LAPORAN AKHI R
PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETI K
DI PROVI NSI BENGKULU
MI SWARTI
BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU
LAPORAN AKHI R
PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETI K
DI PROVI NSI BENGKULU
Misw arti
Eddy Makruf
Anneke Anggraeni
Zul Efendi
Erpan Ramon
Waw an Eka Putra
Taufik Rahman
Edi Sumardi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang senantiasa
memberikan tuntunan dan rahmat-Nya sehingga Laporan Akhir Tahun yang
dimulai bulan Januari sampai dengan Desember 2016 kegiatan Pengelolaan
Sumber Daya Genetik di Provinsi Bengkulu dapat diselesaikan. Kegiatan
merupakan kegiatan lanjutan tahun sebelumnya yang didanai oleh DI PA BPTP
Bengkulu Tahun Anggaran 2016.
Pada tahun 2016, kegiatan Sumberdaya Genetik (SDG) di BPTP Bengkulu melakukan kegiatan inventarisasi ternak, karakterisasi ternak sapi Kaur,
penguatan komda SDG dan konservasi dan koleksi tanaman di kebun koleksi
sekitar halaman kantor BPTP Bengkulu. Kami menyadari bahwa dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini tentu ada kekurangannya. Oleh
karena itu kritik dan saran untuk perbaikan kegiatan Pengelolaan Sumber Daya
Genetik ini pada masa yang akan datang sangat kami harapkan.
Kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dan membantu pelaksanaan
kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga laporan ini dapat memberikan informasi sumber genetik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai peningkatan
ketahanan pangan dan inovasi teknologi pertanian.
Bengkulu, Desember 2016 Penanggungjawab Kegiatan,
I r. Miswarti, MP
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RPTP : Pengelolaan Sumberdaya Genetik (SDG) di
Provinsi Bengkulu
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja : Jl. I rian Km. 6,5 Bengkulu
4. Sumber Dana DI PA BPTP Bengkulu TA. 2015
5. Status Penelitian (L/ B) : L (Lanjutan)
6. Penanggung Jawab :
a. Nama : I r. Miswarti, MP
b. Pangkat/ Golongan : Penata Tk.I / I I I d
c. Jabatan : Peneliti Muda
7. Lokasi : Provinsi Bengkulu
8. Agroekosistem : Lahan Kering
9. Tahun Dimulai : 2013
10. Tahun selesai : 2018
11. Output Tahunan : 1. I nventarisasi SDG ternak di Provinsi
Bengkulu.
2. Deskripsi SDG ternak sapi spesifik
lokasi di Provinsi Bengkulu.
3. Menguatnya lembaga Komda di
Provinsi Bengkulu.
4. Konservasi dan koleksi tanaman
spesifik lokasi pada kebun koleksi SDG di lingkungan BPTP Bengkulu.
12. Output Akhir : Pengelolaan, pelestarian dan pemanfaatan
SDG secara optimal serta data base SDG spesifik Bengkulu
13. Biaya : Rp. 96.000.000,00 (Sembilan Puluh Enam
Juta Rupiah)
Koordinator Program, Penanggungjawab Kegiatan,
Dr. Shannora Yuliasari, MP I r. Miswarti, MP
NI P. 19740731 200312 2 001 NI P. 19650820 200003 2 001
Mengetahui
Kepala BBP2TP, Kepala BPTP Bengkulu,
DAFTAR I SI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
DAFTAR I SI ... iii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPI RAN... vi
RI NGKASAN ... viii
SUMMARY... ix
I . PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Tujuan ... 2
1.3. Keluaran ... 2
1.4. Perkiraan Dampak dan Manfaat ... 2
I I . TI NJAUAN PUSTAKA... 3
I I I . METODOLOGI ... 5
3.1. Waktu dan Lokasi... 5
3.2. Bahan dan Alat ... 5
3.3. Ruang Lingkup Kegiatan ... 5
3.4. Metode Pelaksanaan Pengkajian ... 6
3.4.1... ... ... I nventar isasi Ternak ... 6
3.4.2... ... ... Karakter isasi Ternak ... 6
3.4.3. Penguatan Komda ... 6
3.4.4. Konservasi dan koleksi ... 6
I V. HASI L DAN PEMBAHASAN ... 7
4.1. I nventarisasi Ternak... 7
4.2. Karakterisasi Ternak... 13
4.3. Penguatan Komda... 28
4.4. Konservasi dan dokumentasi keragaan tanaman ... 29
V. KESI MPULAN ... 36
KI NERJA HASI L PENGKAJI AN... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
ANALI SI S RI SI KO ... 39
JADUAL KEGI ATAN ... 40
PEMBI AYAAN ... 41
PERSONALI A... 43
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Rekapitulasi ternak yang dipelihara masyarakat masing-masing
Kabupaten ... 8
2. Karakteristik kualitatif sapi Kaur Kecamatan Kelam Tengah ... 17
3. Karakteristik kualitatif sapi Kaur Kecamatan Kaur Selatan ... 20
4. Karakteristik kuantitatif sapi Kaur Kecamatan kelam Tengah ... 23
5. Karakteristik kuantitatif sapi Kaur Kecamatan Kaur Selatan ... 25
6. Tanaman Buah yang terdapat di kebun koleksi ... 31
7. Karakteristik tanaman buah... 32
8. Tanaman bunga yang telah dikoleksi ... 34
9. Tanaman pangan yang telah dikoleksi... 35
10. Roadmap Kegiatan ... 36
11. Daftar risiko ... 39
12. Daftar penanganan risiko ... 39
13. Jadwal kerja kegiatan ... 40
14. Anggaran belanja kegiatan ... 41
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Lokasi dan Jumlah Sampel Ternak Sapi kaur ... 13
2. Performa sapi Kaur ... 15
3. Bentuk tanduk sapi Kaur ... 15
4. Fasilitasi Sosialisasi Peta Spasial ... 28
5. Lokasi Pelaksanaan Konservasi Secara Eks-situ ... 29
6. Keragaan Jeruk Kalamansi Umur 20 bulan Stelah Tanam ... 30
7. Koleksi Tanaman SDG pada Media Pot ... 30
DAFTAR LAMPI RAN
Halaman 1. Blanko inventarisasi ternak... 45
RI NGKASAN
1. Judul RPTP : Pengelolaan Sumberdaya Genetik (SDG) di Provinsi
Bengkulu.
2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu
3. Lokasi : Provinsi Bengkulu
4. Agroekosistem : Lahan Kering
5. Status (L/ B) : Lanjutan
6. Tujuan : 1. Menginventarisasi SDG ternak Provinsi
Bengkulu.
2. Melakukan karakterisasi sumberdaya genetik
ternak (SDGT) spesifik Bengkulu.
3. Penguatan Lembaga Komda di Provinsi
Bengkulu.
4. Melakukan konservasi dan koleksi tanaman
spesifik lokasi pada kebun koleksi SDG di lingkungan BPTP Bengkulu.
7. Keluaran 1. I nventarisasi SDG ternak di Provinsi Bengkulu.
2. Deskripsi SDG ternak sapi spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.
3. Menguatnya lembaga Komda di Provinsi
Bengkulu
4. Konservasi dan koleksi tanaman spesifik lokasi
pada kebun koleksi SDG di lingkungan BPTP Bengkulu
8. Hasil/ percapaian : 1. Pada tahun 2013 menginisiasi kebun koleksi
dan pelestarian plasma nutfah secara eks-situ sebanyak 9 jenis tanaman di kebun koleksi BPTP Bengkulu.
2. Pada tahun 2014 telah terinventarisasi
sumberdaya genetik lahan pekarangan
sebanyak 193 jenis tanaman yang terdiri dari tanaman hortikultura (122 jenis tanaman), tanaman pangan (12 jenis tanaman), tanaman biofarmaka (23 jenis tanaman) dan tanaman perkebunan (36 jenis tanaman). Kegiatan ini juga telah menerbitkan buku hasil inventarisasi sumberdaya genetik tanaman Provinsi Bengkulu Tahun 2014.
3. Pada tahun 2015 telah diperoleh karakteristik
tanaman pisang sebanyak 32 genotip, durian 37 genotip, mangga 17 genotip, manggis 32 genotip, jeruk 26 genotip, ubi jalar 14 genotip dan jagung satu genotip
9. Prakiraan Manfaat : Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
tersedianya data informasi sebagai acuan bagi pemerintah daerah kabupaten dan kota dalam
pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan
diketahui. Selain itu dengan pengkajian ini banyak menghimpun kekayaan SDG yang belum tergali serta banyak aksesi tanaman yang terlindungi.
10. Prakiraan Dampak : Tersedianya bahan pemuliaan tanaman lokal bagi
Balitbangtan dan semua informasi dasar tersebut akhirnya dapat dipakai sebagai dasar penelitian lanjutan dalam upaya meningkatkan keragaman tanaman di Provinsi Bengkulu.
