PENGARUH ALLELOPATI JENIS TANAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN
Mata kuliah : Ekologi
Dosen Pengampu : Djohar Maknun. M.Si, S.Si
Nama : Ayu Anita Aulia Rahmah
NIM : 1414161009
Kelompok : IV (Empat) Kelas : Biologi C/ V
Asprak :1. Muh. Sofwatul Halim
2. Siti Nurhalimah
PUSAT LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN TADRIS IPA-BIOLOGI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON 2013
PENGARUH ALELOPATI JENIS TANAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu,
1. Mempelajari pengaruh alelopati jenis tumbuhan terhadap perkecambahan.
B. Dasar Teori
lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan (Indriyanto, 1999).
Pengaruh allelopati bagi tumbuhan:1) Menghambat penyerapan hara oleh akar tanaman. 2). Menghambat pembelahan sel. 3). Menghambat pertumbuhan tanaman. 4) Menghambat aktivitas fotosintesis. 5). Memacu atau menghambat respirasi. 6). Mempengaruhi sintesis protein. 7). Menurunkan permeabilitas membrane. 8). Menghambat aktivitas enzim. 9). Menghambat fiksasi N dan nitrifikasi (Soejoni, 2007).
Kehadiran tumbuhan yang mengeluarkan bahan kimia seperti penghambat pertumbuhan spesies lain di sekitarnya. Pengaruh bahan kimia dapat menyebabkan pertumbuhan yang terhambat sama sekali, pertumbuhan terlambat. Apabila terjadi pertumbuhan yang sama sekali terhambat maka akibatnya dapat terlihat dari bentuk daerah yang gundul disekitar tumbuhan yang mengeluarkan bahan kimia itu. Gejala ini sering disebut allelopati.
Allelokimia (senyawa penyebab allelopati) berasal dari bagian yang berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan tetapi, bagian terpenting sebagai sumber allelokimia adalah akar dan daun. Eksudat akar berperan aktif dalam pengaturan sismbiosis dan proteksi tumbuhan terhadap mikroorganisme. Dalam interaksi allelopati, tumbuhan donor menggunakan metabolit sekunder yang dikeluarkan akar ke rizosfir untuk mengganggu pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya (Bais et al., 2004).
Peristiwa allelopati ialah peristiwa adanya pengaruh buruk dari zat kimia (allelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan pertumbuhan tumbuhan lain yang tumbuh di sekitarnya.Pertumbuhan jagung banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor genetic dan lingkungan, diantara faktor lingkungan adalah adanya persaingan dengan gulma. Pertumbuhan gulma disekitar tanaman jagung perlu dikendalikan karena menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen (Kurniawan, 2006).
Allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang merugikan tanaman lain atau mikroba. Ini merupakan topic yang kontroversi (bertentangan). Masalahnya adalah bahwa tanaman mengandung substansi yang sangat luas yang bersifat toksik dan beberapa percobaan berusaha mendemonstrasikan pengaruh allelopati dengan memberikan ekstrak suatu tanaman kepada biji-biji ataupun bibit tanaman lain. Terlepas dari kenyataan bahwa ekstrak suatu tanaman bukanlah material percobaan yang cocok, karena tidak terdapat di alam, ekstrak tersebut sering kali tidak steril sehingga transformasi bakteri barangkali telah berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan ekologi (Fitter dan Hay, 2000). Selain itu dapat dijelaskan bahwa terbentuknya allelopati terdapt beberapa proses yaitu: Penguapan : Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa genus tumbuhan yang melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan adalah Artemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke dalam golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embun, dan dapat pula masuk ke dalam tanah yang akan diserap akar.
Pencucian : Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya dan dengan mudah senyawa-senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang ditanam pada musim berikutnya.
C. Alat dan Bahan
D. Langkah Kerja
1. Dipilih biji kacang hijau dan biji jagung yang baik.
2. Disediakan beberapa cawan petri yang diberi kertas saring. 3. Dibuat ekstrak alang-alang dan akasia dengan cara sbb:
a. Dihaluskan bagian tumbuhan jenis tersebut dengan mangkuk penggerus/ blender.
b. Dibuat ekstrak air atau hasil rendaman bagian tumbuhan tersebut dengan air (aquades) dengan perbandingan sebagai berikut: bagian tumbuhan dan air 1:7, 1:14, 1:21 dan biarkan selama 1 hari (24 jam). c. Setelah 1 hari saringlah ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan
alat penyaring.
