TINJAUAN PUSTAKA
Lemang
Lemang merupakan makanan dari beras ketan yang dimasak dalam ruas
bambuberbentuk tabung dan sebelumnya di gulung dengan selembar daun pisang.
Tabung dan gulungan daun pisang berisi beras ketan dicampur santan kelapa
kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar hingga matang.
Lemang lebih nikmat disantap hangat-hangat. Di Indonesia lemang biasa disantap
saat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha.
Menurut Samsudin, Zainal dan Taufik (1990) yang menyatakan bahwa,
lemang merupakan makanan tradisional yang dihasilkan dari ketan, berbentuk
silinder dan memiliki aroma asli hasil dari proses pemasakan yang unik. Untuk
pembuatannya ketan terlebih dahulu di rendam sebelum dimasak bersama garam,
air dan santan.
Padi
Padi atau Oryza sativa merupakan tanaman pangan berupa rumput
berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika
Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi
di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah
ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan
India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand,
Laos, Vietnam (Prihatman, 2000).
Secara garis besar tanaman padi dibedakan dalam dua jenis, sebagai berikut:
b. Padi ketan. Setelah menjadi beras ketan, beras tidak digunakan sebagai
makanan pokok, tetapi diolah menjadi berbaga
c. i macam makan ringan (Sugeng,2001).
Indonesia mengimpor beras ketan dari Thailand, sedangkan daerah sentra
produksi beras ketan di Indonesia hanya ada di tiga daerah, yaitu di Subang
(Jabar), Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kebutuhan konsumsi beras ketan di
Indonesia belum diketahui, namun kemungkinannya hampir sama dengan
kebutuhan impor.
Untuk beras ketan produksi di Jawa Barat sebagian besar digunakan untuk
memenuhi kebutuhan produk makanan olahan semacam opak, peuyeum ketan,
rengginang, ulen, wajit, dan kolontong. Walaupun begitu, produksi beras ketan
dari Jawa Barat secara umum sering tidak stabil jika dibandingkan dengan jumlah
kebutuhan. Namun sejauh ini, masih sulit terdata berapa jumlah produksi beras
ketan per bulan, karena minat petani yang masih kurang.
Beras ketan
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Permintaan akan beras terus meningkat seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk. Beras tidak hanya merupakan sumber energi dan protein, tetapi
juga sumber vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan. Dalam era
modern, masyarakat menaruh perhatian yang besar terhadap kesehatan, antara lain
dengan mengatur gaya hidup, pola makan, dan menu
makanan (Santikadan Rozakurniati, 2010).
Beras ketan juga dikenal sebagai beras pulut ataupun nasi lengket. Ketan
tujuan-tujuan pengentalan serta dalam banyak jenis berasa manis dan kue-kue
lezat yang biasanya dibungkus daun-daun pisang serta dengan cara direbus atau
dibakar pada pengolahannya.
Pada prinsipnya memasak beras bertujuan untuk mengembangkan atau
memecahkan pati dengan menggunakan panas dan media cair. Bahan cair yang
digunakan dapat berupa air, santan, atau kaldu. Karena beras sebagai bahan
makanan penting dalam pengolahannya perlu diperhatikan (Marwanti, 2000).
Kelapa
Kelapa atau Cocos nucifer dikenal sejak zaman prasejarah dalam peradaban
manusia dan diketahui tumbuh di daerah tropis. Kelapa merupakan tanaman
serbaguna. Seluruh bagian ini berfaedah bagi kehidupan manusia. Dari pohon
kelapa dapat diperoleh bahan makanan, minuman, bahan industri, bahan
bangunan, alat-alat rumah tangga dan lain-lain.
Ada tiga teori yang menyatakan tentang daerah asal tanaman kelapa. Teori
pertama, memperkirakan kelapa adalah salah satu genus Cocos seperti yang
tumbuh di Amerika. Disinilah pada zaman prasejarah kelapa menyebar dibawah
oleh penjajah-penjajah ke kawasan Pasifik. Teori yang kedua, beranggapan bahwa
kelapa berasal dari daerah pantai Amerika Tengah, dimana dengan perantara arus
laut terbawa dan menyebar ke pulau-pulau Samudra Pasifik dan teori ketiga
menyatakan bahwa daerah asal kelapa adalah suatu kawasan di Asia Selatan atau
Malaysia, atau mungkin Pasifik Barat. Pada Akhirnya para peneliti menyimpulkan
bahwa kelapa berasal dari kawasan yang kita kenal sebagai Malaysia-Indonesia.
