• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas 4 Tahun Pelaran 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas 4 Tahun Pelaran 2016/2017"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

34 4.1.1.Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi terhadap siswa dan guru saat proses belajar mengajar mata pelajaran PKn dengan materi Sistem Pemerintahan Pusat. Penelitian dilakukan pada siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 2 Kecamatan Sidorejo dengan jumlah siswa 32 orang yang

terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Penelitian dilakukan pada tahun pelajaran 2016/2017 semester II dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas 4 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pertama peneliti melakukan observasi dan bertanya kepada guru kelas untuk mengetahui kondisi awal yang terjadi sebelum tindakan dilakukan. Saat mengamati jalannya proses belajar mengajar, ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan dan berkonsentrasi. Ada juga siswa yang terpengaruh siswa lain yang tidak memperhatikan pelajaran dan cenderung berbicara sendiri. Permasalahan yang terjadi menyebabkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn masih ada yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu ≥ 70.

Dari 32 siswa terdapat 19 siswa yang belum memenuhi KKM. Sementara itu ada 13 orang siswa yang sudah memenuhi KMM. Selanjutnya peneliti dan guru mulai mencari penyebab masalah nilai siswa yang masih dibawah KKM. Masalah tersebut adalah ketika guru mulai menjelaskan materi pembelajaran dari 3 siswa yang mendengarkan penjelasan guru kemudian hanya 5 siswa yang berani bertanya tentang apa yang telah disampaikan. Sedangkan siswa yang lainnya tidak mendengarkan penjelasan guru. Dengan kondisi pembelajaran yang hanya memfokuskan pada guru yang membuat siswa pasif terhadap pembelajaran

sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa.

(2)

[CATEGORY NAME] [PERCENTAG

E] [CATEGORY

NAME] [PERCENTAG

E]

dan nilai KKM dapat ditingkatkan agar siswa dapat termotivasi untuk tercapainya nilai KKM. Hasil belajar siswa sebelum menerapkan model pembelajaran Mind Mapping dapat di lihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 2 pada Kondisi Awal

No Ketuntasan Nilai Sebelum Tindakan

Jumlah Siswa Presentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 13 41 %

2 Tidak Tuntas < 70 19 59 %

Jumlah 32 100 %

Diagram 4.1

(3)

Tabel 4.1 dan diagram 4.1 di atas menunjukkan bahwa ketuntasan pembelajaran PKn dengan kompetensi mengenal Sistem Pemerintahan Pusat. Dari data ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan KKM 70 terdapat 13 atau 41% siswa yang sudah tuntas dan 19 atau 59% siswa yang belum tuntas. Dari hasil yang diperoleh dapat dijadikan sebagai dasar untuk peneliti melakukan perbaikan dengan melakukan penelitian tindakan kelas sesuai rencana yang telah dibahas di bab sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping yang akan digunakan dalam dua siklus.

4.1.2. Deskripsi Siklus I 4.1.2.1. Pertemuan Pertama 1) Perencanaan

Dalam perencanaan, peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Kompetensi Dasar 3.1 mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan pusat. RPP dirancang dan disusun dengan masukan dan saran dari dosen pembimbing sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Mind Mapping. Selain itu peneliti juga mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam membuat Mind Mapping dan berdiskusi dengan guru kelas untuk menentukan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus 1, serta menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan saat pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan pada hari Kamis tanggal 13 April 2017 selama 2 x 35 menit. Guru yang mengajar adalah peneliti sendiri, sesuai dengan standar proses kegiatan pembelajaran dilakukan dalam 3 tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sebelum peneliti mulai

mengajar, terlebih dahulu peneliti mempersiapkan ruang kelas dan bahan materi yang akan diajarkan agar siswa lebih mudah dan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.

(4)

pelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan pada siswa yaitu : “adakah disini yang tahu Sistem Pemerintahan Pusat ฀” Para siswa menjawab pertanyaan guru ada beberapa siswa yang menjawab dengan mengangkat tangan dan ada juga yang tidak, guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. “Anak-anak hari ini kita akan belajar tentang Sistem Pemerintahan Pusat, tujuan dari pembelajaran ini supaya kalian dapat menjelaskan apa itu Sistem Pemerintahan Pusat, kalian juga dapat menyebutkan

komponen-komponen dan lembaga negara yang ada dalam Sistem Pemerintahan Pusat di Indonesia, dan dapat menjelaskan apa saja tugas dari masing-masing lembaga negara di Indonesia.”

Pada kegiatan inti ada 3 tahap yang dilakukan oleh guru yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Tahap eksplorasi, guru melakukan tanya jawab kepada siswa “ada yang tau apa itu Sistem Pemerintahan Pusat ” lalu salah satu siswa mengangkat tangannya dan menjawab pertanyaan yang diberikan “ saya bu, sistem pemerintahan pusat adalah suatu organisasi yang menangani segala urusan negara.” jawab siswa, “ya betul, ada lagi yang tahu apa itu sistem pemerintahan pusat?” tanya guru. “saya bu, sistem pemerintahan pusat adalah suatu organisasi pemerintahan yang mengurus keperluan negara.” jawab salah satu siswa yang lainnya. “jawaban kalian benar, tapi hampir sama. Ibu akan menyimpulkan dari jawaban kalian, jadi sistem pemerintahan pusat adalah suatu organisasi atau lembaga yang menangani, mengurus, dan mengatur segala keperluan atau kepentingan di suatu negara.” lalu guru bertanya “jika sistem pemerintahan pusat adalah suatu organisasi atau lembaga negara yang menangani segala urusan negara, ada yang tahu apa saja komponen-komponen dari sistem pemerintahan pusat?” dengan mengangkat tangan “komponennya ada presiden, wakil presiden,

