• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PELATIHAN GURU SOSIOLOGI TENTANG PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS BUDAYA LOKAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODEL PELATIHAN GURU SOSIOLOGI TENTANG PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS BUDAYA LOKAL"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

HASIL WAWANCARA

Sumber Wawancara : Siti Nur Wiqoyati, S.Pd, M.A

Jabatan : Kepala SMA N 1 Singorojo

Tanggal wawancara : 8 Desember 2014

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

No Pertanyaan Jawaban

1 Menurut Ibu, bagaimana kondisi saat ini tentang pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian besar guru sosiologi di

Kabupaten Kendal?

Metode pembelajaran sudah mulai bervariasi, tidak hanya ceramah dan diskusi tetapi sudah banyak yang memanfaatkan media (70%) dan memanfaatkan lingkungan (60%)

2 Menurut Ibu, apakah para guru sudah banyak memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar sosiologi?

Ya, mungkin sekitar 60%

3 Menurut Ibu, bagaimana seharusnya pembelajaran sosiologi saat ini?

Minimal siswa harus mengenal budaya di tempat tinggalnya, jadi pembelajaran sosiologi harus memfasilitasi

(2)

No Pertanyaan Jawaban menurut pendapat

Ibu?

5 Menurut pendapat Ibu, bagaimana kepekaan peserta didik saat ini terhadap budaya lokal

Peserta didik masih peka dan cukup mengenal budaya lokalnya, tetapi paertisipasi mereka masih rendah dalam mengembangkannya

6 Menurut Ibu,

tugas mengeksplor dan

mempresentasikan budaya-budaya lokal yang ada disekitarnya.

7 Menurut Ibu, melihat kondisi tersebut apa yang sebenarnya

dibutuhkan oleh guru sosiologi saat ini?

Guru harus melek teknologi, mampu berkomunikasi dengan siswa dan menghargai budaya

(3)

Lampiran 2

MODEL

PELATIHAN GURU SOSIOLOGI

TENTANG PEMBELAJARAN INKUIRI

BERBASIS BUDAYA LOKAL

Oleh: GUNARSO NIM : 942013076

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2015

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Landasan legal formal pengembangan SDM guru adalah Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pasal 10 ayat (1) UU tersebut menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Lebih lanjut empat kompetensi ini dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Landasan operasional peningkatan kompetensi guru tersebut adalah Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Revormasi Birokrasi No 19 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam peraturan tersebut secara jelas dinyatakan bahwa guru berkewajiban melakukan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.

(5)

peserta didik menumbuhkan kesadaran individu untuk memiliki tanggungjawab publik dalam ranah perbedaan sosial (KD 2.1) dan menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap perbedaan sosial (KD 2.2).

Tuntutan kurikulum tersebut membawa konsekuensi bahwa diperlukan pembelajaran yang memberikan peluang besar terhadap keaktifan peserta didik untuk menggali sendiri dengan terjun langsung ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara dengan nara sumber dan, mengambil makna dari sebuah pembelajaran tersebut.

Pembelajaran inkuri berbasis budaya lokal merupakan suatu alternatif pembelajaran yang secara langsung memberikan peluang besar bagi peserta didik untuk aktif menemukan sendiri melalui eksplorasi secara kelompok di luar kelas.

Inkuiri merupakan satu metode yang lebih banyak menggunakan pendekatan saintifik dengan beberapa prinsip mengamati, menanya, mengeskplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Muatan-muatan budaya lokal yang lebih dekat dengan kehidupan peserta didik perlu digali dan terintegrasi dalam pembelajaran sosiologi yang lebih dekat dengan hal-hal tersebut. Dengan demikian, pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal perlu diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh guru-guru sosiologi SMA (Depdikbud, 2013).

B. Pengertian

(6)

C. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan pelatihan guru sosiologi tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal sebagai berikut.

1. Meningkatkan pengetahuan guru-guru tentang materi pokok pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

2. Meningkatkan kompetensi pedagogik bagi guru sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal.

D. Sasaran

Pelatihan guru Sosiologi tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal memiliki sasaran yaitu guru yang tergabung dalam MGMP sosiologi di Kabupaten.

E. Indikator Keberhasilan

Pada akhir pelatihan, seluruh peserta pelatihan

diharapkan mampu memahami dan akhirnya

mengimplementasikan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dengan indikator:

1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

2. Lokal

3. Contoh RPP yang disusun dengan skenario pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

F. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan pelatihan pembelajaran Inkuiri Berbasis budaya lokal bagi guru-guru sosiologi di Kabupaten sebagai berikut.

(7)

2. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional

3. Landasan Operasional

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

b. Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

c. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

d. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuadayaan

Republik Indonesia No 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

(8)

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Penanggungjawab

Penanggungjawab kegiatan pelatihan guru sosiologi tentang Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal adalah ketua Penyelenggara.

B. Narasumber/Fasilitator

Narasumber pelatihan guru sosiologi tentang Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal:

1. Widyaiswara Sosiologi dari LPMP Jawa Tengah 2. Pengawas SMA

3. Guru senior yang sudah melaksanakan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal.

C. Waktu dan Tempat 1. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan pelatihan guru sosiologi tentang Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dilaksanakan selama 2 hari.

2. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan di ruang multimedia, atau ruang kelas di SMA.

D. Peserta

Peserta kegiatan pelatihan guru sosiologi tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal adalah guru sosiologi di Kabupaten.

E. Panitia

Panitia kegiatan pelatihan adalah dari MGMP Sosiologi Kabupaten yang terdiri dari:

1. Ketua

(9)

b. Membuat program pelaksanaan pelatihan 2. Sekretaris

a. Membantu ketua dalam pelaksanaan pelatihan b. Membuat surat:

1) Permohonan nara sumber ke: LPMP, Dinas Pendidikan, SMA tempat guru senior mengajar.

2) Permohonan ijin pelatihan ke Dinas Pendidikan Kabupaten

3) Permohonan ijin tempat pelaksanaan pelatihan ke tempat penyelenggara

4) Undangan Peserta Pelatihan ke SMA Negeri/Swasta se Kabupaten

5) Menyiapkan formulir biodata peserta 6) Menyiapkan datar hadir

7) menyiapkan sertifikat c. Menyusun jadwal pelatihan

d. Menyiapkan sertifikat peserta pelatihan e. Mencatat hasil pelatihan

f. Membuat laporan pelaksanaan pelatihan 3. Bendahara

a. Bersama ketua panitia membuat rencana anggaran

b. Mengatur pengeluaran biaya dalam pelaksanaan pelatihan

c. Menginventarisasi nota, kwitansi pengeluaran keuangan d. Membuat laporan keuangan

4. Sie Acara

a. Menerima Surat Tugas dan SPPD serta meminta tanda tangan surat tugas kepada kepala sekolah tempat pelatihan

(10)

5. Sie Konsumsi

Mengatur dan menyiapkan konsumsi penyelenggaraan pelatihan

6. Sie Humas

a. Mendistribusikan surat-surat yang keluar b. Memberikan informasi tentang pelatihan 7. Sie dokumentasi dan perlengkapan

a. Menyiapkan tempat pelatihan

b. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelatihan F. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan

Prosedur pelaksanaan pelatihan guru sosiologi SMA tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai berikut.

