon Anggota Dewan Komisaris PT Bank BNI Syariah. Keputusan pengangkatan Fero Poerbonegoro sudah diaktanotariskan kembali setelah lulus fit and proper test berdasarkan Akta Notaris di hadapan Notaris Fathiah Helmy No. 27, 26 Oktober 2015 (Surat Kemenkumham AHU-AH.01.03-0974865, 26 Otober 2015).

(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Bahwa komposisi dan kriteria Direksi telah sesuai dan memadai guna melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya bagi kepentingan BNI Syariah dan stakeholders.

(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

Komposisi, kompetensi dan kriteria dari Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi dan Komite Pemantau Risiko telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas

Syariah

(14)

baik.

(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan

Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

Secara umum BNI Syariah telah melaksanakan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa sesuai dengan prinsip syariah dan ketentuan yang berlaku. Hal tersebut didukung dengan kompetensi DPS BNI Syariah yang memadai.

(f) Penanganan Benturan Kepentingan

BNI Syariah telah memiliki kebijakan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

Komposisi, kompetensi dan kriteria dari satuan kerja kepatuhan BNI Syariah telah memenuhi ketentuan yang berlaku. BNI Syariah telah menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan POJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Untuk menunjang kepatuhan Bank, BNI Syariah berkomitmen dalam RBB tahun 2016 untuk memperbaharui atau menyesuaikan pedoman-pedoman internal terkait GCG seperti Pedoman GCG, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, serta Pedoman Benturan Kepentingan.

(h) Penerapan Fungsi Audit Intern

Struktur organsisasi Audit Internal BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BNI Syariah juga telah memiliki Piagam Internal Audit, panduan internal audit, SDM Audit Internal yang kompeten guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari satuan kerja audit internal.

(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana

BNI Syariah telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis mengenai penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, berikut monitoring dan penyelesaian masalahnya.

(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BNI Syariah telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai tata cara pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, yang dituangkan dalam :

a. Kebijakan Akuntansi dalam Laporan Keuangan yang direview oleh Direksi setiap tahun;

(15)

dan Tetap, Rekonsiliasi dan Kebijakan Pos Terbuka, Operasional dan Sentra Akuntansi.

c. BNI Syariah sedang dalam proses pembuatan BPP Kebijakan Perencanaan Strategis Korporat & Pengendalian Keuangan.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance structure BNI Syariah adalah

pada kriteria sebagai berikut:

BNI Syariah tidak memiliki faktor-faktor negatif aspek governance process BNI Syariah.

B. Governance Process

1. Faktor-faktor positif aspek governance process BNI Syariah

adalah pada kriteria sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dari hasil self assessment terhadap governance process dapat disimpulkan bahwa dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka pengangkatan/penggantian anggota Dewan Komisaris, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab termasuk tindakan pengawasan, evaluasi serta independensi dari Dewan Komisaris telah memadai.

(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Bahwa dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka dapat disimpulkan bahwa Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara memadai. Pengangkatan/penggantian Direksi telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pelaksanaan terhadap GCG telah dioptimalkan salah satunya pembentukan coporate secretary untuk memastikan pemenuhan penerapan GCG di perusahan selain melaksanakan tugas dan fungsi sebagai sekretaris perusahaan, temuan hasil audit telah ditindaklanjuti berdasarkan rekomendasi pihak terkait, serta hal-hal lain terkait dengan governance process telah dipenuhi dan memberikan hasil yang optimal.

Terkait Manajemen Risiko, Direksi salah satunya telah mereview Kebijakan Manajemen Risiko (KUMR) September 2015 (cfm. Keputusan Direksi No. Kp/005/DIR/R tanggal 21 September 2015).

(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka Komite Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi dan Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan tugas dan fungsinya secara memadai dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas

Syariah

(16)

baik, dimana DPS BNI Syariah telah diangkat dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan

Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

DPS BNI Syariah telah melakukan pengawasan pada hal-hal yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah dalam kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan jasa dengan melakukan diskusi dan review terhadap rencana kebijakan serta menilai pelaksanaannya dengan memberikan opini syariah.

(f) Penanganan Benturan Kepentingan

Selama Semester II tahun 2015, tidak terjadi transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang melibatkan Direksi, Dewan Komisaris maupun DPS baik secara langsung maupun tidak langsung.

(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

Penerapan fungsi kepatuhan BNI Syariah telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Tugas dan tanggung jawab dari Direktur Kepatuhan serta satuan kerja kepatuhan telah dilaksanakan dengan baik dan memadai.

(h) Penerapan Fungsi Audit Intern

Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, BNI Syariah telah menerapkan fungsi audit internal secara efektif pada seluruh aspek dan unsur kegiatan BNI Syariah. Audit Internal BNI Syariah telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank, BNI Syariah telah menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan yang mampu bekerja secara independen, memenuhi standar profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan serta mampu berkomunikasi dengan otoritas yang berwenang.