(5)

“Dari video yang ibu tayangkan tadi, apa yang kalian perhatikan? Coba Andra jelaskan isi video tadi!”Tanya dan tunjuk guru. “dalam video tadi ada pengertian sistem pemerintahan pusat yaitu suatu organisasi yang mengurus segala keperluan dan kepentingan negara yang memiliki komponen-komponen terdiri dari presiden, wakil presiden, menteri, dan lembaga negara” jawab siswa yang bernama Andra. “ya betul, jadi dalam video tadi ada pengertian dari sistem pemerintahan pusat yaitu suatu organisasi yang menangani dan mengurus segala urusan, kepentingan, dan keperluan negara, komponen-komponennya terdiri dari

presiden, wakil presiden, menteri, dan juga lembaga negara, adanya yang dari video tadi apa saja lembaga negara di Indonesia?” tanya guru. Dengan mengangkat tangan “ada lembaga legislative, eksekutif, dan yudikatif ” jawab siswa. “lalu apa saja yang termasuk dalam lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif?” dengan serentak “ada MPR, DPR, DPD, MA, MK, dan KY bu”

Tahap elaborasi, guru membagi siswa menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Sebelum siswa memulai membuat Mind Mapping, terlebih dahulu guru menjelaskan cara untuk membuat Mind Mapping dan menentukan topik-topik atau gagasan yang akan dibuat dari materi. Setelah guru menjelaskan langkah-langkah dan cara membuat Mind Mapping, guru meminta siswa untuk mengerjakan bersama dengan kelompoknya. Saat membuat Mind Mapping siswa masih mengalami kesulitan sehingga, ada beberapa kelompok yang membuat Mind Mapping persis seperti contoh yang dibuat oleh guru. Seharusnya siswa membuat Mind Mapping sekreatif mungkin sesuai dengan imajinasi dan kreativitas dari masing-masing siswa dalam kelompok. Melihat beberapa kelompok yang membuat Mind Mapping persis dengan contoh yang dibuat oleh guru, maka guru membantu dan membimbing siswa untuk membuat Mind Mapping sesuai dengan kreativitas mereka. Ada juga yang mengalami kesulitan saat membuat bagian-bagian dari Mind Mapping yang mereka buat. Guru membimbing siswa untuk menemukan topik atau gagasan yang sesuai dengan materi pembelajaran dalam membuat Mind Mapping.

(6)

dengan membuat Mind Mapping. Saat salah satu kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan yang mereka buat, kelompok lain memperhatikan apakah dalam pembuatan Mind Mapping ada salah satu topik yang tidak tercantum dalam Mind Mapping yang dibuat. Selain itu memberikan pujian dan tepuk tangan kepada siswa yang telah berani untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.

Penutup, dalam penutup guru memberikan apresiasi atau penghargaan kepada siswa dan memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran.

3) Observasi

Observasi dilakukan saat penelitian dilaksanakan dengan mengamati aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping dengan menggunakan pedoman observasi yang telah dibuat dan mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama, guru telah melakukan beberapa langkah-langkah model pembelajaran Mind Mapping. Namun ada 3 tindakan yang tidak dilakukan oleh guru yaitu: guru belum menjelaskan isi dari video yang ditayangkan, sehingga masih ada siswa yang belum paham dengan isi dari video pembelajaran, lalu guru kurang mendampingi siswa saat membuat Mind Mapping sehingga masih ada siswa yang belum paham dengan cara membuat Mind Mapping, dan guru kurang membimbing siswa dalam membuat Mind Mapping sehingga siswa masih kurang bimbingan dalam membuat Mind Mapping.

4) Refleksi

Setelah pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama, peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan untuk memperbaiki pertemuan selanjutnya. Dari pertemuan pertama yang dilakukan masih ada kekurangan yang

dilakukan oleh guru dalam menerapkan model pembelajaran Mind Mapping. Guru kurang menjelaskan apa itu Mind Mapping, bagaimana cara membuat dan menyusun Mind Mapping sesuai dengan materi yang dipelajari.

(7)

membuat Mind Mapping yang sesuai dengan imajinasi siswa dan kreativitas siswa. Akan tetapi guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa, sehingga siswa kurang paham dalam membuat Mind Mapping.