MONOTORING DAN EVALUASI

MENGIRIM NARA SUMBER

(11)

1. Perencanaan Pelatihan

a. Panitia membuat surat permohononan menjadi nara sumber yaitu: widya Iswara, pengawas dan guru senior. b. Panitia membuat surat ijin ke Dinas Pendidikan

Kabupaten.

c. Panitia membuat surat undangan pelatihan ke peserta melalui kepala SMA Negeri/ Swasta se Kabupaten.

d. Panitia membuat surat ijin penggunaan tempat pelatihan kepada kepala sekolah tempat penyelenggara. 2. Pelaksanaan

a. Peserta datang ke tempat pelatihan mengisi formulir biodata peserta dan pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar b. Peserta menyerahkan Surat Tugas dan SPPD

c. Peserta mendapatkan materi pelatihan

d. Peserta memasuki ruangan pelatihan dan siap mengikuti pelatihan.

e. Narasumber memberikan pelatihan sesuai jadwal 3. Monitoring dan Evaluasi

Di akhir pelaksanaan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pelatihan, dengan cara:

a. Hasil tugas pembuatan RPP sosiologi dengan metode inkuiri berbasis budaya lokal dikumpulkan ke panitia. b. Narasumber memberikan penilaian hasil tugas

pembuatan RPP

c. Pengisian Kuesioner tentang respon pelaksanaan pelatihan (terlampir)

G. Struktur Program

(12)

No MATERI PELATIHAN JPL

1 Kebijakan Pendidikan 2

2 Konsep Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal 2

3 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis

Budaya Lokal 4

5 Praktik Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal dengan Berkunjung ke Pusat Budaya Lokal 4

6 Monitoring dan evaluasi 2

J u m l a h 14

H. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan pelatihan pelatihan guru Sosiologi tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai berikut.

Hari: Pertama

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.00 – 08.00 Registrasi

2 08.00 – 08.30 Pembukaan dan

sambutan-sambutan Kepala SMA N 1 Singorojo 3 08.30 – 08.45 Coffe break

4 08.45 – 10.15 Kebijakan Pendidikan Pengawas SMA 5 10.15–12.00 Konsep Pembelajaran

Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Widyaiswara

6 12.00 – 13.00 ISOMA

7 13.00 -16.00 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

(13)

Hari: Kedua

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.30 – 08.30 Perjalanan Ke Pusat Budaya Lokal

2 08.30 – 12.00 Melakukan wawancara, observasi untuk

pengambilan data

Guru

Praktisi dan Masyarakat 3 12.00 – 13.00 ISOMA

4 13.00 – 14.00 Monitoring dan evaluasi Panitia

I. Anggaran (Perkiraan)

No Rincian Jumlah Biaya/ satuan Total

1 Narasumber dari Pengawas 2 jam 250,000.00 500,000.00

2 Narasumber dari Widyaiswara 2 jam 500,000.00 1,000,000.00 3 Guru Praktisi 8 hari 100,000.00 800,000.00

4 Transportasi peserta hari (2 hari) orang 20 75,000.00 1,500,000.00

5 Konsumsi (2 hari) orang 20 80,000.00 1,600,000.00

6 ATK orang 20 15,000.00 300,000.00

7 Sewa minibus 1 hari 750,000.00 750,000.00 9 Perlengkapan 1 orang 100,000.00 100,000.00

10 Dekorasi dan dokumentasi 1 paket 250,000.00 250,000.00

(14)

BAB III

TATA TERTIB

A. Tata Tertib Administrasi

Peserta segera melapor kepada panitia penyelenggara dan menyerahkan berkas kelengkapan administrasi yang terdiri dari:

1. Surat Tugas yang ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan

2. SPPD yang telah ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan

B. Tata Tertib Akademis

1. Peserta diwajibkan mengikuti seluruh acara yang telah ditetapkan tercantum pada jadwal kegiatan.

2. Peserta diwajibkan mengisi daftar hadir setiap hari 3. Peserta harus hadir 10 menit sebelum kegiatan dimulai 4. Peserta wajib membawa laptop sendiri untuk menunjang

kegiatan pelatihan

5. Peserta wajib membawa silabus sosiologi dari sekolah masing-masing.

6. Selama mengikuti kegiatan peserta berpakaian bebas rapi 7. Keperluan mengenai pelayanan dan atau materi akademik

diberikan oleh panitia

8. Selama kegiatan berlangsung peserta diwajibkan mengenakan tanda peserta

(15)

BAB IV PENUTUP

Kunci keberhasilan pelatihan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal bagi guru-guru sosiologi SMA antara lain:

1. Penyelenggara

a. Surat undangan kepada peserta pelatihan terkirim tepat waktu dan mendapatkan kepastian kesanggupan untuk mengikuti pelatihan

b. Tersedianya sarana dan prasarana pelatihan yang memadai

c. Tersedianya konsumsi untuk pelatihan

d. Tersedianya blangko form biodata formulir pendaftaran minimal sejumlah peserta pelatihan

e. Tersedianya materi pelatihan yang sudah digandakan minimal sejumlah peserta pelatihan.

f. Mematuhi jadwal pelaksanaan yang sudah ada g. Memberi informasi secara jelas tentang pelatihan h. Memberi pelayanan baik dalam pelatihan

2. Nara Sumber

a. Menguasai materi pelatihan tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

b. Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pelatihan

c. Adanya kejelasan dalam penyampaian materi

d. Adanya komunikasi aktif antara nara sumber dengan peserta pelatihan

e. Mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam penyampaian materi

(16)

g. Mampu menjawab dengan baik terhadap apa yang belum diketahui peserta

h. Bersikap dan berperilaku menyenangkan 3. Peserta Pelatihan

a. Memahami pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal b. Mampu membuat perencanaan pembelajaran inkuiri

(17)

Lampiran 1

Kop Surat...

Nomor : ...,... Lampiran : 1 lembar Kepada:

Perihal : Undangan Pelatihan Guru Yth. Kepala SMA ... di-

Tempat

Diberitahukan dengan hormat, sesuai dengan program MGMP Mata Pelajaran Sosiologi Tahun ..., akan menyelenggarakan kegiatan Pelatihan tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal bagi guru Sosiologi SMA se Kabupaten ...l, untuk pengembangan kompetensi guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan Bapak/Ibu Kepala Sekolah untuk mengijinkan dan menugaskan salah satu guru Sosiologi untuk menjadi peserta pelatihan yang akan diselenggarakan pada:

Hari/ Tanggal : ... Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : ... ... Ketentuan : Peserta wajib membawa silabus dan laptop Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih

Ketua Penyelenggara

(18)

Lampiran 2

Kop Surat...

Nomor : ...,... Lampiran : 1 lembar Kepada Yth.

Perihal : Permohonan nara sumber Kepala LPMP Jawa Tengah di-

Semarang

Diberitahukan dengan hormat, sesuai dengan program MGMP Mata Pelajaran Sosiologi Tahun ..., akan menyelenggarakan kegiatan Pelatihan tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal bagi guru Sosiologi SMA se Kabupaten ..., untuk pengembangan kompetensi guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan Bapak menugaskan salah satu Widya Iswara bidang Sosiologi untuk menjadi fasilitator dalam pelatihan yang akan diselenggarakan pada: Hari/ Tanggal : ...