(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana

Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka BNI Syariah telah mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur yang dimiliki terkait BMPD secara berkala, untuk disesuaikan dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, serta telah memastikan penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

(17)

kepada pihak terkait tepat waktu serta telah mentransparansikan informasi produk sesuai ketentuan yang berlaku kepada Nasabah dan pihak lainnya.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance process BNI Syariah

Tidak terdapat faktor negatif pada aspek governance process BNI Syariah

C. Governance Outcome

1. Faktor-faktor positif aspek governance outcome BNI Syariah adalah

pada kriteria sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Bahwa dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka setiap tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris menjadi optimal dan memenuhi ketentuan perundang-undangan, salah satunya adalah pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris menghasilkan pencapaian kinerja keuangan BNI Syariah terhadap target proporsional RBB sampai dengan Desember 2015.

(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Governance outcome pada kriteria ini adalah dengan telah dilaksanakannya tugas dan tanggung jawab Direksi secara optimal, maka efektivitas terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi tersebut adalah memadai. Hal ini dapat dilihat dengan tercapainya target-target financial maupun non financial.

Dari sisi non financial, BNI Syariah juga telah melakukan serangkaian kebijakan antara lain pengembangan bisnis internasional dan remittance dengan menyempurnakan struktur organisasi divisi Treasury dan International, pembentukan Divisi FTD (Funding & Transaction Division) dan CCD (Corporate Secretary & Communication Division), serta mengoptimalkan sinergi dengan induk (BNI). Rencana pengembangan produk dan aktivitas baru juga telah dilakukan dengan diluncurkannya produk Tabungan Siswa Syariah (SimPel iB), dan akan menyusul Reposisi Tabungan iB Prima Hasanah, General payment system, Griya Swakarya, Griya HOP iB Hasanah, dan OTO COP iB Hasanah. Target pembukaan jaringan juga sudah terpenuhi hampir 75%.

(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

Dengan terpenuhinya governance structure serta governance process pada kriteria ini, maka efektifitas terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite memberikan hasil yang optimal.

(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas

Syariah

(18)

(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

Kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan jasa BNI Syariah telah memiliki SOP yang sesuai dengan prinsip syariah.

(f) Penanganan Benturan Kepentingan

Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka BNI Syariah tidak mengalami benturan kepentingan yang dapat mengurangi aset BNI Syariah atau mengurangi keuntungan BNI Syariah telah diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik. Operasional BNI Syariah bebas dari intervensi Pemegang Saham /pihak terkait/pihak lainnya.

(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka penerapan terhadap fungsi kepatuhan BNI Syariah memberikan hasil yang memadai salah satunya adalah dengan adanya penurunan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.

(h) Penerapan Fungsi Audit Intern

Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka telah terpenuhinya tugas dan tanggung jawab dari Audit Internal BNI Syariah secara memadai. Audit Internal BNI Syariah dalam melaksanakan auditnya telah memenuhi ketentuan independensi dan obyektivitas pelaksanaan audit.

(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Auditor bertindak obyektif dalam melakukan audit. Hasil audit dan management letter telah menggambarkan permasalahan BNI Syariah yang signifikan dan disampaikan secara tepat waktu kepada OJK oleh KAP yang ditunjuk.

(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana

BNI Syariah telah menyampaikan secara berkala laporan tentang BMPD kepada Otoritas Jasa Keuangan secara tepat waktu. Penerapan penyediaan dana oleh BNI Syariah kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar telah memenuhi ketentuan yang berlaku tentang BMPD dan memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan kemampuan permodalan dan penyebaran/ diversifikasi portofolio penyediaan dana.

(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

(19)

J. Penghargaan Implementasi GCG

Selama tahun 2015 BNI Syariah menerima beberapa penghargaan terkait GCG yaitu:

1. Peringkat pertama Annual Report Award (ARA) 2015 kategori Private Keuangan Non Listed.

2. Peringkat pertama GCG dari Economic Review

K. Rencana GCG 2016

Berdasarkan RBB tahun 2016, dari aspek GCG, BNI Syariah berkomitmen untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1) Memutakhirkan pedoman tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris perusahaan sesuai dengan POJK No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik;

2) Membentuk Pedoman Benturan Kepentingan sebagai pedoman pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaannya, serta menuangkan pedoman tersebut dalam sistem informasi online yang dapat diakses segenap pegawai;

3) Meninjau dan memutakhirkan pedoman GCG yang ditandatangani oleh Direksi dan Komisaris mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta pedoman GCG lainnya;

4) Sosialisasi melalui media internal tentang tata nilai perusahaan seperti kode etik perusahaan, GCG, whistle blowing system, pengelolaan gratifikasi, perlindungan konsumen, dengan tujuan meningkatkan implementasi standar perilaku bisnis dan perilaku kerja yang etikal untuk menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepentingan perusahaan.

