54 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian
Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi dan tindakan, hasil tindakan, refleksi, analisis data, penerapan pembelajaran team games tournament, dan pembahasan. Secara rinci diuraikan sebagai berikut.
4.1.1Pelaksanaan Siklus I
Bagian dalam deskripsi siklus I ini akan menguraikan mengenai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan selama 3 pertemuan. 4.1.1.1 Rencana Tindakan
Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari 3 perencanaan pertemuan dengan rincian sebagai berikut
1) Pertemuan Pertama
Langkah- langkah pembelajaran dirancang utuk disesuaikan dengan pembelajaran team games tournament. Untuk mengetahui penerapannnya di kelas, yang dilakukan yakni dengan menyiapkan lembar observasi penerapan model team games tournament. Dengan adanya lembar observasi ini dapat diamati lebih jelas kesesuaian tindakan yang dilakukan di kelas dengan langkah – langkah yang seharusnya dilakukan. Di dalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di isi yakni Ya jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan model, serta Tidakjika langkah tersebut tidak diterapkan atau diimplementasikan di dalam kelas.
2) Pertemuan ke dua
Rencana tindakan pada siklus I pertemuan kedua merupakan tindaka lanjut dari pertemuan pertama, indikator yang digunakan pada pertemuan ke dua adalahMenggambar dan membaca sudut yang ditunjukkan jarum jam yang membentuk sudut siku-siku, lancip dan tumpul dengan busur derajat menunjukkan sikap kerjasama, teliti dan percaya diri, dan melaporkan hasil kerja tim. Disiapkan alat peraga yang menunjang pembelajaran berupa busur derajat, jam tiruan dan kartu soal .
3) Pertemuan ke tiga
4.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan Siklus I 4.1.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2x35 menit atau selama 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I dirinci sebagai berikut;
1. Pertemuan I
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Oktober 2016 pukul 09.00 – 10.10 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu bapak Dwy Eddy Sholichin, S.Pd untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dengan menerapkan TGT pada mata pelajaran Matematika. Materi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu Pengukuran Sudut. Pelaksanaan tindakan menggunakan langkah-langkah pembelajaran TGT. Adapun langkah- langkah pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai setelah guru mempersiapkan perlengkapan dan alat peraga yang yang digunakan selama proses pembelajaran dan memeriksa kesiapan siswa. Setelah semua siap mengikuti pelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru melakukan apersepsi yang berhubungan dengan materi pengukuran sudut dan melakukan tanya jawab, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
untuk mewakili kelompoknya dalam permainan. Guru membimbing siswa dalam pertandingan dan guru menjelaskan kembali materi tentang pengukuran sudut serta menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru memberikan penghargaan kepada siswa yang menang turnamen. Guru melakukan refleksi dengan memberikan pesan moral. Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya dan menutup pelajaran dengan mengucapkan salam doa.
2. Pertemuan II
Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Oktober 2016 pukul 09.00 – 10.10 dan dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pelaksanaan tindakan menggunakan langkah-langkah pembelajaran TGT. Adapun langkah - langkah pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai setelah guru mempersiapkan perlengkapan dan alat peraga yang yang digunakan selama proses pembelajaran dan memeriksa kesiapan siswa. Setelah semua siap mengikuti pelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru melakukan apersepsi yang berhubungan dengan materi pengukuran sudut dan melakukan tanya jawab, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
pertandingan dan guru menjelaskan kembali materi tentang pengukuran sudut serta menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru memberikan penghargaan kepada siswa yang menang turnamen. Guru melakukan refleksi dengan memberikan pesan moral. Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya dan menutup pelajaran dengan mengucapkan salam doa.
3. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga merupkan akhir pelaksanaan dari siklus I yang
dilaksanakan pada hari Jum’at, 28 Oktober 2016 pukul 09.00 – 10.10. Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan perbaikan proses pembelajaran pertemuan kedua pada sikus I.
Evaluasi yang diberikah berupa tes tertulis dengan bentuk soal uraian dengan jumlah 6 soal. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran dan bertanya jawab mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya, dan memberi semangat untuk mengerjakan tes. Sebelum membagikan membagikan soal evaluasi, guru menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Guru mengumpulkan tes, menanyakan mengenai soal yang telah dikerjakan dan menutup pelajaran dan memberikan refleksi.
4.1.2.2 Pelaksanaan Observasi Siklus I
Observasi siklus I meliputi observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa . Secara rinci hasil dari observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa dijelaskan sebagai berikut:
a) Observasi terhadap kegiatan Guru
Obsevasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran team games tournament dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil dari
Tabel 15
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru Dengan Penerapan Pembelajaran Team Games Tournament Siklus I
No Aspek yang diamati Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
Pra Pembelajaran 1. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran
atau alat peraga yang digunakan selama proses pembelajaran.