4.1.2.2. Pertemuan kedua 1) Perencanaan

Dalam pertemuan kedua, peneliti juga merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Kompetensi Dasar 3.1 mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan pusat yang merupakan lanjutan dari

pertemuan pertama dengan indikator kedua yaitu mengelompokkan komponen pemerintahan yang terdiri dari eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Peneliti juga mempersiapkan alat dalam pembuatan Mind Mapping, mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa saat pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan pada hari Sabtu tanggal 15 April 2017 selama 2 x 35 menit. Guru yang mengajar adalah peneliti sendiri. Sama seperti pertemuan pertama kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan standar proses yang terdiri dari 3 tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sebelum peneliti mulai mengajar, terlebih dahulu peneliti mempersiapkan ruang kelas dan bahan materi yang akan diajarkan agar siswa lebih mudah dan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa. Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan pada siswa yaitu : “adakah disini yang tahu MPR, DPR ฀” siswa menjawab pertanyaan guru ada beberapa siswa yang menjawab dengan mengangkat tangan dan ada juga yang

(8)

Sistem Pemerintahan Pusat yang ada di Indonesia, dan dapat menjelaskan apa saja tugas dari masing-masing lembaga negara di Indonesia.”

Pada kegiatan inti ada 3 tahap yang dilakukan oleh guru yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Tahap eksplorasi, guru melakukan tanya jawab kepada siswa “kemarin kita sudah mempelajari tentang Sistem Pemerintahan Pusat, nah ada yang masih ingat apa itu Sistem Pemerintahan Pusat?” lalu salah satu siswa mengangkat tangannya dan menjawab pertanyaan yang diberikan “saya bu, sistem pemerintahan pusat adalah suatu organisasi yang menangani, mengurus, dan

mengatur segala keperluan atau kepentingan di suatu negara.” jawab salah satu siswa “jika sistem pemerintahan pusat adalah suatu organisasi atau lembaga negara yang menangani segala urusan negara, lalu apa saja komponen-komponen dari sistem pemerintahan pusat?” dengan mengangkat tangan “komponennya ada presiden, wakil presiden, dan menteri” jawab salah satu siswa, “ya betul, selain 3 komponen tadi ada yang tahu komponen sistem pemerintahan pusat lainnya?” tanya guru kembali. “ada lembaga negara bu” jawab salah satu siswa. “ya betul, nah ibu ada video coba kalian perhatikan video yang akan ibu tayangkan, perhatikan baik-baik ya!” jelas guru, “baik bu” jawab siswa secara serentak. Guru menayangkan video tentang Sistem Pemerintahan Pusat yang terdiri dari lembaga-lembaga negara yang ada di Indonesia.

“Dari video yang ibu tayangkan tadi, apa yang kalian perhatikan? Coba Zikri jelaskan isi video tadi!” tanya guru. “dalam video tadi ada lembaga-lembaga negara yang ada di Indonesia, ada lembaga Eksekutif, yudikati, dan legislatf ” jawab Zikri. “ya benar, jadi dalam video tadi 3 lembaga negara yang ada di Indonesia, lalu apa saja yang termasuk dalam lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif?” siswa menjawab “ada MPR, DPR, DPD, MA, MK, dan KY bu” dengan serentak. “Ulfa, ibu mau tanya lembaga eksekutif itu apa dan dipimpin

(9)

yang memegang kekuasaan dalam membentuk undang-undang dan terdiri dari MPR, DPR, DPD.” jawab Gozal “ya benar jadi di lembaga legislatif ada MPR, DPR, dan DPD, lalu bagaimana dengan lembaga yudikatif coba Andika apa itu lembaga yudikatif dan apa saja yang termasuk dalam lembaga yudikatif?”, “lembaga yudikatif adalah lembaga yang memegang kekuasaan pemerintahan dalam bidang kehakiman yang terdiri dari MA, MK, dan KY bu” jawab Andika. “ya benar, jadi ada 3 lembaga yang ada di Indonesia yaitu lembaga eksekutif dipimpin oleh presiden, wakil presiden, dan menteri-menteri, lalu ada lembaga

legislatif terdiri dari MPR, DPR, dan DPD , kemudian ada juga lembaga yudikatif terdiri dari MA, MK, dan KY”

Tahap elaborasi, sebelum membentuk kelompok terlebih dahulu guru menjelaskan secara singkat tentang lembaga negara beserta tugas-tugasnya. “lembaga eksekutif bertugas untuk melaksanakan pembangunan sesuai dengan UU yang dipimpin oleh presiden, wakil presiden, dan para menteri. Lembaga legislatif terdiri dari MPR, DPR, dan DPD masing-masing memiliki tugas membentuk undang-undang, mengubah dan menetapkan undang-undang mengadakan dan mengesahkan undang, mengajukan rancangan undang-undang, serta melakukan pengawasan pelaksanaan undang-undang.” terang guru. Selanjutnya guru meminta siswa untuk membentuk 4 kelompok yang terdiri dari 8 orang. Setiap kelompok diberi kertas dan siswa mulai menggambar Mind Mapping seperti yang dilakukan pada pertemuan pertama, namun dengan topik yang berbeda yaitu Lembaga-Lembaga Negara dan tugas-tugasnya. Sama seperti pertemuan pertama siswa menulis topik pembelajaran atau cabang utama sebagai pusat terlebih dahulu kemudian membuat garis cabang sebagai kata kunci dan selanjutnya membuat cabang-cabang tingkat 2, 3, dan seterusnya. Siswa juga berdiskusi apa saja yang termasuk dalam lembaga negara beserta tugas-tugasnya

setelah berdiskusi bersama dengan kelompoknya, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dan kelompok yang lain menanggapi.