11. Metodologi : Penelitian akan dilaksanakan di Provinsi Bengkulu.
Metode yang digunakan adalah observasi
pengamatan langsung SDG yang spesifik, unik dan memiliki nilai ekonomi. Aspek penelitian yang dilakukan meliputi inventarisasi, karakterisasi ternak lokal spesifik lokasi sebanyak 30 ekor, penguatan
komda, konservasi dan koleksi tanaman pada
kebun koleksi di BPTP Bengkulu. Analisis data tabulasi dan dianalisis secara deskriptif Sedangkan karakterisasi ternak sapi dilakukan berdasarkan karakter morfologi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, Data yang dihimpun selanjutnya ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif.
12. Jangka Waktu : 1 (Satu) tahun
13. Biaya : Rp.96.000.000,00 (Sembilan Puluh Enam Juta
SUMMARY
1. Title : Characterization, and Conservation of
Genetic Resources in Bengkulu Province
2. I mplementating Unit : Assesment I nstitute for Agricultural
Technology of Bengkulu
3. Location : Province Bengkulu
4. Agroecosystem : Dry Land
5. Status : Continued
6. Objectives : 1. I nventarization of livestock genetic
resources in bengkulu province.
2. Characterization of livestock genetic
resources site-specific in Bengkulu
Province
3. Empowerment of region commision of genetic resources in Bengkulu Province 4. Conservation and collection of site-specific
plant in collection garden around AI AT Bengkulu.
7. Output : 1. I nventory of of livestock genetic resources
in bengkulu province
2. Description of livestock genetic resources site-specific in Bengkulu Province
3. Empowerment of region commision of genetic resources in Bengkulu Province 4. Conserveof collection site-specific plant in
collection garden around AI AT Bengkulu.
8. Results : 1. I n 2013, initiation of collection plant and
conservation of genetic resources ex-situ 9 plants in collection plant AI AT Bengkulu.
2. I n 2014, characterize yard genetic resources 193 plant consist of horticulture plant (122 plant), biopharmacy plant (23 plant) and plantation plant (36 plant). This activity also publish book of inventarization of genetic resources in Bengkulu Province 2014.
3. I n 2015, have been acquired
characteristic of banana plant 32 fenotype, durian plant 37 fenotype, manggo plant 17 fenotype, mangoesteen plant 32 fenotype, citrus plant 26 fenotype, sweet potato plant 14 fenotype and corn plant 1 fenotype.
9. Benefit : Benefit expected from this research is to
provide data and information as reference for stake holders both region and city level
resources that unfamiliar. Additionally, through this research acquired information about unfamiliar genetic resources and protection of plant accesion.
10. I mpact : Provide ingredient for local-plant breeding of
I AARD expert and basic information that used for advanced research to improve plant diversity in Bengkulu Province.
11. Metodologi : The research conducted in Bengkulu
Province. Methods used direct observation of site-specific, unique and high economic-value genetic resources. Aspect of research consist of inventarization, characterization local livestock 30, empowermwnt of local
commision of genetic resources,
conservation and collection of plant in collection garden around AI AT Bengkulu. Data tabulated and analyze descriptively while characterization of livestock done based on morphology character both qualitativve and quantitative.
9. Duration : 1 (one) year
I .
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
I ndonesia merupakan salah satu negara didunia yang memiliki sumber
daya hayati sangat beragam sehingga dinyatakan sebagai negara "
mega-biodiversity". Luas daratan I ndonesia yang hanya 1,3% dari luas daratan dunia,
memiliki kekayaan 25% spesies ikan dunia, 17% spesies burung, 16% reptil dan
amphibi, 12% mamalia, 10% tumbuhan dan sejumlah invertebrata, fungi dan
mikroorganisme (Gautam, et al., 2000). Selain itu, 10% hutan tropis dunia
berada di negara I ndonesia atau 40-50% hutan tropis Asia. Pada kawasan hutan
tropis I ndonesia terdapat 4.000 spesies pohon dengan 267 spesies merupakan
spesies kayu komersial. Selain itu, hutan tropis I ndonesia juga merupakan
habitat bagi 500 spesies mamalia (100 spesies diantaranya endemik) dan 1.500
spesies burung (I UCN, 1992).
Provinsi Bengkulu memiliki luas wilayah 32.362,6 km2 dimana 2/ 3 luas
wilayah tersebut merupakan daratan dan laut dengan panjang laut lebih kurang
525 km, berdasarkan tofografi provinsi Bengkulu dibagi menjadi daerah pesisir, dataran rendah, dataran menengah, dan dataran tinggi serta pulau terluar yaitu
pulau Enggano dan sekitarnya, dimana sangat banyak terdapat berbagai
keanekaragaman hayati bagi timbulnya keragaman genetik tanaman, hewan,
mikroba. Jenis-jenis sumber daya genetik (plasma nutfah) dan keanekaragaman
hayati itu hendaknya diketahui bagi masyarakat serta bagi pembangunan daerah
(Bappeda Prov. Bengkulu, 2014).
Sumber Daya Genetik untuk pangan dan pertanian merupakan bagian penting dari sumber daya biologi untuk keamanan pangan dunia dan
menyumbang pada kehidupan jutaan umat manusia. Sumber daya genetik
mencakup keanekaragaman bahan genetik yang terdapat dalam varietas
tradisonal maupun varietas unggul yang dipelihara petani atau kerabat liar. SDGT
merupakan bahan mentah dan salah satu input yang sangat berharga bagi para
peternak dan pemulia, merupakan materi yang sangat diperlukan bagi
peningkatan produktivitas pertanian yang berkelanjutan (Puslitbangnak, 2011).
Sumber daya genetik ternak sebagai kekayaan nasional perlu dilestarikan dan dimanfaatkan guna menunjang peningkatan produksi ternak. Pengelolaan SDGT
Permasalahan yang ada di lapangan saat ini adalah makin berkurangnya
jumlah ternak lokal bahkan hampir punah akibat dari perubahan sistem produksi,
mekanisme, hilangnya sumberdaya padang pengembalaan, bencana nasional,
merebaknya penyakit, kebijakan dan praktek pemuliabiakan yang tidak tepat, introduksi bangsa eksotik yang tidak sesuai, hilangnya jaminan penguasaan
pemilik ternak terhadap lahan serta akses terhadap sumber daya alam lain,
perubahan praktek budaya dan adanya erosi kelembagaan adat dan hubungan
sosial, pengaruh pertumbuhan populasi dan urbanisasi, dan kegagalan untuk
mengkaji dampak dari praktek pemulian dalam arti keberlanjutan (Puslitbangnak,
2011). Selanjutnya berkurangnya sumber daya genetik yang ada merupakan ancaman bagi kelangsungan dan kelestarian plasma nutfah, oleh karena itu
pengelolaan sumber daya genetik sangat diperlukan untuk melindungi kelestarian
dan mengatur pemanfaatan SDG secara berkelanjutan.
1.2. Tujuan
Tujuan kegiatan pada tahun 2016 adalah:
1. Menginventarisasi SDG ternak di Provinsi Bengkulu.
2. Melakukan karakterisasi SDG ternak spesifik Bengkulu.
3. Penguatan lembaga Komda di Provinsi Bengkulu
4. Melakukan konservasi dan koleksi tanaman spesifik lokasi pada kebun
koleksi SDG di lahan pekarangan BPTP Bengkulu
1.3. Keluaran
1. I nventarisasi SDG ternak di Provinsi Bengkulu.
2. Deskripsi SDGTernak spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.
3. Menguatnya lembaga Komda di Provinsi Bengkulu
4. Konservasi dan koleksi tanaman spesifik lokasi pada kebun koleksi SDG di
lingkungan BPTP Bengkulu
1.4. Perkiraan Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah tersedianya data
I I . TI NJAUAN PUSTAKA
Sumber daya genetik atau plasma nutfah adalah bahan tanaman, hewan,
jasad renik, yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan sifat dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Sumber daya genetik ini mempunyai nilai baik
yang nyata, yaitu telah diwujudkan dalam pemanfaatan, maupun yang masih
pada taraf potensi yaitu yang belum diketahui manfaatnya. Pada tanaman,
sumber daya genetik terdapat dalam biji, jaringan, bagian lain tanaman, serta
tanaman muda dan dewasa. Pada hewan atau ternak sumber daya genetik terdapat dalam jaringan, bagian-bagian hewan lainnya, semen, telur, embrio,
hewan hidup, baik yang muda maupun yang dewasa. Sumber daya genetik dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pemuliaan dalam mengembangkan varietas
baru tanaman atau menghasilkan rumpun baru ternak. Adanya keragaman
genetic yang luas di dalam plasma nutfah memberikan peluang yang besar untuk
perbaikan genotip tanaman (Sumarno, 2002).
Keanekaragaman SDG/ SDGT asli dan lokal merupakan modal dasar bagi
pembangunan pertanian di I ndonesia. Potensi keaneka ragaman SDG/ SDGT perlu dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat.Keberadaan keanekaragaman SDG/ SDGTsebagian besar masih
belum dikelola secara efektif dan efektif. Hal ini diperparah oleh belum
lengkapnya perangkat hukum ataupun masih lemahnya sangsi dalam
pelaksanaan peraturan dan kebijakan yang menjadi pedoman dalam pengelolaan
SDG/ SDGTasli dan lokal sehingga menyebabkan semakin berkurangnya jumlah
dan keragaman SDG/ SDGT yang bisa dimanfaatkan. (Haryono dkk, 2014).