4. Diletakkan masing-masing 10 biji kacang hijau dan jagung ke dalam cawan petri yang berbeda dan sudah diberi kertas saring.
5. Disiram 10 ml ekstrak allelopati tumbuhan tersebut ke dalam cawan petri yang sudah berisi biji-biji tersebut.
2 0,1 0 O,1 0.1 0 0 0 0 0,9 0,3 0 0.6 0,2
3 0,5 0.3 0.3 0.3
7
0.3 0.3 0.4 0.3
3
1 0.5 0.2 0.57 0.5
4 1.5 0.2 0.7 0.8 0.7 0.2 0.8 0.5
7
1.5 1.1 0.3 0.97 0.7
5 5.1 0.5 2.9 2.8
3
2.8 0.8 2.5 2.0
3
4.4 2.5 0.5 2.47 1.8
6
7,3 2,8 6,2 5.4
3 6 1,2 4,8
4
7,1 4 2,4 4.5 4,1
7 10,
3 7 8,7
8.6
7 7,1 2 5,2
4.7 7
10,
4 5,6 6,1
7.37 8
Tabel 1.2 Pengamatan alelopati Ekstrak alang-alang +kacang Hijau
Keter
n rata 1:7
rata
1:14 rata1:21
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1
Senin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Selas
a 0,1 0 0,3 0.2 1 1,5 0,5 1 2 2,8 4 2.93 4,3
Rabu 0,5 3,4 4,7 2.87 3 4,2 7,8 5 3,7 5,3 9 6 11
Kamis 1,5 11,1 5 6 5 515, 8 9.5 17 10 16,3 14.43 17,5
Jumat 5 12 7,3 8.1 5,7 16,3 10 10.67 20 11 19 16.67 22,4
Table 1.3 alleopati ekstrak akasia terhadap perkecambahan biji kacang hijau
Hari/ tangg al
Konsentrasi
Air 1:7 1:14 1:21
Persentase Perkecambahan Pot
1
Po t 1
Po t 2
Po t 3
Rat
a-Po t 1
Pot 2
Po t 3
Rat
a-Po t 1
Po t 2
Pot 3
a-rata
Senin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Selas
a 2 1 1.5 1.5 2.3 2 2 2.1 3 2.7 2.4 2.7 3.2
Rabu 4.2 4 4.5 4.23 4 5.5 5 4.83 4 3.4 3 3.47 4
Kamis 5 5 5 5 4.5 5.7 5.2 5.14 4.3 4 3.7 4 5
Jumat 5.5 5.2 5.4 5.37 5 6 5.8 5.6 5.4 5 4 4.8 6.4
F. Pembahasan
Berdasarkan grafik pengaruh alelopati ekstrak alang-alang terhadap jagung menunjukan bahwa ekstrak alang-alang mempunyai senyawa alelopati terhadap pertumbuhan perkecambahan biji jagung. Biji jagung yang disiram dengan ekstrak alang-alang perbandingan 1:7, 1:14 dan 1:21 pertambahan tinggi tanaman setiap harinya hanya bertambah beberapa mili saja. Hal ini sesuai dengan literature yang dikemukakan oleh Indriyanto (1999), yang menyatakan bahwa alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan.
yang disiram dengan ekstrak alang-alang 1:21 menunjukan tinggi pertumbuhan rata-ratanya pada hari ke-empat mencapai 16.67 cm hasil ini tidak berbeda jauh dengan kacang hijau yang disiram dengan air biasa yaitu tingginya 22.4 pada hari ke-empat pengamatan. Hal ini karena pada ekstrak alang-alang 1:21 air nya cukup banyak.
Berdasarkan grafik pengaruh ekstrak akasia terhadap kacang hijau menunjukan tidak terlalu menghambat pertumbuhan perkecambahannya. Sama seperti halnya pada ekstrak alang-alang. Sedangkan pada biji jagung yang disiram dengan ekstrak akasia menunjukan pertumbuhannya terhambat. Tetapi tidak seminim pada ekstrak alang-alang. Semua biji jagung dan biji kacang hijau yang disiram dengan air, tidak menunjukkan penghambatan pertumbuhan.