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : ... ...

Demikian atas perhatian dan kerjasama Bapak kami ucapkan terima kasih

Ketua Penyelenggara

(19)

Lampiran 3

Kop Surat...

Nomor : ...,... Lampiran : 1 lembar Kepada Yth.

Perihal : Permohonan nara sumber Kepala

Dinas Pendidikan di-

...

Diberitahukan dengan hormat, sesuai dengan program MGMP Mata Pelajaran Sosiologi Tahun ..., akan menyelenggarakan kegiatan Pelatihan tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal bagi guru Sosiologi SMA se Kabupaten ..., untuk pengembangan kompetensi guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan Bapak menugaskan salah satu Pengawas untuk menjadi fasilitator dalam pelatihan yang akan diselenggarakan pada:

Hari/ Tanggal : ... Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : ... ...

Demikian atas perhatian dan kerjasama Bapak kami ucapkan terima kasih

Ketua Penyelenggara

(20)

Lampiran 4

Kop Surat

Nomor : ...,... Lampiran : 1 lembar Kepada Yth. Perihal : Permohonan nara sumber Kepala

SMA ... di-

...

Diberitahukan dengan hormat, sesuai dengan program MGMP Mata Pelajaran Sosiologi Tahun ... akan menyelenggarakan kegiatan Pelatihan tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal bagi guru Sosiologi SMA se Kabupaten ..., untuk pengembangan kompetensi guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan Bapak menugaskan kepada Ibu Septi Mantovani, M.Pd untuk menjadi fasilitator dalam pelatihan yang akan diselenggarakan pada: Hari/ Tanggal : ...

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB Tempat : Gedung Serba Guna

...

Demikian atas perhatian dan kerjasama Bapak kami ucapkan terima kasih

Ketua Penyelenggara

(21)

Lampiran 5

Kop Surat...

Nomor : ...,... Lampiran : 1 lembar Kepada Yth.

Perihal : Ijin Kegiatan Kepala

Dinas Pendidikan di-

...

Diberitahukan dengan hormat, sesuai dengan program MGMP Mata Pelajaran Sosiologi Tahun ..., akan menyelenggarakan kegiatan Pelatihan tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal bagi guru Sosiologi SMA se Kabupaten ... untuk pengembangan kompetensi guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon ijin untuk mengadakan pelatihan yang akan diselenggarakan pada:

Hari/ Tanggal : ... Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : ... ...

Demikian atas perhatian dan kerjasama Bapak kami ucapkan terima kasih

Ketua Penyelenggara

(22)

Lampiran 6

Kop Surat...

Nomor : ...,... Lampiran : 1 lembar Kepada Yth.

Perihal : Ijin Kegiatan Kepala

... di-

...

Diberitahukan dengan hormat, sesuai dengan program MGMP Mata Pelajaran Sosiologi Tahun ..., akan menyelenggarakan kegiatan Pelatihan tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal bagi guru Sosiologi SMA se Kabupaten ..., untuk pengembangan kompetensi guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon ijin untuk mengadakan pelatihan yang akan diselenggarakan pada:

Hari/ Tanggal : ... Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : ... ...

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih

Ketua Penyelenggara

(23)

Lampiran 7

JADWAL KEGIATAN PELATIHAN

Hari: Pertama

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber 1 07.00 – 08.00 Registrasi

2 08.00 – 08.30 Pembukaan dan

sambutan-sambutan Kepala ... 3 08.30 – 08.45 Coffe break

4 08.45 – 10.15 Kebijakan Pendidikan Pengawas SMA 5 10.15–12.00 Konsep Pembelajaran Inkuiri

Berbasis Budaya Lokal Widyaiswara 6 12.00 – 13.00 ISOMA

7 13.00 -16.00 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Guru Praktisi

Hari: Kedua

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber 1 07.30 –

08.30 Perjalanan Ke Pusat Budaya Lokal 2 08.30 –

12.00 Melakukan wawancara, observasi untuk pengambilan data

Guru

(24)

Lampiran 8

FORMULIR PENDAFTARAN PELATIHAN

Nama : ... NIP : ... Tempat, Tanggal lahir : ... Unit Kerja : ... No Telpon/ HP : ... Alamat Rumah : ... ... EMAIL : ...

..., ...

______________________ _____

(25)

Lampiran 9

INSTRUMEN RESPON PESERTA PELATIHAN TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN

Petunjuk

Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi yang ada. SS : Sangat sesuai dengan kondisi yang ada

S : Sesuai dengan kondisi yang ada

C : Cukup sesuai dengan kondisi yang ada KS : Kurang sesuai dengan kondisi yang ada TS : Tidak sesuai dengan kondisi yang ada

Respon terhadap penyelenggara

No Pernyataan SS S C KS TS 1 Surat undangan tidak mendadak

sehingga dapat menyiapkan apa saja yang perlu disiapkan untuk pelatihan

2 Tempat pelatihan dalam kondisi bersih 3 Tempat pelatihan luas dan sesuai dengan

jumlah peserta

4 Sarana pendukung pelatihan seperti LCD, papan tulis, spidol, penghapus dan lain-lainnya tersedia dengan baik

5 Sound sistem tersedia dan dalam kondisi baik

6 Konsumsi yang disediakan mencukupi 7 Menerima form biodata formulir

pendaftaran

8 Menerima materi pelatihan

9 Pelaksanaan pelatihan sesuai dengan jadwal

10 Waktu setiap seasion sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

11 Mendapatkan informasi yang saya butuhkan

12 Petugas penyelenggara memberikan pelayanan secara memuaskan

13 Kondisi ruangan pelatihan tidak panas 14 Kondisi WC atau toilet dalam kondisi

bersih

(26)

Respon terhadap Nara Sumber

No Pernyataan SS S C KS TS 1 Nara sumber menguasai materi pelatihan

tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

2 Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pelatihan

3 Materi disampaikan secara jelas

4 Nara sumber mampu berkomunikasi secara aktif dengan peserta pelatihan 6 Nara sumber menciptakan suasana yang

menyenangkan ketika menyampaikan materi

7 Nara sumber menguasai pengelolaan kelas pelatihan

8 Nara sumber mampu menjawab dengan baik terhadap apa yang belum diketahui peserta

(27)

Nama : _____________________________________________________ NIP : _____________________________________________________ Asal Sekolah : _____________________________________________________

TES PENGUASAAN MATERI

Jawablah pertanyaan berikut secara jelas!

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal?

2. Sebutkan perbedaan antara pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dengan pembelajaran lainnya!

3. Sebutkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dalam penerapan pembelajaran sosiologi!

4. Hal apa saja yang perlu dipersiapkan ketika akan melaksanakan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal?

5. Sebutkan di daerah Bapak/Ibu yang dapat dijadikan sebagai objek atau tema untuk pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal?

