• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Pengaruh Bantuan Pupuk, Benih, dan Pestisida PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Padi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Pengaruh Bantuan Pupuk, Benih, dan Pestisida PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Padi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai sekarang menjadi

tanaman utama dunia. Bukti sejarah di Provinsi Zheijiang, Cina Selatan,

menunjukkan bahwa penanaman padi di Asia sudah dimulai 7.000 tahun yang

lalu. Beberapa daerah yang diduga menjadi daerah asal padi adalah India Utara

bagian timur, Bangladesh Utara, dan daerah yang membatasi negara, Burma,

Thailand, Laos, Vietnam, dan Cina (Suparyono dan Setyono, 1993).

Sebagai makanan pokok, padi telah lama dikenal orang. Sampai saat ini

hampir separuh penduduk dunia menggantungkan hidupnya pada padi. Begitu

pentingnya arti padi sehingga kegagalan panen dapat menyebabkan kelaparan dan

kematian yang luas. Sebagai contoh pada tahun 1944 di Bangladesh terjadi

kelaparan dan kematian yang parah akibat kegagalan panen yang terjadi

(Suparyono dan Setyono, 1993).

Daerah yang cocok untuk tanaman padi sangat bervariasi mulai dari

Lintang Utara sampai 35-40 derajat Lintang Selatan, mulai dari daerah pantai

sampai ketinggian 2400 m dpl. Sebagai makanan utama, padi lebih disukai

daripada tanaman lain seperti terigu dan jagung. Ini didukung oleh kenyataan

bahwa meskipun luas total tanaman padi lebih kecil dibanding luas total tanaman

(2)

Beras merupakan salah satu makanan pokok bangsa Indonesia. Oleh

karena itu, perhatian akan beras atau tanaman padi tidak ada henti-hentinya.

Perjalanan Bangsa Indonesia dalam pengadaan beras pun berliku-liku yang pada

akhirnya dapat berswasembada beras pada tahun 1984. Keadaan tersebut

tentunya perlu dipertahankan hingga sekarang. Kebutuhan beras semakin

meningkat karena jumlah penduduk bertambah dan terjadi pergeseran menu

non-beras ke non-beras. Keadaan tersebut mendorong pemerintah untuk mencari terobosan

baru guna meningkatkan produksi pangan yang bersifat massal dan integral. Pada

tahun 1959, dibentuklah badan perusahaan produksi bahan makanan dan

pembukaan tanah (BMPT) (Pitojo, 2006).

Klasifikasi Tanaman Padi :

Famili : Gramineae

Subfamili : Oryzidae

Genus : Oryzae

Dari dua puluh spesies anggota genus Oryzae yang sering dibudidayakan adalah

Oryza sativa L. dan O. glaberima Steund (Suparyono dan Setyono, 1993).

Pupuk

Petani padi masih sangat jarang menggunakan pupuk, baik pupuk

Nitrogen , Fosfat, maupun Kalium. Yang agak sering diberi adalah pupuk organik

berupa kotoran ternak ataupun sisa-sisa tanaman yang sudah membusuk. Idealnya

lahan kering perlu penambahan pupuk, Suprijadi dkk melaporkan bahwa

kombinasi pupuk NPK dengan dosis 60-45-50 kg/ha ditambah lima ton kotoran

hewan/ha akan memberikan hasil sebesar 5,6 ton/ha

(3)

Hara yang tersedia ditanah sawah sangat diperlukan untuk pertumbuhan

tanaman padi. Unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banyak yaitu nitrogen,

fosfor, dan kalium. Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit antara lain seng

(Zn), belerang (S), dan magnesium (Mg). Tanah yang dibudidayakan cenderung

kekurangan unsur hara bagi tanaman. Oleh karena itu, diperlukan penambahan

unsur hara yang berasal dari pupuk organik atau pupuk anorganik. Pupuk yang

digunakan untuk padi sawah adalah TSP/SP 36, KCL, dan sepertiga bagian pupuk

nitrogen (urea) diberikan sekaligus setelah pengolahan tanah. Sepertiga bagian

pupuk nitrogen susulan diberikan sewaktu tanaman berumur 6-7 minggu

bersamaan dilakukan penyiangan gulma. Sisa pupuk nitrogen diberikan pada

umur 50-60 hari setelah tanam. Apabila berasal dari urea tablet, sumber nitrogen

ini diaplikasikan pada umur 20 hari setelah tanam. Caranya membenamkan

pupuk pada alur antara tanaman padi (Pitojo, 2006).