(10)

belum paham? Jika ada yang belum paham boleh mengangkat tangan.” Saat menunggu respon dari siswa, guru mulai bertanya kembali “kenapa diam? Ayo coba angkat tangannya kalau ada yang belum paham!”, “semua sudah paham atau belum dengan pembelajaran kita hari ini?” tanya guru kembali. “sudah bu`` jawab siswa dengan serentak. “kalau memang sudah paham dan jelas dengan pembelajaran hari ini, besok saat ibu memberikan soal kalian harus bias menjawab dan mendapatkan nilai yang lebih bagus ya?” tanya guru, ”baik bu.” jawab seluruh siswa.

Penutup, dalam penutup guru memberikan apresiasi atau penghargaan kepada siswa dan memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran.

3) Observasi

Observasi dilakukan saat penelitian dilaksanakan, dengan mengamati aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping dengan menggunakan pedoman observasi yang telah dibuat. Selain itu, mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I pertemuan kedua, guru telah melakukan beberapa langkah-langkah model pembelajaran Mind Mapping. 4) Refleksi

Setelah pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua, peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Dari pertemuan kedua masih ada kekurangan dalam menerapkan model pembelajaran Mind Mapping, sehingga peneliti melanjutkan penelitian dengan mengukur kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran dari pertemuan pertama dan kedua yang dilakukan pada pertemuan ketiga..

4.1.2.3. Pertemuan ketiga 1) Perencanaan

(11)

pertemuan pertama dan pertemuan kedua yang sudah dilakukan. Peneliti juga mempersiapkan alat dalam pembuatan Mind Mapping, mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa saat pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan pada hari Kamis tanggal 20 April 2017. Sesuai dengan standar proses kegiatan pembelajaran dilakukan dalam 3 tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sebelum

peneliti mulai mengajar, terlebuh dahulu peneliti mempersiapkan ruang kelas dan bahan materi yang akan diajarkan agar siswa lebih mudah dan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa. Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan pada siswa yaitu : “adakah disini yang masih mengingat materi sebelumnya ” Para siswa menjawab pertanyaan guru ada beberapa siswa yang menjawab dengan mengangkat tangan dan ada juga yang tidak. Pada kegiatan inti ada 3 tahap yang dilakukan oleh guru yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Tahap eksplorasi, guru melakukan tanya jawab kepada siswa ”ada yang masih ingat dipertemuan pertama apa itu Sistem Pemerintahan Pusat?” lalu salah satu siswa mengangkat tangannya dan menjawab pertanyaan yang diberikan “saya bu, sistem pemerintahan pusat adalah suatu organisasi yang menangani segala urusan negara.” jawab siswa, “ya betul, ada lagi yang tahu apa itu sistem pemerintahan pusat?” tanya guru. “saya bu, sistem pemerintahan pusat adalah suatu organisasi pemerintahan yang mengurus keperluan negara.” jawab siswa yang lainnya. “ya pintar ternyata kalian masih ingat, jadi sistem pemerintahan pusat adalah suatu

(12)

wakil presiden, dan menteri” jawab salah satu siswa, “ya betul, selain 3 komponen tadi ada yang tahu komponen sistem pemerintahan pusat lainnya?” tanya guru kembali. “ada lembaga negara bu” jawab salah satu siswa. “ya betul, apa saja lembaga negara di Indonesia?” tanya guru. Dengan mengangkat tangan “ada lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif ” jawab siswa. ”lalu apa saja yang termasuk dalam lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif?” dengan serentak “ada MPR, DPR, DPD, MA, MK, dan KY bu” jawab siswa secara serentak. `”nah, dari materi yang kita pelajari kemarin ada yang belum paham dengan

Sistem Pemerintahan Pusat?” tanya guru, “sudah bu” jawab siswa bersama-sama. “kalau semua sudah paham, ibu akan memberikan soal evaluasi untuk mengetahui apakah anak-anak sudah paham betul dengan pembelajaran , kerjakan sendiri-sendiri, tidak boleh ada yang menyontek ya?”“ya bu.” jawab siswa.

Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa dari materi yang sudah diajarkan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Siswa mulai mengerjakan soal evaluasi yang sudah diberikan guru.

Penutup, dalam penutup guru memberikan apresiasi atau penghargaan kepada siswa dan memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran.

3) Observasi

Observasi dilakukan saat penelitian dilaksanakan dengan mengamati aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping dengan mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung pada lembar observasi yang telah dibuat. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I pertemuan ketiga guru sudah melakukan tindakan sesuai dengan lembar observasi sudah ditentukan.

4) Refleksi

(13)

karena itu, guru melihat hasil belajar siswa yang sudah dilakukan melalui soal evaluasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 2 pada Siklus I

No Ketuntasan Nilai

Setelah Tindakan

Jumlah Siswa Presentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 22 69 %

2 Tidak Tuntas < 70 10 31 %

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga pada siklus I sudah mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat banyaknya siswa yang tidak tuntas pada pra siklus atau kondisi awal sebelum penelitian jumlahnya berkurang menjadi 10 siswa atau 31% dari keseluruhan siswa. Hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 pada siklus I dapat ditunjukkan pada diagram berikut:

Diagram 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 2 [CATEGORY

NAME] [PERCENTAGE] [CATEGORY

NAME] [PERCENTAGE]

(14)

pada Siklus I

Hasil belajar siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan hasil belajar PKn setelah diterapkannya model pembelajaran Mind Mapping jika dibandingkan dengan kondisi awal, namun belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% dari keseluruhan siswa tuntas, untuk itu penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan 3 pertemuan.