6. Kumpulkan hasil pembuatan RPP dengan metode pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

(28)

Lampiran 3

MODEL

PELATIHAN GURU SOSIOLOGI

TENTANG PEMBELAJARAN INKUIRI

BERBASIS BUDAYA LOKAL

Oleh: GUNARSO NIM : 942013076

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2015

(29)

BAB I

PENDAHULUAN

G. Latar Belakang

Landasan legal formal pengembangan SDM guru adalah Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pasal 10 ayat (1) UU tersebut menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Lebih lanjut empat kompetensi ini dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Landasan operasional peningkatan kompetensi guru tersebut adalah Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Revormasi Birokrasi No 19 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam peraturan tersebut secara jelas dinyatakan bahwa guru berkewajiban melakukan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.

(30)

memiliki tanggungjawab publik dalam ranah perbedaan sosial (KD 2.1) dan menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap perbedaan sosial (KD 2.2).

Tuntutan kurikulum tersebut membawa konsekuensi bahwa diperlukan pembelajaran yang memberikan peluang besar terhadap keaktifan peserta didik untuk menggali sendiri dengan terjun langsung ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara dengan nara sumber dan, mengambil makna dari sebuah pembelajaran tersebut.

Pembelajaran inkuri berbasis budaya lokal merupakan suatu alternatif pembelajaran yang secara langsung memberikan peluang besar bagi peserta didik untuk aktif menemukan sendiri melalui eksplorasi secara kelompok di luar kelas.

Inkuiri merupakan satu metode yang lebih banyak menggunakan pendekatan saintifik dengan beberapa prinsip mengamati, menanya, mengeskplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Muatan-muatan budaya lokal yang lebih dekat dengan kehidupan peserta didik perlu digali dan terintegrasi dalam pembelajaran sosiologi yang lebih dekat dengan hal-hal tersebut. Dengan demikian, pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal perlu diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh guru-guru sosiologi SMA (Depdikbud, 2013).

H. Pengertian

(31)

I. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan pelatihan guru sosiologi tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal sebagai berikut.

3. Meningkatkan pengetahuan guru-gutu tentang materi pokok pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

4. Meningkatkan kompetensi pedagogik bagi guru sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal.

J. Sasaran

Pelatihan guru Sosiologi tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal memiliki sasaran yaitu guru yang tergabung dalam MGMP sosiologi di Kabupaten Kendal.

K. Indikator Keberhasilan

Pada akhir pelatihan, seluruh peserta pelatihan

diharapkan mampu memahami dan akhirnya

mengimplementasikan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dengan indikator:

4. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

5. Contoh RPP yang disusun dengan skenario pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

L. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan pelatihan pembelajaran Inkuiri Berbasis budaya lokal bagi guru-guru sosiologi di Kabupaten Kendal sebagai berikut.

(32)

5. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional

6. Landasan Operasional

h. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

i. Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

j. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

k. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuadayaan

Republik Indonesia No 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

m.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

(33)

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

J. Penanggungjawab

Penanggungjawab kegiatan pelatihan guru sosiologi tentang Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal adalah Gunarso, selaku ketua Penyelenggara.

K. Narasumber/Fasilitator

Narasumber pelatihan guru sosiologi tentang Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal:

4. Widyaiswara Sosiologi dari LPMP Jawa Tengah 5. Pengawas SMA

6. Guru senior yang sudah melaksanakan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal.

L. Waktu dan Tempat 3. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan pelatihan guru sosiologi tentang Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dilaksanakan selama 2 hari.

4. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan di SMA N 1 Singorojo Kendal Jalan Raya Boja Singorojo No Telp. 0294 579 1522

M.Peserta

(34)

N. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan

Prosedur pelaksanaan pelatihan guru sosiologi SMA tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai berikut.

e. Setelah mendapatkan surat permohonan dari panitia, nara sumber hal-hal yang harus dibawa yaitu surat tugas, SPPD, materi dan media presentasi.

f. Nara sumber mengirim materi maksimal 2 hari sebelum pelaksanaan pelatihan

g. Nara sumber datang ke tempat pelatihan sesuai jadwal

NARASUMBER MENERIMA SURAT

PERMOHONAN

NARA SUMBER MENYIAPKAN

1. SURAT TUGAS 2. SPPD

3. MATERI PELATIHAN 4. PRESENTASI

KEMBALI KE INSTANSI DAN MELAPOR KE ATASAN MENGIRIM MATERI KE

PANITIA UNTUK DIGANDAKAN, 2 HARI SEBELUM PELAKSANAAN DATANG KE

TEMPAT PELATIHAN

MEMBERI

(35)

h. Nara sumber siap memberi pelatihan dan memberi tugas serta mengevaluasi peserta pelatihan

i. Pelatihan selesai, nara sumber kembali ke instansi dan melaporkan ke atasan.

O. Struktur Program

Struktur program pelatihan guru sosiologi tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai berikut.

No MATERI PELATIHAN JPL

1 Kebijakan Pendidikan 2

2 Konsep Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal 2

3 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis

Budaya Lokal 4

5 Praktik Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal dengan Berkunjung ke Pusat Budaya Lokal 4

J u m l a h 12

P. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan pelatihan pelatihan guru Sosiologi tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai berikut.

Hari: Pertama

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.00 – 08.00 Registrasi

2 08.00 – 08.30 Pembukaan dan

sambutan-sambutan Kepala SMA N 1 Singorojo 3 08.30 – 08.45 Coffe break

4 08.45 – 10.15 Kebijakan Pendidikan Pengawas SMA 5 10.15–12.00 Konsep Pembelajaran

Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Widyaiswara

(36)

7 13.00 -16.00 Perancangan

Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Guru Praktisi

Hari: Kedua

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.30 – 08.30

Perjalanan Ke Pusat Budaya Lokal

2 08.30 – 12.00

Melakukan wawancara, observasi untuk

pengambilan data

Guru

(37)

BAB III

TATA TERTIB

C. Tata Tertib Administrasi Nara sumber menyerahkan

3. Surat Tugas yang ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan

4. SPPD yang telah ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan

5. Materi pelatihan dan media presentasi maksimal 2 hari sebelum pelaksanaan pelatihan.

D. Tata Tertib Akademis

10. Nara sumber datang ke tempat pelatihan sesuai dengan jadwal

11. Narasumber hadir maksimal 20 menit sebelum kegiatan dimulai

12. Narasumber berpakaian bebas rapi

(38)

BAB IV PENUTUP

Kunci keberhasilan nara sumber dalam memberikan pelatihan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal bagi guru-guru sosiologi SMA antara lain:

i. Menguasai materi pelatihan tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

j. Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pelatihan k. Adanya kejelasan dalam penyampaian materi

l. Adanya komunikasi aktif antara nara sumber dengan peserta pelatihan

m.Mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam penyampaian materi

n. Menguasai pengelolaan kelas pelatihan

o. Mampu menjawab dengan baik terhadap apa yang belum diketahui peserta

(39)

Lampiran 4

MODEL

PELATIHAN GURU SOSIOLOGI

TENTANG PEMBELAJARAN INKUIRI

BERBASIS BUDAYA LOKAL

Oleh: GUNARSO NIM : 942013076

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2015

(40)

BAB I

PENDAHULUAN

M.Latar Belakang

Landasan legal formal pengembangan SDM guru adalah Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pasal 10 ayat (1) UU tersebut menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Lebih lanjut empat kompetensi ini dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Landasan operasional peningkatan kompetensi guru tersebut adalah Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Revormasi Birokrasi No 19 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam peraturan tersebut secara jelas dinyatakan bahwa guru berkewajiban melakukan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.