Keragaman hayati di I ndonesia berbeda-beda dan dipengaruhi oleh iklim,
elevasi, substrat dan struktur vegetasi (Kartawinata, 2010). Setiap daerah di
I ndonesia memiliki beberapa sumber daya genetik yang khas, yang sering
berbeda dengan yang ada di daerah lain. Kenyataan ini merupakan suatu potensi
yang bernilai tinggi bagi daerah untuk memanfaatkan fenomena ini. Sebagian
dari sumber daya genetik tersebut ada yang telah dikembangkan sehingga
mempunyai nilai ekonomi tinggi, tetapi banyak pula di antaranya yang belum
dimanfaatkan sama sekali, sehingga mengalami ancaman kepunahan.
I dentifikasi dan karakterisasi merupakan rangkaian kegiatan pengelolaan
dimanfaatkan dalam program pemuliaan. Karakterisasi SDG/ SDGT dilakukan
terhadap sifat-sifat morfologi kualitatif, kuantitatif, produkstivitas, jarak genetik,
ataupun polimorphis darah (Susanti dan Prasetyo, 2007). Dari kegiatan ini akan
dihasilkan deskripsi tanaman yang penting artinya sebagai pedoman dalam
perberdayaan genetik dalam program pemuliaan (Hershey, 1987 dalam Suryadi,
2003).
Selain karakterisasi, pelestarian sumberdaya genetik menjadi sangat
penting, walaupun alasan pentingnya pelestarian tersebut kadang-kadang masih
diperdebatkan dan metode konservasi yang harus diikuti masih menjadi topik
hangat yang perlu didiskusikan (Zobel and Talbert, 1984). Secara umum
konservasi keragaman genetik dapat dilakukan, melalui dua pendekatan, yaitu
secara in- situ, dan eks-situ. I n-situ berarti melestarikan pohon dan tegakan pada
sebaran alamnya, sedangkan eks-situ adalah melindungi gene atau gene
I I I .
METODOLOGI
3.1. Lokasi dan w aktu
Kegiatan pengelolaan sumberdaya genetik dilaksanakan di Provinsi
Bengkulu selama 12 bulan dari bulan Januari–Desember 2016. Pemilihan lokasi
didasarkan inventarisasi data sebelumnya dan ditambah dengan masukan dari dinas terkait serta diperolehnya info atau fakta bahwa di lapangan terdapat
sumberdaya genetik ternak spesifik lokasi. Konservasi dan koleksi tanaman
spesifik lokasi dilakukan terhadap tanaman yang berada pada lokasi kebun
koleksi yang berada sekitar halaman kantor BPTP Bengkulu dan tanaman yang
lain yang berada secara in-situ.
3.2. Bahan dan alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan inventarisasi dan karakterisasi yaitu ternak dan kuisioner.Sedangkan peralatan lapang yang
digunakan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain Global Positioning System
(GPS), kandang jepit, kamera, jangka sorong, pita ukur, tongkat ukur, kaca
pembesar, meteran, ATK. Sedangkan untuk konservasi dan koleksi tanaman bahan yang digunakan adalah tanaman, tanah t opsoil, sekam padi, pupuk organik, pupuk anorganik, insektisida, polibag, pot tanaman. Peralatan yang
digunakan adalah cangkul, gunting tanaman, parang, pot tanaman, dan peralatan pendukung lainnya.
3.3. Ruang lingkup Kegiatan
Pengelolaan Sumberdaya Genetik (SDG) merupakan kegiatan lanjutan yang
dimulai dari tahun 2013. Ruang lingkup kegiatan pada tahun 2016 diawali dengan penyusunan kuisioner masing-masing kegiatan meliputi inventarisasi ternak, karakterisasi ternak lokal sapi kaur, sedangkan kegiatan lainnya berupa penguatan komda dengan melakukan koordinasi kegiatan serta konservasi dan
3.4. Metode Pelaksanaan Pengkajian
3.4.1.I nventarisasi SDGT di Provinsi Bengkulu
I nventaisasi ternak dilakukan secara in-situ. I nventarisasi diawali pengumpulan informasi data sekunder melalui dinas terkait dan selanjutnya dilakukan kunjungan ke lokasi untuk mendapatkan informasi ternak yang dipelihara oleh peternak. Data yang dikumpulkan berupa wawancara langsung kepada peternak dan pengamatan langsung kepada ternak yang dipelihara berupa jumlah populasi ternak, jenis penyakit yang menyerang ternak (Lampiran 1). Selanjutnya data ditabulasi dan dianalis secara deskriptif.
3.4.2.Karakterisasi SDGT Spesifik Lokasi
Lokasi penelitian yang digunakan merupakan daerah pertanian yang mempunyai ternak sapi lokal yaitu sapi Kaur yang cukup banyak dan dipelihara
secara ekstensif. Masing-masing lokasi yang dipilih adalah mempunyai
agroekosistem yang berbeda yaitu daerah persawahan dan daerah pesisir pantai. Karakterisasi dilakukan secara in-situ. Karakterisasi in-situ diawali dengan melakukan observasi langsung terhadap karakter ternak yang diamati dan disesuaikan dengan petunjuk yang telah dipersiapkan. Untuk memudahkan pelaksanaan karakterisasi ternak dikumpulkan pada beberapa kelompok ternak yang telah disiapkan kandang jepit untuk memudahkan pengamatan. Peubah yang diamati berupa data kualitatif dan kuantitif (Lampiran 2). Analisis data dilakukan dengan tabulasi dan dianalisis secara deskriptif.
3.4.3. Penguatan Komda di Provinsi Bengkulu
Kegiatan penguatan komda dilakukan melalui koordinasi ke komda
provinsi/ kabupaten yang telah terbentuk. Metode yang digunakan adalah
pertemuan atau diskusi. Analisis data dilakukan secara deskriptif.
3.4.4.Konservasi dan Koleksi tanaman Spesifik Lokasi pada Kebun Koleksi
Konservasi dan koleksi tanaman spesifik lokasi dilakukan di kebun koleksi. Metode yang digunakan adalah konservasi serta pengamatan langsung tanaman
I V. HASI L DAN PEMBAHASAN
4.1. I nventarisasi Ternak
Hasil inventarisasi terhadap jenis ternak yang dipelihara peternak dari
delapan 10 kabupaten/ kota yaitu Kepahiang, Rejang Lebong, Lebong, Bengkulu
Selatan, Seluma, Kota, Kaur, Mukomuko. Bengkulu Utara, dan Bengkulu Tengah diperoleh jenis dan jumlah populasi ternak seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 menunjukkan bahwa kekayaan SDGT tersebar di 10
kabupaten/ kota dan secara umum kabupaten Rejang Lebong, Seluma,
merupakan daerah yang banyak terdapat jumlah ternak maupun jenisnya.
Sedangkan daerah yang memiliki SDGT sedikit yaitu kabupaten Kepahiang dan
Lebong. SDGT ternak merupakan aset yang dimiliki daerah yang dapat
dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai sumber pendapatan petani.
Hasil inventarisasi di lapangan diperoleh bahwa Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat SDGT lokal yaitu Kerbau Benoa dan I tik Pintau. Kerbau Benoa
hidupnya tidak dipelihara secara intensif dan dibiarkan hidup berkelompok di
hutan sedangkan itik pintau merupakan itik lokal dengan ciri-ciri warna bulu
betina mirip burung pintau sedangkan yang jantan warna kehijauan mengkilap
pada kepalanya sama seperti itik talang benih, bobot badan lebih besar dari itik
tegal, tapi leher lebih pendek sedangkan produksi telurnya lebih tinggi dari itik
tegal dan warna telur kebiruan. Selanjutnya Kabupaten Rejang Lebong juga
memiliki itik lokal yang dipelihara dan telah dilepas sebagai aset dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Pertanian No.2836/ Kpts/ Lb.430/ / 2012 tentang penetapan pelepasan rumpun/ galur ternak asli dan Lokal (Haryono dkk.,
Tabel 1. Rekapitulasi ternak yang dipelihara masyarakat masing-masing kabupaten di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
No Uraian Kabupaten
Kepahiang Rejang
Lebong
Lebong B.
Selatan
Seluma Kota Kaur Mukomuko B. Utara B. Tengah
A Ternak Besar
1 Sapi Potong
Bangsa/ nama lokal bali, simental, brahman, PO
Jumlah populasi (ekor) 2.946 5.140 271 14.283 18.122 5.707 10.284 21.743 29.102 8.640
- Betina - 10.713
- Jantan - 3.571
- Anak - 4.280
Umur kawin 1,5 bulan 24 bn
Penyakit yang sering
menyerang
Kembung
2 Sapi Perah
Bangsa/ nama lokal
-Jumlah populasi (ekor) 33 156 0 - - -
-- Betina - Jantan - Anak Umur kawin
Penyakit yang sering
menyerang
3 Kerbau
Bangsa/ nama lokal Kerbau
Jumlah populasi 165 536 465 3.924 373 262 6.201 2.907 2.999 4.111
- Betina 85 2.943
- Jantan 50 981
- Anak 30 1.177
Umur kawin 1,5 th 30 bln
Penyakit yang sering
menyerang
Tabel 1. Lanjutan
No Uraian Kabupaten
Kepahiang Rejang
Lebong
Lebong B.