4.1.3 Deskripsi Siklus II 4.1.3.1Pertemuan Pertama 1) Perencanaan

Dalam perencanaan, peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Kompetensi Dasar 3.2 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti presiden, wakil presiden, dan para menteri. RPP dirancang dan disusun dengan masukan dan saran dari dosen pembimbing sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Mind Mapping. Selain itu peneliti juga mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam membuat Mind Mapping dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan saat pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 1I dilakukan pada hari Sabtu tanggal 22 April 2017 selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan standar proses kegiatan pembelajaran dilakukan dalam 3 tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sebelum peneliti mulai mengajar, terlebih dahulu peneliti mempersiapkan ruang kelas dan bahan materi yang akan diajarkan agar siswa lebih mudah dan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa. Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan pada siswa

(15)

menjawab dengan mengangkat tangan dan ada juga yang tidak, guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. “Anak-anak hari ini kita akan belajar tentang Organisasi Pemerintahan di tingkat Pusat, tujuan dari pembelajaran ini supaya kalian dapat menyebutkan tugas dari BPK dan organisasi pemerintahan tingkat pusat, mengelompokkan tugas-tugas organisasi pemerintahan, menyebutkan pembantu presiden dalam menjalankan tugasnya, membedakan tugas menteri berdasarkan bidangnya.”

Pada kegiatan inti ada 3 tahap yang dilakukan oleh guru yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Tahap eksplorasi, guru melakukan tanya jawab kepada siswa “ada yang tahu apa saja yang termasuk dalam organisasi pemerintahan tingkat pusat?” lalu salah satu siswa mengangkat tangannya dan menjawab pertanyaan yang diberikan “saya bu, ada presiden, wakil presiden, dan menteri.” jawab siswa, “ya betul, kemarin kita belajar tentang lembaga negara, ada satu lagi lembaga dibidang keuangan, kira-kira lembaga apa ya?” tanya guru, “BPK bu” jawab seluruh siswa dengan serentak. “ya betul BPK atau Badan Pemeriksa Keuangan merupakan salah satu lembaga negara yang mengurus keuangan negara”. Guru mengajak siswa untuk melihat video tentang BPK dan organisasi pemerintahan tingkat pusat, siswa diminta untuk memperhatikan video yang ditayangkan. Setelah menayangkan video guru bertanya kepada siswa “Dari video yang ibu tayangkan tadi, apa yang kalian perhatikan? Coba Nusa jelaskan isi video tadi!” tunjuk guru. “dalam video tadi ada organisasi yang mengurus segala keperluan dan kepentingan negara yang terdiri dari presiden, wakil presiden, menteri, dan lembaga negara” jawab siswa yang bernama Nusa. “ya betul, jadi dalam video tadi ada organisasi yang menangani dan mengurus segala urusan, kepentingan, dan keperluan negara seperti presiden, wakil presiden, menteri.”

(16)

membuat cabang utama dengan topik BPK, siswa menghubungkan cabang utama dengan membuat cabang tingkat 2, 3, dan seterusnya sesuai dengan materi dalam pembelajaran. Siswa mendiskusikan pengertian BPK dan tugasnya dalam Mind Mapping yang dibuat. Setelah mendiskusikan hasil Mind Mapping yang dibuat, siswa mulai mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, sedangkan kelompok lain memperhatikan dan menanggapi kelompok yang presentasi.

Tahap konfirmasi, setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru menjelaskan kembali dan mengajak siswa untuk menarik

kesimpulan dari hasil diskusi yang dipresentasikan. Guru bertanya kepada siswa adakah yang belum paham dengan materi pembelajaran yang dijelaskan. Selain itu, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan tugas dari BPK dalam sistem pemerintahan pusat.

Penutup, dalam penutup guru memberikan apresiasi atau penghargaan kepada siswa dan memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran. Setelah itu, guru memberikan salam penutup untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan pertama.

3) Observasi

Observasi dilakukan saat penelitian dilaksanakan dengan mengamati aktivitas yang dilakukan guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping dengan mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dalam lembar observasi yang telah dibuat. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus II pertemuan pertama, guru telah melakukan semua langkah-langkah model pembelajaran Mind Mapping dengan baik.

4) Refleksi

Setelah pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama, peneliti melakukan

(17)

Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada pertemuan kedua dengan indikator yang berbeda.

.