Benih

Salah satu kunci budi daya padi terletak pada kualitas benih yang ditanam.

Untuk ini diperlukan benih yang memiliki daya kecambah tinggi (90-100%),

sehat, dan murni. Benih yang memiliki persyaratan tersebut diharapkan akan

menghasilkan bibit yang kekar (vigorous), seragam dan sehat. Berdasarkan persyaratan kualitas, benih padi yang ditanam harus bermutu tinggi. Benih padi

dibagi menjadi empat kelas yaitu benih penjenis (breeder seed =BS), benih dasar ( foundation seed =FS), benih pokok ( registered seed =RS), dan benih sebar (extension seed = ES). Benih pejenis adalah benih yang dihasilkan oleh pemulia tanaman. Benih ini tersedia dalam jumlah yang sangat terbatas dan dalam

(4)

99%, kotoran 1%, dengan daya tumbuh minimum 99%

(Suparyono dan Setyono, 1993).

Benih dasar diperoleh dari pertanaman benih penjenis. Penanaman

dilakukan oleh instansi atau badan yang ditunjuk oleh Direktorat Jendral Tanaman

Pangan, Departemen Pertanian, dan disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan

Sertifikasi benih. Benih dasar harus memiliki kualifikasi daya tumbuh minimum

80%, kemurnian 99%, kotoran 1% dan mengandung biji kotoran (rumput) 0,05%.

Benih ini tersedia dalam kemasan yang ditandai dengan label putih. Benih pokok

adalah benih yang diperoleh dari pertanaman benih penjenis atau benih dasar yang

dipelihara ketat agar identitas dan kemurniannya tetap terjaga. Benih pokok harus

mempunyai daya tumbuh minimum 80%, kemurnian 99%, kotoran 1%, kotoran

biji rumput 0,05% dan campuran varietas lain 0,1%. Benih pokok tersedia dalam

kemasan yang diberi label ungu. Sedangkan benih sebar adalah benih yang

diperoleh dari pertanaman benih pejenis, benih dasar, atau benih pokok di bawah

pengawasan pemulia tanaman. Benih sebar harus memiliki daya tumbuh

minimum 80%, kemurnian 98%, kotoran 2% (Suparyono dan Setyono, 1993).

Benih yang diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III kepada petani

padi adalah benih dari varietas yang unggul yaitu varietas cihierang keluaran

PT. Siangyan Seri.

Pestisida

Hama padi umumnya dikendalikan dengan varietas yang tahan dan

insektisida. Cara pengendalian lain yang masih terbatas adalah kultur teknis dan

biologis. Pengendalian dengan insektisida sampai sekarang merupakan cara

(5)

merupakan satu-satunya cara yang sering sangat diharapkan memecahkan masalah

hama. Harus diakui bahwa pestisida telah menjadi bagian dalam sistem pertanian

di Indonesia. Namun, dibalik efektivitas yang tinggi, insektisida banyak

menimbulkan efek negatif yang merugikan. Efek sampingan tersebut ialah

resistensi dan resurgensi hama sasaran, ledakan hama penyakit bukan sasaran

(sekunder),pengaruh negatif terhadap biota bukan sasaran ( musuh alami dan

serangga berguna), residu pestisida, bahaya langsung terhadap pemakai, dan

pencemaran lingkungan. Resistensi serangga terhadap insektisida ialah

kemampuan suatu serangga hama untuk bertahan terhadap terhadap sifat racun

insektisida pada dosis yang dalam keadaan normal serangga sudah tidak mampu

bertahan. Hal ini muncul sebagian disebabkan oleh seleksi mutan-mutan yang

memiliki gen yang mampu menawarkan racun ( detoxification gene), dengan kata lain resistensi terjadi bila suatu individu anggota populasi diberi pestisida

kehilangan sifat rentannya sampai titik yang kemudian tahan terhadap

pestisidanya. Komponen pengendalian hama terpadu terdiri dari varietas tahan,

kultur teknis, biologis dan pemakaian insektisida. Varietas yang tahan sebaiknya

dikombinasikan dengan komponen-komponen tersebut karena pada akhirnya

varietas tahan saja belum cukup menekan populasi hama, demikian juga cara

pengendalian yang lain, sebaiknya dikombinasikan

(6)