Selatan
Seluma Kota Kaur Mukomuko B. Utara B. Tengah
4 Kuda
Bangsa/ nama lokal
Jumlah populasi 0 6 4 - - 29 - - -
-- Betina - Jantan - Anak Umur kawin
Penyakit yang sering
menyerang
B Ternak Kecil
1 Kambing
Bangsa/ nama lokal Kambing
Jumlah populasi (ekor) 7.912 73.133 9.137 18.754 107.687 6.009 13.167 15.831 17.508 11.413
- Betina - 14.066
- Jantan - 4.688
- Anak - 5.627
Umur kawin 7 bulan 12 bln
Penyakit yang sering
menyerang
Kembung, scabies
2 Domba
Bangsa/ nama lokal
-Jumlah populasi (ekor) 52 485 215 175 676 373 88 853 687 1.131
- Betina - Jantan - Anak
Tabel 1. Lanjutan
No Uraian Kabupaten
Kepahiang Rejang
Lebong
Lebong B.
Selatan
Seluma Kota Kaur Mukomuko B. Utara B. Tengah
3 Babi
Bangsa/ nama lokal
Jumlah populasi (ekor) 8 50 - - 5.051 200 - 285 786
-- Betina - Jantan - Anak Umur kawin
Penyakit yang sering
menyerang
C Ternak Unggas
1 Ayam
Bangsa/ nama lokal Ayam buras
Jumlah populasi (ekor) 48.602 524.000 31.795 292.553 1.032.250 135.585 53.13 556.008 323.975 48.626
‘- Betina 204.782
‘- Jantan 87.766
‘- Anak
-Umur kawin 8 bln 6 bln
Penyakit yang sering
menyerang
Ngorok
2 Bangsa/ nama lokal Ayam ras petelur
Jumlah populasi (ekor) 5.790 106.667 - 54.933 - 2.627 850 4.025 23.644 3.993
‘- Betina
-‘- Jantan
-‘- Anak
-Umur kawin
Penyakit yang sering
Tabel 1. Lanjutan
No Uraian Kabupaten
Kepahiang Rejang
Lebong
Lebong B.
Selatan
Seluma Kota Kaur Mukomuko B. Utara B. Tengah
3 Bangsa/ nama lokal Ayam ras pedaging
Jumlah populasi (ekor) 14.270 236.900 29.082 102.089 748.529 1.987.937 2.798 117.031 314.665 1.612.932
‘- Betina
-‘- Jantan
-‘- Anak
-Umur kawin
Penyakit yang sering
menyerang
4 I tik
Bangsa/ nama lokal
Jumlah populasi (ekor) 8.847 23.271 30.751 15.202 14.580 180 14.261 24.494 8.970 7.455
‘- Betina 21.422
‘- Jantan 3.780
‘- Anak
-Umur kawin 6 bln
Penyakit yang sering
menyerang
Lumpu
3 Entok
Bangsa/ nama lokal
Jumlah populasi (ekor) 5.652 5.858 45.681 28.298 3.202 5.989 17.039 3.972 3.782 5.830
‘- Betina
-‘- Jantan
-‘- Anak
-Umur kawin
Penyakit yang sering
Tabel 1. Lanjutan
No Uraian Kabupaten
Kepahiang Rejang
Lebong
Lebong B.
Selatan
Seluma Kota Kaur Mukomuko B. Utara B. Tengah
4 Angsa
Bangsa/ nama lokal
-Jumlah populasi (ekor) 471 194 - 146 4.335 314 4.335 95 726 1.983
‘- Betina
-‘- Jantan
-‘- Anak
-Umur kawin 1 th
Penyakit yang sering
menyerang
Tetelo, ND
5 Puyuh
Bangsa/ nama lokal
Jumlah populasi (ekor) 13.146 1.050 - 11.393 449 23.426 435 950 7.525 10.500
‘- Betina ‘- Jantan ‘- Anak Umur kawin
Penyakit yang sering
menyerang
D Aneka Ternak
1 Bangsa/ nama lokal Kelinci
Jumlah populasi (ekor) 1.419 980 22 - 256 261 61 403 422 362
‘- Betina ‘- Jantan ‘- Anak Umur kawin
Penyakit yang sering
4.2. Karakterisasi Ternak
Karakterisasi ternak sapi lokal dilakukan pada Kabupaten Kaur yang
memiliki sapi lokal dengan nama “Sapi Kaur”. Pelaksanaan karakterisasi yaitu dua kecamatan (Gambar 1) merupakan daerah pertanian yang mempunyai
populasi ternak sapi kaur yang cukup banyak dengan sistem pemeliharaan
seadanya tanpa perawatan intensif.
Kaur adalah sebuah kabupaten, sebelumnya merupakan bagian dari
Kabupaten Bengkulu Selatan, terletak antara 103°4'8,76" – 103°46'50,12" Bujur
Timur dan 4°15'8,21" – 4°55'27,77" Lintang Selatan pada bagian paling selatan
sekitar 250 km dari kota Bengkulu. Topografi termasuk bergelombang dengan
kemiringan tanah bervariasi, meliputi kawasan budidaya dengan kemiringan landai dan kawasan non budidaya sebagian besar meliputi lereng miring sampai
curam (lebih 15% ).
Gambar 1. Lokasi dan jumlah sampel ternak sapi Kaur
4.2.1. Asal Usul Sapi Kaur
Sapi Kaur diyakini merupakan plasma nutfah sapi lokal yang memiliki
karakter unik yang diperkirakan asal usulnya terjadi di Kabupaten Kaur. Sapi ini
berdasarkan hasil informasi sebagian tokoh pelaku peternakan asal mulanya
Kaur dapat dilihat dalam jumlah sangat besar secara bergerombol wilayah
perkebunan, pertanian bahkan pesisir pantai. Namun sekarang sapi Kaur yang
masih sering dilihat secara bergerombol di sekitar perkampungan adalah dalam
jumlah lebih kecil dengan ukuran tubuh yang juga tidak sebesar masa sebelumnya. Dinas Pertanian memiliki keinginan untuk mengusulkan sapi Kaur
sebagai Sapi Lokal Kabupaten Kaur melalui Usulan Pelepasan Rumpun dan Galur
Ternak kepada Dirbit dan Budidaya. Oleh karenanya Dinas Pertanian Kab. Kaur
sangat mendukung kegiatan karakterisasi sapi Kaur yang dilakukan oleh BPTP
Bengkulu, selain tentunya kegiatan karakterisasi/ penelitian pada sapi Kaur oleh
Univ. Bengkulu dan institusi lainnya.
4.2.2. Cara pengelolaan ternak sapi Kaur
Pengelolaan sapi Kaur umumnya sistem pengembalaan secara ekstensif
dengan jumlah ternak pada satu pengembalaan berkisar 2-25 ekor. Umur ternak
bervariasi mulai umur 8 bulan sampai dengan 8 tahun. Umur sapih rata-rata 4
bulan dengan masa pubertas 1-1,5 bulan serta kawin pertama terjadi pada umur
2-2,5 tahun serta beranak pertama pada umur 2 tahun 9 bulan.
Pola pengelolaan sapi Kaur pada daerah persawahan, bila musim panen
padi sapi selama sebulan dilepas di persawahan untuk mendapatkan pakan
hijauan dari rumput yang tumbuh dan sapi dilepas dan ketika sawah ditanam kembali dengan padi, maka sapi dipelihara di kebun-kebun dan padang rumput
sekitar rumah penduduk/ peternak. Malam hari sapi dapat dikandangkan dengan
melakukan pemagaran dan diberi tempat peneduh secukupnya atau hanya
bergerombol di sekitar kebun dan jalanan. Sedangkan pada daerah pesisir
sapi-sapi yang dipelihara peternak sebagian besar sudah diberi tali pengikat pada
bagian hidung, muka dan leher (dikeluh). Pengeluhan sapi adalah ditujukan agar
peternak mudah menggiring sapinya untuk dibawa kembali ke kandang pada
waktu sore dan malam hari. Setelah memakan rumput di sawah saat usai panen atau untuk ditaruh pada kebun atau halaman yang dipakai untuk memakan
rumput. Pemeliharaan sapi pada dasarnya hampir sama. Akan tetapi pada
kondisi sapi tidak dilepas di sawah, sapi diikat dan diberi pakan tambahan berupa
dedak dan hijauan atau rumput yang diarit dari sekitar kebun dan halaman
4.2.3. Karakter Kualitatif dan Kuantitatif Sapi Kaur
Hasil pengamatan 60 genotip sapi Kaur diperoleh 11 ekor (18,33% ) sapi
jantan, sedangkan 49 ekor (81,66% ) sapi betina. Berdasarkan informasi dari
peternak bahwa rendahnya populasi sapi jantan disebabkan sapi jantan banyak yang dijual karena tuntutan ekonomi dan kondisi keamanan ternak yang tidak
aman. Hasil pengamatan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif sapi kaur
disajikan pada Tabel 4, 5, 6, dan 7.