4.1.3.2Pertemuan Kedua 1) Perencanaan

Dalam perencanaan, peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Kompetensi Dasar 3.2 Menyebutkan organisasi pemerintahan

tingkat pusat, seperti presiden, wakil presiden, dan para menteri. Peneliti mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam membuat Mind Mapping dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan saat pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 1I dilakukan pada hari Kamis tanggal 27 April 2017 selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan standar proses kegiatan pembelajaran dilakukan dalam 3 tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sebelum peneliti mulai mengajar, terlebih dahulu peneliti mempersiapkan ruang kelas dan bahan materi yang akan diajarkan agar siswa lebih mudah dan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa. Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan pada siswa yaitu :”ada yang tahu apa saja tugas saat menjadi presiden wakil presiden atau menteri ฀” Para siswa menjawab pertanyaan guru ada beberapa siswa yang menjawab dengan mengangkat tangan dan ada juga yang tidak, guru

(18)

Pada kegiatan inti ada 3 tahap yang dilakukan oleh guru yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Tahap eksplorasi, guru melakukan tanya jawab kepada siswa “kemarin kita belajar tentang sala satu lembaga negara yaitu BPK dan apa itu organisasi pemerintahan tingkat pusat, ada yang masih ingat apa saja Organisai Pemerintahan Pusat?” lalu salah satu siswa mengangkat tangannya dan menjawab pertanyaan yang diberikan “saya bu, organisasi pemerintahan pusat ada presiden, wakil presiden yang dibantu oleh para menteri.” jawab siswa, “ya betul, ada yang tahu apa saja tugasnya?” tanya guru. “saya bu, presiden itu tugasnya memimpin

negara dan mengatur negara.” jawab salah satu siswa yang lainnya. “ya betul, ada yang lain?” tanya guru kembali. “menetapkan peraturan pemerintahan” “mengangkat duta dan konsul” jawab siswa secara bersahutan. “ya, jadi tugas presiden itu memimpin negara, memegang kekuasaan dalam negara, mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri, serta menetapkan peraturan pemerintahan, lalu bagaimana dengan tugas wakil presiden?” jelas dan tanya guru “menggantikan tugas presiden jika presiden berhalangan”“mewakili presiden saat presiden tidak hadir” “membantu tugas presiden dalam kewajibannya sebagai pemerintah” jawab siswa secara bersahutan. “ya, jadi tugas wakil presiden selain membantu presiden dalam melaksanakan tugasnya, wakil presiden juga bertugas menggantikan, mewakili, dan melaksanakan tugas presiden apabila presiden tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagai pemerintah. Ada yang tahu tugas para menteri?” “membantu tugas presiden dan wakil presiden bu`` jawab salah satu siswa, ``ya betul ada lagi yang tahu?” “tidak bu” jawab siswa secara serentak. “karena tidak ada lagi yang tahu tugas menteri ibu akan menayangkan video, nanti coba diperhatikan ya!”. Guru menayangkan video tentang Organisasi Pemerintahan Pusat yang terdiri dari tugas dan yang termasuk dalam organisasi pemerintah pusat.

(19)

termasuk dalam sistem pemerintahan pusat yaitu presiden, wakil presiden, dan menteri beserta tugas-tugasnya.”

Tahap elaborasi, dalam tahap elaborasi terlebih dahulu membagi siswa kedalam 4 kelompok yang terdiri dari 8 orang, setelah guru meminta siswa untuk membuat Mind Mapping dengan topik atau gagasan utama Organisasi Pemerintahan Pusat yang merupakan cabang pertama. Selanjutnya siswa mulai membuat cabang dan garis cabang kedua sebagai kata kunci seperti tugas presiden, wakil presiden, dan para menteri. Setelah membuat cabang utama

dengan topik organisasi pemerintahan pusat, siswa menghubungkan cabang utama dengan membuat cabang tingkat 2, 3, dan serusnya sesuai dengan materi dalam pembelajaran. Siswa mendiskusikan tugasnya dalam Mind Mapping yang dibuat. Setelah mendiskusikan hasil Mind Mapping yang dibuat siswa mulai mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas, sedangkan kelompok lain memperhatikan dan menanggapi kelompok yang presentasi.

Tahap konfirmasi, setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru menjelaskan kembali dan mengajak siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil diskusi yang dipresentasikan. Guru bertanya kepada siswa adakah yang belum paham dengan materi pembelajaran yang dijelaskan.

Penutup, dalam penutup guru memberikan apresiasi atau penghargaan kepada siswa dan memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran.

3) Observasi

Observasi dilakukan saat penelitian dilaksanakan dengan mengamati aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping dengan mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan pada siklus II pertemuan kedua, guru telah melakukan semua langkah-langkah model pembelajaran Mind Mapping dengan baik,

4) Refleksi

(20)

pertemuan kedua yaitu melanjutkan materi pertemuan kedua yang belum selesai dan dilakukan di pertemuan ketiga dengan memberikan soal evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman dan kemampuan siswa dari materi yang telah diajarkan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua.

4.1.2.3. Pertemuan ketiga 1) Perencanaan

Dalam pertemuan ketiga, peneliti juga merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Kompetensi Dasar 3.2 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti presiden, wakil presiden, dan para menteri. Peneliti juga mempersiapkan alat dalam pembuatan Mind Mapping, mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa saat pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping, dan menyiapkan soal evaluasi yang akan dikerjakan pada akhir pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 1I dilakukan pada hari Sabtu tanggal 29 April 2017 selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan standar proses kegiatan pembelajaran dilakukan dalam 3 tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sebelum peneliti mulai mengajar, terlebih dahulu peneliti mempersiapkan ruang kelas dan bahan materi yang akan diajarkan agar siswa lebih mudah dan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa. Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan pada siswa yaitu : “adakah yang tahu menteri apa saja yang ada di Indonesia ฀” Para siswa

(21)

supaya kalian dapat menjelaskan menteri apa saja yang ada di Indonesia, kalian juga dapat menyebutkan tugas dari masing-masing menteri sesuai dengan bidangnya.”