2. Memeriksa kesiapan siswa.
Kegiatan Awal
3. Melakukan apersepsi dan tanya jawab
4. Memberikan motivasi kepada siswa sebagai awal pembelajaran
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dan menjelaskan langkah-langkah permainan TGT.
8. Mengorganisir siswa dalam kelompok-kelompok
9. Memberikan Lembar Kerja Siswa
10. Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi, mengawasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan belajar kelompok.
11. Meminta siswa dalam setiap kelompoknya untuk mewakili kelompoknya dalam permainan.
12. Membimbing siswa dalam pertandingan yang mewakili kelompoknya.
13. Menjelaskan kembali materi atau mempertegas kembali materi tentang pengukuran sudut.
Kegiatan Akhir 14. Memberikan penghargaan kepada siswa
yang menang turnamen.
15. Menyimpulkan materi yang dipelajari dan melakukan refleksi
16. Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
17. Mengakhiri pembelajaran dengan salam dan doa.
Jumlah 14 3 15 2
Hasil observasi kegiatan guru siklus I pertemuan I dalam menerapkan pembelajaran team games tournament pada mata pelajaran Matematika di kelas 5 SDN Bakaran Kulon 03 menunjukkan bahwa hasil observasi kegitan guru terhadap pembelajaran team games tournament pada siklus I pertemuan I dari 17 indikator pada kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran team games tournament, terdapat 3 indikator yang belum terlaksana dengan baik dan
perlu ditingkatkan oleh guru yaitu memeriksa kesiapan siswa dan melakukan apersepsi dan tanya jawab. Beradasarkan lembar observasi tersebut, langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 82,35% atau sebanyak 14 indikator dari 17 indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan di
kelas. Observer memberikan tanda (√) pada kolom tidak dikarenakan pada kegiatan pra pembelajaran guru belum memeriksa kesiapan siswa,kegiatan awal juga belum melakukan apersepsi dan tanya jawab dan kegiatan akhir belum merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Berdasarkan tabel 15 menunjukkan bahwa hasilobservasi terhadap kegiatan guru pada siklus I pertemuan II dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran team games tournament sudah meningkat dibandingkan dengan aktivitas guru pada pertemuan pertama. Hasilnya ada 15 indikator dari 17 indikator sudah terlaksana dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 88,23%. Guru telah memeriksa kegiatan siswa, melakukan apersepsi dan tanya jawab dan merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
b) Observasi terhadap kegiatan siswa
Tabel 16
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa dengan Penerapan Pembelajaran Team Games TournamentSiklus I
No Aspek yang diamati Pertemuan I Petemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
Kegiatan pra pembelajaran 1. Siswa menyiapkan perlengkapan
pembelajaran (buku dan alat tulis).
2. Siswa bersiap- siap dalam menerima materi pelajaran.
5. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Kegiatan Inti 6. Siswa menyimak dengan antusias materi
yang disampaikan guru.
7. Siswa menanyakan materi yang kurang dipaham dan mendengarkan langkah- langkah TGT.
8. Siswa mengkondisikan untuk berkelompok sesuai bimbingan guru.
9. Siswa mengerjakan lembar kerja siswa
10. Siswa berdiskusi atau belajar dengan kelompoknya.
11. Siswa dalam setiap kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam permainan.
14. Siswa yang menang diberi penghargaan 15. Siswa menyimpulkan materi yang
dipelajari dan melakukan refleksi.
16. Mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Jumlah 12 4 14 2
Presentasi 70% 30% 82,35% 17,65%
oleh siswa yaitu memperhatikan, menanggapi apersepsi yang dilakukan guru dengan melakukan tanya jawab, menyimak tujuan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran dengan salam. Berdasarkan lembar observasi tersebut, langkah – langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 70% atau sebanyak 12 indikator dari 16 indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan di
kelas. Observer memberikan tanda (√) pada kolom Tidak dikarenakan siswa
siswa belum menyimak tujuan pembelajaran, dikarenakan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran belum terlaksana. Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan masih banyak siswa yang bergurau.
Berdasarkan tabel 16 mengenai hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I pertemuan kedua dari 16 indikator, terdapat 14 indikator yand sudah terlaksana dan 2 indikator yang belum terlaksana. Kegiatan siswa pada siklus I pertemuan kedua sudah mengalami peningkatan dibandingkan siklus I pertemuan pertama. Berdasarkan lembar observasi tersebut, langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 83,35% atau sebanyak atau sebanyak 14 indikator dari 16 indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan dikelas.