Dan kawasan ini lah, baik arus maupun prantaraan manusia, kelapa menyebar
Santan
Cara pembuat santan yang selama ini sangat sederhana, cukup dengan
memarut daging kelapa dan memerasnya. Hal ini sesuai dengan literatur
Suhardiyono (1995) yang menyatakan bahwa santan adalah cairan yang diperoleh
dengan melakukan pemerasan terhadap daging buah kelapa parutan. Santan
merupakan bahan makanan yang digunakan untuk memperoleh berbagai masakan
yang mengandung daging, ikan, ayam, untuk pembuatan berbagai kue, es krim,
gula-gula dan lain-lain.
Bahan Pembungkus
Sejak dahulu, kita sudah mengenal dan mempergunakan alat pembungkus
yang khas dan bisa dibilang sangat sederhana bahkan apa adanya untuk
membungkus bahan makanan dan makanan olahan. Alat pembungkus yang
dimaksud adalah daun-daunan (daun pisang, pelepah batang pisang dll), kulit,
kertas, kain, keramik, logam dan gelas. Dengan perkembangan teknologi modern,
maka muncullah beranekaragam alat pembungkus dengan desain yang
bagus-bagus dan modern mengikuti perkembangan jaman yang terbuat dari kertas,
kaleng, gelas, aluminium foil dan plastik (Satyahadi, 2012).
Kue-kue tradisional banyak menggunakan daun pembungkus, seperti, daun
pisang (kering atau muda), daun bambu, daun kelapa muda, daun pandan dan
lain-lain. Kue-kue yang di bungkus dapat digantikan dengan bungkusan lain, tetapi
aroma daun pada bungkusan akan hilang. Tujuan pemberian bungkusan tersebut
selain untuk menjaga kebersihan kue juga untuk menambah penampilan kue agar
Daun pisang adalah daun dari pohon pisang yang digunakan sebagai bahan
dekoratif pada berbagai kegiatan keagamaan atau sebagai bahan pelengkap dalam
kuliner. Daun pisang mengandung polifenol dalam jumlah besar yang sama
seperti pada daun teh, sehingga menghasilkan aroma khas ketika menjadi bahan
pelengkap makanan (Ristagustina, 2012).
Bagaimanapun menggunakan pembungkus alami jauh lebih sehat
dibandingkan dengan plastik. Penggunaan daun pisang untuk nasi timbel
misalnya, selain menjadikan aroma nasi lebih harum, meningkatkan selera makan,
juga mudah terurai menjadi bahan organik tanah, sehingga berperan terhadap
pelestarian lingkungan (Hidayat, 2011).
Pengolahan Makanan
Dalam pengolahan makanan yang menghasilkan masakan enak, bergizi
dan menarik perlu dilakukan proses-proses tertentu dari bahan mentah menjadi
makanan yang siap dikonsumsi. Proses pengolahan tersebut dimulai dari
persiapan bahan mentah, pengolahan, kemudian penyajian. Dalam proses
pengolahan juga dapat dicampur dengan bahan-bahan lain, misalnya gula, garam,
pewarna, atau bumbu-bumbu lainnya untuk menjadikan makanan lebih lezat dan
menarik (Handayani dan Marwanti, 2011).
Secara umum pengolahan makanan merupakan peningkatan citra rasa dan
menambah umur simpan pada produk olahan. Dimana pada proses perlakuannya
tidak luput dari pengolahan termal hal ini sesuai dengan literatur Estiasih dan
Ahmadi (2009) yang menyatakan proses pengolah termal (thermal process)
termasuk ke dalam proses pengawetan menggunakan energi panas. Proses ini
dengan umur simpan panjang. Secara umum, tujuan proses termal adalah untuk
mematikan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit yang dapat
menimbulkan kebusukan pada produk yang dikemas.
Pindah panas adalah proses yang dinamis yaitu panas dipindahkan secara
spontan dari satu badan ke badan lain yang lebih dingin. Perbedaan suhu antara
sumber panas dan penerima panas merupakan daya tarik dalam pindah panas.