Pada kegiatan inti ada 3 tahap yang dilakukan oleh guru yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Tahap eksplorasi, guru melakukan tanya jawab kepada siswa “ada yang tahu menteri dibagi menjadi berapa bagian?” lalu salah satu siswa mengangkat tangannya dan menjawab pertanyaan yang diberikan “saya bu, ada 3 bagian menteri” jawab siswa, “ya betul, apa saja 3 bagian menteri di

Indonesia?” tanya guru. “saya bu, ada menteri koordinator, menteri departemen, dan menteri negara.” jawab siswa. “ya benar. jadi menteri dibagi menjadi 3 bagian yaitu menteri koordinator, menteri departeman, dan menteri negara agar lebih jelas lagi, ibu akan menayangkan sebuah video tentang menteri yang ada di Indonesia, coba perhatikan baik-baik ya!” jelas guru, “baik bu” jawab siswa secara serentak. Guru menayangkan video tentang menteri-menteri yang ada di Indonesia dan pembagiannya.

“Dari video yang ibu tayangkan tadi, apa yang kalian perhatikan? Coba Daffa jelaskan isi video tadi!” tanya dan tunjuk guru. “dalam video tadi ada 3 menteri yang ada di Indonesia bu” jawab siswa yang bernama Daffa. “ya betul, jadi dalam video tadi ada 3 menteri yaitu menteri koordinator yang bertugas mengkoordinasikan menteri satu dengan menteri yang lainnya misalnya menteri koordinator perekonomian, menteri koordinator hukum politik dan keamanan, menteri departemen bertugas menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan dibidang masing-masing misalnya: menteri perhubungan, menteri perdagangan, menteri pertahanan, dan menteri pendidikan nasional, lalu ada menteri negara yang bertugasnya menangani dibidang khusus misalnya: menteri lingkungan hidup, menteri koperasi dan menteri usaha kecil, dll.”

(22)

bagiannya. Setelah membuat cabang utama dengan topik menteri, siswa menghubungkan cabang utama dengan membuat cabang tingkat 2, 3, dan seterusnya sesuai dengan materi dalam pembelajaran. Siswa mendiskusikan tugasnya dalam Mind Mapping yang dibuat. Setelah mendiskusikan hasil Mind Mapping yang dibuat siswa mulai mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas, sedangkan kelompok lain memperhatikan dan menanggapi kelompok yang presentasi.

Tahap konfirmasi, setelah semua kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya, guru menjelaskan kembali dan mengajak siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil diskusi yang dipresentasikan. Guru bertanya kepada siswa adakah yang belum paham dengan materi pembelajaran yang dijelaskan. Guru memberikan soal evaluasi setelah siswa paham dengan materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Siswa mulai mengerjakan soal evaluasi yang diberikan dan guru mengamati siswa dalam mengerjakan soal evaluasi.

Penutup, dalam penutup guru memberikan apresiasi atau penghargaan kepada siswa dan memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran

3) Observasi

Observasi dilakukan saat penelitian dilaksanakan dengan mengamati aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran Mind Mapping dengan mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus II pertemuan ketiga, guru telah melakukan semua langkah-langkah model pembelajaran Mind Mapping. Selain itu, siswa sudah paham cara membuat Mind Mapping yang lebih kreatif dan menarik, sehingga mudah dipahami.

4) Refleksi

(23)

Tabel 4.3

Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 2 pada Siklus II

No Ketuntasan Nilai

Setelah Tindakan

Jumlah Siswa Presentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 27 84 %

2 Tidak Tuntas < 70 5 16 %

(24)

Diagram 4.3

Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 2 pada Siklus II

Hasil belajar siswa pada siklus II sudah mengalami peningkatan setelah

diterapkannya model pembelajaran Mind Mapping dari kondisi awal, dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% dari keseluruhan siswa tuntas, sehingga penelitian dihentikan..

4.2. Hasil Analisis Data

4.2.1.Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran PKn Menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siklus I dan Siklus II

Perbandingan aktivitas guru dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada siklus I dan siklus II peneliti melakukan observasi pada aktivitas yang dilakukan guru dengan mengisi lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya. Perbandingan aktivitas guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4

Tuntas 84% Tidak Tuntas

16%

(25)

Perbandingan Aktivitas Guru dalam Mata Pelajaran PKn dengan Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siklus I dan Siklus II

No Aktivitas Guru Siklus I Siklus II

Pertemuan I

Pertemuan II

Pertemuan I

Pertemuan II

1. Dilakukan 19 20 22 22

2. Tidak Dilakukan 3 2 0 0

Jumlah 22 22 22 22

Dari tabel diatas ada peningkatan aktivitas guru yang dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran Mind Mapping. Pada siklus I pertemuan pertama guru melakukan 19 tindakan yang dilakukan dan 3 tindakan yang tidak dilakukan yaitu guru tidak menjelaskan apa itu Mind Mapping, bagaimana cara membuat Mind Mapping, dan guru tidak membimbing siswa dalam membuat Mind Mapping. Sedangkan pada siklus I pertemuan kedua ada 20 tindakan yang dilakukan dan 2 tindakan yang tidak dilakukan yaitu guru kurang menjelaskan isi dalam video yang ditayangkan dan kurang dalam membing siswa dalam membuat

Mind Mapping. Pada siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua guru sudah melakukan semua tindakan dengan baik.