Kegiatan guru dalam penerapan pembealajaranteam games tournament pada siklus I pertemuan pertama sudah terlaksana dengan baik. Sedangkan untuk kegiatan siswa dalam penerapan pembelajaran team games tournament perlu peningkatan karena dari 16 indikator, 4 indikator belum dilaksanakan oleh siswa. Kegiatan guru pada pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua sudah mencapai indikator dan terlaksana dengan baik. Kegiatan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua juga terlaksana dengan baik.
4.1.3 Hasil Tindakan Siklus I
1). Hasil Belajar Matematika
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dengan menerapkan pembelajaran TGT selesai, maka dilakukan evaluasi unutuk mengetahui pencapaian hasil belajar yang diperoleh dari masing- masing siswa, apakah sudah mencapai KKM atau belum. KKM untuk mata pelajaran matematika 60.
Hasil belajar Matematika siklus I disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Rentang Nilai Frekuensi Persentase
47 – 55 1 5,28%
56 – 64 0 0%
65 – 73 4 21,06%
74 – 82 5 26,31%
83 – 91 8 42,10%
92 – 100 1 5,25%
Jumlah siswa 19 100%
Nilai rata- rata 79,11
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 51
Berdasarkan tabel 17 maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai antara 47 – 55 sejumlah 1 siswa dengan persentase 5,28%, nilai antara 56 – 64 sejumlah 0 siswa dengan persentase 0%, nilai antara 65 – 73 sejumlah 4 siswa dengan persentase 21,06%, nilai antara 74 – 82 sejumlah 5 siswa dengan persentase 26,31%, nilai antara 83 – 91 sejumlah 8 siswa dengan persentase 42,10%, nilai antara 92 – 100 sejumlah 1 siswa dengan persentase 5,25%. Dari hasil belajar siswa siklus I nilai rata – rata 79,11, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah 51.
Gambar 3 Hasil Belajar Siswa Siklus I
Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus I kemudian peneliti melakukan analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus I yang tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 18
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Kategori Keterangan Frekuensi Persentase( %)
Tuntas ≥ 60 18 94,73
Tidak tuntas < 60 1 5,27
Jumlah 19 100
Rata – rata 79,11
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 51
Dari tabel 18 menunjukkan bahwa besar siswa kelas 5 SD N Bakaran Kulon 03 sudah mencapai KKM, yakni 18 dari 19 siswa sudah mencapai KKM atau dengan persentase 94,73%. Sedangkan ada 1 siswa yang belum mencapai KKM atau dengan persentase 5,27%. Rata hasil belajar matematika siswa pada siklus I adalah 79,11, nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 51. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas SD N Bakaran Kulon 03 siklus I pada tabel 18 dapat digambarkan dalam diagram lingkaran sebagai berikut:
0 2 4 6 8 10
Gambar 4
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I
Berdasarkan gambar 4 tentang persentase ketuntasan hasil belajar matematika siklus I dengan penerapan pembelajaran team games tournament mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar matematika yang diperoleh pada pretest. Pada siklus I ada 18 siswa yang mencapai KKM atau 94,73% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran team games tournamentyaitu ≥ 90% siswa sudah mencapai KKM (KKM=60) sudah berhasil. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar matematika dengan penerapan pembelajaran team games tournamentmaka penelitian dilanjutkan siklus II.
4.1.4 Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I baik pertemuan pertama, ke dua, maupun ke tiga selesai , maka peneliti melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan – hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi berguna untuk menentukan apakah tindakan yang telah dilakukan sudah berhasil atau belum berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Selain itu, juga sebagai dasar untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus II.
94,73% 0%
5,27% 0%
tuntas
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran team games tournament pada siklus I masih banyak kendala. Kendala tersebut antara lain :
1. Guru belum memeriksa kesiapan siswa.
2. Guru belum melakukan apersepsi dan tanya jawab.
3. Guru kurang maksimal dalam mengawasi dan membimbing aktivitas siswa selama permainan berlangsung.
4. Pada akhir pembelajaran guru belum merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
5. Siswa belum menyimak tujuan pembelajarn yang disampaikan oleh guru. 6. Siswa masih tampak kebingungan dalam pelaksanaan pembelajaran team
games tournament.
Untuk mengatasi kendala pada siklus I, maka dilakukan perbaikan sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan lebih baik. Perbaikan tersebut antara lain:
1. Selain memberikan pertanyaan atau tanya jawab secara klasikal, guru sebaiknya juga memberikan pertanyaan untuk dijawab masing – masing siswa.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model TGT, guru harus mengawasi aktivitas siswa dan membimbing siswa dengan baik agar siswa tidak bingung. 3. Guru harus lebih memahami prosedur pelaksanaan pembelajaran team games
tournament sehingga pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan lancar.