Ternak sapi kaur memiliki jenis rambut halus, mengkilap, panjang rambut
1-2 mm dengan pola rambut/ bulu pada tubuh bervariasi. Menurut Thahar et.al.
(1980) bahwa peranan warna kulit sangat penting artinya dalam kehidupan seekor ternak karena berhubungan dengan ketahanan daya panas ternak
bersangkutan dalam menghadapi cekaman radiasi matahari yang akhirnya
berpengaruh terhadap produksi sapi.
Selanjutnya hasil pengamatan terlihat bahwa sapi Kaur memiliki karakter
kualitatif (warna moncong, warna kepala, warna dahi, warna leher, warna
badan, warna ekor, warna kaki, warna vulva) dan kuantitatif (panjang kepala,
lebar kepala, lebar pangkal ekor) bervariasi. Semua sampel yang diamati
memiliki kemiripan yang rendah. Keragaman yang besar menunjukkan peluang
untuk seleksi. Menurut Pane (1996), seleksi dapat dilakukan apabila dalam populasi terdapat keragaman yang besar. Selanjutnya Warwick (1990)
keragaman sifat-sifat produksi menunjukkan besarnya peluang untuk
meningkatkan produktivitas melalui program seleksi terhadap ternak lokal yang
belum seragam. Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap performans tanduk
sapi Kaur terdapat dua ciri yaitu lurus dan melengkung dengan posisi mengarah
Tabel 2. Karakteristik Kualitatif Sapi Kaur Kecamatan Kelam Tengah, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, Tahun 2016
rambut Kilapan Keriting Panjang rambut
Warna
kulit Warna moncong
Warna kelopak
mata Warna kepala Warna leher Warna dahi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Genotip 1 Betina Polos Putih Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Hitam Hitam Putih Putih Putih Genotip 2 Betina Polos Hitam Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Hitam Hitam Hitam Hitam Spot Putih
Genotip 3 Betina Polos
Kuning
keemasan Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Kuning muda
Kuning muda
Kuning
keemasan Kuning keemasan Kuning keemasan Genotip 4 Betina Polos Merah tua Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Kuning muda Hitam Merah tua merah tua Merah tua
Genotip 5 Jantan Polos Putih Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Hitam Hitam
Putih, sedikit abu-abu
Leher atas warna hitam Putih Genotip 6 Betina Polos Putih krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Putih Coklat tua Coklat tua Coklat tua Kuning muda
Genotip 7 Betina Polos Kuning mas Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Kuning Hitam
Kening
keemasan Kuning Kuning
Genotip 8 Betina Polos
Kuning
Keemasan Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Kuning muda Hitam
Kuning ada
tompel putih Kuning Kuning
Genotip 9 Betina Polos
Kuning
keemasan Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Hitam Hitam Kuning tua
Kuning tua, ada
putih Kuning tua
Genotip 10 Betina Polos Merah tua Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Merah kehitaman Hitam Merah kehitaman Merah tua Merah tua, ada tompelputih
Genotip 11 Betina Polos
Kuning
keemasan Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Kuning Hitam
Kuning
keemasan Kuning keemasan Kuning keemasan Genotip 12 Betina Belang Abu-abu-putih Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Coklat Hitam Hitam Abu-abu ada putih Hitam Genotip 13 Betina Polos Krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim Hitam Krim krim Kuning keemasan
Genotip 14 Betina Polos
Kuning
keemasan Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Kuning Hitam
Kuning
keemasan Kuning keemasan Kuning keemasan Genotip 15 Betina Polos Krim tua Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim Hitam Krim tua Krim tua Krim tua
Genotip 16 Betina Belang
Putih, krim,
kuning) Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Kuning Hitam Kuning-krim Lrim Kuning, tompel putih Genotip 17 Betina Polos Krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim Hitam Krim krim Krim
Genotip 18 Jantan Polos Krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim Hitam Kuning coklat Krim Kuning coklat Genotip 19 Betina Polos Krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim kehitaman Hitam Krim kehitaman Krim Kuning tua Genotip 20 Jantan Polos Krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim kehitaman Hitam Krim Krim Krim
Genotip 21 Betina Belang
Putih
krim-coklat muda Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim kehitaman Hitam
Putih
Tabel 2. Lanjutan
Peubah Genotip
Warna
hidung Warna Badan Warna ekor Warna Kaki Warna Vulva
Keberadaan
tanduk Warna tanduk Bentuk tanduk Arah tanduk
Bentuk telinga
1 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Genotip 1 Hitam Putih Coklat muda, ujung hitam Putih Putih kekuningan Ada Coklat kehitaman Melengkung Mengarah keatas/ depan Oval Genotip 2 Hitam Hitam Hitam, ujung hitam Hitam Hitam Ada Coklat kehitaman Melengkung Mengarah ketas/ depan Oval Genotip 3 Hitam Kuning keemasan Kuning keemasan, ujung hitam Kuning muda Hitam Ada Coklat kehitaman Melengkung Mengarah keatas Oval Genotip 4 Hitam Merah tua Kuning Keemasan, ujung hitan Kuing Keemasan Hitam Ada Coklat Muda Melengkung Mengarah keatas/ depan Oval Genotip 5 Hitam Putih ada garis abu-abu
dipunggung Putih Putih - Ada Coklat kehitaman Lurus Mengarah kebelakang Oval
Genotip 6 Hitam Putih krim Putih, ujung hitam Putih Orange, tengah hitam Ada, kecil Coklat kehitaman Lurus Mengarah keatas Oval Genotip 7 Hitam Kuning keemasan Kuning, ujung hitam Kuning, putih Hitam Ada Coklat kehitaman Melengkung Mengarah kebawah Oval Genotip 8 Hitam Kuning Kuning muda ujung hitam Coklat keputihan Coklat Ada Coklat kehitaman Melengkung Mengarah keatas Oval Genotip 9 Hitam Kuning keemasan Kuning Keemasan, ujung hitam Kuning Hitam Ada Coklat Kehitaman Melengkung Mengarah keatas, depan Oval Genotip 10 Hitam Merah tua Merah tua, ujung hitam Merah muda Hitam Ada Coklat Kehitaman Lurus Mengarah keatas Oval Genotip 11 Hitam Kuning keemasan Kuning muda, ujung hitam Kuning muda Coklat Ada Coklat Kehitaman Melengkung Mengarah keatas Oval Genotip 12 Hitam Abu-abu Putih totol hitam, ujung putih
krim Putih totol hitam Putih totol hitam
Tidak ada,
ada jambul - - - Oval
Genotip 13 Hitam Krim Krim tua, ujung hitam Krim Kuning tua, tengahhitam Ada Coklat Kehitaman Melengkung Mengarah keatas Oval Genotip 14 Hitam Kuning keemasan Kuning muda, ujung hitam Kuning muda Hitam Ada Coklat Kehitaman Melengkung Mengarah depan Oval Genotip 15 Hitam Krim tua Krim tua, ujung hitam Krim Hitam Ada Coklat Kehitaman Melengkung Mengarah depan Oval Genotip 16 Hitam Putih-krim Putih, ujung krim Putih Coklat Ada Coklat Kehitaman Melengkung Mengarah keatas Oval Genotip 17 Hitam Krim Krim, ujung hitam Krim Coklat Ada Coklat Kehitaman Lurus mengarah keatas Oval Genotip 18 Hitam Krim Krim tua, ujung hitam Krim - ada, barutumbuh Coklat Kehitaman Lurus Mengarah keatas Oval
Tabel 2. Lanjutan
Gelambir Profil punggung Warna punggung Profil pantat (bokong) Penutup pusar
Selubung preputial
Panjang ekor
1 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Genotip 1 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Putih Lurus Abu-abu muda Datar tidak ada - Sedang Genotip 2 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Coklat muda Miring kedepan Ada garis putih Datar Tidak ada - Sedang Genotip 3 Kesamping
Tidak ada - Lurus Sedang Kuning muda miring kedapan Kuning keemasan
Datar, ada warna
putih Tidak ada - Sedang
Genotip 4 Kesamping Tida ada - Lurus Sedang Putih krim Miring kedepan Ada garis hitam tipis Datar Tidak ada - Sedang Genotip 5 Kesamping Besar Dada Lurus Sedang Putih abu-abu Lurus Putih Datar Tidak ada Sedang Sedang Genotip 6 Kesamping Tidak ada - Lurus Kecil Putih Miring kedepan Putih Datar Tidak ada - Sedang Genotip 7 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Krim Miring kedepan Kuning Datar Tidak ada - Sedang Genotip 8 Kesamping Tidak ada - Lurus Kecil Krim Lurus Kuning ada garis hitam Datar Tidak ada - Sedang Genotip 9 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Kuning Lurus Kuning keemasan Datar Tidak ada - Sedang Genotip 10 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Merah muda Miring Kedepan Merah tua Datar Tidak ada - Sedang Genotip 11 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Kuning muda Miring Kedepan Kuning muda Datar Tidak ada - Sedang Genotip 12 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Putih Miring kedepan Putih Datar Tidak ada - Sedang Genotip 13 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Krim Miring Kedepan Krim Datar Tidak ada - Sedang Genotip 14 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Kuning muda Miring Kedepan Kuning keemasan Datar Tidak ada - Sedang Genotip 15 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Krim Miring Kedepan Krim tua Datar Tidak ada - Sedang Genotip 16 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Krim Miring Kedepan Kuning tua-krim Datar Tidak ada - Sedang Genotip 17 Kesamping Tidak ada - Lurus Kecil krim Miring Kedepan Krim Datar Tidak ada - Sedang Genotip 18 Kesamping Kecil dada Lurus Kecil Krim Miring Kedepan Krim tua, ada garis hitam Datar Tidak ada Kecil Sedang Genotip 19 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Krim Miring Kedepan Krim Datar Tidak ada - Sedang