L. Kebijakan Benturan Kepentingan

Kebijakan Benturan Kepentingan BNI Syariah diatur dalam Kode Etik Insan BNI Syariah berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. BNISy/DIR/403, tanggal 23 Desember 2010;

nasabah.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance outcome BNI Syariah

(a) Penerapan Fungsi Kepatuhan

(20)

M. Struktur GCG

Struktur dan mekanisme GCG di BNI Syariah mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, benchmark GCG di peers group yang memiliki reputasi bagus, serta praktik yang berlangsung di perusahaan. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007, maka struktur GCG BNI Syariah utamanya terdiri dari RUPS, Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah. Dewan Komisaris telah membentuk komite-komite untuk membantu dan meningkatkan fungsi pengawasan yang dijalankan Dewan Komisaris. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, masing-masing komite Dewan Komisaris bekerja sesuai dengan ruang lingkup tugas komite yang bersangkutan yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris. Sedangkan Direksi terutama Direktur Risiko dan Kepatuhan dibantu oleh jajaran manajemen bank yang bertugas untuk mengelola, mengendalikan, mengawal, dan

Dewan Komisaris (Board of Commissioner)

Dewan Pengawas Syariah (Sharia Supervisory

Board) Direksi

(Board of Director

Direktur Risiko & Kepatuhan (Risk & Compliance

Director) RUPS (General Meeting

of Sharefolder)

Check and Balance Check and Balance

Elect and Dismiss

Komite Audit (Audit Committee)

Komite Pemantau Risiko (Risk Monitoring

Committee)

Elect and Dismiss

Divisi Internal Audit (Internal Audit Division)

Divisi Legal & Kepatuhan (Legal & Compliance

Division) Sekretaris Perusahaan

(Corporate Secretary)

Divisi Sekretaris Perusahaan dan Komunikasi (Corporate Secretary &

Communication Division) Komite Kebijakan dan Risiko(Risk and Policy Committee) Sekretaris Dewan

Komisaris (Commissioner

Secretary)

Komite Remunerasi dan Nominasi (Remuneration & Nomination Committee)

Divisi Strategi & Keuangan (Strategi & Finance Division)

Satuan Kerja Kepatuhan (Compliance Desk)

Komite Sumber Daya Manusia (Human Resources

Committee)

Komite Modal, Investasi, dan Teknologi (Capital, Investment, and

Technology Committee)

Komite Asset, Liabilities Management (Assets, Liabilities,

Management Committee) Divisi Manajemen Risiko

Perusahaan (Enterprise Risk Management

(21)

bertanggung jawab atas implementasi GCG yang dibantu oleh Komite di bawah Dewan Komisaris, Komite di bawah Direksi, Sekretaris Perusahaan, dan divisi-divisi yang bersentuhan dengan GCG.

II. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Rapat Umum Pemegang Saham BNI Syariah terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB). Pemegang saham melalui RUPS memiliki kewenangan eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris, antara lain wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas Laporan Direksi, Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Laporan Keuangan Perseroan, menetapkan alokasi penggunaan laba, menunjuk dan menetapkan biaya jasa akuntan publik, menetapkan jumlah dan jenis kompensasi serta fasilitas pengurus, serta kewenangan lain yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

Sepanjang tahun 2015, BNI Syariah telah menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS Tahunan dan 3 (tiga) kali RUPS Luar Biasa dengan agenda sebagai berikut.

A. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS-T)

BNI Syariah telah mengadakan RUPS Tahunan tahun buku 2014 pada tanggal 23 Februari 2015 dengan agenda sebagai berikut:

1) Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2014 (dua ribu empat belas), yang terdiri dari Laporan Direksi, Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris, Laporan Keuangan Perseroan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.

2) Menyetujui Laporan Pelaksanaan Zakat Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31-12-2014 (tiga puluh satu Desember dua ribu empat belas).

3) Memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya dari tanggung jawab (acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi atas tindakan pengurusan dan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan yang telah mereka lakukan dalam tahun buku 2014 (dua ribu empat belas), sepanjang:

a. Tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana; dan

b. Tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2014 (dua ribu empat belas).

4) Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2014 beserta penggunaannya.

5) Menyetujui dan menunjuk Kantor Akuntan Publik dan Konsultan Aktuaria Independen yang sama dengan yang digunakan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, selaku perusahaan induk untuk tahun buku 2015 (dua ribu lima belas).

(22)

untuk menetapkan besarnya biaya jasa Kantor Akuntan Publik dan Konsultan Aktuarian Independen tahun buku 2015 (dua ribu lima belas) dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan Pemegang Saham mayoritas.

7) Menyetujui Tugas Manajemen Perseroan untuk tahun buku 2015 (dua ribu lima belas).

8) Menyetujui remunerasi, gaji, fasilitas, dan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris akan ditentukan oleh pemegang saham mayoritas dalam waktu selambat-lambatnya satu bulan setelah ditutupnya rapat.

9) Menyetujui “Hasanah” tetap digunakan sebagai Corporate Campaign sebagai bagian dari strategi pemenangan persaingan Bisnis Jangka Panjang.

B. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB)

Selama tahun 2015 BNI Syariah telah mengadakan RUPS Luar Biasa sebanyak 3 (tiga) kali. Adapun tanggal dan hasil keputusan RUPS Luar Biasa tersebut adalah sebagai berikut:

1. RUPS-LB tanggal 12 Agustus 2015 (pertama) Keputusan

i. Menyetujui perubahan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan mengenai masa jabatan Direksi menjadi 3 tahun sejak pengangkatannya melalui RUPS. Direksi yang menggantikan atau penambahan anggota Direksi menjabat 3 tahun sejak pengangkatannya melalui RUPS.

ii. Menyetujui perubahan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan mengenai masa jabatan Dewan Komisaris menjadi 3 tahun sejak pengangkatannya melalui RUPS. Direksi yang menggantikan atau penambahan anggota Dewan Komisaris menjabat 3 tahun sejak pengangkatannya melalui RUPS.

iii. Menyetujui perubahan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan mengenai masa jabatan Dewan Pengawas Syariah menjadi 3 tahun sejak pengangkatannya melalui RUPS.

2. RUPS-LB tanggal 12 Agustus 2015 (kedua) Keputusan

i. Menyetujui pengangkatan kembali Direktur Bisnis Bapak Iman Teguh Saptono.

ii. Menyetujui pengangkatan kembali Ketua DPS bapak K.H Ma’ruf Amin dan anggota DPS Bapak Hasanudin.

iii. Menyetujui pengunduran diri Komisaris Bapak Imam Budi Sardjito dan pengangkatan penggantinya yaitu Bapak Ferro Poerbonegoro.

3. RUPS-LB tanggal 8 Desember 2015 Keputusan

(23)

C. Realisasi RUPS Tahunan 2014

Pada tahun buku 2015, Direksi BNI Syariah telah merealisasikan Keputusan RUPS Tahunan untuk tahun buku 2014, yaitu antara lain:

Keputusan RUPS Tahun Buku 2014 Keterangan Realisasi

Menyetujui dan menunjuk Kantor Akuntan Publik dan Konsultan Aktuaria Independen yang sama dengan yang digunakan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, selaku perusahaan induk untuk tahun buku 2015.

Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana dan rekan (afiliasi KAP Pricewaterhouse Coopers) sebagai Akuntan Publik BNI Syariah untuk tahun buku 2015.

Menyetujui melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan besarnya biaya jasa Kantor Akuntan Publik dan Konsultan Aktuarian Independen tahun buku 2015 dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan Pemegang Saham mayoritas.

Dewan Komisaris BNI Syariah menetapkan besarnya biaya jasa KAP dan Konsultan Aktuaria untuk tahun buku 2015.

Menyetujui Tugas Manajemen Perseroan untuk tahun 2015 sebagai berikut:

1. Menjaga dan meningkatkan kepatuhan termasuk nilai-nilai syariah.

2. Menjaga rasio NPF maksimal 1,99%.

3. Menjaga coverage ratio menjadi minimal 87,79%.

4. Mencapai recovery minimal Rp22,6 miliar.

5. Mencapai CASA (tidak termasuk dana bank) minimal 49,24%. 6. Laba minimal Rp162,89 miliar.

1. Menjaga dan meningkatkan kepatuhan termasuk nilai-nilai syariah

2. Menjaga rasio NPF sebesar 2,3% 3. Menjaga coverage ratio pada

84,51%

4. Mencapai recovery minimal Rp. 39,7 M

5. Mencapai CASA (di luar dana bank) sebesar 46,15%

6. Mencapai Laba sebesar 228,53 miliar

III. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS SYARIAH

(24)

Komitmen DPS dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional BNI Syariah adalah melakukan review terhadap kegiatan BNI Syariah selama tahun 2015 dalam upaya meningkatkan pengawasan praktek syariah. Keseluruhan temuan hasil uji petik langsung pada kantor cabang telah disampaikan kepada Direksi atau unit kerja terkait untuk ditindaklanjuti dan diperbaiki guna memenuhi kesesuaian dengan prinsip syariah yang telah ditetapkan.

A. Komposisi Dewan Pengawas Syariah

Sesuai dengan ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 12/13/DPbS dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, maka Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk BNI Syariah terdiri atas 2 (dua) orang termasuk 1 (satu) orang ketua dan 1 (orang) anggota. Berdasarkan peraturan tersebut, susunan DPS BNI Syariah hingga 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

No Nama Jabatan Tanggal Pengangkatan

1 KH Ma’ruf Amin Ketua DPS 12 Agustus 2015 (periode ke 2) 2 DR. Hasanudin, M.Ag Anggota DPS 12 Agustus 2015 (periode ke 2)

B. Profil dan Daftar Riwayat Hidup singkat Dewan Pengawas Syariah

Ma’ruf Amin, Ketua Dewan Pengawas Syariah,

(72 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah Perseroan sejak tahun 2010. Menyelesaikan studinya di Pesantren Tebu Ireng Jombang pada tahun 1961 kemudian belajar di beberapa pesantren di daerah Banten sampai dengan tahun 1963. Memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu Chaldun pada tahun 1967.