4. Guru memberikan penjelasan secara jelas dengan kalimat yang mudah dipahami oleh siswa, sehingga siswa tidak merasa kebingungan saat permainan berlangsung.
4.2 Pelaksanaan Siklus II
team games tournament yaitu masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM,
maka di dalam siklus II ini dilakukan perbaikan kembali agar catatan – catatan yang terdapat pada siklus I tidak terulang lagi.
4.2.1 Rencana Tindakan
Rencana tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan. Pembelajaran siklus II merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran siklus I. Rencana tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Rencana tindakan untuk pertemuan pertama yaitu penulis bersama guru, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 5 mengenai materi pembelajaran Matematika yang akan disajikan dengan pembelajaran team games tournament. Guru menentukan Standar Kompetensi (SK) yakni 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak dan kecepatan dalam pemecahan masalah, dengan Kompetensi Dasar (KD) 2.5 Menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan. Indikator yang dipakai pada pertemuan pertama yakni Memecahkan masalah kehidupan sehari – hari yang melibatkan waktu, jarak dan kecepatan, menunjukkan sikap kerjasama, tekun, bertanggung jawab, perhatian dan disiplin. Setelah menentukan SK, KD dan Indikator, disusun rencana pelakanaan pembelajaran (RPP). Dalam penelitian ini juga disiapkan alat peraga yang menunjang proses pembelajaran yaitu berupa kartu soal bernomor dan lembar kerja untuk setiap kelompok.
Langkah- langkah pembelajaran dirancang untuk disesuaikan dengan pembelajaran team games tornament. Untuk mengetahui penerapannnya di kelas, yang dilakukan yakni dengan menyiapkan lembar observasi penerapan model team games tournament. Dengan adanya lembar observasi ini dapat diamati lebih
Tidak jika langkah tersebut tidak diterapkan atau diimplementasikan di dalam kelas.
2) Pertemuan ke dua
Rencana tindakan pada siklus II pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, indikator yang digunakan pada pertemuan ke dua adalahMemecahkan masalah kehidupan sehari – hari yang melibatkan waktu jarak dan kecepatan dengan menunjukkan sikap kerjasama, teliti dan percaya diri, dan melaporkan hasil kerja tim. Disiapkan alat peraga yang menunjang pembelajaran Lembar Kerja Siswa dan kartu soal bernomor.
3) Pertemuan ke tiga
Rencana tindakan pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama dan kedua. Pertemuan ketiga digunakan sebagai tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus II. Disiapkan lembar soal tes yang berisi 5 soal uraian.
4.2.1 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan Siklus II 4.2.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2x35 menit atau selama 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II dirinci sebagai berikut;
1. Pertemuan I
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai setelah guru mempersiapkan perlengkapan dan alat peraga yang yang digunakan selama proses pembelajaran dan memeriksa kesiapan siswa. Setelah semua siap mengikuti pelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru melakukan apersepsi yang berhubungan dengan materi pengukuran waktu, sudut, jarak dan kecepatan, dan melakukan tanya jawab, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan pengukuranwaktu, sudut, jarak dan kecepatan. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai pengukuran waktu,sudut, jarak dan kecepatan dalam pemecahan masalah. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang secara heterogen. Siswa mengerjakan mengerjakan LKS yang dibagikan secara kelompok dan mempresentasikan didepan kelas. Guru menjelaskan langkah-langkah TGT. Guru mengawasi jalannya diskusi kelas dan senantiasa mengarahkan siswa, dan salah satu siswa dalam setiap kelompoknya untuk mewakili kelompoknya dalam permainan. Guru membimbing siswa dalam pertandingan dan guru menjelaskan kembali materi tentang pengukuran waktu, sudut, jarak dan kecepatan dalam pemecahan masalah serta menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru memberikan penghargaan kepada siswa yang menang turnamen. Guru melakukan refleksi dengan memberikan pesan moral. Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya dan menutup pelajaran dengan mengucapkan salam doa.