Genotip 20 Kesamping Kecil dada Lurus Sedang Krim Lurus Krim Datar Tidak ada Kecil Sedang
Tabel 3. Karakteristik Kualitatif Sapi Kaur Kecamatan Kaur Selatan, Kabupaten Kaur
Rambut Kilapan Keriting Panjang rambut
Warna
kulit Warna moncong
Warna kelopak
mata Warna kepala Warna leher Warna dahi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Genotip 23 Jantan Polos Hitam Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Genotip 24 Betina Polos Abu-abu Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Abu-abu Abu-abu Abu-abu Merah Tua Coklat kehitaman Genotip 25 Jantan Polos Putih Krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim Hitam Krim-kuning Putih -krim Kuning Genotip 26 Betina Polos Krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim Hitam Putih krim Krim Putih krim Genotip 27 Betina Polos Putih Krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Hitam Hitam Putih krim Krim Putih, tengah krim Genotip 28 Betina Polos Putih abu-abu Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen abu-abu Hitam Putih abu-abu Putih abu-abu Putih abu-abu
Genotip 29 Betina Polos
Coklat
kehitaman Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Hitam Hitam Coklat kehitaman Coklat Coklat, ada totol putih
Genotip 30 Jantan Polos
Coklat
kehitaman Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim Hitam Putih-krim Putih-krim Putih-krim Genotip 31 Betina Belang Putih-kuning Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim Hitam Kuning muda Kuning muda, totol putih Putih Genotip 32 Betina Polos Putih krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim Hitam Putih krim Putih krim Kuning emas
Genotip 33 Betina Polos
Coklat
kehitaman Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Hitam Hitam Coklat kehitaman Coklat Coklat, ada totol putih Genotip 34 Betina Polos Putih Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Putih Hitam Putih Putih Putih
Genotip 35 Betina Polos Putih, krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Putih Hitam Kuning muda Kuning muda Kuning muda Genotip 36 Jantan Polos Kuning mas Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim Hitam Kuning mas Kuning mas Kuning mas Genotip 37 Betina Polos Putih krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Putih Hitam Krim-kuning Putih-krim Kuning Genotip 38 Betina Polos Putih Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Putih Hitam Putih Putih Putih Genotip 39 Betina Polos Putih abu-abu Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Putih Hitam Putih abu-abu Putih abu-abu Kuning muda Genotip 40 Betina Polos Putih Krim Halus Mengkilap Lurus Pigmen Krim Hitam Krim Krim Kuning krim Genotip 41 Betina Polos Krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1-2 mm) Pigmen Krim Hitam Krim kuning Krim kuning Merah muda Genotip 42 Jantan Polos Putih Halus Mengkilap Lurus Sedang (1 -2 mm) Pigmen Krim Hitam Puith Puith Putih Genotip 43 Betina Belang Hitam- putih Halus Mengkilap Lurus Sedang (1 -2 mm) Pigmen Hitam Hitam Hitam Hitam Putih Genotip 44 Betina Polos Hitam Halus Mengkilap Lurus Sedang (1 -2 mm) Pigmen Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Genotip 45 Betina Polos Putih krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1 -2 mm) Pigmen Krim Hitam Krim Krim Krim Genotip 46 Betina Polos Putih Halus Mengkilap Lurus Sedang (1 -2 mm) Pigmen Putih Hitam Putih Putih Putih Genotip 47 Jantan Polos putih-krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1 -2 mm) Pigmen Krim Hitam krim krim kuning emas
Genotip 48 Betina Polos
Putih, kuning
emas Halus Mengkilap Lurus Sedang (1 -2 mm) Pigmen Krim Hitam Kuning emas kuning emas kuning emas Genotip 49 Betina Polos Putih, krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1 -2 mm) Pigmen Hitam Hitam Kuing krim Krim Kuning tua
Genotip 50 Betina belang
Putih, kuning,
krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1 -2 mm) Pigmen Krim Hitam Krim,kuning Hitam Krim, kuning
Genotip 51 Jantan Bertotol
Abu-abu totol
putih Halus Mengkilap Lurus Sedang (1 -2 mm) Pigmen Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Genotip 52 Betina Polos Putih Halus Mengkilap Lurus Sedang (1 -2 mm) Pigmen Putih Hitam Putih Putih Putih Genotip 53 Betina Polos putih krim Halus Mengkilap Lurus Sedang (1 -2 mm) Pigmen Krim Hitam krim krim krim
Genotip 54 Jantan Polos
merah
Tabel 3. Lanjutan
Genotip hidungWarna Warna Badan Warna ekor Warna Kaki Warna Vulva Keberadaantanduk Warna tanduk Bentuk tanduk Arah tanduk Bentuktelinga
1 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Genotip 23 Hitam Hitam Hitam, ujung Hitam Hitam - Ada Coklat Kehitaman Tunggul, baru tumbuh Mengarah keatas Oval Genotip 24 Abu-abu Abu-abu Abu-abu, ujung hitam Abu-abu, coklat Tengah hitam, pinggircoklat Ada Coklat Kehitaman Lurus Mengarah keatas Oval Genotip 25 Hitam Putih krim Putih krim, ujung hitam Putih krim - Ada Coklat Kehitaman Lurus Mengarah keatas Oval Genotip 26 Hitam Krim Krim, ujung hitam Krim Coklat, tengah hitam Ada Coklat Kehitaman Melengkung Mengarah kesamping Oval Genotip 27 Hitam Putih krim Putih krim, ujung hitam Putih krim Coklat Ada Coklat Kehitaman Lurus Mengarah keatas Oval Genotip 28 Hitam Putih abu-abu Putih abu-abu, ujung hitam Putih abu-abu HI tam Ada Coklat Kehitaman Mengkung Mengarah kedepan Oval Genotip 29 Coklat Coklat Coklat, ujung hitam Coklat Hitam Ada Coklat Kehitaman melengkung Mengarah ketas Oval Genotip 30 Hitam Putih Putih, ujung hitam Putih Hitam Ada, barutumbuh Coklat Kehitaman Lurus mengarah keatas Oval
Genotip 31 Coklatmuda kuning emas, putih Kuning emas, ujung coklat Kuning muda Coklat muda Ada Coklat Kehitaman melengkung Mengarah ketas Oval Genotip 32 Hitam Putih krim Putih krim, ujung hitam Putih krim Coklat, tengah hitam Ada Coklat Kehitaman melengkung Mengarah ketas Oval Genotip 33 Coklat Coklat Coklat, ujung hitam Coklat Hitam Ada Coklat Kehitaman melengkung Mengarah ketas Oval Genotip 34 Hitam Putih Putih, ujung hitam Putih Coklat-hitam Ada Coklat Kehitaman melengkung Mengarah ketas Oval Genotip 35 Hitam Kuning krim Kuning krim, ujung hitam Kuning krim Hitam Ada Coklat Kehitaman Melengkung Mengarah ketas Oval
Genotip 36 Hitam Kuning mas Kuning mas, ujung hitam Kuning muda - Ada, barutumbuh Coklat Kehitaman Lurus Mengarah kebelakang Oval Genotip 37 Hitam Putih-krim Putih krim, ujung hitam Putih-krim Coklat, tengah hitam Ada Coklat Kehitaman melengkung Mengarah ketas Oval Genotip 38 Hitam Putih Putih, ujung hitam Putih Coklat-hitam Ada Coklat Kehitaman Lurus Mengarah ketas Oval Genotip 39 Hitam Putih abu-abu Putih abu-abu, ujung hitam Putih Coklat-hitam Ada Coklat Kehitaman melengkung Mengarah keatas, depan Oval
Genotip 40 Hitam Krim Krim, ujung krim Krim Orange Ada Coklat kehitaman Melengkung Oval
Genotip 41 Hitam Putih krim Putih, ujung hitam Kaki Hitam orange Ada Coklat kehitaman Melengkung Mengarah keatas Oval Genotip 42 Hitam Putih Putih, ujung hitam Putih - Ada Coklat kehitaman Lurus Kebelakang Oval Genotip 43 Hitam Hitam belang putih Hitam, ujung hitam Hitam Hitam Ada Coklat kehitaman melengkung Kesamping Oval Genotip 44 Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Ada Coklat kehitaman Melengkulu Mengarah keatas Oval Genotip 45 Hitam Krim Krim, ujung hitam Krim Hitam, orange Ada Coklat kehitaman Lurus Mengarah keatas Oval
Genotip 46 Hitam Putih Putih, ujung hitam Putih Hitam Tidak ada - - - Oval
Genotip 47 Hitam krim krim, ujung hitam Krim - tidak ada - - - Oval