Pengalaman kerja:

Tahun 2009 – sekarang : Ketua DPS Bank Muamalat Tahun 2004 – sekarang : Ketua DPS Bank Mega Syariah Tahun 2003 – sekarang : Ketua Harian DSN MUI

(25)

Hasanudin, Anggota Dewan Pengawas Syariah, (54 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah Perseroan sejak tahun 2010. Belajar di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Hilaliyah, Durajaya Beber Cirebon pada tahun 1973 sampai tahun 1977, Pondok Pesantren APIK Kauman Kaliwungu Kendal Jateng pada tahun 1977 sampai tahun 1981, dan Pondok Pesantren HM Lirboyo Kediri Jatim pada tahun 1981 sampai tahun 1986. Memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) dari Fakultas Syariah Universitas Islam Tribhakti Kediri pada tahun 1985, kemudian meraih gelar Sarjana (Drs) dari Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (kini UIN Syarif Hidayatullah) Jakarta pada tahun 1989, memperoleh gelar Magister Agama Pengkajian Islam (Konsentrasi Syariah) pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (kini UIN Syarif Hidayatullah) Jakarta pada tahun 1997, dan melanjutkan studi hingga meraih gelar Doktor Pengkajian Islam (Konsentrasi Syariah) di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008.

Pengalaman kerja:

Tahun 2014 - sekarang : Anggota Tim Kerja Komite Pengembangan Jasa Keuangan Syariah

Tahun 2006 - sekarang : Anggota Komite Akuntansi Syariah (KAS) – IAI

Tahun 2006 : Tim Ahli LP POM MUI

Tahun 2000 - sekarang : Ketua DPS UUS Toyota Finance

Tahun 2000 - sekarang : Anggota DPS BNI Syariah Tahun 2000 - sekarang : Anggota DPS UUS Danamon Tahun 2000 - sekarang : Anggota DPS UUS Asuransi

TPI

Tahun 2000 - sekarang : Anggota DPS UUS Reasuransi Re-Indo

Tahun 1999 - sekarang : Dosen Hukum Islam di UIN Tahun 1993 - sekarang : Dosen/Dekan Fakultas

(26)

C. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

Tugas dan tanggung jawab DPS adalah memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Perseroan agar sesuai dengan Prinsip Syariah yang tercermin pada 3 (tiga) fungsi, yaitu:

Fungsi Tugas & Tanggung Jawab

Koordinasi - Melakukan rapat dan diskusi dengan pihak internal terkait pemenuhan Prinsip Syariah. - Mewakili dan mendampingi Bank untuk rapat,

diskusi, dan konsultasi kepada pihak eksternal terkait pemenuhan Prinsip Syariah.

Pengawasan - Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank;

- Mengawasi proses pembangunan produk baru dan pengembangan fitur produk Bank agar sesuai dengan fatwa DSN-MUI;

- Meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya;

- Melakukan review secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank;

- Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

- Mengevaluasi Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah. - Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas

pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah. Pelaporan - Melaporkan hasil pengawasan Dewan Pengawas

Syariah kepada Direksi dan Dewan Komisaris. - Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan DPS

kepada OJK dan DSN-MUI.

- Menyampaikan Hasil Evaluasi Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah kepada Direksi dan Dewan Komisaris.

(27)

D. Rapat Dewan Pengawas Syariah

Sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, rapat DPS diselenggarakan minimal 1 kali dalam setiap bulan. Sepanjang tahun 2015, DPS telah melakukan rapat dengan rincian frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:

No Hari/Tgl

Agenda

Kehadiran Dr. KH.

Ma'ruf Amin

Dr. Hasanudin,

M.Ag 1 Selasa, 6

Januari 2015

1. Perhitungan Monthly Fee dan Cash Rebate pada Kartu Pembiayaan (Secara Harian) 2. Kutipan pada Awal, Tengah, atau Akhir Matan dan Perawi Hadits

Hadir 1 Hadir 1

2 Jumat, 6 Februari 2015

1. Program Hadiah Tabungan; Pilih Hasanahmu

2. Konsep Sukuk Mudharabah BNI Syariah 2015

Hadir 1 Hadir 1

3 Kamis, 26 Maret 2015

1. Kerjasama Pembayaran Elektronik dengan Transaksi Sharf

2. Fee untuk Perusahaan Kerjasama Program Pembiayaan Karyawan 3. Biaya Asuransi untuk

Membentuk Harga Barang 4. Biaya Pengikatan Jaminan

Pembiayaan Multiguna untuk Membentuk Harga Barang 5. Dua Fasilitas Pembiayaan

Murabahah Menggunakan Satu Agunan yang Sama 6. Akad yang Tepat untuk

Skema Pembiayaan Tujuan Take Over Kredit dengan Tambahan

Hadir 1 Hadir 1

Nama Jabatan

Frekuensi Rapat Jumlah

Rapat Jumlah Kehadiran

KH Ma’ruf Amin Ketua 15 15

(28)