2. Pertemuan II
a). Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai setelah guru mempersiapkan perlengkapan dan alat peraga yang yang digunakan selama proses pembelajaran dan memeriksa kesiapan siswa. Setelah semua siap mengikuti pelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru melakukan apersepsi yang berhubungan dengan materi pengukuran waktu, sudut, jarak dan kecepatan dalam pemecahan masalah serta melakukan tanya jawab, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b). Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan pengukuran sudut, waktu, jarak dan kecepatan dalam pemecahan masalah. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai masalah sehari – hari yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan . Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang secara heterogen. Siswa mengerjakan mengerjakan LKS yang dibagikan secara kelompok dan mempresentasikan didepan kelas. Guru menjelaskan langkah-langkah TGT. Guru mengawasi jalannya diskusi kelas dan senantiasa mengarahkan siswa, dan salah satu siswa dalam setiap kelompoknya untuk mewakili kelompoknya dalam permainan. Guru membimbing siswa dalam pertandingan dan guru menjelaskan kembali materi tentang menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan serta menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
c ). Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru memberikan penghargaan kepada siswa yang menang pertandingan atau turnamen. Guru melakukan refleksi dengan memberikan pesan moral. Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya dan menutup pelajaran dengan mengucapkan salam doa.
3. Pertemuan Ketiga
penyempurnaan, dan perbaikan proses pembelajaran pertemuan kedua pada sikus II.
Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal uraian dengan jumlah 5 soal. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran dan bertanya jawab mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya, dan memberi semangat untuk mengerjakan tes. Sebelum membagikan membagikan soal evaluasi, guru menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Guru mengumpulkan tes, menanyakan mengenai soal yang telah dikerjakan dan menutup pelajaran dan memberikan refleksi.
4.2.1.2 Pelaksanaan Observasi Siklus II
Pelaksanaan observasi dilakukan hanya pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ketiga tidak ada proses pembelajaran sesuai dengan lembar observasi yang mengacu pada langkah-langkah penerapan pembelajaran team games tournament.
Observasi siklus II meliputi observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa . Secara rinci hasil dari observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa dijelaskan sebagai berikut:
a) Observasi terhadap kegiatan Guru
Obsevasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran team games tournament dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil dari
Tabel 19
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru Dengan Penerapan Pembelajaran Team Games Tournament Siklus II
No Aspek yang diamati Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
Pra Pembelajaran 1. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran
atau alat peraga yang digunakan selama proses pembelajaran.
2. Memeriksa kesiapan siswa.
Kegiatan Awal
3. Melakukan apersepsi dan tanya jawab
4. Memberikan motivasi kepada siswa sebagai awal pembelajaran
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dan menjelaskan langkah-langkah permainan TGT.
10. Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi, mengawasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan belajar kelompok.
11. Meminta siswa dalam setiap kelompoknya untuk mewakili kelompoknya dalam permainan.
12. Membimbing siswa dalam pertandingan yang mewakili kelompoknya.
13. Menjelaskan kembali materi atau mempertegas kembali materi tentang pengukuran sudut.
Kegiatan Akhir 14. Memberikan penghargaan kepada siswa
yang menang turnamen.
15. Menyimpulkan materi yang dipelajari dan melakukan refleksi
16. Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
17. Mengakhiri pembelajaran dengan salam dan doa.
Jumlah 16 1 17 0
Hasil observasi kegiatan guru siklus II pertemuan I dalam menerapkan pembelajaran team games tournament pada mata pelajaran Matematika di kelas 5 SDN Bakaran Kulon 03 menunjukkan bahwa hasil observasi kegitan guru terhadap pembelajaran team games tournament pada siklus II pertemuan I dari 17 indikator pada kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran team games tournament, terdapat 1 indikator yang belum terlaksana dengan baik dan
perlu ditingkatkan oleh guru yaitu mengakhiri pembelajaran dengan salam dan doa. Berdasarkan lembar observasi tersebut, langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 94,11% atau sebanyak 16 indikator dari 17 indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan di kelas.
Observer memberikan tanda (√) pada kolom tidak dikarenakan pada kegiatan akhir pembelajaran guru belum mengakhiri pembelajaran dengan salam dan doa.
Berdasarkan tabel 19 menunjukkan bahwa hasil observasi terhadap kegiatan guru pada siklus II pertemuan II dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran team games tournament sudah meningkat dibandingkan dengan aktivitas guru pada pertemuan pertama. Hasilnya ada 17 indikator dari 17 indikator sudah terlaksana dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 100%. Guru telah memeriksa kegiatan siswa, melakukan apersepsi dan tanya jawab dan merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
b) Observasi terhadap kegiatan siswa
Tabel 20
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa dengan Penerapan Pembelajaran Team Games TournamentSiklus II
No Aspek yang diamati Pertemuan I Petemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
Kegiatan pra pembelajaran 1. Siswa menyiapkan perlengkapan
pembelajaran (buku dan alat tulis).