Landasan Teori

Komitmen perusahaan terhadap masyarakat merupakan bagian yang

sangat penting dari kegiatan perusahaan. Membangun masyarakat yang sehat dan

kinerja yang tinggi merupakan tujuan setiap perusahaan, sehingga perusahaan

akan terus berupaya mencapai pengakuan, termasuk dalam kepedulian

masyarakat. Indonesia adalah salah satu negara yang sangat kaya akan sumber

alamnya, termasuk sumber daya alam yang berdampingan bahkan milik langsung

dari masyarakatnya. Dengan demikian, banyak perusahaan beroperasi pada lahan

yang bersentuhan langsung dengan kehidupan hajat hidup orang banyak. Dalam

keadaan seperti ini, perusahaan akan dengan mudah memberikan kemampuan

tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat, namun dilain sisi perusahaan juga

bisa saja mengalami dilema dalam melakukan kegiatan sosial ini akibat

banyaknya permintaan dan motivasi tertentu dari masyarakat itu sendiri

(Anonimous, 2009).

Untuk mencapai keberlangsungan, lahirlah konsep yang dikenal sebagai

Corporate Social Responsibility (CSR). Dimana CSR merupakan suatu konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek bisnis dan sosial dengan selaras agar

perusahaan dapat membantu tercapainya kesejahteraan stakeholders, serta dapat

mencapai profit yang maksimum yang dapat meningkatkan harga saham

(Tresnawati, 2008).

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 UU Perseroan

Terbatas (UUPT). Dengan adanya UU ini, maka perusahaan, industri atau

(7)

korporasi juga dituntut untuk memperhatikan aspek sosial, dan lingkungan selain

daripada aspek keuangannya. Namun demikian, CSR belum seluruhnya

dilakukan oleh setiap korporasi, oleh karena CSR dianggap tidak mampu

memberikan dampak keuntungan keuangan dalam jangka pendek dan mungkin

juga karena ketidaktahuan dalam mengelolah CSR dengan baik. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah merupakan tanggung jawab sosial perusahaan dimana terdapat keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis dan

perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungan ( Anonimous, 2009).

Perkembangan dalam dunia bisnis secara global telah diikuti oleh

peningkatan kesadaran publik akan tanggungjawab perusahaan, terutama dalam

40 tahun terakhir. Indikator keberhasilan perusahaan dalam memenangkan

persaingan di dalam dunia bisnis adalah profit dan pertumbuhan, tetapi juga

keberlangsungan dimana untuk mencapainya, perusahaan dituntut untuk

menunjukkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu-isu sosial baik di

dalam perusahaan maupun yang berkembang di dalam masyarakat

(Tresnawati, 2008).

Perkebunan Nusantara III memiliki suatu program yaitu PKBL ( Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan). Dimana dasar dari PKBL adalah mengatur

berbagai urusan urusan yang menyangkut dengan lingkungan PTPN III. Ada

empat urusan dalam PKBL, yaitu:

1. Urusan Keuangan / Umum

2. Urusan Perencanaan

3. Urusan Pembinaan

(8)

CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan program baru di PTPN III yaitu mulai efektif dari tahun 2009, CSR (Corporate Social Responsibility)

dibuat karena instruksi dari pemerintah yang harus dan wajib dilaksanakan.

Kebijakan itu dibuat dalam:

1. Keputusan Mentri No.100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002

2. Keputusan Mentri BUMN KEP 236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003

3. Surat Edaran BUMN SE 433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003

4. PEROS/MBU/2007 tanggal 27 April 2007

Anggaran CSR (Corporate Social Responsibility) diberlakukan untuk seluruh BUMN, misalnya PERTAMINA, PLN, Bank, Perkebunan, dan lain lain.

Jadi untuk di Sumatera Utara ada 36 BUMN yang memiliki anggaran CSR dan

koordinatornya adalah PT. Perkebunan Nusantara III. Di PT. Perkebunana

Nusantara III dana CSR dialokasikan kepada enam sektor utama, yaitu:

1. Bantuan untuk olahraga

2. Bantuan untuk peringatan hari besar atau perayaan

3. Bantuan untuk pelestarian

4. Bantuan untuk pangan atau hortikultura

5. Bantuan untuk sarana atau prasarana umum

6. Dan lain lain ( Institusi, pemberian bantuan untuk penghijauan)

PT. Perkebunan Nusantara III membuat program CSR ini dari tahun 2010

dan dilaksanakan pada tahun 2011. Bantuan yang diberikan kepada petani padi

termasuk dalam bantuan untuk pangan atau hortikultura, bantuan yang diberikan

(9)

benih, dan pestisida yang diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Jenis dan Jumlah Bantuan Fisik Benih, Pupuk, dan Pestisida yang Diberikan oleh PT. Perkebunana Nusantara III kepada Petani Padi di Daerah Penelitian.