Peningkatan perbedaan suhu akan meningkatkan gaya tarik dalam pindah panas
(Earley, 1969).
Pada pengolahan pangan secara termal jamak kita jumpai perambatan panas
dilakukan secara konduksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno, Srikandi
dan Dedi (1980) yang menyatakan bahwa konduksi adalah perambatan panas
dimana panas dialirkan dari satu partikel ke partikel lainnya tanpa adanya
pergerakan atau sirkulasi dari partikel itu. Semakin padat bahan pangan maka
perambatan panasnya akan semakin lambat.
Tujuan Penggunan Alat Mesin Pertanian
Salah satu upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan,
agar makanan yang tersedia juga meningkat menurut deret ukur atau sebanding
dengan pertumbuhan penduduk, adalah dengan memanfaatkan berbagai teknologi
yang bisa dikuasainya. Dipihak pemerintah, ada Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian yang salah
satu tugasnya melakukan penelitian dan pengembangan untuk dapat menghasilkan
inovasi teknologi tanaman pangan yang dapat meningkatkan produksi dan
Ilmu mekanisasi pertanian di Indonesia telah dipraktekkan atau
dilaksanakan untuk mendukung berbagai usaha pembangunan pertanian terutama
dibidang usaha swasembada pangan. Dengan mempertimbangkan aspek
kepadatan penduduk, nilai sosial ekonomi dan teknis, maka pengembangan
mekanisasi pertanian di Indonesia dilaksanakan melalui sistem pengembangan
selektif. Sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha memperkenalkan,
mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alat dan
mesin pertanian yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan wilayah
setempat(Hardjosentono, dkk., 2000).
Alat dan mesin pertanian tidak luput dari ilmu dan teknologi, kemajuan
teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas, menaikan kualitas dan
mutu produksi. Dengan kata lain teknologi dapat mempermudah
pengerjaan, memberi nilai tambah pada perekonomian dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat khususnya pada petani Indonesia. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Rizaldi (2006) yang menyatakan bahwa secara umum, tujuan
mekanisasi pertanian adalah:
a. Meningkatkan efisiensi tenaga manusia.
b. Mengurangi kerusakan produksi pertanian.
c. Menurunkan ongkos produksi.
d. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi.
e. Meningkatkan taraf hidup petani.
f. Memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsistem (tipe pertanian kebutuhan
Komponen Alat
Pemasak lemang ini memiliki beberapa bagian penting, yaitu:
1. Reaktor
Secara umum reaktor merupakan tempat pereaksian. Reaktor pada tabung
pemasak lemang merupakan tempat terjadinya perpindahan panas pada tabung
silinder lemang secara konduksi.
2. Tabung lemang
Tabung lemang ini terbuat dari logam yang didesain sedemikian rupa menyerupai
tabung lemang bambu berbentuk silinder dimana tabung lemang ini berfungsi
sebagai wadah penampung bahan baku pembuatan lemang.
3. Heater
Heater merupakan elemen pemanas bekerja sangat sederhana. Elemen pemanas
terbuat dari logam dengan nilai resistansinya yang tinggi.
4. Thermostat
Thermostat adalah alat untuk mengatur suhu agar suhu pada proses pemasakan
stabil.
5. Isolator
Isolator merupakan penghambat laju perpindahan panas dimana terbuat dari
fiberglass yang diselubungi glasswool agar laju perpindahan panas melambat
sehingga panas tidak terbuang percuma.
Logam yang Digunakan Stainless steel
Logam yang digunakan merupakan logam baja tahan karat (stainless steel).
tetapi, seluruh baja itu mempunyai satu sifat karena kandungan kromium yang
membuatnya tahan terhadap karat. Baja tahan karat dapat dibagi ke dalam tiga
kelompok dasar yakni baja tahan karat ferit, baja tahan karat austenit dan baja
tahan karat martensit (Amanto dan Haryanto, 1999).
Aluminium
Aluminium banyak dipergunakan dengan pertimbangan sifatnya yang
ringan dan lunak dengan berat jenis 2,7 titik cair 657oC dan titik didih 1800oC,
penghantar panas dan listrik yang baik, tahan korosi dan tidak bercaun, mudah
dibentuk, bersifat non magnetik serta mempunyai daya tarik yang relatif tinggi
dibandingkan beratnya (Sukandarrumidi, 2009).