2. Siswa bersiap - siap dalam menerima materi pelajaran.
Kegiatan Awal 3. Siswa menanggapi apersepsi dan
menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
4. Siswa menanggapi dengan antusias motivasi yang disampaikan guru
5. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Kegiatan Inti 6. Siswa menyimak dengan antusias materi
yang disampaikan guru.
7. Siswa menanyakan materi yang kurang dipaham dan mendengarkan langkah- langkah TGT.
8. Siswa mengkondisikan untuk
berkelompok sesuai bimbingan guru.
9. Siswa mengerjakan lembar kerja siswa
10. Siswa berdiskusi atau belajar dengan kelompoknya.
11. Siswa dalam setiap kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam permainan.
12. Siswa bermain dalam pertandingan/ turnamen.
13. Siswa membahas jawaban dengan dipertegas pendapat guru tentang materi pegukuran sudut.
Kegiatan Akhir
14. Siswa yang menang diberi penghargaan
15. Siswa menyimpulkan materi yang dipelajari dan melakukan refleksi.
16. Mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Jumlah 14 2 15 1
Presentasi 87,5% 12,5% 93,75% 6,25%
ditingkatkan oleh siswa yaitu bersiap – siap dalam menerima pelajaran dan mengakhiri pembelajaran dengan salam. Berdasarkan lembar observasi tersebut, langkah – langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 87,5% atau sebanyak 14 indikator dari 16 indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan di kelas. Observer memberikan tanda (√)pada kolom Tidak dikarenakan siswa siswa belum bersiap – siap dalam menerima pelajaran.
Berdasarkan tabel 20 mengenai hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II pertemuan kedua dari 16 indikator, terdapat 15 indikator yang sudah terlaksana dan 1 indikator yang belum terlaksana. Kegiatan siswa pada siklus II pertemuan kedua sudah mengalami peningkatan dibandingkan siklus II pertemuan pertama. Berdasarkan lembar observasi tersebut, langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 93,75% atau sebanyak 15 indikator dari 16 indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan dikelas.
Kegiatan guru dalam penerapan pembelajaranteam games tournament pada siklus II pertemuan pertama sudah terlaksana dengan baik. Sedangkan untuk kegiatan siswa dalam penerapan pembelajaran team games tournament perlu peningkatan karena dari 16 indikator, 2 indikator belum dilaksanakan oleh siswa. Kegiatan guru pada pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua sudah mencapai indikator dan terlaksana dengan baik. Kegiatan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua juga terlaksana dengan baik.
4.2.3 Hasil Tindakan Siklus II
Hasil tindakan pada siklus II diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD N Bakaran Kulon 03 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati dengan penerapan pembelajaran TGT oleh guru.
1). Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar Matematika siklus II disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 21
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Rentang Nilai Frekuensi Persentase
56 –64 1 5,26 %
65 – 73 0 0 %
74 – 82 1 5,26 %
83 – 91 6 31,57%
92 – 100 11 57,90%
Jumlah siswa 19 100%
Nilai rata- rata 91,32
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 60
Berdasarkan tabel 21 maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai antara 56 – 64 sejumlah 1 siswa dengan persentase 5,26%, nilai antara 65 – 73 sejumlah 0 siswa dengan persentase 0%, nilai antara 74 – 82 sejumlah 1 siswa dengan persentase 5,26%, nilai antara 83 – 91 sejumlah 6 siswa dengan persentase 31,57%, nilai antara 92 – 100 sejumlah 11 siswa dengan persentase 57,90%. Dari hasil belajar siswa siklus II nilai rata – rata 91,32, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah 60.
Untuk mengetahui lebih jelasnya hasil belajar siswa siklus II pada tabel 21, maka dapat dibuat diagram batang seperti pada gambar 5.
Gambar 5 Hasil Belajar Siswa Siklus II 0
2 4 6 8 10 12
Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus II kemudian peneliti melakukan analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus II yang tertera pada tabel berikut ini
Tabel 22
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Kategori Keterangan Frekuensi Persentase( %)
Tuntas ≥ 60 19 100
Tidak tuntas < 60 0 0
Jumlah 19 100
Rata – rata 91,32
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 60
Dari tabel 22 menunjukkan bahwa besar siswa kelas 5 SD N Bakaran Kulon 03 sudah mencapai KKM, yakni 19 siswa sudah mencapai KKM atau dengan persentase 100 %. Rata hasil belajar matematika siswa pada siklus I adalah 91,32 nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 60. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas SD N Bakaran Kulon 03 siklus II pada tabel 22 dapat digambarkan dalam diagram lingkaran sebagai berikut:
Gambar 6
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Berdasarkan gambar 6 tentang persentase ketuntasan hasil belajar matematika siklus II dengan penerapan pembelajaran team games tournament mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar matematika yang diperoleh pada siklus I. Pada siklus II ada 19 siswa yang mencapai KKM atau 100% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
Tuntas 100%
pembelajaran team games tournament yaitu 100 % siswa sudah mencapai KKM (KKM=60) sudah berhasil.