No Nama/Jenis Satuan Jumlah

1 Benih padi kg 550

2 Pupuk :

a. KCL kg 2.000

b. Petro/organic/ kandang kg 20.000

c. Dolomit kg 500

Sumber: Perkebunan Nusantara III Tahun 2011

Kebanyakan CSR diberikan dalam bentuk fisik atau barang (95%) agar

tidak disalahgunakan oleh pihak yang diberi bantuan. Bantuan berupa pupuk,

benih dan pestisida diberikan kepada petani padi oleh PT. Perkebunan Nusantara

III sesuai dengan permohonan yang diajukan oleh kelompok taninya dan sesuai

dengan luas areal tanamnya. Bantuan diberikan sesuai dengan musim tanamnya,

dan dilakukan secara dua tahap yaitu tahap pertama diberikan terlebih dahulu

benih kemudian tahap kedua diberikan pupuk dan pestisida setelah tanaman

tersebut mulai tumbuh. Bantuan ini diberikan kepada petani padi oleh

(10)

diberikan kepada petani petani yang masih dekat dengan lingkungan

PT. Perkebunan Nusantara III yaitu paling jauh radius 35 kilometer.

Petani yang ingin mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III

harus masuk dalam kelompok tani, kemudian kelompok tani tersebut membuat

proposal kepada PT. Perkebunan Nusantara III untuk mendapatkan bantuan

tersebut. Bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III dapat langsung diterima

oleh petani padi saat petani padi akan mulai menanam padi.

Dengan diberinya bantuan berupa pupuk, benih, dan pestisida maka petani

padi di daerah penelitian akan memperoleh pendapatan yang lebih meningkat

karena kebutuhan pupuk, benih dan pestisida diberikan sebagian oleh

PT. Perkebunan Nusantara III sehingga petani padi mengeluarkan biaya produksi

yang lebih kecil dibanding sebelum mendapat bantuan dan PT. Perkebunan

Nusantara III memberikan bantuan yang berkualitas tinggi seperti benih dari

varietas yang unggul begitu juga pupuk dan pestisida yang berkualitas sehingga

produktivitas padi meningkat dan pendapatan petani padi juga meningkat.

Petani padi yang mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III

tidak memberikan imbalan berupa materi maupun non materi kepada

PT. Perkebunan Nusantara III setelah petani padi tersebut panen karena bantuan

tersebut diberikan secara cuma-cuma oleh PT. Perkebunan Nusantara III untuk

(11)

Pendapatan

Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan,

termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun,

yang diterima oleh penduduk sesuatu negara. Dari istilah ini pendapatan pribadi

ini dapatlah disimpulkan bahwa dalam pendapatan pribadi telah termasuk juga

pembayaran pindahan. Pembayaran tersebut merupakan pemberian-pemberian

yang dilakukan oleh pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat dimana

para penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa atau usaha

apapun sebagai imbalan ( Sukirno,2006).

Rumus Pendapatan:

Pd=TR –TC ……….…. (1)

Dimana :

Pd = Pendapatan

TR = Total Revenue atau Penerimaan Total TC = Total Cost atau Biaya Total

Pendapatan dalam usahatani dapat berupa pendapatan kotor (penerimaan)

yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode

diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali. Pendapatan bersih

dalam usahatani adalah selisih dari pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan

(Suratiyah, 2009).

(12)

biaya marjinal (MC= Marginal Cost) yaitu perubahan biaya per kesatuan perubahan produksi,dan biaya rata-rata (AC= Average Cost) yaitu biaya per kesatuan produksi (Suratiyah, 2009).

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian Rosana Podesta S (2009) tentang tingkat pendapatan

petani dengan menggunakan rumus pendapatan yaitu selisih antara penerimaan

tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani serta merupakan ukuran

kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai. Dengan menggunakan

rumus pendapatan menunjukkan adanya peningkatan pendapatan petani di daerah

penelitian.