(41)

peserta didik menumbuhkan kesadaran individu untuk memiliki tanggungjawab publik dalam ranah perbedaan sosial (KD 2.1) dan menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap perbedaan sosial (KD 2.2).

Tuntutan kurikulum tersebut membawa konsekuensi bahwa diperlukan pembelajaran yang memberikan peluang besar terhadap keaktifan peserta didik untuk menggali sendiri dengan terjun langsung ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara dengan nara sumber dan, mengambil makna dari sebuah pembelajaran tersebut.

Pembelajaran inkuri berbasis budaya lokal merupakan suatu alternatif pembelajaran yang secara langsung memberikan peluang besar bagi peserta didik untuk aktif menemukan sendiri melalui eksplorasi secara kelompok di luar kelas.

Inkuiri merupakan satu metode yang lebih banyak menggunakan pendekatan saintifik dengan beberapa prinsip mengamati, menanya, mengeskplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Muatan-muatan budaya lokal yang lebih dekat dengan kehidupan peserta didik perlu digali dan terintegrasi dalam pembelajaran sosiologi yang lebih dekat dengan hal-hal tersebut. Dengan demikian, pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal perlu diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh guru-guru sosiologi SMA (Depdikbud, 2013).

N. Pengertian

(42)

O. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan pelatihan guru sosiologi tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal sebagai berikut.

5. Meningkatkan pengetahuan guru-gutu tentang materi pokok pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

6. Meningkatkan kompetensi pedagogik bagi guru sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal.

P. Sasaran

Pelatihan guru Sosiologi tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal memiliki sasaran yaitu guru yang tergabung dalam MGMP sosiologi di Kabupaten.

Q. Indikator Keberhasilan

Pada akhir pelatihan, seluruh peserta pelatihan

diharapkan mampu memahami dan akhirnya

mengimplementasikan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dengan indikator:

6. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

7. Contoh RPP yang disusun dengan skenario pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

R. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan pelatihan pembelajaran Inkuiri Berbasis budaya lokal bagi guru-guru sosiologi di Kabupaten sebagai berikut.

(43)

8. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional

9. Landasan Operasional

o. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

p. Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

q. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

r. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru s. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuadayaan

Republik Indonesia No 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

t. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

(44)

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

Q. Penanggungjawab

Penanggungjawab kegiatan pelatihan guru sosiologi tentang Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal adalah Gunarso, selaku ketua Penyelenggara.

R. Narasumber/Fasilitator

Narasumber pelatihan guru sosiologi tentang Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal:

7. Widyaiswara Sosiologi dari LPMP Jawa Tengah 8. Pengawas SMA

9. Guru senior yang sudah melaksanakan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal.

S. Waktu dan Tempat 5. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan pelatihan guru sosiologi tentang Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dilaksanakan selama 2 hari.

6. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan di Gedung Serbaguna atau Ruang Media yang ada di Sekolahan.

T. Peserta

(45)

U. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan

Prosedur pelaksanaan pelatihan guru sosiologi SMA tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai berikut.

j. Setelah mendapatkan surat undangan dari panitia, peserta pelatihan menyiapkan hal-hal yang harus dibawa yaitu surat tugas, SPPD, laptop dan silabus mata pelajaran sosiologi

PESERTA MENERIMA SURAT

UNDANGAN

PESERTA MENYIAPKAN

5. SURAT TUGAS 6. SPPD

7. LAPTOP 8. SILABUS

9. FOTO 3 X4 2 LEMBAR

LAPORAN KE KEPALA SEKOLAH

PESERTA DATANG KE TEMPAT PELATIHAN MENGISI BIODATA

FORMULIR PENDAFTARAN

MENERIMA MATERI PELATIHAN

MENGIKUTI PELATIHANDAN MENYELESAIKAN TUGAS

MENGISI ANGKET RESPON TERHADAP PELAKSAAN PELATIHAN, MENGERJAKAN EVALUASI, MENGUMPULKAN

(46)

k. Peserta datang ke tempat pelatihan

l. Setelah sampai di tempat pelatihan, mengisi form biodata formulir pendaftaran dan menyerahkan foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar

m.Peserta mendapatkan materi pelatihan

n. Peserta siap mengikuti pelatihan dan mematuhi aturan yang berlaku dalam pelatihan, berpartisipasi aktif selama kegiatan pelatihan

o. Peserta mengisi angket respon terhadap pelaksanaan pelatihan, menjawab lembar soal dan mengumpulkan RPP yang ditugaskan nara sumber.

p. Pelatihan selesai, peserta melaporkan kepada kepala sekolah masing-masing.

V. Struktur Program

Struktur program pelatihan guru sosiologi tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai berikut.

No MATERI PELATIHAN JPL

1 Kebijakan Pendidikan 2

2 Konsep Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal 2

3 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis

Budaya Lokal 4

5 Praktik Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal dengan Berkunjung ke Pusat Budaya Lokal 4

J u m l a h 12

W.Jadwal Kegiatan

(47)

Hari: Selasa, 10 Maret 2015

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.00 – 08.00 Registrasi

2 08.00 – 08.30 Pembukaan dan

sambutan-sambutan Kepala SMA 3 08.30 – 08.45 Coffe break

4 08.45 – 10.15 Kebijakan Pendidikan Pengawas SMA 5 10.15–12.00 Konsep Pembelajaran

Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Widyaiswara

6 12.00 – 13.00 ISOMA

7 13.00 -16.00 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Guru Praktisi

Hari: Rabu, 11 Maret 2015

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.30 – 08.30 Perjalanan Ke Pusat Budaya Lokal

2 08.30 – 12.00 Melakukan wawancara, observasi untuk

pengambilan data

Guru

(48)

BAB III

TATA TERTIB

E. Tata Tertib Administrasi

Peserta segera melapor kepada panitia penyelenggara dan menyerahkan berkas kelengkapan administrasi yang terdiri dari:

6. Surat Tugas yang ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan

7. SPPD yang telah ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan

F. Tata Tertib Akademis

14. Peserta diwajibkan mengikuti seluruh acara yang telah ditetapkan tercantum pada jadwal kegiatan.

15. Peserta diwajibkan mengisi daftar hadir setiap hari 16. Peserta harus hadir 10 menit sebelum kegiatan dimulai 17. Peserta wajib membawa laptop sendiri untuk menunjang

kegiatan pelatihan

18. Peserta wajib membawa silabus sosiologi dari sekolah masing-masing.

19. Selama mengikuti kegiatan peserta berpakaian bebas rapi

20. Keperluan mengenai pelayanan dan atau materi akademik diberikan oleh panitia

21. Selama kegiatan berlangsung peserta diwajibkan mengenakan tanda peserta

(49)

BAB IV

PENUTUP

Kunci keberhasilan peserta pelatihan dalam mengikuti pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal bagi guru-guru sosiologi SMA antara lain:

c. Memahami pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal d. Mampu membuat perencanaan pembelajaran inkuiri

(50)

Lampiran 1

FORMULIR PENDAFTARAN PELATIHAN

Nama : ... NIP : ... Tempat, Tanggal lahir ... :

Unit Kerja : ... No Telpon/ HP : ... Alamat Rumah : ... ... EMAIL : ...

