• Tidak ada hasil yang ditemukan

Community Building di ASEAN Langkah untu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Community Building di ASEAN Langkah untu"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

M Farhan Faruq saya kembali bahwa saya hidup di sebuah kawasan yang sedang bergerak untuk menumbuhkan integrasinya. Perjalanan ASEAN menjadi kawasan yang terintegrasi sepenuhnya bukanlah perkara mudah dan dapat dilakukan dalam jangka waktu yang singkat. Masih banyak hal yang perlu dilakukan, banyak permasalahan yang perlu dituntaskan.

Dalam visi ASEAN 2025 yang di telah disusun oleh High Level Task Force (HLTF) on ASEAN Coommunity’s Post-2015, disusun cetak biru ASEAN 2025 berdasarkan tiga pilar ASEAN, yaitu Politik dan Keamanan, Ekonomi, serta Sosial dan Budaya. Namun, seperti yang dipaparkan oleh Bapak I Gusti Agung Wesaka Puja, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh kita, ASEAN, seperti isu sengketa, kejahatan transnasional, traktat ekstradisi, serta keanggotaan Timor Leste di ASEAN. Tantangan tersebut harus dapat kita selesaikan agar mencapai ASEAN 2025 yang tergambar dalam Cetak Biru ASEAN 2025 tersebut. Selain urusan high politics seperti yang telah disebutkan, ASEAN juga harus berupaya untuk menjadi semakin terintegrasi kepada masyarakat, agar kehadiran ASEAN dapat berarti bagi masyarakat negara-negara ASEAN itu sendiri, dan agar isu-isu kemasyarakatan seperti kerja sama sosial budaya dan kerja sama penanggulangan bencana dapat terlaksana dengan baik.

(2)

community building, yaitu menjadikan ASEAN lebih konkret secara politik, lebih terintegrasi secara ekonomi, dan lebih bertanggung jawab secara sosial. Dala m sepuluh tahun mendatang, ASEAN diharapkan menjadi organisasi yang semakin kokoh dan berorientasi kepada masyarakat.

Di dalam mewujudkan visi ASEAN 2025 ini, kita jangan melupakan bahwa kita juga sebagai bangsa Indonesia harus dapat mengikuti perkembangan yang terjadi di ASEAN. Kita harus menyelaraskan program dalam negeri dengan visi ASEAN agar dapat mendukung integrasi ini. Kita juga harus melakukan penguatan di daerah-daerah dalam komunitas ASEAN ini. Community building memang jika dilihat sekilas akan terlihat “menyenangkan” dan menguntungkan bagi negara-negara anggota ASEAN. Namun tentunya setiap negara memiliki kelemahan masing-masing, dan harus berupaya sedemikian rupa untuk menutupinya dan mengoptimalkan kinerja mereka.

Indonesia memang negara yang besar dan memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang juga banyak jumlahnya. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki wilayah paling luas se-Asia Tenggara. Namun masyarakat Indonesia tidak boleh memiliki kebanggaan semu akan hal itu, kita harus mulai berperan aktif dan meingkatkan daya saing dalam menghadapi dan melakukan community building agar tidak kalah kualitas dari masyarakat negara-negara ASEAN lainnya. Bagaimana caranya?

Menurut Pak Teuku Rezasyah, kita harus dapat melakukan apa yang telah Singapura terapkan di negara mereka. Singapura menerapkan 7 pilar bagi

(3)

kecil dan memiliki warga negara yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Indonesia. Untuk menerapkan ketujuh pilar tersebut, Indonesia memiliki tantangan yang lebih besar dari Singapura karena luas wilayah dan jumlah penduduk yang jauh lebih besar.

Jika dikaitkan dengan salah satu teori dalam studi Hubungan Internasional tentang regionalisme, maka saya berpendapat bahwa teori konstruktivisme akan dapat membantu kita untuk menganalisis dinamika community building yang akan ASEAN lakukan pada 2016-2025 mendatang, karena konstruktivisme secara teoretis merupakan jembatan penghubung antara neorealisme dan neoliberalisme. Dalam Prosiding Workshop 2012, Ibu Nuraeni berpendapat bahwa “Identitas ASEAN yang dibentuk dari kekuatan jargon ‘stabilitas politik’, ‘stabilitas ekonomi’ dan ‘stabilitas keamanan’ di Asia Tenggara sesungguhnya dibangun di atas kerapuhan perlindungan terhadap inti dari mengapa negara diperlukan yaitu warga negara”[ CITATION Nur12 \l 1057 ]. Untuk melakukan community building, kita harus memfokuskan pembangunan komunitas tersebut kepada masyarakat ASEAN agar komunitas ini terintegrasi secara utuh. ASEAN harus menyadari bahwa masyarakat adalah elemen penting bagi identitasnya, dan masyarakat ASEAN harus memahami identitas mereka sebagai bagian dari ASEAN.

Secara garis besar, teori konstruktivisme berargumen bahwa integrasi akan dicapai karena adanya rasa kepemilikan bersama, saling menghormati, dan loyalitas terhadap suatu identitas regional dari seluruh anggota kawasan [ CITATION And05 \l 1057 ]. Identitas tersebut inilah yang sedang coba dibangun oleh ASEAN dalam community building menuju visi ASEAN 2025. ASEAN yang terdiri dari sepuluh negara yang memiliki beragam budaya yang berbeda, harus dapat menyatukan masyarakatnya dalam suatu identitas bersama.

(4)
(5)

Referensi

Seminar “Dialog Mahasiswa tentang Visi ASEAN 2025. Bandung, 31 Oktober 2015.

Hurrell, A., 2005. The Regional Dimension in International Relations Theory. Global Politics of Regionalism, pp. 38-53.

Referensi

Dokumen terkait

Setiap tahun spesies penyebab kandidemia didominasi oleh Candida tropicalis, Candida albicans, dan Candida parapsilosis dengan kecenderungan peningkatan kasus Candida

Hasil Uji-t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients. t

Konsentrasi ethepon memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, susut bobot, kekerasan, total asam, total padatan terlarut, indeks kematangan, uji skor warna,

untuk menghapus mail, pilih mail yang akan dihapus dari messages list , lalu click tombol delete pada toolbar, atau buka menu File , lalu pilih Delete. - mengembalikan mail

Pengumuman kinerja keuangan memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka hipotesis dari penelitian ini yaitu, terdapat pengaruh terhadap derajat deasetilasi yang dihasilkan pada proses deasetilasi

1) Wawancara Terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

Hal ini dapat dilihat dari ucapannya, “Barangsiapa yang mencintai sesuatu tanpa ada kaitannya dengan mahabbah kepada Tuhan adalah suatu kebodohan dan kesalahan