Menurut Pintani M.P.Gea (2011) tentang perbedaan pendapatan petani

sebelum mendapat bantuan dan setelah mendapat bantuan dengan menggunakan

uji statistik t-hitung. Dengan menggunakan uji statistik t-hitung dapat dilihat

bahwa bantuan tersebut berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani yaitu

pendapatan petani meningkat setelah mendapatkan bantuan.

Kerangka Pemikiran

Pelaksanaan fungsi manajemen dalam pemanfaatan dana untuk program

yaitu PKBL ( Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) dan untuk mewujudkan

misi perusahaan sebagai perwujudan CSR (Corporate Social Responsibility) di lingkungan wilayah perusahaan maka dibentuklah bagian Kemitraan dan Bina

Lingkungan (BKL) pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang diharapkan

dapat menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi kerakyatan sehingga tercapainya

(13)

PT. Perkebunan Nusantara III berupa pupuk, benih, dan pestisida untuk dapat

meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya.

Sesuai dengan Keputusan Mentri No.100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002,

Keputusan Mentri BUMN KEP 236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003, Surat

Edaran BUMN SE 433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003,

PEROS/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 maka PT. Perkebunan Nusantara III

selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berpedoman kepada Keputusan

Menteri Badan Usaha Milik Negara dapat melaksanakan tugasnya yaitu dengan

memberikan bantuan kepada usaha kecil, petani-petani dan masyarakat umum

yang masih berada dalam kawasan perusahaan. Bantuan yang diberikan oleh

PT. Perkebunan Nusantara III kepada petani-petani seperti petani padi adalah

berupa bantuan fisik yaitu pupuk, benih, dan pestisida. Perusahaan tidak

memberikan bantuan berbentuk uang karena untuk menghindari penyalahgunaan

bantuan yang diberikan.

Dengan adanya bantuan-bantuan tersebut diharapkan meningkatkan

hubungan baik dengan petani-petani sehingga dapat dirasakan manfaat bagi

petani-petani itu sendiri. Dimana hal ini dapat dilihat dari meningkatnya

pendapatan petani yang diberi bantuan oleh PT. Perkebunan Nusantara III

sehingga kesejahteraan hidup petani juga meningkat.

Berdasarkan penilaian terhadap kinerja PT. Perkebunan Nusantara III

dengan petani-petani di lingkungan perusahaan, maka dapat dilihat bagaimana

peran PT. Perkebunan Nusantara III tersebut apakah bermanfaat bagi pihak-pihak

(14)

Adapun skema kerangka pemikiran dapat digambarkan pada Gambar 1.

Keterangan:

Menyatakan Pengaruh

Menyatakan Hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran PT. Perkebunan Nusantara III

Memberi bantuan:

Benih, Pupuk, dan Pestisida

Petani Padi

Usahatani Padi

Produktivitas Usahatani

(15)

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah:

Hipotesis 2: Pendapatan petani di daerah penelitian sebelum mendapatkan

bantuan lebih rendah daripada sesudah mendapat bantuan.

Hipotesis 3: Adanya pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III yaitu

produktivitas usahatani petani di daerah penelitian meningkat.

Hipotesis 4: Adanya perbedaan tingkat pendapatan petani setelah mendapatkan

bantuan PT. Perkebunan Nusantara III yaitu pendapatan petani di

Gambar

Tabel 1. Jenis dan Jumlah Bantuan Fisik Benih, Pupuk, dan Pestisida yang Diberikan oleh PT
Gambar 1.  Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca publikasi dengan judul : PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA KANTOR..

lembaga yang dilaksanakan dengaan sistem asrama dengan kyai sebagai.. pengasuh dan pimpinan utamanya, masjid sebagai pusat lembaganya mengambil jiwa pondok

(prep phrase) Some people think the apple is orange. contrary, the apple

Simpulan ada perbedaan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dengan yang tidak eksklusif di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Saran bagi perawat agar lebih

Siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris untuk menjalin komunikasi transaksional dengan guru, teman-temannya, dan orang-orang disekitarnya dengan menyatakan

Dalam penelitian ini diberikan gambaran bagaimana melakukan pencegahan atas serangan yang akan dilakukan oleh hacker dengan menekankan pada pendeteksian atas

Dalam sistem ini proses yang akan dihasilkan yaitu profil perusahaan beserta produk- produk pada PT Pegadaian (Persero) Kanwil III Palembang khususnya saat transaksi pembelian

Penelitian ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan dalam mengubah pencatatan dan perhitungan yang dilakukan secara manual menjadi sistem informasi yang baru dengan