4 Selasa, 14 April 2015

1. Pengalihan Hutang Kartu Kredit

2. Perjanjian/Akad Pembiayaan pada Transaksi Pengalihan Hutang dengan Tambahan Pembiayaan

Hadir 1 Hadir 1

5 Rabu, 3 Juni 2015

1. Pembiayaan Murabahah

dengan Skema

Reimbursment dan Konversi Akad Qardh ke Akad Musyarakah

2. Penjelasan Risalah Rapat DPS tentang Pembiayaan Mudharabah atau Musyarakah dengan Skema Reimbursment

3. Pembiayaan Musyarakah Berdasarkan Invoice yang Diserahkan Nasabah

Hadir 1 Hadir 1

6 Selasa, 23 Juni 2015

1. Aktivitas Griya Swakarya Hadir 1 Hadir 1

7 Selasa, 27 Juli 2015

1. Form Wakalah Pembelian barang untuk Pembiayaan Murabahah Multifinance Executing

2. Pengalihan Hutang Kredit Konsumtif ke Pembiayaan Fleksi

Hadir 1 Hadir 1

8 Kamis, 27 Agustus 2015

1. Konsep Bisnis Griya Konstruksi

Hadir 1 Hadir 1

9 Selasa, 8 September 2015

1. Jualah Offer Penempatan Deposito (Dana Haji) Kemenag RI

2. Jasa Layanan Setoran, Transfer, dan Penarikan Tunai Bagi Nasabah BNI di Bank Syariah

Hadir 1 Hadir 1

10 Selasa, 6 Oktober 2015

1. Pengenaan Biaya Atas Transaksi Banknotes 2. Struktur Rincian Harga Jual

Barang (Maksimum Pembiayaan) Pada Pembiayaan Murabahah (SKP dan Perjanjian

(29)

Pembiayaan)

11 Selasa, 13 Oktober 2015

1. Finalisasi Aktivitas Griya Swakarya

Hadir 1 Hadir 1

12 Rabu, 28 Oktober 2015

1. Presentasi Laporan Hasil Pengawasan DPS Semester 1 Tahun 2015

Hadir 1 Hadir 1

13 Selasa, 24 November

1. Pembiayaan HOP dan COP Hadir 1 Hadir 1

14 Selasa, 8 Desember 2015

1. Pengalihan Hutang Kredit Modal Kerja

Hadir 1 Hadir 1

15 Rabu, 23 Desember 2015

1. Finalisasi Pembiayaan HOP dan COP

2. Pembiayaan Murabahah kepada Multifinance

3. Akad Murabahah yang Rusak atau Batal

Hadir 1 Hadir 1

Total Rapat DPS 15

Kewajiban Rapat DPS 12

Total Kehadiran Rapat per Anggota DPS

15 15

E. Kegiatan Dewan Pengawas Syariah

Selama tahun 2015, beberapa aktivitas yang dilakukan oleh DPS di setiap fungsi antara lain sebagai berikut:

Realisasi Kegiatan DPS Semester I

No Realisasi Kegiatan DPS

Semester I Keterangan

1. Melakukan rapat dan diskusi dengan pihak internal terkait pemenuhan Prinsip Syariah.

a. Melaksanakan Rapat DPS sebanyak 6 (enam) kali dengan hasil sebagaimana tertuang dalam Risalah Rapat DPS. b. Pelayanan Konsultasi Syariah pada setiap

hari kerja untuk memenuhi kebutuhan Bank dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya.

(30)

dengan pegawai setelah melaksanakan review syariah.

2. Mewakili dan mendampingi Bank untuk rapat, diskusi, dan konsultasi kepada pihak eksternal terkait pemenuhan Prinsip Syariah.

a. Rapat RBB BNI Syariah bersama OJK. b. Rapat Rencana Penerbitan Sukuk

Mudharbah BNI Syariah 2015 bersama OJK.

c. Diskusi dan Bedah Buku Panduan Produk Koperasi BMT UGT Sidogiri bersama Pengurus Koperasi BMT UGT Sidogiri. 3. Menilai dan memastikan

pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank.

a. Mereview karakteristik, akad, dan petunjuk pelaksanaan rencana pengembangan produk baru yaitu Tabungan SimPel iB terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah pada pengembangan produk baru tersebut.

b. Mereview rencana pengembangan fitur produk agar rencana kebijakan tersebut dapat sejalan dan memenuhi ketentuan Prinsip Syariah.

4. Mengawasi proses pembangunan produk baru dan pengembangan fitur produk Bank agar sesuai dengan fatwa DSN-MUI.

a. Mengawasi rencana pengembangan produk baru mengenai tujuan, karakteristik, dan akad yang digunakan dalam produk baru yang akan dikeluarkan, yaitu produk Tabungan SimPel iB.

b. Mengawasi rencana pengembangan fitur produk dengan meminta penjelasan dari pejabat yang berwenang mengenai usulan fitur/model bisnis dan karakteristik fitur produk agar sesuai dengan Prinsip Syariah. Pengawasan dilakukan dengan cara meminta penjelasan dari Divisi atau unit kerja Bank yang didampingi oleh CMD.

5. Meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya.

Tidak ada permohonan fatwa baru kepada DSN-MUI, hanya mengkonsultasikan kepada WGPS terkait rencana pengembangan produk griya swakarya (aktivitas pembelian aset properti oleh Bank, kemudian asset tersebut akan diberikan tambahan nilai (renovasi atau pembangunan) sebelum dijual, disewakan, disewa-belikan kepada pembeli atau penyewa (end user).

6. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap

(31)

mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank.

penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan jasa perbankan.

b. Melakukan review syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta jasa perbankan melalui kegiatan pengambilan uji petik transaksi dengan fokus kajian terhadap kualitas pelaksanaan akad yang digunakan berdasarkan Prinsip Syariah. c. Melakukan review syariah terhadap draf

Surat Edaran, Petunjuk Teknis, Petunjuk Pelaksanaan, dan Kebijakan yang rencananya akan diterapkan.

d. Kegiatan pengambilan uji petik transaksi dilaksanakan di Kantor Cabang Jambi dan Banjarmasin.

e. Review terhadap draft Surat Edaran, Petunjuk Teknis, Petunjuk Pelaksanaan, dan Kebijakan yang rencananya akan diterapkan di BNI Syariah.

7. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

Meminta data dan informasi melalui kegiatan diskusi, meminjam dokumen kerja, data transaksi, dll yang dibutuhkan DPS dalam rangka melaksanakan tugas pengawasannya.

8. Mengevaluasi Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah.

(32)

formal dalam bentuk dokumen Opini DPS yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil kebijakan di BNI Syariah. 9. Mengevaluasi

pertanggungjawaban

Direksi atas pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah.

Melaksanakan evaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah pada saat Rapat Kinerja dan Laporan Hasil Audit Internal.

10. Melaporkan hasil pengawasan Dewan Pengawas Syariah kepada Direksi dan Dewan Komisaris.

Melaporkan Hasil Pengawasan DPS kepada Direksi dan Dewan Komisaris.

11. Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan DPS kepada OJK dan DSN-MUI.

Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan DPS kepada OJK dan DSN-MUI paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode semester dimaksud berakhir.

12. Menyampaikan Hasil Evaluasi Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah kepada Direksi dan Dewan Komisaris.

Melaksanakan pemantauan terhadap Kebijakan Manajemen Risiko dengan melaksanakan fungsi kontrol. Hasil Evaluasi Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah pada fungsi ex-ante disampaikan kepada Direksi ketika dianggap cukup sebagai bahan kajian dan perbaikan, sementara Hasil Evaluasi Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah pada fungsi ex-post disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris secara semesteran sebagai bahan perhatian.

13. Menyampaikan Hasil Evaluasi

Pertanggungjawaban

Direksi atas Pelaksanaan Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah kepada Direksi dan Dewan Komisaris.

Hasil evaluasi DPS dapat disampaikan dalam bentuk Opini Syariah dan Rekomendasi mengenai Kinerja Direksi yang dapat diterbitkan sesuai dengan

(33)

Realisasi Kegiatan DPS Semester II

1. KEGIATAN PADA FUNGSI KOORDINASI

NO TUGAS DAN

TANGGUNGJAWAB REALISASI KEGIATAN

1

Melakukan rapat dan

diskusi dengan pihak internal terkait pemenuhan Prinsip Syariah.

1. Pada semester 2 Tahun 2015, Rapat DPS dilaksanakan sebanyak 8 (delapan) kali. Rapat dilakukan bersama Divisi dan bersama Dewan Komisaris dan Direksi. Hasil Rapat DPS tertuang dalam Risalah Rapat DPS, yaitu:

a. Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RISALAH/VIII/2015/007 tanggal 31 Agustus 2015.

b. Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RISALAH/IX/2015/008 tanggal 8 September 2015.

c. Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RISALAH/X/2015/009 tanggal 6 Februari 2015.

d. Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RISALAH/X/2015/010 tanggal 6 Oktober 2015.

e. Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RISALAH/X/2015/011 tanggal 13 Oktober 2015.

f. Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RISALAH/X/2015/012 tanggal 28 Oktober 2015.

g. Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RISALAH/XI/2015/013 tanggal 24 November 2015.

h. Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RISALAH/XII/2015/014 tanggal 8 Desember 2015.

i. Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RISALAH/XII/2015/015 tanggal 23 Desember 2015.

2. Pada semester 2 Tahun 2015, pelayanan Konsultasi Syariah diberikan pada setiap hari kerja untuk memenuhi kebutuhan BNI Syariah dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya agar tetap konsisten dan sesuai dengan Prinsip Syariah.

(34)

Prinsip Dasar Perbankan Syariah (PDPS) dan Refreshment Pengetahuan Syariah untuk pegawai BNI Syariah dalam berbagai kelas, baik oleh DPS atau Staff. a. PDPS Pegawai Kelas ADP di Jakarta. b. Refreshment Sharia Knowledge

Pegawai Cabang Surabaya. c. PDPS Pegawai Mikro di Makassar. d. Refreshment Sharia Knowledge

Pegawai Cabang Surabaya Dharmawangsa.

e. PDPS Pegawai Reguler di Surabaya. f. PDPS Pegawai Reguler di Medan. g. PDPS Pegawai Kantor Pusat di

Jakarta.

h. Refreshment Sharia Knowledge Pegawai Cabang Purwokerto.