4.2.1 Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran PKn Menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siklus I dan Siklus II.

Peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan lembar observasi yang dibuat hasil observasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(26)

Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Mata Pelajaran PKn dengan Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siklus I dan Siklus II

No Aktivitas Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. sedangkan pada siklus II pertemuan pertama 11 tindakan telah dilakukan oleh siswa dan 2 tidak dilakukan yaitu kesiapan dalam mengikuti pembelajaran dan tanggung jawab pada tugas yang telah diberikan oleh guru, dan pada pertemuan kedua siswa sudah melakukan seluruh tindakan dengan baik. 4.2.2 Perbandingan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan

02 pada Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II

Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pebelajaran Mind Mapping dapat diketahui hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Blotongan 02 dapat dilihat dari table dibawah ini:

Tabel 4.6

Perbandingan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 pada Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar Nilai

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

F % F % F %

(27)

2. Belum Tuntas < 70 19 59 % 10 31 % 5 16 %

Jumlah 32 100 % 32 100 % 32 100 %

Berdasarkan tabel 8 terihat ada peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II yaitu 19 siswa atau 59 % dari keseluruhan siswa yang tuntas meningkat menjadi 22 siswa atau 68 % dari keseluruhan siswa yang tuntas pada siklus I dan ada peningkatan hasil belajar 27 siswa atau 84 % dari

keseluruhan siswa yang tuntas pada siklus II. Dari hasil belajar tersebut maka penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai ketuntasan siswa.

Diagram 4.4

Perbandingan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 pada Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II

Selain itu nilai rata-rata siswa kelas 4 juga mengalami peningkatan yaitu pada kondisi awal 59 % meningkat menjadi 69 % pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 84 %.

Tuntas Tidak Tuntas

Pra Siklus 59 41

Siklus I 69 31

Siklus II 84 16

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

(28)

4.3Pembahasan

Hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02, Salatiga masih rendah ditunjukkan dengan nilai ketuntasan hasil belajar yang dicapai dari 32 siswa terdapat 19 dari keseluruhan siswa yang telah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dikarenakan ada beberapa siswa yang kurang tertarik dengan mata pelajaran PKn, siswa menjadi mudah bosan, semangat yang kurang saat mengikuti mata pelajaran PKn, proses belajar mengajar cenderung berousat pada guru, sehingga membuat siswa kurang aktif, dan guru kurang melibatkan

siswa dalam penyampaian materi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga. Penelitian dilakukan melalui 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II dengan 3 pertemuan pada masing-masing siklus.

Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan. Pada kondisi awal jumlah siswa yang tuntas adalah 19 siswa atau 59 % sedangkan yang tidak tuntas adalah 13 siswa atau 41 %. Peneliti melakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping pada siklus I dan siklus II. Dari hasil belajar PKn yang diperoleh siswa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas yaitu 22 siswa atau 69 % dan 10 siswa yang tidak tuntas atau 31 %. Sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat lagi menjadi 27 siswa atau 84 % yang tuntas dan 5 siswa atau 16 % tidak tuntas. Dari jumlah siswa yang memperoleh hasil belajar PKn diatas KKM, membuktikan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02.

(29)

mencatat pelajaran. Siswa dapat mengingat mata pelajaran yang diajarkam melalui peta pemikiran agar informasi lebih mudah didapat, sesuai dengan pendapar dari Zarkasyi (2015:76) Mind Mapping merupakan teknik mengingat sesuatu dengan menggunakan peta pemikiran agar informasi yang didapat lebih mudah dan dapat diandalkan daripada menggunakan catatan tradisional.

Penelitian ini memperkuat dan melengkapi penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herwulan

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 2
Tabel 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 2
tabel dibawah ini:
+3

Referensi

Dokumen terkait

SFA dibangun dengan konfigurasi intrakavitas dengan menempatkan sel fotoakustik dalam rongga laser yang menjadikan sampel merasakan radiasi multipass sehingga

dengan catu daya + 15 V Output OpAmp amat tidak stabil, keluaran akan 0V untuk selisih masukan 0V juga, tapi bila ada sedikit beda tegangan pada kedua input, maka keluaran

test Tes tulisan (UTS) dan praktiku m Mahasiswa mampu menjelaskan penerapan higiene sanitasi makanan dalam pengelolaan makanan di berbagai institusi atau industri

Studi Predikat Jurusan Pembimbing Skripsi Pembimbing Akademik.. Ludfi Djakfar,MSCE,PhD PERAIH

Eksperimen bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh kenaikan suhu dengan lebar difraksi yang dihasilkan dalam menentukan koefisien pemuaian pada Alumunium dengan

Kesimpulan yang didapat dari percobaan ekstraksi piperin dari buah lada yaitu isolasi piperin yang berada dalam buah lada dapat dilakukan menggunakan metode ekstraksi soxhlet

Hal ini disebabkan karena CHCl3 memiliki energi ionisasi yang sangatkuat sebab kloroform mempunyai ikatan kovalen yang menyebabkan ia tidak dapat bereaksi dengan

dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0°C, zat terlarut akan berpengaruh pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut murni, zat