Non Logam yang Digunakan Glasswool
Glasswool merupakan bahan isolasi yang terbuat dari fiberglass, disusun
menjadi sebuah tekstur yang mirip dengan wol. Glasswool diproduksi dalam
gulungan atau dalam lempengan dengan sifat mekanik dan termal yang
berbeda-beda. Terkait sifat mekanik glasswool : meredam suara, sebagai pengganjal, dll.
Terkait sifat termal glasswool : sebagai isolator (penghambat laju perpindahan
panas). Pada kendaraan, glasswool umumnya digunakan untuk isolasi pada
knalpot. Selain pada knalpot, di dunia industri, glasswool digunakan misalkan
untuk isolator panas. Misalkan ada pipa penyalur air panas, supaya panas air tidak
terbuang percuma ketika melintasi pipa, maka pipa diselubungi glasswool.
Mekanisme Pembuatan Alat
Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan
sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesin-mesin perkakas,
antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin
asah, mesin gerinda, dan mesin yang lainnya (Daryanto, 1993).
Menurut Sembiring (2012), dalam mekanisme pembuatan alat hal yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan Bahan
Pemilihan bahan dan spesifikasi dari alat mempengaruhi kinerja alat yang
dirancang. Bahan-bahan teknik yang digunakan dalam perancangan alat adalah
baja, besi dan aluminium, pada waktu pemilihan bahan diusahakan bahan yang
dipakai adalah bahan yang kokoh dan mampu mendukung kinerja alat. Namun
juga diusahakan mudah diperoleh untuk menjaga kesinambungan bahan baku
apabila ada usaha untuk memproduksi alat dalam jumlah besar. Pemilihan bahan
yang berkualitas namun murah juga sangat mempengaruhi biaya produksi alat.
2. Bahan
Bahan yang sudah tersedia diukur dengan meteran sesuai dengan dimensinya
masing-masing. Kemudian dipotong dengan gergaji atau gerinda sesuai dengan
ukuran yang sudah digambar. Pengukuran dan pemotongan bahan dilakukan
dengan teliti supaya hasil potongan baik dan alat yang dihasilkan sesuai.
3. Perakitan Bahan
Bahan-bahan yang telah dipotong selanjutnya dirakit. Pada bahan besi, dapat
disatukan dengan menggunakan las atau baut dan mur, sedangkan baja di lekatkan
4. Finishing
Kegiatan terakhir setelah perancangan alat adalah finishing yaitu melakukan
pengecatan pada alat. Alat dicat sedemikian rupa agar daya tahan alat menjadi
lebih lama dan lebih indah dipandang. Selain itu, dengan melakukan pengecatan
akan menambah daya jual alat karena orang akan semakin tertarik melihatnya.
Prinsip Kerja Alat
Pada waktu pemasakan lemang, saklar akan terhubung dengan elemen
pemanas (heater) dan thermostat. Panas yang dihasilkan oleh heater kemudian
dirambatkan secara konduksi ke seluruh tabung lemang diharapkan panas yang
dihasilkan merata dan arus listrik yang menuju ke elemen pemanas kemudian
dibaca oleh thermostat dengan demikian suhu yang diproleh pada pemasakan
akan berlangsung secara konstan.
Kapasitas Kerja Alat
Menurut Daywin, dkk., (2008), kapasitas kerja suatu alat atau mesin
didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu
produk (contoh : ha. Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja
dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu
menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi :
Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW.
Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut :
Kapasitas Alat =
Uji Organoleptik
Penilaian organoleptik yang disebut juga penilaian indra atau penilaian
sensorik merupakan suatu cara penilaian yang sudah lama dikenal dan masih
umum digunakan. Metode penilaian ini banyak digunakan karena dapat langsung
dengan cepat dan langsung. Dalam beberapa hal penilaian dengan indra bahkan
miliki ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan alat ukur yang paling
sensitif.
Menurut Rejeki dkk (2012) yang menyatakan pengujian organoleptik
terbagi atas:
1. Warna
Warna biasanya merupakan tanda kemasakan atau kerusakan dari makanan seperti
perlakuan penyimpangan yang memungkinkan adanya perubahan warna. Oleh
karena itu untuk mendapatkan warna yang sesuai dan menarik harus digunakan
teknik pemasakan tertentu atau dengan penyimpanan yang baik.