Genotip 48 Hitam Kuning emas Kuning emas, ujung hitam Krim kekuningan Orange,hitam Ada Coklat kehitaman melengkung mengarah keatas Oval
Genotip 49 Hitam Kuing krim Krim, ujung hitam Krim Hitam Tidak ada - - - Oval
Genotip 50 Hitam krim kuning Krim, ujung hitam Krim Hitam Ada Coklat kehitaman Melengkung kedepan Oval Genotip 51 Hitam Abu-abu Abu-abu ujung hitam Abu-abu - Ada Coklat kehitaman Lurus Kebelakang Oval Genotip 52 Hitam Putih Putih, ujung hitam Putih Orange, hitam Ada Coklat kehitaman Lurus Mengarah keatas Oval Genotip 53 Hitam krim Krim krim keputihan orange hitam Ada Coklat kehitaman Melengkung Kedepan Oval Genotip 54 Hitam Merah tua merah muda, ujung hitam merah, belang
putih dan hitam - Ada Coklat kehitaman Lurus Kebelakang Oval Genotip 55 Hitam Putih Putih, ujung hitam Putih - Ada Coklat kehitaman Lurus Kebelakang Oval
Genotip 56 Hitam krim Krim , ujung hitam Krim - Ada Coklat kehitaman Lurus Kebelakang Oval
Tabel 3. lanjutan
Geotip Arah telinga Ukuran punuk (hump)
gelambir Warna Gelambir Profil punggung Warna punggung
Profil pantat
(bokong) Penutup pusar
Selubung
preputial Panjang ekor
1 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Genotip 23 Kesamping Kecil dada Lurus Kecil Hitam Miring kedepan Hitam Datar Tidak ada Kecil Sedang Genotip 24 Kesamping Tidak ada - Lurus Kecil Abu-abu Miring kedepan Abu-abu Datar Tidak ada - Sedang Genotip 25 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Putih krim Miring kedepan Putih krim Datar Tidak ada - Sedang
Genotip 26 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Krim Lurus Krim Datar Tidak ada - Sedang
Genotip 27 Kesamping Tidak ada - Lurus Kecil Putih Krim Mering kedepan Krim, ada garis hitam Datar Tidak ada - Sedang Genotip 28 Kesamping Tidak ada - Lurus Kecil Putih abu-abu Mening kedapan Putih abu-abu Datar Tidak ada - Sedang Genotip 29 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Coklat Lurus Coklat ada garis kuning Datar Tidak ada - Sedang
Genotip 30 Kesamping Kecil dada Lurus Sedang Putih Lurus Putih Datar Tidak ada - Sedang
Genotip 31 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Putih Lurus Kuning putih Datar Tidak ada - Sedang Genotip 32 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Putih krim Lurus Krim, ada garis kuning Datar Tidak ada - Sedang Genotip 33 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Krim coklat Lurus Krim Datar Tidak ada - Sedang
Genotip 34 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Putih Lurus Putih Datar Tidak ada - Sedang
Genotip 35 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Krim Lurus Kuning muda Datar Tidak ada - Sedang Genotip 36 Kesamping Sedang dada Lurus Sedang Kuning muda Lurus Kuning mas Datar Tidak ada Kecil Sedang
Genotip 37 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Putih krim Lurus Putih-krim, ada gariskuning Datar Tidak ada - Sedang
Genotip 38 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Putih Lurus Putih Datar Tidak ada - Sedang
Genotip 39 Kesamping Tidak ada - Lurus Sedang Putih abu-abu Lurus putih abu-abu Datar Tidak ada - Sedang Genotip 40 Kesamping kecil dada Lurus Sedang Krim Lurus Krim Datar Tidak ada Tidak ada Sedang Genotip 41 Kesamping tidak ada - Lurus Kecil Krim melengkung Krim, ada garis merah Datar Tidak ada - Sedang Genotip 42 Kesamping Sedang dada lurus Sedang putih melengkung putih datar tidak ada kecil Sedang
Genotip 43 Kesamping kecil dada lurus Kecil Hitam Lurus Hitam datar tidak ada - Sedang
Genotip 44 Kesamping tidak ada - lurus Sedang Hitam keutihan lurus Krim datar tidak ada - Sedang
Genotip 45 Kesamping tidak ada - lurus Sedang krim lurus krim datar tidak ada - Sedang
Genotip 46 Kesamping tidak ada - lurus Sedang putih melengkung putih datar tidak ada - Sedang Genotip 47 Kesamping kecil dada lurus Kecil krim melengkung krim kuning datar tidak ada kecil Sedang Genotip 48 Kesamping tidak ada - lurus Kecil kuning emas lurus kening emas datar tidak ada - Sedang
Genotip 49 Kesamping Sedang dada lurus Kecil krim Lurus Kuning datar tidak ada - Sedang
Genotip 50 Kesamping tidak ada - lurus Sedang putih,krim lurus kuning datar tidak ada - Sedang Genotip 51 Kesamping kecil dada lurus Kecil abu-abu melengkung abu-abu datar tidak ada kecil Sedang
Genotip 52 Kesamping Tidak ada - lurus Sedang putih Lurus putih datar tidak ada - Sedang
Genotip 53 Kesamping Tidak ada - lurus Sedang krim lurus krim datar tidak ada - Sedang
Genotip 54 Kesamping kecil dada lurus Sedang Merah hitam lurus merah, ada garis kuning datar tidak ada kecil Sedang Genotip 55 Kesamping Sedang dada lurus Besar Abu-abu lurus Putih datar tidak ada kecil Sedang Genotip 56 Kesamping Sedang Dada lurus Sedang krim lurus Krim, ada garis kuning datar tidak ada kecil Sedang Genotip 57 Kesamping Tidak ada - lurus Kecil Hitam keputihan lurus Hitam datar tidak ada - Sedang
Genotip 58 Kesamping Tidak ada - lurus Sedang krim lurus krim datar tidak ada - Sedang
Genotip 59 Kesamping Tidak ada - lurus Sedang krim lurus krim datar tidak ada - Sedang
Tabel 4. Lanjutan
punuk Temperamen Sifat adaptasi Perkawinan
1 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Genotip 1 99 33 103 28 68 17 6.5 - - - - Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas Tidak terkontrol, tidak musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 2 98 44 98 27 68 16 6 - - - - Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas Tidak terkontrol, tidak musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 3 107 34 101 34 75 19 5,7 - - - - Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas Tidak terkontrol, tidak musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 4 106 36 103 32 69 19 7 - - - - Jinak Toleran thd penyakit, kekeringan
dan panas
Tidak terkontrol, tidak musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 5 110 37 113 32,5 70 18.5 8 9.7 13 67 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas
-Genotip 6 109 29 112 26,5 75 17 5.1 - - - - Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas Tidak terkontrol, tidak musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 7 106 30 98 23 70 15 7 - - - - Jinak Toleran thd penyakit, kekeringan
dan panas
Tidak terkontrol, tidak musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 8 96 29 95 23 63 15 5 - - - - Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas Tidak terkontrol, tidak musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 9 107.5 33 106 21 78 17 8 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas Tidak terkontrol, tidak musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 10 105 34 100 30 79 18.5 75 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringan
dan panas
Tidak terkontrol, tidak musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 11 106 34 103 124 78 16 6 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringan
dan panas
Tidak terkontrol, tidak musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 12 103 33 98 23 63 16 6.5 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas Tidak terkontrol, tidak musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 13 108 36 103 29 82 17 6 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas Tidak terkontrol, tidak musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 14 112 36 108 24 84 17 6 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringan
dan panas
Tidak terkontrol, tidak musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 15 111 36 105 24 76 16 6 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringan
dan panas
Tidak terkontrol, tidak musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 16 106 36 99 28 71 18 7 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas Tidak terkontrol, tidak musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 17 99 22 100 19 68 15 5.5 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas Tidak terkontrol, tidak musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 18 105 26 88 26 69 19 7 103 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringan
dan panas
Genotip 19 113 34 105 27 78 16 6 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringan
dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 20 106 29 101 25,5 69 17 6 5.5 8 48 109 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam,pejantan terbatas.