4.2.4 Refleksi Siklus II
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II baik pertemuan pertama, ke dua, maupun ke tiga selesai , maka peneliti melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pembelajaran telah dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran TGT dengan baik. Proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran TGT dapat membuat siswa menjadi benar – benar aktif. Peningkatan aktivitas siswa terlihat selama proses pembelajaran, tidak hanya siswa yang aktif saja yang memberikan pendapatnya, tetapi siswa yang biasanya hanya diam mampu memberikan pendapatnya. Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar Matematika yang diperoleh siswa pada siklus II dengan KKM ≥ 60 dari 19 siswa, semua siswa sudah tuntas dengan persentase 100% dan rata – rata 91,32. Hal ini menunjukkan bahwa, hasil belajar Matematika siswa sudah mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan yaitu minimal 80% siswa mencapai KKM.
Secara keseluruhan, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran TGT pada siklus II diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Langkah – langkah pembelajaran TGT sudah dilaksanakan dengan baik dan runtut.
2. Guru sudah tidak bingung lagi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran TGT sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
3. Guru mengawasi aktivitas siswa dan membimbing siswa dengan baik saat permainan kartu soal TGT berlangsung.
4. Siswa sudah tidak bingung lagi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran TGT.
4.3 Hasil Analisis Data
Berikut ini akan dipaparkan mengenai hasil analisis data prasiklus, siklus I dan siklus II mengenai hasil belajar Matematika siswa.
4.3.1 Hasil Belajar Matematika
Pada kondisi awal atau prasiklus, hasil belajar Matematika siswa kelas V SD N Bakaran Kulon 03, masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥ 70). Hanya ada 11 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM atau dengan persentase 58% dan 8 anak dengan persentase 42% belum mencapai KKM. Rata – rata hasil belajar yang diperoleh pada prasiklus adalah 65 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 27. Setelah diterapkan pembelajaran TGT pada mata pelajaran Matematika, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika mengalami peningkatan, pada siklus I ada 18 siswa dengan persentase 94,73% yang mencapai KKM dan 1 siswa dengan persentase 5,27% belum mencapai KKM. Rata – rata hasil belajar yang diperoleh pada siklus I meningkat menjadi 79,11 dengn nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 51. Pada siklus II hasil belajar mengalami penigkatan. Jumlah siswa yang mencapai KKM ada 19 siswa dengan persentase 100% dan siswa yang tidak mencapai KKM tidak ada atau dengan persentase 0 % . Rata – rata hasil belajar yang diperoleh pada siklus II adalah 91,32 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Perbandingan ketuntasan hasil belajarsiswa pada kondisi awal atau prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 23.
Tabel 23
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Kategori Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II
Berdasarkan tabel 23 mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar Matematika prasiklus, siklus I, dan siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan. Sebelum dikenai tindakan hanya ada 11 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 57,89%. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan menjadi 18 siswa dengan persentase 79,11%, dan pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 19 siswa dengan persentase 100%. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar Matematika prasiklus, siklus I, dan siklus II, maka dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7
Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Perolehan rata – rata hasil belajar tiap siklus juga mengalami peningkatan. Pada prasiklus, perolehan rata – rata hasil belajar adalah 64,95, setelah dilaksanakan siklus I rata – rata hasil belajar meningkat menjadi 79,11. Setelah dilaksanakan siklus II rata – rata hasil belajar meningkat lagi menjadi 91,32. Berikut disajikan gambar mengenai perbandingan rata – rata hasil belajar Matematika prasiklus, siklus I, dan siklus II.
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Prasiklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Gambar 8
Peningkatan Rata – rata Hasil Belajar Matematika Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
4.4 Pembahasan
Data yang telah dipaparkan oleh peneliti mulai data prasiklus atau data kondisi awal sebelum diterapkannya suatu pembelajaran TGT sampai setelah diterapkannya pembelajarn TGT pada siklus I dan siklus II dapat diambil kesimpulan bahwa bengan menerapkan pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar Matematika. Pada kondisi awal sebelum diterapkannya pembelajaran TGT perolehan hasil belajar sebelum tindakan, siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM≥ 60) hanya ada 11 siswa atau dengan persentase 57,89%. Rata – rata yang diperoleh dari hasil belajar sebelum tindakan adalah 64,95.
Kemudian setelah dilakukan pembelajaran siklus I, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 18 siswa dengan persentase 94,73 %. Rata – rata yang diperoleh dari hasil belajar siklus I adalah sebesar 79,10. Pada pembelajaran siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM adalah sebesar 19 siswa dengan persentase 100%. Rata – rata yang diperoleh dari hasil belajar siklus II adalah sebesar 91,32. Penelitian yang dilakukan pada siklus II sudah mencapai indikator kinerja.
Indikator kinerja dari hasil belajar, ditetapkan bahwa penerapan dengan pembelajaran TGT dikatakan berhasil jika minimal 80% siswa mencapai KKM.
0 20 40 60 80 100
Prasiklus Siklus I Siklus II
Hasil belajar pada siklus I sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, yakni minimal 80% siswa sudah mencapai KKM, sedangkan pada siklus II hasil belajar juga sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yakni minimal 80% siswa sudah mencapai KKM. Artinya hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran team games tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Dalam hal ini matematika merupakan salah satu pelajaran yang memerlukan cara berpikir ekstra sehingga guru hendaknya menggunakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat menurunkan ketegangan dalam berpikir siswa. Dan salah satu pembelajaran yang menyenangkan yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif yang salah satunya adalah tipe Teams Games Tournament (TGT) dimana terdapat game akademik yang sesuai dengan sifat anak usia sekolah dasar yang suka bermain. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin (2008:163) menyatakan bahwa TGT menggunakan turnamen akademik, dan mengunakan permainan dan sistem skor dengan kemajuan siswa, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain.
mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain.
Pembelajaran kooperatif TGT, siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran dikelas sehingga berimbas pada peningkatan hasil belajar siswa. Data yang ada menggambarkan peningkatan hasil belajar Matematika siswa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran TGT dan setelah menngunakan pembelajaran TGT, sehingga penelitian pun dilakukan sampai siklus II, karena pembelajaran sudah tuntas.
Hasil penelitian, terbukti bahwa penggunaan pembelajaran TGT ini berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan teori Menurut Dimyati dalam (Ahmad Susanto, 2013:186) mengatakan bahwa
pembelajaran merupakan “kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat peserta didik belajar secara aktif”. Dan menurut Kimble dan Germey dalam (Thobroni 2015:17), mengatakan bahwa pembelajaran
yaitu “suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik
yang diulang-ulang”. Pembelajaran adalah suatu kegiatan dimana subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan. Hal ini dikarenakan bahwa subjek atau yang sering disebut peserta didik atau pembelajar yang menjadi pusat kegiatan belajar mengajar. Peserta didik yang menjadi pusat kegiatan belajar mengajar dituntut untuk aktif mencari, aktif menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah dan menyimpulkan suatu masalah. Pembelajaran Matematika adalah proses pembelajaran yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan kelas maupun sekolah yang memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika di sekolah. Itu sebabnya pembelajaran disekolah harus dirancang oleh guru agar lebih menyenangkan. Dan salah satu pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT.Sesuai dengan teori Slavin (2009:166) menyatakan bahwa TGT dapat meningkatkan kemampuan dasar, prestasi belajar siswa, interaksi positif antar siswa, penerimaan keanekaragaman teman sekelas dan kepercayaan diri.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harjoko
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Siswa Kelas V SDN
Kedung Jambal 02 Kab. Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V. Terbukti pada hasil belajar siklus I persentase ketuntasan hasil belajar siswa 61% dengan 11 siswa yang mengalami tuntas belajar dan 39% siswa yang belum tuntas. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 8% atau 15 siswa yang sudah tuntas belajar dan 3 siswa atau 17% yang belum tuntas.
Selain sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harjoko, Narsih
(2016) dalam skripsi yang berjudul “ Upaya Peningkaan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Team Game Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SD”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 01. Hal Ini terbukti hasil belajar siswa pada prasiklus, siswa yang berada dalam kategori tuntas dengan mendapatkan nilai ≥ 70 sebanyak 12 siswa (36%) meningkat menjadi 16 siswa (48,44%) pada siklus I, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa (84,85%).
Dalam penelitian ini juga mempunyai keunggulan dibanding dengan penelitian sebelumnya, antara lain : 1) Para siswa di dalam kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial; 2) Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh; 3) TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa; 4) TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerjasama verbal dan nonverbal, kompetisi yang lebih sedikit); 5) Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar kelompok; 6) TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah; 7) TGT dapat meningkatkan hasil belajar Matematika.
yakni guru dapat menggunakan model pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Selain itu pengetahuan dan keterampilan guru juga semakin berkembang dengan penggunaan model-model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.