2. Bentuk
Bentuk makanan memainkan peranan penting dalam daya tarik. Bentuk makanan
yang menarik bisa di peroleh lewat cara pemotongan bahan makanan yang
bervariasi.
3. Aroma
Aroma adalah rasa bau yang sangat subjektif serta sulit diukur, karena setiap
orang mempunyai sensitifitas dan kesukaan yang berbeda. Meski mereka dapat
4. Rasa
Rasa merupakan tantangan atas adanya ringkasan kimiawi yang sampai di indra
pengecap lidah. Khususnya jenis rasa yaitu manis, asin, asam, dan pahit.
5. Keempukan
Faktor keempukaan diantaranya adalah rabaan oleh tangan, keempukan,
kemudahan dikunyah serta kerenyahan makanan. Untuk itu cara pemasakan bahan
makanan dapat mempengaruhi kualitas tekstur makanan yang dihasilkan.
Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat
diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat
diperhitungkan.
Menurut Soeharno (2007), analisis ekonomi digunakan untuk menentukan
besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini.
Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga
x = total jam kerja per tahun (jam/tahun)
BTT =total biaya tidak tetap (Rp/jam)
C = kapasitas alat (jam/satuan produksi)
1. Biaya tetap
Biaya tetap terdiri dari :
- Biaya penyusutan (metode garis lurus)
D = ... (7)
dimana :
D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp)
S = Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n = Umur ekonomi (tahun)
- Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan, besarnya:
I = ( )( )
... (8)
dimana :
i = Total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)
- Biaya pajak
Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin
dan peralatan pertanian, namun beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya
pajak alat mesin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya.
- Biaya gudang/gedung
Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5-1%, rata-rata
2. Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari :
- Biaya perbaikan dapat dihitung dengan persamaan :
Biaya reparasi = ( )
... (9)
- Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun
dibagi dengan total jam kerjanya.
- Biaya bahan bakar adalah pengeluaran solar atau bensin (bahan bakar) pada kondisi kerja per jam. Satuannya adalah liter per jam, sedangkan harga per liter
yang digunakan adalah harga lokasi.
(Darun, 2002).
Break event point
Break event point (BEP) umumnya berhubungan dengan proses penentuan
tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat
membiayai sendiri (self financing). Selanjutnya dapat berkembang sendiri
(self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.
Bila pendapatan dari produksi berada di sebelah kiri BEP maka kegiatan usaha
akan menderita kerugian, sebaliknya bila di sebelah kanan BEP akan memperoleh
keuntungan.
Analisis BEP juga digunakan untuk :
1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha.
2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi
3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi (kesamaan)
dari dua alternatif usulan investasi (Waldiyono, 2008).
Manfaat perhitungan BEP adalah untuk mengetahui batas produksi
minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak
untuk dijalankan. Untuk menentukan produksi BEP maka dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
R V
F N
... (10)
dimana:
N : jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg)
F : biaya tetap per tahun (rupiah)
R : penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (rupiah)
V : biaya tidak tetap per unit produksi. VN = total biaya tidak
tetap per tahun (rupiah/unit)
(Darun, 2002).
Net present value
Net present value (NPV) adalah selisih antara present value dari investasi
dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan
datang. Identifikasi masalah kelayakan finansial dianalisis dengan menggunakan
metode analisis finansial dengan kriteria investasi. NPV adalah kriteria yang
digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.
Perhitungan NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan discount
Secara singkat rumusnya :
(dalam %) bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan-perhitungan.
Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + Nilai ahir x (P/F, i, n) ... (12)
Pengeluaran (COF) = Investasi + pembiayaan (P/A, i, n) ... (13)
Kriteria NPV yaitu :
NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan;
NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak
menguntungkan;
NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya keluar.
(Darun, 2002).
Internal rate of return
Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan
kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan
tertentu. IRR adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh:
B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) atau NPV=
Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR
) %)(
% (
% x q p positif dan positif
Y X
X q
IRR
... (15)
dimana :
p = suku bunga bank paling atraktif
q = suku bunga coba-coba ( > dari p)
X = NPV awal pada p
Y = NPV awal pada q