...,...

(51)

Lampiran 2

INSTRUMEN RESPON PESERTA PELATIHAN TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN

Petunjuk

Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi yang ada. SS : Sangat sesuai dengan kondisi yang ada

S : Sesuai dengan kondisi yang ada

C : Cukup sesuai dengan kondisi yang ada KS : Kurang sesuai dengan kondisi yang ada TS : Tidak sesuai dengan kondisi yang ada

Respon terhadap penyelenggara

No Pernyataan SS S C KS TS 1 Surat undangan tidak mendadak

sehingga dapat menyiapkan apa saja yang perlu disiapkan untuk pelatihan

2 Tempat pelatihan dalam kondisi bersih 3 Tempat pelatihan luas dan sesuai dengan

jumlah peserta

4 Sarana pendukung pelatihan seperti LCD, papan tulis, spidol, penghapus dan lain-lainnya tersedia dengan baik

5 Sound sistem tersedia dan dalam kondisi baik

6 Konsumsi yang disediakan mencukupi 7 Menerima form biodata formulir

pendaftaran

8 Menerima materi pelatihan

9 Pelaksanaan pelatihan sesuai dengan jadwal

10 Waktu setiap seasion sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

11 Mendapatkan informasi yang saya butuhkan

12 Petugas penyelenggara memberikan pelayanan secara memuaskan

13 Kondisi ruangan pelatihan tidak panas 14 Kondisi WC atau toilet dalam kondisi

bersih

(52)

Respon terhadap Nara Sumber

No Pernyataan SS S C KS TS 1 Nara sumber menguasai materi pelatihan

tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

2 Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pelatihan

3 Materi disampaikan secara jelas

4 Nara sumber mampu berkomunikasi secara aktif dengan peserta pelatihan 6 Nara sumber menciptakan suasana yang

menyenangkan ketika menyampaikan materi

7 Nara sumber menguasai pengelolaan kelas pelatihan

8 Nara sumber mampu menjawab dengan baik terhadap apa yang belum diketahui peserta

(53)

Nama : ________________________________________________ NIP : ________________________________________________ Asal Sekolah:________________________________________________

TES PENGUASAAN MATERI

Jawablah pertanyaan berikut secara jelas!

7. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal?

8. Sebutkan perbedaan antara pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dengan pembelajaran lainnya!

9. Sebutkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dalam penerapan pembelajaran sosiologi! 10. Hal apa saja yang perlu dipersiapkan ketika akan

melaksanakan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal? 11. Sebutkan di daerah Bapak/Ibu yang dapat dijadikan

sebagai objek atau tema untuk pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal?

12. Kumpulkan hasil pembuatan RPP dengan metode pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

(54)

Lampiran 5

MATERI MODEL

PELATIHAN GURU SOSIOLOGI

TENTANG PEMBELAJARAN INKUIRI

BERBASIS BUDAYA LOKAL

Oleh: GUNARSO NIM : 942013076

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2015

(55)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Landasan legal formal pengembangan SDM guru adalah Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pasal 10 ayat (1) UU tersebut menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Lebih lanjut empat kompetensi ini dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Landasan operasional peningkatan kompetensi guru tersebut adalah Permenpan No 19 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam Permen tersebut secara jelas dinyatakan bahwa guru berkewajiban melakukan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.

Salah satu kompetensi guru sosiologi yang perlu dikuasai dan terus dikembangkan adalah kompetensi pedagogik. Guru dituntut untuk mampu dalam mengelola peserta didik yang meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang dialogis, evaluasi dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

(56)

dengan ceramah guru, peserta didik duduk diam mendengarkan guru mengajar beralih menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Jika dilihat dari karakteristik mata pelajaran sosiologi di SMA, memberikan peluang bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Mata pelajaran sosiologi dan antropologi di SMA merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari tentang budaya-budaya yang berkembang di masyarakat. Seperti halnya di dalam Kompetensi Dasar yang dipelajari di kelas XI semester 1 yang tercantum pada Silabus Sosiologi, 2013) diharapkan peserta didik mampu menjelaskan klasifikasi kelompok sosial (KD 3.1.1), mengetahui faktor pendorong terbentuknya kelompok sosial (KD 3.1.2), mengidentifikasi pola hubungan antar kelompok sosial (KD 3.1.3), mengidentifikasi kelompok sosial dalam masyarakat multikultural (KD 3.1.4) dan menyajikan hasil pengamatan dan diskusi mengenai kelompok sosial dalam masyarakat (KD 4.1.1). Secara sikap, diharapkan peserta didik menumbuhkan kesadaran individu untuk memiliki tanggungjawab publik dalam ranah perbedaan sosial (KD 2.1) dan menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap perbedaan sosial (KD 2.2).

(57)

perbedaan yang ada. Ketika melihat budaya-budaya lokal yang mulai memudar, diharapkan akan tumbuh kesadaran dan kepekaan tentang pentingnya pelestarian budaya lokal.

Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal merupakan suatu alternatif pembelajaran yang secara langsung memberikan peluang besar bagi peserta didik untuk aktif menemukan sendiri melalui eksplorasi secara kelompok di luar kelas. Pembelajaran berbeda jauh dengan pembelajaran yang hanya monoton di dalam kelas, mendengarkan penjelasan guru, peserta didik tidak mengalami secara langsung dan tidak bersentuhan langsung dengan budaya lokal yang ada. Pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian besar guru cenderung pada transfer knowledge atau pemahaman secara kognitif, sedangkan aspek afektif dan psikomotor belum sepenuhnya diperhatikan dalam penilaiannya.

(58)

B. Tujuan Pelatihan

Materi pelatihan ini akan mengungkap, apa yang dimaksud dengan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal, bagaimana implementasinya dalam pembelajaran di SMA. Dengan mempelajari materi pelatihan ini diharapkan peserta pelatihan mampu:

1. Memahami:

a. Pengertian Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal b. Tujuan Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal c. Nilai-nilai dalam Pembelajaran inkuiri berbasis budaya

lokal

d. Prinsip dan pendekatan pengembangan Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

2. Menyusun Perencanaan pengembangan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

(59)

BAB II

PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS

BUDAYA LOKAL

A. Pengertian

Pembelajaran inkuiri menurut Sumantri (1999:164), merupakan cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Dengan melalui metode ini dapat membantu siswa untuk belajar mandiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Suchman (1996 : 3), pembelajaran inkuiri adalah suatu pola untuk membantu para siswa belajar merumuskan dan menguji pendapatnya sendiri dan memiliki kesadaran akan kemampuannya. Konsep dasar lain juga disampaikan Widja (1985:48), metode pembelajaran inkuiri adalah suatu metode yang menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip. Konsep tersebut juga didukung oleh Nasution (1992:128), menyatakan bahwa metode pembelajaran inkuiri adalah merupakan proses belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menguji dan menafsirkan problema secara sistematika yang memberikan konklusi berdasarkan pembuktian.