Genotip 21 90 22 83 17 48 14 5 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringan
Genotip 22 110 31 108 28 87 21 7 15 13 54 118 Jinak Toleran thd penyakit, kekeringandan panas
Tabel 5. Karakteristik Kuantitatif Sapi Kaur Kecamatan Kaur Selatan, Kabupaten Kaur
Tabel 5. Lanjutan
Genotip Tinggipinggul Lebarpinggul Tinggidada/ pundak Lebardada Panjangekor
Lingkar
punuk Temperamen Sifat adaptasi Perkawinan
1 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 27 97 29 94 21 62 16 6 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 28 105 35 104 24 76 16 7 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 29 105 38 103 30 69 18 7 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 32 108 31 109 27 75 16 6 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit,
kekeringan dan panas Tidak terkontrol, tdk musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 33 104 32 102 22 66 14.5 5.5 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 34 103 36 98 27 75 17 6 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 35 108 36 109 34 79 19 7 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 38 107 33 100 28 68 17 7 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 39 102 37 102 30 72 18 7 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 40 128 34 126 27 73 19 7 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 41 100 32 98 16 77 17 6 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 42 102 28 97 24 72 18 6,5 8 9 45 110 Jinak
Tabel 5. Lanjutan
Genotip pinggulTinggi pinggulLebar
Tinggi
punuk Temperamen Sifat adaptasi Perkawinan
1 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Genotip 43 102 34 97 30 70 18 7 - - 41 105 Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Genotip 44 100 34 93 26 70 16 7 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 45 99 30 96 24 71 15 5,5 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan
dan panas Tidak terkontrol, tdk musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 46 96 32 94 24 70,5 16 6,5 - - 42 103 Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Genotip 47 91 21 90 19 58 13,5 5 3 4,5 29 93 Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Genotip 48 105 35 105 26 85 19 7 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 49 94 26 87 20 57.5 15 5 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 50 110 32 102 24 73 17 6 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 51 101 26 97 21 70 15,5 6 8 8 39 102 Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Genotip 52 105 36 98 27 71 17,5 6 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan
dan panas Tidak terkontrol, tdk musiman, kawinalam, pejantan terbatas.
Genotip 53 105 35 102 27 77 16 6 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 54 98 30 98 24 73 17.5 6.5 7.5 10 43 102 Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Genotip 55 119 36 107 36 78 19 7 8.5 12 50 112 Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Genotip 56 105 28 104 23 71.5 18 6.5 7.5 8 45 108 Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Genotip 57 96 31 91 24 72 15 6 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 58 99 36 94 28 73.5 7.5 5.5 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 59 103 31 98 24 68 19 6 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
Tidak terkontrol, tdk musiman, kawin alam, pejantan terbatas.
Genotip 60 103 29 97 27 65 16 5.5 - - - - Jinak
Toleran thd penyakit, kekeringan dan panas
4.3. Penguatan Lembaga Komda di Provinsi Bengkulu
Dalam rangka pengelolaaan, pemanfaatan dan Pelestarian sumberdaya
genetik lokal di Provinsi Bengkulu telah terbentuk Komda SDG dengan surat Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor : W.2.1.XXVI I tahun 2011 tanggal 19
Januari 2011. Komda SDG Provinsi kegiatannya mulai direalisasikan pada tahun
2014 meliputi inventarisasi, identifikasi kekayaan dan serta kekhasan
sumberdaya genetik bidang kehutanan perkebunan, perikanan dan peternakan
serta bidang tanaman pangan dan hortikultura. Selain Komda SDG Provinsi juga
telah terbentuk Komda SDG kabupaten yaitu kabupaten Kepahiang, Kabupaten
Bengkulu Selatan dan Kabupaten Bengkulu Tengah.
Dalam rangka penguatan komda SDG, BPTP Bengkulu melalui kegiatan kegiatan SDG telah melakukan koordinasi dan fasilitasi kegiatan dengan Komda
SDG Provinsi maupun Kabupaten. Kegiatan yang telah difasilitasi yaitu 1)
Sosialisasi Pendaftaran Varietas oleh Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan
Perizinan Pertanian (PPVT-PP) Kementerian Pertanian, 2) koordinasi dengan
komda SDG Provinsi dan Komda SDG Kabupaten Kepahiang tentang penetapan
petani pelestari tanaman SDG lokal yang akan dicalonkan sebagai petani
pelestari pada kegiatan Kongres SDG ke VI tahun 2016 di Bogor, 3) Sosialisasi
peta spasial SDG oleh BB Biogen di Bappeda Provinsi/ Komda SDG Provinsi
Bengkulu.
Gambar 4. Fasilitasi Sosialisasi Peta Spasial di
4.4. Konservasi dan Koleksi tanaman Spesifik Lokasi pada Kebun Koleksi SDG
Sumber Daya Genetik atau plasma nutfah merupakan aset yang sangat
berharga sebagai bahan untuk pembentukan varietas unggul dan untuk menghasilkan produk inovasi baru, oleh karena itu keberadaan plasma nutfah
harus terus dijaga agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengguna.
Konservasi sumber daya genetik dilakukan untuk menjaga koleksi dari
kepunahan. Salah satu cara yang dilakukan agar tanaman tidak mengalami
kepunahan dengan melakukan penanaman secara eks-situ dan dipelihara dalam
bentuk tanaman hidup di lapangan. Penanaman dan pemeliharaan tanaman
dilakukan disekitar halaman kantor BPTP Bengkulu.
Gambar 5. Lokasi pelaksanaan konservasi secara eks-itu
Provinsi Bengkulu memiliki plasma nutfah berupa tanaman unggulan
daerah atau tanaman memiliki spesifik lokasi yang tersebar di seluruh
kabupaten/ kota. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu telah
melakukan konservasi secara eks-situ beberapa tanaman spesifik lokasi tersebut
di sekitar halaman kantor BPTP Bengkulu. Plasma nutfah yang telah dikoleksi
ditata dan dikelompokkan menjadi tiga koleksi yaitu 1) koleksi tanaman
buah-buahan, 2) koleksi tanaman bunga, dan 3) koleksi tanaman pangan.
4.4.1. Konservasi dan koleksi tanaman buah
penyiangan, pemupukan, pengendalian hama penyakit. Selain itu juga dilakukan
penambahan koleksi, penataan dan penggantian media pot yang telah rusak
dengan media pot yang lebih besar.
Bila hujan tidak turun maka dilakukan penyiraman pada pagi atau sore hari. Penyiangan gulma dilakukan sebelum pemupukan dengan menggunakan
cangkul atau mencabut gulma dengan tangan. Pemupukan tanaman buah
dilakukan dua kali dalam setahun disesuaikan dengan rekomendasi jenis
tanaman buah. Pupuk yang diberikan terdiri dari pupuk organik dan anorganik.
Pengendalian hama dan penyakit menggunakan pestisida dan disesuaikan
dengan hama dan penyakit yang menyerang.
Gambar 6. Keragaan Jeruk kalamansi Umur 20 bulan setelah tanam
Tabel 6. Tanaman buah yang terdapat di kebun koleksi sekitar halaman kantor BPTP Bengkulu
No Komoditas Nama latin Jenis/ varietas Jumlah
aksesi
Jumlah tanaman (pohon)
1 2 3 4 5 6
1 Alpukat Persea americana Lokal 1 6
2 Belimbing Averrhoa carambola 1 2
3 Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi 2
4 Buah naga Hylocereus undatus 1
5 Durian Durio zibethinus Durian BentaraDurian 11 14
6 Jambu air Syzygium samarangense Lokal 1 1
7 jambu biji Psidium guajava Lokal 3 4
8 Jengkol Archidendron pauciflorum Lokal 1 1
9 Jeruk
Citrofortunella microcarpa Jeruk Kalamansi 1 62
Jeruk Gergah 1 17
Jeruk Sunkist 1 4
10 Kelapa Cocos nucifera Kelapa GadingKelapa Hijau 11 42
11 Lengkeng Dimocarpus longan Lour. 1 2
12 Mangga
Mangifera indica Mangga Bengkulu 1 16
Mangga Gedong 1 1
Bembam 1 4
Manalagi 1 3
PM 2 6
13 Manggis
Garcinia mangostana L Manggis Penum 1 3
Manggis Marel 1 14
Manggis Lebong 1 6
Manggis Kutoharjo 1 5
14 Matoa Pometia pinnata 1 5
15 Nangka Artocarpus heterophyllus PM 2 6
16 Pisang
Musa paradisiaca L. Pisang Curup 1 1
Musa acuminata balbisiana
Colla Pisang Batu/ Kepok 1 18
Pisang Raja Sere 1 2
Pisang Udang 1 1
Pisang Nangka 1 1
Pisang Kapal 1 2
Pisang Serindit 1 1
Pisang Mas 1 1
Pisang Jantan 1 6
17 Rambutan Nephelium lappaceumL Lokal 2 2
18 Sawo Manilkara zapota Biasa 1 13
Pusaka 1 1
19 Sirsak Annona muricata Biasa 1 20
Madu 1 13
20 Srikaya Annona squamosaL - 1 2
21 Pepaya Carica papaya L. Calina 1 20
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Beberapa tanaman merupakan tanaman buah unggulan daerah seperti
durian bentara (asal Kab. Bengkulu Utara), jeruk kalamansi (Kota Bengkulu),
jeruk gerga (asal Kab. Lebong), mangga Bengkulu (asal Kota Bengkulu),