2

Melaksanakan rapat, diskusi, dan konsultasi dengan pihak eksternal terkait pemenuhan Prinsip Syariah di Bank.

Pada semester 2 Tahun 2015, DPS turut serta dalam kegiatan:

a. Seminar BPJS Syariah di UIN Jakarta. b. Ijtima’ Sanawi DPS tahun 2015 di

Bandung.

c. Diskusi Hasil Audit KAP di KP BNI Syariah

d.

Diskusi Hasil Audit OJK di OJK.

2. KEGIATAN PADA FUNGSI PENGAWASAN

NO TUGAS DAN

TANGGUNGJAWAB REALISASI KEGIATAN 1. Menilai dan memastikan

pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank;

1. Pada semester 2 Tahun 2015, DPS mereview rencana ketentuan internal produk baru yaitu produk Tabungan Prima iB Hasanah, Aktifitas Griya Swakarya, General Payment System (GPS) iB Hasanah, Pembiayaan Griya HOP (House Ownership Program) iB Hasanah, Pembiayaan Car COP (Car Ownership Program) iB Hasanah.

2. Pada semester 2 Tahun 2015, DPS

mereview rencana

perubahan/pengembangan fitur produk/rencana usulan pengembangan produk/fitur, yaitu:

(35)

Pembayaran Barang dalam Rangka Pembiayaan Murabahah untuk Multifinance (Executing).

b. Pengalihan Hutang Kredit Konsumtif ke Pembiayaan Fleksi.

c. Jualah Offer Penempatan Deposito (Dana Haji) Kemenag RI.

d. Jasa Layanan Setoran, Transfer, dan Penarikan Tunai Bagi Nasabah BNI di Bank Syariah.

e. Pengenaan Biaya Atas Transaksi Banknotes.

f. Struktur Rincian Harga Jual Barang Pada Pembiayaan.

g. Aktivitas Griya Swakarya.

h. Pengalihan Hutang Kredit Modal Kerja. i. Pembiayaan Murabahah kepada

Multifinance.

j. Akad Murabahah yang Rusak atau Batal.

2. Mengawasi proses pengembangan produk baru dan fitur produk Bank agar sesuai dengan fatwa DSN-MUI;

1. Pada semester 2 tahun 2015, DPS meminta data melalui diskusi dan dokumen-dokumen terkait dari pejabat yang berwenang mengenai tujuan, konsep, akad, dan ketentuan internal atas rencana pengembangan produk baru. Data diperoleh dari:

a. Funding and Transactional Division (FTD) terkait Tabungan Prima iB Hasanah.

b. Consumer Financing Division (CFD) terkait Aktifitas Griya Swakarya.

c. FTD terkait General Payment System (GPS) iB Hasanah

d. CFD terkait Pembiayaan Griya HOP (House Ownership Program) iB Hasanah

(36)

perubahan/ pengembangannya. Diskusi dilakukan secara internal bersadarkan surat atau dokumen yang disampaikan kepada DPS, atau bersama dengan CMD (Compliance Desk) atau Divisi/Unit kerja lainnya, diantaranya adalah:

a. Legal Division (LGD) Form Akad Wakalah Pembelian dan Pembayaran Barang dalam Rangka Pembiayaan Murabahah untuk Multifinance (Executing).

b. FTD dan CFD terkait Pengalihan Hutang Kredit Konsumtif ke Pembiayaan Fleksi.

c. FTD terkait Jualah Offer Penempatan Deposito (Dana Haji) Kemenag RI. d. FTD terkait Jasa Layanan Setoran,

Referensi

Dokumen terkait

Ma’arif, dimana mereka adalah pelaku dari proses tersebut, sehingga peneliti mampu mendapatkan data yang berkaitan dengan fokus penelitian.. Dalam penelitian

Kegiatan Pengkajian APBN terdiri dari Pendampingan SL-PTT, Pendampingan Program Pengembangan Kawasan Hortikultura, Pendampingan PSDS Provinsi

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini difokuskan pada permasalahan subyek yaitu pada ranah kognitif anak autis dalam memahami konsep ukuran besar kecil, yang

Kesadaran dan tanggung jawab ini dapat dikembangkan melalui konseling kelompok dengan pendekatan realitas yang memberi- kan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengevaluasi tujuan

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

‐ Suatu masalah dikatakan ilmiah bila dapat didekati dengan cara-cara sikap ilmiah (Scientific Attitude).. ‐ Suatu masalah dapat dikatakan ilmiah bila dilakukan dengan cara-cara

Sehingga untuk penelitian ini menggunakan algoritma SVM sebagai metode untuk pengklasifikasian serta beberapa fitur lain yang lebih dominan dalam mewakili suatu

Keterpaduan pasar yang kuat (dilihat dari tingkat siknifikansi α 1 %) antara pasar produsen Curup dengan pasar konsumen yaitu pasar Panorama, pasar Minggu, pasar