(60)

konsep diri pada diri siswa, mengembangkan bakat, menghindari siswa dari cara-cara belajar dengan menghafal, dan memberikan waktu pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model inkuiri merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah, sehingga siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran inkuiri memiliki tujuan iringan (nutrunant effect) yaitu: (1) memperoleh keterampilan untuk memproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan, mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji hipotesis, serta mengambil simpulan); (2) lebih berkembangnya daya kreativitas anak; (3) belajar secara mandiri; (4) perolehan sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif (Gulo, 2002:101).

(61)

Agar pelaksanaan pembelajaran inkuiri dapat mencapai hasil yang optimal maka diperlukan syarat–syarat. Adapun syarat pembelajaran inkuiri adalah : (1) suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi atau tidak ada hambatan untuk mengemukakan pendapatnya; (2) inkuiri berfokus pada hipotesis, siswa perlu menyadari bahwa pada dasarnya semua pengetahuan bersifat tentatif artinya tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak atau kebenarannya selalu bersifat sementara; (3) penggunaan fakta sebagai evidensi, di dalam kelas dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta sebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada umumnya (Gulo, 2002:85).

Sehubungan dengan tujuan dan syarat pembelajaran inkuiri maka peranan utama guru sebagai berikut: (1) motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir; (2) fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa; (3) administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas; (4) pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan; (5) manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas; (6) rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa (Gulo, 2002: 86).

Manfaat lain yang didapat dari penerapan pembelajaran inkuiri yaitu dapat mengembangkan kemampuan intelektual,

pengembangan emosional dan pengembangan

keterampilannya. Langkah pembelajaran inkuiri meliputi (1) merumuskan masalah; (2) merumuskan hipotesis; (3) mengumpulkan bukti ; (4) menguji hipotesis, dan; (5) menarik simpulan (Gulo,2004 : 94)

(62)

Langkah-langkah pembelajaran inkuiri tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.2 Proses Inkuiri ( Gulo, 2004 : 94)

Pembelajaran inkuiri diawali dari sebuah permasalahan yang perlu dikaji oleh siswa. Sebelum melakukan pengamatan untuk mengambil data, siswa perlu merumuskan hipotesis yaitu dugaan sementara atas jawaban berdasarkan literatur-literatur. Setelah melakukan pengamatan di lapangan maka hasil data informasi melalui wawancara dan pengamatan dapat digunakan untuk menguji dugaan dan ditarik simpulan.

(63)

Model pembelajaran tersebut memiliki kelebihan sebagai berikut: (1) dengan metode pembelajaran inkuiri akan melatih siswa berani mengemukakan pendapat dan menemukan sendiri pengetahuannya berdasarkan hasil pengamatan langsung, (2) model pembelajaran ini dikemas menjadi proses membangun bukan menerima pengetahuan artinya siswa membangun pengetahuan secara mandiri melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar dengan memanfaatkan berbagai sumber, dengan demikian pembelajaran berpusat pada siswa. Penerapan pembelajaran model inkuiri terdiri dari 5 langkah sebagai berikut :

Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Model Inkuiri No Langkah Pembelajaran

Berbasis Masalah Kegiatan Guru

1 Orientasi siswa pada masalah dan mampu merumuskan masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat dalam aktifitas

2 Mengorganisir siswa

dalam belajar Guru membagi siswa dalam kelompok Guru membantu siswa dalam mendefinisikan danmeng-organisasikan tugas–tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang akan dikaji

3 Membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,melaksanakan

eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan

penjelasan dan pemecahan masalah yang dikaji

(64)

No Langkah Pembelajaran

Berbasis Masalah Kegiatan Guru

menyajikan hasil

karya merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai dengan laporan, video, dan model, membantu mereka membagi tugas dengan temannya

5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang

digunakan Sumber : Abbas, 2000:14–15

C. Keefektifan Pembelajaran Model Inkuiri

Pembelajaran model inkuiri adalah pendekatan pembelajaran pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya, menumbuh kembangkan kemandirian, serta meningkatkan percaya diri pada siswa (Abbas. 2000:12). Menurut Slavin ( 1994: 310 ) untuk mengetahui tingkat keefektifan pembelajaran model ditentukan empat indikator yaitu: kualitas pembelajaran (quality of instruction), kesesuaian tingkat pembelajaran (appropriate level of instruction ), insentif ( incentive ), dan waktu ( time ).

(65)

mempelajari pengetahuan baru (siswa mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan pengetahuan baru tersebut). Dengan kata lain materi pelajaran yang diberikan tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Intensif adalah seberapa besar seorang guru memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas-tugas belajar. Semakin besar motivasi yang diberikan guru kepada siswa maka keaktifan siswa semakin besar pula. Dengan demikian pembelajaran akan lebih efektif.

Pembelajaran akan efektif apabila siswa dapat menyelesaikan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Konsekuensinya bahwa dalam pembelajaran sangat perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan siswa dalam pengorganisasian pelajaran dan pengetahuannya. Semakin aktif siswa maka ketercapaian ketuntasan pembelajaran semakin besar, sehingga semakin efektiflah pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran model inkuiri dikatakan efektif apabila memenuhi paling sedikit dua dari tiga persyaratan adalah (1) belajar siswa secara klasikal sudah tuntas; (2) tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai;(3) respon siswa terhadap pembeajaran positif.

D. Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

(66)

manusia dengan cara belajar (Gering Supriyadi 2003). Pembelajaran inkuiri berbasis budaya merupakan pembelajaran yang melibatkan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya lokal sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pendekatan ini didasarkan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental dalam pendidikan.

(67)

sebagai bentuk melatih diri bagaimana peserta didik mengkomunikasikan hasil pengamatan pada orang lain.

Objek-objek pengamatan yang dapat diamati dalam proses pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal adalah objek multikultur masyarakat di sekitar peserta didik. Secara khusus di wilayah Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal, terdapat objek-objek budaya lokal seperti kesenian Kuda Lumping, Sintren (Laes), kegiatan Nyadran (sedekah bumi) dan Merti Desa melalui wayang kulit. Peserta didik dapat melakukan pengamatan, perekaman, wawancara dan akhirnya menganalisis bagaimana sejarahnya, fungsi-fungsi dan tujuan kegiatan, nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan dan nilai ekonomis. Peserta didik dapat menggali potensi-potensi budaya lokal sebagai aset wilayah sebagai desa wisata.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuri berbasis budaya lokal merupakan proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik melakukan pengamatan dengan objek-objek budaya lokal. Pembelajaran inkuiri berbasis budaya merupakan pembelajaran yang melibatkan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya lokal sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pendekatan ini didasarkan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental dalam pendidikan. Prinsip strategi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:

1. siswa akan bertanya jika merekah dihadapkan pada masalah yang membingungkan

2. siswa dapat menyadari dan belajar menganalisis strategi berpikir merekah.

(68)

4. Pembelajaran Inkuiri dalam kelompok dapat memperkaya pikiran dan membantu siswa dalam belajar mengenai pengetahuan yang sementara dan menghargai pendapat orang lain.

Karakteristik dari Strategi Pembelajaran Inkuiri

1. Adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas. 2. Adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk

pembelajaran inkuiri.

3. Penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.

Keunggulan strategi pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal antara lain:

1. Strategi Pembelajaran Inkuiri berbasis budaya lokal merupakan Strategi Pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui pendekatan ini dianggap lebih bermakna.

2. Strategi pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar merekah.

3. Strategi pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingka laku berkat adanya pengalaman.

4. keuntungan lain adalah pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memilki kemampuan diatas rata-rata. artinya, siswa yang memilki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

(69)

1. Guru yang belum terbiasa akan mengalami kesulitan mengontrol kegiatan siswa, karena lebih banyak pada penugasan-penugasan untuk melakukan wawancara, survey, dan observasi di luar sekolah.

2. Pembelajaran ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannnya dengan waktu yang telah ditentukan. 4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh

kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran ini akan sulit diimplimentasikan oleh setiap guru.

E. Implementasi Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Untuk mengimplementasikan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal, guru perlu melakukan perencanaan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). Secara umum pelaksanaan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dilakukan di luar kelas dan di dalam kelas.

(70)

Proses pembelajaran di luar kelas, peserta didik mendapatkan tugas untuk melakukan wawancara, melakukan observasi atau pengamatan dengan alat-alat perekam berupa video terhadap kejadian-kejadian di masyarakat. Sebagai contoh, peserta didik secara berkelompok melakukan wawancara layaknya seorang reporter untuk mendapatkan data tentang seni kuda lumping di Singorojo. Mereka melakukan wawancara tentang asal-usul kesenian tersebut, bagaimana pengelolaannya, bagaimana proses pewarisan budaya tersebut pada generasi berikutnya, bagaimana pengaruh kesenian tersebut terhadap pelestarian nilai-nilai di masyarakat, dampaknya terhadap perekonomian setempat dan potensi apa yang dapat dikembangkan dari kesenian kuda lumping tersebut. Setelah peserta didik melakukan observasi, wawancara, dan rekaman untuk memperoleh data yang akurat, selanjutnya hasilnya didiskusikan di dalam kelas dan melakukan presentasi.

(71)

Gambar 3. Siswa Melakukan Presentasi berdasarkan Hasil Pengamatan, dan wawancara di Lapangan

Berikut ini salah satu contoh Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran inkuri berbasis budaya lokal pada materi kelompok sosial kelas XI Semester 1.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP )

SatuanPendidikan: SMA NEGERI 1 SINGOROJO Kelas/ Semester : XI /1

Mata Pelajaran : Sosiologi

Materi : Pembentukan Kelompok Sosial Alokasi waktu : 2 x 2 JP

A. Kompetensi Inti

KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

(72)

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah,menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

No Kompentensi Dasar Indikator

1 1.1 Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghargai kesadaran individu untuk memiliki tanggungjawab publik dalam ranah perbedaan sosial. 2.2 Menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap perbedaan sosial

3 3.1 Memahami

tinjauan Sosiologi dalam mengkajipengelompok-kan sosial dalam masyarakat.

3.1.1 Mengidentifikasi

kelompok sosial dalam masyarakat

multikultural 3.1.2 Mengetahui faktor

(73)

terbentuknya kelompok sosial. 3.1.3 Mengetahui kelompok

sosial berdasarkan keteraturannya

3.1.4 Mengetahui kelompok sosial berdasarkan ketidakteraturannya. 3.1.5 Mengetahui kelompok

sosial berdasarkan kesatuan genealogis 3.1.6 Mengetahui kelompok

sosial berdasarkan dasar kesatuan teritorialnya

3.1.7 Mengetahui kelompok sosial berdasarkan kesatuan sakral

3.1.8 Mengetahui kelompok sosial atas dasar ekonomi

3.1.9 Mengetahui kelompok sosial berdasarkan kesatuan campuran 4 4.1 Melakukan

pengamatan dan diskusi tentang kelompok sosial dalam masyarakat dipandang dari sudut Sosiologi.

4.1.1 Menyajikan hasil pengamatan dan diskusi mengenai kelompok sosial dalam masyarakat.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah melalui proses pembelajaran :

1. Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

2. Siswa diharapkan mampu mengetahui faktor pendorong terbentuknya kelompok sosial.

(74)

4. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial berdasarkan ketidakteraturannya

5. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial berdasarkan kesatuan genealogis

6. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial berdasarkan dasar kesatuan teritorialnya

7. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial berdasarkan kesatuan sakral

8. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial atas dasar ekonomi

9. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial berdasarkan kesatuan campuran

10.Setelah melakukan pengamatan dan diskusi mengenai kelompok sosial dalam masyarakat, siswa diharapakan dapat menyajikan pengamatan dan diskusi yang telah dilakukan.

D. Materi Pembelajaran 1. Fakta :

Mengamati kelompok-kelompok sosial dalam masayarakat multikultural

2. Konsep :

Faktor pendorong terbentuknya kelompok sosial.

Mengetahui klasifikasi kelompok sosial berdasarkan kriteria.

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Pendekatan Ilmiah 2. Model Pembelajaran : Diskusi kelompok kecil

(75)

F. Sumber Pembelajaran

Buku Ajar Sosiologi kelas XI

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

G. Media dan Alat Pembelajaran Media : Gambar

Alat : LCD, Laptop, Papan Tulis

H. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama

No Kegiatan pembelajaran Waktu

1 Pendahuluan

Guru memberikan salam dan

mengkondisikan kelas, kemudian guru

menanyakan pemahaman siswa

mengenai pembelajaran sebelumnya.  Review pelajaran minggu yang lalu.

Memberikan informasi tentang materi yang akan disampaikan serta tujuannya. Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Guru memberikan pemahaman

pentingnya belajar mengenai kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.

 Guru memulai mengkondisikan kelas atau membagi kelas dalam kelompok kecil berjumlah 4 anak dalam 1 kelompoknya. Selanjutnya guru memberikan topik dan petunjuk diskusi untuk setiap kelompok.

10 menit

2 Kegiatan inti  Mengamati

Siswa di persilahkan untuk mengamati tayangan gambar dan artikel yang akan di jadikan sebagai bahan diskusi

Gambar

Gambar 2.2   Proses Inkuiri ( Gulo, 2004 : 94)
Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Model Inkuiri
Gambar 1.   Siswa secara  Berkelompok Melakukan Observasi, Wawancara tentang Budaya Lokal
Gambar 2.   Siswa Gamelan Sebagai Bentuk Kecintaan terhadap
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini kami mengundang Saudara untuk mengikuti Pembuktian Kualifikasi, Pengadaan Barang dan Jasa dengan Sistem Lelang Sederhana untuk pekerjaan ; Pengadaan dan Pemasangan Sarana

[r]

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh hubungan beberapa variabel yang memperlihatkan pengaruh pengaturan debit motive fluid dan debit suction fluid untuk kondisi

Sulitnya mencari data seorang pegawai dikarenakan sistem kepegawaian yang terdapat pada Yakoya Restaurant masih berupa data file dan beberapa data yang tersimpan

pembangunan dengan terus menerus karena tidak habisnya sumber daya yang menjadi.

1. Investigate the improvement of the students’ written responses in English through Literature Circles. Describe the types of written responses the students produced

Pengaruh kemitraan dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Pemeliharaan jaringan telepon pada gedung BPPT dilakukan karena disadari bahwa telepon sebagai media komunikasi memegang peranan penting dalam interaksi internal (komunikasi di