Maka dapat dikatakan bahwa allelopat yang berpengaruh terhadap perkecambahan jagung adalah allelopat Alang-Alang. Untuk allelopat dari akasia sifatnya kurang berpengaruh terhadap perkecambahan jagung ini, sedangkan untuk perkecambahan kacang hijau pengaruh alelopati ekstrak alang-alang dan akasia tidak terlalu berpengaruh.
Diketahui bahwa bagian daun alang-alang dan akasia terkandung senyawa kimia yang bersifat menghambat pertumbuhan (allelopati) dari perkecambahan biji jagung dan kacang hijau. Hal ini sesuai dengan teori bahwa sebagai allelopat, substansi kimiawi itu terkandung dalam tubuh tumbuhan, baik tanaman maupun gulma. Bertindaknya allelopat tersebut setelah tumbuhan atau bagian tumbuhan mengalami pelapukan, pembusukan, pencucian ataupun setelah dikeluarkan berupa eksudat maupun penguapan.
Alang-alang dan akasia dikatakan sebagai tumbuhan yang mampu menghambat tumbuhan lain karena keduanya termasuk kedalam tumbuhan kelompok fenol yang berperan dalam penghambatan perkecambahan kelompok rumput-rumputan dan herba, dimana senyawanya menghalangi kelompok tersebut dalam pengambilan ion dari akar tumbuhan tersebut. (Anonim, 2012)
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, disimpulkan bahwa: 1. Alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan
yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut.
2. Allelopat yang berpengaruh terhadap perkecambahan jagung adalah allelopat Alang-Alang. Untuk allelopat dari akasia sifatnya kurang berpengaruh terhadap perkecambahan jagung ini.
3. Pengaruh alelopati ekstrak akasia dan alang-alang tidak terlalu berpengaruh pada perkecambahan biji kacang hijau.
H. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan allelopati?
2. Apakah semua jenis tanaman memiliki senyawa allelopati? jelaskan!
3. Bagaimana suatu senyawa allelopati dalam menghambat perkecambahan biji dan pertumbuhan kecambah?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses-proses perkecambahan dan pertumbuhan kecambah?
Jawab:
1. Alelopati Menurut Odum (1971) adalah suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan menghasilkan zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan jenis lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Allelopati juga dapat diartikan sebagai produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang merugikan tanaman lain atau mikroba.
2. Tidak semua jenis tumbuhan memiliki senyawa alellopati hanya jenis jenis tertentu saja ini karena itu merupakan salah satu bentuk pertahanan suatu tumbuhan tertentu agar bisa tetap hidup dan bersaing dengan tumbuhan lain.
3. Dengan cara mengeluarkan senyawa kimia, caranya pengeluaranya dengan Penguapan : Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Contoh senyawa alelopati melalui penguapan adalah Artemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke dalam golongan terpenoid. Eksudat akar : Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar tumbuhan (eksudat akar), yang kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat, dan fenolat. Pencucian : Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil cucian daun tumbuhan Crysanthemum sangat beracun. Pembusukan organ tumbuhan: Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya dan dengan mudah senyawa-senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pengaruh Faktor Pembatas Abiotik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman. ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/. Pdf
Bais, H. P., S. W. Park, T. L. Weir, R. M. Callaway dan J. M. Vivanco. 2004. 'How Plants Communicate Using The Underground Information Superhighway'. http://plants.trends.com. Diakses pada tanggal 20 november 2013 pukul 19.35 WIB.
Dove,M.R. dan S.Martopo. 1987. Manusia Dan Alang-alang Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fitter, A.H dan R.K.M.Hay. 2000. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Indriyanto. 1999. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kurniawan. 2006. Pengaruh Alelopati Gulma Teki (Ciperus Rotundus) dan Alang-Alang( Imperata cylindrica) Terhadap Kadar Proteind Serat Kasar Hijau Jagung (Zea Mays L.). PS. September 2006. Jakarta
Onrizal dan Kusmana,C. 2005. Ekologi Hutan. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Soejani. 2007. Ekologi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang
Sukman, Y. dan Yakup. 1995. Gulma Dan Teknik Pengendaliannya. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta